STIMULASI PERSEPSI
I. Topik
II. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
munculnya halusinasi
Halusinasi adalah perssepsi tentang afek bayangan dan sensori yang timbul tanpa ada
stimulus eksternal (Urison dan Khull, 1998). Halusinasi terdiri atas halusinasi dengan
halusinasi lihat, halusinasi penciuman, halusinasi pengecapan dan halusinasi raba, klien
bisikan/ melihat bayangan. Klien menyatakan kesal, menyatakan senang dengan suara-
suara, klien bicara sendiri, tertawa sendiri, marah tanpa sebab, menyendiri dan melamun.
Klien dengan halusinasi harus mendapat tindakan keperawatan yang tepat. Observasi
harus tetap dilakukan pada klien halusinasi agar tidak terjadi perilaku kekerasan dan
bunuh diri. Untuk itu perlu dilakukan suatu kegiatan yang terwujud dalam terapi aktivitas
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah di
alami. Dengan proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus terhadap
IV. Klien
a. Kriteria
3. Klien dengan isolasi sosial yang sudah dapat melakukan sosialisasi secara
bertahap
4. Klien yang telah dikontrak sebelumnya, yang bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Proses seleksi
Dari ± 16 klien di panti dhira berdasarkan hasil observasi dari anggota kelompok,
maka disimpulkan sebanyak 6 orang klien yang akan mengikuti kegiatan terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi, dimana satu hari sebelumnya sudah dilakukan
kontrak dengan klien, sedangkan klien lain tidak diikut sertakan karena tidak sesuai
kriteria.
1. Tn.H.A
2. Tn A
3. Tn.L
4. Tn.M
5. Tn.R
6. Tn.M
3
V. Pengorganisasian
a. Waktu
2. Waktu : 30 menit
1. Orientasi : 5 menit
2. Kerja : 20 menit
3. Evaluasi : 5 menit
4. Setting tempat
Setting
CO L
O
K1 K2
K3 K4
K5 F K6
Keterangan : O
L : Leader
C : Co Leader
F : Fasilitator
K : Klien
O : Observer
4
b. Tim Terapis
1. Leader : Yuraeni
Tugas :
b) Memperkenalkan diri
g) Mengaktifkan kelompok
2. Co-Leader: Ito P
Tugas :
3. Fasilitator : Subekti
Tugas:
a) Memotivasi klien yang kurang ataupun tidak aktif terlibat dalam shering
persepsi
Tugas :
kegiatan
1. Alat :
a) Tape Recorder/HP
b) Bola Plastik
2. Metode :
a) Dinamika kelompok
1. Orientasi
a. Salam perkenalan
b. Evaluasi / validasi
c. Kontrak
b) Jika ada peserta yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada terapis
6
2. Tahap Kerja
b. Terapis menghidupkan musik dan edarkan bola berlawanan dengan arah jarum jam.
c. Pada saat musik dimatikan, anggota kelompok yang mendapat bola diminta untuk
disuruh ke depan
3. Tahap Terminasi
Leadar menanyakan kegiatan apa yang telah di lakukan dan menganjurkan klien
untuk menyebutkan kembali (leader beri reinforcement positif bagi yang berhasil
menjawab)
c. Tindak lanjut
VII. Evaluasi
a. Struktur
5. Diskusi kelompok untuk pembagian tugas dalam TAK dan Role Play
b. Proses
kegiatan
c. Hasil
bercakap-cakap.
8
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budiana (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.
TAK
Ruangan : Dhira
I. Proses keperawatan
a. Kondisi klien
TAK
b. Tujuan khusus
halusinasi
c. Tindakan Keperawatan
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi bapak2 sekalian!”.
“Baiklah… pada kesempatan sore hari ini, kami mahasiswa Pertamedika jakarta,
saya sendiri Yuraeni, disamping saya ada Ito P, Subekti dan Teti yustianti
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak2 sekalian pagi hari ini ?”
“Apakah bapak2 sekalian sudah siap melakukan TAK?”
11
“Sebelum kita mulai TAK, ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu, berdoa
c. Kontrak
Saya mau tanya ada yang belum pernah ikut TAK sebelumnya. Bagus semuanya
sudah pernah ya barusan mengikuti TAK. Bapak2 tahu tidak TAK kita kali ini
tentang apa. TAK kita kali ini yaitu cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap. “Sebelum dimulai kegiatan ini, bapak2 diminta untuk saling
memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, asal dan hobi. TAK ini akan
berlangsung selama 30/45 menit menit di ruangan ini. Nanti selama permainan ini
berlangsung bapak2 tidak boleh meninggalkan tempat ini ya. Kalaupun ada yang
ingin buang air bapak2 harus minta izin dulu sama suster atau mantri yang ada di
sebelah kanan dan kiri bapak. Permainan dalam TAK yang kami adakan ini
bertujuan agar Bapak-bapak dapat membedakan antara lamunan dengan kenyataan
sehingga Bapak-bapak tidak tertawa sendiri atau terhanyut dalam lamunan sendiri
yang menyebabkan Bapak-bapak mendengar dan melihat sesuatu yang tidak nyata.
Dan mampu mengendalikan atau memutus halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain”Sekarang saya akan menjelaskan aturan permainannya: Oke.....
2. Fase kerja
Baiklah bapak2, sekarang kita mulai permainannya. Tapi sebelumnya Suster kasih tau
dulu ya cara dan peraturannya. Oke....bapak2 nanti akan dengar lagu yang sudah
disetel. Ini lagunya... Coba dengarkan. Dan ini juga ada bola. Nanti bola ini dipegang
oleh bapak2 lalu diedarkan ke teman yang ada disamping bapak2 (bola diedarkan
berlawanan dengan arah jarum jam) terus bola diedarkan sampai lagu yang
didengarkan berhenti / tidak terdengar. Nah... apabila lagu berhenti dan bola berada
ditangan bapak.... berarti bapak yang memegang bola harus menyebutkan nama, asal
cakap. Sekarang saya akan memberikan contohnya terlebih dahulu. Lalu bapak
dengarkan lagi lagu yang sudah disetel kemudian bola diedarkan lagi ke teman –
12
teman yang ada disamping bapak. Bola diedarkan terus sampai lagu itu berhenti.
Sekarang saya akan memberikan contohnya terlebih dahulu. Bagaimana bapak, apa
bapak2 sudah mengerti. Ada yang ingin ditanyakan tidak. Kalau begitu kita mulai
saja ya permainannya.
3. Fase Terminasi
Coba bapak2 ulangi lagi apa yang sudah di sebutkan tadi,… bagus.
c. Tindak Lanjut
Setelah mengikuti kegiatan ini, bagaimana kalau nanti kita belajar mengontrol
Saya harap bapak2 mau mengikuti TAK lagi ya. Tempat dan waktu akan
b. Kemampuan nonverbal
Nama Klien
No Aspek yang dinilai
1. Kontak mata
2. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
3. Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Jumlah
Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut TAK.
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda ’√’ (check list) jika
ditemukan pada klien atau tanda “× “ jika tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan. Jika mendapat nilai 4 atau 5, klien mampu; jika
nilai ≤ 3 klien dianggap belum mampu.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budiana (2005). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.
14