Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR REKAYASA PROSES


(Pembuatan Minyak Atsiri)

Dosen Pembimbing :
Shabrina Adani Putri, S.Si, M.Si

Oleh :
1. Adha Ilmanafia (1831410141)
2. Alfiyatur Rohmah (1831410035)
3. Windy Rahayu (1831410039)
4. Zakiyatul Latifah (1831410104)

POLITEKNIK NEGERI MALANG


TEKNIK KIMIA
2019/ 2020
Laporan Percobaan
Pembuatan Minyak Atsiri dari Cengkeh

I. Tujuan
Praktikum ini dilakukan bertujuan agar mahasiswa dapat :
1) Memproduksi minyak cengkeh dari bunga cengkeh.
2) Melakukan analisa kandungan eugenol didalam minyak cengkeh yang
dihasilkan.
II. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam
hutan. Hasil hutan dapat berupa hasil hutan kayu dan hasil hutan non kayu. Hasil
hutan kayu sudah dimanfaatkan sejak dulu dan merupakan hasil hutan yang
diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu
mendapat perhatian khusus dalam pengolahannya padahal hasil hutan non kayu
cukup banyak dan apabila diolah dengan teknologi yang tepat akan
menghasilkan nilai tambah yang cukup tinggi. .

Klasifikasi hasil hutan bukan kayu terdiri atas: kelompok produk


tumbuhan berkekuatan (monokotil dan rumput- rumputan); kelompok produk
ekstraktif yang terdiri dari : kelompok minyak (minyak atsiri dan minyak
lemak), kelompok produk getah (resin, karet, dan perekat alami), dan kelompok
ekstrak lainnya (penyamak nabati, pewarna alami, dan alkaloid); kelompok
produk hasil budidaya; serta kelompok produk minor hasil hutan bukan kayu
lainnya. Minyak atsiri dari tumbuhan bersifat mudah menguap pada suhu kamar,
memiliki rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya,
umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air.

Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eteris, minyak esensial,
serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud
cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan
aroma yang khas. Minyak atsiri adalah ekstrak alami dari jenis tumbuhan
tertentu, baik berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan putik bunga.
Kegunaan minyak atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang
diambil hasil sulingnya, minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan baku minyak
wangi, kosmetik dan obat-obatan. Minyak atsiri juga digunakan sebagai
kandungan dalam bumbu maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients).

Pada umumnya bahan yang digunakan dalam industri pengolahan minyak


cengkeh adalah daun. Karena daun cengkeh (clove leaf oil) mengandung kadar
eugenol yang cukup tinggi dan mudah dalam pengadaannya. Pohon cengkeh
memiliki bau yang khas dapat berasal dari minyak atsiri yang terdapat bunga
(10- 20%), tangkai (5-10%), dan daun (1-4%). Komponen terbesar yang terdapat
dalam minyak atsiri cengkeh adalah eugenol sebesar 70-80% (Nurdjannah,
2004).

Proses untuk mendapatkan minyak cengkeh ini dikenal dengan cara


menyuling atau destilasi terhadap tanaman penghasil minyak. Didunia komersil,
metode destilasi/penyulingan minyak atsiri dapat dilakukan dengan 3 cara,
antara lain : penyulingan dengan sistem rebus (water distillation), penyulingan
dengan air dan uap (water-steam distillation), serta penyulingan dengan uap
langsung (direct steam distillation). Dari hasil proses tersebut menghasilkan
minyak cengkeh, yang kandungan utamanya berupa kadar eugenol, dimana
kadar eugenol tersebut merupakan komponen penting minyak atsiri cengkeh
yang menentukan kualitas minyaknya. Untuk mengetahui kadar eugenol tersebut
perlu dilakukan analisis GC-MS.

Untuk minyak atsiri cengkeh sendiri di dalamnya terkandung senyawa


utama eugenol, dimana senyawa eugenol serta berbagai senyawa turunannya
mempunyai peran yang strategis dalam berbagai industri, seperti industri
farmasi, kosmetika, makanan dan minuman, rokok, pestisida nabati, perikanan,
pertambangan, kemasan aktif dan industri kimia lainnya (Ogata dkk., 2000).
Dalam hal pengolahan minyak cengkeh perlu di tingkatkan agar hasil
produksinya besar, karena dampak yang ditimbulkan dengan adanya industri ini
adalah dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup petani cengkeh serta dapat
menjadikan acuan dalam menggunakan metode pengolahan minyak cengkeh
yang tepat agar menghasilkan kualitas minyak atsiri sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI).

III. Dasar Teori


IV. Alat dan Bahan
1) Alat :
a. Hotplate
b. Labu alas bundar (RBF)
c. Thermometer
d. Steel head
e. Kondensor
f. Sokhlet
g. Refluks
h. Water in
i. Water out
j. Statif dan klem
k. Batu didih
l. Heating mantle
m. Erlenmeyer
n. Beakerglass
o. Batang pengaduk
p. Botol aquades
q. Benang
r. Corong pisah
2) Bahan :
a. Bunga cengkeh kering
b. Aquades
c. Kertas saring
d. Vaselin
e. Larutan ekstraksi cengkeh
f. n-heksan
g.

V. Skema Kerja
 Distilasi
 Ekstraksi
 Prosedure gas chromatografy (GC)

VI. Data Pengamatan


VII. Pembahasan
VIII. Kesimpulan
IX. Daftar Pustaka
X. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai