Oleh:
Bestiana Nizhomi
NIM. 1420421026
TESIS
YOGYAKARTA
2016
i
MOTTO
memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. Mereka meyakini
1
Kementrian Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, (Surakarta: Az-Ziyadah, 2016),
417.
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
SAW, kepada para sahabat, dan keluarganya, yang telah berjasa menyebarkan
ajaran Islam hingga kita dapat merasakan manfaat dan keteladanan beliau hingga
detik ini.
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan doa, finansial, motivasi, dorongan
semangat dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga dengan penuh ketulusan seraya
1. Bapak Prof. Drs. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., selaku Rektor UIN Sunan
ix
2. Bapak Prof. Noorhaidi Hasan, M.A, Ph.D selaku Direktur Program Pasca
3. Ibu Ro’fah, M.A, Ph.D selaku ketua sekretariat Program Pascasarjana (PPS)
4. Bapak Dr. Sangkot Sirait, M.Ag, selaku pembimbing yang telah memberikan
5. Orang tua dan keluarga besar tercinta serta orang-orang terdekatku, yang
ilmu, pengertian, dan motivasi untuk selalu giat belajar dalam menggapai
cita-cita dan mencari ridho Ilahi serta bermanfaat bagi orang lain.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat penulis
harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga tesis ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama bagi sekolah-
x
Yogyakarta, 5 Desember 2016
Penulis,
Bestiana Nizhomi
NIM : 1420421026
xi
DAFTAR ISI
xii
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ............... 41
3. Penilaian Kinerja Guru ........................................................ 41
4. Proses Manajemen Kinerja Guru ......................................... 42
C. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan
Kinerja Guru ........................................................................... 44
1. Pembinaan Disiplin.............................................................. 45
2. Pembangkitan Motivasi ....................................................... 46
3. Penghargaan......................................................................... 47
D. Kepemimpinan Partisipatif ..................................................... 47
1. Pengertian Kepemimpinan Partisipatif ................................ 47
2. Ciri-ciri Perilaku Kepemimpinan Partisipatif ...................... 49
xiii
c. Kepala sekolah sebagai administrator .......................... 75
Bantul ................................................................................. 87
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sistem masyarakat yang selalu berubah dan berkembang sesuai dengan zamannya.
masyarakat. Pendidikan akan menjadi salah satu tiang penyangga dari persoalan
yang timbul. Ia menjelma sebagai sebuah kesatuan yang tak terpisahkan dari
bagi masyarakat. 1
tiga aspek yaitu, pertama, Aspek kognitif meliputi perubahan pada segi
perubahan segi mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga, aspek psikomotorik yaitu
salah satu komponen dalam pendidikan yang sangat berperan adalah guru. 2
1
Benni Setiawan, Manifesto Pendidikan di Indonesia, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2006), 11.
2
Zakiyah Darajat, dkk, Metodik Husus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), 197.
1
2
adanya guru yang berkualitas yang akan mengantarkan anak didiknya menuju
teknologi yang semakin canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai,
sehingga potret pendidikan masa depan tercermin di potret guru yang berkualitas,
dan gerak maju pendidikan berbanding lurus dengan citra para guru di tengah
masyarakat. 3
tujuan sekolah. Berbagai usaha akan dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik.
kualitas pendidikan. Dalam hal ini, pengelolaan sekolah diatur oleh kepala
sekolah.
anak buahnya untuk berbuat yang terbaik bagi organisasi. Dengan demikian
3
Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Prosesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007),
5.
4
Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip dan
Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah (Yogyakarta : Kaukaba, 2012), 106.
3
kebutuhan yang berbeda. Dan inilah ujian kepala sekolah sebagai seorang
pemimpinnya.
Unggulan Aisyiyah Bantul sebagai sebuah sekolah yang memiliki motto sekolah
multitalenta ini memiliki potensi yang sangat besar menjadi sebuah sekolah yang
orang guru. Semacam tim khusus yang dibentuk oleh kepala sekolah. Berisi empat
merupakan yang terlama dari awal berdirinya sekolah tersebut. 5 Penelitian ini
dapat terwujud.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini akan lebih fokus pada
5
Hasil wawancara dengan Bapak Anang, Guru Kelas VI SD Unggulan Aisyiyah tanggal
28 januari 2016
4
Aisyiyah Bantul?
Atas dasar rumusan penelitian di atas, penelitian ini memiliki beberapa tujuan
yaitu :
Aisyiyah Bantul.
D. Kajian Pustaka
Penulis telah menelusuri beberapa kajian pustaka yang relevan dalam hal
disimpulkan bahwa pembinaan kepala sekolah dapat dikatakan efektif jika telah
keilmuan. Empat hal tersebut setidaknya sudah dilakukan oleh kepala sekolah, hal
tersebut tercermin dari adanya dedikasi guru dan pegawai dalam melaksanakan
tugas dan semakin tumbuhnya kesadaran diri pada guru dan siswa untuk mencapai
akan mengkaji tentang upaya kepala sekolah meningkatkan kinerja guru. Selain
Kepala Sekolah dalam peningkatan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta”. Pada tesis tersebut disimpulkan bahwa kepala
sekolah memanej kinerja dan kualitas para guru PAI dengan beberapa strategi
6
Komari Ahmad, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Efektifitas
Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Godean Sleman Yogyakarta, Tesis, (Yogyakarta: PPS UIN
Sunan Kalijaga, 2005), tidak diterbitkan
7
Mulyono Priyono, Manajemen Kepala Sekolah dalam peningkatan Kinerja Guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta, Tesis, (Yogyakarta: PPS UIN
Sunan Kalijaga,2012), tidak diterbitkan
6
Pendidikan Nasional, memberikan arahan kepada guru PAI akan penekanan ciri
dan kekhasan SMP IT Abu Bakar yang mengutamakan nilai-nilai PAI, mengajak
guru PAI, melakukan penilaian kinerja guru PAI secara berkala dan melakukan
pengamatan sebagai bentuk evaluasi, saran-saran dan kritik dari pihak terkait.
kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru PAI di SMP, sedangkan penelitian
ini akan mengkaji tentang upaya kepala sekolah meningkatkan kinerja guru di
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada MAN Yogyakarta III
8
Syahrillah, Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada MAN
Yogyakarta III (Analisis Kepemimpinan Pendidikan), Tesis, (Yogyakarta: PPS UIN Sunan
Kalijaga,2009), tidak diterbitkan
7
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada MAN Yogyakarta III,
meningkatkan kinerja guru. Selain itu, tempat penelitian juga berbeda penelitian
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
penelitian yang dilakukan pada kondisi yang alamiah serta data yang
digunakan karena dalam penelitian ini, hal yang akan diungkap berkaitan
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati,
9
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2009), 13.
8
Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk mengumpulkan data dalam hal yang
2. Subyek Penelitian
informasi. 11 Subyek dalam penelitian ini adalah orang yang akan diminta
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini yakni kepala sekolah
10
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kulaitatif, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2004), 3.
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, (Edisi : V), (Jakarta :
Rineka Cipta, 2002), 102.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D),
(Bandung: Alfabeta, 2008), 85.
13
Ibid, 308
9
penelitian :
a. Observasi
b. Wawancara
mendalam. 17
14
Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2008), 76.
15
M.Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Yogyakarta : Ar-Ruzz Media, 2012), 170.
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, 317.
17
Ibid, 317
10
c. Metode dokumentasi
4. Keabsahan Data
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan
18
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, 317
11
yang diperoleh bisa dilakukan dengan cara mengecek data tersebut melalui
beberapa sumber. Selanjutnya juga mengecek data kepada sumber yang sama
Dalam hal ini ada beberapa jalan yang dapat ditempuh yakni:
berkaitan.
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja, seperti yang disarankan data. 21
19
M.Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian…, 322.
20
Sugiyono, Metode Penelitian…., 274.
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek …, 206.
12
maka dilakukan analisis data. Analisis data meliputi: reduksi data, display
sebagai berikut:
a. Reduksi Data
diperlukan. 23
maka, akan semakin banyak jumlah data yang didapatkan. Selain itu,
data yang didapatkan tidak langsung fokus pada penelitian akan tetapi
b. Penyajian Data
22
M.Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian…, 306.
23
Sugiyono, Metode Penelitian…., 247.
13
bersifat naratif. 24
c. Penarikan Kesimpulan
menjadi jelas.
F. Landasan Teori
24
Ibid, 249.
25
E . Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,(Bandung : Remaja Rosdakarya,
2004), 98.
14
sekolah.
keuangan.
mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan
teladan.
sebagai fungsi jabatan. Titel kepala sekolah belum menjamin, bahwa kepala
pemimpinnya. Dalam hal ini, kepala sekolah perlu memposisikan diri sebagai
seseorang yang mempunyai pengaruh kepada para guru untuk dapat bekerja
dengan baik sejalan dengan visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai oleh
sekolah tersebut. 26
26
Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2014), 127.
17
sekolah. 27
pengawas, kepala sekolah dan guru. Serta kurangnya sosialisasi dari kepala
dari itu, manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah perlu lebih ditekankan
27
E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), 6.
28
E. Mulyasa, Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), 7.
18
salah satu tipe dan mungkin setiap tipe bisa memiliki berbagai macam gaya
seorang pemimpin yang memiliki salah satu tipe bisa menyesuaikan diri
sebagai alat; (4) tidak menerima kritik saran dan pendapat; (5) sering
menghukum.
(2) menyandarkan diri kepada pangkat dan jabatan; (3) senang kepada
hal-hal formalistik yang berlebihan; (4) disiplin keras; (5) tidak senang
29
Agustinus Hermino, Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi, (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2014), 136-137.
19
organisasi modern. Beberapa sifat dari tipe ini adalah: (1) selalu bertitik
tolak dari rasa persamaan hak dan kewajiban sebagai manusia; (2)
berhasil daripadanya.
3. Fungsi Kepemimpinan
tugas utama yang harus dilaksanakan. Fungsi artinya jabatan (pekerjaan) yang
dilakukan atau kegunaan suatu hal atau kerja suatu bagian tubuh. Sedangkan
20
bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu. 30
a. Fungsi instruktif
melaksanakan perintah.
b. Fungsi konsultatif
Fungsi ini bersifat komunikasi dua arah. Pada tahap pertama dalam
30
Muwahid Shulhan, Model Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan
Kinerja Guru, (Yogyakarta: Teras, 2013), 9.
31
Ibid, 28-30.
21
c. Fungsi partisipatif
d. Fungsi delegasi
e. Fungsi pengendalian
telah ditetapkan. Ia juga harus mampu melihat masa depan demi kemajuan
pengetahuan yang luas juga memiliki perspektif yang diperlukan untuk tetap
termasuk dalam hal ini adalah memberdayakan guru untuk mencapai kinerja
secara maksimal. Oleh karena itu, kepala sekolah sebagai manajer, harus
4. Kinerja Guru
amanah pendidikan. Oleh sebab itu, setiap individu yang diberi wewenang,
tersebut.
kinerja, merupakan istilah yang saat ini sering digunakan dalam masyarakat
pada suatu tingkat pencapaian tugas yang dilakukan oleh seseorang. Hal ini
23
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok
orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral dan etika. 32
yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika
kegiatan atau tingkah laku yang dialami tenaga pengajar, jawaban yang
atau amanah profesi yang diembannya dan rasa tanggung jawab moral di
Kinerja guru tidak terwujud dengan begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh
membawa dampak terhadap kinerja guru. Faktor internal kinerja guru adalah
faktor yang datang dari dalam diri guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya,
32
Abdus Salam, Manajemen Insani dalam Pendidikan, (Yogyakara: Pustaka Pelajar,
2014), 201.
33
Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2010), 87.
24
service training dan in-service training. Pada pre- service training cara yang
Faktor eksternal kinerja guru adalah faktor yang datang dari luar guru
guru.
34
Martinis Yamin, Standarisasi Kinerja Guru, (Jakarta: Gaung Persada, 2010), 130.
25
oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim,
d. Faktor system, meliputi system kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh
organisasi (sekolah)
kinerja dapat dijadikan dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal promosi
keahliannya secara mutlak harus dilakukan sebab guru yang diberi tugas tidak
35
Barnawi, Kinerja Guru Profesional, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 25.
26
sesuai dengan keahliannya akan berakibat pada dekadensi cara kerja dan hasil
pekerjaan serta akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Jadi,
sebagai berikut: 37
sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk
masalah kinerja.
G. Sistematika Pembahasan
Pertama, pembahasan awal dalam tesis halaman pertama ini berisi judul,
halaman persembahan, ata pengantar, halaman abstrak, daftar isi, halaman daftar
Kedua, bagian inti dari tesis ini terdiri dari lima bab:
Bab 1 dibagi menjadi beberapa sub bagian yaitu: Latar belakang masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, landasan teori, metode penelitian
38
Jasmani Asf, Supervisi Pendidikan, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz media, 2013), 162.
28
Bab 4 berisi tentang peran dan upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam
Aisyiyah Bantul.
Bab 5 adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran yang
Ketiga, bagian akhir dari tesis ini yang berisi daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
perencanaan kinerja guru, peningkatan kinerja guru dan evaluasi kinerja guru.
Hal ini dapat dilihat dari kinerja guru yang semakin baik dan aturan yang telah
dibuat ditaati dan dilaksanakan oleh masyarakat sekolah. Dalam hal ini ada
dua faktor yang mempengaruhi kinerja guru yakni faktor intern atau berasal
dari kepercayaan diri guru itu sendiri dan faktor ekstern yang berasal dari
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dalam penyusunan tesis ini
antara lain:
102
103
Hidayat, Ara dan Imam Machali. 2012. Pengelolaan Pendidikan : Konsep, Prinsip
dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Yogyakarta :
Kaukaba
Syahrillah. 2009. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada
MAN Yogyakarta III (Analisis Kepemimpinan Pendidikan). Tesis.
Yogyakarta: PPS UIN Sunan Kalijaga. tidak diterbitkan
Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Pers.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Usman, Moh Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Wahab, Abd. 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Yamin, Martinis. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN FOTO
4. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam mengawasi dan mengendalikan tenaga guru?
11. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam menghadapi guru, tenaga kependidikan dan
12. Apa yang akan kepala sekolah lakukan ketika guru atau tenaga kependidikan melakukan
kesalahan?
13. Apa yang akan kepala sekolah lakukan jika guru atau tenaga kependidikan kinerjanya
kurang?
15. Bagaimana cara kepala sekolah mengelola sekolah dalam hal kurikulum, kesiswaan,
16. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam upaya kepala sekolah meningkatkan
kinerja guru?
Catatan Lapangan 1
1. Peneliti: bagaimana ibu menilai pak suwardi sebagai seorang kepala sekolah?
Informan: saya menilai pak suwardi sebagai sosok pemimpin yang tanggung jawab,
amanah, disiplin, tidak otoriter dan mau menerima pendapat anak buahnya.
2. Peneliti: apa saja tugas waka bidang kesiswaan?
Informan: tugas yang saya kerjakan yakni terkait dengan PPDB, bimbingan konseling
siswa, pembiasaan karakter siswa, siswa pindahan, market day dan lain sebagainya
yang berkaitan dengan siswa.
3. Peneliti: adakah kesulitan yang ibu rasakan sebagai seorang waka kesiswaan?
Informan: saya merasa tidak kesulitan namun, pekerjaannya berkesinambungan setiap
harinya ada saja yang diurusi karena beban tanggung jawabnya yang berkaitan
dengan siswa.
4. Peneliti: kapan biasanya kepala sekolah mengevaluasi kinerja waka kesiswaan?
Informan: biasanya setiap 2 minggu sekali kepala sekolah mengadakan rakor bersama
waka-waka bidang yang lain. Ketika ada permasalahan atau ada inovasi maka kita
rembug bersama.
5. Peneliti : bagaimana peran kepala sekolah sebagai seorang motivator?
Informan: beliau sering memberikan motivasi terhadap siswa terutama menjelang UN
siswa. Sehingga Alhamdulillah prestasi siswa meningkat.
6. Peneliti: bagaimana peran kepala sekolah sebagai seorang innovator?
Informan: kepala sekolah banyak memberikan inovasi misalnya, guru dihimbau tidak
hanya mengajar didalam kelas tetapi juga diluar kelas.
7. Peneliti: ketika ada salah seorang guru yang melakukan kesalahan, apa yang biasanya
dilakukan oleh kepala sekolah?
Informan: biasanya kepala sekolah langsung menindaklanjuti dengan menegur.
8. Peneliti: sejauh ini ketika rakor waka bidang bagaimana kepala sekolah menanggapi
pendapat-pendapat yang masuk?
Informan: sejauh ini sudah banyak pendapat-pendapat yang ditindaklanjuti oleh
kepala sekolah.
Catatan Lapangan 5
1. Peneliti: menurut ibu, bagaimana cara kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru?
Informan: yang pertama, kepala sekolah harus tahu aturan-aturan yang berlaku, kemudian
mengamati keseharian guru-gurunya jika dalam kurun waktu kinerja gurunya menurun
maka kepala sekolah memberikan treatment dengan reward atau punishment. Biasanya
jika ada guru yang kinerjanya menurun, maka guru tersebut akan dipanggil oleh kepala
sekolah kemudian jika sudah tidak wajar maka akan dipanggil yayasan.
2. Peneliti: menurut ibu, bagaimana sosok pak suwardi sebagai seorang leader?
Informan: beliau adalah seorang low profile, karena beliau diangkat dari seorang guru
menjadi kepala sekolah sehingga beliau sudah bisa merasakan apa yang guru lain rasakan
sehingga beliau lebih menyatu.
3. Peneliti: bagaimana cara kepala sekolah memberdayakan guru di SDU?
Informan: sudah menjadi tugas beliau untuk memberdayakan guru yang ada. Beliau tidak
sembarangan memberikan tugas kepada guru tanpa ada SK. Beliau juga tidak asal
menunjuk guru dalam pengikutsertaan suatu kegiatan namun beliau selalu konsultasi
dengan waka yang ada. Misalnya ada undangan diklat tentang keuangan maka beliau
konsultasi dengan waka bidang personalia. Jadi hampir setiap pengambilan keputusan,
kepala sekolah berkonsultasi dengan waka-wakanya.
4. Peneliti: bagaimana kepala sekolah mengawasi dan mengendalikan guru SDU?
Informan: beliau selalu mengecek absen fingerprint, beliau mengamati melalui waka-
waka jika ada hal yang menyimpang maka guru akan dilaporkan kepada kepala sekolah.
5. Peneliti: bagaimana perana kepala sekolah sebagai seorang motivator?
Informan: beliau seringkali memberikan motivasi dengan memberikan contoh selanjutnya
dalam koordinasi beliau sering sharing sehingga teman-teman yang lain merasa nyaman
dan terinspirasi
6. Peneliti:bagaimana peran kepala sekolah sebagai seorang innovator?
Informan: kepala sekolah sering mengikuti lomba sehingga banyak pengalaman yang
beliau dapatkan. Beliau juga tidak pernah memaksakan kehendak dalam pengiriman
lomba-lomba. Ketika tidak ada yang bersedia mengikuti lomba maka beliau sendiri yang
ambil bagian.
7. Peneliti: bagaimana peran kepala sekolah sebagai seorang supervisor?
Informan: beliau selalu melakukan supervisi dua kali dalam satu semester. Beliau menilai
perangkat pembelajaran dan pembelajaran. Untuk penilaian sikap guru secara tertulis
belum terlaksana namun hanya melalui pengamatan keseharian, ketika ada guru yang
kinerjanya kurang bagus maka diberi peringatan.
8. Peneliti: ketika ada guru yang melakukan kesalahan bagaimana sikap kepala sekolah?
Informan: jika kesalahannya ringan maka beliau menegur secara lisan, namun jika
kesalahannya agak berat maka beliau memanggil guru tersebut ke ruang kepala sekolah.
9. Peneliti: apa saja tugas waka bidang humas?
Informan: salah satu tugasnya yakni deal maker artinya jika mengadakan kerjasama
dengan pihak luar maka pintu utamanya ada di waka bidang humas. Namun, jika
permasalahan berkaitan dengan keuangan dan kebijakan peserta didik maka tetap
dibicarakan dalam rakor kepala sekolah dan wakabid. Contoh tugasnya yakni ketika
teman-teman membutuhkan narasumber dalam suatu kegiatan di SDU maka kami yang
akan mencari dan menghubungkan termasuk perijinannya.
10. Peneliti: selama berada di wakabid humas, adakah kesulitan yang ibu alami?
Informan: hambatan yang saya rasakan sejauh ini, saya merasa bosan karena terlalu
sering menemui klien sehingga peserta didik banyak tertinggal pelajarannya. Selain itu,
dari pihak klien terlalu sering bertanya dan tidak sabar mengenai kerjasamanya padahal
kami sudah berusaha menjelaskan.
11. Peneliti: apa saja faktor pendukung wakabid humas?
Informan: cukup memiliki banyak relasi sehingga memudahkan dalam pelaksanaan tugas
Catatan Lapangan 6
1. Peneliti: menurut bapak, bagaimana gaya kepemimpinan bapak suwardi sebagai seorang
kepala sekolah?
Informan: pak wardi termasuk guru senior dan pengurus menganggap memiliki
kemampuan memimpin teman-teman. Pak wardi dipilih sebagai kepala sekolah karena
beliau termasuk guru yang mampu merangkul semuanya. Ada beberapa orang yang
kemampuannya capable namun dari sisi kemampuan merangkul masih kurang. Beliau
memiliki karakter yakni suka mengajak musyawarah kepada teman-teman ketika akan
mengambil kebijakan sehingga sejumlah program pasti merupakan gabungan pendapat
beberapa teman-teman terutama waka dan guru senior. Beliau juga selalu menyampaikan
supaya teman-teman memiliki kenyamanan ketika bekerja maka ketika ada beberapa hal
yang terkait dengan guru yang tidak bekerja sebagaimana mestinya maka pak wardi tidak
mengedepankan pendekatan otoritas. Ketika ada guru yang melakukan kesalahan yang
saya ketahui beliau tidak langsung memarahi atau menghukum tetapi lebih mengarah
pada pendekatan personal yakni melalui pengakraban atau terkadang malah pembiaran
supaya muncul kesadaran. Sehingga sedikit banyak teman-teman yang melakukan
kesalahan kemudian sadar, malu dan memperbaiki diri atau dengan cara lain
menggunakan pendekatan tangan kedua. Misalnya ada guru atau karyawan yang kurang
benar dalam tindakannya maka beliau meminta tolong kepada orang yang lebih dekat
dengan guru tersebut untuk menasehatinya.
2. Peneliti: bagaimana cara kepala sekolah meningkatkan kinerja guru?
Informasi: pertama ketika kepala sekolah ingin meningkatkan kinerja guru maka beliau
harus mengenali potensi yang ada pada setiap guru dan karyawan. Kemudian dari potensi
kita melihat tujuan yang akan kita capai kemudian baru kita buat beberapa program untuk
mewujudkannya. Jadi di SDU ini selalu membuat program dengan the right man in the
right place misalnya, ketika tahun ajaran baru kita pasti sudah memikirkan untuk 1 tahun
yang akan datang, untuk posisi-posisi guru yang sesuai. Tidak dipungkiri bahwa kinerja
seorang manusia kadang mengalami penurunan atau berada pada titik kejenuhan. Maka
dari itu harus ada inovasi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Tahun pelajaran baru ini
pak suwardi merencanakan TPI (teacher performance indeks) yakni indeks untuk
mengukur seberapa tinggi kinerja guru yang berupa angka. Pada TPI ini, setiap guru
dengan posisi yang diembannya nanti akan mendapatkan indicator-indikator yang harus
dilaksanakan dan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Dalam capaiannya kemudian
dikonversi menjadi angka. Angka tersebutlah yang menjadi indeks. Melalui indeks
tersebut maka guru dapat dikatakan berprestasi, sesuai dengan standar atau dibawah
standar sehingga berdasarkan indeks tersebut bisa dilakukan tindak lanjut. Guru yang
berprestasi diberi reward dan guru yang dibawah standar diberi pembekalan lagi atau di
staff-kan atau diganti statusnya dari guru kelas menjadi guru studi. Selain itu, yang
terpenting dari peningkatan kinerja adalah kerjasama. Sekolah yang memiliki banyak
guru dengan sedikit guru tentu akan berbeda. Sekolah dengan jumlah guru lebih sedikit
maka pengkondisian dan kerjasamanya lebih mudah tetapi ketika sudah besar seperti sdu
ini, maka kerjasama menjadi salah satu hal yang sulit diwujudkan, disatu sisi teman-
teman memiliki berbagai macam kepentingan. Apabila ada salah seorang guru yang tidak
dapat mengikuti kegiatan sekolah karena suatu kepentingan maka akan mempengaruhi
yang lain. Hal-hal yang tidak disiplin dan malas biasanya yang mempengaruhi
kebersamaan. Maka dalam meningkatkan kinerja dibutuhkan kerjasama untuk
membangun kekompakan dan kesia sekataan. Diantaranya program yang dilakukan pak
suwardi adalah refreshing guru dan karyawan. Seperti rafting di sungai elo magelang,
kegiatan outbond, kemudian rapat kerja sekaligus membangun kebersamaan kemudian
ada juga pengajian guru dan karyawan yang dilakukan dua bulan sekali, hal ini guna
membangun kebersamaan dan kekompakan. Selain itu, kebersamaan juga terwujud ketika
ada salah seorang guru yang memiliki hajat atau terkena musibah kita rame-rame datang
kesana.
3. Peneliti: menurut bapak, bagaimana kepala sekolah mengawasi guru?
Informan: pengawasan guru meliputi beberapa hal, ada pengawasan yang kaitannya
dengan supervisi pembelajaran, ada yang kaitannya dengan kinerja diluar pembelajaran
kemudian ada juga yang kaitannya dengan etika dan perilaku. Kaitannya dengan
pembelajaran kepala sekolah memiliki program supervise pembelajaran biasanya satu
semester dilaksanakan minimal satu kali. Disitu nanti akan terlihat kemampuan guru
dalam mengajar, mengelola kelas, melakukan penilaian dan lain sebagainya yang
termasuk penilaian kompetensi profesional dan pedagogik. Dari itu kepala sekolah dapat
melakukan tindakan perbaikan. Misalnya kemarin baru saja diadakan pelatihan
matematika. Karena guru pun dirasa masih phobia terhadap matematika. Melalui
pelatihan tersebut diharapkan dapat membuat guru dan siswa belajar matematika dengan
asyik. Kemudian pengawasan yang terkait dengan tugas-tugas guru yang lain. Selain
mengajar, guru juga memiliki tugas tambahan seperti menjadi panitia kegiatan atau
membimbing siswa. Dalam hal ini, kepala sekolah melakukan pengawasan melalui
evaluasi- evaluasi rapat kepanitiaan kegiatan yang terbentuk. Terkait dengan etika guru,
meskipun seorang guru memiliki kompetensi pedagogic yang bagus tetapi etikanya tidak
baik maka cenderung mendapatkan pengawasan. Misalnya ada guru yang egois dia lebih
terfokus untuk mensukseskan kelasnya sendiri atau melaksanakan tugasnya sendiri. Maka
kepala sekolah akan melakukan pendekatan-pendekatan. Termasuk dengan di mintai
komitmennya.
4. Peneliti: apa yang dilakukan kepala sekolah jika ada guru yang melakukan kesalahan?
Informan: beliau mengklarifikasi permasalahan kepada yang bersangkutan dan meminta
pendapat guru lain mengenai permasalahan tersebut kemudian menindaklanjuti. Namun
jika permasalahannya cukup berat maka kepala sekolah meminta bantuan kepada pihak
yayasan.
5. Peneliti: bagaimana peran kepala sekolah sebagai motivator?
Informan: beliau selalu memberikan dorongan dan semangat untuk melaksanakan tugas-
tugasnya dengan baik. Motivasi bisa dibangun melalui berbagai cara dan setiap orang
memiliki motivasi yang berbeda-beda. Maka kepala sekolah cukup memahami cara
memotivasi. Untuk guru yang motivasinya berprestasi maka beliau memberikan reward,
kemudian untuk guru yang termotivasinya karena takut mendapatkan sanksi maka yang
dilakukan kepala sekolah adalah memberikan sanksi terhadap guru yang melakukan
pelanggaran-pelanggaran. Kemudian motivasi umum yang diberikan pak suwardi adalah
kita ini adalah sebuah keluarga besar yang diibaratkan berada pada sebuah kapal yang
ingin mencapai suatu tujuan. Sehingga diharapkan didalamnya kita dapat saling
mendukung dan bekerjasama. Jika tujuan kita tidak tercapai maka akan merugikan kita
semua. Misalnya, ketika orang bekerja disini maka ada sebuah dorongan untuk
memperoleh kesejahteraan. Sedangkan kesejahteraan tidak dapat dibangun hanya dari
salah satu sisi saja. Kesejahteraan berbanding lurus dengan kepuasan masyarakat yang
berimbas pada jumlah siswa yang diterima dan penerimaan uang dari SPP. Untuk
mencapai kesejahteraan yang baik maka, sekolah dari semua lini harus baik. Jika kita
sudah baik maka animo masyarakat tentang SDU juga baik. Nah ini yang disampaikan
kepala sekolah, jika kita ingin mencapai kesejahteraan maka kita harus memaksimalkan
di segala lini sesuai dengan tugas kita masing-masing. Sedangkan dari pengurus yayasan
memberikan motivasi agar bekerja berlandaskan ibadah. Jika berlandaskan ibadah maka
kita kan lebih enjoy menikmati prosesnya ataupun hasilnya.
6. Peneliti: bagaimana peran kepala sekolah sebagai seorang innovator?
Informan: sebenarnya cukup banyak inovasi-inovasi yang beliau munculkan salah
satunya brand sekolah islam multitalenta. Suatu sekolah akan memiliki posisi tawar
tersendiri jika memiliki brand. Maka pak suwardi dan teman-teman menggagas brand
yang harus diketahui oleh masyarakat. Selain itu, beliau melakukan inovasi dengan
berusaha agar guru dan karyawan meningkat kesejahteraannya dengan cara mengusulkan
adanya tunjangan kinerja. Padahal tunjangan kinerja perlu diberikan kepada guru yang
kinerjanya baik. Dengan begitu diharapkan guru-guru bisa meningkatkan kinerjanya.
Inovasi lain yakni terkait dengan pengadaan fasilitas. Setiap tahun SDU membutuhkan
tambahan ruang. Pada awalnya SDU hanya memiliki 2 ruang kelas dan sekarang sudah
menjadi 25 ruang kelas. Padahal untuk membangun ruang kelas membutuhkan dana yang
tidak sedikit. Sehingga pak Suwardi menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan
membuat proposal-proposal pengajuan dana.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
C. Riwayat Pekerjaan