Dwi Sinta Purnamasari - 022357305 - Tugas 1 - Kewirausahaan
Dwi Sinta Purnamasari - 022357305 - Tugas 1 - Kewirausahaan
WIRAUSAHA TEMPE
DS. LUWORO KEC. PILANGKENCENG KAB.MADIUN
DISUSUN OLEH :
DWI SINTA PURNAMASARI
022357305
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga halnya
dengan penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
proposal ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Penulispun menerima dengan lapang dada
kritikan maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar penulis dapat
membenahi diri.
Terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
A. Latar Belakang
Tempe merupakan salah satu makanan pokok pengganti lauk pauk yang sangat lazim
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tempe memiliki banyak sekali kandungan gizi,
rasanya lezat dan harga tempe relative murah. Latar Belakang saya memilih materi ini yaitu
karena yang ada disekitar lingkungan saya dan mudah untuk dibahas untuk kelengkapan
laporan ini.
Dalam laporan ini saya mencoba mencari mengangkat cerita seorang wirausaha
disekitar lingkungan saya yang bernama Bapak Yatno yang bertempat tinggal di Ds Luworo,
Pilangkenceng. Usaha tempe yang dijalankan Pak yatno pada awalnya dilakukan dengan
istrinya sebagai pekerjaan sambilan yang sehari-harinya bekerja sebagai petani.
Pada tahun 2016, usaha ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
khususnya di Ds. Luworo. Mulanya hanya membuat tempe dengan modal 2 kg kedelai
perhari, yang hasilnya disalurkan pada penjual keliling dan warung-warung yang berada di
sekitar Ds. Luworo. Namun pada tahun 2017 permintaan tempe kian hari kian bertambah.
Pada akhirnya pembuatan tempe ini di tingkatkan dan mulai berkembang sedikit demi sedikit.
Dan sampai sekarang pembuatan tempe tersebut dapat mencapai 10 kg perharinya.
B. Tujuan Penelitian
C. Manfaat Penelitian
D. Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang pembuatan tempe ini mengambil lokasi di Desa Luworo, tepatnya di
Rumah Bapak Yatno, Pilangkenceng, Madiun.
BAB II
BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN TEMPE
B. Proses Pembuatan
Setelah mengalami tahap pemilihan yang baik, kemudian baru memasuki tahap
pencucian. Yaitu kedelai biasanya ditaruh pada baskom besar lalu dicuci sambil mengambil
kotoran-kotoran dari kedelai yang mengapung.
Tahap berikutnya yaitu tahap perebusan. Setelah dicuci sampai bersih, kemudian di
tamping pada dandang dan kemudian direbus kurang lebih 2,5 jam (waktu perebusan juga
disesuaikan dengan jumlah kedelai yang akan direbus, waktu 2,5 jam itu untuk 8-10 kg
kedelai). Harap diperhatikan dalam perebusan ini, jangan sampai kedelai terlalu matang,
karena nanti tidak akan jadi kalau dibuat tempe.
Selanjutnya pada tahap perebusan, kedelai yang setengah matang itu kemudian direndam
dalm air selama satu malam. Ini berfungsi agar kulit yang masih melekat pada kedelai bisa
lepas. Setelah direndam, lalu pada pagi harinya dicuci lagi sampai bersih dari kulit kedelai
dan kemudian ditiriskan selama satu hari. Pada sore harinya kedelai yang sudah bersih dari
kulitnya itu selanjutnya diberi ragi tempe sambil ditampi supaya ragi merata. Dan setelah
selesai tahap peragian, kedelai siap untuk memasuki tahap pembungkusan.
C. Proses Pengemasan
Setelah mengalami berbagai macam tahap pembuatan tempe, maka kini saatnya
memasuki tahap yang terakhir, yaitu tahap pembungkusan.
Dalam pembungkusan tempe, dapat digunakan berbagai macam cara atau bahan.
Misalkan dengan daun pisang, tetapi saat ini terutama di kota-kota besar jarang sekali
ditemukan jenis tempe yang di bungkus dengan daun pisang, karena sakarang ini sulit
didapat.
Sumber yang saya datangi menggunakan plastik untuk membungkus tempe buatannya.
Sebelum kedelai yang suadah biberi ragi itu dimasukkan ke dalam plastik, terlebih dahulu
plastiknnya di lubangi agar udara dapat berkembang dengan baik.
D. Daerah Pemasaran
Usaha yang dimulai pada 2016 hingga sekarang ini masih ditekuni oleh Pak yatno. usaha
ini awalnya hanya di lingkungan Ds. Luworo saja, lalu dapat berkembang dan disalurkan
sampai ke warung- warung di sekitar Ds.Luworo.
Sementara itu dalam penjualannya, Pak yatno yang dibantu istrinya setiap sore
mengantarkan tempe-tempe setengah jadi ke warung- warung kecil dan rumah makan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam proses pembuatan tempe menuntut kerja yang berkesinambungan, sabar dan
penuh ketelatenan agar dapat menghasilkan tempe yang baik dan tidak mudah busuk.
proses pembuatan tempe di Desa Luworo dapat dikatakan berhasil, karena jumlah
permintaan akan tempe semakin meningkat. Namun karena keterbatasan dana maka usaha
tersebut belum dapat mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu peran aktif pengurus koperasi
desalah perlu ditingkatkan demi suksesnya industry rumah tangga.
2. Kritik
Kepada para konsumen, jangan terlalu meremehkan keberadaan tempe sebagai lauk
pauk. Karena dalam tempe terkandung gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
LAMPIRAN