Anda di halaman 1dari 3

Laki-laki berusia 50 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan nyeri kepala di belakang tengkuk.

Pasien
memiliki kebiasaan merokok 2 bungkus/hari dan jarang berolahraga. Ibunya pernah didagnosis
hipertensi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan:

TD: 180/120 mmHg

N: 90x/menit

RR: 20x/menit

S: 36,5oC

Dokter memberikan pengobatan captopril sublingual kepada Tn. Dedi untuk mengatasi tekanan
darahnya. Pasien bertanya, apakah terdapat pengaruh pada hasil pengobatan apabila pasien
menggunakan captopril sublingual dibandingkan captopril oral? Kemudian dokter memberikan
penjelasan terkait kelebihan captopril sub-lingual dibandingkan dengan captopril oral.

Keywords: hypertensive crisis; oral captopril; sub-lingual captopril

PICO:

Patient: Hypertensive crisis

Intervention: Captopril sub-lingual

Comparison: Captopril oral

Outcome: Penurunan Tekanan Darah

Alamat web: https://www.jem-journal.com/article/S0736-4679(15)00792-1/fulltext

Hasil Pencarian: 7

Dipilih artikel: “Sublingual vs. Oral Captopril in Hypertensive Crisis.”

VALIDITY
1. Menentukan ada atau tidaknya randomisasi dalam kelompok dan Teknik randomisasi yang
digunakan
 Ya, terdapat randomisasi dalam dalam assignment. Dalam artikel disebutkan bahwa pasien
yang telah diukur tekanan darahnya dan sesuai denga kriteria krisis hipertensi, dilakukan
pemeriksaan EKG dan darah rutin. Setelah itu diberikan 25 mg captopril oral maupun
sublingual secara acak.
2. Menentukan ada tidaknya pertimbangan dan penyertaan semua pasien dalam pembuatan
kesimpulan
a. Mengidentifikasi lengkap atau tidaknya follow-up
 Pasien dilakukan follow up dalam pengukuran tekanan darah pada menit ke 10, 30, dan
60.

b. Mengidentifikasi ada tidaknya analisis pasien pada kelompok randomisasi semula


 Terdapat analisis pada masing-masing kelompok pasien yang menggunakan captopril
sublingual maupun oral.

3. Mengidentifikasi ada tidaknya blinding pada pasien, klinisi dan peneliti

4. Menemukan ada atau tidaknya persamaan pada kedua kelompok di awal penelitian
 Terdapat persamaan pada kedua kelompok, diantaranya semua pasien adalah pasien yang
termasuk hipertensi urgensi dan mengecualikan semua pasien dengan keluhan nyeri dada,
infeksi myocard, cerebral symptoms, dyspnea akut, gagal ginjal akut maupun kronis, stenosis
pada arteri renal, stadium akhir keganasan, penggunaan jangka panjang kortikosteroid,
kontrasepsi oral, overdosis kokain dan amphetamine, dan pasien dengan kehamilan.

5. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakukan pada kedua kelompok selain perlakuan
eksperimen

Anda mungkin juga menyukai