Abstrac
Abstrac
Kingdom Plantae is a topic taught in Grade Tenth in Indonesia high school. The previous researchers
have found misconceptions and difficulties in understanding the classification and the nomenclature
system of Kingdom Plantae. Understanding basic concepts of Kingdom Plantae is important to study the
more complex system of Plantae. This research was aimed to analyze the conceptual understanding of
high school students on Plantae. The participants were 372 eleven graders who had studied Kingdom
Plantae and selected randomly from eleven high schools in Surakarta, Indonesia. The diagnostic test
four-tier consisting of 20 items. The instrument was to identify conceptual understanding. The
instrument showed result on validity (mean = 1.00 and SD = 0.06) and reliability (0.46). The test showed
that 10.5% students grouped as understand, and the test varied as to False Negative (4.4%), False
Positive (10.1%), Lack of Knowledge (45.6%), and Misconception (29.4%). Based on the results of the
test, the students have misconceptions about monocots and dicots, the morphology of Anacardium
occidentale, Musa sp., and Solanum tuberosum, classification of Anacardium occidentale. It was
recommended to do detail examination of the reasons of low achievement in conceptual understanding
of students.
Kingdom Plantae adalah topik yang diajarkan di kelas sepuluh di sekolah menengah Indonesia.
Para peneliti sebelumnya telah menemukan kesalahpahaman dan kesulitan dalam
memahami klasifikasi dan sistem nomenklatur Kerajaan
Plantae. Memahami konsep dasar Kingdom Plantae penting untuk dilakukan
mempelajari sistem Plantae yang lebih kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pemahaman konseptual siswa sekolah menengah di Plantae. Itu
pesertanya adalah 372 sebelas siswa kelas yang telah belajar Kerajaan Plantae dan
dipilih secara acak dari sebelas sekolah menengah di Surakarta, Indonesia. Itu
tes diagnostik empat tingkat yang terdiri dari 20 item. Instrumennya adalah untuk
mengidentifikasi pemahaman konseptual. Instrumen menunjukkan hasil validitas
(rata-rata = 1,00 dan SD = 0,06) dan reliabilitas (0,46). Tes menunjukkan itu
10,5% siswa dikelompokkan sebagai mengerti, dan tes bervariasi untuk Salah
Negatif (4,4%), False Positive (10,1%), Kurang Pengetahuan (45,6%), dan
Kesalahpahaman (29,4%). Berdasarkan hasil tes, siswa memiliki
kesalahpahaman tentang monokotil dan dikotil, morfologi Anacardium
occidentale, Musa sp., dan Solanum tuberosum, klasifikasi Anacardium
occidentale. Dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan detail alasan
prestasi yang rendah dalam pemahaman konseptual siswa.
1. Introduction
Kingdom Plantae is a topic which is taught in grade X, includes classification of plants from the
lower level to higher level, characteristics, and behavior, reproduction, and the roles for life.
Generally, the characteristics of plants are to have roots, stems, leaves, and chlorophyll.
However, in certain cases, there are some creatures that possess plant-like features but do not
belong to plant groups, such as non-plant fungi for lacking of chlorophyll. Many students face
difficulties related to misconceptions when learning this topic. Students' difficulties, according
to Zarisma, Qurbaniah, & Muldayanti, include the understanding of characteristics, the structure
of plant body, reproduction system, classification, and function [1]. Meanwhile, according to
Vitharana, students have misconceptions on the concept of food transportation in plants [2].
Difficulties in understanding concept are the problems not only for senior high school students
but also for students in all levels of education. In elementary level, students' misconceptions
occur in the concept of plant's structure and function [3], even some of them called the fungi
are plants [4]. According to American Association for the Advancement of Science,
misconceptions of living environment are experienced by primary and junior high school
students [5]. Junior high school students have misconceptions on the concept photosynthesis
[6], photosynthesis and respiration [7], and parts of the plant [8]. Meanwhile,
Kerajaan Plantae adalah topik yang diajarkan di kelas X, termasuk klasifikasi tanaman dari
tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi, karakteristik, dan perilaku, reproduksi, dan peran seumur
hidup. Secara umum,
Karakteristik tanaman adalah memiliki akar, batang, daun, dan klorofil. Namun, dalam kasus-kasus tertentu, ada
beberapa makhluk yang memiliki fitur seperti tanaman tetapi tidak termasuk kelompok tumbuhan, seperti jamur
non-tumbuhan
kekurangan klorofil.
Banyak siswa menghadapi kesulitan terkait dengan kesalahpahaman saat mempelajari topik ini. Siswa
kesulitan, menurut Zarisma, Qurbaniah, & Muldayanti, termasuk pemahaman tentang karakteristik
struktur tubuh tumbuhan, sistem reproduksi, klasifikasi, dan fungsi [1]. Sedangkan menurut
Vitharana, siswa memiliki kesalahpahaman tentang konsep transportasi makanan pada tanaman [2].
Kesulitan dalam memahami konsep adalah masalah tidak hanya untuk siswa SMA tetapi
juga untuk siswa di semua tingkatan pendidikan. Di tingkat dasar, kesalahpahaman siswa terjadi dalam konsep
struktur dan fungsi tanaman [3], bahkan beberapa di antaranya disebut jamur adalah tanaman [4]. Menurut
Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan, adalah kesalahpahaman tentang lingkungan hidup
dialami oleh siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama [5]. Siswa sekolah menengah pertama memiliki
kesalahpahaman
pada konsep fotosintesis [6], fotosintesis dan respirasi [7], dan bagian-bagian tanaman [8]. Sementara itu,
kesalahpahaman yang terjadi di tingkat universitas adalah tentang konsep fotosintesis dan respirasi tanaman
[9], klasifikasi tanaman [10], dan respirasi seluler [11].
Belajar tentang Kerajaan Plantae di Indonesia cenderung tidak kontekstual. Siswa memanfaatkan a
sumber belajar, buku teks. Sementara itu, tidak memiliki fakta detail tentang Tanaman. Para siswa tidak
melakukan pengamatan langsung untuk mengenal tanaman di lingkungan. Juga, mereka tidak difasilitasi untuk
mengamati
tanaman langsung di sekitarnya dan mengamati tanaman yang sebagian besar digunakan dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat. Kurangnya
pengenalan ke lingkungan sekitar menyebabkan kebingungan ketika menemukan suatu objek. Itu
kebingungan dapat menyebabkan kesalahpahaman siswa. Jika kesalahpahaman dialami, akan sulit untuk
melakukannya
mengklarifikasi konsep yang dianggap tepat, tetapi secara ilmiah memang tidak tepat.
Mempelajari Plantae sangat penting bagi siswa karena konsep ini adalah konsep dasar dalam bahasa Plantae
biologi sebelum mereka belajar tentang konsep biologi di tingkat berikutnya. Jika siswa tidak
memahami konsep ini, sehingga mereka sulit memahami konsep selanjutnya tentang Plantae.
Dibutuhkan cara untuk mengatasi kesulitan karena konsep itu penting bagi siswa. Cara itu
siswa dapat belajar Plantae dengan mudah dengan memberikan pemahaman tentangnya. Para siswa yang telah
menguasai
Konsep akan dapat mengingatnya yang telah dipelajari dalam waktu yang lama untuk membuat pembelajaran
menjadi bermakna
[12] Pemahaman konsep sangat ditekankan bagi siswa sebelumnya melalui menjelaskan dan memperkenalkan
lingkungan sekitar kita secara langsung menggunakan sentuhan dan aroma [3]. Jika siswa tidak dibekali konsep
memahami sebelumnya, kesalahpahaman mungkin akan terjadi pada siswa. Kesalahpahaman siswa akan
sulit untuk diidentifikasi dan diperbaiki [13].
Guru harus memahami konsep awal siswa sebelum mulai belajar tentang Tanaman. Salah satunya
cara untuk melakukannya adalah melakukan tes diagnostik [14]. Menurut Suwarto, tes diagnostik adalah tes yang
dapat memberikan informasi tentang pemahaman konsep dan cara untuk mengatasi kesulitan siswa [15]. Di barisan
dengan Suwarto, Haslam & Treagust mendalilkan bahwa tes diagnostik digunakan untuk mengidentifikasi
kesalahpahaman
dari sekelompok siswa [7]. Tes diagnostik adalah strategi untuk memahami konsepsi awal siswa pada a
topik tertentu [16].
Dalam penelitian ini, tes diagnostik dikembangkan dengan mengambil bentuk pilihan ganda empat tingkat.
Tes ini merupakan peningkatan dari bentuk tes sebelumnya (tingkat pertama, dua tingkat, dan tiga tingkat) yang
masih memiliki
kelemahannya, salah satunya adalah ketidakmampuan mengidentifikasi konsepsi siswa secara detail [17]. Tes
diagnostik adalah
tidak hanya digunakan dalam biologi, tetapi juga dalam bidang studi lain seperti matematika [18], molekul [19],
kimia
[20-22], fisika [23, 24], astronomi [25], dan bahkan psikiatri [26], psikologi [16], dan ekonomi [27].
Berdasarkan penjelasan tersebut, masalah penelitian adalah bagaimana memahami konsep pabrik di Indonesia
siswa kelas X SMA di Surakarta. Dengan pernyataan masalah, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki konsep
pemahaman siswa kelas X SMA di Surakarta.
2. Research Method
This study was carried out from November 2016 to February 2017 in 11
senior high schools in Surakarta with a total of 372 samples of grade X
students. Samples of schools were selected by using purposive sampling
technique, and samples of students were chosen by using random sampling
technique. The number of students participating in this research,
approximately 30 students for each school shown in Tabel 1, it was
determined by using disproportionate stratified sampling proposed by
Isaac [S = X²× N×P(1−P) d2(N−1)+X2P(1−P) ] . Table 1. Schools and
Number of Students Participated in the Present Research Name of High
School Type of School Number of Samples (students) SMA Negeri 1
Surakarta Public 33 SMA Negeri 2 Surakarta Public 31 SMA Negeri 6
Surakarta Public 32 SMA Negeri 8 Surakarta Public 33 MA Negeri 1
Surakarta Public, Islamic School 36 MA Negeri 2 Surakarta Public,
Islamic school, boarding 37 SMA Batik 1 Surakarta Private, general 35
SMA Batik 2 Surakarta Private, general 30 SMA ABBS Surakarta Private,
Islamic School 33 SMA MTA Surakarta Private, Islamic School 34 SMA
Kristen 1 Surakarta Private, Christian school 38 TOTAL 372