PENDAHULUAN
Batang Sungai Sapiah, Sub DAS Batang Danau Limau Manih, Sub DAS Batang
Sungkai, Sub DAS Batang Bukik Tindawan dan Sub DAS Batang Padang Janiah.
Batang Kuranji mengalir dari hulu bukit barisan dengan elevasi tertinggi + 1.605
mdpl pada puncak Bukit Tinjau Laut dan bermuara ke pantai padang dengan
panjang sungai utama ± 32,41 km dan panjang total beserta seluruh anak sungainya
sepanjang 274,75 Km.
Curah hujan rata-rata tahunan pada DAS Batang Kuranji adalah antara 3.500
– 4.000 mm/tahun yang termasuk kategori curah hujan yang tinggi. Besarnya curah
hujan ini juga menjadi salah satu variabel pemicu tingginya tingkat kebencanaan
pada aliran Sungai Batang Kuranji. Banjir Bandang / debris flow adalah merupakan
salah satu bencana yang sangat dikhawatirkan terjadi pada sungai Batang Kuranji
dikarenakan alirannya yang melintasi daerah padat pemukiman dengan topografi
yang terjal dan jenis material pembentuk dasar dan tebing sungai sehingga mudah
lepas jika terkena air.
Bencana debris (non vulkanik) yang terjadi di Sungai Batang Kuranji, tercatat
kejadian banjir bandang atau galodo tahun 1988 dan tanggal 16 Maret 2008 pada
aliran Batang Kuranji dan Batang Limau Manih di Kelurahan Limau Manih
Kecamatan Pauh. Dua kejadian bencana tersebut disusul dengan bencana galodo
lainnya pada tahun 2012 yang terjadi dua kali yaitu pada tanggal 24 Juli 2012 dan
tanggal 12 September 2012.
Pada TA 2013 BWS Sumatera V melakukan penanggulangan bencana banjir
bandang Sungai Batang Kuranji secara simultan dibarengi pembangunan
CheckDam Batu Busuk. Dari hasil perencanaan teridentifikasi permasalahan di
Sungai Batang Kuranji cukup beragam. Menurut segmen sungai di hulu
permasalahan dominan adalah alih fungsi lahan yang mengakibatkan tingginya
aliran permukaan, tebing yang terjal rawan longsor serta kemiringan dasar sungai
yang curam yang secara keseluruhan meningkatkan potensi terjadinya aliran debris
/ banjir bandang. Sementara untuk segmen tengah permasalahan utama yang
teridentifikasi adalah penurunan dasar sungai akibat penambangan galian C yang
tidak terkendali, kecepatan aliran yang masih tinggi ekspansif dan cenderung
menggerus tebing serta pada segmen hilir dengan permasalahan utama tanggul
Fungsi bangunan:
1. Pengendalian banjir dan sedimen
2. Perkuatan tebing sungai
3. Pencegah degradasi sungai
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek
Tujuan pelaksanaan kerja praktek adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa mampu menjelaskan sistematika teknik dan metode
pelaksanaan Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen Batang
Kuranji dan Anak Sungainya (Segmen Hulu) di Kota Padang.
b. Mahasiswa mampu memahami dan mengerti bagaimana tahapan-tahapan
dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen
Batang Kuranji dan Anak Sungainya (Segmen Hulu) di Kota Padang.
Sedangkan manfaat dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah dapat
menambah pengetahuan dalam dunia industri konstruksi sipil secara nyata sebelum
akhirnya terjun ke lapangan atau dunia kerja. Selain itu, kerja praktek dapat
menambah informasi aktual mengenai dunia konstruksi dengan pengembangan
ilmu pengetahuan dan keterampilan serta membina hubungan baik dengan semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi tersebut,
baik dengan pihak konsultan, owner, maupun kontraktor, serta rekan-rekan yang
sama-sama melakukan kerja praktek di lingkungan tersebut.
1.4 Lingkup Kerja Praktek
Kerja praktek yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a) Tahap Observasi Lapangan
Observasi lapangan merupakan studi lapangan dimana mahasiswa
mengamati langsung kegiatan proyek yang dilaksankan, terdiri dari:
1. Kegiatan kantor
Mengadakan konsultasi secara langsung dengan unit-unit kerja dalam
lingkungan proyek khususnya dengan tim konsultan mengenai:
a. Pelaksanaan proyek
b. Manajemen proyek
c. Administrasi proyek
2. Kegiatan lapangan
Melakukan pengamatan lapangan, mengamati kegiatan konstruksi
fisik, mempelajari metoda kerja dan proses administrasi di lapangan
pada yang berfokus pada pelaksanaan pembangunan Check Dam I dan
Check Dam II.
b) Tahap Penyusunan Laporan
Setelah tahap pengamatan lapangan selesai, dilanjutkan dengan tahap
penyusunan laporan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan
proyek di lapangan, baik konstruksi maupun manajemen proyek yang
merupakan hasil studi mahasiswa di lapangan.
1.5 Metoda Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja praktek dilaksanakan dengan cara melakukan observasi lapangan,
mengamati pekerjaan fisik lapangan dan melakukan konsultasi langsung dari unit
kerja dalam lingkungan proyek. Segala informasi dan pengetahuan yang didapatkan
selama melaksanakan kerja praktek disusun dalam bentuk laporan kerja praktek.
1.6 Sistematika Pembahasan dan Penyajian Laporan
Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan di lapangan dan mengacu kepada buku petunjuk Kerja Praktek yang
dikeluarkan oleh Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas dan
dibimbing oleh seorang dosen pembimbing Kerja Praktek yang telah ditunjuk oleh
Koordinator Kerja Praktek.
Sistematika dari penulisan laporan ini terdiri dari lima bab, yaitu:
BAB 1. PENDAHULUAN
Pada bab ini berisikan latar belakang pelaksanaan kerja praktek, objek
kerja praktek, tujuan dan manfaat, lingkup pekerjaan, metoda pelaksanaan
kerja dan sistematika pembahasan dan penyajian laporan.
BAB 2. LANDASAN TEORI
Landasan teori menjelaskan tentang manajemen proyek, pengadaan
pemberian jasa, perencanaan, pengadaan kontraktor, dokumen kontrak,
organisasi pengelolaan proyek, metoda pelaksanaan pekerjaan, standar dan
peraturan.