PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian obat
2. Untuk mengetahui penggunaan obat pada ibu hamil
3. Untuk mengetahui penggolongan obat pada sistem reproduksi
4. Untuk mengetahui proses keperawatan obat-obatan antepartum
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1) Kategori B1
Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya kejadian kerusakan
janin (fetal damage). Contoh obat-obat yang termasuk pada kelompok ini
misalnya simetidin, dipiridamol, dan spektinomisin
2) Kategori B2
Data dari penilitian pada hewan belum memadai, tetapi ada petunjuk tidak
meningkatnya kejadian kerusakan janin. Obat-obat yang termasuk kriteria ini
adalah: tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein, dan alkaloid belladona.
3) Kategori B3
Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian kerusakan janin,
tetapi belum tentu bermakna pada manusia. contoh karbamazepin, pirimetamin,
griseofulvin, trimetoprim, dan mebendazol.
3. Kategori C
Merupakan obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa
disertai malformasi anatomik semata-mata karena efek farmakologiknya.
Umumnya bersifat reversibel (membaik kembali).
Contoh analgetika-narkotik, fenotiazin, rifampisin, aspirin, antiinflamasi non-
steroid dan diuretika.
4. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian malformasi janin
pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin yang bersifat ireversibel (tidak
dapat membaik kembali).
Obat-obat dalam kategori ini juga mempunyai efek farmakologik yang
merugikan terhadap janin.
Misalnya: androgen, fenitoin, pirimidon, fenobarbiton, kinin, klonazepam,
valproat, steroid anabolik, dan antikoagulansia
5. Kategori X
Obat-obat yang masuk dalam kategori ini adalah yang telah terbukti mempunyai
risiko tinggi terjadinya pengaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika
diminum pada masa kehamilan.
Obat dalam kategori ini merupakan kontraindikasi mutlak selama kehamilan.
Contoh isotretionin dan dietilstilbestrol.
3
b. Pemakaian Obat Teraupetik Pada Masa Kehamilan
1. Zat Besi
Kebutuhan ibu hamil akan zat besi adalah 2x lebih besar dari kondisi normal Saat
hamil 30 mg. Suplemen zat besi mulai diberikan pada trimester kedua. Dianjurkan
diminum setelah makan makanan yang dapat membantu penyerapan zat besi
(daging, asam folat, vit C sayuran hijau). Hindari minum zat besi bersama
kalsium (susu).
Efek Samping:
a. Nausea (mual)
b. Konstipasi
c. Feses hitam
d. Nyeri epigastrik
e. Muntah
f. Diare
g. Warna gigi berubah (bila obat cair)
2. Asam Folat
Defisiensi asam folat pada awal kehamilan dapat menyebabkan pematangan sel
terganggu abortus spontan, defek tabung syaraf, lahir prematur, BBLR, solusio
plasenta. Kebutuhan asam folat ibu hamil 400-800 gm, pada wanita normal 180 gm.
Bahan makanan yang mengandung asam folat adalah: hati, ginjal, sayur mayur
berwarna hijau.
Manfaat Asam Folat:
a. Untuk sintesis DNA (Desoxyribonucleic Acid) dan RNA (Ribonucleic Acid)
b. Memetabolisme inti sel
c. Pematangan sel
Efek Samping:
a. Bronkospasme alergi
b. Ruam kulit
c. Pruritus
d. Eritema
e. Malaise
4
3. Obat Untuk Gangguan Pada kehamilan
a. Antiemetik (Antimual)
88% ibu hamil trimester 1 mengeluh mual dan muntah (Morning Sickness
atau yang lebih parah yaitu Hyperemesis Gravidarum). Dapat disebabkan :
peningkatan hormon gonadotropin korionik, perubahan metabolisme
karbohidrat dan perubahan emosi. Akibat dari hyperemesis gravidarum bagi
janin adalah bisa berbahaya karena janin mengalami ketosis, dehidrasi dan
malnutrisi yang bisa sebabkan retardasi pertumbuhan.
b. Analgetik
Nyeri kepala, sakit punggung, nyeri sendi dan cidera ringan sering terjadi saat
hamil. Penanganan pertama : tindakan nonfarmakologi, meliputi : istirahat,
lingkungan yg tidak tegang, latihan relaksasi, es batu, panas, perubahan posisi,
gerak tubuh yg lebih baik, mengganti model sepatu.
5
2.4 Proses Keperawatan Obat-Obatan Antepartum
a. Pengkajian
1. Kumpulkan riwayat penyakit dan pengobatan selengkap mungkin
2. Dapatkan tanda vital dasar untuk dibandingkan dengan hasil pemeriksaan
selanjutnya selama prenatal
3. Identifikasi pada klien yang beresiko tinggi terhadap penyalahgunaan obat
4. Kaji riwayat pemakaian obat untuk menentukan apakah adanya gangguan absorbsi
karena antasis
5. Tinjau riwayat klien yang masuk untuk bersalin dalam kaitannya penggunaan
aspirin selama kehamilan antisipasi perdarahan.
6. Kaji riwayat penggunaan alkohol, penyakit hati, infeksi virus, gangguan ginjal.
b. Perencanaan
1. Klien akan memakai obat selama kehamilannya sesuai nasehat.
2. Kenalilah bahwa pemakaian obat mungkin merupakan bagian dari penyalahgunaan
obat dan mungkin juga melibatkan infeksi maternal-neonatal
3. Tekankan tentang perawatan prenatal/ ANC dan bicarakan rasa ketakutan klien
mungkin membutuhkan bantuan profesional
4. Tanyakan klien tentang mual, konstipasi dan perubahan kebiasaan BAB jika klien
memakai preparat besi.
5. Encerkan prepareat besi cair dan berikan dengan sedotan plastik untuk mencegah
gangguan warna gigi.
6. Simpan tablet besi pada tempat yang tahan sinar matahari
6
janin tidak bisa memetabolisasikannya, kafein dapat menurunkan aliran darah
intervilus plasenta.
6. Anjurkan agar klien membuat kopi dengan encer.
7. Anjurkan klien untuk memakai teh herbal secara berhati-hati karena kemungkinan
kandungan yang berbahaya.
8. Jika klien akan menyususi beritahukan bahwa 1% dari kafein yang diminumnya
akan sampai di ASI dalam waktu 15 menit.
9. Beritahukan agar klien tidak minum alkohol selama hamil.
10. Nasehati agar klien tidak mengkonsumsi nikotin
11. Beritahukan pada klien bahwa merokok dapat hilangkan zat gizi: vit A, C, asam
folat, kobalamin, kalsium.
12. Beritahukan klien agar menyimpan tablet besi yang tidak terjangkau anak-anak.
13. Beritahukan klien tentang sumber tablet besi: hati, kacang, biji-bijian, bayem,
brokoli, sereal, buah prun
14. Anjurkan klien untuk menelan tablet besi 1 jam sebelum makan.
15. Jelaskan klien agar tidak memakai antasid bersama tablet besi karena antasid dapat
16. Mengganggu penyerapan tablet besi. minum dalam selang 2 jam
17. Anjurkan klien untuk menelan tablet besi secara utuh , tidak mengunyah
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Obat diartikan sebagai bahan atau paduan bahan-bahan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia
Kategori Obat menurut U.S. Food and Drug Administration (FDA-USA) dan Australia
Drug Evaluation Commitee:
a. Kategori A
b. Kategori B
c. Kategori C
d. Kategori D
e. Kategori X