Anda di halaman 1dari 44

PEKERJAAN :

PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS


LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Tahun 2019, pemerintah memiliki target untuk mewujudkan infrastruktur
yang baik untuk daerah pedesaan. Untuk mencapainya, Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menyusun
programprogram strategis guna meningkatkan kualitas akses jalan di perdesaan
sehingga menjadi kawasan yang produktif, dari segi ekonomi dan lainnya.
Salah satu langkah yang dilaksanakan dalam penyiapan program itu
adalah menyusun buku “Panduan Kualitas Visual Infrastruktur Bidang Cipta
Karya” untuk sektor Pengembangan Permukiman. Buku ini dimaksudkan sebagai
pedoman bersama para pelaksana kegiatan di lingkungan Ditjen Cipta Karya
dalam melaksanakan pembangunan. Sehingga, infrastruktur Pembangan
Permukiman yang dibangun memiliki kualitas yang andal dan bermanfaat buat
masyarakat.
Maka berdasarkan buku panduan ciptakarya untuk mengembangkan
kawasan perdesaan daerah cindai alus kecamatan martapura kab. Banjar dibuatlah
infrastruktur berupa jalan, jembatan, dan drainase untuk mempermudah akses
masyarakat.
Yang mana jalan ini akan menghubung kan jalan di desa cindai alus dari
jalan makan datu bagul menuju jalan martapura lamadiharapkan pengembangan
ini dapat mendukung masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan
lingkungan yang dikembangkan melalui pendekatan pengembangan kawasan
pedesaan agar tercapai suatu keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar
daerah.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 4
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

2.2 Lokasi Proyek

Gambar 2.1 Lokasi Proyek

Sumber : Google eart

Proyek pekerjaan pengebangan pemukiman pedesaan kawasan cindai alus


berada desa cindai alus jalan Makam Datuk Bagul sampai jalan martapura lama
Kecamatan Martapura Kab. Banjar. Rencana pekerjaan berwarna merah.

2.3 Data Proyek


2.3.1 Data-Data umum
a. Nama Proyek : pengembangan pemukiman
pedesaan
b. Lokasi Proyek : Desa cindai alus kec. Martapura
c. Pemilik Proyek : Kementrian PUPR
d. Konsutan Perencana : PT. Mandiri Cipta Pratama
e. Kontraktor Pelaksana : CV. Sinar Baru

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 5
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

f. Nilai Kontrak : 4.570.575.934,00


g. Waktu Pelaksanaan : 150 Hari Kalender (25 Juli s/d 21
Desember)
2.3.2 Data Teknis
a. Jenis Pekerjaan : Pembangunan Jalan,
b. Panajang Jalan : 2,5 Km
 Badan Jalan : 3M
 Bahu Jalan : 1M
 Tebal HRS Base : 4 cm
 Bahu LPA : Kelas S Tebal 10 Cm
 Timbunan Pilihan : 20 Cm
 Existing : Lapis Pondasi Agregat Kelas B
c. Panjang Jembatan : 16 M
 Panjang Abutment : 7M
 Pancangan : Tiang Pancang Beton 25 cm x 25
cm
 Jumlah pancangan : 30 Titik Di Setiap Abutmen
 Jumlah Pondasi Cerucuk : 21 Titik Disetiap Sayap Jembatan
 Kedalaman Pancangan : 10 M
 Kedalaman Cerucuk : 3M
 Rangka Jembatan : Rangka Girgar Baja Bentang 16
Cm
 Mutu Beton : fc’20 MPa
d. Box Culvert : 2 Buah
 Lebar Box : 3,65 M
 Lebar Ruang Box : 3,05 M
 Tinggi Box : 2,5 M
 Tinggi Ruang Box : 1,9 M
 Tebal Box : 30 CM

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 6
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Gambar 2.2 Typical Cross Section


Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya

Gambar 2.3 Tampak Samping Jembatan


Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya

Gambar 2.4 Tampak Samping Potongan


Sumber : Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Direktorat Jendral Cipta Karya

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 7
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

2.4 Tata Cara Pelelangan/Tender


Setelah pra lelang, suatu proyek konstruksi yang akan dibangun akan dibuka
proses lelang dimana pengumumannya akan diumumkan melalui internet, koran,
maupun rekan-rekan owner. Proses lelang pada suatu proyek konstruksi terdiri
dari :
1. Pengambilan Dokumen Lelang
Pengambilan dokumen lelang harus diteliti kebenarannya dan
kelengkapannya dengan memerinci dalam tanda terima dokumen lelang, ini
penting agar dapat dijadikan sebagai dokumen kontrol pada proses internal
perusahaan.
2. Pembentukan Team Pelaksanaan Lelang (TPL)
Pembentukan Tim Lelang sesuai dengan kebutuhan SDM yang memiliki
kompetensi sesuai dengan ketrampilan untuk melakukan kegiatan estimasi
biaya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
3. Membaca & Mempelajari Dokumen Lelang
Pada bagian di proses ini merupakan kegiatan penting dalam upaya
memahami dokumen proyek sehingga dapat dibuat catatan-catatan penting
yang perlu dikonfirmasikan pada saat mengikuti penjelasan / aanwijzing
kantor maupu lapangan berkaitan dengan dokumen-dokumen sebagai
berikut :
a. Bill of Quantity (BoQ)
b. Technical Specification (Spek Teknis)
c. Drawings (Gambar)
d. Agreement, General & Special Condition of Contract (Surat Perjanjian,
Spek Umum & Khusus)
e. Attachments (Lampiran)
f. Addendum
g. Peraturan terkait
4. Aanwijzing Kantor dan Lapangan
Mengikuti kegiatan aanwijzing merupakan kegiatan penting dalam rangka
mendapatkan kejelasan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a. Kelengkapan Dokumen yang perlu dipenuhi

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 8
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

b. Konfirmasi hal-hal yang belum jelas agar persamaan persepsi sama


dengan panitia / owner.
c. Usulan adanya perubahan terhadap spek, waktu pelaksanaan pekerjaan
dan lain-lain sehingga proyek ini dapat dilaksankan dengan baik.
d. Memahami secara akurat kondisi lapangan dimana proyek tersebut
dibangun, berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
1) Kondisi lingkungan proyek (sosial dan budaya, medan kerja, dll)
2) Akses jalan masuk proyek
3) Kelayakan Jalan logistik dan upaya untuk memperbaiki
4) Keamanan
5) Kondisi tanah
5. Pelajari Lebih Mendalam Dokumen Lelang
Kegiatan dalam proses ini adalah memahami lebih rinci berkaitan dengan
hal-hal sebagai berikut :
a. Kesesuaian BQ dengan gambar, spek dan dokumen lainnya
b. Identifikasi lingkup pekerjaan (batasan-batasan dalam paket proyek)
Kegiatan ini dilakukan dengan melalui Work Breakdown Structur (WBS)
sehingga secara akurat dapat diketahui batasan lingkup pekerjaan yang
ada dalam setiap paket proyek, berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
1) Rincian BQ / WBS (paket pekerjaan)
2) Penghitungan Volume Pekerjaan
3) Gambar Detail / Sketsa
4) Dokumen untuk proses pengadaan Sub Kontraktor & Supplier
WBS adalah pedoman pengelompokan dari unsur-unsur proyek yang
mengatur dan menetapkan lingkup total dari proyek.
Pekerjaan yang diluar WBS adalah diluar lingkup proyek. Seperti
halnya scope statement, WBS seringkali digunakan untuk
mengembangkan atau mengjelaskan pengertian umum dari lingkup
proyek.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 9
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

6. Survey Lapangan Detail


Kegiatan ini merupakan kegiatan survey ulang secara mendalam setelah
mempelajari secara mendalam dokumen lelang seperli diuraikan pada point
5. Hasil survey ini akan dijadikan dasar dalam merumuskan metode
pelaksanaan pekerjaan, merencanakan site plan, mengetahui item-item
pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti perlunya jembatan sementara,
bangunan bantu lainnya, perbaikan jalan akses dan lain-lain. Pada survei ini
juga dapat dipakai untuk mengklarifikasi data-data teknis seperti
penyelidikan tanag, komposisi material di quary, keberadaan sumber daya
lainnya seperti alat, tenaga, bahan material alam, termasuk biaya untuk
mendapatkan sumber daya tersebut (upah tenaga, harga satuan)
7. Perhitungan Volume
Kegiatan ini diperlukan untuk melakukan perhitungan dan pengecekan
perhitungan volume pekerjaan terhadap volume scope yang ada dalam BQ,
dan diperlukan perhitungan volume pekerjaan yang merupakan pekerjaan
penunjang seperti jembatan darurat, jalan kerja dan lain-lain. Perhitungan
volume ini harus dilakukan secara cermat dan akurat serta tertelusur sesuai
WBS yang direncanakan sehingga tidak terjadi kesalahan berupa kurang
perhitungan atau duplikasi perhitungan. Apabila ada perubahan gambar /
spek maka dengan mudah dapat ditelusuri perhitungan mana yang
diperlukan koreksi / penyesuaian / perhitungan ulang atas perubahan
tersebut. Bila volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus
dapat diidentifikasi siapa melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai
gambar / spek yang mana sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi
dengan akurat.
8. Metode Kerja
Merupakan kegiatan perumusan metode pelaksanaan perjaan dengan urutan
penyusunan sebagai berikut :
a. Difinisi pekerjaan
1) Penjelasan tentang pekerjaan
2) Spesifikasi, volume pekerjaan
b. Lokasinya

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 10
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

c. Metode Kerja/Cara Kerja


1) Bagaimana caranya
2) Menggunakan alat apa
3) Urutan pekerjaan (dimulai setelah / sesudah pekerjaan apa)
d. Kebutuhan sumber daya
e. Waktu yang diperlukan
2.5 Besar dan Sumber Dana
Pendanaan proyek ini didanai sepenuhnya oleh Negara anggaran dana
yang digunakan menggunakan dan APBN (Anggaran Pendapatan & Belanja
Negara) dengan besar dana sebesar Empat Miliyar Lima Ratus Tujuh Puluh Juta
Lima Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Sembilan Ratus Tiga Puluh Empat Rupiah.
Dan dana ini lah yang di gunakan untuk kegiatan proyek Pengembangan
Pemukiman Pedesaan Kawasan Cindai Alus Martapura dengan berbagai macam
kegiatan seperti pembangunan jalan, peningkatan jalan, pembangunan jebatan,
dan berbagai fasilitas infrastruktur lain yang akan di bangun di Pemukiman
Pedesaan Kawasan Cindai Alus Kecamatan Martapura.

2.6 Organisasi Proyek

Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang terorganisir yang


memiliki ilmu dan keahlian yang berbeda-beda untuk melaksanakan tugas
pelaksanaan proyek dengan cara tertentu.
Unsur-unsur pelaksanaan dalam pembangunan proyek meliputi :
1. Unsur perencanaan teknis dan keuangan, yang menjalankan fungsi spesifik.
Perencanaan rekayasa teknik (Engineering) seperti jadwal pelaksanaan,
perencanaan bahan, alat dan sub-sub kontraktor, perencanaan metode
pelaksanaan, perencanaan mutu dan perencanaan K3. Perencanaan
administrasi dan keuangan, meliputi pembuatan cash flow, perencanaan
penagihan, system akuntansi dan administrasi pengelolaan sumber daya.
2. Unsur pelaksanaan atau operasional, yang meliputi kegiatan pelaksanaan
kontruksi di lapangan untuk mewujudkan fisik bangunan sesuai
perencanaan teknis dan keuangan.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 11
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

3. Unsur pengendalian atau control, yang meliputi kegiatan membandingkan


realisasi pelaksanaan dengan perencanaan dan jika terdapat penyimpangan
akan dilakukan analisis penyebabnya dan cara penyelesaiannya.
Organisasi yang baik memerlukan hubungan komunikasi yang baik antara
satu dengan yang lain. Organisasi yang baik akan mampu menghasilkan
manajemen kontruksi yang baik. Sehingga nantinya organisasi yang terbentuk
dapat bekerja sesuai dengan rencana awal.

2.6.1 Pemilik Proyek


Pemilik proyek (Owner) adalah seorang atau intuisi pemilik sebuah proyek
dimana memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan
bangunan.
Pemilik proyek mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Menunjuk MK pemenang tender untuk mengawasi proyek tersebut.
2. Menunjuk Kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek
tersebut.
3. Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.
4. Membuat surat perintah kerja (SPK).
5. Memberikan tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek
dan MK untuk mengawasi proyek.
6. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
7. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau menajemen
kontruksi (MK).
8. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor dan
pengawas atau MK.

2.6.2 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah badan yang menyusun program kerja, rencana
kegiatan dan pelaporan serta ketatalaksanaan berjalannya suatu proyek sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Perencanaan mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, rencana kerja dan
syarat (RKS), perhitungan struktur, serta perencanaan anggaran biaya.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 12
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

2. Membuat pra-rencana.
3. Membuat rencana pelaksanaan.
4. Membuat anggaran biaya.
5. Mengadakan koordinasi dengan sub-dinas lain dan instansi terkait sesuai
dengan bidangnya.
6. Melaksanakan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian dibidang bina
program.
Tanggung jawab dari konsultan perencana adalah sebagai berikut :
1. Perencana bertanggung jawab untuk kerugian yang dialami oleh pemberi
tugas sebagai akibat langsung dari kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh
perencana atau orang-orang yang bekerja pada perencana, pada waktu
pelaksanaan tugas dengan pengertian bahwa kesalahan-kesalahan tersebut
dapat dihindari dengan keahlian dan kewaspadaan serta cara pelaksanaan
yang biasa.
2. Perencana tidak bertanggung jawab untuk kesalahan-kesalahan yang dibuat
oleh orang-orang yang bekerja padanya jika perencana dapat membuktikan
bahwa kesalahan-kesalahan itu tidak dapat dihindarkan atau tidak dapat
diketahui sebelumnya meskipun ada pengawasan maupun kewaspadaan
yang biasa dari perencanaan.
3. Jika beberapa bagian dari pekerjaan seperti instalasi pengatur suhu, instalasi
listrik, pekerjaan beton, konstruksi baja dan lain sebagainya direncanakan
atau dilaksanakan oleh perencana-perencana dibidang tersebut baik
perorangan maupun perusahaan, maka perencanaan tidak bertanggung
jawab untuk perencanaan dan pelaksanaan bagian-bagian pekerjaan tersebut.
4. Penggantian kerugian yang dialami oleh pemberi tugas dapat dituntut dari
perencana apabila pemberi tugas dapat membuktikan bahwa penggantian
kerugian itu tidak dapat diminta dari kontraktor maupun penyalur bahan
bangunan.
5. Tanggung jawab perencana untuk kesalahan-kesalahan yang tidak lebih
besar dari honorium yang harus diterima oleh perencana, kecuali apabila
kesalahan-kesalahan tersebut disengaja oleh perencana maka perencana

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 13
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

bertanggung jawab penuh akibat kesalahan-kesalahan tersebut tanpa ada


batasan.
6. Setiang tanggung jawab dari perencana akan gugur apabila dalam waktu 3
tahun setelah pembayaran bagian terakhir dari honorium, pemberi tugas
tidak meminta secara tertulis pertanggung jawaban perencana untuk semua
akibat dari kesalahan-kesalahannya.
Perencana bertugas sebagai pengawas pekeran (direksi) memiliki wewenang
sebagai berikut :
1. Tanpa persetujuan pemberi tugas, perencana dapat memerintahkan
kontraktor untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam peraturan dan
syarat-syarat serta gambar-gambar dengan ketentuan yang berlaku.
2. Harus memperoleh persetujuan pemberi tugas untuk pekerjaan tambahan
yang melampaui biaya yang telah disediakan untuk pekerjaan tambahan.
3. Perencana memiliki wewenang untuk menilai tanpa mengikutsertakan pihak
ketiga.

2.6.3 Manajemen Kontruksi (MK)


Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen (pelaksanaan, penerapan dan pengawasan) dalam pekerjaan
konstruksi dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Dalam proyek Pembangunan Gedung
Baru Sekretariat Daerah Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan yang bertindang
sebagai tim manajemen konstruksi adalah PT. Matra Estetika Rekayasa sebagai
pengawas Proyek.
Tugas dari konsultan manajemen kontruksi ialah :
1. Sebagai wakil dari pemilik lapangan.
2. Sebagai quality control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan.
3. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan
mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan.
4. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dicapai
dengan opname (laporan) harian, mingguan, dan bulanan.
5. Mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 14
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Tanggung jawab dari konsultan manajemen kontruksi adalah :


1. Bertanggung jawab kepada pemilik proyek
2. Bertanggung jawab atas tercapainya pelaksanaan proyek sesuai standar
kualitas yang diminta oleh pemilik.
3. Meninjau sistem struktur dan evaluasi metode konstruksi tahap demi tahap.
4. Memeriksa dan mengawasi pelaksanaan kontrol kualitas mulai dari
pengadaan material hingga aplikasinya di lapangan.
Hak dari manajemen kontruksi adalah :
1. Menerima dan menolak material atau peralatan yang didatangkan pelaksana
jika tidak sesuai dengan yang direncanakan.
2. Melakukan perubahan-perubahan pekerjaan dengan menerbitkan berita
acara perubahan (site instruction) atas ijin owner.
3. Menerima imbalan jasa sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Adapun tugas dari staf-staf yang berada dalam struktur organisasi manajemen
konstruksi adalah sebagai berikut :
1. Owner Engineer
Owner Engineer adalah ahli teknik yang merupakan perwakilan langsung
dari pemilik proyek yang memantau jalannya pelaksanaan proyek.
2. Manager MK
Tugas dan wewenang manager MK antara lain :
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan dalam tim.
b. Memimpin jalannya rapat koordinasi lapangan.
c. Memantau kemajuan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
pelaksana.
d. Bertanggung jawab untuk mencapai pelaksanaan proyek yang sesuai
standar kualitas yang diminta oleh owner.
e. Memantau kemajuan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor
pelaksana.
f. Mengarahkan seluruh anggota tim dalam menyiapkan laporan.
g. Mengkaji ulang dan melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
3. Koor. Teknik MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing) dan Pengawasan.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 15
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Tugas dan wewenang Koordinator Teknik MEP dan pengawasan adalah:


a. Mengkoordinir seluruh kegiatan dalam tim MEP.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan MEP dan
menganalisa jika terjadi masalah dalam pengerjaan MEP.
c. Melakukan koordinasi dengan site manager, kadiv yang lain dan tenaga
pendukung yang ada.
4. Koor. Teknik struktur dan bangunan
a. Mengkoordinir seluruh kegiatan dalam tim struktur.
b. Memantau pekerjaan struktur dan menganalisa apabila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan struktur.
c. Melakukan koordinasi dengan site manager, kadiv yang lain dan tenaga
pendukung yang ada.
5. Site manager. Tugas dan wewenang site manager yaitu :
a. Mempersiapkan data penyusunan untuk komponen RAB.
b. Menyiapkan perhitungan pekerjaan Tambah Kurang dan Final Account.
c. Memastikan tahapan pelaksanaan telah berjalan sesuai dengan prosedur.
d. Mengidentifikasi hasil pekerjaan yang tidak sesuai.
e. Mempersiapkan data-data penyusunan untuk komponen RAB.

2.6.4 Pelaksana Proyek (Kontraktor)


Kontraktor pelaksana adalah badan hokum atau perorangan yang ditunjuk
untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Kontraktor
bertanggung jawab langsung pada pemilik proyek (owner) dan dalam
melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas (MK) dari owner serta
dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang
terjadi dalam pelaksanaan.
Tugas dan kewajiban kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi
yang telah direncanakan dan ditetapkan.
2. Menyelesaikan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan
dan dapat diserahkan perbagian pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 16
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

3. Memberikan laporan-laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi


laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek.
Hak kontraktor pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Mendapatkan kepastian pekerjaan yaitu tidak adanya pembatalan kontrak
secara sepihak.
2. Mendapatkan imbalan jasa sesuai dengan pelaksanaan pekerjaan jika selesai
tepat waktu.

2.7 Hubungan Kerja Dan Tanggung Jawab


Dalam sebuah proyek perlu dijalin hubungan kerja yang baik. Hubungan
kerja adalah hubungan antara pihak-pihak yang mempunyai tanggung jawab
terhadap pelaksanaan dan wewenang untuk menjamin kelancaran jalannya proyek,
sehingga proyek dapat selesai tepat pada waktunya. Pengerjaan suatu
pembangunan diharuskan untuk berpedoman pada suatu ketentuan-ketentuan dan
peraturan-peraturan yang telah dibuat berdasarkan peraturan pemerintah. Secara
garis besar pola hubungan kerja, diatur sebagai berikut :
1. Hubungan kerja pemberi tugas dengan konsultan perencana,
a. Ikatan : Kontrak
b. Perencana menyerahkan jasa/karya perencanaan kepada pemberi tugas.
c. Pemberi tugas memberikan biaya perencanaan kepada perencana.
2. Hubungan kerja pemberi tugas dengan kontraktor.
a. Ikatan : Kontrak
b. Kontraktor menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
c. Pemberi tugas menyerahkan biaya pelaksanaan pekerjaan kepada
kontraktor.
3. Hubungan kerja perencana dengan kontraktor
a. Ikatan : Peraturan pelaksanaan.
b. Pengawas mengawasi pelaksanaan persyaratan kepada kontraktor.
c. Kontraktor merealisasikan peraturan pelaksanaan kepada pengawas.
Bagan hubungan kerja proyek Pembangunan Gedung Baru Sekretariat Daerah
Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 17
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Owner

Manajemen Konsultan
Konstruksi Perencana

Kontraktor

Gambar 2.3 Hubungan kerja antara Owner dengan MK, Kontraktor dan Konsuldan perencana

Owner

Dinas Pekerkarjaan Umum Dan


Perumahan Rakyat

MANAJEMEN KONSTRUKSI

CV. FAISTA MATRIK CONSULTANS

KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR

CV. FAISTA MATRIK CONSULTANS CV. SINAR BARU

Gambar 2.6 Bagan Struktur Organisasi Proyek

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 18
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB III
PELAKSANAAN PROYEK
3.1 Uraian Umum
Tahap pelaksanaan proyek merupakan tahap yang paling penting dalam
suatu proyek konstruksi karena merupakan tahap realisasi dari hasil desain
perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan proyek dimulai setelah
diperoleh surat perintah kerja (SPK) dari pemilik proyek (owner) dan harus selesai
sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.
Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor merupakan tahapan
yang tidak mudah untuk dilakukan karena selain terikat waktu juga terikat dengan
target yang telah disepakati sebelumnya sesuai kontrak kerja dengan tetap
mempertimbangkan biaya dan mutu pekerjaan.
Kelancaran suatu pekerjaan proyek pembangunan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain kualitas bahan material dan peralatan, tersedianya
jumlah dan kemampuan tenaga kerja, cuaca, lingkungan, metode kerja yang
dipakai, serta hubungan kerja yang baik antar semua unsur pengelola proyek.
Pedoman-pedoman yang digunakan dalam tahap pelaksanaan pekerjaan
suatu proyek konstruksi antara lain:
1. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2. Gambar kerja (Shop drawing)
3. . Peraturan-peraturan pemerintah dan SNI
4. Penjadwalan yang telah dibuat (Master Schedule)
5. Saran dari konsultan pengawas selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan

3.2 Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Adapun pekerjaan proyek pembangunan Pemukiman Pedesaan Kawasan
Cindai Alus Kecamatan Martapura adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan drainse
2. Pekerjaan tanah
a. Galian struktur dengan kedalaman 0-2 meter
b. Timbunan dari sumber galian
c. Penyiapan badan jalan
3. Pelebaran perkerasan dan bahu jalan

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 19
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

4. Perkerasan berbutir
5. Perkerasan aspal
6. Pekerjaan struktur
a. Pekerjaan mutu beton
b. Pekerjaan tulangan
c. Pekerjaan baja struktur jembatan
d. Pengangkutan bahan jembatan
e. Pekerjaan pemancangan cerucuk
f. Pekerjaan pemancangan tiang pancang beton
g. Pekerjaan pasangan batu.

3.2.1 Metode Pelaksanaan


Metode pekerjan menjadi sangat terkait dengan kondisi lapangan dan jenis
proyek yang dikerjakan. Metode pekerjaan yang digunakan harus berdasrkan pada
lingkup pekerjaan yang ada didalam kontrak dan berpedoman pada spesifikasi
umum.
Dalam spesifikasi umum metode pekerjaan sudah termuat dalam dokumen
penawaran, selengkapnya dilampirkan pada lampiran 3.
Adapun metodepekerjaan pada proyek Pengembangan Pemukiman
Pedesaan Kawasan Cindai Alus Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar yaitu
sebagai berikut :
1. Devisi 1 Umum
a. Mobilisasi
Mobilisasi dalam proyek ini mengatur dan mengurus segala keperluan
untuk proyek seperti pemasangan papan nama proyek, legalitas atau izin
pelaksanaan proyek, sosialisasi pada masyarakat setempat, penyediaan
peralatan di likasi, dan dokumentasi.
b. Menejemen dan Keselamatan Lalu Lintas
Penyedia barang/jasa harus menyediakan perlengkapan jalan sementara
dan petugas menejemen keselamatan lalu lintas untuk mengendalikan dan
melindungi para pekerja dan penggna jalan yang melalui daerah proyek

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 20
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

2. Devisi 2 Drainase
Pekerjaan gorong-gorong pipa beton bertulang untuk menyalurkan
saluran air yang terpisah oleh ruas jalan agar drainase dapat terus mengalir
hingga kesungai.
3. Devisi 3 Pekerjaan Tanah
a. Galian Struktur dengan kedalaman 0-2 meter
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas
pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur.
Setiap galian yang didefinisikan sebagai Galian Biasa atau Galian Batu atau
Galian Perkerasan Beton tidak dapat dimasukkan dalam Galian Struktur.
b. Timbunan Biasa dari sumber galian
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari
bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen.
c. Timbunan Pilihan dari sumber galian (Manual/Buruh)
Timbunan Pilihan bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud di mana
bahan-bahan ini telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan.
Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan
stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser
yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka
timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan
bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah.
Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan
tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun,
atau pada tekanan yang akan dipikul.
d. Timbunan Pilihan dari sumber galian / kerikil galian dari bukit
(Manual/Buruh)
Bahan timbunan pilihan krikil untuk keadaan di mana penghamparan
dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu, pasir

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 21
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas
maksimum 6 % (enam persen).
e. Penyiapa Badan Jalan
Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan
permukaan tanah dasar atau permukaan jalan kerikil lama untuk
penghamparan, Lapis Fondasi Agregat, Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penutup
Aspal, Stabilisasi Tanah (Soil Stabilization) atau Lapis Fondasi Beraspal di
daerah jalur lalu lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan)
dan di daerah bahu jalan baru yang bukan di atas timbunan baru akibat
pelebaran lajur lalu lintas.
4. Devisi 4. Pelebaran Perkerasan Dan Bahu Jalan
a. Lapis Pondasi Agregat Kelas S
Lapis Fondasi Agregat Kelas S digunakan untuk bahu jalan tanpa
penutup.
5. Devisi 5 Perkerasan Berbutir
a. Lapis Pondasi Agregat kelas A
Pada umumnya Lapis Fondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis
Fondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal,
b. Lapis Pondasi Agregat Kelas B
Lapis Fondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Fondasi Bawah.
6. Devisi 6. Perkerasan Aspal
a. Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair
Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan
beraspal berikutnya. Lapis resap pengikat harus dihampar diatas pondasi
tanpa bahan pengikat lapis pondasi agregat, sedangkan lapis perekat harus
dihampar di atas permukaan berbahan pengikat (seperti : lapis penetrasi
macadam, laston, lataston dan diatas semen tanah, Perkerasan beton dll)
b. Lataston Lapis Pondasi (HRS –Base) (gradasi sepanjang semi senjang)
Lataston adalah campuran aspal padat dengan gradasi tidak menerus
untuk jalan yang lalulintasnya ringan, diletakkan sebagai lapis permukaan di
atas dasar yang dipersiapkan dari permukaan perkerasan yang

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 22
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

direkonstruksi. Campuran ini terdiri dari agregat bergradasi timpang, filler


dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dihampar dan
dipadatkan dalam keadaan panas.
7. Devisi 7. Struktur
a. Beton mutu sedang fc’ 30 MPa
Beton mutu sedang pada pekerjaan ini digunakan untuk pada lantai
jembatan. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus
menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada Konsultan Pengawas
atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 30 MPa dicampur sesuai dengan
komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan
mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi
lapangan dan konsultan pengawas, kemudian dicampur dengan air
secukupnya. Campuran beton mutu sedang fc’ 30MPa kemudian diangkut
dengan truck mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai perlu
diperhatikan lahan, bekisting dan pembesian lantai jembatan telah terpasang
atau siap dengan baik sesuai gambar rencana pada dokumen kontrak. Selama
proses pengecoran sekelompok pekerja membantu merapikan dan
memadatkan dengan concrete vibrator.
b. Beton Mutu Seddang 20 MPa (K250)
Beton mutu sedang f’c 20 Mpa digunakan pada dinding dan trotoar
jembatan. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus
menyerahkan JMF dan JMD campuran beton kepada Konsultan Pengawas
atau Direksi Lapangan. Agregat beton fc’ 20 MPa dicampur sesuai dengan
komposisinya agregat kasar, pasir beton, semen dicampur dalam concrete pan
mixer/batching plant sesuai komposisi mix design yang disetujui oleh direksi
lapangan dan konsultan, kemudian dicampur dengan air secukupnya.
Campuran beton mutu sedang fc’ 20 MPa kemudian diangkut dengan truck
mixer ke lokasi pengecoran. Sebelum pengecoran dimulai bekisting sudah
terpasang dengan baik sesuai gambar dokumen kontrak. Selama pengecoran
sekelompok pekerja membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete
vibrator.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 23
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

c. Beton Mutu Rendah fc’ 10 MPa


Beton mutu rendah f’c 10 Mpa digunakan pada lantai kerja. Sebelum
melaksanakan pekerjaan ini, penyedia jasa harus menyerahkan JMF dan JMD
campuran beton kepada Konsultan Pengawas atau Direksi Lapangan. Agregat
beton fc’ 10 MPa dicampur sesuai dengan komposisinya agregat kasar, pasir
beton, semen dicampur dalam concrete pan mixer/batching plant sesuai
komposisi mix design yang disetujui oleh direksi lapangan dan konsultan,
kemudian dicampur dengan air secukupnya. Campuran beton mutu rendah fc’
10 MPa kemudian diangkut dengan truck mixer ke lokasi pengecoran.
Sebelum pengecoran dimulai bekisting sudah terpasang dengan baik sesuai
gambar dokumen kontrak. Selama pengecoran sekelompok pekerja
membantu merapikan dan memadatkan dengan concrete vibrator.
d. Baja Tulangan U 24 Polos
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
konsultan pengawas dan direksi lapangan.
1) Baja beton U-24 polos diangkut ke lokasi kerja selanjutnya dipotong
sesuai dengan gambar rencana, kemudian dirakit dan diikat dengan
kawat bendrat atau kawat beton.
2) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan lumpur, kotoran, kerak, dan lain-lain.
3) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan
dengan kebutuhan selimut beton minimum yang diisyaratkan.
4) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat
pengikat.
e. Baja Tulangan U 32 Ulir
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
konsultan dan direksi lapangan.
1) Baja beton U 32 diangkut ke lokasi kerja selanjutnya dipotong sesuai
dengan gambar rencana, kemudian dirakit dan diikat dengan kawat
bendrat atau kawat beton.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 24
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

2) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk


menghilangkan lumpur, kotoran, kerak, dan lain-lain.
3) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan
dengan kebutuhan selimut beton minimum yang diisyaratkan.
4) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat
pengikat.
f. Penyedia Baja BJ 34 (Titik Leleh 210 MPa)
Komponen jembatan rangka baja dirancang menggunakan baut yang di
galvanis. Komponen tersebut dikirim bersama alat perakitan dan buku
panduan atau manual book.
Adapun urutan perakitannya adalah sebagai berikut :
1) Letakkan semua gelagar melintang (cross girder) di atas perancah
termasuk kedua gelagar ujung melintang dengan ketinggian yang
sesuai (termasuk besarnya lawan lendut), garis sumbu dan lokasi
(koordinat) dan jaga posisinya (bisa dengan diikat).
2) Pasang semua batang datar bawah (bottom chord) dihubungkan ke
ujung pelat gelagar melintang dan pelat penghubung.
3) Setelah gelagar melintang dan batang datar bawah tersambung,
periksa kembali posisi dan elevasi pada titik sambungan apakah
sudah sesuai gambar atau belum komponennya.
4) Pasang dan baut profil baja penopang (stringer) pada setiap bentang,
kemudian lantai profil baja pada tahapan ini dapat juga dipasang
dengan seluruh bagiannya dibaut.
5) Perakitan dapat dilanjutkan dengan pemasangan batang diagonal
ujung terlebih dahulu, untuk kemudian diteruskan diagonal
berikutnya (diagonal dalam).
6) Pasang batang datar atas ujung (top chord ujung) bersama dengan
pelat buhul dalam.
7) Setelah tahap awal perakitan segitiga komponen dan batang datar atas
ujung ini selesai, maka untuk selanjutnya rakit sisa batang diagonal
dalam, sepasang-sepasang berbentuk V terbalik (^) , bautkan bagian
tersebut diantara pelat buhul batang atas, bautkan bagian bawahnya

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 25
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

pada pelat ujung gelagar melintang dan lanjutkan dengan pemasangan


batang datar atas berikutnya. Pasang pula batang ikatan angin
atas)bracing atas dan bautkan pada tempatnya sehingga rangka
batang akan membentuk frame yang kaku.
8) Selanjutnya perakitan dapat dilakukan dengan cara yang sama hingga
lengkap membentuk satu rangkaian bentang rangka batang dari ujung
perletakan yang satu ke ujung perletakan yang satunya. Periksa
kembali seluruh bagian bentang untuk la(an lendut, kelurusan dan
ketepatannya.
9) Pasangkan dan kencangkan semua baut yang tersisa. ini bisa
dikerjakan selama berlangsungnya proses pemasangan.
g. Penyediaan dan pemasangan Baja Struktur Titik Leleh 350 MPa
(Jembatan Girder Baja Type c Pius 16 Meter)
Girder Baja Type C Pius 16 meter ini dipesan melalui pembuatan dan
pemasokan Baja Pabrikasi dengan spesifikasi panjang bentang dan mutu baja
sesuai dengan spesifikasi teknik atau atas persetujuan konsultan pengawas
dan direksi lapangan. Dalam hal ini pembuatan dan pemasokan girder ini
sendiri harus memiliki izin sertifikasi dan ISO yang mendapat
pengakuan/dikeluarkan oleh instansi pemerintah terkait. Setelah bentangan
tiba dilokasi pekerjaan, penyedia jasa harus mengecek kembali dudukan
/abutmen sebagai tempat dudukan girder pabrikasi. Apakah dudukan
girdernya sudah tepat dan sesuai. Selanjutnya girder pracetak ini diangkat
dengan menggunakan alat berat atau crane on track dibantu dengan excavator.
Girder diangkat dan didudukan di kedua abutment. Dalam pengangkatannya
penyedia jasa terutama operator crane in track harus berhati-hati dan sangat
teliti dalam mengengkat dan mendudukan girder sambil mengikuti arahan dan
petunjuk dari konsultan pengwas.
h. Pengangkutan Bahan Jembatan
Pengangkutan bahan jembatan rangka baja terdiri dari komponen-
komponen baja standar prafabrikasi yang dipasok lengkap hingga batas
tumpuan, termasuk tumpuan elastomer, penahan dan peredam gempa lateral,
sandaran dan plat baja gelombang untuk lantai jembatan yang diproduksi di

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 26
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

pabrikan rangka baja. Bentang jembatan dan ketentuan-ketentuan lainnya


mengikuti spesifikasi teknis yang telah ditentukan dalam dokumen teknis.
i. Pondasi Cerucuk Penyediaan dan Pemancangan Cerucuk
Pondasi Cerucuk adalah salah satu jenis pondasi yang biasanya
diaplikasikan didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil dimana
umumnya dengan jenis tanah lumpur ataupun tanah gambut dengan elevasi
muka air yang cukup tingggi. Cerucuk dalam defenisinya adalah susunan
tiang kayu dengan diameter antara 8 sampai 15 meter yang dimasukkan atau
ditancapkan secara vertikal kedalam tanah yang ditujukan untuk memperkuat
daya dukung terhadap beban diatasnya.
Uraian pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Penyiapan material dan peralatan yang akan digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan pancang kayu disiapkan terlebih dahulu di
dekat lokasi pekerjaan.
2. Ujung tiang kayu dipangkas berbentuk kerucut sedangkan bagian kepala
tiang dipotong sesuai dengan garis as pancang.
3. Pekerjaan dimulai dengan melakukan pengukuran untuk menentukan
titik-titik pemancangan.
4. Hasil pengukuran dituangkan dalam gambar dan diajukan kepada
Konsultan Supervisi untuk mendapatkan persetujuan.
5. Setelah mendapat persetujuan, pelaksanaan pemancangan dilakukan
sesuai dengan gambar yang disetujui Konsultan Supervisi.
6. Kayu yang sudah disiapkan, diangkat dan dipancang pada titik-titik
pemancangan yang telah ditentukan.
7. Selama pemancangan tetap dilaksanakan pengukuran untuk memonitor
ketepatan titik-titik pancang.
8. Selesai pemancangan, dilakukan pengukuran untuk menentukan elevasi
puncak tiang pancang.
9. Tiang pancang ditandai d an dipotong/digergaji sesuai elevasi yang sudah
ditentukan.
j. Penyediaan Tiang Pancang Beton Pracetak ukuran 250x250 mm
Persyaratan penyediaan tiang pancang dilapangan yaitu sebagai berikut :

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 27
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

1. Kontraktor bertanggung atas fasilitas-fasilitas yang berkepentingan untuk


pekerjaan iniseperti jalan-jalan diproyek, tempat penumpukan
tiang, galian pada setiap titik, perlindunganterhadap fasilitas-fasilitas
yang telah ada seperti pipa air, kabel tilpon, kabel listrik, pipa
gas,saluran-saluran umum dan fasilitas-fasilitas lainnya baik yang berada
dilokasi proyek maupundilokasi yang bersebelahan dengan proyek.
2. Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang ini harus terdiri dari, Penyediaan tiang
pondasi dari beton precast, Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga
kerja, Pemancangan tiang pondasi, Percobaan pembebanan tiang,
Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan seperti
yang diminta oleh Engineer, Pemotongan kelebihan panjang dari tiang.

3.2.2 Tahapan Pekerjaan


Pada tahapan pekerjaan ini menjelaskan mengenai semua tahapan
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan dari awal kegiatan magang sampai selesai
kegiatan, dengan menggunakan pola sesuai dengan diagram alir kegiatan dengan
pengelompokan jenis pekerjaan dan urutan pelaksanaan dimana ada
ketergantungan dan keterkaitan hasil pekerjaan yang satu dengan yang lainya.
1. Pekerjaan Persiapan
Tahap Pertama yang dilakukan pembersihan lokasi pekerjaan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah membersihkan areal pekerjaan sesuai dengan
volume yang ada dengan cara membersihkan tanaman semak belukar yang ada
disekitar lokasi agar dalam pelaksanaan pekerjaan nantinya tidak ada kendala.
Tahap Kedua adalah Pembuatan Direksi Keet/Gudang. Direksi
Keet/Gudang iniadalah bangunan sementara dari kayu yang dibangun sebagai
tempat penyimpanan bahan/material yang akan digunakan,tempat rapat/koordinasi
lapangan antara pelaksana, konsultan perencana, konsultan pengawas dan instansi
terkait baik rutin ataupun koordinasi yang bersifatnya mendadak dan sebagai
tempat peristirahatan para pekerja.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 28
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Gambar 3.1 Pembersihan lokasi pekerjaan dan penyiapan jalan masuk kendaraan proyek

Gambar 3.2 Penyiapan jalan masuk untuk kendaraan proyek

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 29
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Tahap ketiga adalah pengukuran dan penentuan titik tiang pancang


abutmen jembatan menggunakan waterpas dan theodolite, dalam kegiatan ini juga
ditentukan tinggi tanah urugan untuk pembuatan jalan. Kegiatan ini dilakukan
bersama dengan pelaksana proyek, konsultan perencana dan konsultan pengawas.

Gambar 3.3 Penentuan titik pancangan pondasi abutmen jembatan

2. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan timbunan pilihan timbunan yang diklasifikasikan sebagai
timbunan pilihan terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua
ketentuan di atas level timbunan biasa dan sebagai tambahan memiliki sifat-sifat
tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau
disetujui oleh direksi pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan bila
diuji memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman dalam bila
dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum. Pekerjaan timbunan ini
ada dua yaitu timbunan pilihan dari sumber galian, dan timbunan pilihan krikil
dari sumber galian.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 30
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

3. Perkerjaan perkerasan berbutir


Pekerjaan perkerasan berbutir yang dilaksanakan pekerjaan lapispondasi
agregat kelas A. Lapis pondasi agregat kelas A (LPA) adalah campuran agregat
dengan berbagai fraksi dan material yang digunakan untuk pondasi perkerasan
aspal maupun perkerasan beton. LPA ini berada di atas LPB. Metode pelaksanaan
pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A adalah sebagai berikut :
a. Agregat diangkut dari stockpile menuju lokasi penghamparan
menggunakan dump truck
b. Lalu agregat dihamparkan dengan menggunakan excavator dengan
ketebalan 20 cm
c. Dilanjutkan dengan proses pemadatan dengan menggunakan vibro roller.
Pada saat pemadatan sambil dilakukan penyiraman dengan menggunakan
water tank untuk menjaga kadar air.
4. Pekerjaan Struktur
a. Pekerjaan pemancangan cerucuk galam. Cerucuk galam ini dipasang
untuk pondasi sayap jembatan, pemasangan nya menggunakan tenaga
tukang dan dibantu dengan excavator untuk setiap sisi sayap ada 21 titik
pancangan dengan kedalaman rata-rata 3 M.
b. Pemancangan Square Piles dengan dimensi 25 x 25. Pemancangan ini
dilakukan dengan menggunakan Drop Hummer metode Tripod, tiang
pancang yang digunakan memiliki panjang 6 M, untuk kedalaman
pancangannya rata-rata sekitar 10 M, penyambungan tiang pancang
menggunakan Las listrik.

Gambar 3.4 Proses pemancangan menggunakan hummer

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 31
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Gambar 3.5 Proses penyambungan tiang pancangan menggunakan las listrik

c. Pekerjaan pembesian untuk tulangan abutmen, jembatan dan boxculvert


1) Pembesian untuk tulangan abutmen.
Ini menggunakan besi ulir dengan diameter 12, 16, 19, 20, dan 25.
Dimensi abutmen sendiri memiliki lebar 2 M, tinggi 3,35 M, dan
lebar 7 M. Alat dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan
pembesian sebagai berikut.
a) Alat pemengkor besi
Alat pemengkor besi ini digunakan untuk memengkorkan besi
untuk membuat bagian-bagian dari tulangan abutmen, pekerjaan
pemengkoran ini dilakukan di tempat lain lalu dibawa dan
dirakit lokasi yang akan dibuat abutmen jembatan
b) Pemotong besi menggunakan gas oxy-acetylene
Karna diameter besi tulangan sangat besar-besar maka
pemotongan menggunakan api yang dialiri gas agar
melancarkan pekerjaan dan memudahkan pekerjaan pemotongan
besi.
c) Alat pengikat kawat/kawat bendrat

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 32
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Digunakan untuk mengikat dan merakit tulangan abutmen yang


dibuat agar menjadi satu kesatuan seperti yang sesuai dengan
gambar.
d) Gunting besi
Alat ini digunakan untuk memotong kawat bendrat
e) Kayu multipleks (plywood)
Kayu multiplek digunakan untuk pembuatan bekisting yang
berfungsi untuk membentuk permukaan struktur yang akan
dicor.
f) Balok Kayu
Balok kayu memanjang yang digunakan untuk bekisting. Untuk
melapisi, multipleks sehingga menjadi kokoh.

Gambar 3.6 Detail penulangan abutmen

2) Pembesian untuk tulangan jembatan


Rangka jembatan menggunakan girger baja, diatasnya dicor beton
fc’ 30 MPa dengan tulangan besi ulir diameter 10, 12, dan 16. Untuk
dimensi jembatan memiliki lebar 5,6 M dan panjang jembatan 16 M.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 33
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Gambar 3.7 Detail tulangan jembatan

3) Pembesian untuk tulangan boxculver


Box cuvert menggunakan pondasi cerucuk galam dengan kedalaman
rata-rata 3 M, dan untuk rangkanya menggunakan besi ulir dengan
diameter 12, 16, dan 19. Dimensi boxculvert sendiri memiliki lebar 7
M, tinggi 4 M, dan panjang 5,6 M.

Gambar 3.8 Detail tulangan box culvert

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 34
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

3.3 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

K3 adalah bidang yang berhubungan dengan keselamatan , kesehatan dan


kesejahteraan manusia yang bekerja pada suatu proyek atau yang berada disekitar
area proyek. Tujuan utama dari K3 adalah mencegah terjadinya kecelakaan.
Sebagai perusaan yang bergerak dibidang kontruksi perusahaan menyadari
bahwa dalam proses kerjanya banyak factor bahaya yang timbul. Untuk
menyikapi permasalahan tersebut CV. Sinar Baru menerapkan system
keselamatan kerja dengan menyediakan berbagai perlengkapan K3 proyek
kontruksi berikut adalah table job sefty analysis.
1. Penerapan K3 Pekerjaan Struktur Bawah

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 35
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Tabel 3.1 Job sefty Analisis

Karena Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki
resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi, K3 tentu merupakan hal yang sangat
penting. Dengan mengidentifikasi APD yang digunakan, kondisi tidak aman,
tindakan tidak aman, potensi bahaya serta rambu-rambu K3 dapat mengurangi
dampak kecelakaan kerja di proyek konstruksi karena penulis mengetahui hal apa
saja yang perlu dilakukan kedepannya.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 36
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV
PENGENDALIAN PROYEK

4.1 Uraian Umum


Terciptanya hasil karya teknik atau rekayasa bangunan dilatar belakangi
adanya proses perencanaan yang matang, oleh karena itu sebelum pelaksanaan
Proyek Pembangunan Gedung Baru Sekretariat Daerah Kabupaten Tapin ini perlu
dibuat perencanaan yang matang terlebih dahulu. Adanya perencanaan yang harus
matang dibuat karena harus banyak memperhatikan guna memenuhi segala
persyaratan yang diperlukan bagi berdirinya suatu bangunan sesuai dengan
kegunaanya. Perencanaan merupakan pekerjaan awal yang paling menentukan
dalam keberhasilan suatu proyek.
Perencanaan arsitektur merupakan tahap awal perencanaan Proyek
Pengembangan Pemukiman Pedesaan Kawasan Cindai Alus Kecamatan
Martapura, yang termasuk didalamnya terdiri jadi perencanaan peningkatan jalan,
pembangunan jembatan, dan pembangunan drainase beserta box culvert. Setelah
perencanaan disetujui oleh pihak pemilik, dilanjutkan dengan perancangan
struktur untuk menghitung kekuatan dan ketahanan nya.
Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pekerjaan di lapangan atau
biasa disebut dengan memonitoring (pengendalian mutu, waktu dan biaya) suatu
media yang mampu merangkum informasi secara tepat dan cepat agar dapat
diketahui. Pada umumnya pengendalian tersebut dipakai media jaringan kerja,
kurva S, spesifikasi teknis, gambar rencana, dan lain sebagainya. Media ini
bermanfaat untuk memastikan mengenai kondisi bangunan, kemajuan proyek,
masalah-masalah yang ada serta keputusam dan tindakan yang diambil.
1. Biaya/Dana
Proyek pengembangan Pengembangan Pemukiman Pedesaan Kawasan
Cindai Alus Kecamatan Martapura dalam perencanaan, suatu konsultan perencana
dana yang disediakan untuk proyek ditanganinya sehingga dapat ditentukan
beberapa alternative perencana dengan harga yang murah tanpa mengabaikan
kekuatan, keindahan, dan keamanan konstuksi.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 37
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

2. Kekuatan kontruksi
Proyek Pengembangan Pemukiman Pedesaan Kawasan Cindai Alus di
kontraktori oleh CV. SINAR BARU dan Konsultan Pengawasnya adalah CV.
MATRIX CONSULTAN sangat memperhatikan kondisi tanah, tegangan dan
beban yang bekerja dalam pembangunan ini. Kekuatan kontruksi ini melewati
pengujian agar tidak terjadi hal-hal yang mungkin menimpa pada bangunan
Gedung Baru Sekretariat Kabupaten Tapin ini, yaitu diantaranya :
a. Penyelidikan Tanah (Soil Investigation)
Untuk mengetahui daya dukung tanah yang dilakukan beberapa hal
diantaranya yaitu, Sondir, Booring, Pile Driving Analyzer (PDA) dan uji
laboratorium.
b. Kekuatan Beton, dan Baja
Mutu beton fc’ 20 Mpa dan Baja Struktur BJ 34 berdasarkan standar
SNI. Tulangan menggunakan baja ulir dirakit sedemikian rupa sesuai dengan
gambar rencana.

4.2 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu adalah mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek
agar mendapatkan mutu yang baik dan sesuai dengan syarat yang ditentukan
dalam kontrak. Alat pengendalian mutu proyek yang harus di kuasai oleh
pengawas atau direksi perkerjaan adalah sebagai berikut :
1. Spesifikasi Teknis
2. Metode Pelaksanaan
3. Gambar Kerja
4. Hasil Tes Bahan dari Laboratorium
5. Peraturanpperaturan pemerintah
6. Peraturan-peraturan khusu yang harus diikuti yang tercantum dalam kontrak
Setiap pengawas harus menguasai spesifikasi teknis dari pekerjaan yang
akan dilaksanakan maupun metode pelaksanaan, gambar kerja, pembacaan hasil
tes Laboratoriun serta peraturan-peraturan yang harus diikuti.

Pengendalian material yang datang adalah upaya untuk mendapatkan


material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Setelah

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 38
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

dilakukan inspeksi hanya material yang memenuhi syarat yang akan berada
dilokasi proyek, sedangkan yang tidak memenuhi syarat akan dikembalikan atau
ditukarkan kembali.
Pada Proyek Pembangunan Gedung Baru Sekretariat Daerah Kabupaten
Tapin ini akan membahas pekerjaan struktur bawah seperti Pondasi Tiang
Pancang, dan Abutment jembatan
1. Pondasi Tiang pancang
Pondasi merupakan komponen terpenting dalam bangunan. Pondasi
merupakan dasar dari sebuah bangunan, jika pondasi tidak kuat menahan beban
dan tidak kuat dengan kondisi tanah maka akan berpengaruh pada kekuatan
jembatan. Alternatif pondasi yang dapat digunakan untuk sebuah jembatan bisa
bermacam – macam tergantung pada kondisi tanah dan beban di atasnya. Tiang
pancang yang di gunakan untuk podasi jembatan adalah square pile 25 x 25.
Square pile 25 x 25 ini dianggap cocok untuk bangunan jembatan standart
yang tidak terlalu besesar dengan kondisi tanah yang labil dan lunak. Tiang
pancang square pile dengan panjang sisi 25 cm mutu beton nya K-450 dan ukuran
baja dan jumlah baja tulangan adalah 4D 13 mm atau 4D16mm tulangan spiral ø
5 mm (0,2 mm toleransi) luas baja tulangan l: 8,04 cm² Luas penampang tiang
netto : 617.00 cm².
P AXIAL yang dapat dipikul square pile :
P = 121.885 Kg = 121,9 Ton
Safety Faktor = 2.1
P ijin = 40-50 ton untuk 4D 13 mm
atau P ijin = 45-60 ton untuk 4D 16 mm

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 39
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Gambar 4.1 Material Tiang Pancang 25 x 25


a. Tahap awal sebelum pemancanngan
Sebelum ditentukannya titik pemancangan terlebih dahulu dilakukan
penyelidikan tanah (Soil Investigation) ini merupakan kegiatan paling awal dalam
suatu kegiatan proyek, yang berkaitan dengan perencanaan suatu bangunan bawah
(struktur bawah. Kegiatan ini diharapkan memberi informasi tentang kondisi
tanah, jenis tanah, muka air tanah, lapisan struktur tanah, dan sifat-sifat tanah
untuk perencanaan struktur pondasi.
Pekerjaan oenyeidikan tanah ini dilaksanakan oleh CV. SURVEY
GEOTEKNIK DAN TRANSPORTASI. Dalam pengerjaannya Pengujian sondir
sebanyak 2 (dua) buah titik. Pelaksanaan pengujian
sondir menggunakan Metode Standart SNI 03-2827-1992. Pengujian
sondir menggunakan alat sondir berkapasitas 2,50 ton sedangkan konus yang
digunakan menggunakan tipe bikonus. Pembacaan tahanan konus (conus
resisten/C) dan hambatan lekat (friction Sleeve) dilaksanakan hingga mencapai
lapisan tanah keras dengan nilai konus (C) 200 kg/cm2 atau bila tidak dijumpai
tanah keras dengan nilai konus (C) 200 kg/cm2 maka pengujian dilaksanakan
hingga mencapai kedalaman maksimal 20 meter, Sedangkan pembacaan nilai
konus setiap interval 0.20 meter.
1) Hasil Penyelidikan Lapangan
Berdasarkan hasil pengujian penetrasi sondir yaitu dari data
perlawanan konus (qc) dengan notasi qc, tingkat konsistensi/kepadatan

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 40
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

relative dapat diketahui, seperti pada table 4.1, table 4.2 dan gambar 4.1
berikut.

Tabel 4.1 Konsistensi lempung berdasarkan data sondir (Terzaghi dan Peck, 1948)

Table 4.2 Kepadatan pasir berdasarkan data sonndir (Terzaghi dan Peck, 1948)

Gambar 4.1 Grafik hubunga qc dengan Fr menurut Robertson dan campanela (Bowles
1977)

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 41
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Berdasarkan titik sondir didapat pula jenistanah berdasarkan


kedalaman tanahnya dapat dilihat pada table 4.3, table 4.4 dan table 4.5
berikut.

Table 4.3 Profil lapisan tanah berdasarkan titik sondir 1

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 42
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Tabel 4.4 Profil lapisan tanah berdasarkan titik sondir 2

Tabel 4.5 Hasil pengujian sondir

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 43
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Tabel Data sondir 1

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 44
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

b. Analisis Daya Dukung Pondasi


Berdasarkan data hasil pengujian di lapangan terutama dari data hasil
pengujian penetrasi sondir, maka untuk menentukan kuat daya dukung pondasi
dapat diambil berdasarkan pendekatan menggunakan rumus seperti di bawah ini :
1) Untuk bangunan-bangunan ringan hingga bertingkat, atau bangunan
lainnya bila akan digunakan pondasi dangkal, kuat dukung tanah
didekati dengan rumus:
Jenis tanah berpasir atau lempung (mayerhof, 1976) :
𝑞𝑢𝑙𝑡 = B 12,2 x (1 + D B ) x qc kg/cm2 …………………………………………………(4.1)
𝑞𝑖𝑗𝑖𝑛 = 𝑞𝑢𝑙𝑡 SF kg/cm2………………………………………………………………………..(4.2)
Jenis tanah berpasir (sanglerarat, 1972) :

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 45
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

𝑞𝑖𝑗𝑖𝑛 = B 40 x (1 + D B ) x qc kg/cm2 …………………………………………………..(4.3)


Dimana :
qn = Daya dukung ijin (kg/cm2 ).
qn = Daya dukung ultimit (kg/cm2 )
SF = Faktor Safety ( umumnya diambil SF = 3

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 46
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)
PEKERJAAN :
PENGEMBANGAN PEMUKIMAN PEDESAAN KAWASAN CINDAI ALUS
LOKASI :
DESA CINDAI ALUS – KECAMATAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

2) Apabila dikehendaki untuk menggunakan pondasi tiang pancang,


didekati dengan menggunakan perhitungan daya dukung:
……………………….....……………….(4.4)

Dimana :
Qijin = Daya dukung ijin tiang tunggal (ton)
Ab = Luas penampang (cm2 )
qc = Tahanan ujung/konus (kg/cm2 )
JHP = Jumlah hambatan pelekat (kg/cm)
K = Keliling tiang pancang (cm)
SF1 = 3 untuk pasir, 5 untuk lempung
SF2 = 5 untuk pasir, 7 untuk lempung

Table 4.6 Faktor efesiensi untuk kelompok tiang dalam tanah lempung (d =
diameter tiang) (Kerisel, 1967)

2.

NAMA KELOMPOK
MUNAWIRIN (16640076) 47
YOGO ADI PANGESTU (16640174)
M. FIRDAUS ARIYANTO (16640317)

Anda mungkin juga menyukai