Anda di halaman 1dari 79









1
1
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PERATURAN UMUM

0.01. Peraturan dan Acuan


Plumbing
a. Pedoman Plambing Indonesia, 1979
b. National Plumbing Code tahun 2003.
c. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing (Soufyan & Morimura).
d. International Plumbing Code 1995.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/MEN/1982.
f. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta :
1. No. 582 tahun 1995 dan No. 299 tahun 1996 mengenai penetapan peruntukan
dan baku mutu air sungai / badan air serta baku mutu limbah cair di wilayah
DKI Jakarta.
2. SK Gubernur No. 17 Th. 1992 mengenai peresapan air hujan.
g. Standard Nasional Indonesia antara lain :
1. No. SNI 03-2453-1991
Sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan, tata cara perencanaan
teknik.
2. No. SNI 03-2459-1991
Sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan, spesifikasi teknis.
3. No. SNI 03-6373-2000
Tata cara pemilihan dan pemasangan vent pada sistem plambing.
4. No. SNI 03-6469-2000
Tata cara pembangunan sumur produksi.
5. No. SNI 03-6422-2000
Spesifikasi konstruksi sumur bor produksi air tanah untuk kapasitas 150 LPM
s/d 300 LPM.
6. No. SNI 06-0162-1987
Pipa PVC untuk saluran air buangan didalam dan diluar bangunan.

Pemadam Kebakaran
a. Kepmeneg PU No.10/KPTS/2000 tentang persyaratan teknis pengamanan
kebakaran pada bangunan gedung.
b. Kepmeneg PU No. 11/KPTS/2000 tentang manajemen penaggulangan kebakaran di
perkotaan.
c. SNI 03.1745-2000 : Tata cara perencanaan sistem pipa tegak dan slang untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

2
2
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. SNI 03-3989-2000 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
e. SNI 03-6570-2001: Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
f. Himpunan Peraturan Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
g. National Fire Protection Associates (NFPA).
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. per. 05/MEN/1982.
i. Ketentuan dari Pemilik.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a. Perusahaan yang memiliki surat ijin pemasangan instalasi dari instansi yang
berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
b. Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi listrik
secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berfungsi dengan baik dan aman.

Listrik
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut :
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per. 05 / MEN / 1982.
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.02/KPTS/1985.
4. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
Perumtel, DitJen Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah.
5. Pedoman Plambing Indonesia.
6. Peraturan dan Standar Kebakaran SNI 03.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan
telah biasa mengerjakannya.
b. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN
yang dimaksud).

Elektronik
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per. 05 / MEN / 1982.
c. KEPMENEG PU No. 10, 11 / KPTS / 2000.
d. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
Perumtel, DitJen Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah, Pemadam Kebakaran.
e. Peraturan dan Standar Kebakaran SNI 03 – 1735 & 1736 Th. 2000.
f. ASHRAE, ARI ASTM, ASME dan SMACNA
g. National Fire Protection Association (NFPA) 72 & 101
3
3
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
h. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan
i. Fire Office Committe (FOC)
j. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Ibukota Jakarta No. 3, No. 7 tahun 1992.
k. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Pemasangan Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.
Khusus untuk ijin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai) diperkenankan
bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN yang dimaksud).
Pekerjaan instalasi M & E yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi M & E
secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan
dengan baik dan aman, sehingga pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut
harus sudah dapat dipergunakan oleh Pemilik.

0.04. Pelaksanaan Pemasangan


1 Sebelum peralatan dipasang Kontraktor harus mengajukan Approval material yang
harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana.
Material yang terpasang adalah yang sudah disetujui dalam lembar Approval Material.
2 Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya dalam rangkap 3 untuk disetujui oleh Direksi.
Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya,
jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi
accessories yang dipakai. Direksi berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan tersebut diatas
3 Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus
segera menghubungi Direksi. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas
peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4 Beberapa peralatan tertentu (antara lain seperti Fan dll.) ada asumsi yang diambil
Konsultan Perencana dalam menentukan performancenya. Asumsi-asumsi ini harus
diganti oleh Kontraktor sesuai aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi
lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali
performance dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan Direksi sebelum
dilakukan pemesanan

0.05. Testing dan Commissioning


1 Kontraktor instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
4
4
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2 Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

0.08. Penanggung Jawab Pelaksanaan


1 Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi
yang akan diberikan oleh pihak Pemberi Tugas / Direksi.
2 Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pemberi Tugas / Direksi.

0.09. Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi


1 Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi
lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Direksi.
2 Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Direksi dalam rangkap 3 (tiga).
3 Perubahan material, dan lain-lainnya harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pemberi
Tugas secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus
disetujui oleh Direksi secara tertulis.

0.13. Peralatan & Bahan


1 Umum
Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai dengan
brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan
maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar
dan diproduksi secara teratur.
2 Peralatan dan Bahan Sejenis
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus diproduksi
pabrik (merek), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan.
3 Penggantian Peralatan dan Bahan
Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender harus sudah memenuhi
spesifikasi walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan
bahan belum memenuhi spesifikasi,
tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai
Kontraktor Pelaksana Pekerjaan.
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari
jenis setaraf atau lebih baik (equal or better) yang disetujui. Bila pihak Direksi
membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang
menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.
5
5
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 gambar dan jumlah lembar gambar.
 Tanggal.

0.15. Pemeriksaan Rutin dan Khusus


1 Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan tidak
kurang dari tiap 2 (dua) minggu.
2 Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Direksi / Pemberi Tugas atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.
3 Teknisis pelaksana pekerjaan ini harus sudah tiba di lapangan dalam waktu 1 x 24 jam
sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan kepada orang lain
dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor yang bersangkutan.

0.16. Penggunaan Air dan Listrik Kerja


1 Kebutuhan air kerja dan listrik kerja yang diperlukan dalam pekerjaan instalasi ini harus
disediakan sendiri oleh Kontraktor. Yang dimaksud air kerja dan listrik kerja adalah air
untuk pengetesan pipa dan listrik untuk pengelasan dan penerangan daerah kerja.
2 Secara prinsip untuk running test dari semua peralatan instalasi yang memerlukan
daya listrik disediakan oleh Kontraktor sendiri. Kecuali bila saat pengetesan dilakukan,
listrik dari Pemilik sudah tersedia dan dapat digunakan atas seijin Pemilik dengan
diperhitungkan biaya pemakaian kWh-nya.

0.18. Rapat Lapangan


Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh Direksi /
Pemberi Tugas dengan catatan bahwa personil yang hadir harus yang dapat memberi
keputusan atas nama perusahaannya.

PEKERJAAN INSTALASI FIRE ALARM


2.0. Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum
1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Detector dan Central Panel Fire Alarm, meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna, mulai dari penyediaan bahan sampai di site,
upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan
jaminan.

6
6
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2 Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan
yang ada seperti :
. Peraturan dan Standar.
Perencanaan instalasi Fire Alarm system dan pemilihan serta penempatan jenis
detector didasarkan pada :
 KEPMENEG PU No. 10/KPTS/2000 dan KEPMENEG PU No. 11/KPTS/2000.
 SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.
 Data teknis dari product dibidang peralatan Fire Alarm System yang
dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara.
 SNI 03-3985-2000 Tata Cara perencanaan, pemasangan dan pengujian
sistem deteksi dan alarm kebakaran pada bangunan gedung.
 Perda No. 3/1992 Dan Perda No. 7/199.
 Data teknis dari product di bidang peralatan fire alarm system yang
dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara dan memiliki ISO-9001,
standard approval yang disetujui yaitu : ULC, JIS, MEA, CSFM dan COC
serta sesuai dengan NFPA standard 72.
 Peraturan Pemda setempat.
3 Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
didalam :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Aanwijzing.
4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara, Diesel
Generator Set dan Battery bilamana daya dari PLN dan Genset mengalami
gangguan.
5 Semua panel Fire Alarm harus diberi pentanahan dengan kawat BC 6 mm 2 dan
MDF dengan kawat NYA 25 mm2.

2.02. Lingkup Pekerjaan Fire Alarm


Secara garis besar lingkup pekerjaan Fire Alarm adalah seperti yang tertera di
spesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan
pekerjaan, sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan
dokumen tambahan seperti yang tertera didalam Berita Acara Rapat Penjelasan
Lelang (Aanwijzing).
1 Melaksanakan

7
7
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
a. Seluruh Instalasi Fire Alarm dalam Bangunan.
b. Seluruh Instalasi System MCPFA.
c. Seluruh Instalasi Pentanahan.
d. Seluruh Instalasi :
- Detector ( Heat ROR, Fixed Temp. & Smoke / Photo Elect. )
- Alarm Bell & Breakglass-Manual Push Button.
- Indicator / Flasher Lamp.
- Central Fire Alarm.
- Fireman Telepon / Intercom.
- Modul-modul untuk Interface ( MCPFA & JBFA ).
- Interface dengan sistem terkait.
e. Testing, Commissioning dan Training serta menyerahkan Buku Technical
Manual.
2 Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :
a. Dari sisi Rack Kabel dan Hanger untuk Feeder dan Instalasi.
b. Dari sisi MCPFA ke JBFA.
c. Dari sisi JBFA dibawahnya ke JBFA diatasnya ( Loops ).
3 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :
a. Sistem Description dan Prinsip Operasi Sistem Fire Alarm.
b. Instalasi dan Instruction Fire Alarm.
c. Connection diagram Fire Alarm.
d. Shipping dokumen untuk peralatan Fire Alarm pada proyek yang dikerjakan.
e. Surat dukungan dari principal yang memegang merk.
f. Foto copy sertifikat standart approval sesuai dengan persyaratan dan
peraturan umum.
4 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
bangunan berfungsi dengan baik.
5 Memasang nama-nama zone pada modul-modul dan jumlah zone pada panel,
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.

2.03. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan


. Syarat-syarat Dasar
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan
kapasitas yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
8
8
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan panel maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang sudah baku (Reenginering)

2.4. Spesifikasi Teknik Bahan dan Peralatan


1 Sistem Fire Alarm yang digunakan adalah Semi Addressable Alarm System.
2 Perencanaan pemasangan detector sudah berdasarkan :
a. Tinggi Ruang
Tinggi Max (m) Heat Photoelectric Smoke
Detector
- 7,5 Cocok Sangat Cocok
7,5 - 10 Tidak Cocok Sangat Cocok
10 - 20 Tidak Cocok Cocok

b. Area Pencakupan
-------------------------------------------------------------------------------------
Detector (m) Area ( m2 ) pada tinggi 3 m
-------------------------------------------------------------------------------------
Heat 25 – 46
Smoke Detector 50 – 92
-------------------------------------------------------------------------------------

c. Pemilihan Jenis Detector


--------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Ruangan Detector
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Ruang Kantor Photoelectric Smoke Detector
atau ROR Heat Detector
Parkir Rate of rise Heat Detector
Pantry / Kitchen Fixed Temp Heat Detector
Gas detector
R. Genset / Trafo Fixed Temp Heat Detector

9
9
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Ruang Kontrol Photoelectric Smoke Detector
--------------------------------------------------------------------------------------------------

15 Kabel yang dipakai untuk instalasi dari modul ke modul harus dari jenis Twisted
Shielded AWG 16, 2 pair dan dipasang dalam pipa conduit  3/4”.
Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector dan Flow Switch
adalah jenis NYA dengan ukuran 3 x 1.5 mm 2 dipasang dalam PVC Conduit 
3/4” dengan saddle klem. Kabel untuk outlet fireman telepon/intercom
menggunakan FRC 3 x 1.5 mm2 yang dipasang dalam PVC Conduit Ø 3/4”. Kabel
power untuk masing-masing modul menggunakan kabel NYY 3 x 2.5 mm 2
dipasang dalam PVC Conduit  3/4”.
Kabel yang dipakai untuk instalasi Manual Push Button, Alarm Bell, Flasher
Lamp, Tamper Switch, Pressurize Fan, Panel AC dan kontrol lainnya
menggunakan kabel FRC 2 x 1.5 mm2 yang dipasang dalam PVC Conduit  3/4”.
Kabel yang dipakai untuk instalasi grounding kesetiap terminal box yang ada
disetiap lantai menggunakan kabel BC 6 mm 2. Kabel yang dipakai untuk ke
sentral Tata Suara adalah FRC 2 x 1.5 mm 2 dalam PVC Conduit  3/4”.
Annunciator menggunakan STP 16 AWG, 2 Pair dan NYA 3 x (1 x 1.5 mm 2) untuk
Intercom.

2.05. Uraian Sistem Kerja Fire Alarm


1 Panel Kontrol ini harus addressable yang terdiri dari Micro Processor CPU dan
Power Modul, Control Modul, Alarm Signal Modul, Continuous & Intermittent,
Loop Modul, Panel Control harus mempunyai pintu dengan jendela penyekat.
Panel Kontrol harus dilengkapi dengan fasilitas General Alarm yang di
operasikan secara manual.Selain itu panel kontrol harus memiliki kemampuan
untuk merelease sistem peralatan pemadam kebakaran secara otomatis seperti
CO2 system, FM 200 system dan lain-lain.
Panel kontrol harus mempunyai fasilitas minimum 2 loops yang dilengkapi
dengan perlengkapan lainnya :
a. Lampu-lampu
- Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning) untuk disetiap address
pada address module. Lampu power ON yang menyatakan
sistem mendapat supply daya listrik yang sesuai.
- Lampu AC power failure yang menyatakan adanya gangguan dari jala-jala
listrik yang ada.

10
10
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Lampu low battery yang menyatakan bahwa tegangan back-up battery
sudah berada pada level DC yang rendah.
- Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya ke tidak beresan
pada rangkaian bell.
- Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm di sistem
tersebut.
- Lampu common trouble yang menyatakan terjadinya trouble di sistem
tersebut.
- Lampu common gas leakage yang menyatakan terjadinya kebocoran gas
di sistem tersebut.
- Lampu manual call point (merah) yang mengidentifikasikan adanya
manual call point yang bekerja.
- Lampu time delay yang mengidentifikasikan proses time delay sedang
berlangsung.
b. Tombol-tombol / Switch
- Reset switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi
trouble atau alarm.
- Silence Switch yang berfungsi untuk mematikan Buzzer atau Bell bila
Buzzer itu berbunyi.
- Alarm lamp test Switch yang berfungsi untuk mengadakan pengecekan
apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik.
c. Fasilitas Interkoneksi untuk keperluan :
- Mematikan mesin-mesin AC (Air Conditioning), Fan.
- Menghidupkan Pressurized Fan & Lift Kebakaran.
- Mengindikasikan bekerjanya control valve pada sistem Fire Fighting
( Pemadam Kebakaran ).
- Mengindikasikan tertutup atau tidaknya control valve pada sistem Fire
Fighting ( Pemadam Kebakaran ).
d. Bilamana salah satu detector, manual push button atau flow switch bekerja
maka lampu kontrol pada MCPFA akan menyala dan pada komputer grafik
akan menampilkan gambar dimana letak detector atau zone tersebut
bekerja, serta buzzer berbunyi sesuai dengan zone area dimana peralatan
tersebut diatas bekerja dan secara otomatis MCPFA akan mengirimkan
tegangan 24 VDC untuk menyalakan flasher lamp pada seluruh lantai
dimana terdapat zone area tersebut dan juga pada satu lantai diatasnya
sedangkan Panel Annunciator yang ada di Ruang Security akan menyala
menunjukan letak zone yang sedang bekerja.
11
11
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Selain itu MCPFA juga mengirimkan tegangan 24 VDC ke Kontaktor (relay)
yang terdapat pada panel-panel listrik AC untuk mematikan unit tersebut
serta ke panel listrik pressurized air fan untuk menghidupkan. Flasher lamp
akan tetap menyala / flashing sampai sistem riset di MCPFA ditekan oleh
operator atau security pertanda keadaan teratasi.
e. Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka kita dapat mengaktifkan
general alarm secara manual, dimana seluruh flasher lamp akan menyala,
serta mematikan mesin-mesin AC, Fan dan menurunkan Lift Penumpang, Lift
Kebakaran ke Lantai Dasar serta menghidupkan Pressurize Fan dan Lift
Kebakaran.
f. Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan area
lokasinya (zone area) bukan berdasarkan titik lokasinya (letak detector).
g. Jenis detector yang dipasang pada tempat-tempat umum disesuaikan
dengan fungsi dan luas ruangan.
h. Manual call point yang dilengkapi intercom ditempatkan di lintasan umum,
didalam / dekat Hydrant box atau dekat pintu keluar dari ruangan yang
cukup besar.
i. Flasher lamp dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh umum.
j. Alarm bell mempunyai sound level minimum 15 dB diatas noise level pada
saat keadaan mulai gawat (emergency).
k. Master Control Panel Fire Alarm ditempatkan di R. Pengelola lantai atap
yang mana dari sini dapat dipantau kegiatan sistem Fire Alarm secara
keseluruhan.
l. Announciator ditempatkan di ruang pengelola lantai atap.
m. Tahap-tahap evakuasi adalah :
- Apabila terjadi kebakaran disuatu lantai pada zone area tertentu, maka
pada MCPFA akan terindikasi zone area tersebut.
- Alarm bell pada lantai tersebut serta satu lantai diatas & dibawahnya
akan berbunyi dan IU akan dimatikan pada lantai bersangkutan.
- Kondisi ini memberikan kesempatan pada petugas untuk memeriksa
terjadinya kebakaran apabila bisa diatasi maka untuk menghindari panic
pada panel MCPFA dapat dimatikan bunyi alarm bell.
- Apabila kondisi tidak bisa diatasi maka dapat dilakukan petunjuk evakuasi
paging dari sentral tata suara.
- Kalaupun kondisi diatas tetap tidak bisa diatasi maka akan
diaktifkan general alarm, dimana seluruh alarm bell akan berbunyi dan
lift akan diturunkan kelantai dasar.
n. Sistem Yang Dibutuhkan
12
12
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Adanya gejala sumber api yang bisa menimbulkan bahaya kebakaran
harus bisa diketahui lebih awal, dengan mengamati gejala-gejala sebagai
berikut :
* Kenaikan suhu dengan cepat diluar normal
* Tingkat suhu melebihi tingkat yang normal
* Kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal pada ruangan
yang memang biasanya ada asap misal pada ruangan dimana orang
diperbolehkan merokok. Sedangkan pada ruangan yang biasanya
tidak ada asap maka adanya asap memberikan pertanda adanya
gejala sumber api.
* Adanya bunga api (flame)
- Indikasi lokasi api harus memberikan informasi yang cepat dan effektif
kepada operator, petugas kebakaran, petugas keamanan gedung dan
petugas utility gedung untuk mengambil tindakan penyelamatan orang
dan material serta tindakan pemadam api.
- Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum harus bisa selektif
sesuai dengan tingkat bahayanya agar tidak menimbulkan kepanikan dan
kemacetan arus orang. Tetapi bila diperlukan bisa juga all-call serempak
keseluruhan bagian bila keadaan sudah sangat gawat.
Sistem tanda bahaya atau pemberitahuan emergency harus mendapat
prioritas pertama (dominant) mengatasi (override) system background
music, panggilan atau acara-acara lainnya.
- Dalam keadaan supply listrik dari PLN terputus, sistem ini harus di
backup oleh supply cadangan selama 24 jam agar sistem masih tetap bisa
mendeteksi api. Back-up dilakukan oleh batere dan genset. Sedangkan
dalam keadaan sistem diaktifkan oleh adanya sumber api dimana sistem
kontrol, monitoring dan alarm bell harus dibunyikan maka untuk
menghindari bahaya orang terkena arus hubung singkat ada
kemungkinan aliran listrk dari PLN maupun dari genset diputuskan, maka
sistem ini harus tetap sanggup bekerja dengan supply dari batere selama
30 menit (General Alarm).
- Sistem harus effektif, tidak berlebihan, murah tapi bisa dipromosikan
sebagai sistem yang cukup memberikan rasa aman.
- Sistem alarm ini di interlock secara otomatis dengan Panel AC dan sistem
M/E lainnya.
- Annunciator diletakkan di R. pengelola lantai atap.
o. Setiap indikasi dari detector, titik panggil manual, akan diteruskan ke Panel
Kontrol Sistem (MCPFA), tanda Bahaya Kebakaran. Dengan adanya indikasi
13
13
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
ini maka Panel Kontrol akan membunyikan Tanda Bahaya dimana alat ini
ditempatkan, membunyikan bel elektronik buzzer di panel Kontrol.
p. Petugas yang telah ditunjuk dapat menghentikan untuk sementara bunyi Bel
Tanda Bahaya dengan menekan tombol SILENCE dan selanjutnya petugas
harus memeriksa keadaan. Jika api berada di lokasi kebakaran, maka petugas
akan segera bergerak mengikuti petunjuk route yang paling effektif dan
cepat menuju ke lantai yang bersangkutan. Setelah berada pada arah zone
alarm kebakaran yang tepat maka petugas dapat langsung menuju lokasi
dimana terjadi kebakaran, mengambil tindakan pemadaman dan
melaporkan situasi ke sentral melalui intercom atau handi talki. Bila keadaan
tidak dapat dikuasai, barulah dibunyikan general alarm.
q. Fungsi dari Fireman telepon/ intercom sebagai alat komunikasi antara
Fireman (petugas Pemadam Kebakaran) dengan operator MCPFA pada saat
kebakaran terjadi sehingga informasi / kondisi dilapangan dapat diterima /
diketahui dengan baik & koordinasi untuk menangani kebakarn tersebut
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
r. Pembagian daerah kebakaran (zone alarm area) untuk :
- Memudahkan petugas menentukan route gerak yang cepat menuju
daerah kebakaran.
- Membantu petugas mengetahui ada atau tidak adanya personil ditempat
kebakaran.
- Memudahkan petugas menentukan lokasi kebakaran.
- Membantu petugas mengetahui bekerja atau tidaknya alat pemadam
kebakaran.
2.06. Kotak Hubung Bagi (Junction Box)
Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari plat besi
setebal minimum 2 mm dan seluruhnya harus dicat powder coating warna abu-
abu.
Kotak hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua kotak hubung
bagi dan terminal penyambungan kabel.
Kotak hubung bagi seluruhnya harus disambung dengan kabel grounding yang
menggunakan kabel NYA 4 mm2 dan harus dibungkus dengan konduit.
Sedangkan dari MDF menggunakan kabel NYA 25.

2.07. Konduit
Konduit yang dipakai adalah konduit PVC dengan diameter dalam minimal 1 1/2
kali diameter kabel.
14
14
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2.08. Persyaratan Teknik Pemasangan
1 Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual Push
Button dan Flasher Lamp dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana
ada yang berada diluar hydrant box maka dipasang pada ketinggian 1,5 m dari
lantai.
Alarm bell dipasang  0,5 m dibawah plafond atau disesuaikan dengan keadaan
lapangan. Peralatan sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan
hambatan max. 0,5 ohm. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam
kelompok Emergency load dari Genset. Jarak grounding antar peralatan
elektronika min. 6 m, sedangkan jarak grounding dengan peralatan elektrikal
min. 20 m.

2 Kabel dan Konduit


a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel tray dan
instalasinya memakai pipa konduit.
b. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah
minimum 20 M ohm.
2.09. Kabel Tray / Trunking dan Tangga Kabel
1 Kabel tray harus terbuat dari Galvanized finishing lebarnya sesuai dengan
gambar rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang digalvanis.Jarak
tiap penyangga tidak boleh lebih dari 1 m.
2 Semua kabel tray dan tangga kabel harus dilengkapi cover.
3 Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hotdip
galvanis = 60 – 70 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m.
4 Cara pemasangan kabel trunking / tray harus digantung pada rak beton dengan
bunder berulir (iron rod diameter 10 mm) dengan jarak 1 m.
5 Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memakai flexible conduit.
6 Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk trunking harus dibuat
sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang
diperkenankan.
7 Kabel yang dipasang diatas trunking pada cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat / kabel tie).
8 Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya (AC dan Listrik).

15
15
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
9 Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 300 mm.
10 Trunking kabel digantung dilantai bangunan dengan dynabolt berukuran 1/2” x
2”.

2.10. Pengujian
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus
menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.

Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakukan sesuai dengan
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).

2.11. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan
yang dispesifikasikan Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Direksi atau Konsultan Perencana .

PEKERJAAN GENSET
3.00. URAIAN PERSYARATAN DAN PERATURAN UMUM
1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Diesel Genset, meliputi pekerjaan secara lengkap dan
sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan,
penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
2 Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor harus mengikuti semua
persyaratan yang ada seperti :
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.
b. IEC, ISO, BS, LMK dan lain-lain.
4 Fasilitas instalasi listrik Diesel Generator Set sebagai stand by power, apabila
sumber utama PLN mengalami gangguan atau bisa jalan secara bersamaan
dengan PLN pada waktu-waktu tertentu.
6 Syarat-syarat mensupply Diesel Generator Set :
a. Harus mempunyai keagenan di Indonesia dengan Penunjukan dari Pabrik.

3.01. Lingkup Pekerjaan


1 Pengabelan
16
16
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
a. Dari diesel generator set ke panel automatic diesel generating set (CPG).
b. Dari diesel generator set ke accu dan dari accu ke automatic charger.
c. Dan semua kabel kontrol.
2 Pentanahan
a. Penghantar BC  70 mm2 untuk pentanahan peralatan (body).
Yang diberi pentanahan adalah diesel generator set, panel PKG, pintu besi,
daily tank, storage tank dan lain-lain.
b. Penghantar NYA  95 mm2 untuk pentanahan netral pada sistem hubungan
bintang dari diesel generator set.
c. Semua pentanahan harus terpisah dari pentanahan lain.
3 Pemipaan
a. Dari pompa listrik bahan bakar ke daily tank.
b. Dari daily tank ke diesel generator set dan balik ke daily tank.
c. Dari diesel generator set ke silincer dan dari silincer keluar.
d. Dari storage tank ke pompa listrik bahan bakar.
e. Pipa overflow dari tangki harian ke tangki storage.
4 Peralatan Lain
a. Rangka penggantung silincer dengan diberi peredam getaran dan isolasi pipa
silincer.
b. Ducting untuk Radiator.
c. Pompa listrik bahan bakar.
d. Pondasi dan penyangga daily tank.
e. Pondasi beton diesel generator set (Pekerjaan Sipil).
f. Vibrator isolator steel spring termasuk base plate dan frame.
g. Attenuator untuk intake air dan exhaust air.
h. Rock wool peredam suara pada langit-langit dan dinding ruang genset.
i. Pompa tangan lengkap accessories.
5 Diesel generator Set ( Genset ) yang terdiri atas :
Diesel generator set wall mounted radiator dengan kapasitas 1 x 850 kVA dan
prime rated output lengkap dengan :
a. Battery Accu.
b. Automatic battery charger
c. Daily tank 1 x 1000 liter.
d. Storage tank kapasitas sesuai gambar perencanaan.
e. Silincer.
f. Radiator.
g. Panel automatic diesel generator set (CPG).
17
17
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
6 Pengetesan Diesel Genset dengan beban sesuai uraian butir 6.00.0 butir 2.J.
7 Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar As Built, 1 (satu) set gambar
dalam bentuk CD.
8 Melaksanakan supervisi dan melaksanakan pemeliharaan.
9 Menyerahkan brosur, maintenance dan operation manual.
10 Memberikan masa jaminan pada pemilik bangunan.
11 Melatih tenaga operator dan perawatan dari pemilik bangunan.
12 Semua pengurusan ijin dari instansi berwenang sehubungan dengan
pemasangan instalasi, juga yang menyangkut biaya pengurusannya sudah harus
masuk dalam penawaran pekerjaan ini.
13 Pada saat serah terima pertama, tangki storage harus dalam keadaan penuh.
Catatan :
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tersebut di atas adalah menyediakan
dan memasang sehingga seluruh sistem bekerja dengan sempurna.

3.02. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan


1 Syarat-syarat Dasar
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Dalam hal ukuran fisis harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar
dari pada yang telah disediakan.
Kecukupan dalam arti telah termasuk segala peralatan yang perlu untuk
operasi sampai jalan sempurna.
e. Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan
kapasitas minimum.
Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan Kontraktor dengan syarat-syarat
sebagai berikut :
- Tidak menyebabkan pertambahan peralatan.
- Sistem tidak menjadi lebih sulit.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya operasi dan pemeliharaan.
- Tidak mengurangi mutu
2 Syarat-syarat Fisik

18
18
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
a. Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta
merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.
b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka
seluruh bagian-bagian sebaiknya dari merek yang sama untuk
menghindarkan kesulitan perawatan dan menjaga mutu karakteristiknya.

3.03. Spesifikasi Teknik Bahan dan Peralatan


1 Kabel Tegangan Rendah dan Pentanahan
a. Kabel ini bekerja pada sistem tegangan 400 volt, 3 fasa 50 Hz.
b. Jenis kabel :
 NYY untuk kabel daya dan kabel kontrol
 Kebel khusus berinti banyak untuk accu.
 BC untuk pentanahan peralatan (body).
 NYY single core untuk pentanahan netral (titik netral hubungan bintang).
c. Inti kabel tembaga.
d. Kelas tegangan 600 / 1000 volt.
e. Isolasi sesuai jenis kabel.
f. Rating dan ukuran menurut kebutuhan atau sesuai gambar.
2 Sepatu Kabel
Untuk terminasi kabel pada busbar, circuit breaker atau peralatan lainnya harus
menggunakan sepatu kabel.
3 Pemipaan
a. Untuk bahan bakar minyak digunakan pipa hitam atau black steel pipe
lengkap fitting dan gate valve ukuran sesuai gambar (Pipa BS 1387 Medium).
b. Untuk ke silincer digunakan pipa hitam yang dibungkus dengan rock wool
dan ukuran minimal  20” atau menurut kebutuhan. Sambungan antara
genset dan pipa memakai pipa flexible.
4 Peralatan lain
a. Rangka penggantung untuk silincer terdiri atas ramset atau fisherplug, besi
siku, isolator getaran muurbaut dan lain-lain setelah itu dimensi dan dicat.
b. Pompa listrik bahan bakar selfprimming kapasitas sesuai kebutuhan (lihat
gambar).
c. Rangka daily tank dari besi siku dan besi plat lengkap mur dan setelah itu
dicat.
d. Pondasi Beton Diesel Generator Set (Lingkup pekerjaan Sipil)
- Tempat dudukan untuk diesel generator set.
- Pondasi dari beton bertulang.
19
19
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Berat pondasi diesel generator set minimal 1,7 kali berat diesel generator
set.
- Ukuran pondasi harus sesuai dengan diesel generator set yang akan
dipasang. Untuk itu Pemborong membuat gambar kerja.

e. Vibration Isolator
- Steel spring.
- Kekuatan sesuai berat dan kuat getaran diesel generator set.
- Terpasang diatas pondasi beton dan dibawah base plate memakai angkur
atau sesuai sistem pemasangan yang disyaratkan oleh Pabrik.
- Base plate dari besi baja type H atau sesuai standard pabrik.
f. Klem besi dari bahan besi plat dengan ukuran yang sesuai cukup untuk
menahan pipa.
g. Storage tank lengkap
- Kapasitas sesuai gambar perencanaan
- Bentuk standard
- Besi plat tebal 8 mm
- Peralatan bantu :
# Pelampung
# Air vent valve
# Pipa pengisi
# Manhole
# Flow meter
# Peralatan untuk mengontrol bahan bakar dari ruang genset lengkap
pengabelannya.
- Pondasi beton pengikat lengkap rangka besi ukuran dan besarnya
pondasi beton.
- Pelat beton penutup.
h. Sound Attenuator
Untuk meredam suara yang lewat intake air dan exhaust air maka
menyatu dengan intake air dipasang peredam suara berupa attenuator yang
dapat meredam maksimal sebesar 60-70 dB-A, pada jarak 3 meter dari
ruang genset.
i. Rock Wool
Untuk meredam suara genset maka diseluruh dinding dan langit-
langit ruang genset dipasang rock wool dengan berat 80 kg/m 3 lengkap alat

20
20
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
bantu + glass clotch pemasangan yang antara lain terdiri atas kawat ayam +
spindle pin.
5 Diesel Generator Set
a. Umum
Unit diesel genset diminta untuk menghasilkan daya listrik pada net power
output minimum sebesar 1 x 10 kVA pada power factor 0,8 tegangan 400
Volt, 3 fasa 50 Hz dengan 1500 rpm dan maksimum ambient temp. 38 C
dalam ruangan.
Spesifikasi Umum
b. Daily Tank
- Volume sesuai gambar perencanaan yaitu 1 x 1000 liter.
- Bahan tangki besi pelat tebal 4 mm
- Bentuk standard
- Perlengkapan :
 Air vent valve
 Gelas penduga bahan bakar
 Pelampung
 dan lain-lain
c. Battery Accu dan Automatic Battery Charger
- Battery accu 12 Volt.DC – 200 AH atau sesuai standard pabrik
- Automatic battery charger 5A – 24 Volt
- Peralatan over current chargerSilincer tipe standard
d. Radiator.
f. Automatic Diesel Generating Set Control Panel (CPG/PKG) harus dilengkapi
dengan PLC (Programable Logic Controller).
Berfungsi untuk pengendalian pemindahan daya pada Low Voltage Main
Distribution Panel PUTM) dan mengatur start-stop mesin secara otomatis.
Mengatur synchronizing, load sharing dan load shadding secara otomatis
pula. Pengendalian ini dilaksanakan setelah menerima data dari tegangan
PLN yang turun dan besarannya dapat disetel pada PLC (Programable Logic
Controller). Peralatan tersebut mempunyai spesifikasi untuk performance
kerja sebagai berikut :
padam dan memindahkan main breaker pada LVMDP.
- G1, harus synchron dahulu dan dalam waktu  20 detik dapat mensupply
PUTM .

21
21
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Bila ada salah satu Genset over houl, maka switch synchronizing Genset
yang bersangkutan harus bisa diaktifkan sehingga tidak mengganggu
start Genset yang lain.
- Sensor PLC harus bisa memastikan PLN mati / padam dengan time delay
 2 detik baru Genset On / Start. Apabila hanya kedip (mati sesaat)
kurang dari 2 detik maka Genset tetap Off.
- Apabila 2 Genset synchron dan beban daya tersebut turun 30 – 40%
maka secara otomatis satu diantara 2 Genset tersebut akan mati / off.
Dan apabila beban / daya naik melebihi 45% maka secara otomatis
Genset berikutnya harus on / start mensupply kekurangan daya tersebut
(load shadding).
- Dapat menyetop Genset bila tegangan PLN normal kembali secara
otomatis.
- Mempunyai pemutusan daya yang mentrip semua pole breaker dan
mempunyai pengaman thermis dan magnetis (untuk beban lebih dan
hubung singkat).
- Dilengkapi motor, timer dan peralatan mechanis untuk menutup CB
kembali secara otomatis.
- Kerangka dan rumah terbuat dari pelat baja yang tebalnya minimum 2
mm.
- Mempunyai alat-alat kontrol dan ukur antara lain :
 Battery charger
 Ammeter kelas 2,5
 AC voltmeter kelas 2,5 dengan selector switch
 Frequency meter – lidah getar
 Power factor meter
 Instrument trafo arus menurut kebutuhan
 Speed adjusting device
 Battery voltmeter
 Trafo arus
 Alarm dengan lampu dan bunyi
- Signal
 Mains On
 Alternator on
 Starting failure
 Alternator overload
 Engine temperature high
22
22
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 Oil pressure low
 Automatic system block
 Overspeed
- Mempunyai Switch dengan 3 kedudukan sebagai berikut :
 Auto-mesin bekerja otomatis
 Manual start / stop dikehendaki
 Off-tidak bisa jalan
- Kalau ada kesalahan-kesalahan dibawah ini mesin harus mati ditambah
peralatan penunjukannya yaitu :
 Tekanan pelumas rendah
 Kecepatan melampaui batas
 Gagal starting
 Bahan bakar kurang
 Overheating
- Harus disertai cara-cara reset bila kesalahan sudah diatasi.
- Starting mesin mempunyai time delay yang dapat diatur 15 detik.
- Kembali ke sumber normal mempunyai time delay yang dapat diatur kira-
kira 25 detik sampai dengan 30 menit.
- Harus ada time delay untuk pendinginan mesin kira-kira 5 menit.
- Mempunyai sensor under frequency, ialah apabila frequency sumber
normal turun sampai 90% atau dapat distel, sumber otomatis pindah ke
Genset.
- Mempunyai cara by-pass time delay dalam mengembalikan sumber
Genset ke normal untuk mempersingkat waktu dalam testing.
- Mempunyai cara testing secara simulasi yaitu tanpa melepas CB sumber
normal, dapat dilakukan testing seolah-olah sumber tersebut mendapat
gangguan.
- Mempunyai lampu pilot bahwa :
 Beban terhubung ke sumber normal
 Beban terhubung ke sumber genset
 Semua signal bekerja sesuai yang diminta
- Rumah Panel dan Busbar
 Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisis.

23
23
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 Peralatan instrument, switches dan sebaginya harus dipasang dalam
pasangan masuk dari muka melalui bukaan-bukaan yang telah
tersedia pada rumah panel.
 Bahan rumah panel dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2
mm
 Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pembersihan sejenis “phosphatizing treatment”. Bagian dalam dan
luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
 Ruangan pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
 Pintu harus dengan engsel yang tersembunyi dan interlock dengan
breaker untuk pengaman.
 Label-label terbuat dari bahan “Trafolite” yang tersusun berlapis
putih-hitam-putih dan digravir seesuai kebutuhan dalam bahasa
Indonesia.
 Bukaan ventilasi dari kedua sisi panel
 Semua pengabelan didalam harus rapih terdiri atas kabel-kabel
warna, dipasang memakai terminal, mudah diusut dan mudah dalam
pemeliharaan.
 Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan.
Bahan terbuat dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk
persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan
dan jarak yang telah diperhitungkan untuk menahan tekanan elektris
dan mekanis pada level hubung singkat yang ada di titik tersebut
(PUIL 2000).
 Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua
terminasi kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan-lekukan
yang tidak wajar.
Busbar harus dicat secara standard untuk membedakan fasa-fasanya.
 Pengeboran pada busbar tidak diperkenankan.
 Batang-batang penghubung antara busbar dengan breaker harus
mempunyai penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang
dari 125% rating breaker tersebut.
 Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung
(tinned).
g. Angkur

24
24
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
-Bahan berupa besi beton, besi siku atau hasil tembakan ramset dengan
kekuatan yang cukup.
- Harus dilakukan bersama Kontraktor Sipil.
h. Material Pentanahan
- Semua sistem listrik menggunakan pentanahan, harus sesuai menurut
aturan yang ditentukan dalam PUIL 2000.

3.04. Persyaratan Pemasangan


1 Persyaratan Instalasi dan Peralatan
a. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah
mendapat Surat Perintah Kerja (SPK).
Ajukan usul-usul kepada Pemberi Tugas, apa yang perlu dirubah atau diatur
kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam sistem dapat ditempatkan
dan bekerja sebaik-baiknya.
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan
dan detail serta dengan ukuran yang jelas dan harus mendapat persetujuan
dari Pemberi Tugas.
c. Kemudian Kontraktor harus melakukan pengukuran dan memberi tanda
pada tempat-tempat yang akan dipasang sesuai ukuran sebenarnya dengan
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
d. Kontraktor harus berkonsultasi dengan Pemborong lain dan Pemberi Tugas,
sebelum membuat pekerjaan pemasangan kabel, peralatan dan sebagainya.
- Aturlah sedemikian rupa sehingga kabel-kabel, pipa dan peralatan tidak
bertabrakan dengan pemasangan pekerjaan lain.
- Apabila ada perselisihan paham antara Kontraktor maka keputusan akhir
ada pada Pemberi Tugas.
e. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan masuk ke site
atau dipasang harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi
Tugas. Bila diperlukan dengan memberi contoh-contoh.

2 Pemasangan Instalasi dan Peralatan


a. Kebel feeder dari Genset ke panel automatic diesel generating set (CPG).
b. Kebel untuk battery, battery charger dan jaringan stop kontak teratur rapih
didinding dengan dilindungi pipa PVC.
c. Kabel feeder melalui cable ladder diklem secara teratur tidak perlu
dilindungi dengan pipa.

25
25
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. Setiap belokan kabel harus diperhatikan radiusnya yang minimal R = 20 D,
dimana D adalah diameter kabel TR tersebut (TR = Tegangan Rendah).
e. Kabel yang terpasang dalam tanah terpasang dalam pipa.
f. Pentanahan terpasang surfacemounted dalam rumah Genset menembus
sloof dalam tanah ke bak kontrol. Instalasi dalam tanah tertanam minimal 60
cm dibawah permukaan dan dilindungi pipa PVC. Tahanan tanah harus lebih
kecil dari 2 ohm.
g. Pemipaan Bahan Bakar
- Pipa tegak daily tank diklem ke rangka daily tank atau dinding tembok.
- Pipa horizontal dalam bangunan terpasang diklem di dinding atau
digantung di dak beton, memakai pipa hitam (black steel pipe).
- Diluar bangunan tertanam sedalam 60 cm dibawah permukaan tanah.
h. Pemipaan Silincer
- Sambungan antara Diesel Generator Set ke Silincer memakai pipa
flexible.
- Pipa silincer digantung ke dak beton dengan dilengkapi isolator peredam
getaran serta menembus tembok memakai karet pelindung getaran.
- Seluruh pipa silincer harus dibungkus memakai rock wool dan diberi
jacketing aluminium.
- Silincer digantung memakai besi UNP dan isolator peredam.
i. Pompa listrik bahan bakar solar diklem ke lantai dengan angkur dan
muurbaut.
j. Daily tank terpasang ke rangka besi secara kokoh pada ketinggian  2 M di
atas lantai.
k. Storage tank terletak diatas tanah dan diikat ke rangka beton.
l. Pondasi Genset dan Base Plate (dikerjakan Kontraktor Sipil)
- Diatas lantai dibuat blok beton bertulang dengan ukuran sesuai gambar
kerja yang masanya minimal 1,7 kali berat Diesel Generator Set.
m. Battery dan automatic battery charger terpasang bebas diatas lantai.
n. Panel PUTR dan panel CPG berdiri bebas diatas lantai diberi penyangga dari
besi UNP 15.
3 Gali Urug
a. Kedalaman dan besaran penggalian harus sesuai dengan kebutuhan sesuai
RKS.
b. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, kabel saluran got dan lain-lain harus
dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak
dengan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

26
26
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
c. Setelah selesai penggalian dan pemasangan kabel, galian tersebut harus
diurug kembali dengan sirtu sampai padat.
d. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil kerja orang lain harus
diperbaiki kembali oleh Kontraktor Diesel Generator Set dengan biaya
tanggungan sendiri.
4 Pentanahan
a. Pentanahan peralatan (Body) menggunakan sistem Pembumi Pengamanan
(PP) PUIL 2000 Pasal 312 dengan menggunakan penghantar BC  50 mm2.
Yang diberi pentanahan adalah :
- Diesel generator unit
- Transformator unit
- Semua pintu-pintu besi dalam ruang power house dan daily tank beserta
rangkanya.
b. Pentanahan sistem instalasi listrik menggunakan SISTEM PEMBUMIAN
NETRAL PENGAMAN (PNP) PUIL 2000 Pasal 313 dengan menggunakan
penghantar NYY  95 mm2 untuk pentanahan titik bintang (netral) pada
transformator dan diesel generator set.
c. Lain-lain
- Besarnya tahanan tanah maks. 2 ohm.
- Pentanahan dengan cara pantekan batangan tembaga masip.
- Kawat tembaga dari jaringan pentanahan dihubungkan ke batangan
tembaga dan diikat dengan kencang (Cadweld System).
- Tempat penyambungan antara kawat pentanahan dengan pantekan
dalam bak kontrol beton bertulang yang diberi tutup.

3.05. Pengujian (Testing) & Commissioning


1 Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN atau Pabrik. Bilamana
diperlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh Pemberi
Tugas untuk diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya Kontraktor.

2 Tahap-tahap Pengujian adalah sebagai berikut :


a. Setiap bagian instalasi pemipaan harus diuji sehingga dicapai hasil baik
menurut persyaratan PLN. Untuk bagian-bagian yang akan tertutup instalasi
harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup.

27
27
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
b. Setiap bagian instalasi pemipaan harus diuji sehingga tak ada yang bocor
dengan pengujian tekanan sebesar 1,5 atm selama 1 jam. Sebaiknya ditest
dengan udara max. pressure 1500 mm H20 (1,5 bar).
c. Panel listrik harus diuji dalam kondisi baik dengan pengujian tegangan dan
tahanan isolasi serta bekerjanya sistem sesuai dengan ketentuan.
d. Daily tank dan storage tank harus diperiksa tidak bocor. Pelampung gelas
penduga air release valve harus bekerja dengan baik khusus untuk storage
tank meter bahan bakar harus bekerja dengan baik dan bilamana telah
mencapai volume minimum akan timbul bunyi alarm.
e. Pompa bahan bakar, pompa listrik maupun pompa tangan harus diuji
bekerja & berfungsi dengan baik.
f. Battey accu dan automatic battery charger harus diperiksa cocok dengan
ketentuan RKS dan brosur serta bekerja baik.
g. Polaritas penyambung kabel harus benar dan terpasang dengan kencang.
h. Tahanan tanah harus cocok dengan RKS yang diminta.
i. Tekanan dalam pipa silincer harus diatur sehingga cocok ketentuan pabrik
dan dapat menghasilkan daya listrik sesuai kapasitas Diesel generator Set.
j. Dalam pengetesan Diesel Generator Set harus diperhatikan hal-hal berikut
ini :
- Frequency harus 50 Hz
- Tegangan fasa-fasa 380 Volt
fasa-netral 220 Volt
- Power factor = 0,8
- Pengetesan dilakukan sebagai berikut :
 Pengetesan memakai Load Bank (Domplar).
 Pengetesan beban 25%, 50% dan 100% dari net out put yang diminta,
sbb :
# 0 %, dengan waktu 30 menit
# 25 %, dengan waktu 30 menit
# 50 %, dengan waktu 30 menit
# 75 %, dengan waktu 30 menit
# 100 %, dengan waktu 45 menit
# 110 %, dengan waktu 15 menit
# 0 % langsung ke 100 % selama 15 menit
 Keseluruhan pengetesan selama 3 jam 15 menit.
 Selain beban yang harus diteliti adalah temperatur, tekanan olie dan
lain-lain sesuai standard pabrik.

28
28
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
k. Semua pengujian harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dengan membuat
laporan tertulis.
l. Kontraktor sebelum mengadakan testing dan commissioning harus
menyerahkan program load sharing & load shadding kepada Pemberi Tugas
untuk diperiksa & disetujui.
m. Konsumsi bahan bakar dan minyak pelumas selama pengetesan genset
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
n. Untuk pengujian redaman suara baik dari intake air, exhaust air dan rock
wool, dilakukan pada saat malam hari / menjelang dini hari.

3.06. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan


1 Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran
sebagai berikut :
a. Gambar as-built sebanyak
 1 set ukuran A1 kalkir
 3 set ukuran A1 cetak biru
b. Laporan hasil pengetesan.
c. Brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia 4
(empat) set.
d. Surat jaminan dari pabrik yang ditujukan kepada pemilik bangunan.
2 Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib melakukan masa pemeliharaan
secara cuma-cuma selama jangka waktu yang ditetapkan dalam persyaratan
umum instalasi dan peralatan tetap dalam keadaan bekerja sempurna.
3 Setelah penyerahan pertama, Kontraktor wajib memberikan jaminan Diesel
Generator Set tetap baik selama 12 (dua belas) bulan.
4 Setelah penyerahan pertama, kontraktor wajib melatih operator pemilik
bangunan selama 14 hari kalender pada jam kerja dan sebelum melaksanakan
pelatihan Kontraktor wajib menyerahkan bahan-bahan pelatihan dan time
schedule-nya dan dokumen tersebut diserahkan kepada Direksi.

3.07. Produk Bahan dan Peralatan


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan ke
Pemberi Tugas. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan Perencana .

PEKERJAAN TATA UDARA


29
29
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2.01. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan
pemasangan Instalasi Tata Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanis
(Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan
sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

1 Pengadaan dan pemasangan semua peralatan Air Conditioning seperti : Air


Cooled Split, Fan, dll.
2 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi Ducting (air conditioning dan
ventilasi), Diffuser, Grille, Volumr Damper dan Aksesoris lengkap dengan
isolasinya .
3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pemipaan refrigerant, pipa drain
kondensat lengkap dengan aksesoris dan isolasinya .
4 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi daya listrik termasuk Panel AC
dan instalasi kabel kontrol untuk Air Cooled Split, Fan, interlocking system antar
peralatan dan lain-lain.
5 Pengadaan dan pemasangan interlock sistem instalasi tata udara dan ventilasi
dengan sistem fire alarm yang ada.
6 Melaksanakan pekerjaan Testing Adjusting dan Balancing dari semua instalasi
yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai dengan
ketentuan design.
7 Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan untuk
instalasi ini seperti yang tercantum dan diuraikan dalam dokumen ini.
8 Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
9 Mendidik petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik mengenai cara-cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini, sehingga petugas tersebut betul-
betul dapat menjalankan dan memelihara instalasi dengan benar.
10 Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
11 Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
12 Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan yang terpasang.
13 Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.
30
30
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2.02. Air Cooled Split
1 Lingkup pekerjaan
Pengadaan dan Pemasangan Air Cooled Split yang terdiri atas Indoor Unit dan
Outdoor Unit berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas
masing-masing unit seperti tertera pada gambar perencanaan.
2 Umum
Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sedang ketentuan spesifik dari kemampuan unit
(performance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.
3 Spesifikasi Teknis
a. Unit memakai Refrigerant 22 yang bekerja pada saturated discharge
temperature kira-kira 40,5 C (105 F)
Kapasitas unit berdasarkan kepada :
 Udara pendingin kondensor minimum 35 C.
 Temperatur ruang 25  1 C.
b. Outdoor Unit
Kompressor dari jenis Scroll Compressor .
Masing-masing kompressor dilengkapi dengan “spring vibrator isolators”,
crankcase, automatic reversible oil pump, crankcase heater untuk
pengaturan kelarutan minyak selama shutt down. Casing dari outdoor unit
harus waterproof galvanized steel yang difinishing memakai baked enamel.
Semua pipa suction hendaknya diisolasi dengan “close fitting celcular
insulation” Masing-masing unit dilengkapi dengan factory wired panel
control pengaman terhadap overload, pembatas arus .
Control pengaman terdiri atas low pressure switch, high pressure switch, oil
pressure safety switch, compressor motor protector, heater control relay,
accumulator. Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan
langsung dan dilengkapi dengan pelindung pengaman.
c. Indoor Unit
Blower dari indoor fan dari type centrifugal backward curve dengan
penggerak tidak langsung memakai belt. Refrigerant (liquid) line memakai
combination moisture indicator dan sight glass, refrigerant filter drier,
liquid line solenoid valve.
Casing dari indoor unit, seluruh permukaan harus diisolasi. Suatu drain pan
yang cukup dapat menampung air kondensasi pada keadaan maximum.

31
31
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. Peralatan Pengaturan
Suatu room thermostat yang dilengkapi dengan switch on / off, blower speed
(L-M-H ) dan room temperatur setting akan mengfungsikan unit beroperasi.

2.03. Fan ( Ventilasi Mekanis )


1 Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti
untuk Parkir, Toilet, Janitor, Gudang, Kitchen Hood Food Court, pada ruang-
ruang M&E, ruang panel dan sebagai intake fan pada beberapa tempat.
2 Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type,
kemampuan (performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat
pada lembar gambar rencana "Daftar Peralatan" yang menyertai dokumen ini.
a. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di
negara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)
seperti sebagai contoh AMCA standard 210-74 di Amerika.
b. Sound power level harus dilengkapi dalam dB dengan Re-10E12 watt pada
octave band mid freq.63 s/d 4000 Hz.
c. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya, dan dalam batas batas yang normal.
3 Spesifikasi Teknis
a. Axial Fan
 Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch.
 Material fan – long / short casing, hot dipped galvanized steel, impeller
alluminium diecast, shaft dari bahan carbon steel - pelumasan grease ball
bearing.
 Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting.
 Harus dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet
suction tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar
atau dijelaskan pada daftar peralatan).
 Rating daya motor fan harus mampu pada kedudukan blade pada sudut
paling besar.

b. Propeller Fan (Wall Fan)


 Untuk fan dinding (exhaust wall fan) yang berhubungan dengan udara
luar, harus dilengkapi dengan automatic shutter dari jenis alluminium

32
32
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
(bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau disebutkan pada daftar
peralatan).
 Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi
(high pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan
impeller dari alluminium diecast.
 Untuk intakefan, bila diperkirakan akan kena air hujan (tempias), harus
dipasang canopy lengkap dengan galvanis wire mesh. Bahan canopy dari
galvanis sheet BJLS 80.
 Rangka untuk dudukan fan pada dinding bata dari kayu jati, dengan baut-
baut yang tahan karat.

2.04. Sistem Pengaturan Kontrol Otomatis


1 Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan sistem kontrol otomatis pada peralatan-
peralatan yang memerlukannya, baik seperti yang dituangkan
pada gambar rencana, maupun yang tidak dituangkan gambar rencana, tapi
merupakan bagian peralatan kontrol yang harus dipasang untuk berfungsinya
peralatan tersebut, atau sebagaimana diuraikan pada uraian sistem, sehingga
sistem kontrol dapat berfungsi sebagaimana dikehendaki.

2 Uraian Sistem
a. Kontrol sistem IU / CU
 Menggunakan electronic room thermostat system ( wall mounted ).
 Room thermostat (atau return air thermostat) dengan fungsi kerja
kontrol adalah mengatur kecepatan blower / udara ( L-M-H ), Set
Temperatur dan On / Off switch unit .
 Bila terjadi kebakaran, unit yang berada pada Lantai dimana terjadi
kebakaran akan Off via Central Control Panel Fire Alarm ( Shunt Trip ), bila
fire detector pada zone dimana unit tersebut berada mendeteksi adanya
kebakaran .
 Semua Indoor Unit sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, tetap
beroperasi (On) bila PLN mati (Off) melalui sumber daya Genset, tapi
tidak memberikan udara dingin, karena hanya fungsi blower saja .

b. Sistem Interlok dengan Central Control Fire Alarm

33
33
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Untuk semua panel listrik yang menggerakkan fan / blower sistem AC
maupun ventilasi, fan / blower tersebut harus mati bila terjadi kebakaran
melalui sistem
interlock dengan Central Control Fire Alarm (CCFA). Untuk itu panel-panel
dari fan / blower tersebut harus dilengkapi dengan relay yang akan
mematikan blower tersebut melalui CCFA. Harus ada koordinasi antara
instalasi fire alarm dengan instalasi listrik yang menyangkut keperluan
tersebut .

2.05. Pekerjaan Ducting


1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan (termasuk
fabrikasi) pekerjaan duct lengkap dengan isolasi/tanpa isolasi, damper, grilles,
register, berikut alat-alat bantu yang menunjang pekerjaan tersebut seperti
ditunjukkan dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
2 Publikasi, standard yang digunakan.
 ASHRAE, the Guide and Data Book.
 SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association).
 SNI 07 - 2053 - 1995 - Baja Lembaran Lapis Seng (BJLS).
3 Umum
a. Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti
pekerjaan duct, fitting, damper, support dan lain-lain komponen /
accessories yang diperlukan untuk melengkapi instalasi ini.
b. Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar
yang menunjukkan route dan ukuran ducting. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan sebelum
dilaksanakan.
c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih dari
penampang laluan udara. Jika diperlukan lining untuk ukuran duct tersebut,
berarti penampang harus diperbesar sesuai ketebalan lining.
d. Bahan duct dari BJLS dengan Lockforming Quality, Bending Celah “0” (Nol).
e. Material

34
34
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Material ducting adalah Baja Lembaran Lapis Seng (BJLS) kelas (L), kwalitas 1
(satu) sesuai standard SNI 07-2053-1995 dengan berat nominal lapisan seng
183 gram/m2.
f. Konstruksi Duct
 Konstruksi duct adalah untuk low velocity (medium pressure duct)
dengan static pressure didalam duct sampai 2” WG.
 Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau
ditentukan hal-hal yang harus dipenuhi diluar standar tersebut.
 Hubungan antara dimensi duct dengan pemakaian sheet metal adalah
sebagai berikut : (kecuali bila dinyatakan lain pada gambar).
 Pembuatan ducting harus memakai mesin lockform.
Ukuran sisi terpanjang Galvanized sheet metal
 Semua sambungan ducting (sambungan flange, slip joint, pitsburg lock
seam, dan lain-lain) harus betul-betul rapat udara dengan menggunakan
sealant untuk mencegah terjadinya kebocoran udara. Untuk itu
diharuskan penggunaan mesin lockform dalam pembuatan duct.
 Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur
dan dikunci pada kedudukannya, sedangkan percabangan kemasing-
masing shop / retail harus memakai volume damper dari type opposed
blade damper yang dapat dikunci kuat (locking quadrant) yang tidak akan
berubah kedudukan damper karena pengaruh aliran. Kondisi ini sangat
diperlukan untuk mengatur
jumlah aliran udara ke masing-masing tempat / ruang sesuai design.
 Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14°.
 Jika dimensi dari kedua ujung duct berlainan maka untuk ketebalan
ducting (jenis BJLS) diambil berdasarkan ukuran ujung terbesar.
 Lubang pengetesan.
Pada main supply dan return duct pada posisi yang diperlukan harus
dibuat lobang pengetesan untuk mengukur temperatur serta static dan
velocity pressure, dan yang ditutup kembali setelah selesai pengetesan,
dengan plastic probe.
 Penguatan duct.
Semua duct yang berukuran lebih besar 20" permukaannya harus dibuat
cross broken (patah silang).
 Penggantung duct.
Cara penggantungan duct harus sedemikian rupa sehingga praktistidak
terjadi lendutan-lendutan getaran-getaran dan deformasi.

35
35
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 Persyaratan penggantungan harus mengikuti :
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Duct Penggantung Besi Trapeze Siku Jarak
--------------------------------------------------------------------------------------------------
s/d 12" iron rod Ø 5/16" 25 x 25 x 3 2 m
s/d 30" iron rod Ø 5/16" 30 x 30 x 3 2 m
s/d 54" iron rod Ø 3/8" 40 x 40 x 3 1,5 m
s/d 84" iron rod Ø 1/2" 40 x 40 x 3 1,5 m
85 s/d keatas 40 x 40 x 5 1,5 m
----------------------------------------------------------------------------------------------------
 Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail.
 Semua elbow harus dari type full radius elbow, jari-jari dalam (R t) sama
dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana harus menggunakan short
radius elbouw (R t lebih kecil dari lebar duct) harus memakai turning
vanes.
Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma
atas dasar (RT) / (RH). Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide
vanes double thickness, sesuai gambar detail. Untuk mengikat konstruksi
penggantung ke beton dipergunakan ramset / dynabolt.
 Sambungan flexible
- Pemborong harus memasang sambungan flexible connection dari
bahan double sheet glass cloth tebal min. 0,65 mm fire
resistant ke duct yang masuk / keluar dari fan atau AHU).
- Panjangflexible connection tak lebih dari 15 cm dan tidak
menimbulkan kebocoran pada sambungan.
- Cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan pengecilan luas penampang.
 Alumunium Flexible Round Duct
Alumunium flexible round duct dari type 2 lapis alumunium laminate
incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm jenis
fire resistance. Tekanan kerja max. 5 inch H2O. Flexible duct ke diffuser
memakai klem khusus (quick klem) dari bahan plastic.
g. Grille, Register, Diffuser.
 Diffuser, Grille dan Register harus terbuat dari bahan alumunium
anodized. Pemasangan diffuser / grille ke plafond harus memakai rubber
sponge tebal 6 mm.

36
36
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 Warna untuk Diffuser, Grille dan Register di-anodized dengan warna
akan ditentukan kemudian oleh Arsitek / Interior Designi.
 Register adalah grille yang dilengkapi dengan volume damper. Semua
register atau grille dilengkapi dengan blade 2 (dua) arah kecuali bila
diterangkan lain. Grille tanpa memakai volume damper.
 Damper dari diffuser / register adalah galvanized iron sheet BJLS 60 tipe :
"Opposed blade damper". Finishing : dicat hitam.
Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara,
serta dapat dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.
 Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari diffuser / grille /
register.
h. Plenum
 Plenum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material (BJLS)
sesuai dengan ketentuan yang tersebut terdahulu.
 Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3 dan
kalau perlu memakai bracing pada sisi yang paling panjang.
i. Dampers
 Volume dampers harus type opposed multi blade damper.
 Volume damper yang terpasang di-duct, konstruksi damper dari bahan
BJLS 140 untuk ukuran duct diatas 36” dan BJLS 120 untuk ukuran duct
diatas 20” s/d 36”, BJLS 80 untuk duct s/d 20”. Untuk volume damper
yang berada pada terminal udara (diffuser), dari bahan BJLS 60. Poros
damper pada duct terikat pada baja bulat diameter 10 mm.
 Volume damper yang terpasang di-duct harus dilengkapi dengan
petunjuk besarnya bukaan damper dan dapat dikunci kuat pada
kedudukan yang diinginkan. Konstruksi petunjuk bukaan damper ini
demikian rupa sehingga tidak menggangu pemasangan isolasi dan tidak
tertutup oleh isolasi.
j. Louver
 Louver dari bahan galvanized atau alluminium sesuai seperti ditentukan
pada gambar, dengan ketebalan 1 mm.
 Setiap pemasangan louver harus dilengkapi dengan bird (insect) screen
pada bagian dalamnya. Luas efektif Louver harus lebih besar dari 50%
luas permukaan.
k. Pembersihan Saluran Ducting
 Dinding bagian dalam saluran ducting harus dibersihkan dari debu yang
melekat atau menempel dengan alat pembersih yang dibasahi (alat

37
37
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
pembersih harus dari jenis yang tidak meninggalkan debu atau serat
kapas / benang / debu) dengan cara membersihkan lembar per lembar
sebelum dibentuk menjadi saluran ducting.

2.06. Pekerjaan Pemipaan


1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, dengan isolasi sesuai
seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
2 Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas atau konsultan
Perencana sebelum dilaksanakan.
a. Material
 Pipa Refrigerant  Pipa Tembaga ( Cooper ) ASTM std B 280
 Pipa Drain AC  PVC klas D / C
b. Konstruksi Pemasangan Pipa
 Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain
- Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh sistem
AC (refrigerant dan drain / kondensasi termasuk fitting-fitting dan
alat-alat bantu).
- Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati
dan sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah
bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya
dipasang dengan jarak panjang pipa yang tidak terlalu jauh antara IU
dan CU .
- Pipa tembaga dari jenis K / L yang dehydrated dan sealed.
Diameter pipa yang dipakai harus disesuaikan kembali dengan
kapasitas pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
- Perbedaaan tinggi antara condensing dan evaporator dan panjang
pipa tidak melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
- Sambungan pipa memakai solder perak dengan meniupkan gas mulia
seperti nitrogen kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk
menghindarkan terbentuknya kerak oksida didalam pipa.

38
38
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Solder lunak tinlead 50 - 50 tidak boleh dipergunakan solder
tinlead 95-5 dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas
panas.
- Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk
mencegah melentur dan meneruskan getaran mesin kepada
bangunan.
2.07. Pekerjaan Isolasi
1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan isolasi
untuk pipa, ducting dan peralatan yang ditentukan, lengkap dengan material
lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.
2 Material
a. Isolasi Luar (Ducting) :
 Glasswoll tebal 1" atau 2, density 24 kg/m³, conductivity 0.26 Btu/h
b. Isolasi Dalam (Ducting / Plenum) :
 Glasswoll tebal 1" atau 2, density 32 kg/m³, conductivity 0.26 Btu/h
c. Isolasi Pipa :
 Closed cell nitrile ruber, density 64-80 kg/m³, conductivity 0.26
Btu.in/hr.ft2.F
d. Alluminium Foil :
 Double sided, reinforced, fire resistant.
e. Adhesive Tape :
 Adhesive aluminium foil, fire resistant.
3 Isolasi Luar
a. Ducting supply dan return yang berada dibawah roof (atap) diisolasi dengan
ketebalan 2".
b. Ducting supply dan return yang tidak berada dibawah roof (atap) diisolasi
dengan ketebalan 1".
c. Ducting yang aliran udaranya bersuhu sama dengan udara sekitarnya tidak
perlu diisolasi.
d. Ducting berhubungan dengan udara luar diisolasi dengan ketebalan 2".
e. Cara melekatkan isolasi dengan memakai adhesive klip dan tidak dibenarkan
memakai tali plastik. (lihat gambar detail).
f. Sambungan antara dengan overlap 3".
g. Selanjutnya dibalut dengan alluminium foil sambungan antara overlap 3".
h. Semua sambungan alluminium foil menggunakan alluminium foil adhesive
tape, sehingga betul-betul kedap udara.

39
39
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
i. Dibawah roof (atap) harus diisolasi fibre glass tebal 2" dan dilapisi dengan
alluminium foil dan seperti yang ditunjukan pada gambar detail perencanaan
yang menyertai dokumen ini.
4 Isolasi Dalam (Duct & Plenum)
a. Isoalsi dalam untuk duct dan plenum baik supply maupun return adalah
dimaksudkan untuk menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh
peralatan, duct, fitting dan lain-lain, sehingga tercapai NC ruang yang
dikehendaki.
b. Ukuran ducting dan plenum yang ditunjukan dalam gambar adalah ukuran
lobang laluan udara setelah diisolasi dalam.
c. Isolasi dalam dari ducting adalah fibre glass tebal 1" atau 2" dan dilapisi
dengan glass cloth seperti yang ditunjukan dalam gambar atau dari jenis
yang khusus untuk isolasi dalam dimana salah satu sisi dilapisi dengan black
neoprane compound atau dilapisi dengan glass cloth fire resistant.
d. Isolasi dalam dari plenum sama seperti dengan isolasi dalam dari ducting,
dengan kekecualian tebal isolasi 2" untuk plenum supply dan 1" untuk
plenum return atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5 Isolasi Pipa
a. Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa drain kondensat.
b. Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah :
 Ø 6,35 s/d 12,7 tebal 3/4” ( 20 mm )
 Ø 15.8 s/d 34 tebal 1” ( 25 mm )
c. Ketebalan isolasi pipa drain kondensat :
 Ø 20 s/d 50 tebal 1/2” ( 13 mm )
d. Cara melekatkan isolasi kepipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik
pembuat isolasi, demikian juga dengan sambungan antara.

2.08. Pekerjaan Listrik / Kontrol


1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal / kontrol ini adalah pengadaan dan
pemasangan seluruh instalsi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-
panel dan instrumentasi kontrol seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar
rencana / diagram yang melengkapi dokumen ini.
2 Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan
perletakan panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar
yang menunjukkan route, lokasi panel perletakan instrument kontrol.

40
40
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya berikut detail-detail yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas / Konsultan Perencana. Pemborong wajib
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
 Perusahaan Listrik Negara (PLN)
 Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
 Dinas Pemadam Kebakaran
 Lembaga Pengujian Bahan
 Dinas Keselamatan Kerja
3 Spesifikasi Teknis
Peralatan Listrik
- Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor
minimum 0.8 putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor
tersebut. Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi
standard NEMA (Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).
- Panel
 Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga
dan panel-panel kontrol sebaiknya harus dari merek yang sama yang
digunakan pada instalasi listrik. Dalam penawaran harus disebutkan
pembuat panel dan merk komponen yang digunakan.
 Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm,
dilengkapi dengan kunci Yale atau setaraf pengecatan dengan cat
dasar dan duco minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan
kemudian.
 Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan
tertentu yaitu panel-panel yang dirakit disini haruslah berasal dari
pembuat panel khusus, untuk merk komponen yang dipakai.
 Tiap-tiap panel dan unit mesin harus di-grounded. Tahanan
pentanahan harus lebih kecil dari 3 ohm, diujur setelah minimal tidak
hujan 2 hari.
- Panel Starter
 Star Delta Starter :
Bila motor kapasitas 7.5 HP keatas.
 Direct on Line :
Bila motor kapasitas dibawah 5 HP.
 Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp (Green, Red, White),
volmeter serta ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase,

41
41
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
plat nama untuk peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF
dan disconnecting switch bila memakai remote star stop.
- Semua panel star delta dilengkapi dengan :
* Pilot lamp - red, green, white.
* Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase switch.
* Voltmeter - untuk 3 ph denganselector phase switch.
* Disconnecting switch untuk remote star stop.

2.09. Kontrol Kebisingan & Getaran


1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan atau fabrikasi dilapangan, pemasangan
dan testing dari semua sarana yang berfungsi dalam peredam suara / getaran
yang ditimbulkan oleh peralatan yang mengeluarkan suara / getaran baik
melalui saluran udara (ducting) udara sekitarnya, pipa ataupun struktur
sehingga tercapai tingkat kebisingan dalam ruang yang sesuai dengan kriteria
perencanaan.

2 Umum
a. Kontraktor harus melengkapi sarana untuk peredam suara / getaran dari
peralatan yang menimbulkan sumber suara / getaran yang berlebihan sesuai
seperti ditunjukkan pada gambar ataupun yang tidak terlihat pada gambar
tapi mutlak diperlukan karena Noise Criteria / getaran yang ditimbulkan oleh
unit melebihi dari batasan yang disyaratkan.
b. Kontraktor harus berkoordinasi dengan Kontraktor lainnya dalam
pelaksanaan agar mencegah terjadinya kontak langsung dengan instalasi
lainnya maupun struktur yang bisa menjadi sumber penyebar suara /
getaran.
c. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki tanpa adanya biaya tambahan
bila dalam pemasangannya sarana tersebut rusak karena salah dalam
pemasangan ataupun pemilihan jenis, maupun ukuran.
d. Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih ukuran, type dan jenis dari
sound attenuator (bila ditunjukkan dalam gambar) sehingga penentuan
dynamic insertion loss sesuai dengan kebutuhan demikian juga dengan
isolasi getaran untuk masing-masing peralatan yang akan dipasang. Untuk
itu Kontraktor harus memberikan data-data kepada Pabrik atau Supplier baik
itu data-data teknis dan kemampuan yang berasal dari peralatan maupun
data-data dari lokasi peralatan dan data-data struktur.

42
42
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
3 Spesifikasi Teknis
a. Isolasi Dalam Duct (Internal Duct Lining)
 Isolasi dalam dari duct (Internal Duct Lining) dimaksudkan untuk
menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh sumber suara seperti
Fan / Blower IU, sehingga noise level yang didistribusikan ke ruang-ruang
mencapai kriteria perencanaan.
 Isolasi dalam dari material fibre glass dengan density 48 kg/m³.
Permukaan bagian luar isolasi dalam dilapis dengan glass cloth dengan
memakai adhesive pin atau dari jenis yang sisi luarnya dilapis dengan
black neoprene compund.
 Material isolasi adalah inorganic, non hygroscopie dan
noncombustible.
b. Isolasi Luar Duct (External Duct Lining)
Jalur duct supply maupun exhaust yang menuju atau dari area yang
ditempati dimana kemungkinan bisa terjadi noise breakout dan noise
breakin harus diberi isolasi luar tebal 1" dengan density 32 kg/m³ dan
selanjutnya dilapis aluminium foil.
c. Indoor Unit / Evaporator Blower
 Sound power level sesuai seperti yang ditentukan dan berada pada
batas-batas yang normal untuk kapasitas dan static pressure yang
ditentukan.
 Bila dalam pemilihan peralatan, ketentuan tersebut dilampui dan
terbukti unit yang dipasang melebihi dari rating Sound Power Level (SPL)
yang ditentukan atau diminta, maka Kontraktor wajib mengganti type
fan terpasang atau karena sesuatu hal harus mengganti unit IU nya tanpa
ada tambahan biaya.
 Indoor Unit ( IU ) Menggantung didalam plafon dengan anti vibration
isolator.
 Sambungan Indoor Unit ( IU ) ke ducting memakai sambungan flexible
dari jenis lead vinyl, dimana pemasangannya sedemikian rupa dan tidak
menyebabkan gangguan aliran udara.
d. Ventilasi ( Fan / Blower )
 Sound power level sesuai seperti yang ditentukan dan berada pada
batas-batas yang normal, untuk kapasitas dan static presssure yang
ditentukan.
 Bila dalam pemilihan peralatan, ketentuan tersebut terbukti melebihi
dari rating Sound Power Level (SPL) yang ditentukan atau diminta maka
43
43
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Kontraktor wajib mengganti type fan terpasang tanpa ada tambahan
biaya.
e. Isolasi Getaran
- Peralatan
 Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus dinamis balance
antara lain seperti fan dan sejenisnya.
 Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus menggunakan anti
vibration spring mounting yang dipasang seri dengan neoprane pad.
 Pemilihan type, jenis dan static defleksi dari anti vibration mounting
haruslah sesuai dengan jenis peralatan, berat, jumlah tumpuan, dll.
 Bila terjadi kerusakan karena pemilihan yang tidak benar dari anti
vibration mounting akan menjadi tanggung jawab Kontraktor tanpa
adanya tambahan biaya.
- Pemipaan
 Semua pipa-pipa yang berhubungan dengan peralatan yang
dilengkapi dengan anti vibrasi dan berada di ruang mesin harus
ditumpu / digantung memakai anti vibrasi spring mounting dan
neoprene pad. Jika tidak dispesifikasi, anti vibrasi ini minim
mempunyai static defleksi 25 mm. Minimal 3 penggantung /
penunjang pertama dari pipa yang dari / ke chiller harus
dilengkapi dengan anti vibration (spring mounting dan neoprene).
 Semua penggantung / penunjang pipa baik vertikal maupun
horizontal harus dilengkapi dengan neoprene gasket dengan
minimum ketebalan 6 mm.

2.10. Pekerjaan Lain-Lain


1 Pondasi
a. Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin pendigin, pompa-
pompa, kipas angin (fan), motor-motor listrik, IU/CU, panel-panel listrik
termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
b. Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi
atau ukuran concrete house keeping pad untuk masing-masing peralatan
sebelum dilaksanakan kepada MK untuk diperiksa dan disetujui.
c. Pondasi pompa harus mempunyai berat kira-kira satu setengah kali berat
pompa (terisi air) dan motornya.

44
44
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk /
pedoman pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut .
e. Termasuk pekerjaan pemborong AC untuk menyediakan inertia concrete
block (seperti ditunjukkan dalam gambar rencana) untuk dipasang dibawah
peralatan yang ditentukan.
f. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran
(vibration eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan
getaran yang ditimbulkan oleh mesin-mesin.
g. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan
(support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa
kabel dan duct yang diperlukan.
h. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan
atau penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa,
profil, batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja
yang disetujui.
i. Semua support yang menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-pelat
(flanges) yang kuat pada titik tumpuannya pada lantai.
j. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan
harus berkonsultasi dengan MK dan Pemborong Sipil.
k. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-
dudukan atau penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi
cukup merata sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak
wajar.
l. Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission)
kedalam ruangan-ruangan yang dihuni.
m. Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
n. Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu
untuk memenuhi syarat tersebut.

2 Pengecatan
a. Untuk penggantungan / penyangga setelah dicat dasar harus dicat dengan
cat alluminium.
b. Semua peralatan, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau
karat yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi
dengan warna yang sesuai secara keseluruhan atau warna yang .

45
45
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2.11. Pekerjaan Testing, Adjusting dan Balancing
1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk
seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-
besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-gambar
rencana sehingga sistem betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan rencana.
2 Umum
Pelaksanaan TAB (Testing, Adjusting & Balancing) secara mendasar maksimal harus
mengikuti standard petunjuk NEBB, ASHRAE & SMACNA dengan menggunakan
peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.
3 Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor yang
bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju aliran udara
 Pitot tube dengan inclined manometer pada ducting.
 Anemometer dan sejenisnya.
 Hood untuk mengukur udara pada diffuser.
b. Pengukuran temperatur udara / air
 Sling psychrometic.
 Thermometer.
c. Pengukuran putaran (rpm)
 Tachometer atau sejenisnya.
d. Pengukuran listrik
 Voltmeter.
 Ampermeter / ampertang.
e. Pengukuran tekanan
 Barometer / pressure gauge.
f. Pengukuran laju aliran air (portable field flow meter)
 Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting / kedudukan
dari peralatan balancing.

4 Pelaksanaan TAB
a. Secara detail TAB harus dilaksanankan terhadap seluruh system dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai
atau mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam rencana.

46
46
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
b. Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan dalam desain, juga diwajibkan
melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang
tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan
dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data-
data yang diperlukan bagi pihak Maintenance dan Operation.
c. Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap
besaran-besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus
dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya / formnya sudah disetujui
oleh Pengawas.
d. Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
e. Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga Pengawas,
dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga
disaksikan oleh Pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut mananda
tangani.
f. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana
kerja, mengenai prosedur pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian
pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan dengan pihak MK untuk
mendapatkan persetujuannya.
g. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu
bentuk formulir (format) untuk masing-masing jenis pengukuran
yang berisi item-item yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem yang
akan dilakukan pengetesan / pengukuran.
5 Balancing System Distribusi Udara
Prosedure Testing and Adjusting
a. Test dan disesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan design.
b. Test dan catat motor full load amper.
c. Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan
cfm dan fan sesuai design. Lokasi titik pengukuran harus berada pada jarak
yang memungkinkan.
d. Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
e. Test dan disesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
f. Test dan disesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing-masing IU.
g. Test dan catat temp. DB dan WB dari udara masuk dan keluar dari coil dan
yang keluar sesudah fan.
h. Ukur dan sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang
utama.
47
47
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
i. Ukur dan sesuaikan kebutuhan cfm supply dan cfm return masing-masing
ruang di diffuser ataupun grille return dalam batas-batas toleransi yang
diizinkan dengan memamkai alat ukur Hood dan Anemometer.
j. Identifikasi ukuran, type, masing-masing performance dari jenis diffuser
untuk merek yang digunakan.
6 Laporan TAB
Kontraktor harus membukukan laporan hasil testing adjusting dan balancing
(TAB) serta pengukuran ini, dalam suatu buku yang berisi
masing-masing laporan pengetesan berupa suatu bentuk format yang tertata
baik yang isinya detail dan jelas. Isi laporan ini harus diketahui oleh Petugas MK
yang mendampingi Kontraktor M&E selama TAB
2.12. Produk
Bahan dan peralatan yang memenuhi spesifikasi Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan salah satu dari daftar bahan dan peralatan sesuai daftar
dibawah ini. Pemborong baru bisa mengganti peralatan dari produk lain yang
setaraf dengan produk-produk tersebut dibawah ini dan harus ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan Perencana .

PEKERJAAN TATA UDARA


1.01. Umum
Pasal-pasal dibawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang
perlu diikuti untuk semua bagian-bagian yang dalam pelaksanannya
berhubungan dengan instalasi air conditioning. Gambar-gambar dan spesifikasi
adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

1.02. Publikasi, Code dan Standard


Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan
pedoman untuk instalasi maupun peralatan. Untuk Publikasi, Code atau
Standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti Standard
code atau Publikasi International yang berlaku dan merupakan edisi terakhir
antara lain seperti :
 PUIL 2000.
 ASHRAE - Guide and Data Book.
 NFPA - 90 A.
 ARI.

48
48
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 SMACNA & AMCA.
 Dan lain-lain standard yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang
belum tercantum di atas.

1.3. Instalasi
1 Umum
Semua peralatan danalat Bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.
2 Landasan Peralatan

a. Samua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa


sehingga tidak ada bagian peralatan maupun motor yang berada diluar
landasan.
b. Landasan berupa rangka dari struktur beam atau besi kanal yang dilas.
Ketinggian besi kanal / beam adalan 150 mm untuk panjang span 1,8 meter,
dan 1/12 dari panjang span kanal / beam bila melebihi panjang 1,8 m.
Suatu kanal / beam diagonal perlu ditambahkan bila ukuran landasan
melebihi panjang 2,5 m.
c. Untuk inertia concrete block, seluruh panjang / lebar dari sisi-sisi sudut
diperkuat dengan besi siku dan concrete block-nya sendiri harus memakai
reinforcement bar.
d. Diperlukan earthquake bumper untuk mencegah terjadinya gerakan yang
berlebihan pada saat peralatan dihidupkan, dimatikan ataupun saat gempa
(khusus bagi landasan / inertia block yang menggunakan vibration isolator).
e. Dibutuhkan min. 4 bumper untuk peralatan yang beratnya kurang dari 900
kg dan 8 bumper untuk peralatan yang beratnya lebih dari 900 kg.
Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya ditambah berat landasan.
3 Platforms
Untuk peralatan yang menggantung dan duduk pada suatu platform, maka
platform harus diperkuat dengan suatu frame besi siku yang dilas atau
dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar
dalam operasinya.

1.4. Pencapaian Peralatan Untuk Service

49
49
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
1 Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus
mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga Accessories Pipa dan Duct seperti Valve, Trap, Clean Out,
Damper, Filter, Venting dll. Untuk itu Pemborong dalam pemasangannya wajib
memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan dan accessories tersebut,
sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.
2 Disamping itu Pemborong juga harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum
ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (access panel), untuk setiap
peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.

3 Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang
diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel
tersebut sehubungan dengan letak peralatan / accessories dan kaitannya
dengan arsitek / interior perlu dibicarakan dengan Direksi untuk disetujui.

1.5. Perlindungan Peralatan, Bahan


Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk melindungi
peralatan-peralatan, bahan-bahan baik yang sudah atau belum terpasang bila
diperkirakan bisa rusak, cacat atau mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh
alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.
Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-peralatan fixtures dll,
dibersihkan atau ditest dan di-adjust kembali untuk membuktikan bahwa
peralatan dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan yang rusak
atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan
bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).

1.6. Pengecatan
Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak di-
galvanis harus dicat dasar dan cat finish.
Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak
dan segala kotoran yang melekat. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti
karat dan cat finish terdiri atas 2 lapis cat copolymer. Untuk peralatan-peralatan
yang cat pabriknya rusak / cacat dalam pengangkutan, penyimpanan dan lain
sebagainya, maka harus dicat kembali sesuai aslinya atau warna yang
ditentukan Direksi.

1.07. Anti Karat


50
50
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
1 Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens
dan lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan
selanjutnya cat finish dengan warna dan jenis cat yang ditentukan Direksi.
2 Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
3 Vibration isolation harus dari jenis yang tahan karat. Bila vibration isolator
berada diudara terbuka (kena hujan) maka harus tahan karat dan selanjutnya
dilapis PVC coat dan bituminus paint.
4 Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dan bebas
las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.

1.08. Penomoran, Nama Peralatan / Accessories


Semua peralatan terpasang dan accessories-nya harus diberi code nama
peralatan dan nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan
atau data sheet atau sabagai tercantum pada gambar rencana.
Bila ada peralatan atau accessories yang belum mempunyai kode nama dan
nomor, Kontraktor wajib mengusulkan kepada Direksi dan semua ini sudah
harus tercantum dalam as built drawing.

PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN


1.01. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal pemadam kebakaran
secara keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan,
peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian,
sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi,
gambar dan bill of quantity.

1.02. Uraian Pekerjaan


Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
1. Pengadaan dan Pemasangan Pompa Pemadam Kebakaran,
seperti : Diesel Hydrant, Elektrik Hydrant dan Jockey Hydrant .
2. Perlengkapan peralatan pemadam kebakaran, seperti : Hydrant Box,
Hydrant Pillar, Seamesse Connection, Fire Extinghusier /
51
51
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
PAR, Valve-Valve, Kontrol dan lain-lain .
3. Instalasi Sistem Pemadam Kebakaran Hydrant dalam gedung.
4. Sistem Pemadam Kebakaran Hydrant luar gedung
5. Sistem Pemadam Api Ringan / PAR.

1.03. Gambar Kerja


Sebelum Kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus
menyerahkan gambar kerja antara lain sebagai berikut :
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama,
perlengkapan dan aksesoris.
- Detail denah perpipaan
- Detail denah perkabelan
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus balok, lantai, atap,
tembok dll.
- Detail peralatan utama pemadam kebakaran .

1.04. Gambar Instalasi Terpasang


Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, Kontraktor harus memberi tanda sesuai
jalur terpasang pada re-kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga
pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang
mendekati keadaan sebenarnya.

PEKERJAAN PIPA PEMADAM KEBAKARAN


2.01. Umum
Lingkup pekerjaan meliputi :
1 Pipa
2 Sambungan
3 Katup
4 Strainer
5 Sambungan fleksibel
6 Penggantung dan penumpu
7 Sparing / Sleeve
8 Lubang pembersihan
9 Bak kontrol
10 Blok beton
11 Galian
12 Pengecatan
52
52
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
13 Pengakhiran
14 Pengujian
15 Peralatan bantu
1 Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
2 Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan
bagian lainnya.
3 Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air, karat dan
tekanan mekanis sebelum, selama dan sesudah pamasangan.
4 Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas
harus juga terlindung dari cahaya matahari.
5 Semua peralatan atau barang yang akan dipergunakan harus dari agen
tunggal / pabrik pembuat, dengan menunjukkan surat resmi keagenan.

53
53
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2.03. Persyaratan Pemasangan
1 Umum
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang
dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta
penghalang lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan, antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan pada gambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan union atau flange.
f. Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan pada gambar.
i. Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
ii. Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
h. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik
buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan.
i. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handle) tidak boleh
menukik.
j. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan
angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah
memanjang.
k. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-
katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
54
54
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
l. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok kolom atau
langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang
kosong diantara sleeves dan pipa-pipa harus dipakal dengan bahan rock-
wool. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa
pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau
plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
m. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
n. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

2 Penggantung dan Penunjang Pipa


a. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger, brackets atau
sadel dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-
gerakan pemuaian atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh
melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jenis Ukuran Pipa Batas Max. Ruang
Pipa (mm) Interval Interval
mendatar (m) Tegak (m)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai 20 1.8 2
-------------------------------------------------------------------------------------

s/d 40 2.0 3
-------------------------------------------------------------------------------------
Pipa Besi 50 s/d 80 3.0 4
-------------------------------------------------------------------------------------
100 s/d 150 atau lebih 4.0 4
-------------------------------------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
-------------------------------------------------------------------------------------

50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
55
55
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut
ini :
 Perubahan perubahan arah.
 Titik percabangan.
 Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai ----- 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 10 mm
65 mm s/d 150 mm 12 mm

200 mm s/d 300 mm 16 mm


300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dari 2 dihitung dengan faktor keamanan 5
terhadap kekuatan puncak.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
d. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromat
sebelum dipasang.

3 Pemasangan Pipa Dalam Tanah


a. Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm untuk pipa
dia. 4” kebawah dan 80 – 100 cm untuk pipa dia. 6” keatas .
b. Dasar galian harus cukup stabil dan rata sehingga panjang pipa tertumpu
dengan baik .
c. Galian harus bersih dari kotoran atau puing-puing dan batuan .
d. Untuk pipa hydrant luar bangunan harus dicoating terlebih dahulu .
e. Pipa yang telah tersambung diletakkan diatas dasar pipa.
f. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter .
g. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah
kasar.

56
56
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
4 Pemasangan Katup-katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi
dan untuk bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
i. Diruang Mesin
----------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Ukuran Katup
----------------------------------------------------------------------
Sampai------- 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
200 mm atau lebih besar 50 mm
-------------------------------------------------------------------
ii. Lain-lain, ukuran katup 20 mm
c. Ventilasi udara otomatis
d. Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
e. Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan
kebawah.
f. Katup by-pass.
5 Pemasangan Strainer
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut
ini
a. Katup-katup pengontrol.
b. Pipa hisap pompa.
6 Pemasangan Katup-katup Pelepasan Tekanan
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang
mungkin timbul kelebihan tekanan.
7 Pemasangan Katup-katup Pengaman
Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan
sumber tekanan.
8 Pemasangan Ven Udara Otomatis
Vent udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong
udara.
9 Pemasangan Sambungan Fleksibel
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari
sumber getaran.

57
57
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
10 Pemasangan Pengukur Tekanan

Pengukur tekanan harus disediakan ditempatkan yang perlu untuk mengukur,


antara lain:
a. Titik tertinggi dan terjauh dari sumber tekanan.
b. Katup-katup pengontrol.
c. Setiap pompa.
d. Setiap bejana tekan.
11 Sambungan Ulir

a. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir


berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
b. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada
pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
c. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat henep dan zinkwite
dengan campuran minyak.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
e. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.
f. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
12 Sambungan Las

a. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
c. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang
dilas.
d. Sebelum pekerjaan las dimulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi
contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
e. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi.
f. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
g. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi.
13 Sleeves
a. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
58
58
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
c. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis "Flushing
Sleeves".
e. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau "Caulk".
14 Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan
cara-cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing
disingkirkan.
2.04. Pengujian
a. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air
dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% dan tidak
lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 1 jam.
b. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
c. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus)
dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.

2.05. Pengecatan
1 Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
a. Pipa servis.
b. Support pipa dan peralatan konstruksi besi.
c. Flens.
d. Peralatan yang belum dicat dari pabrik.
e. Peralatan yang catnya harus diperbarui.
2 Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi Pengecatan Pengecatan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

59
59
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Pipa & peralatan dalam plafond Zinchromate primer 2 lapis dan cat akhir
2 lapis
Pipa & peralatan expose Zinchromate primer 2 lapis dan cat akhir
2 lapis
Pipa dalam tanah 2 lapis flincote
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2.06. Label Katup (Valve Tag)


1 Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna operasi
dan pemeliharaan.
2 Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus
ditunjukkan ditags katup.
3 Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.

PEKERJAAN PERALATAN PEMADAM


KEBAKARAN
3.01. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah
sbb :
1 Fire Water Tank / Storage Tank.
2 Valved Connection ke Suplai Sumber Air Utama.
3 Hydrant Pump Set ( Diesel, Electric & Jockey )
4 Hydrant Boxes.
5 Pillar Hydrants.
6 Fire Brigade Connections ( Siammesse Connection ).
7 Pemadam Api Ringan ( Extinguisher ).
8 Pemipaan.
9 Pekerjaan Elektrikal yang terkait seperti panel kontrol, pengabelan dan lain
sebagainya.
10 Pekerjaan Sipil yang terkait seperti pondasi, blok beton, pengecatan dan lain
sebagainya.

60
60
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
3.02. Tangki Air Kebakaran ( Fire Water Tank )
1 Tangki air kebakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu
setiap saat.
2 Tangki air kebakaran harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk
memungkinkan pengurasan dan perbaikan.
3 Sumur Hisap ( Suction Well / Suction Pit )
Untuk memperkecil volume air mati setebal 750 mm pada pipa isap pompa,
maka harus dibuat suction pit sedalam 750 -1000 mm untuk setiap tangki.
4 Tangki air kebakaran dapat dibuat dari konstrksi beton, Fibreglass
Reinforced Plastic atau Coated Carbon Steel.
5 Tangki air kebakaran harus mempunyai perlengkapan sbb :
 Manhole.
 Tangga monyet.
 Pipe ven penghubung maupun ven ke udara luar.
 Pipa peluap.
 Water level indicator.
 Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel listrik dsb.

3.03. Hydrant Pump Set Electrical Driven


1 Hydrant pump set harus mampu memasok kebutuhan air pemadam kebakaran
sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat secara otomatis.
2 Hydrant pump set harus terdiri dari satu pompa utama dan satu pompa jockey.
3 Unit pompa harus Centrifugal end Suction dengan Flanged Connection dan
komponen sebagai berikut :
- Cast iron casing
- Bronze impeller
- Heavy duty steel shaft
- Mechanical seal
- Heavy duct grease lubricated
4 Motor pompa
- Motor pompa harus mendapat sumber daya dari PLN dan genset otomatis.
- Sumber daya dari PLN harus diambil dari switch khusus sebelum main
switch.
Hydrant pump set antara lain harus terdiri dari peralatan sbb :
- Jockey pump with motor
- Main Electric pump with motors
- Pressure tank membrane pre-charge type
61
61
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
-
Inlet and outlet headers
-
Inlet and outlet valve
-
Check valve against water hammer
-
Inlet strainers
-
Power and control panels
-
Flow regulators
-
Pressure switch
-
Pressure gauges
-
Hydraulic connections
-
Electric connections
-
Base frame
-
Announciating pump status :
 Jockey pump ON, indicating lamp
 Main Electric pump ON, alarm horn & indicating lamp
 Water level drop, alarm horn & indicating lamp
 Water level too low, alarm horn, indicating lamp
5 Pengaturan hydrant pump set adalah sbb :
- Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan adanya kebocoran,
sampai ambang batas yang telah ditentukan maka pompa jockey akan start
dan akan stop otomatis diambang batas tekanan yang juga telah ditentukan.
-Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena dibukanya satu atau
lebih katup hydrant maka satu atau dua main pump start sampai stop secara
manual oleh operator apabila uji coba atau pemadaman telah selesai.
6 Unit Jockey Pump dengan type Vertical Inline Pump dengan Flanged Connection
dan terdiri dari :
- Cast iron casing
- Bronze impeller
- Heavy duty grease lubricated bearings
- Panel kontrol
- Putaran 1450 rpm / 3 ph / 50 Hz
7 Unit Electric Fire Pump dengan type Centrifugal end Suction dengan Flanged
Connection dan terdiri dari :
- Cast iron casing
- Bronze impeller
- Heavy duty steel shaft
- Mechanical seal
- Heavy duty grease lubricated bearings
62
62
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Panel kontrol
- Putaran 2900 rpm / 3 ph / 50 Hz
9 Hydrant Pump Set Electrical Driven harus NFPA std – LISTED.

3.04.3 Engine Driven Fire Pump


1 Engine driven fire pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air pemadam
kebakaran pada saat pompa listrik gagal atau diperlukan lebih banyak air untuk
pemadaman.
2 Engine driven fire pump harus diuji coba minimal sekali seminggu selama 1 jam.
3 Engine driven fire pump harus merupakan satu paket yang dirancang khusus
untuk keperluan pemadam kebakaran yang antara lain terdiri dari :
- Centrifugal end Suction pump
- Gasoline or diesel engine
- Starting device with fully or motor starter
- Battery starter and outside battery charger
- Fuel oil tank
- Hydraulic connections
- Electric connections
- Control board
- Instrumentations
- Panel kontrol
- Putaran 3000 rpm
4 Engine Driven Fire Pump harus NFPA std – LISTED.

3.05. Hydrant Boxes


1 Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
- Steel box recessed type, ukuran 800 mm, 1300 mm & 300 MM dicat duco
warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang dapat
dibuka 180 dan dilengkapi slopper. Box harus dilengkapi Alarm Push Button,
Alarm Lamp dan Alarm Bell.
- Hose rack untuk slang 40 mm, chromium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
- Hydrant valve, chronium plated dia 40 mm dan 65 mm sambungan dan
bentuk valve disesuaikan dengan posisi pipa.
- “JET” Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter termasuk couplings.
- Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
- Posisi hydrant box dipasang dengan ketinggian 20 cm dari lantai .

63
63
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2 Outdoor Hydrant Box (class I NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
- Fibre box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat
duco warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang
dapat dibuka 180 dan dilengkapi stopper.
- Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
- Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
- “JET” Firehouse A-one type size 40 mm x 30 meter termasuk couplings.
- Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
3.06. Pillar Hydrant
Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan
main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.
Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil
Dinas Kebakaran Kota.
3.07. Fire Brigade Connection ( Siamesse Connection )
1 Fire pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way
dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.
2 Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve
dan outlet coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas
Pemadam Kota.
3.08. Pemadam Api Ringan (PAR / PFE)
1 PAR disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni bangunan.
2 Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 buah PAR jenis
Multipurpose Dry Chem.dan kapasitas minimal 3 kg setiap luas 200 m2.
3 Untuk ruang mesin / ruang AHU dan ruang pantry serta ruang elektrikal
disediakan 1 buah PAR jenis CO2 kapasitas minimal 5 kg untuk setiap luas 150
m 2.
4 Untuk ruangan transformator digunakan jenis CO2 kapasitas 25 kg yang
dilengkapi dengan roda.
5 Untuk ruangan Genset digunakan jenis foam kapasitas 25 kg yang dilengkapi
dengan roda.
6 Setiap lokasi penempatan PAR agar diberikan petunjuk atau tulisan yang mudah
dibaca.
7 PAR harus dilengkapi dengan Bracket dan Visual Indicator yang dapat
memperlihatkan jika PAR sudah digunakan.
64
64
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
8 PAR harus standard UL dan telah mendapat pengesahan resmi dari Dinas
Pemadam Kebakaran.
9 Tabung PAR terbuat dari sistem seamless tube dan harus dilengkapi dengan
Safety Valve.
10 PAR harus dilengkapi dengan surat approval atau sertifikat test dari Dinas
Pemadam Kebakaran dan Depnaker.
11 PAR harus dilengkapi dengan sertifikat Pabrik pembuat.

PEKERJAAN PLUMBING AIR BERSIH


3.01. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
- Tangki air bawah.
- Tangki air atas.
- Water filter.
- Pompa pemindah ( transfer ), pompa booster dan deep well.
- Perpipaan.
- Perkabelan.
- Panel listrik.
- Peralatan instrumen dan kontrol.
- Penyambungan ke semua peralatan penunjang.
- Penyambungan ke semua peralatan pemakai.

3.02. Tangki Persediaan Air Bersih/Dingin


1 Tangki air persediaan berfungsi untuk menyediakan air selama jangka waktu
pemakaian sebesar pemakaian air rata-rata sehari.
2 Tangki air harus dibuat dengan konstruksi higenis sbb :
- Membuat penyekat, sehingga terjadi aliran air.
- Menghilangkan sudut tajam.
- Membuat bak pengurasan pada dasar tangki.
- Mencegah air tanah masuk dalam tangki
- Membuat permukaan dinding licin dan bersih.
- Membuat manhole dengan konstruksi water tight.
- Membuat semua sleeve dipakai rapat air.
3 Tangki air harus dibuat menjadi dua bagian, untuk mempermudah pekerjaan
break wash.
65
65
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
4 Suction pit
Untuk memperkecil volume air mati setebal 750 mm pada pipa isap
pompa, maka harus dibuat suction pit sedalam 1000 mm untuk setiap tangki air.
5 Tangki air dibuat dari konstruksi beton, fibreglass reinforced plastic atau coated
steel.
6 Tangki air harus mempunyai perlengkapan sbb :
- Manhole.
- Tangga monyet.
- Pipa ven penghubung maupun ven ke udara luar.
- Pipa peluap.
- Level indicator.
- Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa hisap, pipa penguras, kabel dsb.
7 Air Pengisi Tangki
Apabila air didalam tangki telah mencapai batas yang telah ditentukan maka
supply air harus dapat berhenti secara otomatis begitu juga apabila air turun
sampai batas yang telah ditentukan, supply air harus dapat mengisinya kembali.

3.03. Water Filter ( Sand & Carbon Filter )


1 Sand filter berfungsi untuk menurunkan kekeruhan air sampai 25 micron.
2 Back wash harus dilakukan setiap hari selama 5 sampai 10 menit, pada saat
beban pemakaian air surut.
3 Sand filter yang dipergunakan adalah dari cartridge type, manual back wash.
4 Bahan tangki dibuat dari wound polyester sedangkan screen dari bronze atau
stainless steel.
5 Sand filter antara lain terdiri dari :
 Tangki termasuk screen
 Filter media
 Valves
 Interconnecting piping
 Instruments
 Controls
 Life indicator

3.04. Booster Pump ( Distribusi )


1 Booster pump harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap
variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.

66
66
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2 Setiap booster pump harus mempunyai paling sedikit 2 pompa dan paling banyak
4 (empat) pompa sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam booster
pump berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
3 Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m 3/jam boleh
mempergunakan Pressure Control System sedangkan untuk laju aliran lebih
besar dari 41 m3/jam harus mempergunakan Flow Monitor Control System.
4 Setiap Booster Pump antara lain terdiri dari peralatan sbb :
 Centrifugal pump with motor
 Pressure tank membrane pre-charge type
 Inlet and outlet headers
 Inlet and outlet valves
 Check valves against water hammer
 Inlet strainers
 Power and control panel
 Flow regulators
 Pressure switch / flow monitor switch
 Pressure gauges
 Hydraulic connections
 Electrical connections
 Base frame

5 Pengaturan Pompa Pada Sistem Pressure Control


a. Pompa pertama start apabila tekanan air di jaringan turun sampai ambang
batas L pada pressure switch (PS 1).
b. Pompa kedua start apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai
ambang batas L pada pressure switch (PS 2) dst.
c. Pompa pertama, kedua dst. Stop apabila tekanan air di jaringan pemakai
naik sampai ambang batas H di PS1, PS2 dst.
d. Pompa yang sedang On dapat tiba-tiba stop apabila muka air ditangki hisap
turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik
sampai batas L.

6 Pengaturan Pompa Pada Sistem Flow Monitor Control


a. Pompa pertama start apabila tekanan air di jaringan pemakai turun sampai
ambang batas L pada pressure switch (PS 1).
b. Pompa kedua start dan pompa pertama stop, apabila laju aliran di jaringan
pemakai naik sampai ambang batas H1 pada flow monitor.
67
67
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
c. Pompa ketiga start, pompa kedua tetap On dan pompa pertama stop,
apabila laju aliran terus naik sampai ambang batas H2 pada flow monitor.
d. Pompa ketiga On, pompa kedua On dan pompa pertama juga On apabila laju
aliran pemakai terus naik sampai ambang batas H3 pada flow monitor.
e. Pompa ketiga dan kedua akan stop apabila laju aliran di jaringan pemakai
turun sampai ambang batas L3 & L2 pada flow monitor.
f. Pompa pertama akan stop apabila laju aliran air dijaringan pemakai turun
dibawah ambang batas H1 pada flow Monitor dan tekanan air naik sampai
ambang batas H pada PS1.
g. Semua pompa yang sedang On dapat dengan tiba-tiba stop dan alarm On
apabila muka air dalam tangki hisap turun sampai ambang batas LL sampai
air di isi kembali dan mencapai ambang batas L.
7 Spesifikasi Pompa sebagai berikut :
- Type : End suction centrifugal atau vertical in-line multi stage direct
coupled with electro motor variable speed - constant
pressure
- Shaft seal : Mechanical
- Casing : Cast Iron / Standard Temperature
- Speed : 2900 rpm
- Base frame : Cast Iron or Steel
- Effisiensi : Minimum 65%

3.05. Pompa Transfer ( Pemindah )


1 Transfer pump dimaksud untuk meindahkan air dari tangki bawah ke tangki
atas.
2 Transfer pump set terdiri dari 2 pompa yang bekerja bergantian.
3 Transfer pump terdiri dari peralatan sebagai berikut :
 2 pompa berikut motor.
 Panel pompa dan perkabelan.
 Pipa hisap lengkap dengan isolating valve, “Y” strainer, flexible joint, suction
pressure gauge, foot valve (sesuai gambar).
 Pipa tekan lengkap dengan isolating valve, non water hammer non return
valve, flexible joint pressure gauge dsb.
 Panel pompa lengkap dengan perkabelan, level switch H-L, level switch L-LL
serta manual switch di panel maupun remote.
4 Pengaturan Transfer pump sebagi berikut :

68
68
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 Satu pompa bekerja dan yang lain sebagai cadangan. Pergantian pompa yang
bekerja dapat dilakukan dengan memutar Selector Switch.
 Apabila muka air ditangki atas turun ke batas “L” maka pompa akan On
sampai muka air naik ke batas “H”,
 Pompa tidak bisa bekerja apabila muka air ditangki bawah berada diambang
batas “LL” dan akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas “L”.
5 Spesifikasi Pompa sebagai berikut :
- Type : End suction centrifugal vertical multi stage direct coupled
with electro motor
- Shaft seal : Mechanical
- Casing : Cast Iron / Standard Temperature
- Speed : 1450 rpm
- Base frame : Cast Iron or Steel
- Effisiensi : Minimum 65%

3.06. Pompa Sumur Dalam ( Deep Well )


1 Pompa Sumur Dalam dimaksud adalah sebagai sumber air kedua setelah
PDAM .
2 Pompa Sumur Dalam terdiri dari 1 unit pompa sumur (submersible pump) yang
bekerja untuk mensuplai air bersih ke GWT. Pekerjaan sistem sumur dalam
( deep well ) lengkap dengan pemipaan beserta valve dan aksesorisnya
termasuk bak kontrolnya.
3 Sumur Dalam terdiri dari peralatan sebagai berikut :
 1 unit pompa submersible ( pompa sumur ) berikut motor.
 Sistem pemipaan lengkap dengan valve, sesuai gambar.
 Sistem filter ‘Johnson Screen’ yang dipasang pada pipa sumur.
 Pengkabelan dari panel kepompa sumur dan kabel kontrol untuk level switch
elektrode.
4 Pemborong Pengerjaan sumur dalam, harus benar-benar diperoleh air bersih
yang layak untuk disuplai ke GWT dan hasil pekerjaan disertai dengan sertifikasi
dari instansi yang berwenang.
5 Spesifikasi Pompa sebagai berikut :

- Type : Submersible pump direct coupled with electro motor


- Shaft seal : Mechanical
- Casing : Cast Iron / Standard Temperature

69
69
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Speed : 2900 rpm
- Base frame : Cast Iron or Steel
- Effisiensi : Minimum 65%

PEKERJAAN PLUMBING AIR KOTOR


4.01. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain
adalah sebagai berikut :
1 Perpipaan.
2 Penyambungan dengan Peralatan Plambing.
3 Grease Interceptor.
4 Sumur Periksa.
5 Manhole.
6 Bak Sewage.
7 Pompa Sewage.
8 Floor Drain.
9 Clean Out.
10 Roof Drain.

4.02. Perpipaan
1 Umum
- Macam perpipaan air limbah adalah air hujan, air limbah saniter dan limbah
dapur.
- Jenis pipa lihat “Spesifikasi Perpipaan”
2. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari atap atau canopy sampai selokan/drainase
kota.
3. Limbah Saniter
Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain closet, urinal,
lavatory dan floor drain, sampai pipa utama ke STP terus air kotor hasil dari STP
yang sudah sesuai standart kota.
4. Limbah Dapur
Perpipaan limbah dapur mulai dari kitchen sink, grating drain, floor drain sampai
pipa utama air kotor melalui grease trap.

70
70
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
4.03. Sumur Periksa
1 Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
2 Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
3 Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus
dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu lurus, cabang atau selokan.
4 Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven.

4.04. Manhole
1 Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
2 Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease
akan terbentuk penahan bau.
3 Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan
untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4 Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.

4.05. Bak Sewage


1 Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak sewage
seperti diuraikan disini.
2 Bak sewage harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air
sedangkan tutup harus rapat udara.
3 Setiap bagian sewage harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10
kearah pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135 .
4 Bak Sewage harus dilengkapi sbb :
 Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
 Sleeve untuk pipa ven
 Sleeve untuk kabel-kabel
 Level switches untuk kendali pompa
 Level switch untuk alarm banjir
 Tangga monyet
 Manhole untuk laluan pompa (2 buah)

4.06. Pompa Sewage


1 Setiap bak sewage minimum harus dipasang 2 (dua) buah pompa sewage.
2 Tipe pompa harus Submersible Centrifugal dengan komponen sbb :
 Cast iron casing.
71
71
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 Cast iron vortex type Impeller with knife.
 Stainless steel shaft.
 Mechanical seal.
 Heavy duty grease lubricated bearing.
 Stainless steel casing guide rail support.
 Quick discharge coupling.
3 Spesifikasi Motor sebagai berikut :
 Squirrel cage induction type.
 Winding insulation class F.
 Water tight.
 Vertically mounted.
4 Sistem Kendali Motor Pompa
 Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak
sewage.
 Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
- Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergantian.
- Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerja bersamaan.

4.07. Floor Drain


1 Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Proof Type
dengan 50 mm Water Seal.
2 Floor Drain terdiri dari :
- Chromium plated bronze cover and ring.
- PVC neck.
- Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for
water proofing.
3 Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :

-----------------------------------------------
Outlet diameter Cover diameter
-----------------------------------------------
2” 4”
3” 6”
4” 8”
------------------------------------------------------------
72
72
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
4.08. Floor Clean Out
1 Floor clean out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Water Proof
type.
2 Floor Clean Out terdiri dari :
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type.
- PVC neck.
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection and with flange for
water proofing.
3 Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
muda dibuka dan ditutup.
4.09. Roof Drain
1 Roof drain yang dipergunakan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan
konstruksi water proof.
2 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
buangan.
3 Roof drain harus terdiri dari atas 3 bagian sbb :
- Bitumen coated cast iron body dengan water proof flange.
- Bitumen coated neck for adjustable fixing.
- Bitumen coated cover dome type.
4.10. Canopy Drain
Canopy drain yang dipergunakan disini adalah floor Drain Bucket Trap Type.
(lihat “SPESIFKASI FLOOR DRAIN”)

PEKERJAAN TATA SUARA


3.0. INSTALASI SISTEM TATA SUARA
3.1. Uraian Persyaratan dan Peraturan Umum
1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Speaker & Sentral Tata Suara, meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna, mulai dari penyediaan bahan sampai di site,
upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan
jaminan.
2 Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan
yang ada seperti :
. Peraturan dan Standard
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
73
73
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
 Brosur / petunjuk dari pabrik.
 Pilihan dari Pemilik.
 NFPA 72.
 Peraturan Pemda setempat.
3 Pemborong mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
dalam
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Aanwijzing.
4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara, Diesel
Generator Set dan Battery bilamana daya dari PLN dan Genset mengalami
gangguan.
5 Semua panel Tata Suara harus diberi pentanahan dengan kawat BC 6 mm,
sedangkan MDF dan Central Sound System menggunakan kawat NYA 25.
3.2. Lingkup Pekerjaan Tata Suara
Secara garis besar lingkup pekerjaan sistem Tata Suara adalah seperti yang
tertera di spesifikasi ini. Namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai yang tertera didalam gambar-gambar
perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang tertera didalam berita acara
rapat penjelasan lelang (Aanwijzing).
1 Melaksanakan
a. Seluruh Instalasi MDF ke JBTS dalam Bangunan.
b. Seluruh Instalasi Tata Suara.
c. Seluruh Instalasi Pentanahan.
d. Seluruh Instalasi Tata Suara
- Emergency & Evacuation.
- Paging System & Car Call System.
- Back Ground Music.
- Interface dengan sistem terkait.
e. Testing, commissioning & training serta menyerahkan buku Technical
Manual.
3 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :
a. Sistem description dan prinsip operasi Tata Suara.

74
74
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
b. Instalasi dan Instruction Sound System.
c. Connection diagram sound system.
d. Shipping dokumen dari pabrik untuk peralatan sound system yang terpasang
pada proyek ini.
e. Surat dukungan dari princifal yang memegang merk.
f. Foto copy sertifikat Standard Approval sesuai dengan persyaratan dan
peraturan umum.
4 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang di dalam
bangunan berfungsi dengan baik.
5 Memasang nama-nama zone pada zone modul dan jumlah zone pada panel
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.
3.3. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan
. Syarat-syarat Dasar
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan
kapasitas yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan rak maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang ada dalam gambar yang sudah baku.

3.04. Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan


1 Peralatan sistem Tata Suara yang digunakan adalah Public Address System.
2 Perencanaan pemasangan speaker sudah berdasarkan :
Tingkat tekanan suara untuk panggilan harus lebih besar 15 dB diatas Noise
Level.
- Perkiraan Noise Level (NL) adalah sebagai berikut
75
75
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Fungsi Ruang Noise Level (NL), dB
Koridor 40 - 50
Lobby 40 - 50
Parkir 40 - 55
Toilet 40 - 55
Kantor 40 - 50
- Lokasi dan jenis speaker untuk paging, evacuation & car call.
 Lobby : Coloum Speaker
 Koridor : Coloum Speaker
 Toilet, R. Sewa & R. Tiket : Ceiling Speaker
 Genset : Horn Speaker
 Area Publik : Coloum Speaker
 Luar Gedung : Horn Speaker
- Background musik hanya terdengar di Lobby , koridor, toilet.
- Emergensi & evakuasi untuk di lobby, koridor, Ruang Sewa, Ruang Pengelola,
parkir dan lain-lain.
- Car call hanya di parkir area.
- Mic untuk paging emergency & evakuasi, diletakkan di R. Pengelola.
- Mic car call diletakkan di main lobby di meja car call.
o. Kabel-kabel Distribusi dari MDF ke Junction Box menggunakan kabel jenis
NYY Multi Core dengan jumlah kawat sesuai gambar rencana kabel
penghubung ke masing-masing Loud Speaker menggunakan jenis NYMHY 2 x
1.5 mm2 dalam PVC conduit  3/4". Untuk diluar gedung / dalam tanah
menggunakan kabel jenis NYFGBY dengan jumlah kawat sesuai gambar
rencana.
Kabel ke Jack Microphone menggunakan Twisted Shielded Cable (Screened).
Kabel penghubung ke masing-masing wall speaker yang ada di tangga
kebakaran menggunakan jenis FRC 2 x 1.5 mm2 dalam PVC Conduit  3/4".

3.05. Uraian Singkat Sistem


Pemasangan / pengaturan sistem Tata Suara Public Address System sedemikian
rupa sehingga mampu dioperasikan sebagai berikut :
1 Untuk keperluan Paging dan untuk keperluan Emergency Call harus dapat
dilakukan secara remote dari ruang kontrol, yaitu :
a. Menghidupkan sistem Tata Suara jika saat itu sedang dimatikan.
b. Menghidupkan dan menghentikan Back Ground Music

76
76
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
c. Back Ground Music dapat di program untuk Cassette Deck, Radio Tuner atau
CD Player.
d. Memilih sumber suara Back Ground Music yang ingin diperdengarkan di
Public Area dan Corridor
e. Mengirim sumber suara dari Public Address System ke MATV system agar
dapat diperdengarkan dalam kamar melalui peralatan televisi
f. Memilih zone speaker yang ingin diaktifkan
g. Mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di dalam bangunan
untuk keperluan paging atau emergency call, walaupun pada saat sedang
difungsikan sebagai sarana Back Ground Music.
h. Mengembalikan fungsi sistem Tata Suara ke keadaan semula yaitu sebelum
dioperasikan untuk paging atau emergency call
2 Paging
a. Untuk paging, tingkat kuat suara dapat diset dari sentral sistem Tata Suara.
b. Nada-nada yang mengawali paging harus mempunyai nada-nada yang cukup
spesifik.
c. Mic paging diletakkan di Ruang Kontrol
3 Back Ground Musik (BGM)
a. Back ground musik hanya terdengar di Lobby , koridor dan toilet.
b. Alat untuk Back Ground Musik adalah Cassette Player, CD / MP3, Radio.
4 Car Call
a. Car call hanya terdengar di Area Parkir
b. Mic car call diletakan di Lobby Car Call
c. Car call adalah alat untuk Panggilan Supir/Pengendara.
5 Emergency dan Evakuasi
a. Apabila terjadi Alarm dan Alarm Bell terkait berbunyi maka penghuni akan
mendapatkan instruksi dari Ruang Kontrol melalui Sentral Sound System.
b. Pengumuman keadaan darurat dan tanda bahaya
- Keadaan darurat / bahaya misalnya karena adanya gejala sumber
kebakaran, gangguan keamanan atau huru hara, informasi yang
disampaikan berupa penjelasan mengenai situasi, pengarahan untuk
penyelamatan atau tanda bahaya bila keadaan telah betul-betul gawat.

77
77
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Cara penyampaian bisa secara selektif atau all call, selektif dipilih untuk
menghindari kepanikan dan kemacetan pada satu pintu atau jalan keluar.
All call dipilih bila keadaan sudah tidak terkendali lagi.
- Emergency call merupakan prioritas pertama pada sistem ini.
c. Sistem harus dapat menerima sinyal dari sistem Fire Alarm dan dapat
mengeluarkan nada-nada yang spesifik sebagai petunjuk telah terjadi suatu
keadaan darurat.
d. Untuk keperluan Emergency Paging, sistem harus dapat mengaktifkan baik
secara manual melalui operator / fire officer atau otomatis, sinyal
pengumuman peringatan, lalu setelah melalui waktu yang telah
diprogramkan baru dilakukan pengumuman evakuasi.
e. Saat menerima sinyal dari Fire Alarm, sistem harus dapat mengaktifkan
sinyal peringatan ke satu lantai diatas dan satu lantai dibawah lantai yang
bersangkutan untuk mencegah terjadinya kepanikan pada lantai-lantai yang
lainnya.
f. Jika keadaan terjadi karena adanya alarm palsu / False Alarm, maka sistem
harus dapat melakukan pengumuman telah terjadi alarm palsu / False Alarm

3.06. Persyaratan Teknis Pemasangan


1 Rak peralatan sistem suara ini ditempatkan sesuai dengan fungsi sistem dan
digrounding dengan tahanan max. 0,5 m.
2 Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit.
3 Kotak Hubung Bagi
Kotak hubung bagi ini ditempatkan diruang panel disetiap lantai pada ketinggian
150 cm dari lantai. Pemasangan Kotak Hubung ini mamakai dynabolt 1/2” x 2”
sebanyak 4 buah. Semua kabel yang masuk / keluar Kotak Hubung ini harus
melalui kabel gland serta memakai flexible conduit.
4 Kabel dan Konduit
- Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel.
- Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel.
- Konduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
- Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memakai flexible conduit.
5 Trunking Kabel dan Tangga Kabel
- Trunking kabel dan accessories dibuat dari bahan plat besi yang digalvanis.
- Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang Horizontal.

78
78
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Trunking kabel digantung dilantai bangunan dengan dynabolt berukuran
1/2” x 2”.
6 Alat Pengeras Suara
Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar dimana koordinat yang tepat akan ditentukan dilapangan.

79
79
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal

Anda mungkin juga menyukai