1. Pengertian
Gagal jantung (heart failure) adalah keadaan kegagalan jantung dalam memompakan
darah untuk memenuhi keperluan metabolisme jaringan badan, dimana kompensasi
mekanisme jantung telah dipergunakan atau daya cadangan kerja jantung (cardiak reserve)
telah terpakai. ( Soeparman, 1994 : 197)
Gagal jantung, sering di sebut gagal jantung kongestif adalah ketidakmamuan jantung
untuk memompa darah yang adequat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
Dari ketiga pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa gagal jantung
adalah kegagalan jantung kanan atau jantung kiri menggambarkan respon sistemik terhadap
fungsi pompa jantung yang tidak mampu memompa suplay darah atau cardiac output untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh akan oksigen dan jaringan yang
menyebabkan tidak adequatnya perfusi jaringan dan kongesti paru dan sistemik. Sering
a. Anatomi Jantung
Jantung terletak dalam mediastinum dalam rongga dada, yaitu diantara kedua paru-paru.
Perikardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan : Lapisan dalam disebut
mengurangi gesekan pada pergerakan memompa dari jantung itu sendiri. Perikardium
parietalis melekat pada tulang dan di sebelah depan dan pada colimna vertebralis di
Jantung terdiri dari tiga lapisan : Lapisan terluar di sebut epikardium, lapisan tengak
merupakan lapisan otot yang di sebut miocardium, lapisan terdalam di sebut lapisan endotel
di sebut endocardium.
Atrium kanan yang tipis dindingnya ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah, dan
sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik kedalam ventrikel kanan dan
kemudian ke paru-paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium
kanan melalui vena kapa suferior, inferior dan sinus koronarius. Sekitar 80% alir balik vena
kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif ke dalam ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis, 20% sisanya akan mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian
ventrikel secara aktif dinamakan atrial klick, hilangnya atrial klick pada disritmia jantung
Pada kontraksi ventrikel, tiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar untuk
memompakan darah yang diterima dari atrium ke sirkulasi pulmonal ataupun sirkulasi
sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi
bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah ke dalam arteria pilmonalis.
Sirkulasi pulmonal merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah dengan resistensi yang
jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel kanan, karena itu beban kerja ventrikel
Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenasi dari paru-paru ke empat vena
pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tidak ada katup sejati, karena itu
perubahan tekanan dalam atrium kiri mudah sekali membalik retograd ke dalam pembuluh
paru-paru, peningkatan tekanan atrium kiri yang akut akan menyebabkan bendungan paru-
paru.
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tekanan
sirkulasi sitemik dan mempertahankan aliran darah kejaringan-jaringan kapiler, ventrikel kiri
mempunyai otot-otot yang tebal dan bentuknya menyerupai lingkaran yang mempermudah
tekanan yang tinggi selama ventrikel berkontraksi. Pada kontraksi tekanan ventrikel kiri
meningkat sekitar lima kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan, bila ada hubungan
abnormal antara kedua ventrikel maka darah akan mengalir dari kiri kekanan melalui robekan
tersebut akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta
akan berkurang.
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah mengalir hanya ke satu arah melalui
bilik-bilik jantung.
a). Katup antrioventrikularis merupakan daun-daun katup yang halus tetapi tahan lama, katup
trikuspialis terletak antara atrium dan ventrikel kanan yang mempunyai tiga buah daun katup.
Katup mitralis memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan
dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup itu tertambat melalui berkas-berkas tipis
jaringan fibrosa yang disebut korda tendinae, konda tendinae akan meluas menjadi otot
papilaris yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Kalau torda tendinae atau papilaris
mengalami kerusakan maka darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu
ventrikel berkontraksi.
b). Katup semilunaris terdiri dari tiga daun katup simetris menyerupai corong, yang terletak
diantara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan
dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau
Untuk menjamin rangsangan ritmik dan sinkron, serta kontraksi otot jantung terdapat jalur
konduksi khusus dalam miokardium. Jaringan konduksi ini mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
Karena memiliki sifat-sifat ini maka jantung mampu menghasilkan secara spontan dan ritmis
impuls-impuls yang disalurkan melalui sistem penghantar untuk merangsang miokardium dan
menstimulasi kontraksi otot. Nodus SA di sebut sebagai pemacu alami jantung yang tertelak
di dinding posterios atrium kanan dekat muara vena kava superior, Impuls dari jantung
kemudian menyabar dari nodua SA menuju sistem penghantar khusus atrium dan ke otot
atrium, impuls listrik kemudian mencapai nodus atrioventrikularis (AV), yang terletak diatas
septum interventrikuralis dalam atrium kanan dekat muara sinus koronaria, gelombang
rangsang menyebar dari nodus AV menuju berkas his, suatu berkas serabut yang tebal yang
menjulur ke bawah di sebelah kanan septum interventrikuralis, berkas ini membelah menjadi
cabang kiri dan cabang kanan, cabang – cabang ini berakhir sebagai jalinan serabut yang
kompleks dikenal dengan sebutan sistem purkinje. Dengan demikian urutan normal
rangsangan melalui sistem konduksi adalah nodus SA, jalur-jalur atrium, nodus AV, berkas
Dinding pembuluh darah terdiri dari tiga bagian: lapisan terluar disebut tunika adventisias,
bagian tengah yang berotot disebut tunika media, sedangkan bagian terdalam yaitu lapisan
endotelnya disebut lapisan intima. Sirkulasi sitemik dapat di bagi menjadi lima, dipandang
dari sudut anatomi dan fungsi: arteria, arteriola, kapiler, venula, dan vena. Arteria merupakan
didning aorta dan arteria besar mengandung banyak jaringan elestis dan sebagian otot polos,
ventrikel kiri memompa darah masuk dalam aorta dengan tekana tinggi. Arteriola adalah
dinding arteriola terutama terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis. Dinding
berotot ini sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi untuk mengatur aliran darah ke
jaringan kapiler. Kapiler merupakan dinding kapiler yang sangat tipis terdiri dari satu lapis
sel endotel. Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding otot yang relatif
lemah namun peka. Vena adalah saluran yang berdinding relatif tipis dan berfungsi
menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui sistem vena , masuk ke atrium kanan.
Episiensi jantung sebagai pomapa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi otot jantung,
sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung memnawa oksigen dan nutrisi ke
Arteria koronaria
Arteria koronaria adalah cabang utama dari sirkulasi sistemik. Muara arteria koronaria ini
terdapat di dalam sinus valsalva dalam aorta. Sikulasi korones terdiri dari: aretria koronaria
kanan dan kiri. Arteria koronaria kiri mempunyai dua cabang besar, aretria desenden arterior
Distribusi vena koronaria sesungguhnya pararel dengn diatribusi arterianya. Sistem vena
jantung mempunyai tiga bagian: (1) vena thebesia yang merupakan sistem yang terkecil, yang
menyalurkan sebagian darah dari miocardium atrium kanan dan ventrikel kanan. (2) vena
kardiaka anterior yang mempunyai fungsi yang cukup berarti, mengosongkan sebagian besar
isi jaringan ventrikel kanan langsung ke atrium kanan. (3) sinus koronarius dan cabang-
cabangnya merupakan sistem vena yang paling besar dan paling penting, berfungsi
menyalurkan pengembalian darah jaringan vena miocardial ke dalam atrium kanan melalui
Pembuluh pulmonal mempunyai dinding-dinding yang lebih tipis yang sedikit otot polos.
Karena itu sirkulasi pulmonal lebih mudah teegang dan resistensinya terhadap aliran darah
lebih kecil,besarnya tekanan dalam sirkulasi pulmonal kira-kira seperlima tekanan dalam
sirkulasi sistemik. Dinding-dinding pembuluh darah pulmonal jauh lebih kecil reaksinya
terhadap pengaruh otonom dan humoral, namun perubahan kadar oksigen dan karbodioksida
dalam darah dan alveoli mampu mengubah aliran darah yang melalui pembuluh pulmonal.
Sistem syaraf otonom dapat di bagi dalam dua bagian, sistem parasimpatis dan sistem sipatis
dengan efek-efek yang sering berlawanan dan bekerja bertolak belakang. Pengaturan sistem
berikut: (1) sensor, (2) lintasan aferen, (3) pusat integrasi, (4) lintasan eferen, (5) reseptor.
b. Fisiolagi Jantung
1) Siklus Jantung
Setiap siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa listrik dan mekanik yang saling terkait.
Gelombang rangsang listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem penghantar menuju
miokardium untuk merangsang kontraksi otot. Rangsangan listrik ini kenal dengan sebutan
depolarisasi, yang diikuti pemulihan listrik kembali yang di sebut repolarisasi. Aktifitas
listrik jantung terjadi akibat ion ( patikel bermuatan seperti kalium, natrium dan kalsium ),
bergerak menembus membran sel. Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam
keadaan terpolarisasi, artinya adanya perbedaan antara muatan listrik antara bagian membran
yang bermuatan negatif dan bagian luar bermuatan positif. Sel otot jantung normalnya akan
Prinsif penting yang menentukan aliran darah adalah aliran cairan dari daerah
bertekanan tinggi ke daerah tekanan rendah, tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran
darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot
berkontraksi, darah terdorong dari ventrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel
kiri melebihi tekanan aorta, akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang mendorong darah
Peristiwa-pwristiwa mekanik dari siklus jantung, sistol atau kontraksi ventrikel dan diastol
atau relaksasi ventrikel terdiri dari lima fase. Konsepsualis dari fase-fase siklus jantung ini
b). Diastole lanjut. Gelombang depolarisasi menyebar melalui atrium dan berhenti sementara
pada nodus AV. Otot atrium berkontraksi memberikan tambahan 20% - 30% pada isi
ventrikel.
c). Sistole awal. Depolarisasi menyebar dari nodus AV melalui cabang berkas menuju
meningkat melebihi tekanan atrium, akibatnya katup AV menutup dan penutupan inilah yang
d). Sistole lanjut. Segera setelah tekanan ventrikel melebihi tekanan di dalam pembuluh darah,
maka katup semilinalisakan membuka dan terjadilah ejeksi ventrikular ke dalam sirkulasi
e). Dioastole awal. Gelombang repolarisasi menyebar melalui miocardium ventrikel, dan
ventrikel dalam keadaan istirahat. Ketika otot-ototnya relaksasi maka tekanan ventrikel turun
sampai lebih rendah dari tekanan atrium akibatnya katup semilunaris tertutup dan
Curah jantung adalah jumlah darah yang di pompa oleh ventrikel selama satu satuan
waktu.Curah jantung pada orang dewasa normal sekitar 5 L/menit namun sangat bervariasi,
Curah jantung ( CO ) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali prekwensi jantung
(HR) CO = SV x HR.
Curah sekuncup adalah volume darah yang dikeluarkan oleh ventrikel perdetik. Sekitar dua
pertiga dari volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolik (volume akhir diastolik)
dikeluarka selam sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut di kenal dengan sebutan
fraksi ejeksi, sedangkan volume darah yang tersisa dalam ventrikel pada akhir sistolik di
Faktor-faktor penentu curah jantung: Curah jantung tergantung dari hubungan yang
terdapat antara dua buah variabel: frekwensi jantung dan curah sekuncup.
Frekwensi jantung sebagian besar berada di bawah pengaturan ektrinsik sistem syaraf
otonom: serabut para simpatis dan simpatis mempertasyarafi nodus SA dan AV,
mempengaruhi kecepatan frekwensi dan konduksi impuls. Stimula serabut parasimpatis akan
denyut jantung.
Curah sekuncup tergantng daru tiga variabel: (1) beban awak (preload) seperti di jelaskan
hukum starling untuk jantung, (2) kontraktilitas, dan (3) beban akhir (operload).
Aliran darah ke perifer mungkin merupakan unsur fisiologi sirkulasi yang paling kritis
karena dua alasan. Pertama distribusi dari curah jantung di perifer tergantung dari sifat
jaringan vaskuler, kedua curah jantung tergantung dari jumlah darah yang kembali menuju
jantung.
Prinsif-prinsif aliran darah tergantung dari dua variabel yang saling berlawanan: (1) tekanan
pendorong darah, (2) resistensi terhadap aliran. Aliran darah akan terdorong bila besar
tekanan pendorong darah juga meningkat, sebaliknya tekanan akan berkurang jika resistensi
meningkat.
daya pompa dalam kaeadaan istirahat. Cadangn jantung ini memungkinkan jantungnormal
meningkatkan curahnya hingga lima kali lebih banyak. Peningkatan curah jantung dapat
terjadi dengan peningkatan curah sekuncup (curah jantung = frekwensi x curah sekuncup).
Frekwensi biasanya dapat di tingkatkan dari 60 hingga 100 denyut permenit (dpm) pada
keadaan istirahat hingga mencapai 180 (dpm), terutama melalui perangsangan simpatis.
3. Etiologi
2) Sekunder: seringkali terjadi bersamaan atau sebagai akibat kenaikan beban tekanan, beban
overload )
- Tamponade Jantung
- Perikarditis restriktif
2. Faktor Pencetus: hypertensi, infark, emboli paru, infeksi, aritmia, anemia, febris, status
sbb:
Kelas I : timbul gejala sesak atau lelah pada kegiatan fisik berat
Kelas IV : timbul gejala pada kegiatan fisik yang sangat ringan atau pada saat istirahat
Gagal jantung kronik dapat muncul dalam bentuk ringan atau asimtomatik (NYHA Class I),
Gagal jantung akut biasanya di kelompokan atas klasifikasi killip, sebagai berikut:
Kelas II : gallop S3 atau kongesti pulmoner ringan sampai moderat ( kematian di RS 30% ).
5. Patofisiologi
Pada awal gagal jantung, akibat CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan
aktifitas syaraf simpatis dan sistem renin angiotensin aldosteron, serta penglepasan arginin
Respon neurohumoral ini akan membawa keuntungan untuk sementara waktu. Namun setelah
beberapa saat kelainan neurohumoral akan memacu perburukan gagal jantung, tidak hanya
pasokontriksi atau retensi air dan garam yang terjadi, akan tetapi juga karena adanya efek
selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah, dan penurunan darah arteri yang efektif, hal ini
Vasokontriksi dan retensio air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah,
starling.
Apabila keadaan ini tidak segera di atasi, peninggian after load, peningggian preload
dan hypertropi dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri, karena ventrikel kiri tidak mampu
memompa darah yang datang dari paru. Peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru
menyebabkan cairan terdorong ke jaringan paru. Manifestasi klinis yang terjadi meliputi:
dispneu, batuk, mudah lelah, denyut jantung cepat (tachicardi) dengan bunyi jantung S3,
Dispnu terjadi akibat penimbunan cairan yang terdapat di laveoli yang mengganggu
pertukaran gas. Dispnu bahkan dapat terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang
Ortopnu, kesulitan bernafas saat berbaring. Pasien yang ortopnu tidak akan mau
berbaring tetapi akan menggunakan bantal agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk di
kursi.
Batuk yang berhubungan dengan gagal ventrikel kiri bisa kering atau tidak produktif,
tetapi yang tersering adalah batuk basah, batuk yng menghasilkan sputum berbusa dalam
Mudah lelah terjadi akibat curah jantung yang kurang dan menghambat jaringan dari
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga
terjadi akibat meningkatnya energi yang di gunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi
kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik, kecemasan
Bila vebtrikel kanan gagal, yang menonjol adalah kongesti viseral dan jaringan perifer. Hal
ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan
adequat sehingga tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali ke
sirkulasi vena. Manifestasi klinis yang tampak meliputi: Edema ektremitas bawah (edema
dependen), yang biasanya merupakan pitting edema, pertambahan berat badan, hepatomegali
(pembesaran hepar), distensi vena leher, ascites (penimbnunan cairan di dalam rongga
Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen), dan secara bertahap bertambah
keatas tungkai dan paha dan akhirnya ker genetalian ekterna dan tubuh bagian bawah.
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomenterjadi akibat
pembesaran vena di hepar, bila proses ini berkembang, maka tekanan dalam pembuluh portal
meningkat sehingga cairan keluar terdorong rongga abdomen, suatu kondisi yang dinamakan
ascites.
Anoreksia (hilangnya selera makan) dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan statis
Nokturia, atau rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi oleh karena perfusi renal di
dukung oleh penderita pada saat berbaring. Diuresis terjadi paling sering pada malam hari
7. Penatalaksanaan Medik
c. Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terafi diuretik diet dan istirahat.
Terapi Farmakologi
Gliserida jantung, diuretik dan vasodilator merupakan dasar terapi farmakologis gagal
jantung:
jantung. Digitalis dosis lengkap diberikan untuk menginduksi efek terafi penuh obat ini,
biasanya di berikan pada gagal jantung yang berat, bila tidak digitalis sebagian. Dosis
Terapi diuretik. Diuretik diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Obat ini tidak perlu di berikan bila pasien bersedia merespon pembatasan aktifitas, digitalis
- Bila diuretik di resepkan, maka harus diberikan pada pagi hari sehingga diuresis yang terjadi
- Asupan dan haluaran cairan harus di catat, kaena pasien mungkin mengalami kehilangan
- Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektifitas terafi maka pasien yang mendapat diuretik
- Jadwal pemberian obat di tentukan oleh berat badan pasien sehari-hari, temuan fisik dan
gejala. Furosemid sangat penting dalam terapi gagal jantung karena ia dapat mendilatasi
venula, sehingga meningkatkan kapasitas vena, yang pada gilirannya mengurangi (preload)
- Terafi diuretik jangka panjang akan menyababkan hiponatremia (kekurangan natrium dalan
darah) yang mengakibatkan lemah, letih, males, kram otot, dan denyut nadi kecil dan cepat.
- Pemberian diuretik yang besar dan berulang juga dapat menyebabkan hiponatremia
(kahilangan kalium dalam darah) ditandai dengan denyut nadi lemah, suara jantung menjauh,
gagal jantung. Obat-obat ini memeperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas
vena, sehingga tekanan pengisian ventrikel kiridapat diturunkan dan dapat dicapai penurunan
Dukungan diet
Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan ketegangan otot jantung
minimal, dan status nutrisi terpelihara, sesuai dengan selera dan pola makan pasien.
Pembatasan natrium ditujukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema, seperti
pada hipertensi atau gagal jantung. Dalam menentukan aturan, sumber natrium harus spesifik
dan jumlah ya perlu di ukur dalam miligram. Hindari kata-kata makanan “ rendah garam”
atau “bebas garam” . Kesalahan sering terjadi karena diakibatkan penerjemahan yang tidak
Dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari gagal jantung terhadap sistem tubuh antara lain
sebagai berikut :
1. Sistem Pernafasan
Dispnu, terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran gas,
perasaan sulit bernafas merupakan manifestasi yang umum dari gagal jantung yang di
sebabkan oleh peningkatan kerja pernafasan akibat kongesti vaskuler paru yang mengurangi
kelenturan paru, meningkatnya lahan aliran udara juga menimbulkan dispnu, dispnu bahkan
dapat terjadi saat istirahat atau di cetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang.
2. Sistem Cardiovaskuler
Sebagai akibat dari berkurangnya perfusi organ-organ, menyebabkan konjungtiva pucat, akral
dingin, CRT lebih dan 3 detik, sebagai akibat dari bendungan sistemik dapat diamati adanya
suara jantung tambahan S3, S4, irama jantung ireguler dan terdapat keringat dingin di
3. Sistem Pencernaan
Sebagai manifestasi gagal jantung dapat terjadi bendungan di usus, sehingga timbul gejala-
gejala seperti anoreksia, nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat
pembesaran vena di hepar (hepatomegali), bila proses ini berkembang maka tekanan dalam
pembuluh portal meningkat sehingga cairan terdorong ronggo abdomen dan terjadi ascites
4. Sistem Perkemihan
kapiler-kapiler ginjal sehingga penurunan perfusi ginjal timbul oliguri.Selain itu penurunan
cardiak output akan mengakibatkan perangsangan sel juncta glomerulus untukm mengsekresi
renin sehingga akhirnya reabsorpsi natrium distal terjadi retensi natrium dan H2O yang
menyebabkan volume plasma meningkat terjadi trasudasi cairan sehingga timbulah edema.
5. Sistem Persyarafan
Cardiak output menurun, suplay O2 ke otak menurun terjadi hipoksia jaringan otak dan terjadi
infark otak sehingga timbul defisit neurologis dan timbul pusing, gelisah, kebingungna serta
6. Sistem Integumen
Adanya penurunan cardiak output, kedua ektremitas atas dan bawah dingin sebagai akibat
dari penimbunan cairan di ruang interstitial terjadi edema pada kedua tungkai juga dapat di
temukan demam ringan dan keringat yang berlebihan sebagai akibat dari vasokontriksi kulit
7. Sistem Muskuloskeletal
Cardik output menurun, metabolisme tidak adequat, energi yang di hasilkan menurun terjadi
kelemahan dan keletihan pada kedua kaki, kekuatan otot terganggu aktivitas terganggu.
Dalam memberikan suhan keperawatan kepada klien yang mengalami gangguan sistem
masalah (problem solving) melalui proses keperawatan yaitu : serangkaian tindakan untuk
klien untuk mencapai dan memelihara kesehatan secara optimal. Tindakan keperawatan
tersebut dilaksanakan secara komprehensif dan saling berkesinambungan satu sama lain,
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam proses keperawatan dimana pada tahap ini
perawat melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil : observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik, catatan keperawatan atau tim kesehatan lainnya serta analisa data. Adapun
data subyektif dan obyektif dari hasil pengkajian pada klien dengan gagal jantung secara
a. Pengumpulan data
1) Identitas
(a) Identitas klien
Umur : Gagal jantung adalah penyakit sistem kardiovaskuler yang banyak terjadi pada orang dewasa.
Pendidikan : Pendidikan yang rendah dapat mempengaruhi terhadap pengetahuan klien tentang penyakit
gagal jantung.
Pekerjaan : Ekonomi yang rendah akan berpengaruh karena dapat menyebabkan gizi yang kurang sehingga
2) Riwayat Penyakit
Pada umumnya klien dengan penyakit gagal jantung keluhan yang paling utama adalah
penurunan cardiac output, dispnu, edema, mudah lelah, anoreksia dan kegelisahan atau
kecemasan.
Pengkajian meliputi keluhan pada saat datang ke RS dan keluhan pada saat pengkajian yang
P : Provokatif / Paliatif
Apakah yang menyebabkan keluhan dan memperingan keluhan serta memperberat keluhan.
Q : Quantiti / Qualiti
R : Radiasion / Region
S : Scale
Kapan keluhan dirasakan, seberapa sering, apakah berulang-ulang, dimana hal ini
Kaji kebiasaan klien : merokok, jarang berolah raga, kebiasaan minum kopi dan kebiasaan
minum alkohol
Kaji riwayat keluarga apakah ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien,
3) Pemeriksaan Fisik
Gejala yang ditemukan biasanya dispnu terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas, sesak disertai dengan nyeri dada, suara paru ralles, dispnu
bahkan dapat terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang.
Suara jantung S3,S4, adanya penurunan tekanan darah , tachicardi, berkeringat dingin,
cianosys pada kuku dan bibir, CRT lebih dari 3 detik, peningkatan JVP.
Ditemukan perut ascites, anoreksia, mual, hepatomegali, abdomen teraba keras, perkusi
ditemukan dalnes, terjadi peningkatan berat badan karena oedema dan ascites.
cairan, urine warna kuning pekat, penurunan perfusi ke ginjal timbul oliguri dan nokturia.
Penurunan cardiak output, suplay O2 ke otak menurun terjadi hipoksia, menyebabkan pusing,
Akral dingin, kulit bersisik, adanya edema, keringat dingin, suhu 36-37oC.
Edema dimulai pada kaki dan tumit, (edema dependen), dan secara bertahap bertambah keatas
tungkai pada dan akhirnya ke genetalian ekterna dan tubuh bagian bawah, kelemahan pada
(a) Nutrisi
Biasanya klien kehilangan nafsu makan, mual, nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen,
(b) Eliminasi
Klien merasakan ingin kencing pada malam hari (oliguri) terjadi karena perfusi ginjal dan di
dukung oleh posisi penderita pada saat berbaring, terjadi penurunan output urine, warna urine
kuning pekat.
Istirahat klien terganggu akibat sesak nafas, nyeri abdomen. Hal ini merupakan
mecanoreseptor terhadap reticulate aktivity sistem (RAS) sebagai pusat tidur terjaga.
Biasanya mengalami gangguan akibat edema dan kelemahan otot, serta sesak nafas bila
Pada umumnya klien merasa takut akan penyakitnya, cemas karena perawatan yang lama di
rumah sakit dan perasaan tidak bebas di rumah sakit akibat hospitalisasi, dan juga karena
Pada umumnya klien akan mengalami gangguan dalam berhubungan karena klien mengalami
perubahan kondisi dan merasa dirinya tidak bisa memenuhi perannya di keluarga maupun di
masyarakat.
Pada umumnya kepercayaan klien tidak terganggu, tetapi biasanya klien kurang dapat
memenuhi kewajibannya secara optimal karena sakit, dan klien percaya bahwa dengan
8) Data Penunjang
(a) Laboratorium
Abnormalitas ST – T : depresi ST dan inversi gelombang T pada lead V1-V4 dan II, III, dan
AVF.
hilus yang kabur dan berkabut, terdapat garis kerley B karena adanya edema intraseptal, efusi
pleura.
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan mengaitkan dan mengabungkan data dengan konsep
teori dan prinsif yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
kesehatan dan keperawatan klien. Merupakan suatu proses berfikir yang meliputi kegiatan
standar yang normal serta menentukan masalah atau penyimpangan yang merupakan suatu
kesimpulan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan gagal jantung, menurut ( Barbara
efektifnya mekanisme pertahanan diri dan perubahan gaya hidup mengakibatkan suatu
kondisi kronis.
d. Ansietas berhubungan dengan perasaan mati lemes dan kurangnya pengetahuan tentang
frekwensi, rate, irama, konduksi listrik dan perubahan struktur (mis : kelainan katup,
aneurisma ventrikuler).
f. Resiko tinggi gagal pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar
g. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan bedrest yang lama.
3. Perencanaan
secara sistematis dan spesifik di sesuaikan dengan kondisi situasi dan lingkungan klien.
Kriteria: Sedikit melaporkan adanya nafas pendek, berdebar-debar, kelelahan dan kelemahan ketika
No Intervensi Rasional
1 Pantau toleransi terhadap aktivitas Ketahanan fisik dapat di
selama fase akut, periksa denyut tingkatkan ketika aktivitas yang
nadi sebelum dan setelah aktivitas. dilakukan bertambah. Temuan-
Mulai aktivitas secara progresif bila temuan ini sebagai indikasi bahwa
mungkin, rencanakan aktivitas yang pasien mempunyai batas aktivitas
memungkinkan untuk periode maksimal
istirahat lama tanpa gangguan.
Mengurangi aktivitas jika pasien
mempunyai pengalaman denyut
nadi 20x/menit (dpm) melebihi
denyut nadi pada saat istirahat,
nafas pendek dan nyeri dada
2 Bantu AKS sesuai keperluan. Tirah baring mengurangi beban
Pertahankan tirah baring sesuai kerja jantung dengan mengurangi
pesanan dan lakukan tindakan energi yang di butuhkan
untuk mencegah komplikasi dari
imobilisasi
No Intervensi Rasional
1 Pantau: Untuk mengevaluasi efektivitas
- Berat badan setiap hari pengobatan
- Tanda- tanda vital setiap 2 jam
- Masukan dan keluaran setiap 8
jam
- Hasil laboratorium , sebagai
comtoh: kadar digitalis,elektrolit
serum dan GDA
- Nilai hemodinamik setiap jam
jika terpasang kateter
arteri pulmonal
2 Berika glikosidan jantung yang Digitalis meningkatkan kekuatan
ditentukan dengan aman dan berkontraksi miokardium dan
evaluasi efektivitasnya: denyut jantung yang lambat jika
- Periksa denyut nadi apeks dalam toksistas terjadi, obat jantung di
satu menit sebelum memberikan teruskan dan mengoreksi hal-hal
obat. yang mendasari faktor predisposisi
- Tidak memberi obat jika denyut
nadi di bawah 60x/menit, jika
denyut nadi masih di bawah
60x/menit periksa tekanan
darahdan consultasi ke dokter
- Laporkan faktor-faktor
predisposisi pasien pada toksisitas
digitalis: asidosis, hipokalemia,
hipomagnesemia, hiperkalemia,
disfungsi hepar atau ginjal
- Laporkan manifestasi toksisitas
digitalis: gangguan (GI) mual,
muntah, anoreksia dan diare,
gangguan visual (penglihatan
ganda, pengluhatan kabur),
gangguan jantung (bradikardi,
aritmia)
3 Pertahankan posisi dalam posisi Untuk mengurangi aliran balik vena
fowlers atau semi fowlers ke jantung
4 Lakukan terapi IV yang Akses vaskuler diperlukan untuk
ditentukan. Lakukan tindakan memberikan obat-obatan darurat.
pencegahan dan pemeliharaan Resiko kelebihan cairan di kontrol
untuk terapi IV, gunakan pompa dengan menggunakan pompa infus
kontrol untuk semua cairan untuk cairan IV
5 Berikan oksigen 2 L/menit atau Untuk meningkatkan tekanan
sesuai yang di tentukan oksigen dalam arteri, dengan
berdasarkan hasil laporan GDA demikian mengurangi dispnu atau
kelelahan
6 Berikan vasodilatpr yang di Vasodilator mengurangi afterload
tentukan, dunakan pompa control (tahanan vaskuler), sehingga
pemberian volume pada obat- menurunkan beban kerja jantng.
obatan melalui intra vena, periksa Hipotensi merupakan efek yang
TD setiap 15-30 menit, Kecepatan utama dari obat-obatan tersebut
aliran untuk mempertahankan
tekanan darah di tentukan oleh
dokter
7 Berikan diuretik yang di tentukan Diuretik menghilangkan kelebihan
dan evaluasi efektifitanya. Biarkan cairan di dalam tubuh
pasien mengetahui bahwa untuk
meningkatkan pengeluaran urine
adalah dengan pengobatan diuretik
8 Sediakan diit rendah garam sesuai Natrium adalah elektrolit osmotik
pesanan. Sebelum pelaksanaan yang sifatnya menarik air, ahli diet
kunjungi ahli diet untuk mengkaji adalah spesialis nutrisional dalam
pasien dalam merencanakan mengkaji seluruh kebutuhan nutrisi
makanan diet rendah garam pasien dan garis besar yang telah di
berikan dalam rencana dietnya
9 Batasi masukan cairan biasanya 1- Untuk mengurangi tekanan vena
3 L/hari, sesuai pesanan
10 Konsultasi dengan dokter jika Kerusakan miocardium yang luas
gejal-gejala berlangsung lama atau tidak terpengaruh oleh terapi medis.
semakin memburuk Jika kasus seperti ini hanya
mempunyai alternatif untuk
transplantasi jantung
mekanisme pertahanan diri dan perubahan gaya hidup mengakibatkan suatu kondisi kronik
pemahaman tentang kondisi dan rencana terpetik, mengungkapkan rencana realistis yang
No Intervensi Rasional
1 Ajarkan pasien atau orang terdekat Pasien harus melanjutkan
bagaimana mengkaji denyut nadi pemakaian digoksin dirumah.
radialis dan gejala-gejala yang Kecepatan denyut nadi abnormal
memperkuat meningkatnya atau irama yang menandakan
kegagalan jantung adanya toksisitas obat-obat digitalis
dan perlu mendapat perhatian
khusus dari tenaga medis
2 Anjurkan pasien untuk Pasien perli mengevaluasi kembali
berkonsultasi dengan dokter jika kemungkinan untuk menyesuaikan
terdapat tanda dan gejala yang obat-obatan
memperkuat kegagalan jantung.
- Kelelahan menetap
- Peningkatan nafas pendek
- Pembengkakan kaki
- Haluran urine berkurang
- Peningkatan berat badan setiap hari
3 Anjurkan pasien untuk menimbang Memberikan tambahan informasi
berat badannya setiap hari, lebih untuk mengetahui keefektipan dari
baik setip pagi pada pakaian yang pengobatan yang ditentukan untuk
sama pada setiap kali penimbangan memperbaiki keseimbangan cairn
dan catat hasilnya. Jelaskan bahwa dan berat badan, juga merupakan
berat badan adalah salah satu dat obyektif yang memperkuat
indikator yang besar dari salah satu keluhan pasien
cairan
4 Tinjau kembali obat-obat yang telah Penyesuaian dosis, suplemen
ditentukan. Beritahu pasien untuk kalium atau keduanya (untuk
mengantisipasi fekuensi haluarn hipokalemia) diperlukan.
urine selama pemberian diuretik. Ketidakseimbangn kalium akan
Perhatikan bila ada hipotensi memperbesar efek preparat digitalis
ortostatik yang ditandai dengan dan menyebabkan aritmia
pusing mata berkunang-kunang
yang mungkin akan dialami pada
saat bergerak dari posisi tidur ke
berdiri. Anjurkan pasien untuk
mencatat semua reaksi akibat
pemberian diuretik:
- Hipokalemia ( dengan diuretik
kelemahan menetap, peka
rangsang)
- Dehidrasi, haus, konsentrasi urine
pekat, hipotensi ortostatik menetap
- Hiperkalemia, denyut jantung yang
tidak teratur, mual, diare, dan
spasme otot
- Toksisitas digitalis-denyut nadi
tidak teratur,penglihatan menjadi
buram
5 Anjurkan pasien untuk meminum Untuk mencegah gangguan tidur
diuretik tiap hari selama malam hari
6 Berikan perjanjian tertulis untuk Intruksi lisan akan mudah
perawatan evaluasi dan intruksi terlupakan
perawatan diri tertulis
7 Usahakan agar pasien mengerti Tidak boleh memakan-makanan
makan makanan yang tidak boleh yang mengandung natrium tinggi
dimakan dan upayakan bahwa untuk mengontrol retensi cairan
pasien bisa mengantisipasi tubuh
makanan yang tinggi natrium
d. Ansietas berhubungan dengan perasaan mati lemas dan kurangnya pengetahuan tentang
Kriteria: Sedikit laporan perasan gugup, atau cemas, ekpresi wajah tenang, mengungkapkan mengerti
No Intervensi Rasional
1 Beriakn morfin sulpat yang Obat ini akan meringankan nyeri
ditetapkan, jika nyeri dada terjadi dan menolong mengurangi
evaluasi efektifitasnya pernafasan dan ansietas
2 Jelaskan semua prosedur untuk Ansietas dan keadaan tidak
menahan suara tenang meyakinkan, tenang mengganggu penjelasan
selama fase akut beri penjelasan yang diberikan
singkat. Menenangkan pasien bahwa
setelah tubuhnya kehilangan cairan,
kesulitan untuk bernafas harus reda
e.Cardiak output menurun berhubungan dengan perubahan pada rate, irama, konduksi listrik
No Intervensi Rasional
1 Auskultasi denyut secara perifer, kaji Takhicardi biasanya ada dan
rate jantng irama timbul bahkan pada waktu
istirahat untuk
menngkompensasi kontraktilitas
ventrikel
2 Catat suara atau bunyi jantung Bunyi 1 dan 2 mungkin
kelemahan dalam
memompa,irama gallop biasa
terjadi murmur merupakan
repleksi incompetent vaskular
stenosis
3 Palpasi denyut perifer Berkurangny cardiak output bisa
di repleksikan dengan
mengecilnya denyutan nadi
radial
4 Monitor tekanan darah Pada awal moderat gagal jantung
tekanan darah bisa elevasi untuk
meningkatkanVSR, Pada
keadaan gagal jantng lanjut
tubuh tidak bisa lama untuk
berkompensasi
5 Insfeksi kulit untuk pallor dan Pallor merupakan indikasi
cyanosis adanya kelainan perfusi perifer
sekunder terhadap tidak
adequatnya cardiak output,
vasokontriksi dan anemi
6 Berikan suplemen oksigen secara Meningkatnya suplay oksigen
nasal canula atau masdker jika di miocardial dapat menghindari
perlukan terjadinya efek hipoksia atau
iskemia
7 Berikan obat digoksin Meningkatkan kekuatan
kontraksi miocardium dan
memperlambat irama jantung
dengan menurunnya kecepatan
konduksi dan memperpanjang
periode AV untuk meningkatkan
efisiensi jantung atau output
8 Monitor EKG dan perubahan X ray ST segmen depresi dan
dada gelombang T mendatar bida
bnerkembang karena kebutuhan
O2 dan miocardium, begitu juga
jika tidak ada penyakit arteri
koroner X ray dada bisa
memperlihatkan pembesaran
jantung dan perubahan kongesti
paru
f. Resiko tinggi gagal pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolar
No Intervensi Rasional
1 Auskultasi suara pernafasan, catat Menandakan adanya kongesti paru
adanya wheezing dan pengumpulan sekresi
2 Anjurkan klien untuk batuk secara Membersihkan jalan nafas dan
efektif dan nafas dalam mempermudah pertukaran oksigen
3 Atur tempat tidur denga kepala Mengurangi kebutuhan oksigen dan
ditinggikan 20-30o, semifowler meningkatkan pengembangan paru
secara maksimal
4 Berikan oksigen sesuai dengan Meningkatkan konsentrasi oksigen
kebutuhan dengan alveoli dimana mungkin
mengurangi hipoksia jaringan
5 Berikan obat-obat sesuai dengan Menurunkan kongesti alveoli,
yang diindikasikan: diuretik merubah pertukaran gas
No Intervensi Rasional
1 Lihat kulit catat penonjolan tulang, Kulit beresiko karena gangguan
adanya edema atau area sirkulasi sirkulasi perifer, imobilisasi fisik,
terganggu / pigmentasi gangguan status nutrisi
2 Pijat area kemerahan atau yang Meningkatkan aliran darah,
memutih meminimalkan hipoksia jaringan
3 Ubah posisi di tempat tidur, bantu Memperbaiki sirkulasi atau
latihan tentang gerak pasif atau aktif menurunkan waktu satu area yang
mengganggu aliran darah
4 Berikan perawatan kulit sering, Terlalu kering atau lembab merusak
minimalkan dengan kelembaban kulit atau mempercepat kelembaban
atau ekskresi
5 Berikan tekanan alternatif / kasur, Menurunkan tekanan pad kulit
kulit domba untuk perlindungan dapat memperbaiki sirkulasi
siku atau tumit
Diposting 14th June 2011 oleh Ia_Fitriani