Anda di halaman 1dari 11

Tugas Besar Kependudukan

ARTIKEL KEPENDUDUKAN
“Indikasi Kepadatan Kota Madani, Batam”

Oleh : Kadek Sinta Ariesta (3616100004)


Kependudukan – A

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA


2016/2017
Indikasi Kepadatan Kota Batam
Oleh : Kadek Sinta Ariesta - 3616100004
Batam adalah salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia. Dilihat dari letak
geografisnya, Kota Batam merupakan sebuah pulau yang lokasinya sangat strategis karena terletak
di jalur pelayaran internasional. Jika ditinjau dari letaknya di peta, Batam tergolong kota yang
luasnya tidak terlalu besar. Batam memiliki luas 3.990 km2 (1,540 sq mi) yang jika dilihat di peta
hanya berupa titik di antara pulau-pulau:

(Ket. Gambar : Letak Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau)


Namun ternyata, masalah kepadatan penduduk tidak dapat dihindari oleh Kota Batam.
Dengan jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan cukup
menajam, kepadatan penduduk menjadi salah satu kasus yang cukup menarik perhatian.
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Wilayah
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Kepulauan
1531191 1607257 1692816 1748810 1805089 1861373 1917415 1973043 2028169
Riau
Karimun 205125 209042 213479 216146 218475 220882 223117 225298 227277
Bintan 136221 139407 143020 145057 147212 149120 151123 153020 154584
Natuna 65624 67389 69416 70423 71454 72527 73470 74520 75282
Lingga 84397 85867 86513 87026 87482 87867 88274 88591 88971
Kepulauan
35983 36734 37629 38210 38833 39374 39892 40414 40921
Anambas
Batam 824964 885503 954450 1000661 1047534 1094623 1141816 1188985 1236399
Tanjungpinang 178877 183315 188309 191287 194099 196980 199723 202215 204735
(Sumber : http://kepri.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/7 - bps.go.id)
Masalah kepadatan penduduk ini menyebabkan timbulnya peranakan masalah lainnya.
Diantaranya adalah masalah kemiskinan, pengangguran, dan kriminalitas. Masalah-masalah ini
bergerak beriringan dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kepadatan penduduk yang
tidak dapat dihindarkan menyebabkan persaingan lapangan kerja tidak dapat dihindari. Walaupun
Batam terkenal dengan sebutan kota industri yang dimana terdapat 26 kawasan industri tersebar di
kawasan Batam itu sendiri, namun faktanya hal ini belum bisa mengatasi kasus pengangguran di
Batam. Pengangguran ini sendiri membawa dampak yang besar untuk masyarakat sehingga kasus
kemiskinan masyarakat otomatis bergerak merajalela. (sumber : bps.go.id)
Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Kota (Jiwa)
kab/kota
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Karimun 19379 20900 15539 15401 13650 13900 14800 15400 14800
Bintan 14728 13630 9236 10474 9310 9300 9300 9700 9300
Natuna 8441 8980 4388 3365 3010 3100 2700 2900 3200
Lingga 26872 29220 15360 13645 12060 12400 12300 12900 13200
Kepulauan
- - - 1804 1600 1600 1800 1800 2700
Anambas
Batam 55295 41390 54777 69749 61780 62400 57500 60000 59900
19300
Tanjungpinang 23685 18080 26029 23750 21100 21500 20600 21400
Dilihat dari tabel, Batam memiliki angka kemiskinan tertinggi di Kepulauan Riau di antara
kota-kota lainnya. Hal ini sungguh membingungkan dengan fakta bahwa lapangan kerja kota
Batam belum bisa menampung kerja penduduknya yang terus bertambah. Seperti yang banyak
diketahui industri yang ada di kota Batam kebanyakan didominasi oleh perusahaan dalam negeri
dan perusahaan luar. Saya sangat terusik dengan pemikiran apa yang terjadi jika perusahaan-
perusahaan asing tersebut memutuskan untuk pergi angkat kaki dari Kota Batam seperti isu-isu
yang terdengar belakangan ini dan pernah pula terjadi di tahun 2011. Pasti lebih banyak
pengangguran yang menerpa Batam dengan angka pengangguran yang tidak dapat ditahan lagi di
masa mendatang.
Pengangguran di Batam dapat terjadi walaupun perindustrian di Batam cukup gencar
karena indikasi turunnya perekonomian dan banyaknya perusahaan yang hengkang dari Batam.
Selain itu, tidak adanya investasi baru menyebabkan perekonomian di Batam timpang.
Berdasarkan survey Badan Pusat Statistika (BPS) pengangguran di Kota Batam sudah mencapai
1,5 juta orang.
Keadaan Pekerja (Jiwa)
Angkatan Bukan Penduduk Usia
Wilayah Bekerja Pengangguran
Kerja Angkatan Kerja Kerja
2013 2013 2013 2013 2013
Kepulauan Riau 905269 848660 56609 475049 1380318
Karimun 100370 95138 5232 60402 160772
Bintan 67813 62867 4946 41979 109792
Natuna 33485 31960 1525 18179 51664
Lingga 37628 36431 1197 27235 64863
Kepulauan
16322 14967 1355 11802 28124
Anambas
Batam 558706 521081 37625 258490 817196
Tanjungpinang 90945 86216 4729 56962 147907
(ket : Gambaran pengangguran di Batam 2013)

Pengangguran mendorong kemiskinan dan kriminalitas. Mengapa? Tekanan yang diterima


penduduk oleh persaingan kerja yang tak terhindarkan menyebabkan psikis masyarakat yang
sedang mencari pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan di Batam yang tergolong tidak murah
menjadi terbebani. Beban yang semakin lama semakin menumpuk berpotensi terganggunya
kejiwaan individu tersebut. Lalu apa hubungannya dengan kriminalitas ? Logikanya, tidak ada
satupun manusia di bumi ini yang ingin berbuat kriminal bila keadaan tidak mendorongnya berbuat
demikian. Keadaan tersebut salah satunya disebabkan karena tekanan tadi. Salah satu kondisi yang
sering terjadi semisalnya individu A (penduduk Batam) adalah tulang punggung keluarganya,
namun setelah melamar kerja kesana kemari tidak membuahkan hasil apa-apa, mengingat
persaingan kerja yang ketat namun sumber daya manusia yang dicari hanya segelintir saja.
Sedangkan kondisinya hari itu ia harus mendapatkan uang untuk membiayai makan keluarganya ,
tidak hanya itu , ia juga harus membiayai pendidikan anak-anaknya. Karena ditekan oleh berbagai
kondisi akhirnya ia memilih jalan instant dengan aksi kriminalitas yang memungkinkannya untuk
menyelesaikan masalah perekonomiannya dengan mudah tanpa pikir panjang.
Masalah kepadatan penduduk ini terbukti merambah peranakan masalah-masalah lainnya.
Seperti yang telah dijabarkan di atas, mulai dari pengangguran mengakibatkan kemiskinan yang
mendorong terjadinya kriminalitas di Batam. Pokok permasalahannya hanya satu namun
berdampak sedemikian luasnya.
Namun pada setiap permasalahan yang ada, pasti adapula solusi yang mengiringinya, sebab
tak ada satupun masalah yang tidak dapat di selesaikan di bumi ini asalkan kita mau bergerak dan
berusaha untuk mengubahnya. Begitupula dengan permasalahan kepadatan Kota Batam ini. Salah
satu solusi yang bisa dilakukan dengan mengurangi pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun
secara berkala. Artinya, pertumbuhan penduduk masih bisa bergerak namun tidak terlalu
dinamis,sehingga pemerintah masih memiliki waktu untuk mengatasi masalah pengangguran
tersebut serta dapat menanggulangi segala resiko pertumbuhan yang ada. Seperti yang diketahui,
Batam adalah wadahnya para pendatang. Bahkan lebih banyak penduduk dari luar daripada
penduduk asli dari Batam itu sendiri. Maka dari itu, pembatasan pendatang luar ke Batam sangat
dibutuhkan mengingat luas kota Batam yang realitanya tidak besar. Pemerintah harus memastikan
pendatang luar Batam yang akan masuk dan tinggal di Batam telah memiliki tujuan yang jelas.
Selain itu, jaminan kualitas yang dimiliki individu itu harus ada. Jangan sampai Batam ‘de ja vu’
mengulang masalah yang ada di Jakarta yakni terlalu terbuka dengan pendatang, sehingga
kemakmuran para pendatang tersebut belum tentu terjamin di kota metropolitan itu sendiri.
Diharapkan, pada pendatang yang memilih tinggal di Batam sudah memiliki tujuan yang jelas akan
tinggal dimana, kehidupan apa yang akan ditempuh, dan cadangan rencana lainnya demi
kemakmuran individu tersebut dan keluarganya.
Selain itu, yang dapat dilakukan antara lain adalah memperluas lapangan kerja yang ada.
Teorinya, jika pertumbuhan penduduk dalam suatu kota begerak beriringan dengan lapangan kerja
yang tersedia serta kesempatan kerja yang memadai maka masalah kepadatan penduduk dan anak-
anak masalahnya dapat terselesaikan dengan lebih mudah dan simple. Pada dasarnya pergerakan
dan solusi harus berjalan beriringan.
Dari semua yang telah saya jabarkan di atas, semua kota pasti memiliki masalahnya
masing-masing. Tidak terkecuali dengan Kota Batam , Kota Bandar Madani. Kepadatan penduduk
di Batam memang tergolong masih bisa ditanggulangi . Namun, jika didiamkan terus menerus
tidak menutup kemungkinan Kota Batam beralih menjadi kota yang serupa dengan Jakarta yang
super padat. Ingatlah, kota yang baik adalah kota yang dapat memakmurkan penduduknya.
ARTIKEL KEPENDUDUKAN
OLEH : Kadek Sinta Ariesta – 3616100004
(Kependudukan - Kelas A)

Artikel kependudukan yang telah saya buat sebelumnya dalam bentuk word, saya post
dengan media KOMPASIANA pada tanggal 14 Desember 2016. Sejauh ini (18 Desember 2016),
terhitung 138 pembaca ,11 kompasioner pemberi nilai, serta 1 komentar dari kompasioner lainnya.
Artikel saya berjudul ‘INDIKASI KEPADATAN KOTA MADANI, BATAM’ yang berubrik
region ini terdiri atas 1138 kata. Link : http://www.kompasiana.com/kadeksintaariesta/indikasi-
kepadatan-kota-madani-batam_585038ca789373a0261e0964
Gambar 1
Gambar 2 Gambar 3
Gambar 4

Gambar 5
Keterangan Gambar :
Gambar 1 : Tampilan Judul dan paragraph awal artikel , terdapat gambar letak geografis
Batam, dan data-data pendukung dari BPS (tidak dapat ditampilkan dalam bentuk susunan tabel)
Gambar 2 : Tampilan paragraph selanjutnya, ditampilkan video youtube mengenai kasus
terkait artikel
Gambar 3 : Paragraf selanjutnya hingga penutup
Gambar 4 : Nilai-nilai dari kompasioner serta komentar dari salah satu kompasioner yang
disertai ulasan jawaban penulis.
Gambar 5 : tampilan youtube yang ada di artikel.

Anda mungkin juga menyukai