Anda di halaman 1dari 23

KAMI DIVISI AKADEMIK

UNIT PEMBINAAN AKHLAK


PEGAWAI DAN PELANGGAN
(PAP2)
MENGUCAPKAN
1. Selamat datang di taman
surga.
2. Mari kita luruskan niat ikhlas
karena Allah Ta’ala dalam
mencari ilmu syar’i, sehingga
Allah mudahkan untuk kita
jalan menuju surga
PEKAN KE-5 OKTOBER

2019

UNIT PEMBINAAN AKHLAK Disampaikan oleh:


Disusun Oleh:
USTADZ FAJAR BASUKI PEGAWAI & PELANGGAN SELURUH KONSULTAN
KK CNR-PPC PAP2 DIVISI AKADEMIK KEISLAMAN BINTANG PELAJAR
konsulislam@bintangpelajar.com 0838 5752 4591
INDIKATOR KESUKSESAN PENYAMPAIAN MATERI
Peserta kajian mampu:
1) Memahami hakikat persaudaraan sesama muslim.
2) Mengetahui dan memahami definisi itsar.
3) Memahami macam-macam itsar dan hukumnya.
4) Mengetahui derajat-derajar itsar.
5) Mengetahui keutamaan itsar.
6) Mengetahui kiat untuk itsar.
HAKIKAT SESAMA MUSLIM ITU BERSAUDARA
Dalilnya, Allah Ta’ala berfirman,
َْ ‫اص فِي ا ْل َقَتْلَى ا ْل ُح َُّر ِبا ْل ُح َِر َوا ْلعَ ْب َُد ِبا ْلعََ ْب َِد َو ْاْل ُ ْنثَى ِب ْاْل ُ ْنثَى فَ َم‬
‫ن‬ َُ ‫ص‬ َ ‫علَ ْي ُك َُم ا ْل ِق‬
َ ‫ب‬ََ ِ‫ين آ َمنُوا ُكت‬ ََ ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذ‬
َِ ‫ن َر ِب ُك َْم َو َر ْح َمةَ فَ َم‬
‫ن‬ َْ ‫ك ت َ ْخ ِفيفَ ِم‬ ََ ‫سانَ ذَ ِل‬ َ ‫وفَ َوأَدَاءَ إِلَ ْي َِه ِب ِإ ْح‬
ِ ‫ن أ َ ِخي َِه ش َْيءَ فَاتِبَاعَ ِبا ْل َم ْع ُر‬ َْ ‫ي لَ َهُ ِم‬
ََ ‫ع ِف‬
ُ
َ‫عذَابَ أ َ ِليم‬َ ُ‫ك فَلَ َه‬
ََ ‫ا ْعتَدَى بَ ْع ََد ذَ ِل‬
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan orang-
orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita
dengan wanita. Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari SAUDARANYA,
hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang
demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang
melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.” (QS. Al-Baqarah: 178).
HAKIKAT SESAMA MUSLIM ITU BERSAUDARA
Allah Ta’ala berfirman,
‫خ َرى فَقَاتِلُوا الَّتِي‬ َْ ُ ‫علَى ْاْل‬ َ ‫ن بَغَتَْ إِ ْحدَا ُه َما‬ َْ ‫ص ِل ُحوا بََ ْينَ ُه َما فَ ِإ‬ْ َ ‫ين ا ْقتَتَلُوا فَأ‬ ََ ِ‫ن ا ْل ُم ْؤ ِمن‬ َِ َ ‫ن َطائِفَت‬
ََ ‫ان ِم‬ َْ ِ‫َوإ‬
ََ ‫س ِط‬
. ‫ين‬ ِ ‫ب ا ْل ُم ْق‬
َُّ ‫ّللاَ يُ ِح‬
ََّ ‫ن‬ ُ ‫س‬
ََّ ِ‫طوا إ‬ ِ ‫ص ِل ُحوا بَ ْينَ ُه َما ِبا ْلعَ ْد َِل َوأ َ ْق‬ َْ َ ‫ن فَا َءتَْ فَأ‬ ََّ ‫ت َ ْب ِغي َحتَّى ت َ ِفي ََء إِلَى أ َ ْم َِر‬
َْ ‫ّللاِ فَ ِإ‬
ََّ ‫ن أ َ َخ َو ْي ُك َْم ََواتَّقُوا‬
ََ ‫ّللاَ لَعَلَّ ُك َْم ت ُ ْر َح ُم‬
‫ون‬ ََ ‫ص ِل ُحوا بَ ْي‬ ْ َ ‫ون إِ ْخ َوةَ فَأ‬ََ ُ‫إِنَّ َما ا ْل ُم ْؤ ِمن‬
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min BERPERANG maka damaikanlah
antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan berbuat ANIAYA terhadap golongan yang
lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada
perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah
antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mu’min adalah BERSAUDARA, maka damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. (QS.
Al-Hujuraat: 9-10).
HAKIKAT SESAMA MUSLIM ITU BERSAUDARA
Hadis Rasulullah ‫ﷺ‬,
َْ ‫ َو َم‬،‫حا َج ِت ِه‬
‫ن‬ ََ ‫ّللاُ ِفي‬
ََّ ‫ان‬ ََ ‫ان ِفي َحا َج َِة أ َ ِخ ْي َِه َك‬ ََ ‫ن َك‬ ْ ُ‫ َو ََل ي‬،ُ‫ ََل يَ ْظ ِل ُمه‬،‫س ِل ِم‬
َْ ‫ َم‬،ُ‫س ِل ُمه‬ ْ ‫س ِل َُم أ َ ُخو ا ْل ُم‬ ْ ‫ا ْل ُم‬
ََّ َُ‫ست َ َره‬
ُ‫ّللا‬ َ َ‫س ِلما‬ ْ ‫سَت َ ََر ُم‬
َ ‫ن‬ َْ ‫ َو َم‬،‫ب يَ ْو ََم ا ْل ِقيَا َم ِة‬ َْ ‫ع ْن َهُ ِب َها ك ُْرَبَةَ ِم‬
َِ ‫ن ك َُر‬ َ ُ‫ّللا‬
ََّ ‫ج‬ ََ ‫س ِلمَ ك ُْربةَ فَ َّر‬ ْ ‫َن ُم‬ َْ ‫ج ع‬ ََ ‫فَ َّر‬
. ‫يَ ْو ََم ا ْل ِقيَا َم َِة‬
Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak menzaliminya, dan tidak
menyerahkannya kepada musuhnya. Barangsiapa memberi pertolongan akan hajat
saudaranya, maka Allah selalu menolongnya dalam hajatnya. Dan barangsiapa memberi
kelapangan kepada seseorang Muslim dari suatu kesusahan, maka Allah akan melapangkan
orang itu dari suatu kesusahan dari sekian banyak kesusahan pada hari kiamat. Dan
barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, maka Allah akan menutupi aib orang itu pada
hari kiamat. (HR. Bukhari-Muslim)
Definisi Itsar (‫)اإليثار‬
❖Secara Bahasa bermakna mendahulukan dan mengutamakan atau istilah KBBI
“Altruisme” yaitu sifat yang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan
orang lain (kebalikan dari egoisme)
❖Secara istilah syar’i adalah mendahulukan orang lain daripada diri sendiri dalam
urusan keduniaan dengan berharap pahala akhirat.
❖Itsar dilakukan atas dasar yakin, kuatnya mahabbah (cinta) dan sabar dalam
kesulitan.
❖Maka yang dimaksud dengan Itsar adalah seorang mengedepankan orang lain atas
dirinya sendiri, sedangkanyang dimaksud dengan muwaasah adalah menolong orang
lain dengan memberikan bantuan.
Definisi Itsar (‫)اإليثار‬
Dalam masalah dunia, bila kita bisa mendahulukan orang lain maka itu yang lebih utama. Kita
harus memperhatikan orang di bawah kita agar kita senantiasa mensyukuri nikmat Allah ‫ﷻ‬. Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda,
ُ‫َم ْن َه‬ ْ َ ‫ظ ْرَ ِإلَىَ َم ْنَ ُه َوَأ‬
ِ ‫سفَ َل‬ ُ ‫َفَ ْليَ ْن‬، ‫ق‬
َِ ‫َوا ْل َخ ْل‬ َ َ‫إذَاَنَ َظ َرَأ َ َح ُد ُك ْمَ ِإلَىَ َم ْنَفُ ِض َل‬
َ ‫علَ ْي ِهَفِىَا ْل َما ِل‬
“Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan penampilan,
maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari, no. 6490 dan Muslim, no. 2963)
Dari Abu Hurairah dan ‘Abdullah bin Hubsyi Al-Khats’ami, bahwa Nabi ‫ ﷺ‬pernah ditanya sedekah
mana yang paling afdal. Jawab beliau,
‫َج ْهدَُا ْل ُم ِق َِل‬
“Sedekah dari orang yang serba kekurangan.” (HR. An-Nasa’i, no. 2526. Syaikh Al-Albani mengatakan
bahwa hadits ini shahih).
Definisi Itsar (‫)اإليثار‬
Allah Ta’ala berfirman,
َ‫ُور ِه َْم َحا َجة‬ ِ ‫صد‬ ُ ‫ُون فَِي‬ ََ ‫ن َها َج ََر إِلَ ْي ِه َْم َو َلَ يَ ِجد‬ ََ ُّ‫ن قَ ْب ِل ِه َْم يُ ِحَب‬
َْ ‫ون َم‬ َْ ‫ان ِم‬ ِ ْ ‫َّار َو‬
ََ ‫اإلي َم‬ ََ ‫َوالَّ ِذ‬
ََ ‫ين تَبَ َّو ُءوا الد‬
ََ ِ‫س َِه َفَأُولَئ‬
‫ك ُه َُم‬ ِ ‫ح نَ ْف‬
ََّ ‫ش‬ُ ‫وق‬
ََ ُ‫ن ي‬ َْ ‫صةَ َو َم‬ َ ‫صا‬ ََ ‫س ِه َْم َولَ َْو َك‬
َ ‫ان ِب ِه َْم َخ‬ ِ ُ‫علَى أ َ ْنف‬ َ ‫ون‬ََ ‫ِم َّما أُوتُوا َويُ ْؤثِ ُر‬
ََ ‫ا ْل ُم ْف ِل ُح‬
‫ون‬
“Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Anshar)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah
kepada mereka. Dan mereka tiada memiliki keinginan di dalam hati mereka terhadap apa-
apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-
orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka
berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang
yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9)*
MACAM-MACAM ITSAR
Mengutamakan orang lain (itsar) itu terbagi menjadi tiga macam:*
Pertama: Terlarang, yaitu engkau mengutamakan selainmu dalam perkara wajib.
Misalnya: Jika kamu mempunyai air yang cukup untuk wudhu seorang saja, dan
engkau tidak dalam keadaan telah berwudhu. Dan di sana ada temanmu yang juga
belum berwudhu, sedangkan air itu adalah milikmu. Entah temanmu yang
berwudhu dengan air sedangkan engkau bertayammum, atau engkau berwudhu
sedangkan temanmu bertayammum. Dalam keadaan ini engkau tidak boleh
memberikan air kepadanya sedangkan engkau bertayammum, karena engkau
yang memperoleh dan memiliki air itu. Dan tidak boleh berpindah dari wudhu
dengan air kepada tayammum kecuali bagi orang yang tidak punya air.
MACAM-MACAM ITSAR
Kedua, Makruh, yaitu perbuatan itsar pada perkara yang mustahab
(dianjurkan). Sebagian ahli ilmu memakruhkannya dan sebagian yang
lain membolehkannya, akan tetapi yang lebih utama adalah
meninggalkannya, kecuali jika ada maslahat.
Contohnya : engkau mempersilahkan orang lain masuk ke shaf awal
yang engkau tempati, yaitu engkau berada di shaf awal ketika hendak
shalat kemudian masuk seseorang, lalu engkau beranjak dari tempatmu
dan mempersilakannya untuk menempati tempatmu.
MACAM-MACAM ITSAR
Ketiga. Dianjurkan, yaitu ketika engkau mendahulukan yang
selainmu pada perkara yang bukan ibadah (perkara-perkara
duniawi)
Contohnya: jika engkau mempunyai makanan, sedang engkau
dalam keadaan lapar, dan temanmu juga merasa lapar seperti
kamu. Maka dalam kondisi yang demikian, jika engkau berbuat
itsar, sungguh ini merupakan perbuatan yang sangat terpuji.
DERAJAT-DERAJAT ITSAR
Ketahuilah bahwa Itsar memiliki beberapa derajat,
Derajat Pertama: Mengedepankan orang lain atas dirimu sendiri.
Yaitu engkau mengedepankan orang lain atas dirimu sendiri pada hal-hal yang tidak
mengurangi agamamu, tidak memutus jalanmu menuju Allah dan tidak merusak
waktumu.
Engkau memberi makan kepada saudaramu walau engkau sendiri kelaparan,
engkau berikan kepadanya minum sedang engkau kehausan.
Engkau boleh memberikan harta kepada orang lain, dengan syarat hal itu tidak
membuat engkau terlunta-lunta. Engkau tidak boleh menghabiskan banyak waktu dengan
alasan memikirkan umat sedang engkau teledor dari berdzikir dan membaca Alquran.
DERAJAT-DERAJAT ITSAR
Derajat Kedua: mengedepankan ridha Allah atas ridha makhluk-Nya.
Yaitu engkau mengedepankan ridha Allah atas ridha makhluk-Nya, walaupun
besarnya ujian, demikian beratnya beban dan lemahnya kekuatan dan badan.
Tindak tandukmu demi keridhaan-Nya, walaupun manusia mencibirmu. Ini adalah
derajat Anbiya’ dan Para Rasul alaihimus salaam.
Barangsiapa yang mengedepankan ridha Allah atas ridha makhluk-Nya, bersabar
memikul beban dan ujian yang ada di dalamnya, maka Allah akan ganti ujian dengan
kenikmatan, beban dengan pertolongan dan bantuan. Ketakutan berubah menjadi
keamanaan, kekhawatiran berubah keselamatan, keletihan berubah ketenangan, dan
kemurkaan berbuah keridhaan.
DERAJAT-DERAJAT ITSAR
Derajat Ketiga yaitu engkau nisbatkan itsar tersebut kepada Allah.
Sesungguhnya Allah-lah yang memberikan taufik kepada
seseorang untuk berbuat itsar. Bila engkau mampu berbuat itsar, maka
Allah-lah yang memberikan kemudahan. Ibnul Qayyim mengistilahkan
hal ini dengan itsar itsarillah.
Di antara derajat pertama hingga ketiga maka didapatkan bahwa
derajat tertinggi adalah ketiga dan terendah adalah pertama
KEUTAMAAN ITSAR
Di antaranya:
1. Menunjukkan iman yang sempurna dan kebagusan Islam seseorang.
2. Ini adalah jalan mudah untuk menggapai ridha dan cinta Allah.
3. Akan timbul rasa cinta dan sayang antar sesama manusia.
4. Menunjukkan begitu dermawannya seseorang.
5. Memiliki sifat husnuzhan dan keyakinan yang tinggi kepada Allah.
6. Menunjukkan seseorang memiliki semangat yang tinggi dan terjauhkan dari sifat tercela.
7. Itsar membuahkan keberkahan.
8. Itsar memudahkan seseorang masuk surga dan terbebas dari neraka.
9. Itsar mengantarkan kepada keberuntungan (falah) karena telah mengalahkan sifat pelit
(syuhh).
KETELADANAN SALAF DALAM ITSAR
1. Abu Bakar Bersedekah dengan Seluruh Harta
Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu pernah bersedekah dengan seluruh hartanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamَ lantas bertanya kepadanya,
ً‫ك إ َلى َش ْىءَ أ َبدا‬ ََ ّ َ‫ال َأ ْب َق ْيتَ َلهم‬
ََ ‫ ق ْلتَ ََل أَ َسابق‬.َ‫َللا َو َرس َوله‬ ََ ‫ت َأل ْهل‬
ََ ‫ َق‬.‫ك‬ ََ ‫َما َأ ْب َق ْي‬
ِ ِ ِ
“Apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?” Abu Bakar menjawab, “Aku titipkan mereka kepada
Allah dan Rasul-Nya.”
Umar bin Khattab lantas mengatakan, “Itulah mengapa aku tidak bisa mengalahkanmu selamanya.”
Sebelumnya Umar bersedekah dengan separuh hartanya dan menyisakan separuhnya untuk
keluarganya.
(HR. Abu Daud, no. 1678 dan Tirmidzi, no. 3675. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits
ini hasan).
KETELADANAN SALAF DALAM ITSAR
2. Sahabat Anshar yang Menyambut Tamu.
Orang Anshar itu berkata, “Siapkanlah makananmu itu! Nyalakanlah lampu, dan tidurkanlah anak-anak
kalau mereka minta makan malam!” . Kemudian, wanita itu pun menyiapkan makanan, menyalakan lampu, dan
menidurkan anak-anaknya.
Lalu dia bangkit, seakan hendak memperbaiki lampu dan memadamkannya. Kedua suami-istri ini
memperlihatkan seakan mereka sedang makan. Setelah itu mereka tidur dalam keadaan lapar.
Keesokan harinya, sang suami datang menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Malam ini Allah tertawa atau takjub dengan perilaku kalian berdua. Lalu
Allah menurunkan ayat (yang artinya), “Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka
sendiri, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran
dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Hasyr: 9). (HR Bukhari, no. 3798).
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan nama orang Anshar yang melayani tamu tersebut adalah Abu
Thalhah radhiyallahu ‘anhu. Istri Abu Thalhah adalah Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha (Rumaysho atau Rumaisha).
KETELADANAN SALAF DALAM ITSAR
3. Abu Thalhah Bersedekah dengan Kebun Kurma Terbaik
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu adalah
orang Anshar yang memiliki banyak harta di kota Madinah berupa kebun kurma. Ada
kebun kurma yang paling ia sukai yang bernama Bairaha’. Kebun tersebut berada di
depan masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memasukinya dan minum
dari air yang begitu enak di dalamnya.”
Anas berkata, “Ketika turun ayat,
َ‫ّ ُّ ن‬ ْ ّ َ ّ ْ َ َ
َ ‫لن تنالوا ال ِب َر حتى تن ِفقوا ِمما ت ِحبو‬
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali Imran: 92)
KETELADANAN SALAF DALAM ITSAR
Lalu Abu Thalhah berdiri menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia menyatakan,
“Wahai, Rasulullah, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai.” (QS. Ali
Imran: 92)
Sungguh harta yang paling aku cintai adalah kebun Bairaha’. Sungguh aku wakafkan kebun
tersebut karena mengharap pahala dari Allah dan mengharap simpanan di akhirat. Aturlah tanah ini
sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi petunjuk kepadamu. Lalu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bakh! Itulah harta yang benar-benar beruntung.
Itulah harta yang benar-benar beruntung. Aku memang telah mendengar perkataanmu ini. Aku
berpendapat, hendaknya engkau sedekahkan tanahmu ini untuk kerabat. Lalu Abu Thalhah membaginya
untuk kerabatnya dan anak pamannya.” (HR. Bukhari, no. 1461 dan Muslim, no. 998). Bakh maknanya
untuk menyatakan besarnya suatu perkara.
KETELADANAN SALAF DALAM ITSAR
4. Hadiah Kepala Kambing
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Salah seorang dari sahabat
Nabi shallallahu’alaihi wa sallam diberi hadiah kepala kambing, dia lalu berkata,
“Sesungguhnya fulan dan keluarganya lebih membutuhkan ini daripada kita.”
Ibnu Umar mengatakan, “Maka ia kirimkan hadiah tersebut kepada yang
lain, dan secara terus menerus hadiah itu dikirimkan dari satu orang kepada
yang lain hingga berputar sampai tujuh rumah, dan akhirnya kembali kepada
orang yang pertama kali memberikan.” (Riwayat al Baihaqi dalam asy Syu’ab
3/259)
KIAT BERBUAT ITSAR
Bagaimana cara kita bisa berbuat itsar?
1. Memahami ukhuwwah islamiyyah.
2. Memperhatikan keutamaan-keutamaan itsar.
3. Memperhatikan kewajiban-kewajiban yang harus kita lakukan terhadap orang
lain.
4. Meredam sifat pelit, karena lawan itsar adalah kikir.
5. Bersemangat dalam menggapai akhlak mulia karena itsar adalah tingkatan
akhlak yang paling mulia. Bahkan Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulum Ad-
Diin menyatakan bahwa itsar adalah tingkatan dermawan (as-sakha’) yang paling
tinggi. (Nudhrah An-Na’im fii Makarim Akhlaq Ar-Rasul Al-Karim, 3:630, 639)
‫شكرا وجزاكم هللا خريا‬
SEMOGA ALLAH MEMBALAS ANDA SEKALIAN DENGAN KEBAIKAN

،‫َستَـ ْغ حف ُر َك‬ َ َّ ‫ح‬ ‫ح‬ َ َ ‫ح‬ ‫ح‬ َّ َ َ‫ُس ْب َحان‬


ْ ‫أ‬ ،‫ت‬َ ‫ن‬
ْ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫إ‬ ‫ه‬
َ ‫ـ‬
َٰ‫ل‬‫إ‬ ‫ل‬
َ ‫ن‬ْ ‫أ‬ ‫د‬
ُ ‫ه‬
َ ‫ش‬
ْ ‫أ‬ ،‫ك‬َ ‫د‬ ْ َ َ ُ ‫ك الل‬
‫م‬ ‫ِب‬‫و‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬
‫ك‬َ ‫ب إحلَْي‬
ُ ‫َوأَتُـ ْو‬
Maha Suci Engkau ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan
bertaubat kepada-Mu. (HR. Tirmidzi 3/153.)
UNIT PEMBINAAN AKHLAK PEGAWAI & PELANGGAN (PAP2)
DIVISI AKADEMIK

konsulislam@bintangpelajar.com 0838-5752-4591

Anda mungkin juga menyukai