Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan interaksi antara
sebuah sistem dalam mahluk yang hidup dan zat-zat kimia dari luar yang masuk ke dalam
sistem tersebut. Obat dapat diartikan sebagai setiap molekul kecil yang ketika masuk ke
dalam tubuh, akan mengubah fungsi tubuh melalui berbagai interaksi di tingkat
molekuler.
Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat
kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses
penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau
khasiatnya bisa kita dapatkan. Golongan obat pada sistem reproduksi terdiri dari kategori
A, kategori B, kategori C, kategori D dan kategori X.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian obat?
2. Bagimana penggunaan obat pada ibu hamil?
3. Apa saja penggolongan obat pada sistem reproduksi?
4. Bagaimana proses keperawatan obat-obatan antepartum?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian obat
2. Untuk mengetahui penggunaan obat pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui penggolongan obat pada sistem reproduksi
4. Untuk mengetahui proses keperawatan obat-obatan antepartum

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian obat


Obat adalah suatu benda atau zat yang bisa dipakai untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala atau mengubah proses zat kimia dalam tubuh. Obat juga bisa
diartikan sebagai bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit, luka atau
kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia ( Wikipedia).
Menurut Ansel (2001), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi
rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.

2.2 Penggunaan Obat Pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui


1. Penggunaan Obat pada Ibu Hamil
a. Hindari penggunaan obat pada trisemester awal karena janin masih rentan
b. Gunakan dosis terendah yang masih memungkinkan, dalam waktu yang sependek
mungkin.
c. Gunakan terapi topikal bila ada.
d. Gunakan obat hanya apabila manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
2. Penggunaan Obat pada Ibu Menyusui
Efek langsung pada janin, serta efek pada volume ASI. Dipengaruhi oleh cara
pemberian obat, dosis dan frekuensi pemberian obat, karakteristik obat, frekuensi dan
volume ASI dan usia & tingkat maturitas bayi.

2.3 Penggolongan Obat Pada Sistem Reproduksi


a. Penggolongan obat-obatan
Menurut U.S. Food and Drug Administration (FDA-USA) dan Australia Drug
Evaluation Commitee
1. Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa disertai
kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk lainnya.
Obat-obat yang termasuk dalam kategori A adalah parasetamol, penisilin,
eritromisin, glikosida jantung, isoniazid serta bahan-bahan hemopoetik seperti
besi dan asam folat.
2. Kategori B
Meliputi obat-obat yang pengalaman pemakainya pada wanita hamil masih
terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau pengaruh
buruk lainnya pada janin.
Obat-obat kategori B dibagi lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi
toksikologi pada hewan, yaitu :

2
1) Kategori B1
Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan
janin (fetal damage). Contoh obat-obat yang termasuk pada kelompok ini
misalnya simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin
2) Kategori B2
Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak
meningkatnya kejadian kerusakan janin. Obat-obat yang termasuk kriteria ini
adalah: tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladona.
3) Kategori B3
Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin,
tetapi belum tentu bermakna pada manusia. contoh karbamazepin, pirimetamin,
griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
3. Kategori C
Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa
disertai malformasi anatomik semata-mata karena efek farmakologiknya.
Umumnya bersifat reversibel (membaik kembali).
Contoh analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, antiinflamasi non-
steroid dan diuretika.
4. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin
pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak
dapat membaik kembali).
Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang
merugikan terhadap janin.
Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin, klonazepam,
valproat, steroid anabolik, dan antikoagulansia
5. Kategori X
Obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah yang telah terbukti mempunyai
risiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika
diminum pada masa kehamilan.
Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
Contoh isotretionin dan dietilstilbestrol.

3
b. Pemakaian Obat Teraupetik Pada Masa Kehamilan
1. Zat Besi
Kebutuhan ibu hamil akan zat besi adalah 2x lebih besar dari kondisi normal  Saat
hamil 30 mg. Suplemen zat besi mulai diberikan pada trimester kedua. Dianjurkan
diminum setelah makan makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi
(daging, asam folat, vit C  sayuran hijau). Hindari minum zat besi bersama
kalsium (susu).
Efek Samping:
a. Nausea (mual)
b. Konstipasi
c. Feses hitam
d. Nyeri epigastrik
e. Muntah
f. Diare
g. Warna gigi berubah (bila obat cair)
2. Asam Folat
Defisiensi asam folat pada awal kehamilan dapat menyebabkan  pematangan sel
terganggu  abortus spontan, defek tabung syaraf, lahir prematur, BBLR, solusio
plasenta. Kebutuhan asam folat ibu hamil 400-800 gm, pada wanita normal 180 gm.
Bahan makanan yang mengandung asam folat adalah: hati, ginjal, sayur mayur
berwarna hijau.
Manfaat Asam Folat:
a. Untuk sintesis DNA (Desoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid)
b. Memetabolisme inti sel
c. Pematangan sel
Efek Samping:
a. Bronkospasme alergi
b. Ruam kulit
c. Pruritus
d. Eritema
e. Malaise

4
3. Obat Untuk Gangguan Pada kehamilan
a. Antiemetik (Antimual)
88% ibu hamil trimester 1 mengeluh mual dan muntah (Morning Sickness
atau yang lebih parah yaitu Hyperemesis Gravidarum). Dapat disebabkan :
peningkatan hormon gonadotropin korionik, perubahan metabolisme
karbohidrat dan perubahan emosi. Akibat dari hyperemesis gravidarum bagi
janin adalah bisa berbahaya karena janin mengalami ketosis, dehidrasi dan
malnutrisi yang bisa sebabkan retardasi pertumbuhan.
b. Analgetik
Nyeri kepala, sakit punggung, nyeri sendi dan cidera ringan sering terjadi saat
hamil. Penanganan pertama : tindakan nonfarmakologi, meliputi : istirahat,
lingkungan yg tidak tegang, latihan relaksasi, es batu, panas, perubahan posisi,
gerak tubuh yg lebih baik, mengganti model sepatu.

4. Obat untuk Hipertensi pada Masa Kehamilan


a. Pre-eklamsi adanya hipertensi, proteinuria, edema setelah hamil 20minggu
dapat berlanjut menjadi eklamsi adanya kejang. Penanganan dukungan
psikologis, pencegahan kejang dan melahirkan bayi.
Efek Samping:
1) Magnesium sulfat
Peningkatan kadar magnesium darah (ruam kulit, bertambah panas,
berkeringat, haus, ingin tidur, kelopak mata berat dan berkurangnya tonus
otot. Dapat terjadi penurunan DJJ, APGAR rendah bila dipakai mendekati
persalinan, hipotonia, letargi, kelemahan, kemungkinan distress pernafasan.
2) Hidralazin
Sakit kepala, mual, muntah, sumbatan hidung, pusing, takikardia, palpitasi,
angina pektoris. Kepada janin dan neonatus observasi adanya penurunan
mendadak tekanan darah ibu menyebabkan hipoksia janin.

5
2.4 Proses Keperawatan Obat-Obatan Antepartum
a. Pengkajian
1. Kumpulkan riwayat penyakit dan pengobatan selengkap mungkin
2. Dapatkan tanda vital dasar untuk dibandingkan dengan hasil pemeriksaan
selanjutnya selama prenatal
3. Identifikasi pada klien yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan obat
4. Kaji riwayat pemakaian obat untuk menentukan apakah adanya gangguan absorbsi
karena antasis
5. Tinjau riwayat klien yang masuk untuk bersalin dalam kaitannya penggunaan
aspirin selama kehamilan  antisipasi perdarahan.
6. Kaji riwayat penggunaan alkohol, penyakit hati, infeksi virus, gangguan ginjal.
b. Perencanaan
1. Klien akan memakai obat selama kehamilannya sesuai nasehat.
2. Kenalilah bahwa pemakaian obat mungkin merupakan bagian dari penyalahgunaan
obat dan mungkin juga melibatkan infeksi maternal-neonatal
3. Tekankan tentang perawatan prenatal/ ANC dan bicarakan rasa ketakutan klien
mungkin membutuhkan bantuan profesional
4. Tanyakan klien tentang mual, konstipasi dan perubahan kebiasaan BAB jika klien
memakai preparat besi.
5. Encerkan prepareat besi cair dan berikan dengan sedotan plastik untuk mencegah
gangguan warna gigi.
6. Simpan tablet besi pada tempat yang tahan sinar matahari

c. Penyuluhan Kepada Pasien


1. Nasehati ibu hamil yang merokok, minum alkohol, kopi mungkin dapat
menimbulkan kerugian pada janin.
2. Tekankan bahwa obat bebas harus dipakai dalam dosis kecil dan waktu yang
sesingkat mungkin.
3. Nasehati klien untuk tidak merencanakan menyusui jika dia memakai obat
terlarang.
4. Ajarkan agar membatasi minum kopi 1-2 cangkir sehari.
5. Ajarkan agar klien untuk tidak minum kopi dalam jumlah yang banyak sekaligus
tetapi membagi rata dalam sehari karena kafein sampai kejanin dengan cepat dan

6
janin tidak bisa memetabolisasikannya, kafein dapat menurunkan aliran darah
intervilus plasenta.
6. Anjurkan agar klien membuat kopi dengan encer.
7. Anjurkan klien untuk memakai teh herbal secara berhati-hati karena kemungkinan
kandungan yang berbahaya.
8. Jika klien akan menyususi beritahukan bahwa 1% dari kafein yang diminumnya
akan sampai di ASI dalam waktu 15 menit.
9. Beritahukan agar klien tidak minum alkohol selama hamil.
10. Nasehati agar klien tidak mengkonsumsi nikotin
11. Beritahukan pada klien bahwa merokok dapat hilangkan zat gizi: vit A, C, asam
folat, kobalamin, kalsium.
12. Beritahukan klien agar menyimpan tablet besi yang tidak terjangkau anak-anak.
13. Beritahukan klien tentang sumber tablet besi: hati, kacang, biji-bijian, bayem,
brokoli, sereal, buah prun
14. Anjurkan klien untuk menelan tablet besi 1 jam sebelum makan.
15. Jelaskan klien agar tidak memakai antasid bersama tablet besi karena antasid dapat
16. Mengganggu penyerapan tablet besi.  minum dalam selang 2 jam
17. Anjurkan klien untuk menelan tablet besi secara utuh , tidak mengunyah

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Obat diartikan sebagai bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
Kategori Obat menurut U.S. Food and Drug Administration (FDA-USA) dan Australia
Drug Evaluation Commitee:
a. Kategori A
b. Kategori B
c. Kategori C
d. Kategori D
e. Kategori X

Anda mungkin juga menyukai