Oleh :
IIN LATOBA
NIM: 1408116
36
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
Pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
Oleh:
IIN LATOBA
NIM: 1408116
37
38
39
40
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
41
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karuniah-nya serta tak lupa salam dan shalaawat kepada junjungan kita nabiyullah
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini sebagai persyaratan dalam
Oudang Makassar.
panjang bagi penulis, selama proses penyusunan berlangsung tidak sedikit kendala
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga karya tulis ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima
Makassar beserta staf yang telah membantu menyediakan sarana dan prasarana.
42
3. Inriyani Mathius S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing 1 yang selalu
memberikan arahan dan petunjuk untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
4. H. Hataul Madja, S.ST, S.Kep, Ns, M.Kes selaku pembimbing 2 yang selalu
memberikan arahan dan petunjuk untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
7. Teristimewa untuk Ibu dan Ayah penulis serta saudara yang senantiasa
kasih sayang dan motivasi dalam menyelesaikan dan menyusun karya tulis
ilmiah ini.
8. Kepada para dosen dan seluruh staf Akper Mappa Oudang Makassar, yang
telah memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan kepada penulis, yang penuh
9. Yang spesial buat anak-anakku 3.c dan teman seangkatanku yang selama ini
10. Dan terakhir buat Jufri dan Hendra yang telah membantu saya dalam
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masi
banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari pihak
Akhir kata semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
43
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis
Iin latoba
44
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................... xv
45
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 29
A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Penelitian ............................................. 36
2. Karakteristik Partisipan (identitas klien) ............................ 36
3. Data Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian ...................................................................... 37
b. Diagnosa ......................................................................... 44
c. Perencanaan .................................................................... 44
d. Pelaksanaan .................................................................... 46
e. Evaluasi .......................................................................... 48
B. Pembahasan
1. Pengkajian .......................................................................... 50
2. Diagnosis ............................................................................ 51
3. Perencanaan ........................................................................ 52
4. Pelaksanaan ........................................................................ 58
5. Evaluasi .............................................................................. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 60
A. Kesimpulan .............................................................................. 60
B. Saran ........................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
46
DAFTAR TABEL
47
DAFTAR GAMBAR
48
DAFTAR LAMPIRAN
49
ABSTRAK
Latar belakang : Benigna Prostat Hiperplasia adalah sutau kondisi yang sering
terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat. pada
tahun 2003 saja diperkirakan ±60 juta penderita Benigna Prostat Hiperplasia, 40
juta di negara industri dan 20 juta di negara sedang berkembang termasuk
indonesia dari data medical record rumah sakit bhayangkara makassar mengenai
angka kejadian Benigna Prostat Hiperplasia mencapai 421 penderita. Tujuannya
adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami pot op
benigna prostat hiperplasia dengan masalah gangguan eliminasi urine di rumah
sakit bhayangkara makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
studi kasus yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan
batasan terperinci memiliki pengambilan data yang mendalam yang menyertakan
bebagai sumber informasi Diharapkan kepada klien dan keluarga dengan
pemberian asuhan keperawatan dan penyuluhan dapat menambah pengalaman
tentang perawatan pencegahan dan penanganan pada klien dengan masalah
gangguan eliminasi urine
50
ABSTRACK
51
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertrofi bermakna bahwa dari segi kualitas terjadi pembesaran sel, namun
pembesaran ukuran sel (kualitas) dan diikuti oleh penambahan jumlah sel
urinaria (Baugman,2007).
dari 50% pria pada usia 60 tahun dan sekitar 90% berusia 70 dan 80-an tahun
52
Menurut data Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2000 tercatat hampir
200 juta orang di dunia menderita Benigna Prostat Hiperplasia. Tahun 2003
(WHO). Pada tahun yang sama Internasional Prostate Symptom Score (IPPS)
TURP, ditandai dengan urine yang menetes setelah buang air kecil yang
disebut dribbling. Jika hal ini tidak segera di tanggulangi, 2-4 % dari
miring dan berakhir pada verumontanum pada dasar uretra prostatika tepat
53
secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadinya pembesaran
prostat, resistensi pada leher buli-nuli dan daerah prostat meningkat, serta otot
disfungsi saluran kemih atas. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk
beserta keluarganya.http://edhilhaidir10.blogspot.co.id/2012/11/askep-
benigna-prostat-hiperplasia-bph.html?m=1
pasien yang mengalami BPH harus menjalani operasi atau tindakan medik.
LUTS ringan, namun dapat sembuh sendiri tanpa terapi. Tetapi jika keadaan
54
pemberian cairan infus dan cairan oral untuk pengeluaran urine. Sedangkan
klien dengan post prostatektomy baik di Rumah Sakit atau dirumah karena ini
B. Rumusan masalah
Bhayangkara Makassar ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Bhayangkara Makassar.
55
b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada klien yang mengalami Benigna
Bhayangkara Makassar.
RS Bhayangkara Makassar.
Bhayangkara Makassar.
Makassar.
D. Manfaat
1. Teoritis
2. Praktis
a. Akademik
56
b. Rumah Sakit
c. Perawat
d. Klien
e. Peneliti
57
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kemih.
a. Disurisa.
b. Inkontenensia.
c. Noktutia.
d. Retensi.
e. Dorongan.
a. Obstruksi anatomic.
b. Penyebab multiple.
58
B. Tinjauan tentang focus penelitian
yang merupakan kelanjutan dari vas deferen. Kelenjar ini terbentuk seperti
dari lima evaginasi epitel urethra posterior. Suplai darah prostat di perdarahi
oleh arteri vesikalis inferior dan masuk pada sisi postero lateralis leher
serabut yang berasal dari nervus sakralis ketiga dan keempat melalui
terdapat pada uretra dan vagina. Dibawah kelenjar ini terdapat kelenjar
59
Bulbo uretralis yang memiliki panjang 2-5 cm. Sewaktu perangsangan
berbagi enzim dan ion ke dalam duktus ejakulatorius. Cairan ini menambah
volume cairan vesikula seminalis dan sperma. Cairan prostat bersifat basa
ejakulat yang lain, cairan ini dbutuhkan karena motilitas sperma akan
Fungsi prostat adalah mengeluarkan cairan alkali yang encer seperti susu
dengan vesika urinaria. Uretra menembus glandula prostat tepi anterior dan
daifragma urogenitalis.
60
2. Konsep dasar medis
a. Definisi
(Yuliana elin,2011)
paling umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering untuk
intervensi medis pada pria di atas usia 60 tahun . (Brunner & Suddarth,
2005)
kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan
urine (urethra).
b. Etiologi
61
2) Ketidakseimbangan estrogen-testosteron
pada prostat.
Sel stem yang meningkat akan mengakibatkan ploriferasi sek transit dan
c. Manifestasi klinis
BPH merupakan yang di derita oleh klien laki-laki dengan usia rata-rata
lebih dari 50 tahun. Gambaran klinis dari BPH sebenarnya sekunder dari
Berikut ini adalah beberapa gambaran klinis pada klien BPH. (Schwartz, 2000
62
mengeluarkan urine secara spontan dan regular, sehingga volume urine
2) Retensi urine
intermitensi, urine menetes, dorongan yang mengejan yang kuat saat miksi,
retensi urine. Retensi urine sering di alami oleh klien yang mengalami BPH
3) Pembesaran prostat
jinak.
4) Inkontinensia
d. Patofisiologi
Menurut syamsu hidayat dan wim de jong tahun 1998 adalah umumnya
63
Kapsula bedah ini menahan perluasannya dan adenoma cenderung timbul ke
trabekulasi di dalam kandung kemih. Pada beberapa kasus jika obstruksi keluar
terlalu hebat, terjadi dekompensasi kandung kemih menjadi struktur yang flasid
sisi urine, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung kemih,
bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema hebat. Edema ini
e. Pemeriksaan penunjang
trans abdominal atau trans rectal (TRUS = Trans Rectal Sonografi), selain
lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsu hidayat & Wim De Jong,
1997).
64
3) Prostatektomi Retro Pubis : pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi
kandung kemih tidak di buka, hanya di tarik dan jaringan adematous prostat
melalui perineum.
f. Komplikasi
2) Proses kerusakan ginjal dipercepat bila terjadi infeksi pada waktu miksi.
3) Hernia/hemoroid
5) Hematuria.
g. Penatalaksanaan
pasien. Terapi yang ditawarkan pada pasien tergantung pada derajat keluhan,
1) Watchful waiting
Pada watchfu waiting ini, pasien tidak mendapatkan terapi apapun dan
makan malam.
65
b) Kurangi konsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan iritasi
fenilpropanolamin.
Setiap 6 bulan, setiap pasien diminta untuk kontrol dengan ditanya dan
2) Medikamentosa
c) Fitofarmaka.
66
3) Terapi intervensi
coagulation, TUNA, TUMT, dilatasi balon, dan stent uretra. (AUA & Ikatan
Adapaun konsep dasar keperawatan menurut (Andra Saferi Wijaya & Yessie
a. Pengkajian lengkap
1) Data biografi
Meliputi :
a) Identitas pasien yaitu nama, umur, jenis kelamin, agama, suku atau
nomor telepon.
Meliputi :
nyeri pada saat miksi, pasien juga mengeluh sering BAK berulang-
67
perasaan ingin miksi yang sangat mendesak, kalau maau miksi harus
- Pasien mengeluh sakit pada saat miksi dan harus menunggu lama,
pola persepsi diri dan konsep diri, pola peran hubungan, pola seksual dan
4) Pemeriksaan fisik
68
a) Keadaan umum
kecuali bila terjadi shock. Tensi, nadi dan kesadaran pada fase awal (
6 jam ) pasca operasi harus dimonitor tiap jam dan dicatat. Bila
b) Sistem pernapasan
c) Sistem sirkulasi
d) Sistem neurologi
e) Sistem gastrointestinal
Oswari, 1989 : 40). Kaji bising usus dan adanya massa pada abdomen.
f) Sistem urogenital
Retensi dapat terjadi bila kateter tersumbat bekuan darah. Jika terjadi
retensi urine, daerah supra sinsifer akan terlihat menonjol, terasa ada
69
ballotemen jika dipalpasi dan klien terasa ingin kencing (Sunaryo, H,
g) Sistem muskuloskeletal
a) Sirkulasi
b) Eliminasi
Gejala :
Tanda :
70
- Hernia inguinalis, hemorrhoid (mengakibatkan peningkatan
mengatasi tahanan).
c) Makanan/cairan
Gejala :
d) Nyeri/kenyamanan
Gejala :
prostatet akut).
e) Keamanan
Gejala :
- Demam.
f) Seksualitas
Gejala :
Gejala :
atau gen antibiotik, obat yang dijual bebas, batuk flu/alergo obat
mengandung simpatomimetik.
71
h) Aktivitas/istirahat
- Riwayat pekerjaan.
- Lamanya istirahat.
- Aktifitas sehari-hari.
i) Hygiene
- Penampilan umum.
- Aktivitas sehari-hari.
- Kebersihan tubuh.
- Frekuensi mandi.
j) Integritas ego
- Gaya hidup.
- Masalah finansial.
k) Neurosensori
- Status mental.
- Ketajaman penglihatan.
l) Pernapasan
- Riwayat merokok.
- Frekuensi pernapasan.
- Bentuk dada.
72
- Auskultasi.
m) Interaksi sosial
- Status perkawinan.
- Komunikasi verbal/nonverbal.
b. Diagnosa keperawatan
kandung kemih.
c. Intervensi keperawatan
kandung kemih.
NOC :
a) Urinary elimination
b) Urinary contiunence
Kriteria hasil :
73
e) Tidak ada spasme bladder.
NIC :
menit)
perkusi.
alpha agonis.
74
o) Gunakan double-void teknik.
tinja.
perkusi.
NOC :
a) Pain level.
b) Pain control.
c) Comfort level.
Kriteria hasil :
nyeri.
NIC :
75
b) Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
e) Tingkatkan istirahat.
nyeri pasien.
dan interpersonal).
p) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil.
Analgesic Administration
pemberian obat.
76
b) Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi.
teratur.
kali.
NOC :
a) Circulation status
c) Base balance
d) Fluid balance
e) Hidration
g) Urinary elimination
Kriteria hasil :
77
NIC :
a) Monitor TTV
akurat
urine
Pasien hemodialisis
a) Monitor TD
c) Monitor CT
78
g) Monitor adanya respiratory distress
d. Implementasi
e. Evaluasi
kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Pernyataan evaluasi
terfdiri dari data yang tercatat yang menyatakan efek dari tindakan yang
79
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian
fenomena, gejala, fakta atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor
tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu ke dalam variabel, tetapi
merupakan metode riset yang menggunakan berbagai macam sumber data yang
(masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata, dan peneliti hanya memiliki
sedikit peluang atau tak mempunyai peluang sama sekali untuk mengontrol
peristiwa yang akan diselidiki. Kekuatan yang unik dari metode studi kasus
80
adalah kemampuannya untuk berhubungan dengan berbagai jenis bukti (multi
sumber data atau data dari berbagai macam sumber. Metode studi kasus
menjadi jawabn bagi peneliti, karena dengan metode ini peneliti dapat
B. Subyek penelitian
C. Fokus studi
81
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
(Notoatmodjo, 2002)
2. Kriteria eksklusi
E. Instrumen penelitian
untuk memperoleh data. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang di
82
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
objektif.
1. Format wawancara/observasi
dengan cara menanyakan data yang telah tersedia dalam format, lalu dicatat
secara rinci jawaban yang telah diberikan oleh klien atau orang terdekat
klien (keluarga), seperti orang tua, saudara atau pihak lain yang mengerti
dan dekat dengan klien, dari catatan klien (wawancara atau rekam medis
klien) yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu,
(pemeriksaan fisik).
83
3. Alat ukur tambahan
meteran, senter untuk membantu dalam pemeriksaan fisik dan berupa alat
tulis menulis.
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang
1. Observasi nonpartisipan
Pada metode ini peneliti hanya mengamati, mencatat apa yang terjadi
2. Wawancara terstruktur
1. Lokasi
84
2. Waktu penelitian
Tehnik analisis digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi
gambar, bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan
I. Etika penelitian
85
2. Anonimity (tanpa nama)
dengan data responden. Pada aspek ini peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada kuesioner dan hanya diberikan kode atau nomor responden.
kerahasiannay oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul dari
khusus yang benar-benar milik pribadi sehingga hanya peneliti dan respon
yang mengetahuinya.
86
BAB IV
A. Hasil
1. Gambaran lokasi penelitian
dari Rumah Sakit kabupaten. Rumah Sakit ini tersedia 255 tempat tidur
rawat inap.
Rajawali terdiri dari 1 VIP dan 6 kamar dimana diruangan ini terdiri dari 2
2. Karakteristik partisipan
a. Identitas klien
1) Nama : Tn “L’’
4) Agama : islam
7) Pekerjaan : Wiraswasta
87
8) No. RM : 218611
1) Nama : Tn “R”
2) Usia : 40 tahun
4) Pekerjaan : Wiraswasta
a. Pengkajian
1) Keluhan utama :
2) Riwayat Kesehatan :
88
beraktivitas serta sering merasa takut dan khawatir tentang
penyakitnya.
sebelumnya
Genograsi 3 generasi
? ?
? 55 ? ?
Keterangan :
89
G3 : Klien anak ke 3 dari 6 bersaudara dan klien menderita BPH
3) Riwayat Psikososial :
4) Riwayat Spiritual :
beribadah
c) Ritual yang biasa dijalankan klien : saat istirahat dan sebelum tidur
5) Pemeriksaan Fisik :
Tanda-tanda distrus :
dengan usianya
tegang
90
Tinggi badan : 160 cm Berat badan : 55 kg
b) Tanda-tanda vital
Suhu : 36ºc
Nadi : 78x/i
Pernapasan : 22/i
TD : 100/50 mmHg
c) Sistem Perkemihan
6) Aktivitas sehari-hari
A. Nutrisi
1. Selera makan Baik Berkurang
2. Menu makan Nasi,sayur,ikan Bubur
3. Frekuensi makan 3x sehari 2x sehari
4. Makanan yang disukai Porsi tidak
dan makanan pantang dihabiskan
5. Pembatasan pola Tidak ada Tidak ada
makan
6. Cara makan Makan sendiri Di suap
B. Cairan
1. Jenis minuman yang dikonsumsi dalam Air putih dan teh Air putih
24 jam
2. Frekuensi minuman 5-6x sehari 4-5x sehari
3. Kebutuhan cairan dalam 24 jam
91
D. Istirahat tidur
1. - Jam tidur siang 14.00 – 15.00 13.00 – 15.00
- Jamt idur malam 21.00 – 05.00 21.00 – 06.00
2. Kebiasaan sebelum tidur Nonton Berdoa
E. Olahraga
1. Program olahraga Tidak ada Tidak ada
92
Data fokus
Data subyektif Data obyektif
1. Klien mengatakan sulit untuk BAK 1. Tampak terpasang catheter tersambung
2. Klien mengatakan nyeri pada saat BAK ke urine bag
3. Klien mengatakan nyerinya seperti 2. Tampak urine warna kemerahan
tertekan dan dirasakan mendadak 3. Tampak jumlah urine dalam urine bag
4. Klien mengatakan keadaan kandung ±3000 cc
kemih terasa nyeri 4. Tampak urine klien merembes
5. Tampak klien sulit untuk BAK
6. TTV :
TD : 100/50 mmHg
N : 78x/i
S : 36ºc
P : 22x/i
7. Klien tampak gelisah
8. Klien tampak meringis
9. Klien tampak lemas
10. Klien tampak memegang area yang sakit
93
Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Prostat membesar
1. klien mengatakan sulit
untuk BAK
2. klien mengatakan TURP
nyerinya seperti
tertekan dan dirasakan
mendadak Pemasangan folley
Do : Gangguan Eliminasi
1. tampak terpasang Urine
catheter tersambung ke Obstruksi oleh jondolan darah
urine bag post op
2. Tampak uine warna
kemerahan
3. Tampak jumlah urine Gangguan Eliminasi
dalam urine bag
Urine
±3000 cc
4. Tampak urine klien
merembes
5. Tampak klien sulit
untuk BAK
2. Ds : Prostat membesar
1. Klien mengatakan
nyeri pada saat BAK
2. Klien mengatakan TURP
keadaan kandung
kemih terasa nyeri
Do : Intasi mukosa kandung kencing
1. TTV : terputusnya jaringan trauma bekas
TD : 100/50 mmHg insisi
N : 78xi Nyeri
S : 36ºc
P : 22x/i Rangsangan syaraf diamter
2. Klien tampak gelisah
3. Klien tampak meringis
4. Klien tampak lemas Gate kontrole terbuka
5. Klien tampak
memegang area yang
sakit
Nyeri
94
b. Diagnosa keperawatan
No Diagnosa keperawatan Tgl ditemukan Tgl teratasi
1. Gangguan eliminasi urine b.d
hambatan saluran pengeluaran 22 februari 2017 Belum teratasi
pada kandung kemih
2. Nyeri akut b.d agent injury fisik 22 februari 2017 Belum teratasi
(spasme kandung kemih).
95
P : 22x/i manajemen nyeri.
2. Klien tampak gelisah 3. Mampu mengenali nyeri
3. Klien tampak meringis (skala, intensitas,
4. Klien tampak lemas frekuensi tanda dan
5. Klien tampak nyeri)
memegang area yang 4. Menyatakan rasa nyaman
sakit setelah nyeri berkurang.
96
d. Implementasi keperawatan
15.05 2. Menganjurkan klien untuk 15.05 2. Menganjurkan klien 15.05 2. Menganjurkan klien
miunm banyak untuk miunm untuk miunm banyak
Hasil : klien melakukannya banyak Hasil : klien
Hasil : klien melakukannya
15.10 3. Memonitor output klien melakukannya
Hasil : ± 1500 cc 15.10 3. Memonitor output klien
15.10 3. Memonitor output Hasil : ± 1500 cc
15.15 4. Memantau asupan dan klien
keluaran Hasil : ± 1500 cc 15.15 4. Memantau asupan dan
Hasil : minum 4-5 gelas, keluaran
1500 cc 15.15 4. Memantau asupan Hasil : minum 4-5 gelas,
dan keluaran 1500 cc
15. 20 5. Menyediakan waktu yang Hasil : minum 4-5
cukup untuk pengosongan gelas, 1500 cc 5. Menyediakan waktu
kandung kemih ( 10 menit ) yang cukup untuk
Hasil : 15.20 5. Menyediakan waktu pengosongan kandung
yang cukup untuk kemih ( 10 menit )
pengosongan Hasil :
kandung kemih ( 10
menit )
Hasil :
46
II Rabu, 22 a. Melakukan pengkajian nyeri Kamis, 23 1. Melakukan Jumat, 24 1. Melakukan pengkajian
februari 2017 secara komprehensif februari 2017 pengkajian nyeri februari 2017 nyeri secara
16.00 termasuk lokasi, 16.00 secara 16.00 komprehensif termasuk
karakteristik, durasi, komprehensif lokasi, karakteristik,
frekuensi, kualitas dan termasuk lokasi, durasi, frekuensi,
faktor presipitasi. karakteristik, durasi, kualitas dan faktor
Hasil : frekuensi, kualitas presipitasi.
dan faktor Hasil :
16.05 b. Mengontrol lingkungan presipitasi. 16.05 2. Mengontrol lingkungan
yang dapat mempengaruhi Hasil : yang dapat
nyeri seperti suhu ruangan, mempengaruhi nyeri
pencahayaan dan 16.05 2. Mengontrol seperti suhu ruangan,
kebisingan. lingkungan yang pencahayaan dan
Hasil : terlaksana dapat kebisingan.
mempengaruhi Hasil : terlaksana
16.10 c. Analgetik untuk mengurangi nyeri seperti suhu
nyeri. ruangan, 16.10 3. Analgetik untuk
Hasil : terlakasana pencahayaan dan mengurangi nyeri.
16.15 d. Meningkatkan istirahat. kebisingan. Hasil : terlakasana
Hasil : klien melakukannya Hasil : terlaksana
16.15 4. Meningkatkan istirahat.
Hasil : klien
16.10 3. Analgetik untuk melakukannya
mengurangi nyeri.
Hasil : terlakasana
16.15 4. Meningkatkan
istirahat.
Hasil : klien
melakukannya
Tabel 4.7 implementasi keperawatan
47
e. Evaluasi keperawatan
II Rabu, 22 S : Klien mengatakan nyeri Kamis, 23 S : Klien mengatakan nyeri Jumat, 24 S : Klien mengatakan masih
februari pada saat BAK februari pada saat BAK februari nyeri pada saat BAK
2017 O : TTV 2017 O : TTV 2017 O : TTV
16.00 TD : 110/70 mmHg 16.00 TD : 110/80 mmHg 16.00 TD : 110/70 mmHg
N : 80xi N : 80xi N : 80xi
S : 36ºc S : 36ºc S : 36ºc
P : 22x/i P : 24x/i P : 24x/i
A : Masalah belum teratasi A : Masalah belum teratasi A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi P : Lanjutkan intervensi
48
1. Lakukan pengkajian 1. Lakukan pengkajian 1. Lakukan pengkajian
nyeri secara nyeri secara nyeri secara
komprehensif komprehensif komprehensif
termasuk lokasi, termasuk lokasi, termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, karakteristik, durasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan frekuensi, kualitas frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi. dan faktor faktor presipitasi.
2. Kontrol lingkungan presipitasi. 2. Kontrol lingkungan
yang dapat 2. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan seperti suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan. pencahayaan dan kebisingan.
3. analgetik untuk kebisingan. 3. analgetik untuk
mengurangi nyeri. 3. analgetik untuk mengurangi nyeri.
4. Tingkatkan istirahat. mengurangi nyeri. 4. Tingkatkan istirahat.
4. Tingkatkan istirahat.
49
B. Pembahasan
antara teori dengan kasus penyakit Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) dengan
asuhan keperawatan yang penulis laksanakan selama 3 hari dari tanggal 22-24
1. Pengkajian
klasifikasi data. Pengumpulan data yang akurat dan secara sistematis dalam
2017.
merasakan nyeri saat BAK, klien tampak meringis saat BAK, terpasang
kateter pada penis klien, lemah, sulit beraktivita, urine bag berisi 3000 cc,
kanan. Data yang ditemukan sesuai dengan yang ada pada teori kecuali pada
i
penurunan berat badan dan anemia, hal ini tidak ditemuakn karena adanya
2. Diagnosa keperawatan
prioritas masalah.
kandung kemih.
keperawatan yaitu :
kandung kemih.
yaitu :
Karena tidak adanya terjadi masalah pada ginjal dan klien juga
perfusi ginjal
ii
3. Intervensi keperawatan
kandung kemih.
NIC :
(10 menit)
perkusi.
iii
k) Gunakan kekuatan sugesti dengan menjalankan air atau disiram
toilet.
tinja.
perkusi.
NIC :
d) Tingkatkan istirahat.
iv
f) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
dukungan.
dan interpersonal).
o) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil.
Analgesic Administration
pemberian obat.
v
f) Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara
teratur.
pertama kali.
kandung kemih.
NIC :
(10 menit)
NIC :
d) Tingkatkan istirahat.
vi
c. Kesenjangan intervensi yang ditemukan yaitu :
kandung kemih.
NIC :
perkusi.
alpha agonis.
tinja.
vii
m) Memantau tingkat distensi kandung kemih dengan palpassi dan
perkusi.
NIC :
nyeri pasien.
dan interpersonal).
k) Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak
berhasil.
viii
Analgesic Administration
pemberian obat.
teratur.
kali.
4. Implementasi
ix
melaksanakan tindakan tersebut meliputi tindakan mandiri, observasi dan
health education.
b. Nyeri akut b.d agent injury fisik (spasme kandung kemih), yaitu :
5. Evaluasi
kandung kemih.
Diagnosa ini belum teratasi karena klien menyatakan masih sulit untuk
x
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
ruangan dan dari status klien. Data-data ditemukan meliputi sulit untuk
buang air kecil, nyeri saat buang air kecil, klien tampak lemah, terpasang
kateter pada penis dan infuse set pada tangan kiri klien, klien dibantu
teori yang sering muncul pada kasus Benigna Prostat Hiperplasia namun
pada kasus hanya terdapat satu diagnosa yang muncul yaitu gangguan
kandung kemih.
xi
4. Pada tahap implementasi yang dilakukan pada klien Tn ”L” dengan
adalah kurangnya waktu yang diberikan untuk selalu bersama klien terutama
B. Saran
yang di harapkan.
xii
4. Untuk perkembangan keperawatan dimasa yang akan datang dianjurkan
untuk memberi perawatan lanjutan dirumah bagi klien yang sudah pulang.
xiii
xiv
INSTRUNMEN PENELITIAN
Nama mahasiswa :
Tempat praktek :
Tanggal :
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Klien :
2. Usia/Tgl. Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Agama/Keyakinan :
5. Suku/Bangsa :
6. Status Penikahan :
7. Pekerjaan :
8. No. MR. :
9. Tanggal Masuk RS :
B. Penanggung Jawab
xv
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Pekerjaan :
2. Faktor pencetus
( ) bertahap
( ) mendadak
3. Lamanya keluhan :
4. Timbulnya keluhan :
7. Diagnosa Medik
a. ………………………………………………..Tanggal
b. ………………………………………………..Tanggal
c. ………………………………………………..Tanggal
………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………................................
xvi
B. Riwayat Kesehatan Lalu
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Genograsi 3 generasi
…………………………………………………………………….
2. Pola Kognitif :
…………………………………………………………………….
3. Pola Koping :
…………………………………………………………………….
4. Pola Interaksi :
…………………………………………………………………….
V. Riwayat Spritual :
xvii
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
…………………………………………………………………….
1. Tanda-tanda Distrus :
Mood …………………..
Gaya berjalan……………………..
B. Tanda-tanda Vital
C. Sistem Pernafasan
xviii
1. Hidung (Simetris),………. Pernafasan Cuping Hidung,…………
A. Nutrisi
B. Cairan
xix
1. Tempat pembuangan :………………
E. Olahraga
xx
Makassar, ……………20….
Mengkaji
(……………….)
xxi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
BPH
Waktu : 30 menit
C. Materi Terlampir
2. Penyebab
4. Penatalaksanaan / Pengobatan
xxii
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
1. Flip Chart
2. Leaflet
G. Setting Tempat
5 4 1 3
2
6
7
Keterangan :
1. Moderator
2. Penyuluh
3. Audien
4. Fasilitator
5. Observasi
6. Observasi 2
7. Audien 2
xxiii
G. Kegiatan Penyuluhan
xxiv
Lampiran Materi
A. PENGERTIAN
dari kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada
B. PENYEBAB
prostat.
xxv
Kesulitan dalam hal memulai dan menghentikan berkemih.
Selain gejala-gejala di atas oleh karena air kemih selalu terasa dalam
D. PENATALAKSANAAN / PENGOBATAN
Konservatif
Obat-obatan : Antibiotika, jika perlu.
Self Care :
Kencing dan minum teratur.
Rendam hangat, seksual intercourse
xxvi
xxvii
xxviii