Dosen :
Disusun Oleh:
Melati Kusuma N. 178000016
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini berjudul “Tugas – Tugas Perkembangan Siswa SD”, dengan tujuan
penulisan sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman
dari materi ini. Selain itu, penulisan makalah ini tak terlepas pula dengan tugas mata kuliah
Bimbingan dan Konseling di SD, untuk program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Namun, penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.
Penulis.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
saling mempengaruhi jika salah satu aspek tersebut tidak ada. Perkembangan itu
mengikuti pola atau arah tertentu artinya perkembangan terjadi secara teratur sehingga
hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi
perkembangan selanjutnya. Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya
pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat), Setiap
fase perkembangan mempunyai ciri khas tertentu. Setiap individu yang normal akan
mengalami tahapan / fase perkembangan.
Pada usia siswa sekolah dasar ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan
dipahami oleh seorang guru dalam proses pendidikan yakni tahapan dan tugas - tugas
perkembangan serta aspek apa saja yang dapat menghambat dan mendukung proses
perkembangan siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pemahaman
terhadap tahapan dan karakteristik serta aspek yang mendukung dan yang
menghambat secara praktis dapat membantu guru, antara lain; pertama, untuk
mengetahui apa yang diharapkan dari siswa, pada kira - kira usia berapa diharapkan
munculnya berbagai perilaku, dan kapan biasanya perilaku tersebut akan digantikan
dengan pola perilaku yang lebih matang. Kedua, karena secara normal perkembangan
siswa mempunyai kecenderungan yang sama maka memungkinkan bagi guru untuk
menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi berat, skala usia - berat, skala usia -
tinggi, skala usia - mental, usia perkembangan sosial dan emosional. Ketiga, dapat
mengevaluasi apakah perilaku siswa sesuai dengan harapan menurut norma usia
tersebut. Keempat, Guru dapat memberikan bimbingan yang tepat yang harus
diberikan dan bukan sebaliknya malah menghambat.
1
Kelima, para guru dapat mempersiapkan hal - hal yang dibutuhkan dalam
membimbing perkembangan sesuai dengan harapan yang telah di rencanakan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a) Masa bayi dan Kanak-kanak (0 - 5 tahun). Pertumbuhan biologis pada masa ini
sangat pesat, namun secara sosiologis mereka hanya mengenal lingkungan keluarga,
sehingga keluarga harus mampu mempersiapkan siswa memasuki lingkungan sosial
yang lebih luas, terutama persiapan memasuki sekolah.
b) Masa kanak- kanak akhir (6 - 12 tahun). Masa kanak- kanak akhir berlangsung
sampai usia 12 tahun, masa ini disebut juga sebagai masa bermain dengan ciri - ciri
siswa sudah mulai suka keluar rumah dan memasuki kelompok sebaya yang ditandai
dengan siswa telah memiliki dan memilih kawan untuk bermain. Pada usia ini siswa
secara fisik memungkinkan untuk memasuki dunia permainan dan memiliki dorongan
serta kemampuan mental untuk memahami konsep, logika kebenaran dan simbol -
simbol, yang mempunyai makna tertentu.
c) Masa remaja (13 - 21 tahun). Tahapan perkembagan ini berlangsung antara usia 13 -
21 tahun, tahapan ini harus dilewati dengan berbagai masalah dan hambatan, masalah
dan hambatan tidak saja bagi siswa itu sendiri akan tetapi juga masyarakat dan orang -
orang disekitarnya.
d) Masa dewasa awal (22 - 40 tahun). Tahapan dewasa awal ini berlangsung pada usia
22 tahun sampai dengan 40 tahun. Pada usia ini sering dikatakan pertumbuhan fisik
dikatakan sudah tidak berkembang lagi,namun beberapa penelitian organ - organ
tertentu masih berkembang.
e) Masa setengah baya (40 - 60 tahun). Masa ini sering disebut sebagai middle age,
pada kalangan tertentu pada masa ini akan muncul gejala puber yang kedua, yang
ditandai dengan suka bersolek dan kemungkinan jatuh cinta lagi.
f) Masa tua / lansia (> tahun). Pada tahapan masa tua ini merupakan fase terakhir
dalam kehidupan manusia. Pada tahapan ini ditandai dengan merosotnya berbagai
fungsi dan psikis, mulai melemahnya otot - otot, serta melemahnya daya ingat.
Havighurst dalam Hurlock (2004), membedakan masa anak - anak ke dalam dua
masa, yaitu masa bayi dan masa kanak - kanak. Akhir masa kanak - kanak bermula sejak
individu memasuki Sekolah Dasar hingga menyelesaikan Sekolah Dasar. Secara umum,
usia memasuki Sekolah Dasar adalah 6 - 7 tahun dan selesai pada usia 11 - 12 tahun.
Tugas perkembangan bayi dan awal masa kanak - kanak menurut Havighurst
dalam Hurlock (2004) adalah sebagai berikut:
4
Tugas perkembangan masa kanak - kanak akhir menurut Havighurst dalam
Hurlock (2004) adalah sebagai berikut :
Menurut ahli psikologi lain tentang tugas - tugas perkembangan fase anak 6 - 12 tahun
1. Charlotte Buhler ( 1930 ) dalam bukunya yang berjudul The first tear of life :
5
2. Elizabeth B. Hurlock (1978) dalam bukunya developmental psychology :
Tugas perkembangan anak usia sekolah dasar - akhir masa kanak - kanak:
Teman sebaya mempunyai peranan penting bagi siswa. Dalam kelompok sebaya ini,
siswa dapat menuntaskan tugas – tugas perkembangan :
1) Mencapai hubungan baru yang matang dengan teman sebaya, baik laki – laki maupun
perempuan
2) Mencapai peran sosial sebagai laki – laki dan perempuan
Upaya sekolah (pimpinan dan guru) dalam rangka membantu siswa mencapai kedua
tugas – tugas perkembangan tersebut, adalah :
Untuk mencapai aspek perkembangan ini, siswa harus dapat menyelesaikan tugas –
tugas perkembangan :
1) Melalui materi Ilmu Pengetahuan Alam, Kesehatan dan Pendidikan Jasmani, guru
mata pelajaran atau guru pembimbing dapat memberikan penjelasan tentang
pertumbuhan dan perubahan fisik siswa
2) Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatifnya terhadap postur tubuhnya
atau kondisi dirinya
7
3) Menyediakan fasilitas bagi kegiatan siswa dalam bidang olahraga, kesenian atau
keterampilan lainnya
4) Menciptakan suasana sekolah yang kondusif bagi perkembangan emosional siswa
secara matang
5) Memberikan informasi kepada siswa tentang cara menghadapi frustasi atau stres
yang sehat
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan atau
pendapatnya
7) Memberikan bimbingan kepada para siswa tentang cara – cara memecahkan
masalah atau mengambil keputusan
8) Membantu siswa mengembangkan rasa percaya dirinya
9) Mengembangkan sikap apresiatif siswa terhadap sekolah, bahwa sekolah di
samping tempat menuntut ilmu juga sebagai investasi masa depannya
10) Melalui proses belajar mengajar atau bimbingan khusus guru mengembangkan
sikap, semangat atau kebiasaan positif siswa untuk belajar
11) Mendiskusikan atau curah pendapat tentang berbagai masalah atau isu – isu
kenakalan siswa
1) Guru – guru dan personel sekolah lainnya harus sama – sama mempunyai
kepedulian terhadap program pendidikan agama atau penanaman nilai – nilai agama
di sekolah baik melalui proses belajar mengajar dikelas, bimbingan dan pembiasaan
dalam mengamalkan nilai – nilai agama.
2) Guru agama sebaiknya memiliki kepribadian yang mantap (akhlakul karimah),
pemahaman dan keterampilan profesional, serta kemampuan dalam mengemas
materi pembelajaran sehingga mata pelajaran agama menjadi menarik dan
bermakna bagi anak.
3) Guru – guru menyisipkan nilai – nilai agama ke dalam mata pelajaran yang
diajarkannya sehingga siswa memiliki apresiasi yang positif terhadap nilai – nilai
agama.
4) Sekolah menyediakan sarana ibadah sebagai laboratorium rohaniah yang cukup
memadai serta memfungsikannya secara maksimal.
5) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler, kerohaanian, pesantren kilat, ceramah
– ceramah agama atau diskusi keagaam secara rutin
6) Bekerja sama dengan orangtua siswa dalam membimbing keimanan dan ketakwaan
siswa.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugas – tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode
tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas
berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri
individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan –
kesulitan dalam menuntaskan tugas – tugas berikutnya.
Ada beberapa sumber atau faktor yang memengaruhi tugas – tugas perkembangan
pada siswa, diantaranya adalah melalui kematangan fisiknya, tuntutan masyarakat secara
kultural, tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri dan tuntutan norma
agama. Pada tugas – tugas perkembangan terbagi menjadi beberapa fase perkembangan,
dimulai dari masa bayi dan kanak – kanak usia 0 – 5 tahun, masa kanak – kanak akhir
usia 6 – 12 tahun, masa remaja usia 13 – 21 tahun, masa dewasa awal usia 22 – 40 tahun,
masa setengah baya usia 41 – 60 tahun, dan masa tua atau lansia.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan lebih detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber -
sumber yang lebih banyak yang tentu dapat dipertanggungjawabkan. Penulis bersedia
menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan menerima kritik dan
saran tersebut sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki makalah ini di kemudian
hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik
lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sari, Enies Nabhila Fithri Tiara. “Tugas – Tugas Perkembangan”. (27 September 2019).
www.academia.edu
Yusuf, Syamsu. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya