Tokoh
“Aku mengambil surat kelulusan Arai dan membaca kalimat demi kalimat dengan surat
jeputusan yang dipegangnya dan jiwaku seakan terbang. Hari ini seluruh ilmu umat
manusia menjadi setitik air di atas samudra pengetahuan Allah. Hari ini Nabi Musa
membelah Laut Merah dengan tongkatnya, dan miliaran bintang-gemintang yang
berputar dengan eksentik yang bersilangan, membentuk lingkaran episiklus yang
mengelilingi miliaran siklus yang lebih besar, berlapis-lapis tak terhingga di luar
jangkauan akal manusia. Semuanya tertata rapi dalam protocol jagad raya yang diatur
tangan Allah. Sedikit saja satu dari miliaran episiklus itu keluar dari orbitnya, maka
dalam hitungan detik sementara alam akan meledak menjadi remah-remah. Hanya itu
kalimat yang dapat menggambarkan bagaimana sempurnanya Tuhan telah mengatur
potongan-potongan mozaik hidupku dan Arai, demikian indahnya Tuhan bertahun-tahun
telah memeluk mimpi-mimpi kami, telah menyimak harapan-harapan sepi dalam hati
kami, karena di kertas itu tertulis nama universitas yang menerimanya, sama dengan
universitas yang menerimaku, disana jelas tertulis : Universite de Paris, Sorbonne,
Prancis.”
“Kami mengendap. Tersengal Arai memberi cadangan. Seperti biasa, pasti cadangan
yang menjengkelkan. “Ikal..Aku tak kuat lagihhh…Aku sesak nafas…Kalian Nampak
para-para itu…?”
“Wajah Arai laksana patung muka yang dibuat mahasiswa-baru senikriya yang baru
pertama kali menjamah tanah liat, pencet sana, melendung sini. Lebih tepatnya,per
abotan di wajahnya seperti hasil suntikan silikon dan mulai melelh. Suaranya kering,
serak dan nyaring,persis vokalis mengambil nada falseto—mungkin karena kebanyakan
menangis waktu kecil. Gerak-geriknya cangung serupa belalang sembah. Tapi matanya
istimewa. Disitulah pusat gravitasi pesona Arai.Kedua ola matanya itu, sang jendela hati,
adalah layar mempertontonkan jiwanya yang takpernah kosong.”
Jangkung, kurus, bau, kuku-kunya hitam, potongan rambutnya acak-acakan dan lehernya penuh
dengan daki.
“Arai semakin jangkung, semakin kurus. Simpai keramat yang yatim piatu ini badannya
kumal dan bau. Kuku-kukunya hitam, potongan rambutnya tak karuan, digunting sendiri
di depan cermin dengan gaya asal tidak gondrong. Dilehernya melingkar daki, tapi masya
allah hatinya putih bercahaya, hatinya itu selalu hangat. “
Pemikiran Arai
Aku paham maksudnya! Luar biasa dan sinting!! Itulah Arai dengan otaknya yang ganjil.
Aku suspense. Otakku berputar cepat mengurai satu persatu perasaan cemas, ide yang
memacu andrenalin, dan waktu yang sempit. Arai mencongkel gembok dan menyingkap
tutup peti. Wajah kami seketika memerah saat bau amis yang mengendaplama
menyeruak. Isi peti mirip remah-remah pembantaian makhluk bawah laut. Sempat
terpikir olehku untuk mengurungkan rencana gila itu, tapi kami tak punya pilihan lain.
Arai tidak tega melihat Mak Cik yang hidup kesusahan. Dia juga menyuruh Arai untuk
memecah celengannya untuk menolong Mak Cik. Cara mereka dengan membelikan
bahan-bahan untuk membuat kue supaya beliau bisa mencukupi kebutuhan hidup
keluarganya. Berikut Kutipannya:
Arai jelas sedang menuju pasar. Tak dapat kuduga apa maksudnya. Begitulah Arai, isi
kepalanya tak’kan pernah dapat ditebak. Di depan toko A siong ia berhenti. Dia turun
dari sepeda dan menghampiriku yang kehabisan napas. Ia mengambil karung uang yang
sedang kusandang. Sambil mengumbar senyum tengiknya dia mengedipkan sebelah mata
sembari mengeluarkan suara “khekkh!!” persis tekukur dilindas truk. Langkahnya pasti
memasukitoko A siong. Aku was-was mengantisipasi tindakannya.
Tokoh Ikal mempunyai watak baik hati, optimis, pantang menyerah dan penuh dengan kasih
sayang.
Sifat penyayang Ikal dapat dilihat ketika ikal dan ayahnya memutuskan untuk menjemput Arai
untuk menjadikannya anak asuhannya.
“Aku teringat, beberapa hari setelah ayahnya meninggal, dengan menumpang truk kopra,
aku dan ayahku menjemput Arai.
Sifat yang baik tercermin saat saat ia ingin untuk membalas semua perbuatanya kepada jimbron
“aku ingin membahagiakan arai.aku ingin berbuat sesuatu seperti yang ia lakukan pada
jimbron
Fisik
“Rambutku yang ikal, panjang, dan tipis ketika dibelah tengah lepek diatasnya namun
ujung-ujungnya jatuh melngkung lentik diatas pundakku. Persis seekor angsa”.
“aku ingin membahagiakan arai.aku ingin berbuat sesuatu seperti yang ia lakukan pada
jimbron
perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa
“aku tak tega melihat aria yang bercucuran keringatnya. Ia sendiri tampak kesusahan
menahan tawanya. Suaranya melemah. Ia sadar Nat King Cole sama sekali bukan
tandinganya. Kugenggam stang gitar aria, senyap. Ksadarkan ia bahwa rencana manisnya
telah gagal total.”
Jimbron memiliki watak baik, polos, suka menolong, taat beragama, dan tergila-gila dengan
kuda
Sifat jimbron kepada agama :
“Jimbron adalah seorang yang membuat kami takjub dengan tiga macam keheranan.
Pertama, kami heran karena kalau mengaji, ia selalu diantar seorang pendeta. Sebetulnya
beliau adalah seorang pastor karena beliau seorang Katolik, tapi kami memanggilnya
Pendeta Geovany. Rupanya setelah sebatang kara seperti Arai ia menjadi anak asuh sang
pendeta. Namun, pendeta berdarah Itali itu tak sedikit pun bermaksud mengonversi
keyakinan Jimbron. Beliau malah tak pernah telat jika mengantarkan Jimbron mengaji ke
masjid”
“dari tadi, sejak dua jam yang lalu, ia terus menyerocos tentang kuda. Mulut dan
hidungku tertutup rapat sapu tangan untuk menghalangi bau busuk yang menusuk-nusuk.
Saputangan itu sudah kulumuri remasan daun bluntas dan masih tak mampu melawan bau
WC.
Fisik
“jimbron tak lancar berbicara, ia gagap dia tak selalu gagap. Jika suasana hatinya sedang
nyama, ia berbicara senormal orang bisa. Jimbron bertubuh tabung. Secara umum ia
seperti bonsai kamboja jepang: bahu landai, leher, dan lungsur, gemuk berkumpul di
daerah tengah. Wajahnya seperti bayi, bayi yang murung, seperti bayi yang ingin
menangis-jika melihatnya langsung timbul perasaan ingin melindunginya”
Jalan pikiran
“setiap minggu pagi jimbron menghambur ke pabrik cincau. Dengan senang hati, ai
menjadi relawan pembantu laksmi. Tanpa diminta ia mencuci kaleng-kaleng mentega
palmboom wadah cincau itu jika isinya telah kosong dan ikut menjemur daun-daun
cincaun”.
Perbuatan atau tingkah laku atau reaksi tokoh terhadap suatu peristiwa
“jika pembeli sepi, jimbron bereraksi. Bukan untuk merayu atau menyatakan cinta,bukan,
sama sekali bukan , tetapi untuk menghibur laksmi. Dari kejauhan aku dan arai sering
terpingkal-pingkal melihat jimbron bertingkah seperti kelinci berdiri.”
Ibuku memberi isyarat dan Arai melesat ke gudang peregasan. Ia memasukkan beberapa
takar beras ke dalam karung, kembali ke pekarangan, memberikan karung beras itu
kepada inuku yang kemudian melangsurkannya kepada Mak Cik.
“Jangan sekali-kali kau pisahkan Nurmi dari biola ini, Maryamah. Kalau berasmu habis,
dating lagi ke sini.”
Anak sekecil itu telah belajar menguatkan dirinya. Ayahku berlinangan air mata.
Dipeluknya pundak Arai erat-erat.
Tokoh Pendukung
Bukti : “Senin pagi ini kuanggap hari yang sial. Setengah jam sebelum jam masuk, Pak
Mustar mengunci pagar sekolah. Beliau berdiri di podium menjadi inspektur apel rutin.
Celakanya banyak siswa yang terlambat, termasuk aku, Jimbron dan Arai…”
E Tema
Tema dari novel Sang Pemimpi adalah persahabatan. Hal tersebut digambarkan dalam setiap
kalimat dan penceritaan si penulis tentang kebersamman mereka.
Bukti :
Jimbron orang yang baik hati, ia menghadiahkan kedua celengan kuda miliknya yang
berisi tabungannya selama ini kepada Arai dan Ikal. Ia yakin mereka akan sampai
Perancis, maka jiwa Jimbron akan selalu bersama mereka.
Pada momen ini kami memahami bahwa persahabat kami yang lama dan lekat lebih dari
saudara, berjuang senasib sepenanggungan, bekerja keras bahu membahu sampai titik
keringat terakhir untuk sekolah dan keluarga, tidur sebantal, makan sepiring, susah
senang bersama.