Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

WIRAUSAHA TEMPE
DS. LUWORO KEC. PILANGKENCENG KAB.MADIUN

DISUSUN OLEH :
DWI SINTA PURNAMASARI
022357305
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Kewirausahaan.

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, begitu juga halnya
dengan penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
proposal ini, baik dari segi penulisan maupun isi. Penulispun menerima dengan lapang dada
kritikan maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar penulis dapat
membenahi diri.

Terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Madiun, 19 April 2019


Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tempe merupakan salah satu makanan pokok pengganti lauk pauk yang sangat lazim
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tempe memiliki banyak sekali kandungan gizi,
rasanya lezat dan harga tempe relative murah. Latar Belakang saya memilih materi ini yaitu
karena yang ada disekitar lingkungan saya dan mudah untuk dibahas untuk kelengkapan
laporan ini.
Dalam laporan ini saya mencoba mencari mengangkat cerita seorang wirausaha
disekitar lingkungan saya yang bernama Bapak Yatno yang bertempat tinggal di Ds Luworo,
Pilangkenceng. Usaha tempe yang dijalankan Pak yatno pada awalnya dilakukan dengan
istrinya sebagai pekerjaan sambilan yang sehari-harinya bekerja sebagai petani.
Pada tahun 2016, usaha ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
khususnya di Ds. Luworo. Mulanya hanya membuat tempe dengan modal 2 kg kedelai
perhari, yang hasilnya disalurkan pada penjual keliling dan warung-warung yang berada di
sekitar Ds. Luworo. Namun pada tahun 2017 permintaan tempe kian hari kian bertambah.
Pada akhirnya pembuatan tempe ini di tingkatkan dan mulai berkembang sedikit demi sedikit.
Dan sampai sekarang pembuatan tempe tersebut dapat mencapai 10 kg perharinya.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari laporan penelitian tentang proses pembuatan tempe yaitu :


1. Untuk mengetahui secara menyeluruh proses pembuatan tempe pada industri rumah
tangga yang masih menggunakan alat-alat yang sangat sederhana.
2. Untuk mempermudah bagi mereka-mereka yang berminat untuk mendirikan industry
rumah tangga yang menspesialisasikan pembuatan tempe.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari laporan penelitian ini yaitu :


1. Untuk memperdalam dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya
terutama dalam bidang pembuatan makanan tempe.
2. Untuk menambah wawasan kita, mengenai keberadaan tempe dan gizi yang terkandung
didalamnya sebagai makanan yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia.

D. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian
Penelitian tentang pembuatan tempe ini mengambil lokasi di Desa Luworo, tepatnya di
Rumah Bapak Yatno, Pilangkenceng, Madiun.
BAB II
BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN TEMPE

A. Bahan Yang Diperlukan


Dalam pembuatan tempe memerlukan bahan-bahan sebagai berikut :
1. Kedelai, dalam pengamatan kami menyesuaikan yang dibuat oleh Pak yatno sebagai
produsen. Setiap harinya Pak yatno memerlukan 20 kg kedelai yang harga per-kg nya
kira-kira Rp. 8.000 . jadi Pak yatno setiap harinya mengeluarkan uang untuk pembelian
kedelai sebesar Rp. 160.000
2. Ragi, setiap 1 bungkus ragi tempe dapat digunakan untuk 5 kg kedelai dan 1 bungkus
ragi tempe kurang lebih seharga Rp. 15.000 . jadi Ibu setiap harinya mengeluarkan uang
sebesar Rp. 60.000 Untuk pembelian ragi.
3. Plastic berukuran ½ kg atau bisa juga dengan ukuran yang lebih besar, tergantung
keinginan. Dalam pembungkusan, bu menggunakan plastic, karena menurutnya lebih
praktis dan bersih. Selain itu juga sekarang ini daun pisang sulit untuk didapat dan
harganya mahal. Untuk setiap harinya Ibu memerlukan 200 lembar plastic untuk 10 kg
kedelai. Sebelum pembungkusan terlebih dahulu plastic di lubangi agar udara dapat
berkembang dengan baik.

B. Alat-Alat Yang Diperlukan


Dalam pembuatan tempe diperlukan alat-alat sebagai berikut :
1. Kompor gas, digunakan merebus kedelai sampai setengah matang.
2. Dandang digunakan sebagai tempat untuk merebus kedelai sampai setengah matang.
Dalam hal ini Ibu menggunakan dandang yang besar sehingga cukup untuk merebus
kedelai yang 10 kg tersebut.
3. Cepon besar, digunakan untuk menuntaskan kedelai setelah direbus dan setelah tuntas
juga digunakan untuk mencampur ragi.
4. Ember, digunakan untuk mencuci kedelai agar benar-benar bersih setelah ditampih.
5. Tampah kecil, digunakan untuk menempih agar kulit-kulit atau kotoran lainnya yang
masih tertinggal hilang dan kedelai menjadi bersih.
6. Rak, digunakan untuk menempatkan kedelai yang sudah diberi ragi setelah itu
dibungkus.
BAB III
PELAKSANAAN PEMBUATAN TEMPE

A. Proses Pemilihan Bahan


Bahan-bahan pembuat tempe sangat menentukan mutu dari tempe tersebut. Untuk
memperoleh hasil tempe yang enak tentunya diperlukan kedelai yang baik. Apabila dalam
pembuatannya tidak memperhatikan bahan-bahan yang diperlukan, maka jangan berharap
untuk hasil yang memuaskan. Sebab mutu bahan yang baik akan mempengaruhi tempe dan
secara tidak langsung akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh.
Untuk mendapatkan kedelai yang baik dapat diketahui dari ciri fisiknya, antara lain
yaitu kulit kedelai tersebut bersih, biasanya mengkilap, tidak keropos, tidak berwarna hitam
atau busuk. Karena itu juga mempengaruhi rasa dan kwalitasnya. Biasanya untuk
memisahkan kedelai dengan kotorannya yaitu dengan ditampi. Kemudian kotoran yang sudah
hilang dapat diambil. Dengan pembersihan ini maka hasil yang diperoleh akan jauh lebih
baik.

B. Proses Pembuatan
Setelah mengalami tahap pemilihan yang baik, kemudian baru memasuki tahap
pencucian. Yaitu kedelai biasanya ditaruh pada baskom besar lalu dicuci sambil mengambil
kotoran-kotoran dari kedelai yang mengapung.
Tahap berikutnya yaitu tahap perebusan. Setelah dicuci sampai bersih, kemudian di
tamping pada dandang dan kemudian direbus kurang lebih 2,5 jam (waktu perebusan juga
disesuaikan dengan jumlah kedelai yang akan direbus, waktu 2,5 jam itu untuk 8-10 kg
kedelai). Harap diperhatikan dalam perebusan ini, jangan sampai kedelai terlalu matang,
karena nanti tidak akan jadi kalau dibuat tempe.
Selanjutnya pada tahap perebusan, kedelai yang setengah matang itu kemudian direndam
dalm air selama satu malam. Ini berfungsi agar kulit yang masih melekat pada kedelai bisa
lepas. Setelah direndam, lalu pada pagi harinya dicuci lagi sampai bersih dari kulit kedelai
dan kemudian ditiriskan selama satu hari. Pada sore harinya kedelai yang sudah bersih dari
kulitnya itu selanjutnya diberi ragi tempe sambil ditampi supaya ragi merata. Dan setelah
selesai tahap peragian, kedelai siap untuk memasuki tahap pembungkusan.
C. Proses Pengemasan
Setelah mengalami berbagai macam tahap pembuatan tempe, maka kini saatnya
memasuki tahap yang terakhir, yaitu tahap pembungkusan.
Dalam pembungkusan tempe, dapat digunakan berbagai macam cara atau bahan.
Misalkan dengan daun pisang, tetapi saat ini terutama di kota-kota besar jarang sekali
ditemukan jenis tempe yang di bungkus dengan daun pisang, karena sakarang ini sulit
didapat.
Sumber yang saya datangi menggunakan plastik untuk membungkus tempe buatannya.
Sebelum kedelai yang suadah biberi ragi itu dimasukkan ke dalam plastik, terlebih dahulu
plastiknnya di lubangi agar udara dapat berkembang dengan baik.

D. Daerah Pemasaran
Usaha yang dimulai pada 2016 hingga sekarang ini masih ditekuni oleh Pak yatno. usaha
ini awalnya hanya di lingkungan Ds. Luworo saja, lalu dapat berkembang dan disalurkan
sampai ke warung- warung di sekitar Ds.Luworo.
Sementara itu dalam penjualannya, Pak yatno yang dibantu istrinya setiap sore
mengantarkan tempe-tempe setengah jadi ke warung- warung kecil dan rumah makan.
BAB V
PENUTUP

Setelah mengadakan penelitian dan menganalisa permasalahan tentang motivasi


seorang petani menjadi wirausaha tempe di Ds.Luworo, Pilangkenceng, Madiun. Maka
sebagai hasil penelitian dari wirausaha tersebut dalam bab terakhir ini penulis berusaha untuk
menarik suatu implikasi dan saran-saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk membantu
dalam proses pembangunan di bidang industry rumah tangga pada umumnya dan proses
pembuatan tempe pada khususnya.
Motivasi adalah suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang untuk
melakukan suatu tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Adapun motivasi yang di bahas dalam penelitian ini adalah motivasi pedagang dalam
kegiatan- kegiatan yang berkaitan dengan proses pembuatan tempe.

A. Kesimpulan
Dalam proses pembuatan tempe menuntut kerja yang berkesinambungan, sabar dan
penuh ketelatenan agar dapat menghasilkan tempe yang baik dan tidak mudah busuk.
proses pembuatan tempe di Desa Luworo dapat dikatakan berhasil, karena jumlah
permintaan akan tempe semakin meningkat. Namun karena keterbatasan dana maka usaha
tersebut belum dapat mencapai hasil yang maksimal. Untuk itu peran aktif pengurus koperasi
desalah perlu ditingkatkan demi suksesnya industry rumah tangga.

B. Saran dan Kritik


1. Saran
Bagi produsen tempe diharapkan dalam pengolahan tempe memperhatikan kebersihan,
mengingat tempe tersebut akan di konsumsi oleh mausia.

2. Kritik
Kepada para konsumen, jangan terlalu meremehkan keberadaan tempe sebagai lauk
pauk. Karena dalam tempe terkandung gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai