Anda di halaman 1dari 4

GRANODIORIT

 Geologi dan Mineralogi

Granodiorit adalah batuan beku intrusif dengan tekstur faneritik yang mirip
dengan granit, tetapi mengandung lebih banyak plagioklas feldspar daripada
ortoklaas feldspar. Menurut diagram QAPF , granodiorit memiliki volume kuarsa
lebih besar dari 20%, dan 65%-90% feldsparnya merupakan plagioklas. Plagioklas
dengan jumlah yang besar dapat membuat batuan ini menjadi tonalit.

Granodiorit terjadi dari proses pembekuan magma yang bersifat asam, sedangkan
bentuk intrusinya berupa sill, korok atau batholi, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang menyerupai granit.

Pada umumnya kerak benua bagian atas mengandung komposisi granodiorit yang
merata. Granodiorit dibentuk oleh intrusi magma kaya silika yang mendingin
dalam bentuk batholit dn stok di bawah permukaan bumi. Batolit dan stok dapat
tersingkap dipermukaan akibat pengangkatan dan erosi yaang terjadi.

Granodiorit berkomposisi felsik hingga intrmediet. Batuan ekstusif yang


ekuivalen dengannya adalah dasit. Granodiorit mengandung sejumlah besar
Natrium (Na) dan Kalsium (Ca) yang kaya plagioklas, K-feldspar, kuarrsa, dan
sejumlah kecil mika muskovit juga mineral-mineral lebih teramg lainnya. Biotit
dan aamfibol dalam bentuk hornblende juga lebih melimpah dalam granodiorit
daripada granit, sehingga dapat dengan mudah dibedakan karena granodiorit
menjadi lebih gelap. Mika pada granodiorit dapat hadir dalam bentuk kristal-
kristal heksagonal, dan hornblende dapat hadir dalam bentuk kristal-kristal seperti
jarum. Sejumlah kecil mineral-mineral oksida seperti magnetit, ilmenit, dan
ulvospinl dapat hadir begitu juga mineral-mineral sulfide.
Granodiorit

Sampel granodiorit dari prancis


Plagioklas,
Mineral utama:
Kuarsa
Natrium,
Mineral sekunder:
kalsium
Batuan beku
Jenis batuan:
intrusif

 Etimologi

Nama granodiorit berasal dari dua batuaan dimana granodiorit memilliki sifat di
tengah-tengahnya sebagai intermediet granit dan diorit. Akar kata gran berasal
dari bahasa latin granum untuk “butir” (grain, turunan bahasa inggrisnya). Diorit
dinamakan berdasarkan kontras warna pada batuan.
 Penambangan

Metode penambangan batu ini biasaa menggunakan metode tambang terbuka


(surface mining). Teknik penambangan granodiorit dilakukan seperti padad
penambangan andesit. Mempertimbangkan warna dan tekstur granodiorit yang
lebih indah dibandingkan dengan andesit, penambangan dalam bentuk balok
untuk selanjutnya dipotong/digerinda dengan ukuran tertentu kemudian dipoles
sangat dianjurkan. Sisa hasil pemtongan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
teraso.

 Pengolahan dan Pemanfaatan

Lembaran granodiorit yang sudah dipoles dapat dipergunakan sebagai lantai atau
ornamen dinding. Batuan ini apabila terkena sinar matahari dan air hujan relatif
lebih resisten dibandingkan dengan marmer. Batu rosetta dibuat dari granodiorit.
Disamping itu granodiorit paling sering digunakan sebagai bahan untuk
membangun jalan raya, untuk material konstruksi, terutama untuk muka
bangunan, trotoar dan batuan ornament. Granodiorit dimanfaatkan juga sebagai
meja dan sebagainya. Sisa pemotonngan granodiorit dicetak bersama semen putih
untuk membuat teraso.

 Keterdapatan

Batuan granodiorit di indonesia pada umumnya berumur mesozoikum. Beberapa


tempat yang telah diketahui keberadaannya antara lain:

 Daerah Istimewa Aceh: Samadua Kab. Aceh Selatan (Pinggir jalan raya
Meulaboh-Tapaktuan); Kungke Kec. Blangkeeren, Kab. Aceh Tenggara.
 Sumatera Utara: Sibolga, Tapanuli Tengah; Kotanopan Tapanuli Selatan;
P. Berhala; Trutung Tapanuli Utara; Parapat Kab. Simalungun.
 Sumatera Barat; Alahan Panjang Kab. Solok; Air Bangis, Kab. Pasaman
Riau; G Kijang P. Bintan, Kec. Rombak; Kec. Kampar.
 Jambi: Desa S. Manau Kec. S. Manau Kab. Sarko; Kec. Palepat dan
Rantau Pandan Kab. Bungolebu.
 Riau: Kec. Tandun, Kab. Kampar; Kec. Krita Kab. Indagiri Hulu; Kec.
Siberida; G. Bintan Besaar p. Bintan.
 Bengkulu: Air Manna, Kec. Manna Utara.
 Kalimantan Barat: Daerah G. Raya, Burik, Banil, Pandang, Bengkayang:
Daerah Kab. Sanggau.
 Kalimantan Selatan: Daerah Bt. Raya, Kec. Sungai Pinang Kab. Banjar.
 Sulawesi Sealatan: Daerah Boloci, Kab. Pangkep; Daerah Bantimurung
Kab. Maros.
 Foto Sampel Batuan:

Deskripsi Batuan :

1. Jenis batuan : Batuan beku asam plutonik

2. Warna : Abu-abu kehitaman

3. Struuktur : Masif

4. Tekstur : Derajat Kristalisasi : Holokristalin Granularitas :


Fanerik kasar (0-1 mm)

5. Kemas : Bentuk Kristal : Subhedral-Euhedral

6. Relasi :Equigranular Hipidiomorfik

7. Komposisi Mineral : Plagioklas 35%; Kuarsa 40%; Biotit 5%;


Hornblende 20 %

8. Nama Batuan : Granodiorit, Diorit, Monzonit, Syenit, Foid syenit (


Clan williams 1959)

9. Petrogenesa : batuan ini terbentuk akibat dari pembekuan


magma yang berada di bawah permukaan bumi dimana magma ini memiliki
sifat asam.

Anda mungkin juga menyukai