Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 11B
PENDAHULUAN
Perawatan gigi yang dilakukan pada anak seringkali tidak semudah dalam melakukan
perawatan gigi dewasa. Berbagai faktor dapat mempengaruhi tingkah laku anak serta yang
menyertainya ketika akan melakukan perawatan oleh dokter gigi. Membuat seorang anak
mau bekerja sama dalam setiap tindakan perawatan gigi dan mulut menjadi sebuah tantangan
tersendiri bagi dokter gigi. Tidak banyak dokter gigi yang telah mendapatkan pendidikan
khusus dalam perawatan gigi pada anak. Banyak dokter gigi yang menolak beberapa
perawatan gigi pada anak karena dasar rasa takut dari ketidakmampuan menghadapi situasi.
Kesulitan pelaksanaan perawatan gigi pada anak dapat ditangani jika dokter gigi memperoleh
pengetahuan yang baik dari kondisi manifestasi fisik dan psikologis pasien.1
Penatalaksanaan perilaku pasien anak adalah bagian penting dari praktik kedokteran
gigi anak. Bagi anak yang tidak kooperatif, dokter gigi harus mengandalkan teknik
manajemen perilaku sebagai pengganti atau penambahan pada manajemen perawatan.
Metode manajemen perilaku menyangkut komunikasi dan edukasi pada anak serta orang tua
pasien. Menjalin hubungan dengan anak, keluarga dari anak serta tim dokter gigi merupakan
proses yang saling berhubungan. Proses ini dimulai sebelum pasien mendapat perawatan
pembedahan serta dapat memberikan informasi tertulis pada orang tua pasien serta pertukaran
gagasan, nada suara, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan sentuhan pada pasien anak.
Perkembangan dan berbagai pandangan terhadap perawatan gigi sangat penting bagi dokter
gigi untuk memiliki berbagai macam teknik manajemen perilaku dan teknik komunikasi
untuk memenuhi kebutuhan setiap anak.2
Komunikasi merupakan kunci utama dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi.
Komunikasi yang baik akan menimbulkan respon yang baik dari pasien dalam kelancaran
perawatan gigi. Agar dapat tercapai keberhasilan tersebut, dokter gigi hendaknya dapat
memahami konsep Triad of Concern. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk
menjelaskan tentang Triad of Concern, komponen-komponen Triad of Concern, dan
komunikasi antar komponen Triad of Concern.
DEFINISI TRIAD OF CONCERN
Triad of concern merupakan tiga komponen penanggulangan tingkah laku anak. Tiga
komponen tersebut terdiri dari anak, orang tua dan dokter gigi. Triad of Concern berfungsi
untuk menangani segala tingkah laku yang ditunjukkan anak saat sebelum, dalam proses, dan
setelah proses perawatan gigi anak.3
Anak merupakan puncak dari triad of concern, sehingga segala perhatian orang tua dan
dokter gigi tertuju pada anak yang menjadi pasien. Pasien anak biasanya mengalami rasa
takut saat proses perawatan gigi berlangsung. Rasa takut merupakan suatu mekanisme
perlindungan diri dan bukan gejala abnormal karena secara naluriah seorang anak akan
merasa takut dengan sesuatu yang asing baginya. Oleh karena itu, peran orang tua dalam
triad of concern bertindak sebagai pihak yang memotivasi anak agar mau menjalani
perawatan gigi. Sedangkan, dokter gigi bertindak sebagai pengarah agar ketiga komponen
dapat bekerja sama dalam proses perawatan gigi anak.3
Triad of Concern meliputi segala cara berkomunikasi antara anak dengan orang tua,
anak dengan dokter gigi, dan dokter gigi dengan orang tua. Selain itu, dibutuhkan juga
informasi-informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak yang dapat membantu
cara berkomunikasi yang baik antara ketiga komponen triad of concern. Dengan komunikasi
yang baik, perawatan gigi anak dapat terlaksana dengan baik. Tingkah laku anak yang dapat
mengganggu jalannya perawatan gigi juga dapat tertangani dengan baik dan tepat.3
B. ORANG TUA
Pola perilaku orang tua terhadap perawatan gigi biasanya berpengaruh langsung
terhadap perilaku anak. Anak-anak dengan orang tua yang memiliki sikap dan
persepsi positif terhadap perawatan gigi akan memiliki antisipasi positif bagi dirinya
sendiri untuk hadir sebagai pasien yang baik, sebaliknya bila negatif apabila orang
tua menyampaikan pengalaman negatif atau saat mengantarkan anaknya ke dokter
gigi memberikan konsep rasa takut dan rasa sakit saat kunjungan ke dokter gigi.
Orang tua memiliki wewenang dalam membesarkan anak sesuai dengan
keinginannya, dengan mendengarkan orang tuanya, dokter gigi dapat memperkirakan
perilaku sang anak. Perilaku orang tua yang paling sering menimbulkan masalah pada
anak terhadap dokter gigi yaitu over protection, terlalu memanjakan, terlalu cemas,
terlalu mengatur, kurang perhatian, dan penolakan. Orang tua yang permisif juga
menimbulkan masalah pada anak yaitu dengan pemberian bimbingan yang tidak
konsisten.6
C. DOKTER GIGI
Menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran,
dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi
spesialis lulusan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri
yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dokter gigi anak bekerja dengan tujuan pencegahan masalah-masalah
kesehatan gigi sebelum timbul suatu masalah dalam mulut, dan melakukan perawatan
apabila terdapat kelainan pada rongga mulut. Beberapa hal yang harus diperhatikan
oleh dokter gigi:7
1. Kepribadian dokter gigi dan perawatnya
Dokter gigi dan perawat harus memiliki kepribadian yang ramah, lemah
lembut, dan sabar agar si anak mempunyai keyakinan terhadap orang-orang
yang dijumpainya di tempat praktek yang meliputi penerima kartu, perawatan
dan dokter giginya.7
2. Waktu dan lamanya kunjungan
Membatasi lamanya waktu kunjungan agar si anak tidak merasa bosan
dan menangis serta memilih waktu kunjungan yang tepat dan sesuai dengan si
anak, misalnya tidak memilih waktu kunjungan pada saat jam tidurnya.7
3. Komunikasi dokter gigi
Saat berbicara dengan pasien anak-anak, seorang dokter gigi harus
menggunakan bahasa yang tidak menimbulkan rasa takut dan bingung.7
4. Pengetahuan tentang pasien
Dokter gigi harus mempunyai informasi tentang si anak terlebih dahulu
sebelum ia duduk di kursi gigi. Informasi tersebut dapat digunakan untuk
menyiapkan perlakuan yang akan diberikan pada si anak saat kunjungan.7
5. Perhatian terhadap pasien
Setiap anak harus diberi perhatian penuh oleh dokter giginya. Selalu
merawat si anak dengan beranggapan bahwa ia satu-satunya pasien pada hari
itu.7
6. Keterampilan dokter gigi
Seorang dokter gigi harus mampu melaksanakan tugasnya dengan
cekatan, terampil, dan sedikit mungkin menimbulkan rasa sakit.7
7. Kelayakan dokter gigi
Setiap berhubungan dengan pasien anak, harus realistik, dan
bertanggung jawab. Berikan si anak kesempatan untuk berpartisipasi dalam
prosedur perawatan, sehingga mereka merasa lebih tertarik dan koperatif.7
PEMBAHASAN
Salah satu konsep perawatan gigi anak yang dikenal adalah konsep Triad of Concern
atau Pedodontic Treatment Triangle. Dalam konsep ini, terdapat tiga komponen utama yang
berperan dalam perawatan gigi anak, yaitu anak, orang tua, dan dokter gigi. Hal ini yang
membedakan konsep perawatan gigi anak dan dewasa. Pada pasien dewasa, pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan two lines yaitu hubungan komunikasi antara pasien dan dokter
gigi saja.
Pasien anak
Anak diletakkan pada puncak segitiga karena anak menjadi fokus utama dari orang tua
dan dokter gigi. Tanda panah dua arah (resiprokal) pada segitiga perawatan gigi anak
memiliki arti bahwa dalam melakukan perawatan gigi anak, diperlukan peran yang timbal
balik dari tiap komponen. Orang tua memiliki peran dalam memberikan informasi kepada
dokter gigi agar komunikasi dapat berjalan lancar serta memberikan motivasi kepada anak.
Sedangkan, dokter gigi memiliki peran dalam memberikan informasi mengenai kesehatan
gigi dan mulut anak serta merawat gigi anak.10
Melalui komunikasi yang efektif dan perintah yang mudah dipahami, akan menjadi
manajemen yang baik dalam merawat gigi anak, baik untuk anak yang memiliki sikap
kooperatif ataupun tidak kooperatif. Komunikasi yang efektif sangat penting untuk
pengembangan hubungan baik pasien dan mungkin merupakan dasar keberhasilan banyak
dokter gigi dengan anak-anak dalam praktik mereka. Dapat disimpulkan bahwa dalam
melakukan perawatan gigi anak dapat digunakan konsep Triad of Concern, yang melibatkan
3 komponen utama yakni anak, orangtua, dan dokter gigi, dengan memfokuskan komunikasi
efektif antara dokter gigi dan pasien anak, dokter gigi dan orang tua, orang tua dan pasien
anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Herdiyati Y, Sasmita IS. Pendekatan ideal pada anak dalam perawatan gigi. Dalam:
Prosiding Temu Ilmiah Dies Forum 55 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjajaran, 2014;323-32.
2. Rahaswanti LWA. Manajemen pasien anak di bidang kedokteran gigi. Fakultas
Kedokteran Udayana, 2017:1-2.
3. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. Triad of Concern. 21 April
2017.https://docuri.com/download/triad-of-concern_59c1ea14f581710b286d9a7d_pdf
(16 November 2019).
4. Rehatta VC, Kandou J, Gunawan PN. Gambaran kecemasan pencabutan gigi anak di
puskesmas bahu manado. Jurnal e-Gigi (eG) 2014; 2(2): (6p).
5. Jeffrey, Meliawaty F, Rahaju A. Maternal education level and child's anxiety on
dental extraction. Journal of Medicine and Health 2018; 2(1): 611-19.
6. Nirwesti R. Aspek psikologis penatalaksanaan tingkah laku pada perawatan gigi anak.
MIKGI 2009; 11(1): 83-6.
7. Saptiana TA. Gambaran metode pengelolaan tingkah laku secara nonfarmakologi
pada perawatan gigi dan mulut anak di RSGM DRG. HJ. HALIMAH DG. SIKATI
FKG UNHAS. Skripsi: Makassar: Universitas Hasanuddin, 2012: 24-9.
8. Soeparmin S. Pengendalian tingkah laku anak dalam praktek kedokteran gigi. 30 Juli
2014. http://perpus.unmas.ac.id/archives/1955 (16 November 2019).
9. Setyawan FEB. Komunikasi medis: hubungan dokter-pasien.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/APKKM/article/download/3282/3102 (16
November 2019).
10. Wijaya A. Pengelolaan tingkah laku anak dalam perawatan gigi. 9 Juli 2016.
https://dokumen.tips/documents/makalah-pengelolaan-perilaku-anak-pdf.html (16
November 2019).