AEP SARIPUDIN
Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin.
putrasaripudin@yahoo.com
ABTRAKSI
Hot Dip Galvanis suatu metode pelapisan (Coating) melalui proses pencelupan
kedalam cairan seng (Zn) terhadap ulir pada baut dengan tujuan untuk
meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Baut yang digunakan adalah baja
karbon rendah (Low Carbon Steel) JIS G3507. Temperatur yang digunakan pada
proses Hot Dip Galvanizinc adalah 550°C dengan waktu pencelupan yang
bervariasi yaitu 5 detik sampai 660 detik. Hasil galvanisasi terbentuk lapisan fasa
intermetalik Fe-Zn yang terbentuk pada permukaan ulir baut Fasa yang terbentuk
adalah fasa Γ dan fasa k pada saat waktu galvanisasi naik fasa k naik, maka
lapisan semakin tebal tebal. Pada uji kekerasan kekerasan yang optimal pada
waktu celup 10 detik yaitu 38.7. Kekerasan terendah pada waktu celup 660 detik
yaitu 10.4.
1. PENDAHULUAN
Baja sejauh ini adalah metal hot dip galvanis. Salah satu cara
yang amat banyak digunakan pada dengan menggunakan proses
saat ini. Namun pada dasarnya galvanisasi. Proses galvanisasi
terjadi kerugian yang sangat besar di banyak digunakan dikarenakan
beberapa lingkungan karena efisien bisa dikerjakan dalam kondisi
tingginya tingkat kerusakan akibat cuaca apapun, lapisan galvanis
korosi. Oleh sebab itu perlindungan memberikan perlindungan
baja dari korosi sangat dibutuhkan. penghalang (barrier protection),
Ada berbagai cara perlindungan lapisan galvanis memberikan
korosi antara lain termasuk perlindungan katoda dengan cara
pengecatan dengan zinc rich paint, mengorbankan lapisan seng sebelum
zinc elektro platting, penyemburan lapisan baja, lapisan galvanis
metal zinc, (zinc metal spraying) dan memberikan perlindungan
menyeluruh dan menjaga baja dari Dalam Negara-negara Asean,
korosi. Dengan banyaknya industri galvanis berkembang pesat
keunggulan dari proses galvanisasi karena perekonomian telah
maka proses galvanisasi banyak berkembang maju dan manfaat
dibutuhkan oleh dunia perindustrian galvanis terhadap pengendalian
di Indonesia. Oleh karena itu ada korosi telah diakui. Indonesia adalah
peluang untuk membuat proses pemakai zinc yang cukup besar,
galvanisasi dengan efisien dan dengan galvanis yang mulai
berkualitas agar dapat turut serta digunakan diberbagai penggunaan
memberikan kontribusi dalam dunia struktur baja. Meskipun demikian
industri untuk teknik pelapisan dipandang dari penggunaan zinc
dengan cara galvanisasi. Dengan perorangan dari jumlah
semakin banyak industri yang penduduknya, Indonesia
menggunakan baja maka peluang menggunakan zinc jauh lebih rendah
untuk proses galvanisasi semakin dibanding dengan perekonomian
banyak yang mulai matang di wilayah asean.
Hal ini didasari dengan fakta,
bahwa kenyataanya proses galvanis Sebagai contoh Singapura
mengkonsumsi 3 juta ton zinc menggunakan 20 kali lebih besar
pertahun atau menunjukan sekitar 30 untuk general galvanis dibanding
juta ton baja pertahun yang telah Indonesia, Thailand menggunakan 7
melalui proses hot dip galvanis dan kali lebih banyak dan Malaysia
digunakan dalam segala bentuk, atau sekitar 6 kali lebih besar.
data lain menyebutkan mencapai Kenyataannya banyak kesempatan
40% dari seluruh produk seng di bagi Indonesia untuk meningkatkan
dunia. Hal ini membuktikan bahwa pemakaian galvanis. Proses
proteksi korosi melalui proses Galvanisasi banyak diakui oleh
galvanisasi, merupakan suatu metode insinyur-insinyur dan penentu
yang cukup disukai oleh para praktisi kebijaksanaan bahwa galvanis lebih
yang bergerak dalam bidang korosi sederhana dan mengandung nilai
karena memiliki banyak aspek yang biaya yang efektif bagi perlindungan
menguntungkan. baja.
Seperti sudah diketahui Dengan demikian tidak dapat
secara umum, galvanis baja ditawar lagi, bahwa Indonesia harus
dilakukan terutama sebagai usaha memiliki kepedulian yang besar
untuk melindungi baja dari terhadap teknologi ini dan salah satu
kerusakan akibat korosi terutama langkah yang harus dilakukan adalah
korosi atmosferik. Efek yang pengembangan sumber daya manusia
dihasilkan, merupakan pemanfaatan yang merupakan salah satu hal yang
dari adanya efek galvanis antara baja sangat pokok dalam pengembangan
dan seng, sehingga bila logam yang dan penguasaan teknologi
telah di galvanisasi digunakan pada galvanisasi pada dan teknologi
lingkungan yang cukup korosif, seng perlindungan terhadap korosi pada
yang relatif bersifat lebih aktif dari umumnya.
baja, bertindak sebagai korban yang
akan terlarutkan kedalam media.
2. LANDASAN TEORI untuk roda gigi, axle,
connecting rod,
2.1 Pengertian baja crankshaft, rel kereta api
Baja merupakan paduan yang dan part untuk mesin
terdiri dari besi karbon dan unsur pengerjaan logam.
lainnya. Baja dapat dibentuk melalui 3. Baja Karbon Tinggi
pengecoran, pencanaiaan atau (Hight Carbon Steel)
penempaan. Karbon merupakan Pada karbon baja tinggi
salah satu unsur terpenting karena unsur kandungan
dapat meningkatkan kekerasan dan karbonya yaitu sekitar
kekuatan baja. 0,75 < kandungan karbon
Baja merupakan logam yang < 1,40 % Contoh aplikasi
paling banyak digunakan dalam : untuk pahat, kabel,
teknik, dalam bentuk pelat, kawat musik, pegas dan
lembaran, pipa, batang, profil dan bagian-bagian yang harus
sebagainya berdasarkan unsur terdapat gesekan.
paduanya klasifikasi baja mengikuti Bila kadar karbon baja
SAE (Society of Automotive melampaui 0,20% suhu dimana ferit
Engineers) dan AISI (American Iron mulai terbentuk dan mengendap dari
and Steel Instate) austenit turun. Baja yang kadar
karbonya 0,80 % disebut baja
eutectoid struktur terdiri dari 100 %
2.2 Baja Karbon ferlit. Titik eutectoid adalah suhu
Baja karbon yang dihasilkan terendah dalam logam dimana terjadi
dari dapur baja dapat dikelompokan perubahan dalam keadaan larutan
menjadi 3 jenis yaitu : padat dan merupakan suhu
1. Baja Karbon Rendah keseimbangan terendah dimana
(Low Carbon Steel) austenit terurai menjadi ferit dan
Pada baja karbon rendah sementit.
unsur kandungan Baja yang mengandung kadar
karbonya yaitu sekitar < karbon kurang dari eutectoid
0,3 %. Contoh aplikasi : (0,80%) disebut baja hipoeutektoid
untuk baut, mur, dan baja dengan kadar karbon lebih
lembaran, pelat, tabung, dari eutectoid disebut juga
kawat, pipa, batangan, hipereutektoid. Dapat dilihat pada
baja profil, komponen gambar diagram fasa Fe-Fe3C.
mesin berkekuatan
rendah.
2. Baja Karbon Menengah
(Medium Carbon Steel)
Pada karbon baja
menegah unsur
kandungan karbonya
yaitu sekitar 0,3% <
kandungan karbon
<0,7%. Contoh aplikasi :
Pada dasarnya reaksi elektro
kimia alami tapi bisa juga dalam
beberapa hal merupakan reaksi kimia
alami (bukan elektro kimiawi) atau
physical-kimiawi alami. Pada besi
terjadinya karat secara kimiawi dapat
dilukiskan dengan berdasarkan
sebagai berikut :
4Fe + 2H2O +3O2 Æ 4FeOOH
(2.1)
Besi akan teroksidasi dan timbul
karat seperti pada gambar dibawah
Gambar 2.1 Diagram fasa Fe-Fe3C. ini :
(1)
Titik Cair
Fase Notasi Srtuktur 0 Kekerasan Sifat Mekanik
( C)
3.6 Spining
Proses ini dilakukan khusus
untuk galvanis baut dan mur, yaitu
dengan cara baut dimasukan ke
dalam tungku kemudian diputar
dengan kecepatan 800 Rpm. Proses
ini bertujuan untuk memisahkan sisa
galvanis yang menumpuk pada ulir Gambar 3.2 Diagram alir proses
baut agar mendapat hasil yang Metalografi
merata. Pengujian diatas dengan
selisih waktu yang berbeda 3.8. 1 Pengambilan sample
dimaksudkan agar mengetahui Pengambilan sample dilakukan pada
ketebalan galvanis yang terbentuk baut baja karbon rendah SWRCH
pada saat dilakukan pencelupan (Steel Wire Rood Cold Heading) JIS
sample baut ke dalam bak galvanis G3507 yang telah di galvanis ada 14
sehingga kita dapat menilai dan sample
menentukan proses pelapisan
galvanis yang terbaik pada sample
baut pada saat waktu celup berapa
Tabel 4.1 Unsur JIS G3507 dilakukan dengan menggunakan kain
C Mn Si P S Al Fe poles berukuran 0,9µ dengan
penambahan cairan alumina.
0,1 0,4 0,3 0,03 0,03 0,01 99,0
Sedangkan poles halus dilakukan
8 0 0 0 0 - 5
dengan cairan alumina 0,3µ yang
0,08
dipoleskan ke permukaan kain poles
berukuran 0,3µ kemudian dikerjakan
Tahap proses untuk mendapatkan
seperti pada pemolesan kasar.
foto mikrostruktur
6. Proses etsa
1. Pemotongan
Sampel dietsa dengan
2. Pengikiran Sample
menggunakan zat etsa Nital yang
3. Mounting
diperoleh dengan mereaksikan HN03
Sampel hasil pemotongan
+ Alkohol dengan perbandingan 5%
dibuatkan mounting dari bubuk
HN03 + 95% Alkohol. Proses etsa
bakelit yang dilakukan dengan
dilakukan dengan tahap-tahap
proses penekanan kondisi vakum.
sebagai berikut :
Tujuan mounting adalah untuk
a. Pencelupan sampel pada
memuahkan pengamplasan.
wadah yang berisi zat etsa
yang dilakukan secara
kontinyu selama 20 menit.
b. Pencelupan sampel kedalam
cairan Alkohol 95%.
c. Pembilasan sampel dengan
air mengalir.
Gambar 3.3 Bentuk d. Pengeringan sampel dengan
monting steem kompresor.
4. Pengamplasan e. Prosedur yang sama
Pengamplasan dilakukan dilakukan untuk semua
secara kasar dan halus. Dimulai sampel uji metalografi.
dengan amplas yang paling kasar
sampai paling halus, yaitu imulai
dari amplas bernomor 200, 400,
600, 800, 100, 1200, 1500, 2000.
k
Γ
Fe
(a) (a)
(b)
(b)
(c)
(c)
Gambar 4.2 Struktur mikro sampel Gambar 4.3 Struktur mikro sampel
pertama waktu celup 5 detik untuk kedua waktu celup 10 detik untuk
(a)
(b)
(b)
(c)
(c)
(b) (b)
(c) (c)
Gambar 4.6 Struktur mikro sampel Gambar 4.7 Struktur mikro sampel
Kelima waktu celup120 detik untuk Keenam waktu celup180 detik untuk
(b)
(b)
(c) (c)
(b)
(b)
(c)
(c)
Gambar 4.10 Struktur mikro sampel Gambar 4.11 Struktur mikro sampel
Kesembilan waktu celup 360 detik Kesepuluh waktu celup 360 detik
Kesebelas waktu celup 420 detik Kesebelas waktu celup 420 detik
(b)
(b)
(c)
(c)
Gambar 4.14 Struktur mikro sampel Gambar 4.15 Struktur mikro sampel
Kesebelas waktu celup 600 detik Kesebelas waktu celup 660 detik
250
LA JU PERTU M BU HA N FASA
171.5
167.2
165 168
146.1 153.2
150 147
144
133 128.4 136
132
Г (µm)
131
124 124 120.5
119 117
Pada pengujian yang dilakukan 100
106
101 δk (µm)
Gambar 4.18 Grafik laju Tabel diatas yaitu tabel 4.6 diambil
pertumbuhan fasa pada bagian dengan cara pengujian pada sample
samping ulir baut baut kepala bagian samping. Masing-
masing sample baut tersebut
Pada gambar 4.18 yaitu bagian dilakukan pengujian 5 titik uji baik
samping ulir baut fasa yang terbentu pada waktu celup 5 detik sampai 660
yaitu fasa Γ dan fasa δk. Fasa Γ lebih detik, semua dilakukan dengan cara
tipis dibanding fasa δk. Laju yang sama dan jumlah titik
pertumbuhan fasa Γ pada bagian pengambilan yang sama. Kemudian
samping ulir baut yaitu 10 sampai dari hasil tersebut diambil rata-
2,9 µm, sedangkan untuk fasa δk 26 ratanya dari masing-masing
sampai 223µm dan total lapisan pengujian lalu dimasukan kedalam
ketebalan fasa Γ + δk (fasa tabel seperti pada tabel 4.6. Dari
intermetalik Fe-Zn) pada bagian tabel tersebut lalu dibuatkanlah
lembah ulir baut antara 36 sampai grafik yang fungsinya melihat
225,9 µm. Dari ketiga grafik di atas pergerakan dari hasil uji kekerasan
dapat dilihat perbedaan fertumbuhan apakah mengalami menurunan
fasa interemetalik Fe-Zn. Pada maupun naik pada waktu tertentu,
bagian puncak, lembah dan samping seperti pada gambar 4.19.
hal ini disebabkan oleh laju aliran
seng panas.
HASIL RATA-RATA UJI KEKERASAN
5. PENUTUP
50 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
40 38.7
yang dilakukan maka dapat diambil
R A T A -R A T A
31.38
31.66 31.41 Indetor Steel ball Ø1/6
30 28.2 26.8 Load 100 kp Kekerasan kesimpulan sebagai berikut :
24.66 30.11 23.4
21.61 HRA 1. Struktur mikro baut M16X55
20 19.01 21
10
17.4 10.4 berbahan baja karbon rendah
terdiri dari ferit dan perlit
0 halus
e ti k e t i k e ti k e t i k t i k ti k t i k t i k ti k t i k ti k t i k t i k t i k 2. Proses galvanisasi pada
5 D 1 0 D 3 0 D 6 0 D 2 0 D e8 0 D e4 0 D e0 0 D e6 0 D e2 0 D e8 0 D e4 0 D e0 0 D e6 0 D e
1 1 2 3 3 4 4 5 6 6 temperatur 550ºC untuk
waktu celup hingga 660 detik
WAKTU PENCELUPAN fasa yang terbentuk adalah
Gambar 4.19 Grafik hasil rata-rata fasa Γ dan δk. Tebal fasa Γ <
uji kekerasan δk.
Dari grafik pada gambar 4.19 dapat 3. Pertumbuhan fasa fasa Γ <
diketahui kekerasan pada waktu δk. Dan pertumbuhan fasa δk
celup 5 detik 24,66 sedangkan pada lebih cepat sedangkan fasa Γ
waktu celup 660 detik 10,4, hasil menurun. Dengan waktu
tersebut lebih rendah dibandingkan celup lebih lama
dengan tingkat kekerasan pada saat 4. Reaksi pertumbuhan fasa
baut belum digalvanisasi tingkat intermatalik Fe-Zn pada
kekerasanya 8,8. Hal ini bagian puncak dari 24-
dimungkinkan karna adanya lapisan 197,9µm, bagian lembah 111-
seng yang melindungi baut sehingga 197,9µm, bagian samping 36-
pada saat uji kekerasan lapisan seng 225,9 µm hal ini disebabkan
yang teruji oleh indentor tersebut, karena bagian puncak
sehingga hasilnya menurun. Pada mengalir menuju lembah
waktu celup 5detik tebal lapisan seng kemudian karna adanya
lebih tipis sehingga pada saat uji penyempitan pada bagian
kekerasan seidikit menyentuh lembah maka ada tolak-balik
permukaan logam baut jadi hasilnya akibatnya reaksi tertahan
lebih keras. Sedangkan pada waktu pada bagian samping,
celup 660 lapisan seng lebih tebal sehingga pertumbuhan fasa
sehingga pada saat dilakukan uji intermetalik Fe-Zn bagian
kekerasan indentor hanya menyentuh samping lebih tebal
lapisan seng, sehingga hasilnya dibandingkan pada bagian
menurun. puncak dan lembah.
5. Pada uji kekerasan, kekerasan
optimal pada waktu celup 10
detik 38,7, kekerasan
terendah pada waktu celup
660 detik 10.4, Penurunan ini
disebabkan karena yang teruji
hanya lapisan seng,
DAFTAR PUSTAKA Process, Final Report ITS
Centre Research, 1967.
6. Indra. A. Pengaruh
Temperatur dan Waktu Celup
Pada HDG Terhadap
Ketebalan Lapisan Seng,
Sarjana Degree Thesis, 1995.