“DEHORNING”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu produksi ternak potong yang
diampu oleh :
Dr.Ir. Kuswati, MS., IPM., ASEAN Eng.
Disusun Oleh:
1. M Alfaritsi S (185050100111084)
2. Pangestu Dimas (185050100111166)
3. Miftakhu Salim (185050100111167)
4. Uwis Cheryna J (185050100111173)
5. Crista Damaris (185050100111177)
6. Riza Kurnia (185050100111214)
7. Nur Maulida W (185050100111224)
8. Vanya Trisna A (185050100111233)
9. Hady Khairy M (185050101111087)
10. Neny Apriliani (185050101111049)
11. Derah Musci W (185050101111124)
12. Alfin Nur Fauzi (185100601111002)
Kelas N
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2019
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alami, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam.
Atas segala karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Makalah yang berjudul “MAKALAH ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG
“DEHORNING” disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Produksi Ternak Potong yang diampu oleh Ibu Dr.Ir. Kuswati, MS., IPM., ASEAN Eng
Makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui bagaimana menejemen dehorning
yang benar. Dari penyusun mungkin makalah inin banyak kurangnya. Oleh sebab itu kami
mengucapkan banyak terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu penyusunan
makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai manusia biasa
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Besar harapan kami untuk memahamkan masyarakat dengan menejemen dehorning
pada ternak sapi potong. Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian umum dari dehorning.
2. Untuk mengetahui manfaat dari dehorning.
3. Untuk mengetahui keuntungan dan kekuranga dari dehorning.
4. Untuk mengetahui waktu dilakukannya dehorning.
5. Untuk mengetahui metode dari dehorning.
6. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam dehorning.
1.3 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan prosedur dalam melakukan
dehorning kepada ternak sesuai umur dan metode yang digunakan, kelebihan serta
kekurangan dilakukannya dehorning pada ternak dan peternak.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
2.3. Keuntungan Dehorning
Tujuan dilakukannya pemotongan tanduk ini adalah untuk mencegah terjadinya
gangguan yang menyebabkan hewan menjadi tidak nyaman karena pertumbuhan tanduk
yang abnormal menimbulkan berbagai hal negatif seperti timbulnya perlukaan pada
bagian yang tertusuk, gangguan penglihatan yang pada akhirnya menyebabkan
pertumbuhan menjadi terhambat, atau bahkan melukai hewan lain yang berada dalam
satu kandang. Pemotongan tanduk ini juga digolongkan sebagai bedah kosmetik pada
hewan. Pertumbuhan tanduk yang abnormal ini biasa terjadi pada spesies kambing
tertentu, contohnya pada kambing etawa. Untuk mencegah terjadinya abnormalitas
pertumbuhan tanduk dapat dilakukan pada kambing yang berumur 2-3 bulan.
3
sel yang telah rusak dan mati atau sebagai ilmu yang menerangkan tentang hubungan
antara organisme dan lingkungannya dalam arti hubungan antara organisme dengan
pangan dalam rangka melestarikan tugas organisme tersebut. Dalam pengertian tersebut
yang dimaksud organisme adalah makhluk hidup. Tentang hubungan antara makhluk
hidup dengan makanan dimulai sejak makhluk hidup mengambil atau memakan
makanan, membebaskan dan menggunakan energi yang berasal dari makanan,
mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan pembentukan zat-zat di dalam badan dari
bahan-bahan yang masuk untuk tumbuh dan mempertahankan hidup.
4
3. Clipper and Saw
Dehorning ini adalah dengan menggunakan gergaji. Cara ini hanya dilakukan
pada sapi-sapi dewasa atau menjelang tua yang tanduk-tanduknya sudah keras dan
panjang. Gergaji yang digunakan harus kuat dan tajam. Pemotongan dilakukan
dengan cara menyisakan pangkal tanduk 1—2 cm.
5
cepat , hanya berlangsung sekitar 2 detik saja, jangan berlangsung lebih luka,
karena bisa merusak sel otak. Tunas tanduk yang benar-benar terbakar,
mudah sekali terkelupas, luka akibat pengelupasan, diobati dengan bubuk
antibiotika lalu kambingnya disuntik dengan obat tetanus antitoksin. Tunas
tanduk yang tercabut, tak akan menumbuhkan tanduk lagi.
c. Pemotongan tanduk dengan arus listrik dapat juga digunakan pada sapi
muda. Suatu cincin baja yang dipanaskan dengan listrik ditekankan pada
dasar tanduk sehingga membakar jaringan disekitarnya dan menahan
pertumbuhan tanduk. cara ini hanya mematikan sebagian saja dari dasar
tanduk itu dan kemudian tanduk masih tumbuh dalam wujud deformasi yang
disebut scur.
3. Dehorning dengan gergaji
Cara :
a. Ikat ternak dengan kuar agar tidak memberontak.
b. Bulu disekitar tanduk digunting bersih, dan cuci daerah tersebut dengan
sabun, lalu keringkan dengan kapas bersih.
c. Gergaji tanduk dengan hati-hati, usahan hasilnya halus.
d. Pemotongan dilakukan dengan menyisakan pangkal tanduk 1-2 cm.
4. Biologi dengan cara kawin silang
Caranya dengan mengawinkan ternak yang bertanduk dengan yang tidak bertanduk
dengan harapan anak yang dihasilkan nantinya tidak bertanduk.
6
Vaselin : untuk dioleskan kebagian yang calon tanduk, agar caustic soda yang
dioleskan pada dasar calon tanduk tidak mengali ke bagian lain
7
Alat dehorning yang lainnya yaitu:
Dehorner mekanis
Dehorner penjepit
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dehorning adalah proses pemotongan tanduk pada ternak, yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya gangguan yang menyebabkan ternak menjadi tidak nyaman karena
pertumbuhan tanduk yang abnormal sehingga menimbulkan berbagai hal negatif seperti
timbulnya perlukaan pada bagian yang tertusuk, gangguan penglihatan yang pada
akhirnya menyebabkan pertumbuhan menjadi terhambat. Sesaat setelah dehorning
dilakukan, ternak akan mengalami pendarahan, dan akan mengalami penyusutan berat
badan karena fokus pada organ yang telah rusak dan berusaha untuk memperbaikinya
sehingga akan memerlukan nutrisi yang lebih banyak. Pelaksanaan dehorning dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu, dengan menggunakan bahan kimia, menggunakan besi
yang dipanaskan dan juga gergaji.
3.2. Saran
Berdasarkan pembuatan makalah ini, sebaiknya dalam pelaksanaan dehorning
dilakukan dengan hati-hati dan sebaik mungkin agar tidak menyakiti ternak sehingga
terhindar pula dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1995. Petunjuk Praktis Beternak Sapi Perah. Penerbit Kanisius : Yogyakarta.
Boandl KE., JE. Wohlt, and RV. Carsia. 1989. Effect of Handling Administration of a Local
Anesthetic, and Electrical Dehorning on Plasma Cortisol in Holstein calves.
Faulkner PM., and DM. Weary. 2010. Reducing Pain After Dehorning in Dairy Calves.
Journal Dairy Science. 83 (1) : 2037 – 2041.
Heinrich A., and ST. Millman. 2009. The Impact of Meloxicam on Postsurgical Stress
Associated With Cautery Dehorning. 92 (2) : 540 – 547.
Ludgate, P. J. Kumpulan Peragaan Dalam Rangka Penelitian Ternak Kambing dan Domba di
Pedesaan. Cetakan ke-2. Balai Penelitian Ternak. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian.
Mulyono, S. (2008). Penggemukan Kambing Potong. Niaga Swadaya.
Susilorini, T. E., M. E. Sawitri., dan Muharlien. 2008. Budi Daya 22 Ternak Potensial.
Penebar Swadaya : Depok.
10