Anda di halaman 1dari 5

TUGASAN WEBEX SATU (1)

Wujudkan situasi perubahan sosial antara individu dan masyarakat.


Di mana adanya masyarakat yang hidup pada zaman serba canggih dan moden, maka segala
proses kerja akan dibentuk bertukar menjadi sistem berkomputer dan pengunanya yang celik
IT, pengunaan bagi menjalankan sesuatu pekerjaan hanya perlukan laman sesawang yang mana
terdapat kemudahan bagi mmemperolehi segala maklumat dunia yang begitu mudah, cepat dan
pengunaan kos yang rendah kerana ia menjalankan kerja hanya di hujung jari. Bagi perniaga-
peniaga yang menjalankan secara kecil-kecilan akan menjadi semakin bertambah seperti
cendawan tumbuh kerana kemudahan terlalu terbuka untuk menjalankan sesuatu perniagaan
dengan hanya mengiklankannya didalam laman sesawang yang dimaksudkan. Contohnya,

 Ini akan menyebabkan makanan segera menjadi semakin laris kerana tempahan
makanan secara online.

 permainan tradisional tidak akan diperkenalkan kepada anak- anak millennia.

 Apabila wujudnya masyarakat siber, cara berkomunikasi akan mengalami banyak


perubahan kerana individu lebih menyukai berkomunikasi melalui media sosial
dibandingkan bersemuka.

TUGASAN WEBEX DUA (2)


Tindakan sosial: menurut Max Weber

Tindakan sosial merupakan menjadi konsep penting di dalam ilmu sosial. Manusia sentiasa
melakukan tindakan sosial dalam hubungannya dengan orang lain. Dalam sosiologi, Max
Weber meletakkan tindakan sosial sebagai salah satu konsep kunci untuk memahami realitas
sosial. Memahami tindakan sosial yang dilakukan oleh individu, menurutnya dapat membuka
jalan untuk memahami dunia sosial. Ia akan membahas tentang tindakan sosial dengan merujuk
pada pemikiran Max Weber iaitu salah satu tokoh besar dalam ilmu sosial khususnya sosiologi.

Pengertian tindakan sosial secara ringkas dan juga disertai contohnya. Apa itu
tindakan sosial?

 Tindakan sosial atau dalam Bahasa Inggris diterjemahkan menjadi social


action adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dengan pertimbangan
interpretatif atas situasi, intraksi, dan hubungan sosial dikaitkan dengan preferensi nilai,
kepercayaan, minat, emosi, kekasaan, otoritas, kultur, kesepakatan, ide, kebiasaan, atau
lainnya yang dimiliki oleh seseorang.

 Tindakan sosial, ia melibatkan upaya interpretasi dan preferensi yang dimiliki oleh
seseorang. Dalam upaya melakukan interpretasi dan kaitannya dengan preferensi,
seseorang yang melakukan tindakan sosial berusaha menangkap makna simbolik yang
diperoleh dari tindakannya tersebut.

 Menurut Max Weber, terdapat empat tindakan sosial yang disertai dengan contoh agar
setiap individu memiliki referensi dan mudah untuk memahami definisi tindakan sosial
secara sosiologis.

1. Tindakan rasional

 Tindakan ini disebut juga tindakan instrumental bertujuan. Kata


”rasional” mengandung makna implisit logis dan instrumental untuk
mencapai tujuan. Artinya tindakan sosial dilakukan dengan
pertimbangan untuk mencapai tujuan yang sudah difikirkan
sebelumnya.

 Sebagai contoh, anda memilih menaiki motosikal untuk ke pejabat


berbanding pengangkutan umum yang lain kerana motosikal boleh
memasuki lorong-lorong yang sempit supaya lebih cepat sampai.

 Ketika anda bangun, anda berpikir untuk menaiki motosikal sebagai


alternatif. Akhirnya anda memutuskan untuk memilih menaiki
motosikal supaya tidak terlambat. Keputusan menaiki motosikal dalam
situasi sedemikian adalah contoh tindakan sosial intrumental bertujuan
supaya tidak terlewat atau lambat untuk sampai ke sesuatu tempat.

2. Tindakan berorientasi nilai

 Tindakan ini dilakukan dengan pertimbangan nilai. Artinya seseorang


yang bertindak mengutamakan apa yang dianggap baik, lumrah, wajar
atau benar dalam masyarakat di atas tujuan individual. Apa yang
dianggap baik boleh berdasarkan dari etika, agama, atau bentuk sumber
nilai lain.

 Sebagai contoh, anda memilih makan dan minum dengan tangan kanan
berbanding tangan kiri. Ketika dalam majlis makan malam di pejabat,
anda memilih makan dengan menggunakan sudu. Keputusan untuk
makan dan minum dengan menggunakan tangan kanan atau dengan
sudu didasarkan atas pertimbangan nilai. Apabila tidak
mempertimbangkan nilai, maka tindakan yang dilakukan dianggap tak
wajar, aneh, bahkan mendapat persepsi negatif dan penolakan dari
masyarakat.

3. Tindakan afektif

 Tindakan ini didasarkan atas keterlekatan emosional. Emosional di sini


harus ditegaskan berbeza dengan rasional. Pertimbangan emosional
meliputi hal-hal yang berkaitan dengan perasaan, seperti; marah, sedih,
cinta, simpati, kasihan, bahagia, dan sebagainya. Perlu digariskan
supaya aspek emosional yang muncul merupakan reaksi spontan atas
apa yang dialaminya. Di sini jelas perbeaannya, apabila rasional
melibatkan pertimbangan mendalam, emosional cenderung lebih
spontan.

 Sebagai contoh, seseorang yang menangis ketika mendengar lagu sedih.


Tindakannya akan menagis dengan spontan, begitu juga ketika
mendengarkan lagu. Menangis dalam contoh ini merupakan bentuk
tindakan afektif. Seorang ibu yang tersenyum bahagia atas kelahiran
anaknya meskipun masih merasakan sakit setelah melahirkan adalah
contoh tindakan afektif.

4. Tindakan tradisional

 Tindakan ini menggunakan tradisi, adat atau kebiasaan masyarakat


sebagai pertimbangannya. Biasanya tindakan tradisional dilakukan
tanpa perencanaan. Tujuan dan cara melakukannya berbentuk repetitif
atau mengulang apa yang biasanya dilakukan.

 Sebagai contoh, beberapa kelompok masyarakat muslim di kampong-


kampung melakukankan majlis tahlil pada setiap malam jumat.

 Upacara-upacara adat untuk memperingati keluarga yang sudah


meninggal dilakukan oleh beberapa suku di Indonesia dengan cara yang
berbeza. Mereka yang turut merayakan atas nama menjalankan tradisi,
artinya melakukan tindakan tradisional.

Fakta sosial: menurut Emile Durkheim

Hal-hal seperti tidur dan makan pada dasarnya merupakan tindakan individu. Jika hanya
tindakan ini yang hadir pada keseharian manusia, maka tidak akan ada ruang untuk sosiologi,
karena tindakan ini (tidur dan makan) akan berada di bawah yurisdiksi biologi dan psikologi.
Namun, bantah Durkheim, ada tindakan lain yang secara inheren bersifat sosial, seperti
memenuhi kewajiban seseorang sebagai warga negara, atau melakukan demonstrasi. Tindakan
ini membuktikan adanya realitas sosial disamping kenyataan individu.
Fakta sosial adalah teori yang diciptakan oleh sosiolog Emile Durkheim untuk menggambarkan
bagaimana nilai, budaya, dan norma mengendalikan tindakan dan kepercayaan individu dan
masyarakat secara keseluruhan. Agar memenuhi syarat sebagai fakta sosial, fenomena yang
dibutuhkan untuk memenuhi hal ini terdapat dua kriteria, yaitu mereka harus ada di luar
individu, dan mereka harus ada sebelum individu.

Durkheim dan Fakta Sosial


 Dalam bukunya The Rules of Sociological Method, Durkheim mengemukakan fakta
sosial, dan buku tersebut menjadi salah satu teks dasar sosiologi.

 Ia mendefinisikan sosiologi sebagai studi tentang fakta sosial, yang menurutnya


merupakan tindakan masyarakat..

 Fakta sosial adalah alasan mengapa orang-orang dalam masyarakat tampaknya


melakukan hal-hal dasar yang sama, seperti di mana mereka tinggal, apa yang mereka
makan, dan bagaimana mereka berinteraksi. Masyarakat mereka termasuk membentuk
mereka untuk melakukan hal-hal ini, dan meneruskan fakta sosial.

 Fakta sosial sangat penting dalam menantang pemikiran utilitarian dan diskusi
kontemporer dari motif individu terhadap hukum masyarakat. Selanjutnya, konsekuensi
wajar dari fakta sosial adalah bahwa tindakan individu berasal dari masyarakat.
Darwinisme sosial juga tidak sesuai dengan adanya fakta sosial.

 Fakta sosial, bagi Durkheim, adalah sesuatu, bukan gagasan. Hal-hal memiliki realitas,
dan bisa diamati. Sebagai sesuatu, maka bisa dipelajari dengan cara yang sama, seperti
ilmu alam bisa mempelajari molekul.

Fakta Sosial yang Umum

 Durkheim menggunakan banyak contoh untuk menunjukkan teorinya tentang fakta


sosial, seperti:

1. Perkawinan:
Kelompok sosial cenderung memiliki gagasan yang sama terhadap pernikahan,
seperti usia yang tepat untuk menikah dan seperti apa upacara itu. Sikap yang
melanggar fakta sosial tersebut, seperti poligami di dunia Barat, dianggap
dengan jijik.

2. Bahasa:
Orang yang tinggal di daerah yang sama cenderung berbicara dalam bahasa
yang sama. Sebenarnya, mereka bisa mengembangkan dan meneruskan dialek
dan idiom mereka sendiri. Bertahun-tahun kemudian, norma-norma tersebut
dapat mengidentifikasi seseorang sebagai bagian dari wilayah tertentu.

3. Agama:
Fakta sosial membentuk bagaimana kita memandang agama. Daerah yang
berbeda memiliki benteng agama yang berbeda, dengan iman menjadi bagian
kehidupan yang teratur, dan agama-agama lain dianggap asing dan aneh.
Menurut Durkheim (Dalam buku Rules of Sociological Method) : “Fakta sosial adalah cara
bertindak, apakah tetap atau tidak, yang akan menjadi pengaruh eksternal bagi seorang
individu. “Dan itu akan bermaksud bahawa fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan
perasaan yang berada di luar individu dan koersif dan dibentuk sebagai pola dalam masyarakat.

(Ritzer 2000: 73), Mengatakan struktur sosial, norma-norma budaya, dan nilai-nilai sosial
termasuk dan ditegakkan (paksaan) untuk aktor sosial.

Anda mungkin juga menyukai