T
T
Ini akan menyebabkan makanan segera menjadi semakin laris kerana tempahan
makanan secara online.
Tindakan sosial merupakan menjadi konsep penting di dalam ilmu sosial. Manusia sentiasa
melakukan tindakan sosial dalam hubungannya dengan orang lain. Dalam sosiologi, Max
Weber meletakkan tindakan sosial sebagai salah satu konsep kunci untuk memahami realitas
sosial. Memahami tindakan sosial yang dilakukan oleh individu, menurutnya dapat membuka
jalan untuk memahami dunia sosial. Ia akan membahas tentang tindakan sosial dengan merujuk
pada pemikiran Max Weber iaitu salah satu tokoh besar dalam ilmu sosial khususnya sosiologi.
Pengertian tindakan sosial secara ringkas dan juga disertai contohnya. Apa itu
tindakan sosial?
Tindakan sosial, ia melibatkan upaya interpretasi dan preferensi yang dimiliki oleh
seseorang. Dalam upaya melakukan interpretasi dan kaitannya dengan preferensi,
seseorang yang melakukan tindakan sosial berusaha menangkap makna simbolik yang
diperoleh dari tindakannya tersebut.
Menurut Max Weber, terdapat empat tindakan sosial yang disertai dengan contoh agar
setiap individu memiliki referensi dan mudah untuk memahami definisi tindakan sosial
secara sosiologis.
1. Tindakan rasional
Sebagai contoh, anda memilih makan dan minum dengan tangan kanan
berbanding tangan kiri. Ketika dalam majlis makan malam di pejabat,
anda memilih makan dengan menggunakan sudu. Keputusan untuk
makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan atau dengan
sudu didasarkan atas pertimbangan nilai. Apabila tidak
mempertimbangkan nilai, maka tindakan yang dilakukan dianggap tak
wajar, aneh, bahkan mendapat persepsi negatif dan penolakan dari
masyarakat.
3. Tindakan afektif
4. Tindakan tradisional
Hal-hal seperti tidur dan makan pada dasarnya merupakan tindakan individu. Jika hanya
tindakan ini yang hadir pada keseharian manusia, maka tidak akan ada ruang untuk sosiologi,
karena tindakan ini (tidur dan makan) akan berada di bawah yurisdiksi biologi dan psikologi.
Namun, bantah Durkheim, ada tindakan lain yang secara inheren bersifat sosial, seperti
memenuhi kewajiban seseorang sebagai warga negara, atau melakukan demonstrasi. Tindakan
ini membuktikan adanya realitas sosial disamping kenyataan individu.
Fakta sosial adalah teori yang diciptakan oleh sosiolog Emile Durkheim untuk menggambarkan
bagaimana nilai, budaya, dan norma mengendalikan tindakan dan kepercayaan individu dan
masyarakat secara keseluruhan. Agar memenuhi syarat sebagai fakta sosial, fenomena yang
dibutuhkan untuk memenuhi hal ini terdapat dua kriteria, yaitu mereka harus ada di luar
individu, dan mereka harus ada sebelum individu.
Fakta sosial sangat penting dalam menantang pemikiran utilitarian dan diskusi
kontemporer dari motif individu terhadap hukum masyarakat. Selanjutnya, konsekuensi
wajar dari fakta sosial adalah bahwa tindakan individu berasal dari masyarakat.
Darwinisme sosial juga tidak sesuai dengan adanya fakta sosial.
Fakta sosial, bagi Durkheim, adalah sesuatu, bukan gagasan. Hal-hal memiliki realitas,
dan bisa diamati. Sebagai sesuatu, maka bisa dipelajari dengan cara yang sama, seperti
ilmu alam bisa mempelajari molekul.
1. Perkawinan:
Kelompok sosial cenderung memiliki gagasan yang sama terhadap pernikahan,
seperti usia yang tepat untuk menikah dan seperti apa upacara itu. Sikap yang
melanggar fakta sosial tersebut, seperti poligami di dunia Barat, dianggap
dengan jijik.
2. Bahasa:
Orang yang tinggal di daerah yang sama cenderung berbicara dalam bahasa
yang sama. Sebenarnya, mereka bisa mengembangkan dan meneruskan dialek
dan idiom mereka sendiri. Bertahun-tahun kemudian, norma-norma tersebut
dapat mengidentifikasi seseorang sebagai bagian dari wilayah tertentu.
3. Agama:
Fakta sosial membentuk bagaimana kita memandang agama. Daerah yang
berbeda memiliki benteng agama yang berbeda, dengan iman menjadi bagian
kehidupan yang teratur, dan agama-agama lain dianggap asing dan aneh.
Menurut Durkheim (Dalam buku Rules of Sociological Method) : “Fakta sosial adalah cara
bertindak, apakah tetap atau tidak, yang akan menjadi pengaruh eksternal bagi seorang
individu. “Dan itu akan bermaksud bahawa fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan
perasaan yang berada di luar individu dan koersif dan dibentuk sebagai pola dalam masyarakat.
(Ritzer 2000: 73), Mengatakan struktur sosial, norma-norma budaya, dan nilai-nilai sosial
termasuk dan ditegakkan (paksaan) untuk aktor sosial.