ilDasar
Dasar
ILMU
PENDIDIKAN
Drs. Syafril, M.Pd.
Drs. Zelhendri Zen, M.Pd.
n
k ,A" C =D , ,
J f 1
r• D
,io.
t
_ Diirt?..,iKA[L,„f
„.• •
Sanksi Pelariggarark Pasal 113 Undang-Undang Nernor 2E Tabun 2014 tentang flak Cipta.
5ebagairriana yang telah diatur dan dFubah dari Undang-Undang Nornor 19 Tahun 2002, bahwa;
Kutipan Pasal 113
(1) Setiap °Tang yang dengan tanpa hak malakukan pelanggaran hak ekonarni sebagaimana
dirriakwud dalarn Pasal 9 ayat (1) hurul r untuk Penggunaan Secara Kemer5ial dipidana dengan
pidana pekara paling lama 1 (satu) tahun danfatau pidana Benda paling banyak Rp100.000.000.-
(sai'.atua Juta rupiah).
(2) Setiap °fang yang dengan tanpa hak daniatau tanpa izin Fencipta atau pernegang Hak Cipta
rneiakukan paiangeaFan hak akpnorni Parizipta sekaaeairnana olmaksud cialarn Friel 9 ayat (1)
huruf c, huruf d, huruf f, dardatau huruf h untuis Penggunaan Secara Komersial di pidana
dengan Walla penjara paling lama 3 (tilts} tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,- (lima ',alms Juta rupiah).
( 3 ) Setiap Orang yang dangan tanpa hak daniatau tanpa izin Panel plta atau paryiegang Hak Cipta
melaktikan pelanggaran hak ekonorni Pencipta 5ebagarrnana dimaksud dam Pasar 9 ayat (1)
huruf a, huruf b, huruf e, clan/atau huruf g untuk Periggunaan Secara Kornersial di pidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (ernpat) taw" dahlatau pidana denda paling banyak Riot
.000.000_000,- (5atuill
m...21 rupiah),
-
( 4 ) Setiap Orang yang rnerruanuhi uns.ur sebagau nana dirnaksud pada ayat (3) yang dikakuRan
dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepulvh) tahun
danlatau pidana denda paling banyak Rp4_000.000.000,- (em pat miliar rupiah).
DASAR-DASAR
ILMU PENDIDIKAN
ISBN 978-1502-422-1159-4
ISBN (E) 975.602 -
422.928 -3 15 x 23
crn x. 258 him
Mourne, 2017,0809
Penulis
Drs_ Syafril.
Ors, Zeihendri Zen,
Desain Sarnpul
I r fan
Penata Letak
Pia
Penerbit
KENCANA
(Divi5i dari PRENADANIEDIA Group)
JI. Tarrtra Raya No. 23 Rawamangun Jakari 13220
Tett: (021) 478-64657 Faks: (021) 475-4134
pmg©prenadamedia_corn
YIPMV, pre nadam edia-c DM
INDONESIA
Dilara.ng irnengurtip sebagian atau seluruh isi Itukuini dencian care apa pun,
t2wasuk dengan care grariggunaan rnasin rotokoni, tanoa IZirl soh Owl panerbit.
Kate Pengantar
vi ■
Daftar isi
vin
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Untuk dapat menjadi manusia seutuhnya, maka setiap manusia
yang iahir ke dunia akan melalui proses pertumbuhan dan perkern-
bangan yang perlu dibantu oleh orang lain. Bagaimana bantuan itu
diberikan secara tepat dan optimal, perlu dipahami hakikat manusia
itu. Sangat naif, apabila seorang pendidik atau pemimpin tidak
memahami tentang hakikat manusia, karena orang-orang yang
bersangkutan senantiasa berkiprah dengan manusia. Jika terjadi
hal yang demikian sarna artinya dengan seorang petani yang tak
tahu cara menggarap ladangnya, dan bila dilaksanakan juga pasti
terjadi kerusakan, karena seorang petani diserahi tugas tidak tahu
cara melaksanakannya.
Pengetahuan atau pemahaman tentang hakikat manusia ini sungguh
sangat berguna dalam segala lapangan kehidupan, dan tidaklah hanya
menjadi keharusan hagi seorang guru. Karena itu, sangat diharapkan
kepada semua para mahasiswa agar mempelajari hakikat manusia dan
dirnensi-dirnensinya dengan bersungguh-sungguh, dan sekaligus
rnenerapkan pengetahuan yang diperoleh itu di saat berinteraksi
dengan sesama manusia, di dalam segala lapangan kehidupan.
Tujuan yang akan dicapai dalarn pokok bahasan ini agar Anda
dapat menjelaskan mengenai:
1. Terminologi
a. Istilah (term), dan hakikat berasal dari bahasa Arab, dengan kata
dasarnya “haq” yang berarti kebenaran yang sesungguhnya
(mendasar). Apabila seseorang menerangkan atau menjelaskan sesuatu
benda atau sifat, maka yang dijelaskan itu adalah ciri-ciri atau sifat
yang mendasar dari benda atau objek tersebut. Contoh, Lila seorang
manusia hanya mempunyai sebuah kaki, tetapi otaknya masih dapat
berpikir normal, maka yang bersangkutan masih dianggap sebagai
manusia yang layak. Sebaliknya, walaupun seorang manusia
mempunyai kaki dua huah tetapi tidak dapat herpikir normal, maka
yang bersangkutan tidak dapat dipandang sebagai manusia yang layak,
sebab ia tidak mampu saling tukar pikiran dengan orang lain. Oleh
karena itu, pernikiran atau akal sehat merupakan salah satu ciri "haq"
(hakiki) manusia. Selanjutnya, kebenaran yang hakiki ("haq")
berasal dari Tuhan, dapat juga dari manusia, asal tidak menentang
aturan Tuhan (QS. al- Bagarah [2]: 147) .
b. lstilah manusia juga berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata "man"
yang artinya manusia, kebetulan sarna juga artinya dengan yang ada
dalam bahasa inggris. Selanjutnya penggalan kata yang kedua yaitu nasi
yang artinya pelupa. Jadi, istilah manusia berarti orang yang sering
lupa tentang aturan atau peringatan-peringatan Tuhan.
Beberapa istilah lain, yang sering digunakan untuk manusia
1) AI-insani, yang artinya manusia yang punya hati (“insan kamil” =
nurani). Ada juga manusia yang jasadnya rnasih hidup, tetapi nuraninva
telah "mati", karena tidak berfungsi,
2) AI-basyar, yang artinya manusia dalam bentuk lahiriahnya, yaitu
makhluk yang memerlukan makan dan minum, atau yang punya badan
dan anggota sebagai layaknya manusia biasa,
2 ■
13A13 1 a- Hakikat Manusia elan Dirriensinya
111 3
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
merupakan petunjuk bagi perbuatan dan moral. Kata hati akan terlihat
dari kepekaan emosi seseorang dalam memutuskan sesuatu tindakan
yang akan dilakukan.
4) Memiliki moral.
Kalau kata hati lebih menekankan kepada keputusan yang diambil,
sedangkan moral berkaitan tindakan itu sendiri atau realisasi dari
kata hati. Sesuatu yang telah ditentukan oleh kata hati harus ada
kemauan untuk melaksanakannya. Moral merupakan nilai-nilai
kemanusiaan, karena moral bertalian erat dengan keputusan kata
hati. Moral dapat disamakan dengan etika, sedangkan etiket
berhubungan dengan sopan santun.
5) Kemampuan untuk bertanggung jawab.
Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang
dilakukan merupakan tanda dan sifat orang yang bertanggung
jawab. Wujud dari tanggung jawab itu bisa tanggung jawab kepada
diri sendiri, kepada masyarakat, dan tanggung jawab kepada Tuhan.
Antara kata hati, moral, dan. tanggung jawab merupakan suatu hal
yang sangat berhubungan. Kata hati berperan untuk
mempertimbangkan apa tindakan yang akan dilakukan, sedangkan
moral merupakan tindakan dan perbuatan itu sendiri, sedangkan
tanggung jawab merupakan kesediaan menanggung risiko dari
perbuatan itu sendiri.
6) Memiliki rasa kebebasan
Rasa kebebasan adalah tidak merasa terikat oleh sesuatu, tetapi
yang sesuai dengan kodrat manusia. Kemerdekaan yang
sesungguhnya adalah berlangsung dalam keterikatan. Bebas berbuat
sepanjarig tidak bertentangan dengan nilai dan tuntutan kodrat
manusia. Orang hanya akan merasakan kebebasan batin jika ikatan
yang ada telah menyatu dengan dirinya, dan menjiwai segenap
perbuatannya. Dengan demikian, kebebasan itu erat kaitannya
dengan kata hati, moral, dan tanggung jawab. Seseorang akan
merasa bebas jika perbuatannya (moral) sesuai dengan kata hati
(sesuai dengan kata hati dan kodrat manusia), sehingga perbuatan
tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan yang tidak
menimbulkan kegelisahan dalam dirinya (kebebasan).
7) Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari haknya,
Kewajiban dan hak merupakan dua haI yang timbul sebagai mani-
festasi clari manusia sebagai rnakhluk sosial. Jika seseorang mem -
punyai hak, tentu ada pihak lain yang harus mernenuhi, sebaliknya
kita punya kewajiban, karena orang lain yang rnerniliki hak.
4
13A13 1 a- Hakikat Manusia elan Dirriensinya
a. Pandangan Islam/Al-Qur'an
Islam memandang hakikat manusia bukan berdasarkan pandangan
prihacli atau individu orang yang rnemandang, melainkan pandangan yang
didasarkan atas ayat-ayat Tuhan yang terkandung di dalarn Al-
5
DASA R-DASA R. ILlvtil PE N DIIDIK AN
6 ■
13AB la- Hakikat Manusia clan Dirriensinya
7
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
8 •
13A13 1 a- Rakikat Manusia elan Dirriensinya
ego, dan superego. Istilah lain yang juga dipakai yaitu Id = das es, dan
ego = das kh, serta super-ego = das uber kh. Selanjutnya dijelaskan
bahwa Id meliputi berbagai jenis keinginan, dorongan, kehendak, dan
insting manusia yang mendasari perkembangan individu, yang sexing
juga disebut libido seksual atau dorongan untuk mencapai kenikmatan
hidup, Di dalam Id itu terdapat dua unsur yang paling utama, yaitu
unsur seksual dan sifat agresif sebagai Jaya penggerak
kejiwaanftingkah laku manusia, Setiap individu akar' berusaha me-
muaskan libido seksualnya. Ego berfungsi untuk rnenjembatani antara
Id dan dunia luar dari individu itu. Yang muncul ke dunia luar dad
perbuatan individu adalah egonya. Ego mengatur gerak-gerik Id dalam
memuaskan libidonva, dengan cars tidak memunculkan semua
dorongan yang tirnbul atau ada di dalam Id. Selartjutnya superego,
rumba dan berkernbang berkat intera.ksi antara individu dan
lingkungannya, yang bersifat mengatur seperti nilai (value) moral,
adat, tradisi, hukum, norms, dan yang sejenis lainnya. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa superego adalah pengawas tingkah laku individu
dalam berinteraksi dengan lingkungan. Beberapa kritikan terhadap
teori Freud ini muncul dari kaum a.garna yang berpendapat bahwa
tingkah laku martusia, bukan banya diatur atau dikendalikan oleh
faktor lingkungan melalui superego, melainkan oleh aturan yang
datang dari Tuhan. Sepanjang pengetahuan penulis, memang Freud
tidak pernah mengaitkan teorinya dengan Tuhan, Menuru.t Islam yang
dasarnya Al-Qur'an, superego dalam teori Freud dapat dianalogikan
dengan nurani (insane kamil = kalbu) manusia. Dalam nurani
(insane karnil) itulah terkandungnya potensi fit -rah manusia, yairu
sifat-sifat Tuhan yang dianugerahkan-Nya kepada manusia sebagai
khalifiztullah di rnuka bumi ini. Lihat S. ar-thwm (30) 30. Menurut
ajaran Islam, unsur untuk menetapkartikriteria tentang bunik clan baik
secara potensial telah diletakkan Tuhan di dalam setiap diri manusia.
Kondisi lingkungan yang dibuat manusialah yang berfungsi untuk
menurnbuhkernbangkan nurani libido yang terpendarn di dalamnya.
Pandangan tear! Freud ini disebut juga psikoanalitik, yang artinya
psiko z jiwa yang pantulannya dari tingkah laku manusia; dan
selanjutnya analitik = analisis yaitu mengklasifikasikan unsur-unsur
yang ada di dalam kejiwaan, yaitu Id, ego, dan superego sebagaimana
telah diuraikan. lintuk jelasnya basil analisis itu dapat diiiustrasikan
dalam Gambar
9
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
11111111111
Ego
1 Id
GA BAR 1.1
Analisis unsur kcjiwaan manusia menurut Freud
2) Pandangan Humanistik
Pandangan humanistik ini ditokohi oleh Roger, Hansen, Adlet, dan
Martin Buber (Akta Mengajar V oleh Universitas Terbuka, 1985).
Human artinya manusia, yaitu rnemahami secara hakiki keberadaan
manusia, oleh manusia dan dad manusia berdasarkan 1c.1.00, (pe-
mikiran manusia). Pandangan tersebut dapat dijelaskan sebagai be-
rikut:
a) Dalarn hatas tertentu manusia punya ntonomi untuk rnenenrukan
nasibnya,
Manusia bukan diserahkan oleh instingnya raja sebagaimana
yang dianut oleh Freud, akan tetapi is dalarn hatas terteritu pu-
nya otonomi untuk menentukan arah kehidupannya. Contoh,
apakah seseorang akan menjadi petani, saudagar, atau pegawat
mau duduk atau herdiri, tergantung kepada keputusannya.
b) Manusia bukan makhluk jahat atau baik, tetapi is punya potensi
untuk keduanya,
Ia. {manusia punya pinball) rnengarnbil putusan, yang sangat
berlainan dengan makhluk nonmanusia, Apalagi kalau makhluk
anorganik yang semata-mata tergantung kepada kondisi di luar
dirinya seperti batu atau
10 C) Manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab atas
perbuatannya.
Kenyataan rnenuniukkan hahwa manusia/dewasa dapat her-
BAB Hakikat Manusia elan Dirriensinya
11
DASAR-DASA R. ILt.IU PENDIDIKAN
lui penguasaan pengelolaan atas surnber daya slam dan sumber daya
manusia untuk kehidupan yang darnai clean sejahtera dalarn alarm yang
nyaman dan tenteram; clan hak asasi manusia dipenuhi melalui saling
pengertian, saling member!, dan saling menerima serta saling melin-
dungi, menyejahtera.kan dan rnernbahagiakan,
Harkat dan martab at manusia akan semakin m en cap ai basil yang
baik jika patens! diri manusia itu dikembangkan dengan baik.
Pengembangan potensi diri manusia tidak berjalan dengan sendirinya, tetapi
memerlukan upaya yang optimal dari diri sendiri dan lingkungannya.
Pengembangan potensi dini manusia harus dapat menghasilkan kehidupan
yang lebih baik, Pengembangan potensi diri tersebut harus rneliputi sernua
komponen. Pengernba.ngan potensi diri individu untuk rnenjadi khatitab di
muka burn!, sehingga menghasilkan manusia yang dapat berpikir dan
rnengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia dan Edam beserta isinya. Pengembangan komponen
rasa, keindahan, kesusilaan, kehidupan bermasyarakat yang baik akan dapat
menghasilkan rasa kebahagiaan, kenyamanan, keamanan, keenterarnan,
kesejukan dan saling pengertian serta sang tolong-menlong dalam
kehidupan bermasyarakat. Pengembangan potensi yang baik dan utub akan
menghasilkan manusia yang berirnan dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Malta Esa, manusia cerdas, berilmu pengetahuan, terampil, herbudi pekerti
yang luhur, sehat jasmani dan rohani, serta bermanfaat bagi dirinya, bagi
masyarakat, bangsa, dan agarnanya,
1. Fitrah Kemanusiaan
Manusia sehagai ciptaan Tuhan yang paling rnulia, yang diciptakan
oleh Tuhan dengan sebaik -baik ciptaannya yang paling sempurna dan
paling mulia. Manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan fitrah atau
suci, tidak berdosa, sebagairnana dalarn Islam dikatakan bahwa "Sernua
anak dilahirkan dalam keadaan suci, orangtuanyalah yang menjadikan
dia majusi atau nasrani. Hal ini berarti bahwa semua manusia secara
fitrahnya adalah ma.khluk yang hersih, suci, benar, clan luhur, serta me-
nolak hal -hal yang salah, yang tidak berguna, dan tidak terpuji, Pada
dasarnya manusia lahir mengandung unsur kebenaran dan keluhuran.
oleh sehab itu, fitrah manusia yang baik ini perlu dipeIihara dan dikem-
bangkan dalarn hidupnya agar tetap terjaga dan terpelihara sifat kefitrah -
an tersebut, Lingkungan jangan raemengaruhi kepada hal-hal yang mem-
sak fitrah manusia yang baik tersebut.
DASA R-DASA R. ILIvIli PE N DIIDIK AN
C. DIMENSI-DIMENSI KEMANUSIAAN
Dada hagian A sudah dibahas tentang hakikat manusia ditinjau dari
berbagai sudut pandang agar diperoleh pemahaman yang memadai dalam
memandang sifat hakikat manusia itu sendiri. Berikut ini diuraikan tentang
dim ensi-dirnensi kern anusiaan yang terdiri dari:
1, Dimensi keindividualan
2. Dimensi kesosialan
3. Di mengi kes u si I aim
4. Dimensi keberagamaan
1. Dimensi Keindividualan
Manusia sebagai makhluk individual dinnaksudkau sebagai ()rang
seorang yang utuh (individual; in-divide: tidak terbagi) yang terdiri dari
kesatuan fisik dan psikis. Keberadaan manusia sebagai individual bersifat
unik (unique), artinya berbeda antara satu dui yang lainnya, Setiap manusia
sama mempunyai mata, telinga, kaki, dan a.nggota tubuh lainnya, namun
tidak ada yang persis sama. bentuknya. Demikian juga manusia rnerniliki
perasaan, pikiran, kata hati, dan unsur psikis lainnya, namun tidak ada dua
manusia yang persis sama di muka buini ini, karena setiap orang kelak
akan diminta pertanggungjawaban atas sikap perilakunya.
Kesadaran manusia akan dirinya sendiri menvakan penvujudan
individualitas manusia. Kesadaran terhadap diri sendiri tnencakup pe-
ngertian yang sangat lugs, di antaranya kesadaran akan adanya diri di
aritara realitas, ,5eff respect, self wrcisme, egoisme, rnartabat
kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan orang lain, dan kesadaran
terhadap potensi-potensi pribadi yang menjadi dasar dari se!frealisasi.
Makin manusia radar akan dirinya sendiri, rnaka is akan rnakin radar
terhadap lingkungannya karena manusia bagian dari lingkungannya.
Antarhubungan dan antaraksi pribadi akan melahirkan konsekuensi hak
dan kewajiban. Manusia sebagai individu memiliki hak sebagai kodrat
alami atau sebagai anugerah Tuhan kepadanya. Flak asasi sebagai pribadi
terutama hak hidup, hak kemerdekaan, dan hak memiliki. Konsekuensi
dad aclanya hak, make manusia pun m en yadari kewajihan-kewajiban dan
tanggung jawab moral,
Permasalahannya akankah manusia dengan sendirinya dapat memiliki
kesadaran akan hak clan tanggung jawabnya yang profesional7 Setiap
manusia memiliki potensi untuk berkembang. Lalu apakah setelah lahir
potensi baik fisik maupun psikis dapat terwujud begitu saja? ;awabannya
tentu tidak demikian.
14 ■
13A13 1 a- Hakikat Manusia elan Dirriensinya
2. Dimensi Kesosialan
Seseorang akan menemukan "akunya", manakala berada di tengah aku
yang lain. Artinya manusia tidak akan mengenali dirinya dan dapat
melArujudkan potensinya sebelum dia berinteraksi dengan manusia yang
Lain. Manusia adalah makhluk sosial sekaligus adalah juga makhluk in.di-
vidual,
Perwujudan manusia sebagai makhluk sosial terutama.tampak dalarn
kenyataan bahwa tidak ada manusia yang mampu hidup sebagai manusia
tanpa adanya hantuari Bari °rang lain. Realita ini rnenunjukkan hahwa
manusia hidup dalam suasana interdependensi, dalarn antarhubungan dan
antar-aksi. Pada mutanya seorang manusia sangat bergantung pada
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
16
BAB 1 a- Rakikat Manusia elan Dirriensinya
ka peluang bagi siswa untuk leblh banyak belajar dalam peristiwa social
tersebut♦ Penggunaan metode diskusi rnisalnya, dapat mendorong tercip-
tanya suasana kebersamaan antarsiswa, bersifat terbuka dan menghargai
perbedaan pendapat sesarna anggota.kelompokn.ya.
3. Dirnensi Kesusilaan
Dalam pergaulan social, manusia diikat oleh nilai-nilai tertentu yang
menj ad i p atokan /tan ran hahwa suatu peril akt dianggap baikiburuk, istilah
susila berasal dad dua kata, yaitu su berarti baik dan si/a berarti dasar. Jadi,
kesusilaan merupakan ukuran baik dan huruk.
Persualan kesusilaan be rhub ungan dengan nilai nilai. Driyarkata
mernandang bahwa manusia susila adalah manusia yang memilik_i nilai-
nilai, menghayatt dan melaksanakan tersebut dalam perbuat-
annya. Nilai-nilai merupakan suatu yang dijunjung tinggi oleh manusia
karena mengandung rnakna keluhuran, kebaikan, dan kemuliaan. Nilai dapat
dibedakan atas nilai otonoin, yaitu yang dimilikildianut oleh orang
perurangan, nilai theonom, yaitu nilai keagarnaan yang berasal dari pencipta
alam sernesta int
Pada hakikatnya manusia diberikan kemampuan untuk melihat dan
mernbandingkan antara sesuatu yang baik dan huruk dengan kata lain
manusia merniiki kata hati, hati nurani untuk mengambil suatu keputusan.
Orang yang merniliki kecerdasan akal budi sehingga mampu menganalisis
dan membedakan yang baik clan huruk, sala.b sate benar disebut merniliki
kata hati yang tajam,
Kata hati yang tajam perlu diasah melalui pendidikan yang dilakukan
sejak dini. Orangtua di rumah tangga secara perlahan rnengenalkan ice-
pada anak makna perbuatan yang baik dan yang kurang baik, perbuatan
yang dibolehkan atau dilarang yang diikuti contoh teladan dari orangtua
dan lingkungannya. Di sekolah guru rrierieruskan dan mengernhangkan
nilai-nilai yang sudah dikenalkan di rumah oleh orangtua. Peserta didik
dilatih untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-
harinya.
Peserta didik harus merniliki pengetahuan tentang nilai-nilai dalarn
kehidupan dan mengintemalisasikannya. Pendidik tertentu perlu mem -
berikan contoh dan dengan kesabaran rnengarahkan perilaku peserta
didiknya pada nilai-nilai yang dianut, Menanarnkan kesadaran bagi pe-
serta didik terhadap kewajibannya sebagai anggota masyarakat di sam -
ping mengetahui juga haknya secara
17
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
4. Dimensi Keberagamaan
Manusia adalah makhluk yang religius, yang mengakui bahwa ada
suatu Dzat yang menguasai alam heserta isinya, yang dipuja, dan di-
sernbahrtya yang disebut Ilahi, yaitu Tuhan. Manusia pada dasarnya tun-
duk dan patuh kepada Tuhan, kepada ajaran-ajaran yang disampaikan
melalui kitab suci-Nya. Dalarn Islam dikatakan pada saat roh ditiupkan
Ice rahim ibu, maka pada seat itu is berjanji akan menghambalzan did ke-
pada-Nya. Lalu, kesempatan berada di permukaan bumi ini adalah untuk
rnernbuktikan janjinya. Allah bertirman bahwa tidaklah diakui seseorang
itu 'Denman sebelum keimanannya diuji selama berada di muka bumi.
Manusia memerlukan agama untuk keselamatan hidupnya kini dan
untuk masa yang akan da.tang. Agama merupakan sandaran vertikal da-
lam kehidupan manusia. Agar manusia menjadi makhluk yang tunduk dan
patuh kepada Tuhannya, maka perlu diberikan pendidikan agama sejak
ditii. Penanggung jawab utama dan pertama dalam pendidikan agama ini
adalah orangtua, Pada mulanya anak akan meniru-niru perilaku
orangtuanya dalam menjalankan agama, kemudian secara perlahan orang
tua perlu memberikan pernahaman tentang peranan agama dalam
kehidupan nianusia. lika dalam kehidupan sehari-hari anak tidak melihat
aktivitas keagarnaan di lingkungannya, mungkinka.h is akan menjadi
petneIuk agama yang taat? Jika anak hanya mendengarkan ajaran agama
tanpa melihat contob den tanpa adanya latihanipembiasaan dalam
beragama sulit diharapkan kehidupan yang religius rnewarnai aktivitas
mereka.
Pendidikan agama tidak hanya tanggung jawab guru agama, tetapi
merupakan tanggung jawab semua guru di sekolah dan tanggung jawab
setiap orang untuk saling menasihati pada kebenaran terhadap sernua-
nya_
18 ■
BAB 1 a- Rakikat Manusia elan Dirriensinya
19
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
nia clan akhiratnya. Hal ini berarti pernbangunan yang dilaksanakan tidak
hanya memacu kemajuan yang bersifat fisik semata, tetapi juga mengejar
kepuasan batiniah yang dilandasi oleh nilai-nilai yang dianut oleh. bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup dalarn berbangsa dan bernegara
menempatkan manusia dalarn keseluruhan harkat dan martabatnya se-
bagai makhluk Tuhan yang Malta Esa, Manusia sebagai makhluk Tuhan
juga sebagai makhluk sosial yang dalarn kehidupannya haruslah dilandasi
sikap sating memberi corak dan warna dasar dalarn kehidupan ma-
syarakat.
Manusia yang seutuhnya adalah manusia yang tidak hanya mengejar
kernajuan Iahiriah, seperti sanclang, pangan, papal), perumahan, ke-
sehatan, dan sebagainya atau kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa
aman, bebas mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab, rasa
k:eadilan, clan lain sebagainya, melainkan keserasian, keselarasan antara
keduanya. Bangsa Indonesia menginginkan keselarasan hubungan antara
1.-nanusia clan Tuhannya, antara sesama manusia serta Iingkungan alarm
sekitarnya, keserasian huhungan antara bangsa-bangsa dan juga
keselarasan antara cita-city hidup di dunia dan ald -tirat. Manusia seutuh-
nya adalah manusia yang memiliki pancaindra yang baik, sehat jasmani
dan rohani, mental spiritual dan mampu me n ggunakannya secara positif.
Manusia yang berpancasila, dalam kehidupan sehari-harinya ber-
dasarkan dari Pancasila baik dalarn kehidupan berkeluarga matt-
pun bermasyarakat yang memiliki wawasan yang seitnbang antara potensi
jasmani dan kehidupan rohaninya, antara kehidupan pribadi dan sosial,
antara diri dan nilai-nilai religius yang diyakininya.
Dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam caraknya, me-
merlukan kemauan dan kernampuan mengendalikan diri dan kepentingan
yang pada gilirannya dapat menumbuhkan keseimbangan dan sta.bilitas
masyarakat. Oleh sebab itu, sikap hidup manusia Indonesia adalah:
1. Kepentingan pribadinva tetap diletakkan dalam kerangka kesadaran clan
kewajiban sebagai makhluk sosial dalam kehidupan rnasyarakat,
2. Kewajiban terhalap masyarakat ctirasakan lebih besar dari kepentingan
pribadinya.
Sikap dan pandangan hidup tersebut rnerupakan proses dan tujuan
pendidikan dalam keseimbangan yang selaras antar-pernenuhan kebu-
tuhan individu dengan pengembangan hidup masyarakat. Pendidikan
dilihat sebagai proses kenianusiaan yang terjadi dalarn konteks kehidup -
20
BAB 1 a- Rakikat Manusia elan Dirriensinya
RANGKUMAN
GAMBAR 1.2
Dimensi-dimensi Ha kikat Manusia
22 ■
SAI3 I •-• Hakikat Manusia elan Dirriensinya
Tugas
Daftar Pustaka
Ali A. Yusuf. 1983. The Holy Qurizn Translation and Commentary. Bret-wood
Maryland USA: Published by Amapa Corp_
Digge L. Morris. 1982. Learning Theories for Teachers, Fourth Edition. New
York: Harper & Row Publishers.
Depdikbud. 1984 /1985. Mater/ Dasar Pendfdikan Program Akta Mengajar V
Buku la Jakarta: Universitas Terbuka
Hamidy H.Zainuddin, dan HS. Fachruddin. 1982. Tafsir Al-Quran Naskah Asti
Teriernah — Keterangan, Jakarta: Penerbit Widjaya,
Nasution A.H. clan Oejeng S. Gana. 1953. Pengantar Ehnurn V
Bandung: Canaco.
Patterson, C,M. 1973, Humanistic Education. Prirrtice Ffall, International, Inc.
London.
Prayitno. 2.009. Dasar read dan Praksis Pendidikan. Jakarta: PT Grarnedia
Widiasarana. Indonesia.
Redja Mudyahardjo. (2014). Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Sariasumantri, Jujun S, 1994, Filsafat flmu: Sebuah Pengantar. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
111 23
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
Syafril & Zelhendri Zen. 2012. Pengan tar Pendidikan. Padang: Sukabina.
S,, dkk. 1984, ,Pustaka Akan Life, Manusia Purba. Jakartaa Tira Pus-
taka,
Tirtaraharja„ Umar, dan La Sulo, 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Proyek Pernbinaan dan Peningkatan Mum Tenaga kependidikari.
Ditjen Dikti Depdikbud
Universitas Terbuka, 1985, Maieri Dasar Pendidikan Program Akta Ilvieng-
ajar V Buku HA. Jakarta: Departemen Pendidikan dari Kebudayaan.
Zahra (Tim). 2002. Oki). 99 Asrna Lri Husna. Jakarta Timur: Zahra Publish-
ing house. Fonder.
24
2
Hakikat Pendidikan
dan Ilmu Pendidikan
PENDAHULUAN
A. HAKIKAT PENDIDIKAN
Apakah yang dimaksud dengan pendidikan itu?
Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan pendidikan,
lebih dahuiu hendaklah kits pahami arti pendidikan secara etimologi di
camping definisi yang diberikan oleh pans ahli pendidikan,
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani "paedagogie", yang akar
katanya 'pais" yang berarti anak dan "again" yang artinva membimbing,
Tardir "paedagogie" berarti birnbingan yang diberikan kepada anak.
Dalam bahasa Inggris, pendidikan diterjemahkan menjadi "education".
"Education" berasal dad bahasa Yunani "educare" yang berarti membavva
keluar yang ter.,5irnpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar turnbuh dan
berkernbang.
Batasan atau definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli
atau suatu bangsa tergantung dari sudut pandang yang divnakan dalarn
memberi arti, sehingga definisi pendidikan ini berbeda antara sate dengan
yang lain. Ada yang memberikan definisi pendidikan yang lebih bersifat
desktiptif, di many rnereka rnelihat dari bagairnana proses terjadinya
pendidikan itu sendiri, tanpa melihat tujuan apa yang ingin dicapai. Di
camping itu, ada yang mendefinisikan pendidikan berdasarkan tu-
26 ■
EA8 2 F Ha kikat Pendidikan dan I !mu Pendidikan
27
DASAR-DASA R. ILMU PE NDIDIKAN
28
EA8 2 F Ha kikat Pcnd id i k an dan I !mu Pend idikan
29
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
Ditegaskan bahwa ketiga rurnusan itu saling terkait satu dengan lain-
nya, atau tidak terpisah-pisah. Yang lebih diteka.nkan adalah hidup
bersama dalam kesatuan tritunggal ayah-ihu-anak. Proses pemanusiaan
itu rneneakup pembudayaan dan pelaksanaan niiai-nilai.
Rani rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
hidup bersama dalarn kesatuan tritunggal ayah-ibu-anak di mana terja-
di pemanusiaan anak, pernbudayaan anak, dan pelaksanaan nilai-nilai,
dengan mana dia berproses, untuk akhirnya bisa membudaya sendiri
sebagai manusia purnawan, atau dengan kata lain menianusiakan anak
atau manusia muda menladi manusia purnawan.
Ki Hajar Dewantara, sebagai Tokoh Pendidikan Nasional Indonesia,
peletak dasar yang kuat pendidikan nasional yang progresif untuk gene-
rasi sekarang dan generasi yang akan datang merumuskan pengertian
pendidikan sebagai berikut;
Pendidikan berarti days upaya untuk mernajukan berturnbuhnya buck
pekerti (kekuatan batin, karakter), nikiran (intelek dan tubuh anal();
dalarn Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan bagian-bagian itu
supaya kita rnernajukan kesernpurnaan hidup, kehidupan, dan
pengh[dupan anak-anak yang kita didik, selaras dengan dunianya.
Dewantara. 1977: 14)
Tokoh ini adalah sebagai pelopor dan peletak dasar dari Perguruan
Taman Siswa. Dasar itu kini terken al dengan nama 'Panca Darrna". Dasar-
dasar itu adalah dasar kernerdekaan, dasar kebangsaan, dasar ketnanusiaan,
dasar kebudayaan, dan dasar kodrat alarm Dalani pelaksanaannya dasar
kemerdekaan ini dimaksudkan agar pendidik memberikan kebebasan kepada
anak didik untuk mengatur diririya sendiri dan mengernbangkan
individunya sendiri, namun harus berdasarkan nilai hidup yang tinggi,
sehingga dapat terwujudnya keseimbangan dan keselarasan baik sebagai
individu maupun sebagai anggota rnasya rakat,
Manusia sebagai niakhluk hidup tidak bisa dipisahkan dengan
alarnnya, karena ini sudah merupakan kodrat alam. Dasar kodrat alam
ini kemudian melahirkan sistem pamong, di mana guru diharapkan berperan
sebagai parnong, yaitu sebagai pernirnpin yang berdiri di belakang yang
dikenal dengan Tut Wuri Handayani.
Kebudayaan kebangsaan yang sudah ada hendaklah dilestarikan,
narnun dapat dikernbangkan sesuai dengan kernajuzn zaman atau ke -
EA8 2 F Ha kikat Pendidikan dan I !mu Pendidikan
31
DASAR-DASA R. 1114U PE N DIIDIK AN
3 2 ■
EA8 2 F Ha kikat Pcnd id i k an dan I !mu Pend idikan
33
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
oleh anak, maka usaha yang disengaja dan terencana (yang disebut pen-
didikan) tersebut ditujukan untuk membantu anak dalarn menghadapi
dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialarninya dalam
setiap periode perkembangan. Dengan demikian, pendidikan mempunyai
peranan yang besar dalarn mencapai keberhasilan da[arn perkern-
bangan anak (Dirjen Dikti, 1981: 25).
Hakikat pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia, sebab
urusan Mama pendidikan adalah manusia, Wawasan yang dianut oleh
pendidik dalam hal ini guru, tentang manusia akan memengaruhi strategi atau
metode yang digunakan dalarn melaksanakan tugas-tugasnya. Di samping
itu, konsep pendidikan yang dianut sating berkaitan erat dengan hakikat
pendidikan.
Beberapa asumsi dasar yang berkenaan dengan hakikat pendidikan itu
dinyatakan oleh Raka Joni (1985:2) sebagai berikut:
1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusia yang ditandai oleh
keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidi kart.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi
Iingkungan hidup yang mengalarni perubahan yang semakin pesat.
3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masya-
rakat,
4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.
5, Pendidikan merupakan fiat datum menerapkan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.
Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus
sebagai tujuan, Asumsi dasar pendidikan tersebut rnemandang pendidikan
sebagai kegiatan kehidupan dolma masyarakat untuk mencapai perwujudan
manusia seutubnya yang berla.ngsung sepanjang hayat. Pendidikan sebagai
kegiatan kehidupan dalam masyarakat mempunyai arti penting, baik bagi
individu maupun masyarakat, Sebab antara masyarakat dan individu sating
berkaitan. In divid u menjadi manusia seperti sekarang ini adalah karena
proses belajar atau proses interaksi manusiawi dengan manusia lain. Ini
berarti bahwa manusia tidak akan menjadi manusia tanpa dimanusiakan.
Dengan kata lain, perkembangan yang manusiawi hanya dapat terjadi
dalam lingkungan masyarakatnya. Narnun sebaliknya, masyarakat
sebagai wujud kehidupan bersama tidak mungkin berkembang kalau tidak
didukung oleh kemajuan individu-individu anggotanya.
Dengan demikian, terdapat hubungan fungsional individu dan ma-
syarakat. Pendidikan dilihat sebagai proses pemanusiaan dalarn konteks
kehidupan bermasyarakat, sebagai transaksi sosia] budaya. Proses
34 ■
EA8 2 F Ha kikat Pcnd id i k an dan Ilrau Pend idiken
111 35
DASAR-DASA R. Ill4I.J PE N DIDIKAN
36
EA8 2 F Ha kikat Pendidikan dan I !mu Pendidikan
37
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
Manusia seperti ini akan mudah hidup dan bergaul dengan siapa saja, di
mane saja, dan dalam pekerjaan apa saja, Berta akan mencapai kebaha-
giaan hidup dunia dan akhirat. Karena pendidikannva tidak hanya untuk
kehutuhan hidup yang baik di dunia, tetapi pendidikan yang rneningkat-
kan derajat keimanan, ketakwaan, dan peribadatari kepada Tuhan Yang
Mahakuasa.
38 ■
EA8 2 F Ha kikat Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
39
DASA R-DASA IR. I LMU FENDIDIKAN
40
EA8 2 F Ha kikat Pendidikan dan I !mu Pendidikan
41
DASAR-DASAP. ILMU P E N DIIDIK AN
atau pendapat.
Pendidikan atau belajar harus mendorong ma.nusia untuk terlibat dalam
proses mengubah kehidupannya ke arah yang lebih baik, mengembangkan
kepercayaan diri sendiri, mengembangkan rasa ingin Lahti, serta
rneningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya
sepanjang hayat. Dengan demikian, pendidikan bertungsi untuk mening-
katkan kualitas hidup pribadi dan masyarakat.
Selanjutnya, pendidikan mernegang peranan yang sangat penting bagi
penyiapan peserta didik untuk menghadapi lingkungan hidup yang
rnengalami perubahan yang pesat. Tata nilai yang mapan digoyahkan oleh
nilai-nilai Baru yang rnasih mencari bentuk, Untuk itu program pen-
didikan nasional di camping berfungsi untuk meneruskan nilai-nilai luhur
warisan nenek moyang, hendaklah juga dapat menerjemahkan nilai-niLai
tersebut ke dalam keadaan yang bermakna bagi setiap peserta didik.
Dengan demikian, dapat tenimjud secara seimbang antara kesempatan
rnempertanyakan dan kesediaan menerima nilai-nilai lingkungan.
Bertolak dari aSUI115i dasar atau pandangan di atas, maka peranan
kunci pendidik adalali pengendalian. Pengendalian di sini diartikan, sejak
mulai dari awal adalah pemandirian peserta didik. Jadi, pendidikan
sebagai proses menjadikan peserta didik untuk menjadi dirinya sendiri,
proses ini berlangsung sepanjang hayat. Untuk terwujudnya kemandirian
setahap demi setahap, seorang pendidik harus rnengangsurkan prakarsa
atau tariggung jawab belajar kepada peserta didik. Seorang pendidik
(guru) menyadari sepenuhnya bahwa otoritas profesional yang diberikan
kepadanva hanya mempunyai satu tujuan i yaitu untuk memandirikan
peserta didik, bukan untuk menjinakkannya, Dengan perkataan lain, is
harus sewaktu-waktu siap menarik diri, begitu petunjuk-petunjuk keman-
dirian peserta didik mulai bertum (Ilaka Joni, 1989).
Berkaitan dengan hal di atas, Prayitno (2000: 18) rnengemukakan
bahwa pendidikan hendaklah terselenggara di dalam ketiga dimensinya,
yaitu: (1) dirnensi demokratik; (2) dimensi inspiratif; dan (3) dirnensi pro-
duktif
Dimensi demokratik dalam pendidikan mengisyaratkan bahwa baik isi
rnaupun penyelenggaraan pendidikan hendaklah dapat memupuk wawasan
dan sikap peserta didik untuk rnenghargai prang l.a1n sebagaimana is
menghargai dirinya sendiri. Di sarnping itu, dirnensi demokratik juga
rnernupuk tumbuhnya sikap bebas (yang bertanggung jawab) da-
lam berpendapat, clan bertindak. Tujuarr pendidikan nasional
hendaknya berada dalarn dimensi ini, sebab bila tidak demikian maka akan
lahir generasi yang mementingkan diri sendiri, mau meriang sendi-
4 2 ■
EA8 2 F Ha kikat Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
111 43
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
44 ■
EA8 2 s- Ha kikat Pendidikan dan Ilrau Pendidikan
nusia yang dicita-citakan. Oleh sebab itu, sosok manusia yang ideal itu
belurn tervvujudkan, rnelainkan harus cliupayakan untuk diwujudkan.
Untuk mewujudkan manusia yang ideal, yang dicita-citakan itu
diperlukan arahan, bimbingan, dan pendidikan. Pendidikan berperan
untuk menjadiikan manusia menjadi sosok manusia yang ideal, yaitu
manusia dengan segala harkat dan martabatnya.
Potensi yang dimiliki manusia harus dikernbangkan dengan radar, dan
terencana agar mencapai apa yang dlinginkan tersebut. Kemarnpuan
yang harusnya dilakukan oleh manusia tidak dibawa dari lahir, tetapi
diperoleh setelah kelahiran melalui upaya bantuan dari pihak lain,
mungkin melalui upaya pengasuhan, pengajaran, latihan, bimbingan,
dan berbagai be ntuk ke0atan lainnya yang dapa.t dirangkun -i dalam
istilah pendidikan. Di pihak lain manusia yang bersangkutan juga
harus belajar atau haws mendidik din sendiri. Sebaik atau sekuat apa
pun usaha pendidikan dad !tzar dilakukan untuk mencapai manusia
yang idea] tersebut, tetapi Lalau diri yang bersangkutan tidak rnau
mendidik dirinya sendiri, maka upaya dari War itu tidak akan
memberikan kontribusi bagi kemungkinan seseorang untuk menjadi
manusia yang ideal. Sebalikn3./a, manusia yang tidak rnemperoleh
bantuant dari °rang lain untuk mencapai kemanusia a n nya, rnaka ma-
nusia tersebut hanya akan hidup berdasarkan instingnya, Manusia
beIurn selesai menjadi manusia, is harus didiidik dan mendidik diri
sendiri, Hal ini sejalan dengant apa yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant, bahwa kManusia dapat menjadi manusia hanya melalui
penclidikam" Jadi, manusia adalah makhfuk yang perlu dididik dan
mendidik dirinya sendiri. M.J. Langeveld menyebutnya dengan 'Ani-
mal Educandum:
Pandangan yang lebih positif tentang manusia dikemukakan oleh
Praying° (2005), bahwa pendidikan adalah upaya pemuliaan kema-
nusiaan manusia, Penclidikan berfungsi untuk mengemliangkan di-
mensi-dimensi kemanusiaan sesuai dengan harkat dari rn a rtabat ma-
nusia, sehingga akan terwujud rnenjadi manusia seutuhnya melalui
pengembangan semua potensi diri manusia itu secara optimal, utuh,
seimbang, untuk kehidupan dunia dan akhirat.
b_ rImu pendidikan untuk pengembangan dimensi kern.a.nusiaan.
Penclidikan di samping untuk mencapai manusia yang ideal, atau
yang dicita-citakan, pendidikan juga diarahkan untuk pengembang-
an dimensi kemanusiaan, sehingga manusia bisa berkembang secara
optimal. Pengernbangan semua dimensi kemanusiaan yang optimal
dan seimbang tenth akan mencapai harkat dan martabat manusia
45
DASAR-DASA R. !L IM PE NDIDIKAN
yang sangat tinggi_ Manusia seperti ini akan mudah hidup dan hergaul
dengan siapa saja, di rnana saja dan dalam pekerjaan apa saja, serta
akan mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Karena
pendidikannya tidak hanya untuk kebutuhan hidup yang baik di dupla,
tetapi pendidikan yang meningkatkan derajat keimanan, ketakwaan
dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
Rangkuman
Pengertian pendidikan akan bervariasi, tergantung pada siapa ahli (pakar) yang
merumuskannya. Bila kits cermati, maka antara masihg-rnasing rumusan itu ada
persamaan di sawing perbedaannya. Di antara persamaannya itu adalah bahwa
pendidikan adalah suatu usaha, kegiatan atau a kti vitas dari seseorang (seberapa
orang terhadap seseorangibeberapa orang lain}, tetapi usaha tersebut berbeda satu
sama lain. Ada yang merurnuskan usaha tersebut, sebagai pemberian bimbingan
bantuan usaha (fv1,1 Langeveld), J. Dewey menyebut usaha tersebut sebagai
pernbentukan (kecakapan ---), Driyarkara rnengatakan sebagai upaya
memanusiakan manusia muds, Kr Hajar Dewantara: upaya untuk menumbuhkan
budi pekerti dan pikiran secara terpadu, dan UUSPN menegaskan bentukijenis
usaha itu adalah membimbing, rnengajar, dan/atau rnelatih. Arah sasaran akhir
pendidikan dalam set iap pengertian pada umumnya sa ma, yaitu mempersiapkan
manusia seperti yang diinginkan oleh manusia itu sendiri atau pencipta-Nya, bedanya
hanya pada cara rnengungkapkannya, Ada yang menyebut sasarannya mencapai
kedewasaan N1.J. Langeveid}, manusia yang berguna (J. Dewey}, clan sebagai
manusia purnawan (Driyarkara}, mernajukan kesempur na an kehidupan selaras
dengan dunianya (Ki Hajar Dewantara), mengembangkan potensi dirinya secara a
kti f (UU RL No. 20 Tabun 2003 tentang SP N)_
Hakikat ilmu pendidikan didasarkan kepada asumsi dasar pendidikan yang
mengatakan bahwa pendidikan rnerupakan suatu proses interaksi yang bersifat
manusiawi untuk menyiapkan peserta didik rnenghadapi lingkungan yang se-
nantiasa mengalami perubahan demi meningkatkan kualitas kehidupan pribadi
dan masyarakat, yang berlangsung seurnur hidup, sehingga mernperoleh kiat
menerapkan prinsip-prinsip 1PTEK. Hal ini hanya brsa &calla] kalau pendidik
melaksanakan peranannya yang dinamis berupa pengenda Han. Pe ngendalian
yang dirnaksud adalah proses menjadikan peserta didik menjadi dirinya seodiri
sedini mungkin dan berlangsung sepanjang hayat.
46
EA8 2 F Ha kikat Pendidikan dan I !mu Pendidikan
Tugas
Daftar Pustaka
Agustiar Syah Nur. 2002. Perbandingan istem Pendidikan 15 Negara.
Bandung: Lubuk Agung.
ANamaly & Muhammad Fadhil, 1936. Filsafat Pendidikan dalam Al-
Qur'an. Surabaya; PT Bina /Iniu,
Darmiyati Zuclidi. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Burn! Aksara.
Deliar Noer Iskandar Alisyahbana (Ed.). 1998. Perubahan, Pernbaharu-
an, dan Kesadaran ilftenghadapi Abaci ke-21. Jakarta: Dian Rakyat.
Depdiknas, 2005, PP No. 19 Tatum 2005 tentang Standar Nasional Pendi-
dikan, Jakarta: Depdiknas.
Tilaar, (2007). Mengernbangkan 11mu Pendidikan Bertlimensi Glo-
bal, Jakarta: Lembaga Manajemen UN].
Made Pidaria. 2007, Landasan Kependidikan Stimulus ilmu Pendidikan
bercorak Indonesia Jakarta Rineka Cipta.
NI, Dimyati. 1988. Landasan Kependidikan: Suatu Pengantar Pemikiran
Keilmuan tentang Kegiatan Pendidikan. Jakarta: P2LPTK, Depdik-
bud,
Pokja Pengembangan Peta Keilinuan Pendidikan, 2005. Peta Keilmuan
Pendidikan. Jakarta.. Direkiorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Ke-
pendidikan dan Ketenagaan PT Ditjen Dikti,
Pra).ritno. 2005. Sosok Keillnuan I/mu Pendidikan. Padang: FIP UNP.
_____ . 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan. Jakarta: PT Grarnedia,
Redja IvIudyahardjo. 2006. Filsafat Pendidikan, Bandung: PT Romaja
Rosdakarya,
47
DASA R-DASA R. ILMU FENDIDIKAN
48
3
Landasan dan Ass-asas
Pendidikan serta Penerapannya
PEI DAHULUAN
jadi guru yang kreatif, Anda dapat jacli guru yang tidak sekadar me-
niru-niru saja cara prang lain atau guru yang Anda anggap ideal,
akan tetapi Anda rnenyelenggarakan kegiatan pendidikan sesuai
dengan tuntutan berbagal landasan dan asas pendidikan„
Setelah Anda rnernbeiajari bab ini dengan baik, diharapkan Anda
dapat:
a Menjelaskan pengertian landasan pendidikan.
P, Menjelaskan pengertian asas pendidikan.
c. Menjelaskan berbagai landasan pendidikan yang digunakan di
Indonesia,
d. tvIenjelaskan asas-asasyangdabot digunakan dalam
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia,
e. Menjelaskan penerapan asas-asas pendidikan, baik di sekolah
maupun di !Liar sekolah.
A. LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan pendidikan secara singkat dapat dikataka.n sebagai ternpat
berturnpu atau dasar dalarn melakukan analisis kritis terhadap kaidah-
kaidah dan kenyataan (fakta) tentang kebijakan dan praktik pendidikan
(Moeliono, 1989; Soedomo, 1989/199D1. Kajian analisis kritis terhadap
kaidah dan fakta tersebut dapat dijadikan titik turnpu atau dasar dalani
upaya penemuan kebiiakan dan praktik pendidikan yang tepat guna dan
bernilai guna. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa landasan pendi-
dikan merupakan dasar bagi upaya pengernbangan kependidikan dalarn
segala aspeknya.
Terdapat beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai tail(
turnpu dalarn rnelakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan
kenyataan dalam rangka membuat kehijakan dan praktik pendidikan,
sehagaimana akan dibahas berikut ini,
1. Landasan Filosofis
Landasan tilosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan
mikna atau hakikat pendidikan, yang herusaha rnenelaah masalah-ma-
salah pokok dalarn pendidikan, seperti apakah pendidikan itu, mengapa
pendidikan diperlukan, dan apa yang seharusnya menjadi tujuan pendi-
dikan. Sehubungan dengan itu, landasan Hosofis merupakan landasan
yang berdasarkan atau bersifat filsafat. Sesuai dengan sifatnya, maka
50
13A13 3 a- Landasan clan As.as-asas Penclidikan serta Penerapannya
51
DASAR-DASAR ILMU FENDIIDIKAN
2. Landasan Sosiologis
Pendidikan merupakan peristivva sosial yang berlangsung dalarn
latar interaksi sosial. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat
dilepaskan dari upaya dan proses saling pertgarub memengan.ihi antara
individu yang terlibat di dalarnnya. Dalarn posisi yang ciernikian, apa
yang dinamakan pendidik dan peserta didik, menunjuk kepada dua isti Lah
yang dilihat dari kedudukannya dalam interaksi sosial. Artinya, siapa
yang bertanggung jawab alas perilaku dan siapa yang rnemiliki peranan
penning dalam proses mengubahnya. Karena itu, proses pendidikan se-
ring kali sukar untuk menunjukkan siapa yang men.jadi pendidik dan sia-
pa yang menjadi peserta didik secara permanen, karena keduanya dapat
sang berubah lungs! dan kedudukart.
S u a tu hal yang dapat dipagtikan adalah b alma pendidikan tidak
akan pemah terjadi clalarn kehampaan sosial, artinya pendidikan tidak
akan pernah terjadi tanpa interaksi antara individu, antara satu generasi
dan generasi lainnya, dan bahkan antara satu kelompok dan kelompok
lainnya. Narnun oleh karena pendidikan membawa misi normatif, maka
keLuasan interaksi tersebut dibatasi oleh tats lanai dan norma-norma
yang berlaku dalam rnasyarakat, Sehubungan dengan itu pula, lernbaga
pendidikan tidak pernah berada di dalarn keharnpaan sosial. like lemba.ga
pendidikan bergerak secara dinamis, maka masyarakat pun akan
berkembang dengan cara yang sarna, jika masyarakat bergerak secara
dinamis, maka lembaga pendidikan akan berkembang dengan cara yang
sant& Sebaliknya, jika lembaga pendidikan mengalami stagnasi,
masyarakat juga akan mengalami stagnasi, jika masyarakat mengalami
stagnasi, lembaga pendidikan akan mengalami hal yang sama,
Berkenaan dengan latar sosiologis masyarakat Indonesia, maka dia
mempunyai perjalanan sejarah yang panjang, telah dimulai pada zarnan
praselarah, zaman Kerajaan Nusantara, zarnan penjajahan, sampai zaman
keirnerciekaan sekarang ini. Dari dahulu hingga kini, ciri yang menonjol
dari masyarakat Indonesia adalah sehagai masyarakat majemuk (dari segi
suku bangsa, agarna, adat istiadat, dan kebudayaan) yang tersebar di
ribuan pulau di Nusantara. Melalui perjalanan yang panjang, masyarakat
yang BIiinneka tersebut akhirnya mencapai suatu kesatuan politik untuk
mendirikan satu negara serta mewujudkan masyarakat Indonesia se bagai
masyarakat yang ber-Bhinneka Tunggal lka.
5 2 ■
SAB 3 a- Landasan clan As.as-asas Penclidikan serta Penerapannya
Selain itu, sampai saga ini masyarakat Indonesia ditandai oleh dua
ciri yang unik. Secara horizontal ditandai oleh adanya kesatuan osial
atau komunitas berdasarkan perbedaan suku, agama, adat istiadat, dan
kedaerahan. Secara vertikal ditandai oleh adanya perbedaan pola
kehidupan antara lapisan atas, men.engah, dan halvah, Keteiitian dalarn
rnex -nahami seinua latar sosial tersebut, proses perubahan dan dampak
ikutannya akan menentukan keberhasilan pendidikan dan sebaliknya.
Artinya, latar sosial rnasyarakat Indonesia yang berbeda tersebut harus
dijadikan sebagai tempat bertumpu atau dasar dalairt melakukan analisis
kritis dalam upaya menentukan, mengarahkan, dan mengembangkan
kebijakan dan praktik pendidikan.
Oleh karena landasan sosiologis merupakan tempat bertumpu dalam
menentukan, mengarahkan, dan mengembangkan kebijakan serta praktik
pendidikan, maka dalam hal tersebut, menurut Ardhan (1986) secara
sosiologis perlu dikaji empat bidang. Pertama, hubungan sistem
pendidikan dengan berbagai aspek kemasyarakatan, yang mencakup: (a)
fungsi pendidikan dalarn kebudayaan; (h) hubungari cistern pendidikan
dan proses kontrol sosial dengan sistem kekuasaan yang menentukan
kebijakan pendidikan; (e) fungsi sistem dalam memelihara clan men-
dorong proses sosial dan perubah.an kebudayaan; (d) hubungan pendi-
dikan dengan kelas sosial atau sistem status; dan (e) tungsionalisasi sistem
pendidikan dalam hubungannya dengan ras, kebudayaan, atau keiornpok-
kelornpok dalarn masyarakat.
Kedua, hubungan kemanusiaan di sekolah. Sifat kebudayaan sekolah
yang berbeda dengan kebudayaan di luar sekolah. Hal tersebut dika-
renakan peserta didik yang datang ke sekolah berasal dad berbagai latar
sosial budaya yang masihg-masihgnya berbeda, sementara itu sekolah
mempunyai pola interaksi dan struktur sosial sendiri. Keadaan yang de-
mikian, di camping akan mendatangkan berbagai konflik sosial budaya,
dari nisi pendidikan adalah juga tidak mungkin untuk melakukan pen-
dekatan yang sama terhadap peserta didik yang berbeda. tersebut.
Ketiga, pengaruh sekolah terhadap perilaku anggotanya. Kajian
pengaruh-pengaruh perilaku sekolah terhadap anggotanyaini mencakup: (a)
peranan sosial guru; (b) sifat kepribadian guru; (e) pengaruh kepribadian guru
terhadap perilaku peserta didik; dan (d) fungsi sekolah dalarn sosialisasi
peserta didik.
Keempat, interaksi antara kelompok sosial sekolah dan kelompok lain
dalarn komunitasnya, Kajian ini rneliputi: (a) lukisan tentang komunitas
seperti yang tampak pengaruhnya terhadap organisasi sekolah; (b) analisis
tentang proses pendidikan dalarn hubungannya dengan sistem social
53
DASAR-DA SAR ILMU FENDIDIKAN
4. Landasan Kultural
peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Hal ter-
sebut dikarenakan pendidikan dan kebudayaan mempunyai huhungan
timbal batik. Kebudayaan dapat dilestarikan daniatau dikernbangkan
dengan jalan mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya
reel lui pendidikan, haik pendidikan informal, nonformal, ma upun formal
(sekolah). Sebaliknya, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan ikut di-
tentukan oleh kebudayaan masyarakat tempat proses pendidikan her-
langsting. Oleh sebab itu, langkah-langkah pengembangan pendidikan
tidak boleh bebas dari kebudayaan tempat pendidikan tersebut diseleng-
garakan dan dikembangkan. Oleh sebab itu puia, perancang, pengambil
kebijakan, dan pelaksana pengembangan pendidikan halms memperhi-
tungkan faktor social budaya dalam merancang, mengambil kebijakan,
dan meLaksanakan pengembangan pendidikan supaya segala kegiatan
tersebut tidak men i rn b u I ka n kegoncangan budaya.
Untuk menghindarkan kegoncangan budaya dalam penyelengga-
54 131
SAB 3 a- Landasan clan As.9s-asas Penclidikan serta Penerapannya
5. Landasan Psikologis
pendidikan selalu rnelibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab
itu, landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting
dalam bidang pendidikan, Landasan psikologis pendidikan terutarna ter -
tuju kepada pemahaman manusia, khususnya berkenaan dengan proses
belajar manusia (baea: peserta didik).
Pernahaman terhadap peserta didik, terutama sekali yang berhu-
bungan dengan aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan
dalam pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajiart dan penemuan psikologis
sangat diperlukan penerapannya, pengetahuan tentang aspek-aspek
pribadi, urutan dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep ten-
tang cara-ca_ra paling tepat untuk pengembangan kepribadian.
Untuk maksud tersebut, yakni pengembangan kepribadian yang me-
rupakan tugas pendidikan, psikologi rnenyediakan sejumlah inlormasi
tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang
berkaitan dengan aspek pribadi khususnya. Hal tersebut dikarenakan setiap
individu merniliki bakat, kem arn p u an, min at, kekuatan, serta tempo dan
irarna perkembangan yang berheda-heda antara satu dengan yang lain.
Adalah tidak rnungkin untuk rnengharapkan kesarnaan antara dua °rang
individu atau lebih.
111 55
DASAR-DASA R. !L IM PE N DIIDIK AN
7. Landasan Ekonomi
Manusia pada umurnnya tidak bisa lepas dari kebutuhan ekonorrn.
Sebab kebutuhan dasar manusia membutuhkan ekonomi, Orang tidak rnampu
pun memerlukan uang untuk rnengisi perutnya dan sekadar berteduh di waktu
ma'am. Dengan demikian, pernbahasan tentang ekonomi tidak hanya
rnenyangkut orang kaya, tetapi sernua orang, terrnasuk dunia pendidikan
yang ditekuni.
Dania sekarang ini tidak hanya clitirnhulkan oleh dunia politik, me-
lainkan juga masalah dad dunia ekonorni. Pertumbuhan ekonomi menja-
56 ■
SAB 3 a- Landasan clan As.as-asas Penclidikan serta Penerapannya
57
DASAR-DASA R. ILMU PE NDIDIKAN
ngandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, vita-cita, ben t uk,
dan se bagainya,
Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia
untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang
tersebut pada masa yang larnpau (Pidaria, 2007: 1110), Demikian juga halnya
dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan Kahan
pembanding untuk mernajuka.n pendidikan suatu bangsa.
9. Landasan Religius
Landasan religius merupakan landasan yang paling inendasari dari
landasan-landasan pendidikan, sebab landasan agarna adalah landasan
yang diciptakan oleh Allah SWT. Landasan agama berupa finnan Allah
SWT dalam kitab suci AI-Qur'an dan Al-Hadis berupa risalah yang di-
bawakan oleh Rasulullah SAW untuk urnat manusia yang herisi tentang
tuntutan-tuntutan atau pedornan hidup manusia untuk rnencapai keba-
hagiaan hidup baik di dunia rnaupun di akhirat, serta men_tpakan rahmat
untuk seluruh alarn,
Bahkan Sistem Pendidikan Nasional niengharuskan .setiap peserta
didik me-ngikuti pendidikan agama tidak hanya pendidikan formal.
Kanena sister pendidikan agarna diharapkan tidak raja sebagai peyangga
nilai-nilai, akan tetapi sekaligus sebagai periyeru pikiran-pikiran
produktif dan berkolaborasi dengan kebutuhan zaman yang semakin
modern. Pendidikan agama adalah hak setiap peserta didik dan hukan
negara atau organisasi keagamaan,
Pendidilkan yang idealnya dapat me-ningkatkan kuatitas hidup dan
kesejahteraan serta berupaya merekonstruksi suatu peradaban adalah sa-
lah kebutuhan asasi yang clibutuhkan oleh setiap manusia, Iial int
juga yang merupakan pekerjaan wajib yang harus diemban oleh negara agar
dapat rnernbentuk rnasyarakat yang memiliki pemahaman dan kernampuan
untuk menjalankan fungsi-fungsi kehidupan yang selaras dengan fitrahnya
serta mampu mengernbangkan kehidupannya menjadi lebih haik dari setiap
masa ke masa. Kesemuanya itu tidak input dari per-an ilmu agama sebagai
pembentuk karakteristik dan mental peserta didik yang berbudi luhur.
Sehingga penguasaan terhadap ilmu pengetahuanteknologi, aspek-aspek
teknologi (hasil-hasil teknologi) dan kernajuankernajuan lainnya
rnerupakan sesuatu yang harus disadari oleh peserta didik sebagai
kebutuhan dan kewajiban yang harus selslu dilaksanakan dalam menjaga
keharrnonisan kehidupan.
Pernbentukan karakter dan mental merupakan bagian penting dari
proses. Agama yang menjadi sistem kontrol dalam pembentukan karak-
58
SAB 3 a- Landasan clan As.9s-asas Penclidikan serta Penerapannya
ter dan mentai peserta didik hanya ditempatkan pada. posisi yang mini-
mal, dan tidak menjadi landasan dari seluruh aspek. Padahal, agarna
sangat dibutuhkan dalam penyusunan kurikulum, demi terwujudnya
suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara akar
mengembangkan poterisi diri untuk merniliki kekuatan spiritual keaga-
maan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta Ice -
terampilan yang diperlukan diri untuk bermasyarakat, berbangsa, dan
bemegara. Penerapan pendidikan sekuler materialistik melahirkan kua-
litas sumber daya manusia yang rendah. Kondisi kualitas sumber daya
manusia yang rendah ini memperburuk kehidupan berrnasyarakat. Me
rnang derigan pendidikan sekarang masih melahirkan generasi yang ahli
dalam peiigetahuan rains dan teknologi, namun ini bukan merupakan
prestasi, karena pendidikan seharusnya rnenghasilkan generasi dengan
kepribadian yang unggul dan sekaligus menguasai ilmu pengetahuan yang
rnampu bersikap Tuhur dari masa ke masa
B. ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Memperhatikan makna kata, maka antara landasan dan asas dapat
dikatakan mempunyai makna yang hampir bersamaan. Meskipun
demikian, dcngan memperhatikan Soedomo (1989-1990) dan Tirtarahardja
dan Sub) (1994), dapat dikatakan bahwa landasan pendidikan lebih
menekankan kepada kajian kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan
tentang kebijakan dan praktik pendidikan bagi upaya tnengembangkan
kebijakan dan praktik pendidikan berikutnya. Adapun asas pendidikan
merupakan tumpuan cara berpikir yang memberikan corak terhadap
pendidikan. Dengan demikian, dapat dikatakan hahwa asas pendidikan
lebih mernfokuskan perhatian kepada cara penyelenggaraan pendidikan
yang dilandasi oleh pernildran-pemikiran tentang bagaimana layaknya
pendidikan diselenggarakan.
111 59
DASAR-DASA R. ILt-IU PE NDIIDIK AN
60 ■
13A13 3 a- Landasan clan As.9s-asas Penclidikan serta Penerapannya
tanggung jawab akan terjadi secara tidak terarah clan mungkin anal-asalan
raja, dan akihatnya adalah menimbulkan masa.lah atau hal-hal yang tidak
diharapkan. lika perbuatan, perilaku, dan tindakan yang dilakukan dilandasi
oleh tanggung jawab kepada segala pihak yang berhadapan dengan orang
tersebut, rnaka orang itu akan sulalu berada di jalan yang benar.
Aktivitas yang clilakukan dalam proses pendidikan harus selalu di -
dasarkan pada asas tanggung jawab, karena kegiatan apa pun yang dila-
kukan dalarn pendidikan selalu diarahkan untuk mencapai tujuan, yakni
mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat tumbuh dan her-
kembang secara optimal sesuai dengan kemampuan dan segala poiensi
yang dimiliki, Sekecil apa pun tiridakan atau perbuatan yang dilakukan
pendidik dalam proses pendidikan harus clapat dipertanggungjawabkan
dari segi pencapaian tujuan, bukan berdasarkan selera, atau kemauan
pendidik. secara lebih luas dan nrienyeluruh, tanggung jawab itu melipu
ti tanggung jawab kepada diri keluarga, masyarakat-bangsa, dan
Negara Indonesia, dari terutama tanggung jawab terhadap Tuhan Yang
Mahakuasa dan Mahatahu. Asas usaha bersama, yang berarti pendidikan
menekankan kebersamaan antara keluarga sekolah dan masyarakat.
61
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
dan mem eeahkan masalah sendiri tanpa harus diearnpuri, dip erintah, dan
bahkan dipaksa. Dengan cara yang den-iikian, maka kegiatan belajar tidak
berpusat kepada guru, akan tetapi berpusat kepada peserta didik sendiri.
Dapat dikatakan bahwa asas TUi Mal Handayani merupakan cika] Bakal
dad pendekatan atau cara belajar siswa
Sebagai asas pertarna, mrWuri Handayani merupakan inti dad sis-
tern Among perguruan taman siswa. Asas yang dikumandarigkan oleh
Ki Hajar Dewantara irri kernudian dikernbangkan oleh Drs. R.M.P,
Sostrokartono dengan menambahkan du a semboyan lagi, yaitu Ing
Ngarso Sung Sung Tuiodo dan Ing Madyo Mangan Kama
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu
kesatuan asas, yaitu:
a. Ing Ngarso Sung Thiodo jika di depan memberi contoh),
b. ing Madyo Mangun Karso Oka di tengah-tengah memberi
dukungan dan semangat),
c. 11.1t 4Vuni Handayani (jika di belakang memberi dorongan).
62
SAB 3 a- Landasan clan As.9s-asas Penclidikan serta Penerapannya
63
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
64 ■
13A13 3 a- Landasan clan As2s-asas Penclidikan serta Penerapannya
yang lebih tinggi d.ari yang lain, baik sebagai individu, kelompok, maupun
golongan. Secara historis pandangan hidup semacam itu memberikan spirit
tersendiri bagi individu untuk mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain, oleh karenanya mereka saling berkompetisi meningkatkan harga did
dan rnartabat rnereka rasing-masihg, Sistern masyarakat yang komunal dan
kolektif tersebut senantiasa menentang eksistensi personal yang dengan
sendirinya bisa melahirkan generasi yang sensitif akan kehidupart
masyarakat ke depart. Karena di saw sisi, afar n takes bang jig& guru
inengajarkan bahwa suatu keniscayaan bagi seseorang untuk menjunjung
clan menernpatkan harga diri pada posisi yang wailr dan ter-h ormat agar
tidak terjadi kesenj a ngan social di tengah rnasyarakat, Tujuan akhir dari
falsafah ini adalah kesuksesan bersama dengan mernberdayakan potensi
individu sesuai dengan kemampuan yang mereka
Dalam falsafah Warn takes bang jai* guru tidak ada manusia yang tidak
"terpakai". Mernang kita tidak menampik kelebihan kecerdasan antara
orang yang satu dengan yang lainnya berbeda-heda tetapi perbedaan
tersebut bukaniah sua.tu halangan bahkan sebenarnya dapat dijadikan
sarana untuk saling inelengkapi dalam mencapai tujuan.
65
DASAR-DASA R. ILIvtil PE NDIIDIK AN
2. Peranan Pendidik
Sejalan dengan pendekatan komunikasi yang cenderung digunakan
pendidik, yakni pendekatan komunikasi satu arah, pendidik sering me-
nempatkan dirinya se ba.gai orang yang paling dominan. Artinya, tidak ja-
rang pendidik, apakah itu orangtua, guru, dos en, atau tutor se ring menem-
patkan dirinya seha.gai o ra n g ya.ng se rba tahu dalam segala hal pada
waktu kegiatan belajar berlangsung. Seolah-olah yang benar itu curna
datangnya dad pendidik, selain yang dikemukakan oleh pendidik salah.
Padahal, dalam era komunikasi canggih dewasa ini, sumber inforrnasi
datangnya membanjir dari segala arah. Dewasa ini, institusi pengajaran
(sekolah dan sejenisnya) bukan satu-satunya sumber informasi, akan tetapi
berbagai institusi dapat rnenjadi sumber informasi. Misalnya media rnassa
dengan segala jenisnya, seperti televisi, majalah, loran, radio, dan bahkan
inter-net. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan bahwa orangtua,
guru, &nen, atau tutor ketinggalan inforrnasi dibandingkan dengan peserta
didik. Sehingga dengan demikian, sangadah penting untuk mendorong pe-
serta didik guna berupaya mencari informasi sendiri yang dap at dikatakan
sehagai upaya belajar rn an diri.
66
SAB 3 a- Landasan clan As.as-asas Penclidikan sett; Penerapannya
ini dapaL dijadikan sebagai dasar untuk belajar lebih lanjut dalarn rangka
rnenyesuaikan diri dengan perubalian lapangan kerja dan balikan pe rubahati
dalam berbagai aspek kehidupan.
Rangkuman
Landasan pendidikan [alan dasar atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan
dan praktik pendidikan, Adapun asas pendidikan adalah pertimbangan yang
digunakan dalarn penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi olch pemikiran-
pernikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan disci enggaraka n.
Sehubungan dengan pengertian tersebutt rnaka landasan pendidikan Indonesia
terdiri dad landasan filosofis, sosiologis, hukum, kulturaE, psikologis, ilmiah dan
teknologis, ekonorni, sejarah, dan agarna. Ad apun asas-asas pendidikan
Indonesia ya it u: (a) semesta, menyei Li ruh, dan terpadu; (b) pendidikan
seurnur hidup; (c) tanggung j wab bersama; (d) rnanfa at, adil, dan merata ; (e)
Tut Mid Handayani, kemanclirian dalam belajar; (g) Glom tokombong jadi guru
Penerapan asas-asas pokok pendidikan, baik di sekolah maupun di luar sekolah
dengan berpedoman kepada kebebasan dalam belajar sepanjang hayat yang
berrnuara kepada kemandirian dalarn belajar. Untuk itur seorang pendidik perlu
rnenyesuaikan pendekatan yang digunakannya dalarn kegiatan pembelajaran.
Pendekatan dalarn pernbelajaran tersebut ialah pendekatan yang berpusat
kepada peserta didik, sehingga pendidik menempatkan dirinya sebagai fasilitator,
informator, motivator, dan organisator,
Tugas
1:1 67
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
Daftar Pustaka
Depdiknas, 2005, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendi-
dikan. Jakarta; Depdiknas.
FI,A.R. Titaar, 2007, Afengembangkan Ilmu Pendidikan Berdimensi
Jakarta: Lembaga Manajemen UNI.
Made Pidaria. 2007. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia Jakarta: Rineka Cipta.
NI, Dimyati. 1988. Landasan Kependidikan: Suatu Pengantar Peinikiran
Keilmuan ten tang Kegiatan Pendidikan. Jakarta: P2LPTK, Depdikbud.
Pokja Pengembangan Peta Keth-nuan Pendidikan. 2005. Peta Keilrnuan
Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Ke-
pendidikan dan Ketenagaan PT Ditjen Dikti.
Prayitno. 2005_ Sosok Keilmuan Ilmu Pendidikan, Padang: RP UNP.
. 2009, Dasar, Teori. dan Praksis Pendidikan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Shama, A, G. 1973_ Arti Pendidikan bagi Masa Depam Terjernahan Mhd.
Ansyar, Jakarta: Pustekom Depdikbud.
Suardi, 2012. Pengantar Pendidikan Teori data Aplikasi. Jakarta: PT Indeks.
Syafril Zeihendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang: Sukabina. T.
Naisbit & P. Aburdane, 1990, Mega Trends 2000. Jakarta: Binarupa
Aksara.
Undang-Undang RI Not-nor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Balai Pustaka Cipta Karva.
Undang-Undang RI Nornor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Ja-
karta: Depdikrtas,
68
4
Pilar Pendidikan
PEI DAHULUAN
70 ■
BAB 4 0 - Pilar Pffididiken
Hal ini juga terlihat dari kondisi zaman yang cepat berubah, retina-ma
di bidang teknologi dan informasi sehingga visi paradigma pendidikan
harus relevan yang kemudianditurunkan lie dalam metode pembelajaran.
Yaitu mengubah paradigma teaching (mengaja.r) menjadi learning (bel-
ajar), Dengan perubahan ini proses pendidikan menjaili proses bagairnana
"belajar bersama antarguru dan anak didik," Guru dalam konteks ini juga
termasuk dalam proses belajar. Sehingga lingkungan sekolah menjadi
learning society (masyarakat belajar). Dalarn paradigma ini, peserta didik
tidak lagi disebut pupil (siswa) tapi learner (yang belajar).
Sebagai objek sekaligus subjek pendidikan, manusia menjadi titik
sentral dalam proses belajar yang mengarah pada tujuan pendidikan.
Manusia belajar dari apa raja di sekitarnya untuk survive sekaligus pe-
ngembangan potensi diri, lahir dari ketidaktahuan dari rahim seorang ibu dan
dibekali penglihatan, pendengaran dan aka.] untuk digunakan dalam
tugasnya sebagai khalifatuilah fil artih. Berangkat dad sinilah, paradigm
learning ingin diusung sebagai pilaf pendidikan untuk kepentingan manusia
dengan perubahan zaman clan ini berangkat d a ri paradigrna belajar.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pilar pen-
didikan adaiah tiang atau penunjang dari suatu kegiatan usaha, pengaruhr
perlindungan, dan bantuan yang akan diherikain kepada anak didik yang
bertujuan untuk pendewasaan anak.
1. Learning to Know
71
DASA R-DASA IR. I LMU FENDIDIKAN
2. Learning to Do
Learning to do (helajar untuk herhuatkrielakukan), setelah kita rne-
maharni dan mengerti dengan benar apa yang kita pelajari lalu kita me-
lakukannya. siswa dilatih rn.elakukan sesuatu dalam sitnasi nyata yang
menekankan pada penguasaan keterampilan. Terkait dengan hal tersebut
guru perlu rnendesain proses belajar mengajar yang aplikatif, maksudnya
7 2 ■
BAB 4.- Pi I at- Pffididiken
111 73
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
3. Learning to be
Learning to be (belajar untuk menjadi seseorang). Kim harus me-
ngetahui diri kita sendiri, siapa kita sebenarnya? Untuk apa kita hidup?
Dengan demikian, kita akan bisa mengendalikan diri dan memiliki ke-
pribadian untuk mau dibentuk lebih baik lagi dan maju dalam bidang
pengetahuan. Learning to be adalah belajar untuk berkembang secara
utuh. Konsep ini mernaknai belajar sebagai proses untuk membentuk
manusia yang memiliki jati dirinya sendiri, Siswa diharapkan untuk dapat
mandiri dan bertanggung jawab. Selain itu, pendidikan juga diharapkan
mampu mencetak generasi mud a yang berperikemanusiaan,
Dalam konsep /earning to be siswa belajar berperilaku sesuai dengan
norms dan kaida.h di masyarakat, belajar menjadi orang yang her-
sesungguhnya merupakan proses pencapalan aktualisasi diri. Da-tam
konteks pendidikan, siswa juga dituntut dapat menghargai proses
pendidikan, yang ditunjukkan dengan sikap senang belajar, bekerja
keras, ulet, sabar, disiplin, jujur, serta mempunyai motif berpresta.si
yang tinggi dan rasa percaya did.
Peran guru dalarn pilar learning to be sebagai kompas penunjuk arah
sekaligus menjadi facilitator sangat diperlukan untuk menumbuh-
kembangkan potensi diri siswa secara utuh dan rnaksimal, Pendidik juga
membimbing siswa belajar mengaktualisasikan diri sebagai individu yang
berkepribadian utuh dan bertanggung jawab sebagai individu sekaligus
sebagai anggota masyarakat, Konsep learning to be perlu dihayati oleh
seluruh praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar dapat rnenge-m-
bangkan kepribadian lebih baik, Dengan pilar ini, peserta didik berpotensi
menjadi generasi bare yang berkepribadian mantap dan mandiri.
Melengkapi learning to know dan learning to do, .Robinson Crussoe
berpendapat bahwa manusia itu tidak bisa hidup sendiri tantpa kerja
sama atau dengan kata lain manusia sating tergantung dengan manusia
lain. Manusia di era sekarang ini bisa hanyut ditelan waktu jika tidak
berpegang teguh pada jail dirinya, Learning to be akan rnenuntun peserta
didik menjadi ilmuwan sehingga mampu menggali dan menentukan nilai
kehidupannya dan menentukan nilai kehidupannya sendiri dalam hidup
bemta.syarakat sebagai hasii belajarnya,
Learning to be yaitu mengembangkan kepribadian dirinya sendiri
dan mampu berbuat dengan kernandirian yang lebih besar,
perkembangan dan tanggung jawab priba di. Learning to bemerupakan
pelengkap dad learning to know dan learning to do,
74 ■
BAB 4.- Pi I at- Pffididiken
75
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
rasa memahami, menghargai dan menghormati orang lain. Sim Ara akan
mampu menyadari adanya ketergantungan dan hubungan timbal balik
antarmanusia. Adanya tujuan bersama menuju pada sem angat kerja sama
dan perdamaian demi kebaikan bersama.
Pemaham.an tentang diri dan orang lain yang didapat rnelalui ke-
lompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat. Konsep
learning to live together dalarn hal ini, rnerangsang kepekaan pe-
serta didik akan suka duka dan makna empati terhadap orang ini
dapat dijadikan bekal saat mereka berkecimpung di lingkungan di many
mereka hidup dan bersosialisasi. Mereka ielah dibekali kematnpuan untuk
menernpatkan diri sesuai dengan lingkungannya.
Learning to live together berperan menjadi pilar belajar yang penting.
Konsep ini berperan dalam mengembangkan sernangat menghormati nilai-
nilai kernajernukan, saling memahami, clan perdamaian.
Prinsip learning to live together,
a. Membangun sistem nilai,
b. Pembentukan identitas melalui proses pernilikan konsep luas,
76 ■
BAB 4.- Pil at- Pffididiken
Rangkuman
Manusia yang telah dibekali dengan pilar learning toknow akan memiliki sejumlah
pengetahuan dan keterampilan berpikir, Gabungan pengetahuan dan kete-
rampilan berpikir tersebut dapat dikembangkannya untuk kemampuan berbuat,
meningkatkan kualitas diri, kemampuan untuk bekerja sama dengan prang lain,
dan peningkatan kualitas hidup se bagai makhluk yang beraga ma,
Learning to do, dalarn kehidupan manusia ada Ian adanya dorongan untuk berkre-
asi, mernecahkan masalah, dan rnengadakan inovasi-inovasi. Dasar ini berangkat
dari adanya pengetahuan yang dirniliki yang digunakannya untuk identitas dirinya
dan kemaslahatan prang banyak berdasarkan kepercayaan yang dimitikinya.
Seluruh pilar di atas menu pakan kerangka dasar yang dapat di kern ba ngk an data
m rangka mendorong terwujudnya struktur dan kultur masyarakat belajar sepan-
77
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
fang hayat, sehingga setiap orang nantinya akan memiliki kualitas flidup. Hal ini
seja1an dengan a ma nat Undang-Undang No, 20 Tahun 2003 tentang Si stem Pen-
didikan NasionaI Pasai 3, bahwa: Pend id i kan nasio na I berfungsi mengernbangkan
kernampuan dan mernbentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangs-a, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta clidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawa b.
Tugas
Daftar Pustaka
AG Soejono. 1989. Aliran Baru dalam Pendidikan. Bandung7CV
Agustiar Syah Nur. 2002.. Perbandingan Sistem Pendidikan TS Negara,
Bandung: Lubuk Agung,
Darmiyati Zuchdi. 2008. Human isasi Pendidikan. JakartaT Bumi Aksara.
Deliar Nuer & Iskandar Alisyahhana (Ed.). 199g. Perubahan, Pernbaharu-
an, dan Kesadaran Menghadapi Abad Ke-21, Jakarta: Dian Rakvat,
Pokja Pengerabangan Peta Keilmuan Penclidikan. 2005. Peta Keilmuan
Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Ten aga Ke-
pendidikan dan Ketenagaan PT Ditjen Dikti,
Prayitno. 2005. Sosok Keibnuan Ilmu Pendidikan. Padang: FIP UNP.
. 2009. Dasar, Teori, clan Praksis Pendidikan_ Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Redja Mudyahardjo. NO. Fiisafat urna Pendidikan, Bandung: PT Rernaja
Rostiakarya.
Suardi, 2012. Pengantar Pendidikan Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Indeks.
Syafril St Zelhendri Zen. 2012. Pengan tar Pendidikan. Padang: Sukabina. T.
Naisbit & P. Ahurdanc. 1990. Mega Trends 2000. Jakarta: Binarupa
Aksara,
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Balai Pustaka Cipta Karya.
78
5
Pendidikan sebagai Suatu Sistem
dan Komponen Pendidikan
P E ND A H UL UA N
80 ■
EAB 5 ■- Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pend idiken
Lingkungan Lingkungan
Segala sesuatu yang masuk dalam sistern dan berperan dalam pro-
ses pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup men-
jadi sumber pendidikan. P.H. Coombs dan W.I. Platt mengernukakan tiga
somber masukan pendidikan yang terdiri atas:
1. Pengetahuan, nilai-nilai, dan cita-cita yang terdapat dalam masya-
rakat.
2. Sumber daya manusia yang memenuhi persyaratan.
3. Masi] produksi dan penghasilan.
Berkenaan dengan butir-butir di atag, bentuk masukan dalam pen-
didikan dapat berupa informasi (pengetahuan, dan cita-cita),
tenaga 'Number daya manusia), dan barang (sarana pendidikan dan per-
lengkapan). Namur tidak sernua yang terdapat dalam lingkungan dapat
menjadi masukan pendidikan melainkan pengarnbilan masukan pendi-
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
B. KOMPONEN PENDOIKAN
Dalam kegiatan atau proses pendidikan terdapat komponen pendidikan
yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mernengarutti, Komponen
pendidikan tersebut seperti berikut:
1. Tuj u an
2, P endi di k
3. Peserta didilc
4. rviateri
5. Metode, media, dan alat pendidikan
6. Lingkungan pendidikan
Keenam kumponen yang telah dikemukakan di atas saling merne-
ngaruhi dan saling berinteraksi sesarnanya, Berikut ini komponen pendidikan
tersebut akan kits babas sate per sate. Sebagai ilustrasi saling interaksi
antarkomponen pendidikan digarnbarkan sehagai berikut:
Tiljuan
GAMBAR 5.2
Stiling I nteraksi Antar Kornponen pendidikan
82 ■
BAB 5 a- Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pendidiken
Tujuan
Tujuan merupakan koinponen pendidikan yang memiliki posisi pen-
ting dalam proses pendidikan. Berbagai tujuan pendidikan yang diingin-
kan oteh pendidik supaya dapat dicapai rah peserta didik. Semua tujuan itu
harus normatif baik, artinya tidak bertentangan dengan hakikat
perkernhangan peserta didik dan dapat diterima sebagai nilai hidup yang
baik,
Tujuan pendidikan ada yang sifatnya ideal dan ada Pula yang sifatnya
nyata. Tujuan yang sifatnya ideal biasanya dirumuskan dalam bentuk tujuan
pendidikan yang sifatnya urnum, sedangkan Tujuan yang sifatnya nyata
diruinuskan dalam bentuk tujuan khusus.
Dalarn istem pendidikan nasional, tujuan umum pendidikan dija-
barkan dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Makria tujuan pendidikan
nasional itu adalali inembentuk manusia Indonesia yang bisa mandiri da -
83
DASAR-DASA R. ILMU PE NDIDIKAN
84
BAB 5 ■ - Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pend idiken
2. Pendidik
Siapakah sebenarnya pendidik itu? Pendidik ialah orang yang mem-
punyai tanggung jawab dalarn rnelaksanakan pendidikan, orangt u a bias
anya disebut pendidik menurut kodrat, sedan gkan guru dan tenaga-tenaga
lainnya yang sejenis disebut pendidik menurut jabatan. Berdasarkan hal di
alas, kita dapat mernbedakan pendidik itu menjadi dua kategori:
a, Pendidik menurut kodrat, yaitu orangtua.
b. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru.
Orangtua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama
dan utarna. Hubungan orangtua dengan anaknya dalarn hubungan edukatif
mengandung dua unsur dasar, yaitu;
a. Unsur kailt sayang orangtua terhadap anak.
b, Unsur kesadaran akan tanggung jawab dari pendidik untuk menuntun
perkernbangan anak.
Guru sehagai pendidik menurut jabatan menerima tanggung jawab
mendidik dad tiga pihak, yaitu orangtua, masyarakat, dari negara, Seyo-
gianyalah kepada guru diharapkan sikap-sikap dan sifat-sifat yang nor-
rnatif baik sebagai kelanjutan dari sikap orangtua pada umumnya, antara
lain:
a. Kasilt sayangkepada peserta didik.
b. Tanggung jal,vab kepada tugas mendidik.
Sehubungan dengan tanggung jawab ini, Prayitno (2000: 9) mengern
ukakan:
85
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
Untuk itu seorang pendidik harus memiliki karakteris ilk sebagai bed-
kut:
1) Memahami potensi anak untuk dikembangkan secara optimal.
2) Memaharni kondisi anak untuk mengadakan penyesuaian
program-program pendidikan bagi anak.
3) Melakukan kegiatan dan memberikan pelayanan pendidikan sesuai
dengan potensi dan kondisi anak untuk mengembangkan potensi
anak secara optimal.
4) Memberikan laporan dan pertan.ggungjawaban tentang perkem-
bangan dan hasil-hasil pendidikan anak kepada orangtua dan
pihakpihak lain yang berhak triemperoleh laporan.
5) Bekerja sarna dengan orangtua anak dan pihak-pihak lain yang ter-
kait pendidikan anak demi menyelenggarakan pendidikan
anak 5eoptinn a I inongkin.
6) Mernahami dan menjalankan dengan sebaik-baiknya segenap per-
aturan dan kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak-pihak
berwenang dalam penyelenggaraan pendidikan anak.
7) Menyeienggarakan praktik pendidikan secara prolesional sesuai de-
ngan penugasan yang diberikan oleh pihak-pihak yang berwenang.
Togas pendidik karena jabatan adalah berat, maka sebagai pendidik
karena jabatan ini harus diadakan persiapan-persiapan yang cukup.
Hakat merupakan persyaratan penting untuk itu. Keadaan jasmani calon
hauls sehat. Pendidik juga dituntut untuk menggunakan bahasa yang
sopan harus mempunyai kepribadian yang kuat, Sebagai pendidik harus
disenangi dan disegani oleh peserta didik. lni be rarti is harus mempunyai
kewibawaan, punya ernosi yang stabil untuk menghadapi berbagai pe-
serta didik. Banyak sitar lain yang harus dimiliki oleh seorang pendidik.
Selain itu, seorang pendidik harus susila, jujur, dan adil. Pendidik karena
jabatan ini tugasnya tidak hanya sebagai pendidik di muka kelas, tetapi
harus inengadakan hubungan eras antara pendidik clan peserta didik di
luar kelas.
3. Peserta Diclik
Istilah peserta didik digunakan berdasarkan pandangan bahwa
makhluk manusia yang dididik adalah rnakhluk yang herkepribadian.
Istilah tersebut digunakan mengingat bahwa pendidikan adalah suatu
proses pendidikan sepanjang hayat. Ia merupakan suatu proses, proses
penyesuaian diri dan proses pernecahan masalah. Dengan kata lain,
suatu proses pemanusiaan manusia (Driyarkara, 1980: 89).
86 ■
BAB 5 D- Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pendidiken
87
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
4. Materi Pendidikan
Berdasarkan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, ditetapkan materi
pendidikan yang relevan. Kita tahu bahwa tujuan pendidikan itu sangat
luas, mulai dari tujuan umum sampai ke tingkat tujuan khusus yang se-
kecil-kecilnya. Gum harus dapat mernberi penafsitan yang tepat mengenai
jenis dan fungsi tujuan yang akan dicapainya secara konkret, sehingga
dapat memilih bahanimateri yang tepat sesuai dengan tujuan tersebut.
Pendidikan hertujuan untuk mengernba.ngkan berkenaan dengan aspck
kognitif, afektif, dan psikomotor, Untuk mencapai tujuan tersebut, mated
yang tepat harus dipilih. Kriteria apakah yang harus dipertimbangkan
dalam memilih mated itu? Mengapa harus demikian? Kriteria/syarat utama
yang harus dipertimban.gkan dala.m peniilihan itu adalah:
1) Mated harus sesuai dan menunjang tercapainva tujuan.
2) Mated harus sesuai dengan karakteristik perkembangan peserta di-
dik.
Mated yang diberikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan, yang
rnengandung nilai-nilai sesuai dengan pandangan hidup bangsa. Da-
lam mated tersebut, karakteristik peserta didik pada face
perkembangan tertentu harus pula menjadi pertimbangan.
Pernilihan mated, di samping harus sesuai dengan tujuan, dituntut pula
agar sesuai dengan peserta didik yang mempelajarinya. Materi yang
88 ■
BAB 5 a- Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pendidiken
89
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
90 ■
BAB 5 a- Pendidikan sebagai Suatu Sistem dan Koraponen Pendidiken
6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan (environment): "meliputi semua kondisi dalam dunia ini
yang dengan cara tertentu memengaruhi tingkah laku kita, perturnbuhan,
perkernbangan, atau life process kita (Ngalis Purwanto, 1986: 77r.
Wasty Soemanto (1984: SO) mengemukakan bahwa: 'Lingkungan
mencakup segaia material dan stimuli di dalam dan di [Liar diri individu,
baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun social kultura1.'
Kedua pendapat ini menggambarkan pengertian lingkungan yang
sekaligus menjelaskan jenis-jenisnya. Lingkungan adalah sepia sesuatu
yang memengaruhi individu. Sesuatu yang memengaruhi itu mungkin
berasal dari dalam diri individu (internal environment), dan mungkin
pula berasal dari luar diri individu (external environinentL individu da-
lam hal ini dapat berbentuk prang atau 1embaga, Lingkungan bagi se-
seorang sebagai individu adalah segala sesuatu yang berasal dad dalam
dirinya (fisik dan psikis) dan sesuatu yang berada di luar dirinya seper ti
gam fisika (nonmanusia) dan manusia. Individu dapat pula diartikan
92 ■
BAB 5 a- Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pend idiken
93
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
ada di dunia ini yang berada di luar diri anak yang bukan manusia,
seperti binatang, tumbuh-turnbuhan, iklim, air, gedung, dan rurnah.
b. Lingkungan sosial
Yang termasuk lingkungan sosial adalah sem ua manusia yang berada
di luar did seseorang yang dapat mernengaruhi diti orang tersebut,
baik secara langsung inattpun tidak langsung. Con.toh program-prog-
ram pada televisi, radio, s u rat kabar, atau media cetak lainnya terma-
suk lingkungan sosial yang tidak langsung, Tetuan sekelas, ternan
sejawat, atau orang sekitar tempat tin ggal merupakan lingkungan
sosial yang bersifat langsung.
Segala sesuatu yang ada di lingkungan„ baik lingkungan slam mau-
pun lingkungan sosial seperti museum, perpustakaan, dan basil buini
daerah setempat serta orang sumber dapat dimanfaatkan daiarn kurikuLum
muatan lokal,
Menurut tempat pelaksanaan pendidikan, lingkungan dibedakan
atas:
a. Keluarga
Sekolah
c. ias•arakat
a. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan
bagi anak, karena di lingkungan itulah pertama-tarna dia menerirna
pendidikan yang diberikan oleh orangtua, merupakan dasar utama bagi
pembentukan kepribadian selanjutnya. Ole} sebab itup orangtua dalam
melaksanakan pendidikan hendaklah memperhatikan hakikat perkern-
bangan anak,
Keluarga adalah merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari
sejurrilah kecii orang yang mernpunyai hubungan pertalian ciarah Keluarga
ini dapat berbentuk nukleus famili ataupun keluarga yang diperluas,
yaitu terdiri dari ayah, ibu, anak, pamani tante, kakekinenek, adiklipar,
pernbantu dan dan bentuk yang seperti ini sangat banyak
ditemui dalarn struktur masyarakat Indonesia, Meskipun ibu merupakan
anggota keluarga yang mula-mina paling berpengartth terhadap tumbuh
kernhangnya anak, namun pada akhirnya seluruh anggota keluarga ikut
berinteraksi dengan anak, di sampirrg faktor iklim social, faktor-faktor lain
seperti kebudayaan, tingkat kemakmuran, keadaan perumahannya dan
sebagainya, lkut Pula memengaruhi turnbuh kembangnya anak_ Dengan
kata lain, turn buh kembangnya anak dip e ngaruhi oleh keseluruhan situasi
94 ■
EAB 5 a- Pendidikan sehapi Suatu Si stern dan Koraponen Pendidiken
95
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
96 ■
BAB 5 a- Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pendidiken
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah disebut lingkungan pendidikan yang kedua, yang bertanggung
jawab rnelaksanakan pendidikan di lembaga ini adalah guru. Peranan guru
sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan,
tvlerupakan suatu hal yang tidak bisa dimungkiri lagi, karena kema-
juan zaman, perkernbangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keluarga
tidak rnungkin lagi dapat metnenuhi seluruh kebutuhan dan aspirasi
generasi inuda akan pendidikan. Semakin maju suatu rnasvarakat, sema-
kin tinggi pula tuntutan pemenuhan kehutuhan anak akan pendidikan.
Konclisi masyarakat seperti ini rnendorong terjadinya proses formalisasi
lembaga pendidikan yang lazim disebut sistem persekolahan.
Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan yang diselengga-
rakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar dengan organisasi
yang tersusun rapi, terencana, berjenjang, dan berkesinambungan.
Sifatnya formal, diatur be rdasa rkan kete urn an - ketentu an pernerintah
dan mempunyai keseragarnan pola yang bersifat nasional, dalam rangka
111 97
DASAR-DASA R. Illy1.I.J PE N DIDIKAN
98 ■
BAB 5 ■ - Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pendidiken
C. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan pendidikan yang ketiga adalah lingkungan masyarakat.
Proses pendidikan di lingkungan uti adalah proses pendidikan yang terjadi
di luar keluarga dan di luar persekolahan. pendidikan yang diberikan
biasanya tergantung kepada kebiasaan yang terjadi di lingkungan itu. Oleh
sebab itu, hasil pendidikannya akan dipengaruhi oleh lingkungan
rnasyarakat tersehu t.
Alam sekitar memberi pengaruh tertentu kepada pendidikan anak
dengan segala sifat dan kondisi tempat tinggalnya. Oleh karena setiap
rnasyarakat itu Iingkungannya sangat hervariasi, maka pengaruh yang di-
hasilkannya pun berbeda terhadap proses pendidikan anak, Situasi ling-
kungan mernengaruhi proses dan hasil pendidikan. Ada kernungkinan
lingkungan ini berpengaruh negatif terhadap pendidikan, maka lingkungan
itu menjadi pembatas pendidikan. Oleh karena itu, wajarlah kiranya pendidik
mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga dapat menunjang
tercapainya tujuan pendidikan.
Masyarakat adalah salah sate lingkungan pendidikan yang besar
pengaruhnya terhadap perkernbangan pribadi seseorang. Masyarakat
mempunyai penman yang panting dalam rnencapai tujuan pendidikan
nasional, Kaftan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari
heberapa segi, yakni:
1) Masyarakat adalah sebagai penyeienggara pendidikan, haik yang di-
lembagakan maupun yang tidak dilembagakan.,
2) Lernbaga-lembaga kernasyarakatan daniatau kelompok sosial di
rnasyarakat, baik Iangsung rnaupun talc langsung ikut menipunyai
peran den fungsi edukatif.
3) Dalarn masyarakat tersedia berhagai sumber belajar baik yang di-
rancang maupun dirnanfaatkan. Pedu pule diingat bahwa manusia
dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupava memper-
111 99
DASAR-DASA R. ILlvtU PE NDIIDIK AN
100
BAB 5 a- Pendidikan sehapi Suatu Sistem dan Koraponen Pendidikan
Peladhan
Pengajaran
Bimbingan
5ekolah Masyarakat
Pribadi jati cirri
Pengetahuan
Keterampilan
Keluarga
101
DASAR-DASA R. ILlvtil PE NDIIDIK AN
Rangkuman
Sistern adalah suatu totalitas yang terpadu dad semua elemeniunsur dan ke-
giatan yang satu dengan kegiatan lainnya saling berkaitan secara fungsional
untuk mencapai tujuan. Pendidikan sehagal suatu sistem herarti bahwa pendi-
dikan itu terdiri dad eiemen-eiemen atau unsur-unsur pendidikan yang dalam
kegiatannya soling terkait secara fu ngsion al, se hingga merupakan satu
kesatuan yang terpadu dan dengan keterpaduan itu diharapkan tujuan
pendidikan dapat dicapai.
Dalam proses atau kegiatan pendidikan mengutamakan pendekatan sistem
tersebut terdapat komponen pendidikan yang sating berinteraksi sesamanya
untuk mencapai tujuan yang diharapkan, sesuai dengan fungsi masihg-masihg.
1 0 2 ■
BAB 5 s- Pendidikan sebagai Suatu Sistem dan Koraponen Pend idiken
Togas
Daftar Pustaka
AG Soejono, 1969, Altran Baru dalam Pendidikan. Bandung:. CV Timm
Agustiar Syah Nur. 2002.. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara,
Bandung: Lubuk Agung.
Al-Jarnaly & Muhammad Fadhil, 1986, Filsafat Pendiclikan dalam Al-Qur'an.
Surabaya. PT Bina Ihnu.,
103
DASA R-DASA R. ILIvIti PE N DIDIKAN
104 ■
6
Penyelenggaraan Sistem
Pendidikan Nasional
PENDAHULUAN
106
gAS PenyelenggarzanSistern Pndidikan Nasional
1. Jalur Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri dari jalur pendidikan formal, nonformal,
dan informal yang d ap a t salirtg rnelengkapi dan memperkaya.
Jalur pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang diselengga-
rakan rnelalrai satuan pendidikan dan memiliki jenjang yang terdiri
dari pendidikan dasar, pendidikan rnenengah, dan pendidikan tinggi.
Satuan pendidikan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang
herjenjang dari berkesinarnbungan. Adapun satuan pendidikan luar
sekolah rneliputi kelornpok-kelompok belajar, khusus dan satuan
pendidikan sejenisnya.
Sebagai penyelenggaraan dari satuan pendidikan tersebut, dilaksa-
nakan rnelaltti dua jalur, vaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendi-
dikan luar sekolah. Pendidikan dalam keluarga merupakan bagian dari
jalur pendidikan luar sekolah. Secara lebih jelas berikutnya digarnbarkan
perbandingan antara kedua jalur tersebut,
TABEL
Perbaiidingan antara Jalur Pendidikan
Seko/ah dengan Jalur
PendidiUn Luar Sekolaii
107
DASAR-DASA R. !LIM PE NDIIDIK AN
Lanjutan
108
gAS Penyelenggarzan Sistern Pk-kelidikan Nasional
1) Pendidikan Dasar
Sebagai persiapan untuk mernasuki pendidikan dasar, diseleng-
garakan kelompok belajar yang disebut pendidikan prasekolah (PPRI
No. 27/1990). Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan
sikap dan kernampuan sena rnemberikan pengetahuan dan keterampilan
dasar yang diperlukan untuk hidup dalam rnasyarakat dan mempersiap -
kan peserta didik yang meinenuhi persyaratan untuk mengikuti pendi -
dikan rnenengah. Oleb karena itu, bagi seluruh warga negara perlu dise -
diakan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar, dan tiap-tiap
warga negara diwajihkan menempuh pendidikan yang sekurang-kurang-
nya dapat membekali dirinya dengan pengetahuan, sikap, dan keteram -
pilan dasar
Berkenaan dengan penvelenggaraan pendidikan dasar ini, adanya
wajib belajar bagi anak usia 7-12 tahun yang pernah dicanangkan oleh
Presider' RI pada 2 Mei 1984. Tentang wajib belajar tersebut, kemudian
dinyatakan dalam UUSPN ayat (1), yang berbunyi: "Warga negara yang
berurnur 6 (enam) tahun berhak mengikuti pendidikan dasar" dan ayat (Z):
"Warga negara yang berumur 7 (tujuh) tahun, berkewajiban mengikuti
pendidikan dasar dan pendidikan yang setara sampai tamat."
Dalam pengertian setara ini terrnasuk juga Pendidikan Luar Biasa
(PLB), dan pendidikan yang bersifat keagarnaan. Peraturan Perne rintah
No, 2t3 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar mengatur tentang pelak-
sanaannya.
2 )
Pendidikan Menenga h
Pendidikan menengah berfungsi untuk mem p e rstapkan peserta
didik untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta
rnenyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kernampuan mengadakan hubungan timbal Malik dengan lingkungan
suial, budaya, dan alam sekitar sena dapat rnengembangkan kernampuan
lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan
Pendidikan menengah unturn berfungsi rnenyiapkan peserta didik
untuk melanjutk.an pendidikannya pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi. Pendidikan trienengah kejuruan berfungsi mempersiapkan peser -
ta didik untuk lapangan kerja, sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan
yang dlikuti atau untuk rnengikuti pendidikan keahlian pada tingkat
pendidikan
109
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
3) Pendidikan Tinggi
Pendiclika.n tinggi diselen.ggatakan untuk tujuan yang sifatnya maje-
muk. Di satu pihak pendidikan tinggi harus rneneruskan, mengembangkan,
dan melestarikan peradaban, ilmu teknologi, dan seni, di pihak lain
pendidikan tinggi harus pula ikut pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
seperti yang ditetapkan dalam UUSPN.
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota
rnasyarakat yang memiliki kemampuan akademik daniatau profesional
yang dapat rnenerapkan, mengembangka.n, daniatau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi, danlatau kesenian. Misi "TriDharma" pendidik-
an tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepacla
masyarakat adalah dalam rangka mencapai tujuan yang telah digariskan
tersebut.
Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan disebut per-
guruan tinggi, yang dapat berbentukakademik, politeknik, sekolah
institut, dan universitas, Utituk jelasnya fungsi rnasing-masihg bentuk
perguruan tinggi tersebut digarnbarkan dalam Tab el 6,1 berikut
110 ■
gAS Penyelenggarzan sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan KhUSUS
Di samping program pendidikan umurn dan pendidikan kejuruan
yang telah dikemukakan tersebut, rnasih ada jenis program pendidikan
yang lain, yaitu: Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Kedinasan. dan
Pendidikan Keagamaan.
Pendidikan khusus berfungsi secara khusus nienyiapkari pendidikan
yang sesuai dengan tujuan masihg-masihg program tersebut.
a) Pendidikan Luar Biala
Program ini diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang
kelainan fisik daniatau mental seperti: sekolah dasar luar biasa
(SDLB.) dan pendidikan luar biasa (PLB) untuk jenjang pendidikan
nienengah dengan rnasing-masihg rnemiliki program anak tunane-
tra, tunarungu, tunadaksa, dan tunagrahita. Gurunya merupakan
lulusan Bari pendidikan guru luar biasa dari pendidikan/perguruan
tinggi,
b) Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan ini diselenggarakan untuk meningkatkan ke-
marnpuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai atau
calon pegawai suatu Departernen Pemerintah atau Lembaga Perne-
rintah nondeparternen, Pendidikan khusus kedinasan dilaksanakan
di sekolah kedinasan atau pusat-pusat latihan (Pusdiklat) dan lem-
baga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh pemerintah matt-
pun oleh.swasta.
c) Pendidikan Khusus Teknis
Pendidikan khusus teknis dilaksanakan di pusat-pusat atau lembaga
pendidikan khusus yang diselenggarakan baik uleh pemerintah mau-
pun oleh swasta.
d) Pendidikan Khusus Keagamaan
Pendidikan khusus keagamaan dilaksanakan di sekolah-sekolah
yang diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat seperti:
madrasah ibtidaiyah, institut agama Islam negeri, pendidikan guru
agamar serninari, tiara, sekolah tinggi teknologi dari institut denda
dharma. Fungsi dari pendidikan ini adaiah untuk mempersiapkan
peserta didik untuk dapat melaksanakan peranan yang menuntut
penguasaan khusus tentang ajaran agama yang hcrsangkutan.
111
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
a. Peserta didik
Dalam UUSPN dinyatakan, bahwa "Pendidikan nasional bersifat ter-
huka dan mernherikan keluasan gcrak kepa.da peserta didik yang dalam
pelaksanaannya diatur oleh menteri,"
Adapun hak dari setiap peserta didik pada satuan pendidikan se b agai
berikut;
1, Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak:
(a) Mendapatkan pendidikan agarna sesuai dengan agama yang
dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagaini.
(b) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat,
dan kernampuannya.
(c) Mendapatkan beasiswa hagi yang herprestasi yang
erangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya,
(d) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya
tidak rnampu mcmhiayai pendidikannya.
(e) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan
lain yang setara,
(f) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan
belajar masihg-masihg dan tidak menyirnpang dari ketentuan batas
waktu yang ditetapkan.
2. Setiap peserta didik berkewajiban:
(a) Mertjaga norma-norma pendidikan untuk menjarnin keberlangs
ungan proses dan keberhasilan pendidikan.
(b) Ikut menanggung biaya penyelenggeraan pendidikan, kccuali
bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendi-
dikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Ketentuan rnengenai hak dan kewajiban peserta, didik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah.
b. Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan adalali pengelola satuan pendidikan, pemilik,
112 ■
gAS Penyelenggarzan Sistern Pndidikan Nasional
113
DASAR-DASA R. ILIvtil PE NDIDIKAN
d. Kurikulum
Kurikulum disusun untuk rnevmjudkan tujuan pendidikan nasional
dengan mempertimbangkan tahap perkembangan peserta didik dan ke-
serasiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, per-
kernbangan iimu pengetahuan dan teknologi serta k.esenian, sesuai dengan
jenis dan jenjang rasing-rasing satuan pendidikan.
Kegiatan pendidikan dalam pelaksanaannya didasarkan atas kuri -
kulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan
114 ■
gAS PenyelenggarzanSistern Pndidikan Nasional
dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khan satuan pendidikan
yang bersangkutan (kurikulum muatan loka.1), Kurikulum yang mengandung
aspek nasional yang wajib clipelajari oleh setiap jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agam a, dan
Pendidikan Kewarganegaraan, di sari-1p ing pendidikan bidang studi,
Kurikulum muatan lokal ini di daiarn struktur kurikulurn porsinya adalah
20%. Kurikulum muatan lokal adalah program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitka.n dengan lingkungan, buclaya, serta kebutuhan
daerah dan perlu dip elajari oleh peserta di dik di daerah itu.
Materi pelajaran muatan lokal ini dipilih dari lingkungan, sedangkan
media dan metode penyampaiannya menggunakan betbagai alat bantu yang
diambil dari lingkungan. Di Sumatra Harat, Budaya Alam Minangkabala
merupakan salah saw kurikulum muatan lokal yang ditetapkan untuk
diajarkan,
115
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
1. Standar lsi
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalarn kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
Kahan kajian, kompetensi rnata pelajaran, dan silabus pernbelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu (Pasal 5 ayat (1)). Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat
(I) mernuat kerangka dasar dan struktur kurikulurn, beban belajar,
kurikulurn tingkat satuan pendidikan, dari kalender p en d idikan
fakademik (Pasal 5 ayat (2)).
Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulurn, kurikulum
untukjenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang
pendidikan dasar dan mertengab terdiri atas:
a, Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
c. Kelornpok Imam pelajaran ilmu pengetahuan clan teknologi.
d. Kelompok mata pelajaran estetika.
e. Kelornpok mata pelajaran jasrnani, olahraga, dan kesehatan. (Pasal
6 ayat 1).
2. Standar Proses
Standar proses ini meliputi pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan:
a. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan se-
cara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta dicta( untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai de-
ngan bakat, minas, dan perkembangan tisik serta psikologis peserta
didik. Pendidik dalarn proses pembelajaran harus memberikan ke-
teladanan (Pasal 19 ayat f1)),
b. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembe-
lajaran, pelaksanaan proses pernbelajaran, penilaian hasiL pembe-
lajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pernbelajaran yang efektif dan efisien (Pasal 19 ayat (3)).
c. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silahus dan renc.ana pe-
laksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, cumber belajar,
dan penilaian basil belajar (Pasal 20).
d, Pelaksanaan proses pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (3) harus memperhatikan jumla.h maksimal peserta
116 ■
gAS Penyelenggarzan Sistern Pndidikan Nasional
didik per kolas dan beban mengajar maksimal per pendidik, rasio
niaksimal buku teks pelajaran setiap peserta didik, dan rasto rnaksimal
jumlah peserta didik setiap pendidik (Pas al 21 ayat (1)).
e. Petaksana.an proses pembelajaran dilakukan dengan men err
budaya membaca dan menulis (Pasal 21 ayat (2)).
f. Penilaian hasil pernbelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (3) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan
berbagai teknik penilaian sesuzi dengan kornpetensi dasar yang harus
dikuasai (Pasal 22 ayat (1)).
g. Teknik penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa tes
tertufis, observasi, praktik, dan penugasan perorangan atau kelompok
(Pasal 22 ayat (2)),
h. Untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelaiaran ilmu penge-
tahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar dan menengah,
teknik penilaian observasi secara individual sekurang-kurangnya di-
laksanakan sate kali dalam semester (Pasal 22 ayat (3)).
I. Pengawasan proses pembelajaran sebagaimana dirna.ksud. dalam
Pasal 19 ayat {3) meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi,
pelaporan, dan pengambilan langkah tindak Ianjut yang
diperlukan (Pasal 23)
j, Standar perertcanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian basil pernbelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran dikernbangkan &eh BSNP dan ditetapkan dengan Per-
aturan Menteri (Pasal 24).
118
gAS PenyelenggarzanSistern Fendid& n Nasional
119
DASAR-DA SAR ILMU FENDIDIKAN
120
gAS Penyelenggarzan Sistern Pndidikan Nasional
6. Standar Pengelolaan
Standar ini meliputi perencanaan pendidikan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, penge-
lolaan pendidikan di tingkat kabupatenikota, provinsi, dan pada tingkat
nasional. Tujuan dari standar ini ialah meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Ada beberapa standar pengelolaan dalam pendidikan sebagai
ku t:
a. Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan:
1) Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah rnenerapkan manajemen herbasis sekolah yang
ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keter-
bukaan, dan akuntabilitas (Pasal 49 ayat 1).
2) Setiap satuan pendidikan dipirnpin oleh seorang kepala satuan
sebagai penangg-ung jawab pengelolaan pendidikan (Pasal 50 ayat
1).
3) Dalarn rnelaksanakan tugasnya kepala satuan pendidikan SNIP/
MTsI SMPLB. atau bentuk lain yang sederajat dibantu minimal
oleh satu orang wakii kepala satuan pendidikan (Pasal 50 ayat 2).
4) Pada satuan pendidikan SMAIMA/SMALB, SMIUMAK, atau bentuk
lain yang sederajat kepala satuan pendidikan dalam me-
laksanakan tugasnya dibantu minimal oleh tiga wakil kepala
satuan pendidikan yang masihg-rasing secara herturut-turut
membidangi akademik, sarana dan prasarana, serta kesiswaan
(Pasal 50 ayat 3).
5) Pengamhilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan me-
nengah di bidang akademik dilakukan oleh rapat Dewan Penn
didik yang dipimpin oleh kepala satuan pendidikan (Pasal 51
ayat (1)).
Pengamhilan keputusan pada satuan pendidikan dasar dan me-
121
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
1 2 2 ■
gAS Penyelenggarzan Sistern Pk-kelidikan Nasional
7. Standar Pernbiayaan
Standar ini inerupakan standar nasional yang berkaitan dengan
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan selarna satu
tahun.
a. Pembiavaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan
biaya personal (Pasal 62 ayat (1)).
b, Biaya investasi satuan pendidikan sebagairnana dimaksud pada ayat (1)
meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan cumber
daya manusia, dan modal kerja tetap (Pasal 62 ayat (2)).
c. Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
rnengikuti proses pernbelajaran secara teratur dan berkelanjutan (Pasal
62 ayat (3)).
d. Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi; (1) gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala
tunjangan yang melekat pada gajil (2) bahan atau peralatan pen-
didikan habis pakai, dan (3) biaya operasi pendidikan tak langsung
berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan pra-
sarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan
lain sebagainya Masai 62 ayat (4)).
e. Standar biaya operasi satuan pendidikan ditetapkan dengan peratu ran
rnenteri berdasarkan usulan BSNP (Pasal 62 ayat (5)).
123
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
8. Standar Penilaian
Standar ini merupakan standar nasional penilaian pendidikan ten-
tang tnekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
peserta didik, Penilaian yang dirnaksud di sini adalab penilaian pada
jertjang pendidikan dasar dan menengah yang meliputi: penilaian hasil
belajar oleh pendidik, penilaian basil belajar oleh satuan pendidikan dan
penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Adapun bagi pendidikan tinggi,
penilaian tersebut hanya meliputi: penilaian hasil belajar oleh pendidik
dari satuan pendidikan.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
Penilaian basil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinarn-
bungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil da-
lam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, clan ulangan kenaikart kelas (Pasal 64 ayat (1)). Penilaian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk: menilai pen-
capaian kompetensi peserta didik bahan penyusunan laporan kema-
Juan basil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran (Pasal 64
ayat (3)),
h. Penilaian basil belajar oleh satuan pendidikan
Penilaian hash] belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai
pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua maim pelajaran
dan, dilakukan untuk semua mata pelajaran pada kelompok mata
pelajaran agama dan akblak mulia, kelornpok mata pelajaran kewar-
ganegaraan dan kepribadian, kelompok rata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan meru-
pakan penilaian akhir untuk menentukan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan {Pasal 65 ayat (1) dan (2)).
c. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah
Penilaian basil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada matapelajaran
tertentu dalarn kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan tekno-
logi dan dilakukan dalarn bentuk ujian nasional (Pasal 66 ayat (1)),
124 ■
gAS Penyelenggarzan Sistern Pendidikan Nasional
111 125
DASAR-DASA R. ILlvtil PE NDIIDIK AN
126 111
gAS Penyelenggarzan sistem Pndidikan Nasional
127
DASAR-DASA R. !L IM PE N DIIDIK AN
128 ■
gAS Penyelenggarzan Sistern Pk-kelidikan Nasional
129
DASAR-DASA R. IL1IJ PE NDIDIKAN
Rangkuman
Sistern adafah suatu totafitas yang terpadu dari semua elerneniunsur dan kegiatan
yang satu dengan kegiatan Iainnya saI ng berkaitan secara fungs ronal 4-Intuk
mencapai tujuan. Pendfdikan sebagai suatu sistern berarti bahwa pendidikan itu
terdiri dari elernen-elemen atau unsur-unsur pendidikan yang dalarn kegiatannya
aling terkaft secara fu ngsio na I, sehingga merupakan sate kesatu an yang
terpadu dan dengan keterpaduan itu diharapkan tujuan pendidikan dapat dicapai,
Sistern pendidikan di Indonesia dirurnuskan dalarn MEM Bab I Pasal 3 yang
berbunyi bahwa, "Sistem Pendidikan Nasional adalah satu kesatuan yang ter-
padu dari kesemua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan
Iainnya, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional."
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional diselenggarakan melalui dua jalur
pendidikan, yaitu: jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Satuan pendidikan yang
disebut sekolah merupakan bagian dad pendidikan yang berjenjang clan
berkesinambungan, sedangkan satuan pendidikan luar sekolah tidak berjenjang
dan tidak berkesinambungan seperti kelompok belajar, kursus, dan satuan pen-
130
gAS Penyelenggarzan Sistern Pk-kelidikan Nasional
didikan sejenisnya.
Dalam proses pendidikan, peserta didik, tenaga kependidikan dan sumber daya
kependidikan serta kurikulurn merupakan elemen/unsur yang sating berinteraksi
untuk mencapal tujuan yang diharapkan. Untuk itu perlu pengaturan tentang
hak dan kewajiban serta peranan sesuai masihg-masihg elemeniunsur tersebut,
yang telah digariskan dalam UUSPN. Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005, Stan-
dar Nasional Pendidikan terdiri atas dela pan ruang lingkup standar.
Hak dan kewajiban peserta didik diatur dalann Lindang-LindangSisdiknas Nomor
20 Tahun 2003 Pasal 12. Sernua hal yang menyangkut kinerja dan identitas dari
guru dan dosen diatur dalam Undang-Undang Guru dan Dosen yang disusun
berdasarkan UV Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas,
Path dasarnya semua hal yang menyangkut pendidikan nasional, baik itu dasar,
fungsi, tujuan, dan prinsip pendidikan nasional semuanya terangkum dalam UU
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 serta tak lepasdari UUD 1945 dan Pancasila,
Fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional dituangkan claim LIU Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasai 3 yang berbunyi:'1)rinsip penyelenggaraan
pendidikan diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis-
diknas".Ketentuan ini, diatur pada Bab II Pasal 4yang diuraikan dalarn enamayat.
Tugas
menyiapkan peserta didik slap pakai untuk lapangan kerja yang ada
daharn masyarakat, Jelaskanlah dengan berbagai alasan!
9.Jelaskan pengertian, dasar, fungsi, tujuan. dan prinsip penddikan nasional!
Daftar Pustaka
A1-Jarnaly & Muhammad Fadhil, 1986. Fikafat Pendidikan dalarn Al-
Qur'an, Surabaya: PT Bina Ilmu,
Darmiyati Zuchdi. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta.. BUITIl Aksara.
Debar Nor 84 hkandar Alisyahbana (Ed,), 1998. Perrthahan,
Pernbaruan, dan Kesadaran Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta: Dian
Rakyat.
H.A.R. Tilaar. 2007. Mengembangkan lb-nu Pendidikan Berdimensi Global.
Jakarta: Len hags Manajernen UNJI,
Made Pidaria, 2007, Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
M. Dirnyati. I 98a Landasan Keperaidikan,- Sr to Pengantar Pernikiran
Kelimuan tentang Kegiatan Pendidikan, Jakarta: P2LPTK, Depdikbud.
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan, 2005, Pew Keilmuan
Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pembinaari Pendidikan Ten aga Ke-
pendidikan dan Ketenagaart PT Ditjen Dikti,
Prayitno. 2005. Sosok !Celli-mum Ilmu Pendidikan. Padang: FIP UNP.
.2009, Dasar; Teori, elan Pra.ksis Pendidikan. Jakarta: Grarnedia ),Vi-
diasarana Indonesia.
Redja Mudyahardjo. 2006. Filsafat Pendidikan. Bandung: PT Rem*
Rosdakarya,
Sharron, A. G. 1973. Arti Pendidikan bagi Masa Depart (Terjemahan Mhd.
Ansyar), Jakarta: P u stekom Depdikbud.
Suardi. (2012). Pengantar Pendidikan Teori clan Aplikasi. Jakarta: PT in-
deks.
Syafril & Zelhendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang; Sukabina,
IJndang-Undang 111 Nomor 20 Tahun 003 tentang Si stern Pendidikan
Nasional. Jakarta: Balai Pustaka Cipta. Karva.
Undang-Undang 111 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Ja-
karta: Depdiknas.
132 ■
Beberapa Pemikiran
tentang Pendidikan
PENDAHULUAN
A. PEMIKIRAN KLASIK
Pemahaman tentang pemikiran klasik ada beberapa pendapat yang
berbeda mulai dari yang optimis hingga pesilnis.
a. Empirisme
Empirisme herasal dari babasa Latin, asal katanya: empiri herarti
pengalaman. Pernikiran ini dipelopori oleh John Locke {1632-1704), fit-
suf kebangsaan Inggris, yang terkenal dengan teorinya 4 rtabularase, arti-
nya meja berlapis LIM yang belurn ada tulisan di atasnva. Dengan kata
lain, seseorang dilahirkan seperti kertas kosong yang belum ditulisi,
maka pendidikanlah yang akan menulisnya. Perkembangan seseorang
tergantung seratns persen pada pengarub lingkungan atau pada
pengalarnanpengalaman yang diperoleh dalarn kehidupannya., Oleh
karena itu, pendidikan memegang peranan yang sangat penting sebab
pendidik dapat rnenyediakan lingkungan pendidikan kepadaanak dan
akan diterima oleh anak sebagai pengalarnan-pengalaman.
Menurut konsepsi empirisme ini pendidikan adalah rnahakuasa dalam
rnernhentuk peserta didik menjadi apa yang diinginkannya. Pendidikan
dapat berbuat sekehendak hatinya, seperti ahli patung yang me-m ahat
patung dari kayu, batu, atau bahan lainnya menurut sesuka hatinya.
Contoh lain misalnya: anak kernbar yang dipisahkan oleh orangtuanya
sejak kecil pada lingkungan keluarga yang berbeda, Oleh karena itu, pe-
mikiran ini dinamakan pemikiran optimis dalam pendidikan.
rvIenurut John Locke (dalam Blishen, MO], hal-hal yang perlu diper-
hatikan dalarn pendidikan yaitu:
a. Pend idikan harus diberikan sejak anal mungkin.
h. Pembiasaan dan latihan lebih penting daripada peraturan, perintah, atau
nasihat.
134 ■
BAB 7 D.. Beberapa Perriikiran tentang Pffid Aiken
b. Nativisme
Nativisme berasal dari bahasa Latin, anal katanya natives berarti
terlahir. Pernikiran ini dipelopori oleh Sekophenhauer seorang filsuf
kebangsaan Terman yang hidup pada 1788-1880. Dia berpendapat,
"Pendidikan ialah membiarkan seseorang bertumbuh berdasarkan
pernbawaannya,' Seseorang akan herkembang berdasarkan apa yang
dibawanya dari lahir. Hasil akhir perkembangan dan pendidikan manusia
ditentukan oleh pembawaannya dari lahir. Pembawaan itu ada yang baik dan
ada yang buruk_ oleh karena itu, manusia akan berkernbang dengan
pembawaan baik maupun pembawaan buruk yang dibawanya dari lahir,
Bagi nativisme, iingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab lirr-
kungan tidak akan herdaya dalam rnernengaruhi perkembangan, dan
pendidikan tidak berpengaruh sama sekali terhadap perkernbangan se-
seorang. Pendidikan yang diberikan tidak sesuai dengan pembawaan se-
seorang, tidak akan ada gunanya untuk perkernbangannya_ Dalam
kenyataan sehari-hari sering diternukan anak mirip orangtuanya (secara
fisik) dan anakluga rnewarisi bakat-bakat yang ada pada orangtuanya,
Sebagai (=doh orangtua yang rnenginginkan anaknya menjudi pelukis, Ia
herusaha menwersiapkan alat-alat untuk melukis dan mendatangkan guru
untuk men ajar meiukis, tetapi gaga' karena dalam dirt anak tidak ada
hakat rnelukis. Mph karena itu, pemikiran ini merupakan pemikiran pesi -
rnis dalam pendidikan (pesimisme).
C. Naturalisme
Naturalisme berasal dan bahasa Latin dari kata nature, artinya alarm
tabiat, dan pembawaan. Pemikiran ini dipelopori oleh Li. Rousseau
135
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
d. Konvergensi
Konvergensi berasal t]twi bahasa Inggris, anal katanya convergency,
artinya perternuan pada suatu titik. Petnikiran ini dipelopori Welt William
136
BAB 7 D.. Beberapa Pemikiran tentang Pffididiken
a Pernbawaan
Basil pendidikan
Lingkungan
137
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
B . P E M IK I R A N B A R U
Beherapa dari pernikiran ham tersebut rnernusatkan did pada per-
baikan dari peningkatan kualitas kegiatan belajar n -tengajar pada sistern
persekolahan, seperti pengajaran akin sekitar, pengajaran pusat perhatian,
sekolah kerja, pengajaran proyek,hoine schooling, sekolah clam, dan
pendidikan berasrarna (boarding school) (Sup arian, 1984 & Soejono,
1959). Pemikiran barn itu uniumnya telah rnemberi kontribusi secara
bervariasi terhadap penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah
sekarang ini,
138 ■
BAB 7 D.. Bebecapa Perriikiran tentanz Pffididiken
139
DASAR-DASAR ILMU FENDIIDIKAN
140 111
BAB 7 D.. Beberapa Pernikiran tentang Pffid Aiken
141
DASAR-DASA R. ILIvtil PE NDIIDIK AN
142 ■
BAB 7 D.. Be becapa Perriikiran tentanz Pffididiken
3. Sekolah Kerja
Pernikiran sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari
pandangan-pandangan yang mementingkan pendidikan keterampilan
dalarn pendidikan. J.A. Comenius (1592-1670) menekankan agar
pendidikan mengerribangkan: pikiran, ingatan, Bahasa, dan tangan (ke-
terampilan kerja tangan). J.H. Pestalozzi (1746-1827) mengajarkan ber-
hagai mata pelajaran pertukangan di sekolahnya. Nan -tun yang sering
dipandang sebagai B a p ak Sekolah Kerja adalah G, Kereschensteiner
(16541932), dengan Atheitesschule (Sekolah Kerja) di Jerman. Sekolah
kerja ini bertoIak dari pandangan bahwa pendidikan itu tidak hanya demi
kepentingan individu tetapi berkewajiban rnenyiapkan warp negara yang
baik, yakni; (1) tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan
jabatan, (2) tiap orang wajih menyumbangkan tenaganya untuk
kepentingan negara; dan f3) dalam menunaikan kedua tugas tersebut
haruslah selalu diusahakan kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap
warga negara ikut membantu mernpertinggi dan menyernpurnakan
kesusilaan dan keselamatan negara.
111 143
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
144 ■
BAB 7 D.. Bebecap Pernikiran tentanz Pffididiken
145
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
4. Pengajaran Proyek
Dasar filosofis dan pedagogic dari pengajaran proyek diletakkan oleh
John Dewey (18594952), namun pelaksanaannya dilakukan oleh pe-
ngikutnya, yaitu W.H. Kilpatrick. again pengajaran proyek, anak bebas
menentukan pilihannya (terhadap pekerjaan), rnerancan& .serta rnernim-
pinnya. Proyek yang ditentukan olelt anak, mendorongnya mencari jalan
pemecahan bila is menernui kesukaran. Anak dengan sendirinya giat dan
aktif karena sesuai dengan alga yang diinginkannya_ Proyek itulah yang
menyebabkan mats pelajaran-rata pelajaran itu tidak terpisah antara yang satu
dengan yang lain. Pengajaran berkisar di sekitar pusat-pusat minat
sewajatnya. Menurut Dewey yang menjadi kompleks pokok ialeh:
pertukangan kayu, memasak, dan menenun. Mata pelajaran seperti
nulls, membaca, dan berhitung serta bahasa, tidak ada sebab sentua itu
berjalan dengan sendirinya pada waktu anak-anak melaksanakan proyek itu.
Anak tidak boleh dipisahkan dari pengajaran bahasa ibu, sebab bahasa
ibu merupakan slat pernyataan pengalaman dan perasaan anak-anak. Dalam
pengajaran proyek, pekerjaan dikerjakan Necara berkelornpok untuk
rnenghidupkan rasa gotong royong. Juga dalain bekerja sarna itu akan
146 ■
BAB 7 D.. Beberapa Perriikiran tentanz Pffididiken
lahir sifat-sifat baik pads diri anak seperti: saingan secara sportif, bebas
rnenyatakan. peridapat, dan disiplin yang sewajarnya. Sifat-sifat manusia
tersebut sangat cliperlukan dalarn masyarakat lugs yang kapitalistik dan
dernokratis.
Pengajaran proyek blasa pula digunakan sebagai salah satu metode
mengajar di Indonesia, antara lain dengan nama pengajaran provek,
pengajaran unit dan sebagainya. Yang perlu ditekankan bahwa pengajar-
an proyek akan menurnbuhkan kernampuan untuk memandang dan
memecahkan persoalan secara komprehensif, Dengan kata lain, rnenum-
buhkan kemampuan memecahkan masalali secara multidisiplin. Pende-
katan muitidisiplin tersebut makin lama makin penting, utamanya dalarn
masyarakat yang maju,
Langkah-langkah pokok pengajaran proyek:
a, Perskpan. Langkah ini ialah penetapan rnasalah yang akan dibahas.
Dalam hal ini guru merangsang anak-anak agar mereka dapat me-
mikirkan, mengusulkan, clan mendiskusikan apa yang perlu mereka
pelajari. SeteLail masalah itu ditetapkan persiapan lebih lanjut dila-
kukan, seperti menetapkan jenis kegiatan yang akan dilakukan, siapa
yang akan rnelakukan kegiatan itu, peralatan yang diperlukan, jadwal
kegiatan. Persjapan ini perlu disusun dalam bentuk rencana nyata,
lengkap dan jelas sangkut paut kegiatan yang sans dengan yang lain-
nya. Daiam menyusun persiapan ini perlu dipraktikkan metode ilnijah
yang berupa penyusunan hipotesis dan pengajuan aiternatif.
b. Kegiatan beialar. Kegiatan ini pada dasarnva merupakan pelaksanaan
clan rencana yang telah disiapkan terdahulu itu. Kegiatan dapat
diawali denganperjalanan sekolah, karya.wisata, peninjauan atau
pengamatan suatu objek, membaca buku, majalah, dan membuat
catatan tentang apa yang diarna.ti daniatau dibaca itu. Berdasarkan
hasil kegiatan seperti diskusi, membuat karan.gan, menyusun model,
menjawab pertanyaan, menyusun diagram, dan mernbuat laporan.
Kegiatan belajar ini pada dasarnya merupakan usaha mencari ja-
waban atas pertanyaan atau hipotesis yang telah clikernukakan ter-
ciahulu.
c. Penilaian. bentuk penilaian yang sering dilakukan ialah dengan
mengadakan parneran, Sernua hasil kegiatan yang dilakukan oleh
anak-anak (misalnya gambar, karangan, laporan, model) dipamerkan.
Se'until warp kelas memperhatikan apa yang dipamerkan itu, mem b
e rjkan tanggapan, kritik, menambah hal-hal yang dirasa [nasal
kurang clan sebagainya. Pada akhir kegiatan suatu proyek (dan juga
selama kegiatan proyek berlangsung) anak-anak diminta membuat
147
DASAR-DASA R. ILIvtil PE NDIIDIK AN
5. Home Schooling
Dalarn bahasa Indonesia, terjernahan dari homeschooling adalah
"sekolah rumah". Istilah MI dip akai secara resmi oleh Kenienterian
Pendidikan chin Kehudayaan untuk menyebutkan horrw.c.choo/ing. Selain
sekolah rumah, homeschooling terkadang diterjemahkan dengan istilah
sekolah rnandiri. Homeschoolingmerupakan model pendidikan alternatif
selain di sekolah.
Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan di mans
suatu keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan
anak-anaknya dan rnendidik anaknya dengan menggunakan rumah sebagai
basis pendidikannya., Orangtua bertanggung jawab secara aktif atas
proses pendidikan anaknya. Bertanggung jawab secara aktif di sini adalah
keterlihatan penuh orangtua pada proses penyelenggaraan pendidikan,
mulai dalam hal penentuan a.rah dan tujuan pendidikan, (va-
lues) yang ingin dikembangkan, kecerdasan dan keterarnpilan yang
hendak diraih, kurik_ulurn dan materi pemhelajarari hingga metode
belajar serta praktik belajar keseharian anak (Sumardiono, 2007),
Lima syarat yang harus dirniliki orangtua yang ingin menjaiankan
horneschoofirtg, yaitu mencintai anak-anak, kreatif, bersahahat dengan
anak, inernaharni anak-anak, dan memiliki kemauan untuk mengetahui
standar kornpetensi dari standar isi kurikulurn nasionai.
Pada hakikatnya, haik home schooling maupun sekolah umum, sam a-sa
m a se bagai suatu sarana untuk mengantarkan anak-anak mencapai tujuan
pendidikan seperti yang diharapkan. Akan tetapi, home schooling Ban
sekolah juga mernitiki heherapa perhedaan. Pada sister sekolah, tanggung
jawab pendidikan anak didelegasikan orangtua kepada guru dan pengelo la
sekolah. Pada home SCI200iing tanggung jawab pendidikan anak
sepenuhnya berad a di tangan orangtua. S is tern di sekolah terstandardisasi
untuk memenuhi kebutuhan anak secara umum, sementara sis tern pada
home schooling disesuaikan dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
Pada sekolah, jadwal belajar telah ditentukan dan seragam urituk seluruh
siswa. Pada home schooling jadwal belajar fleksibel, tergantung pada
kesepakatan antara anak dan orangtua. Pengelolaan di sekolah terpusat,
seperti pengaturan dan penentuan kurikulurn dan mated ajar. Pengelolaan
pada home schooling terdesentralisasi pada keinginan kelu-
148 ■
BAB 7 D.. Beberapa Peniikiran tentanz Pffididiken
arga home schooling KurikuIum dan rnateri ajar dipilih dan ditentukan oleh
orangtua (SimboIon, 2007),
Dapat disimpulkan, bahwa home schooling merupakan pendidikan
alternatif, di mana orangtua berperan secara aktif dan bertanggung jawab
dalarn penyelenggaraan pendidikan a.naknya dengan menggunakan rumah
sebagai basis pendidikannya dan anak dap at belajar dengan berbagai situasi,
kondisi, lingkungan sosial yang terus berkembang. Proses perilbelajaran
home schooling bersifat fleksibei, baik dad segi waktu rnaupun keinginan
anak untuk belajar sesual dengan rninat dan potensinya secara mandiri dan
disiplin.
6. Sekolah Alarn
Sekolah alam pada dasarnya adalah bentuk pendidikan alternatif
yang menggunakan alam semesta sebagai tempat belajar, hahan meng-
ajar dan juga sebagai objek pernbelajaran. Dengan konsep pendidikan
ini pars siswa diharapkan bisa belajar dad alam lingkungan sekitar dan
mengaitkan pelajaran serta menerapkan ilmu yang didapat dengan ke-
hidupan nyata sehari-hari.
Bangunan tern pat anak belajar di sekolah akin biasanya terbuat dari
Kahan yang rarnah lingkungan seperti bambu dan kayo lokal. Para siswa
biasanya duduk di Iantai (Iesehan) atau duduk di kursi yang terbuat dari
bambu atau kayo. Jalan setapak di sekitar tempat belajar pun biasanya
menggunakan hate-batu kali dad alam.
Kelas yang digunakan tidak tertutup seperti kelas di sekolah fornal,
tetapi berupa saung atau ruang belajar terbuka. Itu pun tidak terlaiu sering
digunakan, karena anak didik sekolah alam lebih sering rnelakukan
praktik di lapangan. Situasi belajar di alam terbuka menawarkan siswa
untuk menghirup udara segar sambil menikrnati keindahan alam sekitar.
Konsep belajar melalui pengalaman yang didapat langsung sambil bet-
main dan berinteraksi di alam terbuka ini jelas merribuat anak tidak mu-
dab bosan saat belajar. Para siswa sekolah alam juga tidak mengenakan
seragam sekolah sehagaimana Iayaknya siswa di sekolah limurn. Siswa
hanya dituntut untuk berpakaian bersih dan sesuai untuk kegiatan belajar
di sekolah.
Hal ini tentu raja berbeda hill dihandingkan dengan ruang belajar di
sekolah formal, Pada umurrinya kegiatan belajar mengajar di sekolah
umum dilakukan di dalam ruang belajar atau kelas tertutup. Anak lebih
hanyak mendapat teOri pelajaran dan sedikit praktik di lapangan. Situasi
dan kondisi belajar mengajar di ruang yang merniliki empat dinding
memberikan kesan yang kaku.
149
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
150
BAB 7 D.. Beberapa Peniikiran tentanz Pffididiken
151
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
152 111
BAB 7 D.. Beberapa Pernikiran tentanz Pffididiken
boarding school int. Dengan sistem pesantren atau mondok, seorang siswa
atau santri tidak hanya belajar secara kognitif, tetapi juga afektif dan
psikomotor. Belajar afektif adalah mengisi otak siswa atau santri dengan
berbagai ilmu pengetahuan, dengan cara melatih kecerdasan anak.
Sementara menghadapi era modernisme seperti sekararig irti, otak siswa
tidak lagi cukup dengan dipenuhi ilmu pengetahuan, tetapi perlu kete-
rampilan dan kecerdasan merasa dan berhati nurani. ebah pada ke-
nyataannya, dalam menghadapi kehidupan, manusia menyelesaikan
masalah tidak cukup dengan kecerdasan intelektual, rnelainkan perlu
kecerdasan emosional (EQ. dan kecerdasan spiritual (SQ). lvIengajarkan
kecerdasan enact si on al clan spiritual tidak cukup dilakukan secara
kognitif, sebagaimana mengajarkan kecerdasan intelektual. Da.lain hal ini
diperlukan proses internalisasi dari berbagai pengertian yang ada dalam
rasio Ice dalarn had sanubari.
Salah sattt cara terbaik mengajarkan dunia afektif adalah peniberian
teladan dan contoh dari para pemimpin dan orang-orang yang berpengaruh
di sekitar anak, Dengan mengasrarnakan anak didik sepanjang 24 jam,
anak did lk tidak hanva mendapatkan pelajaran secara kognitit, tetapi
dapat menyaksikan langsung hagaimana perilaku ustaz, guru, dan orang-
orang yang mengajarkan mereka, Para siswa bisa menyaksikan langsung,
bahkan niengikuti imam, bagairnana cara shalat yang khusuk, misalnya,
lni sangat berbeda dengan pelajaran shalat, misalnya, yang tanpa disertai
contoh dan pengalarnan rnakmum kepada imam yang shalatnya khusuk.
Di samping itu, dengan sistem boarding school, para pimpinan pe-
santren dapat melatih psikomotorik anak lehlh optimal. Dengan otoritas dan
wibawa yang dirniliki., para guru marnpu rnengoptirnalkan psikornotorik
siswa, baik sekadar mempraktikkan berbagai mats pelajaran dalam hentuk
gerakan-gerakan rnotorik kasar maupun motorik lembut, maupun berbagai
gerakan demi kesehatan jiwa dan psikis anak,
Karena sistem boarding school mampu mengoptimalkan ranah kog-
nitif, afektif, dan psikomotor siswa, rnaka sistem pesantren frit rnemiliki
prasyarat agar para guru dan pengelola sekolah slap mewakafkan dirinya
selama 24 jam. Selama siang dal) rnalam ini, mereka melakukan proses
pendidikan, baik ilmu pen.getahuan maupun memberikan contoh bagai-
mana mengarnalkan berbagai ilmu yang diajarkari tersebut,
Kelebihan-kelehihan lain dari sistem ini adalah sistem boarding
[that menekankan pendidlkan kemandirian. Berusaha menghindari di-
kotomi keilmuan (ilrnu agama dan ilmu umum). Dengan pembelajaran
yang mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum diharapkan akan
rnembentuk kepribadian yang utuh setiap siswanya. Pelayanan pendi -
153
DASA R-DASA R. ILIvIli PE N DIIDIK AN
154 ■
BAB 7 D.. Bebecapa Perriikiran tentanz Pffididiken
155
DASAR-DASA R. Ill4I.J PE N DIDIKAN
1.56 ■
BAB 7 D.. Bel:lei-al:1,a Pernikiran tentanz Pffididiken
157
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
Rutinitas kegiatan dari pagi hingga malarn sampai ketemu pagi lagi, mereka
rnenghadapi "makhluk hidup" yang sarna, orang yang sarna, ling-
kungan yang sama, dinamika dan romantika yang seperti itu pula. Dan dari
situlah rnereka mulai belajar hidup yang sebenarnya.
Kehadirari boarding school adalah suatu keniscayaan zaman kini.
Keberadaannya adalah suatu konsekuensi logis dari perubahan lingkungan
sosial dan keadaan ekonomi serta cars pandang religiositas masyarakat, 1
isalnya, lingkungan sosial kits kini telah banyak berubah terutama di
kota-kota besar. Sebagian besar penduduk tidak lagi tinggal dalam suasana
masyarakat yang homogen, kebiasaan lama bertempat tinggal dengan
keluarga besar satu Han atau rnarga telah larna bergeser ke arah
masyarakat yang heterogen. Hal ini berimbas pada poly perilaku masya-
rakat yang berbeda karena berada dalam pengaruh nilai nilai yang herbeda
pule,
Mari segi sosial, sistem boarding school mengisolasi anak didik dari
lingkungan sosial yang heterogen yang cenderung buruk. Di lingkungan
sekolah dan asrama dikonstruksi suatu lingkungan sosial yang relatif
homogen, yakni ternan sebaya dan pars guru pembimbing. Homogen dalam
tujuan yakni menuntut ilmu sebagai sarana rnengejar cita-cita. Dari segi
ekonomi, boarding school rnemberikan laya n n yang paripurna, Oleh karena
itu, anak didik akan benar-benar terlayani dengan baik meialui berbagai
layanan dan fasilitas. Dari segi semangat religiositas, boarding school
menjanjikan pendidikan yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan
rohani, intelektuai dan spiritual.
Tampaknya, konsep boarding school menjadi alternatif pilihan sebagai
model pengembangan pendidikan yang akan datang. Pen -terintah
diharapkan semakin series dalam menclukung dan mengernbangkan konsep
pendidikan seperti ini. Sehingga, boarding school rnenjadi lembaga
pendidikan yang maju clan bersaing dalarn mengembangkan ilmu pe-
ngetahuan dan keterampilan.
158
BAB 7 D.. Beberapa Perriikiran tentang Pffididiken
1. Pestalozzi
Pestalozzi dilahirkan di Zurich, Swiss. la sangat dipengaruhi oleh
Rousseau, khususnya buku Ern& is juga sangat terkesan pada konsep
back to nature dan is membeli sebidang tanah yang rnaksudnya akan
dijadikan pusat penelitian dari metode pertanian yang Baru. Pestalozzi
makin tertarik pada bidang pendidikan. Pada 1774 is rnulai dengan se-
kolah yang disebut Neuhof di tanah pertaniannya, Di tempat iniiah is
rnengembangkan idenya yang merupakan integrasi dari kehidupan ru-
mah, pendidikan vokasiunal dan pendidikan untuk nwmhaca serta me-
nulls.
Untuk lebih mengenal pandangan Pestalozzi tentang pendidikan
akan dinraikan konsep pemikiran Pestalozzi tentang alam, manusia,
dan Tuhan.
159
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
160 ■
BAB 7 D.. Bebecapa Pernikiran tentang Pffididiken
2) Metode pendidikan
Metode yang diangkat oleh Pestalozzi disebut Pestalozia.nisrne, yaitu
metode yang cobs mengangkat perbedaan individual dan menstimulasi
aktivitas diri si anak. Metode ini dapat dicapai lewat kegiatan
rnenggarnbar, rnenyanyi, latihan fisik, dan berkelompok,
3) Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan menurut Pestalozzi adalah modern civilization.
khususnya pembebasan diri Bari kekusutan persepsi diri, hal-hal
yang tidak berguna, pengetahuan, ambisi untuk memperoleh keba-
hagia.an.
4) Substansi pendidikan
Pestalozzi percaya bahwa masyarakat dapat diperbarui rnelalui
pendidikan. Setiap orang harus rnerasa bahwa Allah dan alam memberi
kepadauya potensialitas kebajikan untuk berkernbang dan secara
individual setiap anak adalah suci.
2. Maria Montessori
Montessori dilahirkan di Ancona, Italia tahun 1870. Ayahnya
seorang pejabat sipil yang berpengaruh nainun 'nasal memiliki pandangan
konservatif tentang peran wanita di masyarakat. Sebaliknya, ihunya
herpandangan wanita harus maju dan rnencapai cita-citanya sejauh
mungkin yang dapat dicapai dalam hidup.
Pada usia 26 tahun Montessori menjadi dokter wanita pertarna di
Italia. Ia ditugaskan menjabat sebagai bagian perawatan medis untuk
menangani pasien dari ruraah sakit jiwa, dan di sanalah is menemui
anak-anak keterbelakangan mental yang mernpunyai eara mereka sendiri
untuk belajar. Hal ini merupakan sebab utama yang membakar ke-
cintaannya pada pendidikan dan dunia anak-anak. Dimulai dengan fasi-
litas tempat penitipan anak di salah satu lingkungan terrniskin di Roma,
Montessori meletakkan berbagai teorirtya dalam praktik, Kedua metode
itu dipengaruhi oleh pelatihan sebelumnya di bidang kedokteran, pendi -
dikan, dan antropologi.
Dari observasinya. Montessori menganggap bahwa cara konvensional
mengajarkan anak-anak keterbelakangan mental tidak rerlalu efektif,
162
BAB 7 D.. Beberapa Perriikiran tentanz Pffid Aiken
163
DASAR-DASA R. I LIAU PE NDIIDIK AN
164
BAB 7 D.. Bebecapa Perriikiran tentanz Pffid Aiken
Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara rnendirikan Perguruan Taman Siswa pada tang-
gal 3 luli 1922 di Yogyakarta, Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei tahun
1889 dengan nama keel Suwardi Surpningrat, Perguruan ini didirikan
dalam bentuk yayasan. Latar belakang berdirinya adalah bahwa sekolah-
sekolah yang didirikan oleh peinerintah Hindia Belanda sesungguhnya
tidakdah diperuntiikkan bagi kepentingan dan kernajuan rakyat Indonesia,
tetapi untuk kepentingan politik ko)onial Belanda meskipun Mr. C. Th.
Van den Venter mengatakan bahwa Belanda ingin menebus doss kepada
flakyat indonesia {Mains Luhur Ta.man Siswa, 1976).
111 165
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
166 ■
BAB 7 D.. Beberapa Perriikiran tentanz Pffididiken
167
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
168
BAB 7 D.. Bebecapa Perriikiran tentanz Pffid Aiken
2. Muhammad Syafe'i
Muhammad Syafel mendirikan Huang Pendidikan INS (Indonesian
Nederlandsche School) pada 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam. Muhammad
Syafe'i dilahirkan di Mantan, Kalimantan karat tahun 1893, INS pada
mulanya dipimpin oleh bapak angkatnya, Marah Sutan, kernudian oleh
Muhammad Syaiel sendiri. Dimulai dengan 79 ora ng Inurid, dibagi dalam
dua kelas, serta masuk sekolah secara bergantian karena gurunya hanya saw,
yakni Muhammad Syafe'i {Navin, 1996).
Dinamakan ruang pendidikan karena belajar dilaksanakan pada tempat
yang tidak terbatas dengan konsep belajar dan mengajar. "Ruang pendidikan"
artinya suatu tempat yang leas yang digunakan untuk belajar dan mengajar
yang bukan hanya terbatas pada adanya guru dan murid, melainkan belajar
dapat dilaksanakan Mari pengalaman dan kehadiran alam di sekitarnya
(sekolah kerja) {Navin, 1996), Dengan demikian, belajar dapat
berlangsungkapan saja dan di mana saja anal punya kemauan.
169
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
170 ■
BAB 7 D.. Beberap,a Peniikiran tentanz Pffididiken
171
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
d. Cita-cita Pendidikan
Cita-cita Pendidikan Muharnrnadiyab meliputi tiga aspek sebagai
berikut:
1) Baikbudi, alim, dan beragama.
2) 'Ants pandangan, alien dalam dunia (i1m.u-ihnu umum).
3) Bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
Aka dianalisis gagasan yang niendasari cita-cita pendidikan Muharn-
madiyah tersebut sangat relevan dengan keinginan untuk raencerdaskan
umat Islam, memberikan pemahaman yang benar terhadap ajaran
Islam serta memiliki keterampilan yang rnemadai untuk rnemenuhi
tuntutan hidup.
172 ■
BAB 7 D.. Beberapa Perriikiran tentang Pffididiken
serta menjauhka.n diri dari segala sesuatu yang menyimpang dari yang
digariskan oleh agama Islam.
4. Rahmah El Yunusiah
Rahmah F,I Yunusiab rnendirikan Perguruan, Diniyah Putri Padang
Paniang pada 1 November 1923 di Padang Panjang dengan panggilan "Etek
Amah". Rahmah dilahirkan tanggaI 29 Desember 1900 bertepatan dengan 1
Rajab 1318 Hijriyah., ibunya bernarna Rafiah, sedangkan ayahnva bernama
Syekh Muhammad Yunus,
173
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
Irian sebagai istri, ibu dad anak-anak, dan sebagai penegak moral bangsa.
Di sampling itu, Rahmah juga tidak puas dengan kondisi pernabarnan
agama yang dimonopoli oleh kelompok Iaki-laki saja, padahal menurut
Rahmah pemaharnan agama tidak hanya untuk kaurn Iaki-Iaki tetapi juga
kewajiban kaum wanita untuk bersungguh-sungguh rnelakukan kajian
tersebut yang Bakal melahirkan ahli agama di kalangan kaum wanita,
174
BAB 7 D.. Beberapa Pernikiran tentanz Pffid Aiken
g. Jenis Pendidikan
Denis pendidikan yang pernah ada dan dibina dalam lingkungan per-
guruan Diniyah Putri Padang Pan jang yaitu:
1) Sekolah menyesal, yaitu sekolah yang didirikan pertama kali oleh
Rahirnah El Yunusiyah den an murid sehanyak 71 orang, Sekolah ini
dinarnakan sekolah rn enyesa I karena Rahrnah melihat ketertinggalan
kaum wanita dalarn hal pendidikan dibandingkan dengan laki-laki,
sehingga tirnhul keinginan untuk mendirikan sekolah khusus untuk
kaum perempuan. Murid-mund sekolah ini terdiri dari ibu-ibu dan
remaja putri.
2) Sekolah taman kanak-kanak.
3) Sekolah Diniyah Putri Rendah, lama belajar tujuh tahun sederajat
clengan sekolah dasar.
4) Sekolah Diniyah Putri hagian A, an ak- anak yang diterima adalah yang
belurn tamat SD dengan lama belajar 5 tahun sederajat dengan ihti-
daiyah/SD.
5) Sekolah Diniyah Putri Magian B, lama belajar 4 tahun, anak-anak yang
diterima adalah tarnatan TITS atau Schakel SclzoofISD dan sederajat.
Tamatan ini sederajat dengan sekolah lanjutan pertarnaitsanawiyah.
6) Sekolah Diniyah Putri Menengah Pe/lama (DPM) Magian C, lama
belajar 2 tahun, yang diterirna tarnatan SUP atau sederajat,
7) Sekolah Kulliyatul Muamat (KMI), lama belajar 3 ta-
hun. Sekolah ini dinamakan juga Sekolah Guru Putri Islam.
13) Perguruan Tinggi Diniyah Putri, multi berdirinya dinamakan Fakultas
Tarbiyah dan Dakwah, kemudian ditukar narna menjadi Fakultas Dirsat
Islamiyah.
Jenis sekolah yang ada hingga sekarang di Diniyah Putri Padang
Panjang yaitu:
1) Taman Kanak-kanak Rahmah El Yunusiyah
2) Madrasalz Ibticiaiyah
3) Sekolah Diniyah Putri Menengah Pertama (DI IP)
4) Kuliyatul Mu'alimat El Islamiyalt (KM!)
6) Pendidikan Guru Taman Kariak-kanak (dam (PGTKI)
7) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT)
175
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
Rangkuman
Pemikiran tentang pendidikan sejak dahulu, kini clan masa yang akan Jatang
terns berkembang. Pemikiran tersebut memengaruhi pendidikan di seluruh du-
nia, termasuk di Indonesia. Dari ski lain, di Indonesia juga =mul gagasan ten-
tang pendidikan yang dapat dikategorikan sebagai aliran pendidikan. yakni: Ki
Hajar Dewantara di Perguruan Taman Siswa, Muhammad Syafe'i di Ruang Pen-
didikan INS, Ki ai Haji Ahmad Dahlanl)erguruan Muhammadiyah, dan Rahrnah
El Vunusiyah Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang,
Kajian tentang berbagai pemikiran pendidikan itu akan rnemberikan pengetahuan
clan wawasan historis kepada tenaga kependidikan. Hal ini sangat denting agar
pars pendidik dapat memahami dan pada gilirannya kelak dapat memberikan
kontribusi terhadap dinarnika pendidikan, Di sampling itu, yang tidak ka[ah
pentingnya adalah bahwa dengan pengetahuan dan wawasan historic tersebut
setiap tenaga kependidfkan diharapkan rnemiliki bekal yang memadai dalam
meninjau berbagai masalah pendidikan yang dihadapi serfs dapat
rnemberikan pert imbangan yang to pat d al am rnengarnbil kebijakan,
Tugas
1, Jelaskanlah mengapa aliran empirisme disebut aliran ontimisme!
2. Buatlah sate bentuk laporan observasi tentang penerapan aliran empiris-
me, nativisme, dan konvergensi khusus tentang pelmilihan jurusan di
seko[a h menengah,
3. Buatlah suatu laporan analisis penerapan pemikiran pengajaran alam seki-
tar. pengajaran pusat perhatian, sekolah kerjar pengajaran proyek
pada mata-mats pelajaran yang pernah dipelajari di sekolah menengah,
Daftar Pustaka
Agustiar Syah blur. 2002. Perbandingan Sistem Pendidikan .15 Negara.
Bandung: Lubuk Agurtg,
ANamaly & Muhammad Fadhil. 1986. Fifsafat Pendidikan dalam Al-Qur'an,
Surabaya: PT Nina Ilmu.
Dar -miyati Zuchdi. 2008. Humanisasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
176
BAB 7 D.. Bebecapa Pernikiran tentang Pffid Aiken
111 177
8
Permasalahan Pendidikan
PENDAHULUAN
1. Kuantitas
Yaitu rnasalah yang rnenyangkut banyak rnurid yang harus ditam-
pung di dalarn sistem pendidikan atau selolah. Masalah ini timbal karena
ealon murid yang tidak tertampung di suatu sekolah, karena terbatasnya daya
tampung. Kesempatan rnernperolehpendidikan rnasih terbatas pada
tingkat sekolah dasar. Permasalahan ini mencuat terutarna di SD pada tahun-
tahun lainpau. Tetapi scat ini masalah itu sudah bisa diatasi. Sisa
permasalahan ini ada pada anak-anak yang tinggal di daerah terpencil_
Diharapkan (ideal): "pendidikan nasional dapat menyediakan ke-
sempatan yang seItias-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk
rnempercaleb pendidikan.'"
Kenyataan (realita): 'masih banyak warga negara kh.ususnya warga usia
sekolah tidak tertampung cli lembaga pendidikan (sekolah) yang "ada"
(umber: Statitik Pendidikan Dacrah atau Nasional).
Permasalahannya ialah bagaimana sistem pendidikan dikelola sehingga
dapat nienyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga
negara merriperoIeh pendidikan,
Dengan rnemberikan kesempatan yang seluas-luasnya itu, diharapkan
pendidikan akan semakin raerata, karena merata daIam arti yang se-
sungguhnya tidak rnungkin dicapai. Hal ini antara lain disehahkan per-
aturan perunda.ng-undangan tentang wajib belajar (wajar) tidak diikuti
dengan sanksi bagi yang tidak mengikutinya, karena sistem pendidikan itu
sendiri hclum rnemungkinkan untuk itu.
2. Kualitas
Kualitas pendidikan umumnya dilihat dari hash' (output) pendidikan itu
sendiri. Kriteria untuk hasil ini adalah kadar ketercapaian tujuan pen-
180
SAE 8 Perrnasalahan Pend idiken
didikan itu sendiri. Kaclar ketercapaian tujuan ini mulai dapat dilihat
dari hierarki tujuan Wicked, yaitu tujuan pernbelajaran khusus (TP1()/
indikator pencapaian basil belajar. Kualitas ketercapaian TPKlindikator
seIanjutnya dapat menggarnbarkan ketercapaian tujuan pembelajaran
urnuni (TPU)/kompetensi dasar. Demikian secara hierarki, sehingga
dapat diketahui pula tujuan-tujuan yang lebib jauhitinggi, yaitu tujuan
kurikuier (tujuan mata pelajaranikuliah), tujuan institusional (lembaga
pendidikan), dan tujuan nasional pendidikan, Tujuan-tujuan ini dibuati
ditetapkan se belum proses pendidikan dimulai.
Kadar ketercapaian tujuan tersebut tergantung pada unitilembaga
yang menyelenggarakan pendidikan tersebut. Unit terkecil yang akan
menentukan tersebut ialah guru mats pelajaran (doyen mataladiah)
yang bersangkutan.
Mem ang kadar ketercapaian tujuan tersebut sukar ditetapkan secara
eksak (pasti), karena slat ukur keberhasilan seseorang anal di sekolah
belum ada yang Baku (standar). Adakalanya sistem penilaian ada yang
menggunakan penilaian acuan normal (PAN) dan acuan patokan (PAP).
Rarnbu-rambu kadar keberhasilan (ketercapaian tujuan) secara umum
dapat ditetapkan (ideal) seperti kadar pencapaian tujuan minimal 75%
(menurut kurikulum sekolah), indeks prestasi UP) minima] 2,00 untuk
program S-1 di perguruan tinggi. Walaupun kadar minimal sudah dite-
tapkan, tetapi pada akhirnya yang mentutuskan nilaiikadar tersebut adala
h si penilai {evaluator) senditi.
Keadaan seperti ini rnenyebabkan kita mengalami kesukaran untuk
rnenetapkan kadar mum yang sesungguhnya (realita). O1eh sebab itu,
permasalahan mutu pendidikan sukar diketahui dalam arti yang sesung-
guhnya. Apalagi bila si penentu (evaluator) dilakukan oleh orang yang
berbeda dengan kriteria yang berheda pula, maka gambar permasalahan
mutu ini sesuatu yang rnisteri. Nilai 8 (pencapaian 80%) pada suatu se-
kolah tidak akan saina kadarnya dengan nilai 8 pada sekolah lain. Dengan
demikian, bisa terjadi bahwa di suatu sekolah mutu pendidikan tidak di-
pandan.g sehagai masalah karena antara mutu yang rid dengan yang ideal
dapat diatur. Sementara secara nasional (menggunakan UAN) ternyata
berrnasalah. Tetapi apakah UAN sudah memberikan garnbaran kualitas
yang sestingguhriya?
Walaupun demikian koinpleksnya permasalahan ini, secara umurn
dapat kita katakan bahwa dilibat dari HAN mutu pendidikan suatu dae-
rah dapat dikatakan berrnasalah, sementara daerah lain tidak,
Pencapaian yang sama dengan kadar perolehan yang minimal apalagi di
atasnya (100%) maka mutu tidak tnasalah dan sebaliknya.
1 1 1
181
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
3. Efisiensi
Pendidikan dikatakan efisiensi (ideal) ialah bila penyelenggaraan
pendidikan tersebut hemat waktu, tenaga, dan biaya, tetapi produktivitas
(basil) optimal. Pendidikan dikatakan efisiensi bale pendayagunaan sum-
her daya yang ada (waktu, tenaga, biaya) tepat sasaran. Radar efisiensi itu
tentu tergantung pada pemberdayaan cumber daya tersebut. Bila yang
terjadi misalnya tidak hemat (boros) waktu, biaya, dan tenaga tidak her-
fungsi secara optimal, maka kadar efisiensi rendah (tidak/kurang efisien).
Bagaimana kadar efisiensi itu di lapangan (realita) Hal ini ditentukan
oleh keadaan peridayagunaan ketiga kriteria seperti disebutkan
terdahulu. Bila penyelenggaraan pendidikan tidakikurang mernftingsikan
tenaga yang ada, sementara waktu ku rang dirnanfaatkan sedemikian
rupa sehingga banyak yang terbuang sia-sia, apaiagi biaya yang
dikeluarkan banyak maka kadar efisiensi rendah (kurang efisien).
Analisis seperti ini dapat diarahkan pada unsur-unsur terk.ecil dari
ketiga kriteria tersebut. Misalnya apakah waktu digunakan sesuai jad-
walhencana, apakah guru mengajar atau dosen member' kuliah
minimal sama dengan jam wajib mengajar secara dengan pegawai
negeri. Dentikian Pula analisis dapat dilakukan dari unsur-unsur makro
sehingga dapat diketahui efisiensi secara nasional.
4. Efektivitas
Penclidikan dikatakan efektif (ideal) ialah bila hasil yang dicapai se-
suai dengan rencana/program yang dibuat sebelumnya (tepat guna). !Ma
rencana mengajar (persiapan rnengajar) yang dibuat oleh guru atau
silabus/SAP yang dibuat closen sebelum rnengajarimemberi kulialt ter-
laksana secara utuh dengan sempurna, maka pelaksanaan perkulialian
tersebut dikatakan efektif. Sempurna di sini meliputi semua komponen
perencanaan seperti tujuan, materilbahan, strategi, dan evaluasi,
Sebaliknya, dikatakan kurang efektif bila komponen-komponen
rencana tidak terlaksana dengan sernpurna, misalnya tujuan tidak
tercapai sernua, materi tidak tersajikan sernua, strategi belajar
mengajar tidak tepat, eva.luasi tidak dilakukan sesuai rencana.
5. Relevansi
Pendidikan dikatakan relevan (ideal) ialah bila sistern pendidikan
dapat menghasilkan output (keittaran) yang sesuai dengan kebutuhan
pernhangunan. Kesesuaian (relcvansi) tersebut meliputiimencakup kuantitas
(jumlah) ataupun kualitas frnutu) output tersebut, Selanjutnya,
182 ■
SAE 8 Perrnasalahan Pend idiken
183
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
184 ■
SAE 8 2- Perrnasalahan Pend idiken
185
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
C. Seni
Aktivitas kesenian mempunyai andil yang cukup besar dala.rn
mernbentuk manusia Indonesia seutuhnya (tujuan pendidikan).
Secara khusus kesenian dapat mengembangkan domain [aspek
afektif dari peserta didik.
Dunia seni telah mengalami perkembangan yang pesat dan serna-
kin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti
ini, sudah barang tentu akan meninibulkan masalah bare dalarn bidang
pendidikan. Tika seni clikeinbangkan melalui sistem pendidikan, maka
perrnasalahan baru akan muncul antara lain ketersediaan sarana dan
prasarana serta ketenagaan kesenian di lembaga pendidikan (seperti se-
kolah).
3. Aspirasi Masyarakat
Kecendcrungan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari
ta.bun ke tahun sudah terlihat. Masyarakat sudah melihat bahwa
pendidikan akan lebin menjamin memperoleh pekerjaan yang kayak
dan menetap atau akan meningkatkan status sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan
mengakibatkan anak-anak (uga remaja dan dewasa) akan menyerbu dan
rnernbanjiri sekolah (lernbaga pendidikan). Kondisi seperti ini akan me-
nim bul kan berbagai masalah seperti sistem seleksi siswa/mahasiswa bare
rasio guru-siswa, waktu belajar, permasalahan akan terus berkembang
karena sating knit seperti yang telah d.ikemukakan pada bab terdahulu.
186 ■
SAE 8 2- Perrnasalahan Pend idiken
Rangkuman
Permasalahari pokok pendidikan negara kita saat ini adalah bahwa pendidikan
kita belumikurang merata, rnutunya mash rendah dan ada kecenderungan akan
sernakin rendanimenurun. Di sawing itu, kurang efisien dan efektif serta rele-
vansinya rna5ih perlu ditingkatkan.
Tugas
2. Kernukakan alasan Anda mengapa pada suatu negara yang sedang her-
kembang (developing country), perrnasalahan itu saling kait antara satu de-
187
DASA R-DASA R. ILMU FENDIDIKAN
Daftar Pustaka
Al- Iamaly Sz Muhammad Fadhil. 1986. Filsafat Pendidikan Bala rn Al-
Qur'an, Surabaya: PT Bina llmu,
Datmiyati Zuchdi. 2008. Humanisasi Pendidikan. Jakarta: Burni Aksara.
Depdiknas, 2005, PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasiona! Pendi-
dikan, Jakarta: Depdiknas.
II,A.R, Tilaar. 2007. Mengembangkan Emu Pendidikan Berdimensi Global.
Jakarta: Lembaga Manajemen UNI.
Made Pidaria. 2007, Landasan Kependklikan Stimulus iltnu Pendidikan
Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Pokja Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan, 2005, Peta Keilmuan
Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pernbinaan Pendidikan Tenaga Ke-
pendidikan dan Ketenagaan PT Ditjen Dikti,
Prayitno. 2005. Sosok Keilawan Ilmu Pendidikan. Padang: RP UNP.
. 2009. Dasar, Mori, clan Praksis Pendidikan. Jakarta' Gramedia
Widiasarana. Indonesia.
Suardi, 2012. Pengantar Pendidikan Than dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks.
Syafril & Zelbendri Zen. 2012. Pengan tar Pendidikan. Padang: Rukabina,
T. Naisbit & P, Aburdane, 1990. Mega Trends 2000, Jakarta; Binarupa
Aksara.
Undang-Llndang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Balai Pustaka Cipta Karya.
Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Rosen. Ja-
karta: Depdiknas.
188 ■
Upaya Penanggulangan
Permasalahan Pendidikan
PENDAHULUAN
A. PERUBAHAN KURIKULUM
1.. Kurikuium 1968
Kurikulum pada Orde Lama (gebelum 1966) rnasih dalam meneari
hentuk yang khan nasional. Sejak merdeka hingga ditetapkan UU No, 4
Tahun 1950 tentang Pendidikan di Sekolah, pendidikan kita masih berada
pada tahap penyernpurnaan kurikulum masa pen jajahan (Belanda dan
Jepang), Sejara.h (pendidikan) mencatat bahwa pada era Orde Lama (tahun
1950-1965) materi pelajaran yang utama ad alah tujuh bahan pokok
(indoktrinasi). Kurikulum seeara keseluruhan terns dihenahi sehingga
la.hirlah kurikulurn pertama dalam sistern pendidikan di negara RI ini,
dikenal dengan kurikulurn terurai (Separated subject matter curriculum.),
karena mata pelajarannya hanyak tetapi satu sarna lain terpisah-pisah.
2. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
untuk secara nasional dilaksznakan hertahap mulai tahun pengajaran
1976, dengan catatan bahwa bagi sekolah-sekolah yang menurut perillaian
kepala perwakilan telah inampu, diperkenankan melaksanakannya rnulai
tahun 1975,
Ciri-ciri khusus Kurikulum 1975 yaitu:
a. Menganut pendekatan yang berorientasi pada tujuan. Setiap guru harus
mengetahui dengan jelas tujuan yang harus dicapai oleh setiap murid
di dalam rnenyusun rencana kegiatan belajar niengajar dan mem b
imhing m u rid untuk rt elaks an akan rencana tersebur.
b. Menganut pendekatan yang integratif, dalam arti setiap pelajaran
dan bidang pelajaran memiliki arti dan.peranan yang menunj ang te r-
capainya tujuan yang lebili akhir.
c. Pendidikan Moral Pancasila dalam kurikulum ini bukan hanya dibe-
bankan kepada bidang pelajaran Pendidikan Moral Pancasila di da-
190
13A13 9 1- Upaya Pena nggulan gan Perrnasalahan Pend idiken
191
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
1 9 2 ■
BAS 9 1- U playa Pena nuulangan Perrnasalahan Pend idiken
193
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
3. Kurikulum 1984
Salah sate upaya perbaikan dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah dilakukan melalul perbaikan kurikulum pendidikan dasar dan
rnenengah dalam lingkungan Departemen P dan
Perbaikan kuriladurn ini dilaksanakan sesuai dengan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0.461/ U11983 tanggal 23
Oktober 1983. Pernbenahan kurikulum ini diharapkan dapat memberikan
peluang yang lebih besar kepada siswa untuk memperoleh pendidikan yang
sesuai dengan bakat, minas, kebutuhan, dan kemarnpuannya.
Pengembangan kurikulum diadakan secara bertahap, dalam arti hahwa
upaya pernantapan tetap diadakan secara terus-menerus. Hal ini penting,
rnengingat kurikulum harus selalu disesuaikan dengan tahap pembangunan
riasional melalui penyernpurnaan isi, bentuk, dan eara penyajian
(pendekatan yang lebih sesuai1.
Karakteristik 1984 adalah:
a. Landasan Pengembangan
Nilai dasar (basic value) sebagai landasan pengembangan kuri-
kulum ini adalah Pancasila dan UUD 1945. Karena Pancasila
rnerupakan asas dan dasar negara bangsa kits, rnaka setiap upaya
pembenahan kurikulum harus bersurnber pada Pancasila,
2) Fakta empiris dapat dicari dari sumber ketentuan yang berlaku
(CTBHN), hasil penelitian dan pengernhangan, dan hasil penilaian
kurikulum,
3) Segi teoretis berarti pengembangan kurikulum perlu memper-
rimhangkan adanya perkembangan, teori-teori ilmu pengetahuan
dan teknologi,
b. Prinsip Pengembangan
1} Prinsip relevansi rnengaeu pada upaya penyesuaian kurikulum
dengan kebutuhan anak dan lingkungan, baik fisik maupun so-slat.
Hal ini berarti dalam penyusunan kurikulum didasarkan pada
kebutuhan anak dan kebutuhan lingkungan.
2) Pendekatan pengembangan (developmental approach) meng-
haruskan adanya penilaian kurikulum perlu dilakukan secara
terus-menerus. Hasil penilaian tersehut mengarah pads per-
baikan terns-menerus yang diadakan, sementara kurikulum di-
terap kan.
194 111
BAS 9 1- U playa Pena nsgulangan Perrnasalahan Pend idiken
195
DASAR-DASA R. ILMU PE NDIDIKAN
4. Kurikulum 1994
Untuk memperbaiki mutu pendidikan selama pemerintah Orde Baru,
antara lain dilaksanakan hcrhagai upaya perbaikan kurikulurn. Dimulai dari
Kurikuktm 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 yang
disempurnakan, disederhanakan, dan disesuaikan. Semua itu memiliki ciri-
ciri dan pendekatan yang herheda,
Kalau diperhatikan upaya-upaya tersebut, sesuai dengan pengertian
kurikuium dalam UU No. 2 Tahun 1989, yaitu seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai iisi clan Kahan pelajaran serta cars yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar,
Pada awal Pelita VI diberlakukan Kurikulum 1994. Menteri Pendidikan
dan Kehudayaan sengaja mernherikan informasi lebih awal untuk
mengurangi tanggapan negatif dari rnenghilangkan kesalahpahaman atau
keresahan di kalangan Para pendidik, terutama bagi daerah pedalaman yang
hiasanya lambat merterima ide-ide pembanian.
Salah satu tujuart dari UU RI No, 2 Tabun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional agar peserta didik yang telab menamatkan seko1ah
rnarnpu menghadapi herbagai tantangan dan mampu rnenjawab segala
permasalahan pada pembangunan nasional jangka panjang tahap kedua,
196 ■
13A13 9 1- Upaya Pena nsgulangan Perniasalahan Pend idikan
5. Kurikulum Suplernen
a. Latar Belakang
Kurikulum yang berlaku (Kurikulum 1994) rnendapat tanggapan, kri-
tik, dan saran dari para praktisi, pakar, ahli, serta masyarakat. Tang-
gapan masyarakat tentang kurikuler juga semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya kesadaran dari kehutuhan masyarakat. Tang-
gapan dan kritik pada unummya berkenaan dengan padatnya isi
kurikulum seperti banyaknya inata pelajaran dan substansinya dari
setiap mata pelajaran, materi yang kurang sesuai, haik dengan tahap
perkembangan anak rnaupun dengan kebutuhan pembangunan na-
sional dan perkembangan IPTEK. Kurikulum yang berlaku juga di-
anggap kurang rnengakornodasi keragaman potensi peserta didik,
aspirasi, dan peran serta masyarakat. Namun demildan, Kurikulum
1994 masih sesuai bagi sebagian siswa.
Dengan pertirnbangan hal tersebut telah dilakukan evaluasi,
pengkajian dokumen dan pelaksanaan kurikuler sebagai bagian dari
proses pengembangan kurikulum dan kemudian melanjutkan de-
197
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
198 111
13A13 9 1- Upaya Pena nsulangan Perrnasalahan Pend idikan
Suplemen untuk niata pelajaran yang lain dapat dilihat pada GBPP mata
pelajaran yang bersangkutan.
• 199
DASA R-DASA R. ILIvIli PE N DIIDIK AN
200
13A13 9 1- Upaya Pena nsulangan Perniasalahan Pend idikan
8. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan kurikulum herhasis
komptensi yang sudah dimulai sejak tahun 2004, Kurikulum 2013 lebih
menekankan kepada penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
yang menuntut siswa dapat melakukan aktivitas belajar yang menggunakan
5 M, Di sarnping itu. Kurikulum 2013 Lebih menyempurnakan perurnusan
kompetensi inti yang akan dituju dalam pembelajaran dalarn satu kesatuan
yang terpadu secara Lebih nyata. Pada Tabel 9.1 berilcut ini akan
dijelaskan elemen perubahan dari Kurikulum 2013,
111 201
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
Deskripsi
Elemen SD
i smp -•
SMA
-
SMK
Konripetensi Ada nya peningkatan clan keseimbangan soft skiffs clan bard skills yang
Lukusan me I fputi as pek kompetensi sikap, keterampilan, clan pengetahuan
Kedudukan Kompetensi yang semula diturunkan dari rnata pelajaran ben.] bah
IA ata Pelajar- men-jadi mata pelajaran dikembangkan clan kompetensi.
an (ISI)
Deskripsi
El emen
SD SMP SMA SMK
202 ■
13A13 9 F Upaya Pena nsgulangan Permasalahan Pend idikan
Desk
ri psi
Elemen
SD 5 MP I SMA SMK
Proses Pern- a. Standar Proses yang semula terfokus pada Eksplorasl, Elaborasi,
belaja ran dan Konfimnasi d i lengka pi dengan Mengannati, Menanya, Mengolab,
Menyajikan, Menyimpulkan, clan Mencipta.
b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang ke las, tetapi juga di lingkungan se-
kobh clan masyara kat.
c. Guru bukan 5atu-satunya surnber belajar.
d. SI kap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalul coach dan teladan.
Deskripsi
E l e m e n
SD SMP / SMA SMK
. .
Penilaian a. Penilaian berbasis kompetensi_
Hasil Belajar b. Pergeseran dare penilaian melalui tes (rnengukur kornpetensi peng-
etahuan be rdasarka n hasil saja), menuju peniraian autentik
(mengukur serriva kornpetensi si kap, keterampilan, dan pengetahuan
beraasarkan proses dan hasil.
c. Memperku at PAP (Pe n Malan &Li an Patokan), ya it 41 pencapaian basil
belajar dklasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap sloop-
ideal (rnaksimal).
d. PenElaian tidak hanya pada lever KD, tetapi juga kompetensi
inti dan SKL.
e. Mendorong pemanfaatan portofollo yang di twat siswa sebagai in-
strurnen utama penilaian
_....
--
Ekstrakuri- a. Pramuka a Pramika a. Pra rnuka a Pramuka
ku ler {via] ib) (wajib) (wajib) (vajib}
b. UKS Li. OS1S b. OS lS P. OSIS
c. PMR c. UKS c. UKS c. UKS
d. Bahas d. PMR d. PivIR el_ P MR
a Inggri
5
203
DASA R-DASA R. PENDIDIKAN
B. PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Pembaruan pengelolaan pendidikan secara eksplisit dicanturnkan pada
UU Pokok Pendidikan Terbaru {UU No. 20 Tahun 2003 tentang SP N) • Pada
sub bab ini paparan hanya secara umurn, karena secara mendetail ak4n
dibaha.s dalam bab tentang sistem dari; (1) pendidikan. urrturn (SD, SLTP,
SMU, dan universitas); (2) pendidikan kejuruan (SMK hingga perguruan
tinggi); (3) pendidikan luar biasa (SDLB hingga perguruan tinggi); (4)
pendidikan kedinasan; dan (5) pendidikan keagarnaan (madrasah ibtidaiyah
hingga perguruan tinggi).
Program pendidikan luar sekolah (PLS) yang dapat mengganti me-
lanjutkan pendidikan sekolah adalah program kejar paket A, B, dan C.
Program ini merupakan program utarna Ditjen Diklusipora. Program kerja
paket A dan diambil oleh warga inasyarakat walaupun usianva tidak lagi
usia SD. Program ini (paket A) setara dengan SD dan kalau sudah
menyelesaikan semua program kejar paket A, peserta didik (warga belajar)
dapat mengambil ujian persamaan SD dan kalau lulus yang bersangkutan
berhak mendapatkan ijazah Pernegang ijazah SD selanjutnya dapat
melanjutkan ke paket B (setara SLTP) dan dapat pula melanjutkan ke paket
C (setara SLTA). Jika warga belajar yang telah mendapatkan ijazah SLTA
(dengan cara rnengikuti ujian persamaan SLTA), mereka dapat pula
melanjutkan ke perguruan tinggi swasta atau negeri seperti UT (universitas
terbuka).
Pengelolaan konsep pendidikan nasional (diknas) direalisasikan melalui
kurikulum, Kurikulum terbaru scat ini adalab Kurikulurn 2013. Kurikulum
ini sebagai usaha pembaruan kurikulum yang ada sebelumnya, yaitu
Kurikulum 1%8,1975,1984,1994,2004 (KBK), dan 2006 (KTSP).
204 ■
BAS 9 1- U playa Pena nsgulangan Perrnasalahan Pend idiken
oleh guru, tenaga tata usaha., dan siswa, maka sekarang sudah mulai di-
tangani oleh tenaga khusus tentang kepustakaan irii (tenaga ini disebut
pustakawan).
Dengan ketnajua.n IPTEK yang pesat, tenaga teknis diperlukan pula.
Untuk masa yang akan datang kehutuhan akan tenaga lainnya seperti Para
medis sekolah, laboran, ahli media (teknolog) pendidikan, semakin
dirasakan.
2. Dana
Kebutuhan dana untuk penyelenggaraan pendidikan kelihatannya
semakin rneningkat, karena biaya pendidikan semakin rnahal. Keadaan
seperti ini logic sap, karena pembaruan-pembaruan yang dilakukan butuh
dana bare atau tambahan terhadap alokasi dana sebelumnya. Hal ini
herkaitan pula dengan nilai mats uang. Tingkat inflasi yang semakin tinggi
memerlukan penyesuaian di bidang peridana.an tersebut.
3. Pendidikan Nonformal
Pendidikan nunformal merupakan pendidikan yang didirikan dan
dikelola oleh masyarakat sebagai lembaga pendidikannya. Setnula berstatus
swasta, kernudian ada yang dikelola old) pemerintah dan masyarakat.
Pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat (di bawah
pengawasan pemerintah), maju pesat pula. Sebagai contoh, kursus me-
ngetik (dahulu Bond A dan B) sekarang sudah disesuaikaii dengan kebu-
tuhan masa kini seperti khusus komputer dan intern-et. Denganfatnya
yang tidak terikar pada kurikuluni seperti pada pendidikan formal, pen-
didikan nonformal ini berkem bang pesat baik jenis maupun kualitasnya.
C. PEMBARUAN PENDIDIKAN
1. SD Pamong
Proyek ini merupakan pendidikan bersarna antara pemerintah Indonesia
dan tiOteCh; Tem b aga yang did irikan oleh badan 'Lela lama Menteri-
mentert Pendidikan se-Asia Tenggara. Di kalangan organisasi Men-Teri
Pendidikan Negara-negara Asia Tenggara (South East Asian Ministers
Education Organization atau Searneo), proyek ini dikenal dengan istilah
impact (instruction of Management by Parent Comm um ity and Teachers),
PAMONG merupakan singkatan dad Pendidikan Anak Oleh Masya-
rakat, Orangtua, den Guru. Proyek ini diujicobakan di tingkat sekolah dasar
pada Kecamatan Kebakramat (Kelurahan Alastimo, Banjarharjo,
205
DASAR-DASA R. ILlvtil PE NDIIDIK AN
2. SD Kea
Realisasi dari UU Wajib Belajar dan pemerataan pendidikan anakanak
usia 7-12 tahun, terutama bagi daerah-daerah terpencil, pernerintah telah
melaksanakan SD kecil dan sistem guru kunjung.
SD Kecil mernpunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Kelas yang ada lebih sedikitikecil dari SD biasa (tiga kel as).
2) Jumlah murid lebih kecil (20130 orang),
3) Turnlah guru Lebih sedikitflebih kecil dari guru SD biasa (tiga orang
termasuk kepala sekolah)
206 ■
13A13 9 1- Upaya Pena nsgulangan Perniasalahan Pend idikan
3. SNIP Terbuka
SMP Terbuka (SMPT) adalah sekolah menengall umuin tingkat
Pertama yang kegiatan helajarnya sehagian hesar diselenggarakan di luar
gedung sekolah dengan cam penyanipaian pelajaran metalui berbagai media,
dan interaksi yang terbatas an tara guru dan murid.
Adapun latar helakang herd irinya SM P Terhuka sebagai herikut:
1) Kekurangan fasilitas pendidikan dan tempat belajar,
2) Tenaga pendidikan yang tidak cukup.
3) Merriperluas kesernpatan belajar dalam rangka perneraraan pendi -
dikan.
4) Menanggulangi anak terlantar bagi anak yang tidak diterima di SMP
Negeri. Penyelenggaraan SMP Terhuka ini adalah heringsut ke SMP
negeri atau swasta yang ditunjuk itu,
Ciri-ciri dari SMP terbuka yaitu:
1) Terbuka bagi siswa tanpa pernbatasan umur dan tanpa syarat-syarat
akademik.
2) Terbuka dalam memilih program belajar untuk mencapai ijazah formal,
untuk mernenuhi kehutuhan-kehutuhan jangka pendek yang bersifat
praktis, insidental, dan perorangan.
3) Terbuka dalam proses belajar mengajar, yaitu tidak seiatu diseleng-
garakan di ruang kolas secara tatap muka, Akan tetapi juga media se-
perti radio, media cetakan, kaset, slide, model, dan gambar-gambar.
4) Terbuka dalam keluar masuk kelasisekolah sesuai dengan waktu yang
tersedia oleh siswa.
5) Terbuka dalam pengeiolaan sekolah. Sekolah dikelola oleh pegawai
negeri, dan orang-orang lain yang diperlukan partisipasinya, seperti
warga clan pimpinan masyarakat, °rang ma siswa dan pamong pe
merintah seterrip at,
111 207
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
208
13A13 9 1- Upaya Pena nggulaagan Perniasalahan Pendidikan
209
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
210 ■
13A13 9 1- Upaya Pena nsulangan Perniasalahan Pend idikan
Komponen Modui
Modul terdiri dari komponen-komponen: (a) petunjuk guru; (b) lem-
baran kerja siswa; (C) lembaran kegiatan siswa; (d) kunci lembaran kerja;
(e) lembaran tes; dan kunci jawaban tes.
Sejak tahun ajaran 1979 komponen modui berubah menjadi petunjuk
guru, di belakangnya dilampirkan kunci jawaban tes, petunjuk siswa,
lembaran kegiatan siswa, jawaban tugas, dan lembaran Les.
5. Universitas Terbuka
Universitas Terbuka (UT) merupakan leinbaga penclidikan tinggi
yang menerapkan sistem belajar jarak jauh. Tujuan utarnanya yaitu
meningkatkan partisipasi perguruan tinggi dari 5 persen menjadi 8,2 per-
sen (dihitung dari populasi penduduk uinur 19-24 tahun).
Pada akhir Rep elita 1V, di sarnping itu juga untuk meningkatkan multi
lulusan melalui perigontrolan kualitas bahan belajar yang disajikan dalam
bentuk modul belajar. Dalam sistem belajar terbuka ini mahasiswa dituntut
Lebih banyak berinisiatif untuk belajar mandiri dan berkelo trip ok.
211
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
persen menjadi 8,2 persen dari kelompok umur pendidikan tinggi pada akhir
Pelita TV diharapkan akan dapat tercapai.
Gagasan pemerintah untuk menyelenggarakan UT didasarkan kepada
keinginan untuk memperluas kesempatan me mperoleh pendidikart tinggi
bagi seluruh niasyarakat dan rneningkatka.n kernampuan tenaga kependi-
dikan pada lembaga pendidikan dan perguruan tinggi Berta tenaga-tenaga
dalam bidang lain, yang tersebar di seluruh Indonesia. Keinginan terse-but
tidak mungkin dapat dipenuhi melalui sistern penyelenggaraan pendidikan
tinggi biasa (konvensional), karma terikat pada pertemuan tamp muka
dalam ruangan belajar yang terbatas jumlahnya, dan tenaga pengajar yang
sulit didapat
Oleh karena itu, UT menggunakan cara yang lebih terbuka, yaitu
mengutamakan penerapan Sistem Belajar Jarak Jatth
6. Sekolah Unggul
Pengertian sekolah unggul adalah "sekolah yang dikembangkan untuk
mencapai keunggulan dalam keluaran (output) pendidikannya. Masukan
diseleksi secara ketat, sarana dilengkapi, lingkungan belajarnya
mendukung, guru dan tenaga kependidikan terpilih, kurikulum dipercaya,
waktu belajar lehih parijang, proses belajar dapat dipertanggungjawabkan,
rnenipunyai nilai plus dengan tambahan kurikulum di luar kurikulum
nasional, ada program pembinaan kemampuan kepemimpinan, herada dalam
sister() pendidikan nasional, menjadi pusat keunggulan (agent of excellence)
(Dep P clan K. 1993)."
Sekolah unggul menjadi topik yang hangar, karena menjadi kebijak-
sanaan yang dimaksudkan untuk mencari jalan pintas dalam memper-
siapkan penyediaan tenaga yang arida' yang mempunyai kernampuan
bersaing yang tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ide
sekolah ini rnerupaka.n antitesis dari pendidikan dewasa ini, yang bersi fat
masal cenderung memberikan perlakuan yang standar atau rata-rata
kepada semua peserta didik sehingga kurang memperhatikan perbedaan
antarindividu peserta didik dalam kecerdasan, kecakapan, minat, dan
bakatnya.
Karakteristik sekolah unggul
I) Layanan khusus akan diherikan dengan lebih intensif dan ekstensif
kepada 5 persen anak-anak "`gifted" karena anak-anak tersebut
tnengalami punderachievemenr.
2) Anak-anak "gifted" tersebut merupakan aset hangsa yang mampu
merespons tantangan persaingan global,
212 ■
13A13 9 1- Upaya Pena nsulangan Perniasalahan Pend idikan
7. Pendidikan Pesantren
a. Garnbaran umum pesantren
Dunia pesantren ternyata tidak seragam. Masihg-masihg pesantren m
ern i liki keunikan sendiri sehingga sul it dibuat satu perumusan yang
dapat rnenampung semua pesantren. Narnun berikut ini dicoba di-
sajikan gambaran umum mengenai pesantren sebagai hasil temuan
lapangan yang sejauli mu ngkin dapat menarnpung semua pesantren.
Makin abstrak suatu rurnusan makin banyak pesantren yang clapat
ditampung, sebaliknya makin konkret suatu rurnusan makin sedikit
pesantren yang dapat ditarnpungnya.
b. Arti pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk
mempelajari, mernahami, mendalarni, rnenghayati, dan merigarnalkan
ajaran Islam dengan m.enekankan pentingnya moral keagamaan
sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Pengertian '"tradisional" dalarn batasan ini menunjuk bahwa
lembaga ini hidup sejak ratusan tahun (300-4000 tahun) yang lalu
dan telah menjadi bagian yang mendalam dad sistem kehidupan
sebagian besar umat Islam Indonesia, yang merupakan golongan
mavoritas bangsa Indonesia, dan telah mengalami perubahan dari
masa ke masa sesuai dengan perlalanan bidup bukan "tra-
disional" dalam arti tetap tanpa mengalami penyesuaian.
c. Tujuan pesantren
Tujuan pendidikan pesantren adalah "menciptakan dan menge-m-
bangkan kepribadian I iuslim, yaitu kepribadian yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berrnanfaat bagi ma-
syarakat atau herkhidmat kepada rnasyarakat dengan jalan menjadi
kawula atau abdi rnasyarakat tetapi rasul, yaitu menjadi pelayan
masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad (mengikuti
Sunnah Nabi), mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalarn kepri-
badian, menyebarkan agarna atau menegakkan Islam dan kejayaan
lunar Islam di tengah-tengah masyarakat (izzul Islam wal Muslim-
dan mencintai iimu dalarn rangka rnengembangkan kepribadian
Indonesia. idealnya pembangunan kepribadian yang ingin dituju ialah
kepribadian Muslim, bukan sekadar Muslim,
d. Masyarakat pesantren
Pesantren merupakan komunitas tersendiri, di /liana kiai, ustaz, santri
dan pengurus pesantren hidup bersama dalam saw kampus, ber-
213
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
214 ■
13A13 9 F Upaya Pena nsulangan Perniasalahan Pendidikan
111 215
DASA R-DASA R. I LMU PENDIDIKAN
Cara belajar siswa aktif (CBSA) adalah suatu eara atau usaha mem-
pertinggi (rnertgoptimaiisasikan kegiatan siswa dalarn proses belajar.
Dengan demikian, CBSA menuntut keaktifan belajar siswa yang op-
timal sehingga dapat mencapai hasil yang optimal pula.
b_ Tujuan
Cara belajar siswa aktif bertujuan agar siswa aktif dalam proses belajar,
sehingga marnpu untuk mengubah perilakuftingkah lakunya secara lebih
efektif dan efisien,
c. Karakteristik
(1) Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara
bebas tapl terken dal
(2) Guru tidak menclom ina.si pernbicaraan tetapi lebih banyak mem-
berikan rangsangan berpikir kepada siswa untuk memecahkan
rnasaiah.
(3) Guru menyediakan clan mengusahakan sumber belajar bagi
siswa, bisa number tertulis, sumber manusia, misalnya siswa itu
sendini menjelaskan permasalahan kepada siswa lainnya, her-
bagai media yang diperlukan, alai Bantu pengajaran, termasuk
guru send iri sebagai sumber belajar.
(4) Kegiatan belajar siswa hervadasi dan kegiatan yang dilakukan
secara keloinpok dalam bentuk diskusi dan ada pula kegiatan
belajar yang harus dilakukan oleh rasing-rasing siswa secara
mandiri. Penetapan kegiatan belajar tersebut diatur oleh gum
secara sistematik dan terencana.
(5) Hubungan guru dengan siswa rnencerminkan hubungan ma-
nusia.wi.
d. P e ne r ap a n
Cara belajar siswa aktif bentuk penerapannya sebagai berikut:
(1) Guru merumuskan tujuan pengajaran, seperli. merurnuskan TI(J
dan TIK. Dalam penyampaian bahan pelajaran henclaknya guru
memberikan permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan
oleh siswa,
(2) Keaktifan siswa dalam proses belajar hendaknya inendapat nilai
yang memadai, sehingga memberi respons bagi siswa untuk aktif
dalam proses belajar,
(3) Siswa melakukan tanya jawab, diskusi, dramatisasi, clan sebagai-
nya dalam proses belajar. Hagaikan hubungan bapak-anak bukan
hubungan pimpinan dengan hawahan. Guru rnenempatkan din
sebagai pembimbing semua siswa yang memerlukan banal-an
rnanakala mereka menghadapi persoalan belajar.
216
13A13 9 1- Upaya Pena nsulangan Perniasalahan Pend idiken
(4) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan
yang coati, tapi sewaktu-waktu dapat diubah dengan kebutuhan
siswa.
(5) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai
siswa, tetapi juga dilihat dan diukur dan segi proses belajar yang
dilakukan siswa.
(6) Adanya keberanian siswa mengajukan pen.dapatnya rnelalui
pertanyaan, baik yang diajukan kepada guru maupun kepada siswa
lainnya dalam pemecahan masalah belajar.
(7) Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari ben&
atau salab, dare tidak diperkenankan mernbunuh atau me-
rign..trangiimenekan pendapat siswa di depan siswa lainnya. Guru
bahkan harus mendorong siswa agar selalu mengajukan
pendapatnya secara bebas.
Karakteristik tersebut merupakan sebagian kecil dari hakikat belajar
siswa aktif dalam praktik pengajaran.. tintuk dapat mewujudkan
karakteristik tersebut bukanlah hal yang rnudah, rnelainkan perlu
pengenalan teori strategi mengajar dan teori penvusunan satuan pel-
ajaran.
e. Peranan Guru dan Siswa
(1) Peranan guru sebagai berikut:
(a) Mendorong, membina gairah belajar dan partisipasi siswa
secara aktif,
(b) Tidak mendominasi kegiatan proses belajar siswa.
(c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar menurut
cara dun keadaan rnasing-masihg.
(d) Menggunakan berbagai jenis metode dan teknik mengajar
sem ua pendekatan multimedia.
(2) Peranan siswa sebagai berikut:
(a) Kegiatan dan keberanian serta kesempatan untuk berpar-
tisipasi dalam kegiatan persiapan, proses. dan kelanjutan
belajar,
(b) Menampilkan berbagai usahaikreativitas belajar sarnpai
rnencapai keberhasiIan.
(c) Keleluasaan melakukan sesuatu hal tersebut di atas tanpa
tekanan pihak lain (keinandirian belajar).
111 217
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
3. Keterarnpilan Proses
a. Pengertian
Keterarnpilan proses adalah suatu pendekatan yang mengacu kepada
bagaimana siswa belajar, dan apa yang is pelajari. Pada dasarnya
keterampilan proses sama dengan CBSA, karena dalarn pelaksanaan
menuntut siswa agar aktif. Namun ditekankan pada proses berpikir
sendiri dengan keterampilan masihg-masihg siswa. Yang paling penting
bagaimana proses untuk mencapai tujuan itu dilakukan oleh siswa
terlepas dari hasil yang diperoleh.
b, Tujuan
Keterarnpilark proses bertujuan untuk memberikan keterampilan
praktis yang akan dihadapi setiap orang dalarn kehidupan, sekaligus
untuk mengemhangkan pernahamannya tentang konsep yang di-
pelajarinya.
c. Karakteristik
a) Merkgajak para guru serta pernbina pendidikan untuk turut aktif
dalarn mengembangkan CBSA.
b) Mendorong siswa untuk melihat dark mernecahkan masalah-
masalah yang dirasakan bersama &lam rangka mengembang-
kan CBSA.
C) Menyiapkan situasi yang menggiring siswa untuk bertanya,
mengarnati, bereksperimen, serta menemukan fakta dan konsep
sendiri,
d. P e ne r ap a n
Keterampilan proses bentuk penerapan sebagai berikut:
a) Siswa aktif melakukan observasi untuk meneliti suatu perma-
salahan.
b) Siswa merencanakan penelitian guna mernperoleh fakta yang
valid,
c) Siswa berusaha mencari hubungan sebab akibat pada hasil pe-
nelitiannya.
Dengan mengembangkan keterampilan-keterarrkpilan tersebut, di-
harapkan siswa akan mampu menemukan dan knengernbangkan sendiri
fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan pengembangan sikap dan
nilai yang diruntut.
e. Peranan Guru clan Siswa
(1) Peranan guru sebagai berikut:
(a) Menyusun tujuan pengajaran, khususnya merencapakan
clan merumuskan tujuan instruksional khusus.
218 ■
13AS 9 1- Upaya Pena nsgulangan Perniasalahan Pendidikan
Rangkuman
219
DASA R-DASA R. ILIvtil PE N DID.IKAN
220
13A13 9 1- Upaya Pena nsulangan Perniasalahan Pend idikan
Tugas
221
DASA R-DASA R. PE N DIIDIK AN
12, Diskusikan dalam kelompok tentang kebarkan dan kelemahan dari kornpu-
ter dalam pembelajaran.
Daftar Pe rta ma
AG Soejono. 1989. Aliran Barn dalam Pendidikan. Bandung:- CV limn. Debar
Doer & Iskandar Alisyahhana (Ed.). 1998. Perubahan, Peinbahani-
an, dan Kesadaran Menghadapi Abad Ke-21. Jakarta: Dian Rakyat.
Depdiknas. 2005. PP No. 19 Tatum 2005 fentang Standar Nacional Pendi-
dikan. Jakarta: Depdiknas.
H.A.11, TiIaar. 2007. Mengembangkan Emu Pendidikan Berdimensi
Global. Jakarta: Lembaga Manajernen UNJ.
Made Pidaria. 2007. Lanclasan Kependiclikan Stimulus ['mu Penclidikan
Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta,
222
13A13 9 1- Upaya Pena nggulaagan Perniasalahan Pend idiken
111 223
10
Pendidikan di Era Globalisasi
PENDAHULUAN
A. ERA GLOBALISA.S1
GlohaIisasi diambil dari kata yang rnaknanya ialah universal,
Achrnad Suparman menyatakan globalisasi adalah suatu proses men-
jadikan sesuatu (benda atau perilakul sebagai ciri dari setiap individu di
dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. GIohalisasi belurn merniiiki
definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition),
sehingga bergantung dari sisi mama orang melihatnya. Ada yang
memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses 8ejarith, atau
proses alarniah yang akan menibawa selunih bangsa dan negara di dunia
makin terikat satu sarna lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru
atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan Batas-batas geografis,
ekonomi, dan budaya masyarakat.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai suatu proyek yang
diusung oich negara-negara adiknasa, sehingga hisa saja ()rang mornili ki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya, Dan sudut Pandang ini,
globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mu-
takhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan
ekonorni dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab globalisasi cenderung berpengaruh besar
terhadap perekonomian dunia, halikan berpengaruh terhadap bidang-
bidang lain seperti budaya dan agama, Theodore Levitte merupakan orang
yang pertama kali meuggunakan istilah globalisasi pada 1985.
Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia di mana individu tidak
terikat oleh negara atau batas-batas wilayah, Setiap individu dapat terhubung
oleh siapa raja yang ada di beiahan bumi ini dan terjadi penycharan
informasi dim komunikasi rrielalui media coal clan elektronik yang
mendunia. Globalisasi sendiri berasal dad Bahasa Inggris, yaitu
Globalization. Data '"globai" berarti mendunia, sedangkan "lization" herarti
proses. Sehingga globalisasi menurut bahasa adalah suatu proses yang
mendunia. Globalisasi merupakan suatu proses masuknya negara ke dalam
pergaulan dunia. Globalisasi membuat suatu negara semakin ke-
cil sernpit dikarenakan kemudahan dalam herinteralcsi antarnegara,
baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran inforrnasi, dan gaga hidup
maupun dengan bentuk-bentuk interaksi lainnya.
MenurutSelo Soemardjan, globalisasi adalah suatu proses terbentuk-
nya sistern organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di selurch dunia
untuk mengikuti sistem dan kaidali-kaidah tertentu yang sama. Anthony
Giddens mengatakan, hahwa globalisasi adalah intensifikasi hubungan
226
BAB 10} Pendia< an di Era G loba I isasi
227
DASAR-DASA R. ILTALI PENDIDIKAN
1. Pe n y e b a b G l ob a li s a s i
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya globalisasi yaitu:
a. Majunya ilmu pengetahuan pada teknologi transportasi yang memperm
udab dalam jasa pengi rim an barang Mum- negeri.
b. Perkembangan teknologi inforrnasi dan kornunikasi yang berperan
menjarnin kemudahan dalam transaksi ekonomi antarnegara,
c. Kerja sal-Da ekonomi internasiortal yang memudahkan terjadinya ke-
sepakatan-kesepakatan antarnegara yang terjalin dengan erat.
2. D a mp a k G l o b a l is a s i
Berlangsungnya globalisasi mempunyai dampak yang ditimbulkan dari
era globalisasi. Dampak globalisasi terbagi dua, yaitu:
a. Dampak Posi t if Glo h al is asi
1) Komunikasi yang semakin ce p a t dan mudah,
2) Meningkatnya taraf hidup dari masyarakat.
3) Mudahnya rnendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
4) Tingkat pembangun yang semakin tinggi.
5) Meningkatnya turisme dan pariwisata,
6) Meningkatnya ekonomi meniadi lehih produktif, efektif, dan
efisien,
b. Dampak Negatil Globalisasi
1) Informasi yang talc terkendati,
2) Tim bulnya sikap yang ala kebarat-baratan.
3) Munculnya sikap individualisme.
4) Berkurang sikap solidaritas, gotong royong, kepedulian, dan ke-
setiakawanan,
5) Perusahaan dalam negeri lebih mementingkan perusahaan dari
luar ketimbang perusahaan yang ada dalam negeri rnembnat
perusahaan dalam negeri sulit berkemb a ng.
6) Berkurangnya tenaga kerja pertanian akibat dari sektor industri
yang menyerap seluruh petani.
7) Budaya bangsa akan terkilds.
3. Sejarah Globalisasi a.
Masa Kuria
Glohalisasi kuno dipandarig sebagai snail] fa se dalam sejarah globa-
lisasi yang mengacu pada peristiwa dan perkembangan globalisasi sejak
rnasa peradaban terawal saznpai kira-kira tahun 1600-an. Istilah int dipa-
228 ■
BAB 10} Pend idiic an di E ra G loba I isasi
kai untuk menyebut hubungan antara masyarakat dan negara dan cara
keduanya dibentuk oleh persebaran ide dan norms social bait di tingkat lokal
pilau p un regional,
Dalarn skema ini, ada tiga penyebab yang dipaparkan sebagai pemicu
globalisasi. Penyebab pertania adalah pemikiran Timur yang bet -- arti
bahwa negara-negara Barat telah mengadaptasi dan rnenerapkan prinsip-
prinsip yang dipelajari dari Timur. Tanpa ide tradisional dari Timur.,
globalisasi Barat tidak akan terjadi sebagaimana mestinya_ Penyebab
kedua adalah jarak; interaksi antarnegara belum berskala global dan masih
berada di seputaran Asia, Afrika Utara, Timur TengalL dan sebagiari
Eropa. Pada globalisasi awal, negara masih sulit berinteraksi dengan
negara lain yang letaknya jauh. Kemajuan teknologi kemudian memung-
kinkan negara mengetahui keberadaan negara lain yang Ietaknya jauh, dan
Ease globalisasi yang baru pun terjadi. Penyebab ketiga adalah sating
ketergantungan, kestabilan, dan. regularitas. Jika suatu negara tidak ber-
gantung dengan negara 'id ak ada cara lain Magi negara tersebut untuk
mernertgaruhi dari dipengaruhi oleh negara. lain. Inilah salah satu penggerak
utama di Malik hubungan dan perdagangan global. Tanpa keduanya,
globalisasi tidak akan herjalan seperti yang sudah-sudah dan negara akan
tetap bergantung pada produksi dari cumber dayanya sendiri supaya bisa
terus berdiri. Sejurnlah pakar berpendapat bahwa globalisasi kuno tidak
berjalan seperti globalisasi modern karena negara-negara waktu itu tidak
sating bergantung seperti sekarang.
Ada pula sitat multipolar dalam globalisasi kuno yang melibatkan
partisipasi aktif bangsa non-Eropa. Karena globalisasi kuno sudah ada
sebelum Pero belahan Besar abad ke-19, rnasa ketika Eropa Barat merniliki
produksi industri dan basil ekonomi yang lebih maju ketimbang kawasan lain
di dunia, globalisasi kuno rnenjadi fenomena yang tidak hanya digerakkan
oleh Eropa tetapi juga oleh wilayah dunia lama yang ekononnnya sudah maju
seperti Gujarat, Bengal, pesisir China, dan Jepang.
Ekonorn dan sosiolog historis Lerman Andre Gunder Frank her-
pendapat bahwa globalisasi diawali oleh munculiiya hubungan dagang
antara Sumer dan Peradaban Lembah Indus pada milenium ketiga SM.
Globalisasi kuno ini terjadi pada Zaman Helenistik, zaman ketika pusat -
pusat kota komersial membentuk poros budaya Yunani yang merentang
dari India hingga Spanyol, terrnasuk Alexandria dan kota-kota era Alex-
ander lainnya. Sejak itu, posisi geogratis Yunani dan impor gandurn me -
rnaksa. bangsa Yunani melakukan perdagangan lewat laut, Perdagangan
di Yunani Kuno sangat tidak dibatasi, dan negara hanya mengendalikan
suplai gandum,
229
DASA R-DASA R. ILIvIli PE N DIIDIK AN
b. Modern Awal
Globalisasi modern awal atau protoglobalisasi meneakup periode
sejarah globalisasi antara 1600 dan 1800. Konsep protoglobalisasi pertama
kali diperkenalkan oleh sejarawan A.G. Hopkins dan Christopher Bayly.
Istilah ini berarti lase peningkatan hubungan dagang dan pertukaran bu-
daya yang menjadi ciri khan periode sebelum muncuinya globalisasi mo-
dern pada akhir abad ke-19. Fase globalisasi ini dicirikan oleh bangkitnya
imperium maritim Fropa pada abad ke-16 dan 17, Imperium pertama yang
mu n cul adalah Portugal dan Spanyol, kemudian muncullah Bela/Ida dan
Britania. Pada abad ke-17, perdagangan dunia berkernbang Lebih jauh
ketika perusahaan kerajaan (chartered company) seperti British East India
Company (didirikan tahun 1600) dan Vereenigde Oostindische Compagnie
(didirikan tahun 1602, sering dianggap sebagai perusahaan multinasional
pertama yang membuka sahanmya) didirikan,
Globalisasi modern awal berbeda dengan globalisasi modern dalam
hal tujuan ekspansionisme, cam mengelola perdagangan global, dan
tingkat pertukaran inforrnasi. Periode ini ditaridai oleh banyaknya per-
jartjian dagang seperti yang dilakukan East India Company, peralihan
hegemoni ice Eropa Barat, terjadinya konflik berskala besar antara negara
besar seperti Perang Tip Puluh Tahun, dan munculnya komoditas bare
seperti perdagangan budak. Perdagangan Segitip mernungkinan Eropa
mendapatkan keuntungan dad sumber-sumber daya di dunia Barat.
Perpindahan hewan, tanaman, dan wabah penyakit yang dikaitkan
dengan konsep Pertukaran Columbus oleh Alfred Crosby juga memain-
kan peran penting dalam proses ini. Perdagangan dan komunikasi modem
awal melibatkan banyak kelompok rnasyarakat, termasuk pedagang
Eropa, Muslim, India, Asia Tenggara, clan China, terutama di kawasan
Samudra Hindia.
Britania Raya pada abad Ice-19 menjadi kekuatan super ekonomi
pertama di dunia berkat teknologi pabriknya yang superior clan sistern
transportasi global yang maju seperti kapal uap dan rel kereta api.
c. Modern
Sepanjang abad ke-19, globalisasi rnulai mendek.ati bentuknya yang
modern akibat revolusi inclustri, industrialisasi memungkinkan standar-
disasi produksi barang-barang rumah tangga menggunakan ekonomi skala,
sedangkan pertumbuhan penduduk yang cepat menciptakan permintaan
barang yang stabil, Dada abad ke-19, kapal uap sangat menghemat biava
transportasi internasionai dan rd kereta menjadikan trans-
230
BAB 10} Pendia< an di Era Glob@ I isasi
portasi darat lebih murah. Revolusi iransportasi terjadi antara 1820 dan
1850. Jurnlah negara yang ikut dalarn perdagangan internasional semakin
banyak. Globalisasi pada masa ini sangat dipengaruhi oleh imperialisme
abaci ke-18 seperti yang terjadi di Afrika dan Asia. Penemuan kontainer
kapal tahun 1956 turut memajukan globalisasi perdagangan,
Setelah Perang Dunia Kedua, pars politikus berhasil mewujudkan
konferensi Bretton Woods, perjanjian yang disepakati negara-negara besar
untuk menyusun kebijakan moneter internasional, perdagangan dan
keuangan, dan pembentukan sejurnlah lembaga internasional yang ber-
tujuan mernfasilitasi pertumbuhan ekonomi, pembehasan perdagangan
secara bertahap, clan penyederhanaan dan pengurangan batasan perda-
gangan. Awalnya, General Agreement on Tariffs and Trade (GATT)
mengeluarkan beberapa perjanjian untuk menghapus batasan perdagangan.
GATT kemudian digantikan Web Organisaci Perdagangart Dunia (WTO)
untuk mengelola sistem perdagangan. Ekspor nyaris berlipat dari 8,5 per-
sen total produk bruto dunia tahun 1970 menjadi 16,2 persen tahun 2001.
Pemanfaatan perjanjian global untuk memajukan perdagangan tedium-bat
oleh gagalnya putaran negosiasi Doha, Banyak negara yang beralih ke
perjanjian bilateral atau perjanjian multilateral yang lebih keen, misalnya
Perjanjian Perdagangan Babas Anierika Serikat-Korea Selatan 2011.
Sejak 1970-an, penerbangan semakin terjangkau bagi kelas mene-
ngah di negara-negara berkembang. Kehijakan langit terbuka dan mas-
kapai bertarif rendah ikut mendorong persairigan pasar, Pada 1990-an,
pertumbuhan jaringan komunikasi bertarif rendah mernangkas biaya
komunikasi antarnegara. Banyak hal, yang bisa dilakukan melalui kom -
puter tanpa memedulikan lokasinya seperti akuntansi, pengernbangan
perangkat lunak, dan desain rekayasa.
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, keterhubungan ekonomi
dan kebudayaan dunia tumbuh sangat cepat, Pentumbuhan ini melarnbat
sejak 1910-an sampai seterusnya akibat Perang Dunia dan Pe rang
Dingin, tetapi berhasil melaju lagi sejak kebijakan neoliberal dirintis
tahun 1980-an dan perestroika serta reformasi ekonomi Gina Deng
Xiaoping membawa paham kapitalisme Barat ke Blok Timur lama. Pada
awal 2000-an, sebagian besar negara maju mengalami resesi Besar,
sehingga memperlarnbat proses globalisasi untuk sernentara.
Perdagangan dan globalisasi telah berevolusi jauh pada masa kiwi.
Masyarakat yang terglobalisasi memiliki serangkaian pendorong dan faktor
yang terms mendekatkan manusia, kebudayaan, pasar, kepercayaan, dan
aktivitasnya.
111 231
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
1. Pendahuluan
Perkernbangan Teknologi informasi dari Komunikasi di Indonesia
berjalan Mari masa ke masa. Indonesia sebagai negara yang sedang her-
kembang selalu mengadopsi berbagai teknologi informasi dan komuni-
kasi. Teknologi inforrnasi dan komunika.si merupakan elemen penting
dalarn kehidupan berbangsa dan bernegara, Teknologi informasi dan
komunikasi yang perkembangannya begitu cepat secara tidak langsung
mengharuskan manusia untuk menggunakannya dalarn segala aktivitas-
nya. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini
memang begitu besar.
Teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi fasilitas utarna
dalam kegiatan berbagai sektor kehidupan di mane memberikan andil
besar tett adap perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur
aperasi dan manajernen organisasi, pendidikan, transportasi, kesehatan,
dan penelitian, Penirigkatan kualitas hidup makin menuntut manusia
untuk meiakukan berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan
mengoptimalkan sumber daya yang dirnilikinya. Eeberapa penerapan
dad tekrtologi informasi dan komunikasi antara lain dalarn pendidikan,
kesehatan, ekonomi, dunia bisnis, dan perhankan. Dalam kesempatan ini
yang akan disajikan penerapan teknologi informasi dan komunikasi
dalam bidang pendidikan.
Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi, terutaina komputer
dan internet, sudah lama dimanfaatkan oleh negara-negara maju.tVlisal-
nya, di negara seperti Inggris, Amerika, dan Jepang, teknologi informasi
dan komunikasi digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-se-
kolah melalui pemanfaatan komputer dengan didukung teknologi inter-
net, Dengan teknologi komputer dan internet, para siswa atau maha.5iswa
tidak hanya dapat belajar di dalam kelas. Ivfereka dapat belajar di [liana
pun karena harnpir set-rata mated pelajaran dapat diiperoleh melalui CD
atau langsung diakses melalui Internet, Indonesia tidak mau ketinggalan
dengan negara-negara maju. Sekarang ini, komputer sudah mulai
diperkenalkan di sekolah. Idulai dad pendidikan prasekolatt (playgroup)
sampai universitas, Bagi anak-anak playgroup dan taman kanak-kanak,
sudah tersedia berbagai media pembelajaran melalui komputer yang
mernungkinkan kegiatan pembelajaran secara interaktif tanpa metting-
galkan sifat anak-anak, yaitu bermain. Secara urnurn, peran TI dalarn
lingkungan pendidikan dapat dirasakan oleh para siswa, sekolah, dan
orangtua.
232
BAB 10} Pend idiic an di Era G loba I isasi
2. Pengertian TI K
Isrilah information and communications technology (ICT) atau
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah istilah yang relalif
bare dalam wacana komunikasi. Menurut kamus Wikipedia, istilah ICT
mulai digunakan oleh para peneliti akarlemik pada 1980-an dan menjadi
populer sejak digunakan oleh Dennis Stevenson pada 1997 dalam
laporannya kepada pemerintah inggris tentang perkembangan
pendidikan. Istilah ICT semakin dikenal luas setelah digunakan dalam
laporan tentang revisi Kurikulum Nasional uniuk Inggris, Wales, dan
Irlandia Utara pada tahun 2000.
Pengertian ICT terus berkembang mengikuti perubahan yang terjadi
pada teknologi dan aplikasinya dalam berbagai konteks dan kebutuhan
komunikasi. Saat in i, rnenurut Wikipedia, istilah ICT digunakan untuk
menjelaskan konvergensi antara teknologi audiovisual dan jaringan re-
Lepon dengan jaringan komputer melalui kabel tunggal (a single cabling
atau istem jaringan (link system). Menurut rurnusan United Nation De-
velopment Programme (UNDP), ICT adalah "seperangkat sumber days
dark peralatan teknologi yang digunakan untuk mengomunikasikan,
menciptakan, mendiseniinasi, menyimpan, dan mengelola inforrnasi,"
Peralatan teknologi dimaksud antara lain komputer, internet, teknologi
penyiaran (radio dari televisi), dan telepon. Sarana ICT membuat berbagai
aktivitas komunikasi menjadi lebih efektif clan efisien, Aplikasi ICT
dalam berbagai konteks dan kebutuhan komunikasi dapat inempercepat
proses dan menghemat waktu, hiaya, serta Lenaga. Misalnya, aplikasi ICT
dapat merninialisasi, bahkan mengelimina.si biaya telephone dan inten-
sitas penggunaan Mat Tulis Kantor (ATK).
Aktivilas kependidikan pada dasarnya adalah aktivitas komunikasi
multidimensi dan multimedia yang melibatkan berbagai sumber belajar,
baik yang tertulis rnaupun tidak tertulis, dan juga melibatkan banyak
aktor, seperti tenaga pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan
para pernangku kepentingan pendidikan, terutama para orangtua atau wall,
para lulusan, para pengguna lulusan, tokoh againa (toga), tokoh
rnasyarakat (Lomas), tokoh pendidikan (topen), dan tokoh pemerintahan
(topem). Efektivitas sernua dirriensi komunikasi yang terjadi dalam proses
pendidikan sangat ditentukan °lel] aktor yang terlibat be serta cumber dan
media kornunikasi yang digunakan.
Dengari dukungan. ICT, proses komunikasi di sernua jalur, jenis, dan
jertjang pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Iika diinteg-
rasikan dalam sistern penyelenggaraan pendidikan, ICT dapat menjadi
instrumen yang sangat efektif, efisien, kreatif, produktif, dan menyenang-
233
DASAR-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
scan. Sarana dapat berperan sebagai instrument utama bagi pars pen-
didik dan peserta didik dalarn rnenca.ri (searching), menghirnpun (clas-
sifying), menghubungkan (connecting), mengjnterpretasi (interpreting),
dan menyajikan (presenting) informasi secara cepat dan menarik, untuk
ditransforrnasikan rnenjadi iirnu pengetahuan yang bermanfaat. Fungsi-
fungsinya yang begitu banyak dan perannya yang begitu penting dalam
proses pembelajaran rnembuat 1CT menjadi salah saw sarana utama
yang harus ada di setiap lembaga pendidikan. Sernua lembaga
pendidikan petit] difasilitasi dengan sarana [CT yang up to date dan
relevan dengan berbagai kebutuhan pelayanan pendidikan, baik pada
aspek perangkat keras (hardwares) maupun perangkat iunak (softwares).
234 ■
BAB 10} Pend idiic an di E ra G loba I isasi
111 235
DASAR-DASAR ILMU FENDIDIKAN
4. Perubahan Paradigma
Era informasi dan pengenalan ICT di dunia pendidikan telah meng-
ubah paradigma pembelajaran. Di era ini, menurut UNESCO, lembaga-
Iemhaga pendidikan tidak hanya dituntut untuk mendorong peserta didik
untuk belajar (to learn), tetapi juga dituntut untuk dapat rnendorong
peserta didik untuk belajar menguasai ilmu (learning to acquire know-
236
BAB 10} Pendia< an di Era Glob@ I isasi
237
DASA R-DASA R. ILIvIli PE N DIIDIK AN
tingkat literasi yag dibutuhkan oleh saw masyarakat untuk dapat ber-
ken-tbang clan bersaing sangat tinggi dan bervariasi. Di era Mi.
menurut Alvin Toffler (1990), seseorang dituntut untuk melek dalam
enam aspek. Pertama, melek fungsional (fig/caw-tat literacy) atau
melek visual (visual literacy)., }situ rnemiliki kerna.mpuan untuk
menangkap makna dan mengekspresikan ide-ide rnelalui berbagai
media, termasuk penggunaan images, graphics, video, dan charts. Kedva,
melek ilmiah (scientific literacy), marnpu rnemaharni aspek-aspek teoretis
dan aplikatif dari sains dan matematika. Ketiga, melek teknologi
(technological literacy), berkornpeten dalam menggunakan berbagai
teknologi kornunikasi dan informasi. Keempat., melek informasi
(information literacy), rnarnpu menggali, mengevaluasi, clan menggunakan
informasi secara tepat, termasuk dengan menggunakan TIK. Kelinta,
melek budaya (cultural literacy), rnengapresiasi keragarnan budaya.
Keettarn, kesadaran global. (global awareness), memahami bagaimana
berbagai bangsa, korporasi, dan komunitas di seluruh dunia terhubung
satu sama lain.
Tingkat literasi yang sangat tinggi dan bervariasi menuntut lernba-
ga-lembaga pendidikan untuk tidak hanya berperan sebagai pusat
belajar (center for learning), tetapi juga sebagai pusat budaya (center for
culture), dan pusat peradaban (center for civilization),
239
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
240
BAB 10} Pendia< an di Era Glob@ I isasi
241
DASA R-DASA R. ILMU PE N DIIDIK AN
6. DampakTIKTerhadap Pendidikan
Pemanfaatan TIK dalam pendidikan telah memengaruhi berbagai
kegiatan pendidikan, sehingga dapat mengatasi beberapa masala.h se ha
gai bed kut:
a. Masalah geografis. waktu, dan social ekonomis Indonesia.
b. Negara Republik Indonesia merupakan negara kepulauan, daerah
tropic, dan pegunungan, hal ini akan memengaruhi terhadap pe-
ngembangan infrastruktur pendidikan sehingga dapat menyebabkan
distribusi informasi yang tidak merata.
C. Iviengurangi ketertinggalan dalam pernanfaatan TIK dalam pendi-
dikan dibandingkan dengan negara berkembang dan negara maju
ainnya.
Akselerasi pemerataan kesempatan helajar dan peningkatari mutu
pendidikan yang girth diatasi dengan cara-cara konvensional.
e. Peningkatan kualitas somber daya manusia tnelalui pengembangan
dan pendayagunaan teknologi inforrnasi dan komunikasi.
f. TIK akan membantu kinerja pendidikan secara terpadu sehingga
akan terwujud manajemen yang efektif dan efisien, transparan,
dan akuntabeI.
Dampak teknologi bagi pendidikan perkembangan teknologi, khu-
susnya di bidang pendidikan dapat mernajukan rnotivasi siswa agar le-
bil dan Lebih niaju dalarn penggunaan teknologi. Motivasi dalam
pendidikan juga dapat memengaruhi penggunaan teknologi dal am proses
pembelajaran yang diIangsungkan. Motivasi berguna untuk menyerna-
ngatkan siswa yang nienyerah dan putus asa daiarn kemajuaan teknologi
yang terjadi. Tanpa disadari ada juga dan beberapa siswa yang langsung
rnenganggap dirinya tidak bisa mengikuti perkernbangan teknologi dalam
dunia pendidikan dan di sinilah guna rnotivasi. Di dalam rnenghadapi
perkembangan teknologi siswa dituntut untuk Lebih kreatif lagi dalam
tnemanfaatkan teknologi yang berkernbang. Bukan hanya siswa yang di
tuntut untuk lebih kreatif, melainkan guru juga dituntut agar lebih me-
mahami segala yang ada. Sekarang raja internet menjadi suatu hal yang
banyak digurtakan dalain proses pernbelajaran.
Internet telah mernainkan peranan penting dalarn proses pembel-
ajaran. Meskipun demikian, di dunia pendidikan terdapat beberapa tan-
tangan sebagai berikut:
a. Proses pendidikan itu rnemerlukan waktu tenggang (lead time) yang
cukup lama.
I . Setidaknya seseorang dituntut untuk mengikuti pendidikan sejak se-
242 ■
BAB 10 a- Pendia< an di Era Glob@ I isasi
243
DASAR-DASA R. ILIvtil PE N DIDIKAN
244 ■
BAB 10} Pendia< an di Era Glob@ I isasi
111 245
DASA R-DASA R. ILIvIli PE N DIIDIK AN
245 ■
BAB 10} Pendia< an di Era Glob@ I isasi
lebih peka dan rnenyaring apa-apa raja yang dapat diakses oleh para
pelajar clan seiuruh rakyat Indonesia di dunia maya_
Tulip solusinya adalah kita jangan sampai mengatakan ticlak pada
teknologi {say no to technology), karena jika kita herbuat demikian
maka kita akan ketinggalan banyak inforrnasi yang sekarang ini
informasi-informasi tersebut paling banyak ada di internet. Kita harus
mempertimbangkan kebutulian kita terhadap teknologi,
mempertimbangkan baikburuknya teknologi tersebut, dan tetap
rnenggunakan etika, juga tidak tupa jangan terlalu beriehihan agar kita
tidak kecanduan dengan teknolo gi.
1. Kecenderungan Grobalisasi
Pengertian giobalisasi mengandung cakupan yang sangat lugs. Gin-
balisasi mempunyai makna hahwa burni sebagai satu kesatuan yang utuh
yang seakan-akan ranpa tapal batas administrasi negara. Dunia semakin
menjadi transparan, sena Baling ketergantungan antarbangsa di dunia ini
semakin tinggi.
Pengertian globalisasi bagi ilmuwan social diartikan sebagai proses
penyebaran rasa cipta dan karya suatu kebudayaan, sehingga diterima dan
diadopsi deb kebudayaan lain di seluruh dunia sebagairnana yang
dikemukakan oleh Selo Surnardjan (193) seperti yang clikutip Yusufhadi
Miarso (1997). Dalam proses globalisasi Au, maka budaya yang kuat dan
agresif akan memengarubi budaya yang lernah dan pasif. Budaya yang
247
DASA R-DASA R. ILMU PENDIDIKAN
kuat dan agresif adalah budaya yang bersi[at progresif yang mempunyai ciri-
ciri sebagaimaria yang dikemukakan oleh Selo Sumardjan (1993) se-
bagai berikut:
a. Mempunyai eara berpikir yang rasional dan realists.
b. Mempunyai kebiasaan rn ernbaca yang tinggi.
c. Mempunyai kemampuan rnenyerap dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan cepat dan banyak.
d_ Terbuka terhadap inovasi, bahkan selalu berusaha mencari hal-hal
ban,
e. Mempunyai pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional, dan
universal♦
f. Mampu memprediksikan dan rnerencanakan masa depan.
g. Memanfaatkan teknologi yang senantiasa berkembang.
Globalisasi mernerigaruhi berbagai segi kehidupan manusia. Emil
Salim (1990) rnengerattkakan bahwa terdapat einpat bidang yang
paling kuat dan menonjol days dobraknya, yaitu bidang Iptek, ekonomi,
lingkungan hidup, dan pendidikan. Keempat kecenderungan globalisasi
tersebut akan dibahas berikut ini:
a. Bidang Iptek
Globalisasi Iptek mengalarni perkembangan yang sangat cepat,
terutarna dengan pemanfaatan berbagai teknologi canggih dalam ke-
bidupan manusia. Berbagai inforrnasi global yang perinci dan teliti dapat
diperoleh melalui pengindraan jarak jauh tanpa mengenal batas negara.
Globalisasi Iptek memberi orientasi baru dalam bersikap dan berpikir
tanpa batas negara.
Biclang Ekonorni
Globalisasi ekonomi rnemengaruhi perkemhangan ekonomi yang tidak
rnengenal lagi bebas-bebas negara. Akibatnya, berkembang berbagai
kelompok ekonomi regional seperti Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE),
Area Perdagangan Rebas Arnerika Stara (NAFTA), dan Area Perdagangan
Bebas Asean (AFTA). Globalisasi ekonomi telah menyebabkan bates-ba-
tas negara banya tapal batas dan politik, sedangkan dari segi ekonomi
semakin kabur. Krisis ekonomi pada suatu negara memberi dampak pada
negara-negara lain, seperti halnya yang terjadi beberapa tahun yang lalu
terjadi krisis ekonomi pada beberapa negara Asia sangat berpengaruh pada
hampir seluruh negara Asia.
248 ■
BAB 10} Pendia< an di Era Glob@ I isasi
c. BidarigLingkungan Hidup
Lingkungan hidup menjadi Kahan. perbincangan dalam berbagai
pertemuan internasional, seperti yang mencapai puncakn.ya pada Kon
ferensi Tingkat Tinggi (KTT) burni atau dengan nama resmi Konferensi
Pl3B mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED) pada tahun
1992 di Rio de Janeiro, Brasil. Kerusakan lingkungan hidup di suatu
tempat akin berdampak negatif kepada berbagai negara bahkan dapat
mengancarn keselamatan planet bumf. Oleh sehab itu diperlukan wawasan
dan kehijakan yang tepat dalam pembangunan yang menjarnin kelestarian
dan keselamatan lingkungan atau pembangunan yang herwawasan
lingkungart.
d. Bidang Pendidikan
Bitlang pendidibin khususnya dalarn hal budaya nasional dan hudaya
Niusantara mengalami perubahan dan perkembangan yang semakin
menggiobal akibat dari pengaruh buku, radio, televisi, dan media Iainnya.
Suatu acara di televisi yang hedangsung terlihat ()Leh sernua pemirsa dzpat
memengaruhi sikap dan perilaku °rang yang menonton.nya. Kecenderungan
globalisasi juga tampak di bidang-bidang lainnya, seperti: politik, hukum,
hak asasi manusia, dan demokratisasi- Kecenderungan globalisasi merupakan
suatu gejala yang lid ak dapat dihindari.
249
DASAR-DASA R. IL1U PENDIDIKAN
250 ■
BAB 10} Pendia< an di Era Glob@ I isasi
jumlah teknik dan prosedur yang unik, serta diperlukan waktu yang
relatif panjang untuk menweIajarinya,
c. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu,
sehingga hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan
layarian profesi itu.
d. Terdapat kode etik profesi yang mengatur keanggotaan serta tingkah
laku, sikap, dan c ra kerja anggotanya.
e. Terdapatnya inforinasi profesi yang berfungsi meniagaimeningkatkan
layanan profesi dan melindungi anggotanva.
f. Pemangku profesi .mernandang profesinya sebagai suatu karier hidup
dan rnenjadi anggota yang relatif perrnanen, serta mernpunyai
kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk mengem-
bangkan kemampuan profesionalnya.
Berdasarkan ciri suatu profesi seperti di atas, dapat diketahui status
profesional memeriukan persyaratan yang cukup berat, sehingga tidak semua
jenis pekerjaan dapat memperoleh status profesionalnya tersebut. Namun
demikian, sesuai dengan tuntutan dari masyarakat rnasa depan yang
membutuhkan pelayanan yang profesional, maka setiap bidang pekeriaan
harus meningkatkan pelayanannya supaya menjadi pelayanan yang
profesional. Untuk itu diperlukan peningkatan kualitas tenaga profesional
tersebut secara terencan.a dan sistematis, baik melalui pendidikan prajahatan
maupun dengan pendidikan dalam jaharan.
251
DASAR-DA SAR ILMU FENDIDIKAN
252 ■
BAB 10} Pendia< an di Era Glob@ I isasi
Rangkuman
1111 253
DASA R-DASA R. PE N DIIDIK AN
Tugas
Jawablah pertanyaan di bawah ini, kemudian Anda diskusikan dengan ternan-
teman Anda dan but rangkumannya!
1. Jelaskanlah apa yang dim aksud dengan globalisasi. Apa pengaruh globallsa-
si terhadap pendidikan?
2. Saat ini kehidupan manusia sangat terpengaruh oleh perkernbangan TIK
khususnya Internet. Kernukakanlah kenapa internet tidak bisa dilepaskan
dengan pendidikan saat inf. Jelaskan pula apa dampak positif dan negatif
dari internet terhadap kegiatan perserta didik!
3. Coba Anda kemukakan masihg-masihg empat cordon konkret dalam ke-
hidupan masyarakat sekarang dari ciri-ciri masyarakat masa depan terse-
butt Dad masihg-rnasing contoh tersebut jelaskan dampak positif dan
negatifnya!
4. Langkah-langkan nyata apakah yang perlu dilakukan dalam pendidikan untuk
menghadapi masyarakat rasa depan? Jelaskan alasan Anda mengemu kakan
hal-hal tersebut!
5. Menurut pendapat Anda, apakah jabatan guru sekarang ini sudah dapat
dikatakan sebagai jabatan profesional? Jelaskanlah! Apa yang harus dila-
kukan agar guru lehlh profesional di masa yang akan datang?
Daftar Pustaka
Soejono. 1989. Aiiran Baru data Pendidikan. Bandung: CV Jini. Delia"
Noel- &lar Alisyahha.na (Ed.). OW Perubahan, Pembaharuan, dan
Kesadaran Menghadapi Abad Ike- 1. Jakarta: Dian Rakyat,
254 ■
BAB 10} Pend idiic an di E ra G loba I isasi
255
Para Penulis
258