Anda di halaman 1dari 9

Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 22 - 30

PEMBUATAN PETA ZONA BATAS TINGGI OBSTACLE


SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN TATA RUANG
DI SEKITAR BANDARA
Studi Kasus: Bandara Ngurah Rai – Bali
(The Making of Obstacles Height Limit Zone Map as A Basis
for Controlling of Spatial Planning Around the Airport:
Case Study in Ngurah Rai Airport – Bali)

1 1 2 1
Suryanto , Dimas Hanityawan S. , Yofri Furqani Hakim dan Win Islamuddin Bale
1
Bidang Pemetaan Dasar Kedirgantaraan, Pusat PDKK, Bakosurtanal
2
Pusat Pemetaan Dasar Rupa Bumi, Bakosurtanal
Jln. Raya Jakarta Bogor Km. 46 Cibinong Bogor 169110
Telp/fax : +62 21 87901255
Email: surya_geodetic@ymail.com , suryanto@bakosurtanal.go.id

Diterima (received): 8 Februari 2011; Disetujui untuk dipublikasikan (accepted): 20 April 2011

ABSTRAK

Di Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP), tinggi bangunan dan benda-


benda lain baik yang alami maupun buatan tidak boleh melebihi batas-batas yang ditentukan
dalam peraturan KKOP. Tinggi bangunan dan benda lainnya yang diijinkan pada area ini
dipengaruhi oleh batas tinggi KKOP dan tinggi terrain. Salah satu solusi untuk
mempermudah pelaksanaan peraturan KKOP ini adalah dengan membuat peta zona
ketinggian bangunan yang diperbolehkan di KKOP. Peta zona ketinggian ini didapatkan
dengan mereduksi batas tinggi KKOP dengan tinggi terrain di bawahnya. Dalam penataan
ruang berkelanjutan, yaitu penataan ruang yang mengedepankan keseimbangan aspek
ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan, peta ini berguna untuk mempermudah analisa
tinggi bangunan dan benda-benda lain di sekitar bandara. Selanjutnya, peta ini dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam bentuk peraturan daerah (perda)
tentang pengaturan tinggi bangunan dan benda – benda lainnya. Sehingga, diharapkan
pihak otoritas bandara, pemerintah daerah dan pihak – pihak lain yang berkepentingan tidak
lagi kesulitan menentukan tinggi bangunan yang diijinkan di setiap tempat di sekitar
bandara.

Kata Kunci: Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan, Tata Ruang, Bandara,


Tinggi Bangunan

ABSTRACT

In Obstacle Limitation Surfaces Area, buildings and other objects height, either natural or
artificial, must not exceed the limits as defined in the regulation on Obstacle Limitation
Surfaces. Height of buildings and other objects that allowed in this area is influenced by the
height limit of Obstacle Limitation Surfaces and terrain height. The solution to facilitate the
implementation of this Obstacle limitation surfaces regulation is to make a map of the
allowed building height zone in the Obstacle Limitation Surfaces. Height zone map is
obtained by reducing the height limit of Obstacle Limitation Surfaces with terrain height

22
Pembuatan Peta Zona Batas Tinggi Obstacle ......................................................................................(Suryanto,dkk)

beneath. In the framework of sustainable spatial planning, spatial planning that shall put the
balance between economic, social, cultural, and environment aspects, and this map is useful
to facilitate analysis of buildings and other objects height around the airport. Furthermore,
this map can be used as a basis for decision making in the form of local regulation on the
buildings and other objects height around the airport. Thus, it is expected that the airport
authorities, local government and other interested parties have no longer difficulty to
determine the allowable height of buildings and other objects in every place around the
airport.

Keywords: Obstacle Limitation Surfaces, Spatial Planning, Airport, Buildings Height

PENDAHULUAN informasi aeronautika (aeronautical


information service).
Kawasan Keselamatan Operasi Pener- Pihak bandara dan pemerintah daerah
bangan (KKOP) adalah wilayah daratan memiliki wewenang dalam mengendalikan
dan/atau perairan dan ruang udara di tata ruang di dalam KKOP, salah satunya
sekitar bandar udara yang dipergunakan adalah dengan mengatur tinggi bangunan
untuk kegiatan operasi penerbangan dan objek-objek lainnya agar tidak
dalam rangka menjamin keselamatan mengganggu penerbangan. Namun pada
penerbang-an. Kawasan ini meliputi area umumnya pihak bandara dan Pemerintah
dengan radius sekitar 15.000m yang Daerah memiliki kesulitan dalam
dibagi dalam beberapa jenis kawasan, menentukan batas tinggi bangunan dan
yaitu: kawasan ancangan pendaratan dan objek lainnya di setiap titik dalam KKOP.
lepas landas; kawasan kemungkinan Pada dasarnya untuk menentukan batas
bahaya kecelakaan; kawasan di bawah tinggi tersebut adalah cukup dengan
permukaan transisi; kawasan di bawah mengetahui selisih antara batas tinggi
permukaan horizontal-dalam; kawasan di KKOP dengan tinggi terrain. Untuk
bawah permukaan kerucut; dan kawasan mempermudah bagi semua pihak, maka
di bawah permukaan horizontal-luar. penentuan batas tinggi dapat dibantu
Ambang batas ketinggian suatu objek dengan peta zone batas tinggi obstacle
(gedung, bangunan, menara, pepohonan, yang menggambarkan selisih tinggi
dll) di setiap kawasan ditentukan terrain dan batas tinggi KKOP. Dalam
berdasarkan kelas bandara yang tulisan ini akan dipilih area KKOP bandara
bersangkutan. Ngurah Rai-Bali sebagai area studi. Untuk
Berdasarkan ketentuan pasal 208 UU memaksimalkan penggunaan di lapangan
No. 01 Tahun 2009, untuk mendirikan, maka peta ini akan disajikan dalam
mengubah, atau melestarikan bangunan, beberapa model tampilan.
serta menanam atau memelihara pepo-
honan di dalam KKOP tidak boleh METODOLOGI
melebihi batas ketinggian KKOP.
Pengecualian terhadap ketentuan ini Untuk dapat mengendalikan tata ruang
harus mendapat persetujuan Menteri, di sekitar bandara ada beberapa hal yang
penggunaannya sebagai fasilitas yang perlu dilakukan oleh pihak bandara dan
mutlak diperlukan untuk operasi pemerintah daerah, diantaranya:
penerbangan, memenuhi kajian khusus • Memantau tinggi bangunan, pohon
aeronautika, dan sesuai dengan dan objek lainnya yang sudah ada,
ketentuan teknis keselamatan operasi • Memberikan arahan pemilihan lokasi
penerbangan. Dalam pasal ini juga pembangunan yang didasarkan pada
ditentukan bahwa bangunan yang data batas tinggi objek,
melebihi batas tinggi KKOP wajib
diinformasikan melalui pelayanan

23
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 22 - 30

• Menentukan jenis penggunaan lahan yaitu Peta RBI skala 1:25.000, Peta LBI
yang sesuai untuk area di dalam bandara Ngurah Rai-Bali skala 1:25.000
KKOP, edisi tahun 2007, dan aturan – aturan
• Mengendalikan tinggi bangunan mengenai KKOP (BSN (2005), Menhub
dengan prosedur perijinan pem- (2005) dan Ditjen Perhubungan Udara
bangunan. (2000)). Sementara itu, untuk melakukan
pengolahan data dan penyajian hasil
Untuk melakukan fungsi-fungsi digunakan Software ArcGIS 9.2 dan
tersebut pemerintah daerah dan pihak Global Mapper 8.
bandara memerlukan data batas tinggi
objek di seluruh area KKOP. Tinggi Perlaksanaan
bangunan dan objek lainnya yang
diijinkan dalam KKOP pada dasarnya Gambar 1 adalah merupakan diagram
adalah merupakan selisih antara tinggi alir pembuatan peta zona batas tinggi
permukaan KKOP dengan tinggi terrain. obstacle di sekitar bandara Ngurah Rai –
Oleh karena itu untuk dapat menentukan Bali.
tinggi obstacle yang diijinkan di setiap titik
maka dibutuhkan data utama berupa Pembuatan Digital Terrain Model (DTM)
permukaan KKOP sebagai batas tinggi
KKOP dan permukaan terrain. Garis kontur merupakan garis – garis
Sementara itu untuk dapat memak- yang menghubungkan titik – titik di
simalkan fungsi pengendalian tata ruang permukaan bumi yang memiliki ketinggian
maka informasi – informasi lain seperti yang sama dan merupakan salah satu
data liputan lahan, jaringan jalan, batas model penggambaran terrain. Garis
administrasi, toponimi dan lain – lain juga kontur ini diperoleh dari Peta Rupabumi
perlu ditampilkan. (RBI). Untuk proses analisis tinggi objek
di sekitar bandara dibutuhkan model
Sumber Data penyajian terrain yang bersifat kontinyu.
Oleh karena itu data garis kontur tersebut
Untuk dapat memenuhi semua kebu- perlu diubah penyajiannya menjadi DTM
tuhan data tersebut, maka berikut ini seperti pada Gambar 2
adalah sumber data yang digunakan,

Peta RBI Peraturan KKOP Peta LBI

Kontur

DTM Raster Math Model KKOP

Peta Dasar Batas Tinggi Obstacle

Peta Penetrate area Peta Zona Peta Isoline

Gambar 1. Diagram alir pelaksanaan penelitian


24
Pembuatan Peta Zona Batas Tinggi Obstacle ......................................................................................(Suryanto,dkk)

Gambar 2. DTM hasil interpolasi dari garis kontur

Pembuatan Model 3D Batas Tinggi


KKOP Penghitungan Batas Tinggi Objek

Dari Aeronautical Informastion Batas tinggi objek di dalam KKOP


Publication (AIP) diketahui data detil yang masih diijinkan pada dasarnya
bandara Ngurah Rai, diantaranya: adalah merupakan selisih tinggi antara
Panjang landasan 3000m, tinggi rata – permukaan KKOP dengan permukaan
rata landasan 3.375m dan ketelitian terrain. Oleh karena itu, meskipun
Instrument Landing Syatem (ILS) permukaan KKOP memiliki perubahan
termasuk kategori II. Dari data tersebut ketinggian yang teratur namun karena
maka diketahui bahwa Bandara Ngurah perubahan permukaan terrain tidak teratur
Rai masuk dalam precision approach maka tinggi objek yang dijinkan juga tidak
category dan memiliki code number 4. teratur. Dalam ilustrasi Gambar 4
Oleh karena itu ketentuan penggambaran (Suryanto dkk, 2010), tinggi objek yang
permukaan KKOP yang digunakan adalah diijinkan di titik A adalah setinggi a,
seperti ditampilkan dalam Tabel 1. sedangkan di titik B adalah setinggi b.
Poligon kawasan dibuat berdasarkan Dalam gambar tersebut diilustra-sikan
ketentuan pada Tabel 1. Sementara itu tinggi objek yang diijinkan di titik A yang
permukaan KKOP dimodelkan dengan lebih jauh dari runway justru lebih rendah
cara menambahkan nilai tinggi pada dibandingkan dengan tinggi objek yang
poligon kawasan tersebut dan kemudian diijinkan di titik B, dikarenakan terrain di
membuat-nya menjadi raster permukaan. titik A yang jauh lebih tinggi.
Tabel 2 menyajikan cara menghitung Batas tinggi objek dihitung dengan
tinggi permukaan KKOP bandara Ngurah- cara mengurangkan nilai tinggi
Rai. Sedangkan Gambar 3, menyajikan permukaan KKOP dengan nilai tinggi
hasil pemodelan permukaan KKOP

25
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 22 - 30

terrain seperti diilustrasikan dalam Gambar 5.

Tabel 1. Ketentuan penggambaran KKOP Bandara Ngugrah Rai

Tabel 2. Batas tinggi setiap kawasan

Gambar 3. Hasil pemodelan permukaan KKOP

26
Pembuatan Peta Zona Batas Tinggi Obstacle ......................................................................................(Suryanto,dkk)

A’

Gambar 4. Ilustrasi tinggi objek yang diijinkan dalam KKOP

Raster surface 1 Raster surface 2 Raster selisih tinggi


(Permukaan KKOP) (DTM)

Gambar 5. Ilustrasi pengurangan tinggi dengan raster math

Dengan demikian akan didapatkan Pembuatan Isoline Batas Tinggi Objek


raster surface baru yang memuat data di dalam KKOP
tinggi objek yang diijinkan pada setiap
titik. Daerah yang memiliki nilai negatif Hasil pengurangan tinggi permukaan
menunjukkan bahwa permukaan terrain di KKOP dengan tinggi permukaan terrain
daerah tersebut lebih tinggi daripada berupa data raster. Untuk dapat dilakukan
permukaan KKOP atau disebut sebagai beberapa analisis maka dilakukan
Penetrate Terrain Area. Sedangkan area konversi data raster tersebut ke dalam
yang memiliki nilai positif berarti data vektor. Konversi ini dilakukan
permukaan terrain lebih rendah dengan bantuan software Global Mapper
dibandingkan permu-kaan KKOP dengan 8, dengan menggunakan menu Generate
angka yang terdapat pada setiap piksel Contours untuk mendapatkan isoline yang
menunjukkan selisih ketinggian menghubungkan titik – titik yang memiliki
permukaan KKOP dengan ketinggian batas tinggi objek yang sama. Interval
terrain. Nilai inilah yang digunakan isoline ditentukan sebesar 5 m. Gambar 6
sebagai nilai tinggi objek yang diijinkan menyajikan layer isoline yang berhasil
pada area tersebut. dibuat dari data raster surface tersebut.

27
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 22 - 30

Gambar 6. Isoline batas tinggi objek di dalam KKOP

HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu: dibawah 10m, 10m-25m, 25m-50m,


50m-75m, 75m-100m, 100m-125m dan di
Peta Penetrate Area atas 125m. Dengan peta ini maka pihak
peme-rintah daerah dapat membuat
Peta ini digunakan untuk menunjukkan perencanaan tata ruang yang terintegrasi
area yang memiliki permukaan terrain dengan KKOP. Gambar 8,
lebih tinggi dari permukaan KKOP (area memperlihatkan contoh Peta Zona Batas
yang diperbesar). Area ini merupakan Tinggi.
area yang seharusnya tidak dapat
dikembangkan untuk kepentingan apapun Peta Isoline Batas Tinggi
kecuali berhu-bungan dengan operasional
dan kesela-matan penerbangan. Peta ini Peta ini digunakan untuk menunjukkan
hanya menunjukkan batas area dan tinggi tinggi objek yang diijinkan pada setiap
maksimal dari permukaan terrain pada titik. Dalam peta ini digambarkan garis –
area tersebut. Untuk membuat batas garis isoline yang menghubungkan titik –
penetrate area digunakan isoline yang titik yang memiliki batas tinggi objek yang
memiliki nilai 0 (nol). Gambar 7, sama dengan interval 5m sehingga pihak
memperlihatkan contoh Peta Penetrate bandara dan pemerintah daerah dapat
Area. mengguna-kan peta ini sebagai dasar
dalam memberikan rekomendasi kepada
Peta Zone Batas Tinggi pihak yang mengajukan ijin pembangunan
di area KKOP. Gambar 9,
Peta ini digunakan sebagai peta dasar memperlihatkan contoh Peta Isoline Batas
perencanaan tata ruang secara global Tinggi.
namun tidak detil. Pada peta ini area
KKOP dibagi menjadi 7 (tujuh) zona,

28
Pembuatan Peta Zona Batas Tinggi Obstacle ......................................................................................(Suryanto,dkk)

Gambar 7. Peta Penetrate Area

Gambar 8 : Peta Zona Batas

Gambar 9 : Peta isoline Batas Tinggi

29
Globë Volume 13 No 1 Juni 2011 : 22 - 30

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan BSN. 2005. Standar Nasional Indonesia


03-7112-2005 mengenai Kawasan
Pihak bandara dan pemerintah daerah Keselamatan Operasi Penerbangan.
memiliki wewenang dalam mengendalikan Badan Standar Nasional. Jakarta.
tata ruang di dalam KKOP, salah satunya Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
adalah dengan mengatur tinggi bangunan 2000. Keputusan Direktorat Jendral
dan objek-objek lainnya agar tidak Perhubungan Udara Nomor:
mengganggu penerbangan. Peta Zona SKEP/110/ VI/2000 Tentang Petunjuk
Batas Tinggi Obstacle dapat menjadi Pelaksanaan Pembuatan Kawasan
sarana untuk membantu pihak bandara Keselamatan Operasi Penerbangan di
dan pemerintah daerah dalam Bandar Udara dan Sekitarnya. Jakarta.
mengendalikan tata ruang di sekitar Menteri Perhubungan. 2005. Peraturan
bandara. Menteri Perhubungan Nomor : KM 44
Tahun 2005 Tentang Pemberlakuan
Saran SNI 03-7112-2005 Mengenai Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan
Untuk semua bandara di Indonesia Sebagai Standar Wajib. Jakarta.
sebaiknya juga dibuat peta zona batas Suryanto, Hakim, Y.F, Hanityawan, D.,
tinggi obstacle sebagai dasar dalam Hendrayana, E. 2010. Pembuatan
pengendalian tata ruang di sekitar Sistem Informasi Geografis (SIG)
bandara tersebut Untuk Analisa dalam Pemberian Ijin
Tinggi Bangunan Di Sekitar Bandara
Ngurah Rai – Bali, Prosiding Forum
Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor
Indonesia (FIT ISI) 2010. Pekan Baru.

30

Anda mungkin juga menyukai