1
1
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PERATURAN UMUM
Pemadam Kebakaran
a. Kepmeneg PU No.10/KPTS/2000 tentang persyaratan teknis pengamanan
kebakaran pada bangunan gedung.
b. Kepmeneg PU No. 11/KPTS/2000 tentang manajemen penaggulangan kebakaran di
perkotaan.
c. SNI 03.1745-2000 : Tata cara perencanaan sistem pipa tegak dan slang untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
2
2
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. SNI 03-3989-2000 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung.
e. SNI 03-6570-2001: Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
f. Himpunan Peraturan Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
g. National Fire Protection Associates (NFPA).
h. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. per. 05/MEN/1982.
i. Ketentuan dari Pemilik.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a. Perusahaan yang memiliki surat ijin pemasangan instalasi dari instansi yang
berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
b. Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi listrik
secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berfungsi dengan baik dan aman.
Listrik
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut :
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per. 05 / MEN / 1982.
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.02/KPTS/1985.
4. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
Perumtel, DitJen Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah.
5. Pedoman Plambing Indonesia.
6. Peraturan dan Standar Kebakaran SNI 03.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
a. Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang berwenang dan
telah biasa mengerjakannya.
b. Khusus untuk ijin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN
yang dimaksud).
Elektronik
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per. 05 / MEN / 1982.
c. KEPMENEG PU No. 10, 11 / KPTS / 2000.
d. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN,
Perumtel, DitJen Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah, Pemadam Kebakaran.
e. Peraturan dan Standar Kebakaran SNI 03 – 1735 & 1736 Th. 2000.
f. ASHRAE, ARI ASTM, ASME dan SMACNA
g. National Fire Protection Association (NFPA) 72 & 101
3
3
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
h. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan
i. Fire Office Committe (FOC)
j. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Ibukota Jakarta No. 3, No. 7 tahun 1992.
k. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Pemasangan Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.
Khusus untuk ijin dari Instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai) diperkenankan
bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki PAS PLN yang dimaksud).
Pekerjaan instalasi M & E yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi M & E
secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan
dengan baik dan aman, sehingga pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut
harus sudah dapat dipergunakan oleh Pemilik.
6
6
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2 Dalam melaksanakan instalasi ini Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan
yang ada seperti :
. Peraturan dan Standar.
Perencanaan instalasi Fire Alarm system dan pemilihan serta penempatan jenis
detector didasarkan pada :
KEPMENEG PU No. 10/KPTS/2000 dan KEPMENEG PU No. 11/KPTS/2000.
SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.
Data teknis dari product dibidang peralatan Fire Alarm System yang
dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara.
SNI 03-3985-2000 Tata Cara perencanaan, pemasangan dan pengujian
sistem deteksi dan alarm kebakaran pada bangunan gedung.
Perda No. 3/1992 Dan Perda No. 7/199.
Data teknis dari product di bidang peralatan fire alarm system yang
dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara dan memiliki ISO-9001,
standard approval yang disetujui yaitu : ULC, JIS, MEA, CSFM dan COC
serta sesuai dengan NFPA standard 72.
Peraturan Pemda setempat.
3 Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
didalam :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Aanwijzing.
4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara, Diesel
Generator Set dan Battery bilamana daya dari PLN dan Genset mengalami
gangguan.
5 Semua panel Fire Alarm harus diberi pentanahan dengan kawat BC 6 mm 2 dan
MDF dengan kawat NYA 25 mm2.
7
7
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
a. Seluruh Instalasi Fire Alarm dalam Bangunan.
b. Seluruh Instalasi System MCPFA.
c. Seluruh Instalasi Pentanahan.
d. Seluruh Instalasi :
- Detector ( Heat ROR, Fixed Temp. & Smoke / Photo Elect. )
- Alarm Bell & Breakglass-Manual Push Button.
- Indicator / Flasher Lamp.
- Central Fire Alarm.
- Fireman Telepon / Intercom.
- Modul-modul untuk Interface ( MCPFA & JBFA ).
- Interface dengan sistem terkait.
e. Testing, Commissioning dan Training serta menyerahkan Buku Technical
Manual.
2 Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya :
a. Dari sisi Rack Kabel dan Hanger untuk Feeder dan Instalasi.
b. Dari sisi MCPFA ke JBFA.
c. Dari sisi JBFA dibawahnya ke JBFA diatasnya ( Loops ).
3 Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :
a. Sistem Description dan Prinsip Operasi Sistem Fire Alarm.
b. Instalasi dan Instruction Fire Alarm.
c. Connection diagram Fire Alarm.
d. Shipping dokumen untuk peralatan Fire Alarm pada proyek yang dikerjakan.
e. Surat dukungan dari principal yang memegang merk.
f. Foto copy sertifikat standart approval sesuai dengan persyaratan dan
peraturan umum.
4 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
bangunan berfungsi dengan baik.
5 Memasang nama-nama zone pada modul-modul dan jumlah zone pada panel,
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.
b. Area Pencakupan
-------------------------------------------------------------------------------------
Detector (m) Area ( m2 ) pada tinggi 3 m
-------------------------------------------------------------------------------------
Heat 25 – 46
Smoke Detector 50 – 92
-------------------------------------------------------------------------------------
9
9
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Ruang Kontrol Photoelectric Smoke Detector
--------------------------------------------------------------------------------------------------
15 Kabel yang dipakai untuk instalasi dari modul ke modul harus dari jenis Twisted
Shielded AWG 16, 2 pair dan dipasang dalam pipa conduit 3/4”.
Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector dan Flow Switch
adalah jenis NYA dengan ukuran 3 x 1.5 mm 2 dipasang dalam PVC Conduit
3/4” dengan saddle klem. Kabel untuk outlet fireman telepon/intercom
menggunakan FRC 3 x 1.5 mm2 yang dipasang dalam PVC Conduit Ø 3/4”. Kabel
power untuk masing-masing modul menggunakan kabel NYY 3 x 2.5 mm 2
dipasang dalam PVC Conduit 3/4”.
Kabel yang dipakai untuk instalasi Manual Push Button, Alarm Bell, Flasher
Lamp, Tamper Switch, Pressurize Fan, Panel AC dan kontrol lainnya
menggunakan kabel FRC 2 x 1.5 mm2 yang dipasang dalam PVC Conduit 3/4”.
Kabel yang dipakai untuk instalasi grounding kesetiap terminal box yang ada
disetiap lantai menggunakan kabel BC 6 mm 2. Kabel yang dipakai untuk ke
sentral Tata Suara adalah FRC 2 x 1.5 mm 2 dalam PVC Conduit 3/4”.
Annunciator menggunakan STP 16 AWG, 2 Pair dan NYA 3 x (1 x 1.5 mm 2) untuk
Intercom.
10
10
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Lampu low battery yang menyatakan bahwa tegangan back-up battery
sudah berada pada level DC yang rendah.
- Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya ke tidak beresan
pada rangkaian bell.
- Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya alarm di sistem
tersebut.
- Lampu common trouble yang menyatakan terjadinya trouble di sistem
tersebut.
- Lampu common gas leakage yang menyatakan terjadinya kebocoran gas
di sistem tersebut.
- Lampu manual call point (merah) yang mengidentifikasikan adanya
manual call point yang bekerja.
- Lampu time delay yang mengidentifikasikan proses time delay sedang
berlangsung.
b. Tombol-tombol / Switch
- Reset switch yang berfungsi untuk menormalkan sistem setelah terjadi
trouble atau alarm.
- Silence Switch yang berfungsi untuk mematikan Buzzer atau Bell bila
Buzzer itu berbunyi.
- Alarm lamp test Switch yang berfungsi untuk mengadakan pengecekan
apakah lampu-lampu alarm masih berfungsi baik.
c. Fasilitas Interkoneksi untuk keperluan :
- Mematikan mesin-mesin AC (Air Conditioning), Fan.
- Menghidupkan Pressurized Fan & Lift Kebakaran.
- Mengindikasikan bekerjanya control valve pada sistem Fire Fighting
( Pemadam Kebakaran ).
- Mengindikasikan tertutup atau tidaknya control valve pada sistem Fire
Fighting ( Pemadam Kebakaran ).
d. Bilamana salah satu detector, manual push button atau flow switch bekerja
maka lampu kontrol pada MCPFA akan menyala dan pada komputer grafik
akan menampilkan gambar dimana letak detector atau zone tersebut
bekerja, serta buzzer berbunyi sesuai dengan zone area dimana peralatan
tersebut diatas bekerja dan secara otomatis MCPFA akan mengirimkan
tegangan 24 VDC untuk menyalakan flasher lamp pada seluruh lantai
dimana terdapat zone area tersebut dan juga pada satu lantai diatasnya
sedangkan Panel Annunciator yang ada di Ruang Security akan menyala
menunjukan letak zone yang sedang bekerja.
11
11
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Selain itu MCPFA juga mengirimkan tegangan 24 VDC ke Kontaktor (relay)
yang terdapat pada panel-panel listrik AC untuk mematikan unit tersebut
serta ke panel listrik pressurized air fan untuk menghidupkan. Flasher lamp
akan tetap menyala / flashing sampai sistem riset di MCPFA ditekan oleh
operator atau security pertanda keadaan teratasi.
e. Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka kita dapat mengaktifkan
general alarm secara manual, dimana seluruh flasher lamp akan menyala,
serta mematikan mesin-mesin AC, Fan dan menurunkan Lift Penumpang, Lift
Kebakaran ke Lantai Dasar serta menghidupkan Pressurize Fan dan Lift
Kebakaran.
f. Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan area
lokasinya (zone area) bukan berdasarkan titik lokasinya (letak detector).
g. Jenis detector yang dipasang pada tempat-tempat umum disesuaikan
dengan fungsi dan luas ruangan.
h. Manual call point yang dilengkapi intercom ditempatkan di lintasan umum,
didalam / dekat Hydrant box atau dekat pintu keluar dari ruangan yang
cukup besar.
i. Flasher lamp dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh umum.
j. Alarm bell mempunyai sound level minimum 15 dB diatas noise level pada
saat keadaan mulai gawat (emergency).
k. Master Control Panel Fire Alarm ditempatkan di R. Pengelola lantai atap
yang mana dari sini dapat dipantau kegiatan sistem Fire Alarm secara
keseluruhan.
l. Announciator ditempatkan di ruang pengelola lantai atap.
m. Tahap-tahap evakuasi adalah :
- Apabila terjadi kebakaran disuatu lantai pada zone area tertentu, maka
pada MCPFA akan terindikasi zone area tersebut.
- Alarm bell pada lantai tersebut serta satu lantai diatas & dibawahnya
akan berbunyi dan IU akan dimatikan pada lantai bersangkutan.
- Kondisi ini memberikan kesempatan pada petugas untuk memeriksa
terjadinya kebakaran apabila bisa diatasi maka untuk menghindari panic
pada panel MCPFA dapat dimatikan bunyi alarm bell.
- Apabila kondisi tidak bisa diatasi maka dapat dilakukan petunjuk evakuasi
paging dari sentral tata suara.
- Kalaupun kondisi diatas tetap tidak bisa diatasi maka akan
diaktifkan general alarm, dimana seluruh alarm bell akan berbunyi dan
lift akan diturunkan kelantai dasar.
n. Sistem Yang Dibutuhkan
12
12
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Adanya gejala sumber api yang bisa menimbulkan bahaya kebakaran
harus bisa diketahui lebih awal, dengan mengamati gejala-gejala sebagai
berikut :
* Kenaikan suhu dengan cepat diluar normal
* Tingkat suhu melebihi tingkat yang normal
* Kepekatan asap melebihi kepekatan asap yang normal pada ruangan
yang memang biasanya ada asap misal pada ruangan dimana orang
diperbolehkan merokok. Sedangkan pada ruangan yang biasanya
tidak ada asap maka adanya asap memberikan pertanda adanya
gejala sumber api.
* Adanya bunga api (flame)
- Indikasi lokasi api harus memberikan informasi yang cepat dan effektif
kepada operator, petugas kebakaran, petugas keamanan gedung dan
petugas utility gedung untuk mengambil tindakan penyelamatan orang
dan material serta tindakan pemadam api.
- Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum harus bisa selektif
sesuai dengan tingkat bahayanya agar tidak menimbulkan kepanikan dan
kemacetan arus orang. Tetapi bila diperlukan bisa juga all-call serempak
keseluruhan bagian bila keadaan sudah sangat gawat.
Sistem tanda bahaya atau pemberitahuan emergency harus mendapat
prioritas pertama (dominant) mengatasi (override) system background
music, panggilan atau acara-acara lainnya.
- Dalam keadaan supply listrik dari PLN terputus, sistem ini harus di
backup oleh supply cadangan selama 24 jam agar sistem masih tetap bisa
mendeteksi api. Back-up dilakukan oleh batere dan genset. Sedangkan
dalam keadaan sistem diaktifkan oleh adanya sumber api dimana sistem
kontrol, monitoring dan alarm bell harus dibunyikan maka untuk
menghindari bahaya orang terkena arus hubung singkat ada
kemungkinan aliran listrk dari PLN maupun dari genset diputuskan, maka
sistem ini harus tetap sanggup bekerja dengan supply dari batere selama
30 menit (General Alarm).
- Sistem harus effektif, tidak berlebihan, murah tapi bisa dipromosikan
sebagai sistem yang cukup memberikan rasa aman.
- Sistem alarm ini di interlock secara otomatis dengan Panel AC dan sistem
M/E lainnya.
- Annunciator diletakkan di R. pengelola lantai atap.
o. Setiap indikasi dari detector, titik panggil manual, akan diteruskan ke Panel
Kontrol Sistem (MCPFA), tanda Bahaya Kebakaran. Dengan adanya indikasi
13
13
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
ini maka Panel Kontrol akan membunyikan Tanda Bahaya dimana alat ini
ditempatkan, membunyikan bel elektronik buzzer di panel Kontrol.
p. Petugas yang telah ditunjuk dapat menghentikan untuk sementara bunyi Bel
Tanda Bahaya dengan menekan tombol SILENCE dan selanjutnya petugas
harus memeriksa keadaan. Jika api berada di lokasi kebakaran, maka petugas
akan segera bergerak mengikuti petunjuk route yang paling effektif dan
cepat menuju ke lantai yang bersangkutan. Setelah berada pada arah zone
alarm kebakaran yang tepat maka petugas dapat langsung menuju lokasi
dimana terjadi kebakaran, mengambil tindakan pemadaman dan
melaporkan situasi ke sentral melalui intercom atau handi talki. Bila keadaan
tidak dapat dikuasai, barulah dibunyikan general alarm.
q. Fungsi dari Fireman telepon/ intercom sebagai alat komunikasi antara
Fireman (petugas Pemadam Kebakaran) dengan operator MCPFA pada saat
kebakaran terjadi sehingga informasi / kondisi dilapangan dapat diterima /
diketahui dengan baik & koordinasi untuk menangani kebakarn tersebut
dapat berjalan dengan baik dan lancar.
r. Pembagian daerah kebakaran (zone alarm area) untuk :
- Memudahkan petugas menentukan route gerak yang cepat menuju
daerah kebakaran.
- Membantu petugas mengetahui ada atau tidak adanya personil ditempat
kebakaran.
- Memudahkan petugas menentukan lokasi kebakaran.
- Membantu petugas mengetahui bekerja atau tidaknya alat pemadam
kebakaran.
2.06. Kotak Hubung Bagi (Junction Box)
Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari plat besi
setebal minimum 2 mm dan seluruhnya harus dicat powder coating warna abu-
abu.
Kotak hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua kotak hubung
bagi dan terminal penyambungan kabel.
Kotak hubung bagi seluruhnya harus disambung dengan kabel grounding yang
menggunakan kabel NYA 4 mm2 dan harus dibungkus dengan konduit.
Sedangkan dari MDF menggunakan kabel NYA 25.
2.07. Konduit
Konduit yang dipakai adalah konduit PVC dengan diameter dalam minimal 1 1/2
kali diameter kabel.
14
14
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2.08. Persyaratan Teknik Pemasangan
1 Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual Push
Button dan Flasher Lamp dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana
ada yang berada diluar hydrant box maka dipasang pada ketinggian 1,5 m dari
lantai.
Alarm bell dipasang 0,5 m dibawah plafond atau disesuaikan dengan keadaan
lapangan. Peralatan sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan
hambatan max. 0,5 ohm. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam
kelompok Emergency load dari Genset. Jarak grounding antar peralatan
elektronika min. 6 m, sedangkan jarak grounding dengan peralatan elektrikal
min. 20 m.
15
15
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
9 Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 300 mm.
10 Trunking kabel digantung dilantai bangunan dengan dynabolt berukuran 1/2” x
2”.
2.10. Pengujian
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus
menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.
Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakukan sesuai dengan
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).
2.11. Produk
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan
yang dispesifikasikan Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Direksi atau Konsultan Perencana .
PEKERJAAN GENSET
3.00. URAIAN PERSYARATAN DAN PERATURAN UMUM
1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Diesel Genset, meliputi pekerjaan secara lengkap dan
sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan,
penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
2 Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor harus mengikuti semua
persyaratan yang ada seperti :
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.
b. IEC, ISO, BS, LMK dan lain-lain.
4 Fasilitas instalasi listrik Diesel Generator Set sebagai stand by power, apabila
sumber utama PLN mengalami gangguan atau bisa jalan secara bersamaan
dengan PLN pada waktu-waktu tertentu.
6 Syarat-syarat mensupply Diesel Generator Set :
a. Harus mempunyai keagenan di Indonesia dengan Penunjukan dari Pabrik.
18
18
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
a. Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta
merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.
b. Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka
seluruh bagian-bagian sebaiknya dari merek yang sama untuk
menghindarkan kesulitan perawatan dan menjaga mutu karakteristiknya.
e. Vibration Isolator
- Steel spring.
- Kekuatan sesuai berat dan kuat getaran diesel generator set.
- Terpasang diatas pondasi beton dan dibawah base plate memakai angkur
atau sesuai sistem pemasangan yang disyaratkan oleh Pabrik.
- Base plate dari besi baja type H atau sesuai standard pabrik.
f. Klem besi dari bahan besi plat dengan ukuran yang sesuai cukup untuk
menahan pipa.
g. Storage tank lengkap
- Kapasitas sesuai gambar perencanaan
- Bentuk standard
- Besi plat tebal 8 mm
- Peralatan bantu :
# Pelampung
# Air vent valve
# Pipa pengisi
# Manhole
# Flow meter
# Peralatan untuk mengontrol bahan bakar dari ruang genset lengkap
pengabelannya.
- Pondasi beton pengikat lengkap rangka besi ukuran dan besarnya
pondasi beton.
- Pelat beton penutup.
h. Sound Attenuator
Untuk meredam suara yang lewat intake air dan exhaust air maka
menyatu dengan intake air dipasang peredam suara berupa attenuator yang
dapat meredam maksimal sebesar 60-70 dB-A, pada jarak 3 meter dari
ruang genset.
i. Rock Wool
Untuk meredam suara genset maka diseluruh dinding dan langit-
langit ruang genset dipasang rock wool dengan berat 80 kg/m 3 lengkap alat
20
20
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
bantu + glass clotch pemasangan yang antara lain terdiri atas kawat ayam +
spindle pin.
5 Diesel Generator Set
a. Umum
Unit diesel genset diminta untuk menghasilkan daya listrik pada net power
output minimum sebesar 1 x 10 kVA pada power factor 0,8 tegangan 400
Volt, 3 fasa 50 Hz dengan 1500 rpm dan maksimum ambient temp. 38 C
dalam ruangan.
Spesifikasi Umum
b. Daily Tank
- Volume sesuai gambar perencanaan yaitu 1 x 1000 liter.
- Bahan tangki besi pelat tebal 4 mm
- Bentuk standard
- Perlengkapan :
Air vent valve
Gelas penduga bahan bakar
Pelampung
dan lain-lain
c. Battery Accu dan Automatic Battery Charger
- Battery accu 12 Volt.DC – 200 AH atau sesuai standard pabrik
- Automatic battery charger 5A – 24 Volt
- Peralatan over current chargerSilincer tipe standard
d. Radiator.
f. Automatic Diesel Generating Set Control Panel (CPG/PKG) harus dilengkapi
dengan PLC (Programable Logic Controller).
Berfungsi untuk pengendalian pemindahan daya pada Low Voltage Main
Distribution Panel PUTM) dan mengatur start-stop mesin secara otomatis.
Mengatur synchronizing, load sharing dan load shadding secara otomatis
pula. Pengendalian ini dilaksanakan setelah menerima data dari tegangan
PLN yang turun dan besarannya dapat disetel pada PLC (Programable Logic
Controller). Peralatan tersebut mempunyai spesifikasi untuk performance
kerja sebagai berikut :
padam dan memindahkan main breaker pada LVMDP.
- G1, harus synchron dahulu dan dalam waktu 20 detik dapat mensupply
PUTM .
21
21
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Bila ada salah satu Genset over houl, maka switch synchronizing Genset
yang bersangkutan harus bisa diaktifkan sehingga tidak mengganggu
start Genset yang lain.
- Sensor PLC harus bisa memastikan PLN mati / padam dengan time delay
2 detik baru Genset On / Start. Apabila hanya kedip (mati sesaat)
kurang dari 2 detik maka Genset tetap Off.
- Apabila 2 Genset synchron dan beban daya tersebut turun 30 – 40%
maka secara otomatis satu diantara 2 Genset tersebut akan mati / off.
Dan apabila beban / daya naik melebihi 45% maka secara otomatis
Genset berikutnya harus on / start mensupply kekurangan daya tersebut
(load shadding).
- Dapat menyetop Genset bila tegangan PLN normal kembali secara
otomatis.
- Mempunyai pemutusan daya yang mentrip semua pole breaker dan
mempunyai pengaman thermis dan magnetis (untuk beban lebih dan
hubung singkat).
- Dilengkapi motor, timer dan peralatan mechanis untuk menutup CB
kembali secara otomatis.
- Kerangka dan rumah terbuat dari pelat baja yang tebalnya minimum 2
mm.
- Mempunyai alat-alat kontrol dan ukur antara lain :
Battery charger
Ammeter kelas 2,5
AC voltmeter kelas 2,5 dengan selector switch
Frequency meter – lidah getar
Power factor meter
Instrument trafo arus menurut kebutuhan
Speed adjusting device
Battery voltmeter
Trafo arus
Alarm dengan lampu dan bunyi
- Signal
Mains On
Alternator on
Starting failure
Alternator overload
Engine temperature high
22
22
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Oil pressure low
Automatic system block
Overspeed
- Mempunyai Switch dengan 3 kedudukan sebagai berikut :
Auto-mesin bekerja otomatis
Manual start / stop dikehendaki
Off-tidak bisa jalan
- Kalau ada kesalahan-kesalahan dibawah ini mesin harus mati ditambah
peralatan penunjukannya yaitu :
Tekanan pelumas rendah
Kecepatan melampaui batas
Gagal starting
Bahan bakar kurang
Overheating
- Harus disertai cara-cara reset bila kesalahan sudah diatasi.
- Starting mesin mempunyai time delay yang dapat diatur 15 detik.
- Kembali ke sumber normal mempunyai time delay yang dapat diatur kira-
kira 25 detik sampai dengan 30 menit.
- Harus ada time delay untuk pendinginan mesin kira-kira 5 menit.
- Mempunyai sensor under frequency, ialah apabila frequency sumber
normal turun sampai 90% atau dapat distel, sumber otomatis pindah ke
Genset.
- Mempunyai cara by-pass time delay dalam mengembalikan sumber
Genset ke normal untuk mempersingkat waktu dalam testing.
- Mempunyai cara testing secara simulasi yaitu tanpa melepas CB sumber
normal, dapat dilakukan testing seolah-olah sumber tersebut mendapat
gangguan.
- Mempunyai lampu pilot bahwa :
Beban terhubung ke sumber normal
Beban terhubung ke sumber genset
Semua signal bekerja sesuai yang diminta
- Rumah Panel dan Busbar
Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisis.
23
23
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Peralatan instrument, switches dan sebaginya harus dipasang dalam
pasangan masuk dari muka melalui bukaan-bukaan yang telah
tersedia pada rumah panel.
Bahan rumah panel dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2
mm
Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pembersihan sejenis “phosphatizing treatment”. Bagian dalam dan
luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
Ruangan pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
Pintu harus dengan engsel yang tersembunyi dan interlock dengan
breaker untuk pengaman.
Label-label terbuat dari bahan “Trafolite” yang tersusun berlapis
putih-hitam-putih dan digravir seesuai kebutuhan dalam bahasa
Indonesia.
Bukaan ventilasi dari kedua sisi panel
Semua pengabelan didalam harus rapih terdiri atas kabel-kabel
warna, dipasang memakai terminal, mudah diusut dan mudah dalam
pemeliharaan.
Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan.
Bahan terbuat dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk
persegi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan
dan jarak yang telah diperhitungkan untuk menahan tekanan elektris
dan mekanis pada level hubung singkat yang ada di titik tersebut
(PUIL 2000).
Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua
terminasi kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan-lekukan
yang tidak wajar.
Busbar harus dicat secara standard untuk membedakan fasa-fasanya.
Pengeboran pada busbar tidak diperkenankan.
Batang-batang penghubung antara busbar dengan breaker harus
mempunyai penampang yang cukup dengan rating arus tidak kurang
dari 125% rating breaker tersebut.
Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung
(tinned).
g. Angkur
24
24
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
-Bahan berupa besi beton, besi siku atau hasil tembakan ramset dengan
kekuatan yang cukup.
- Harus dilakukan bersama Kontraktor Sipil.
h. Material Pentanahan
- Semua sistem listrik menggunakan pentanahan, harus sesuai menurut
aturan yang ditentukan dalam PUIL 2000.
25
25
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. Setiap belokan kabel harus diperhatikan radiusnya yang minimal R = 20 D,
dimana D adalah diameter kabel TR tersebut (TR = Tegangan Rendah).
e. Kabel yang terpasang dalam tanah terpasang dalam pipa.
f. Pentanahan terpasang surfacemounted dalam rumah Genset menembus
sloof dalam tanah ke bak kontrol. Instalasi dalam tanah tertanam minimal 60
cm dibawah permukaan dan dilindungi pipa PVC. Tahanan tanah harus lebih
kecil dari 2 ohm.
g. Pemipaan Bahan Bakar
- Pipa tegak daily tank diklem ke rangka daily tank atau dinding tembok.
- Pipa horizontal dalam bangunan terpasang diklem di dinding atau
digantung di dak beton, memakai pipa hitam (black steel pipe).
- Diluar bangunan tertanam sedalam 60 cm dibawah permukaan tanah.
h. Pemipaan Silincer
- Sambungan antara Diesel Generator Set ke Silincer memakai pipa
flexible.
- Pipa silincer digantung ke dak beton dengan dilengkapi isolator peredam
getaran serta menembus tembok memakai karet pelindung getaran.
- Seluruh pipa silincer harus dibungkus memakai rock wool dan diberi
jacketing aluminium.
- Silincer digantung memakai besi UNP dan isolator peredam.
i. Pompa listrik bahan bakar solar diklem ke lantai dengan angkur dan
muurbaut.
j. Daily tank terpasang ke rangka besi secara kokoh pada ketinggian 2 M di
atas lantai.
k. Storage tank terletak diatas tanah dan diikat ke rangka beton.
l. Pondasi Genset dan Base Plate (dikerjakan Kontraktor Sipil)
- Diatas lantai dibuat blok beton bertulang dengan ukuran sesuai gambar
kerja yang masanya minimal 1,7 kali berat Diesel Generator Set.
m. Battery dan automatic battery charger terpasang bebas diatas lantai.
n. Panel PUTR dan panel CPG berdiri bebas diatas lantai diberi penyangga dari
besi UNP 15.
3 Gali Urug
a. Kedalaman dan besaran penggalian harus sesuai dengan kebutuhan sesuai
RKS.
b. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, kabel saluran got dan lain-lain harus
dibuat gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak
dengan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
26
26
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
c. Setelah selesai penggalian dan pemasangan kabel, galian tersebut harus
diurug kembali dengan sirtu sampai padat.
d. Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil kerja orang lain harus
diperbaiki kembali oleh Kontraktor Diesel Generator Set dengan biaya
tanggungan sendiri.
4 Pentanahan
a. Pentanahan peralatan (Body) menggunakan sistem Pembumi Pengamanan
(PP) PUIL 2000 Pasal 312 dengan menggunakan penghantar BC 50 mm2.
Yang diberi pentanahan adalah :
- Diesel generator unit
- Transformator unit
- Semua pintu-pintu besi dalam ruang power house dan daily tank beserta
rangkanya.
b. Pentanahan sistem instalasi listrik menggunakan SISTEM PEMBUMIAN
NETRAL PENGAMAN (PNP) PUIL 2000 Pasal 313 dengan menggunakan
penghantar NYY 95 mm2 untuk pentanahan titik bintang (netral) pada
transformator dan diesel generator set.
c. Lain-lain
- Besarnya tahanan tanah maks. 2 ohm.
- Pentanahan dengan cara pantekan batangan tembaga masip.
- Kawat tembaga dari jaringan pentanahan dihubungkan ke batangan
tembaga dan diikat dengan kencang (Cadweld System).
- Tempat penyambungan antara kawat pentanahan dengan pantekan
dalam bak kontrol beton bertulang yang diberi tutup.
27
27
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
b. Setiap bagian instalasi pemipaan harus diuji sehingga tak ada yang bocor
dengan pengujian tekanan sebesar 1,5 atm selama 1 jam. Sebaiknya ditest
dengan udara max. pressure 1500 mm H20 (1,5 bar).
c. Panel listrik harus diuji dalam kondisi baik dengan pengujian tegangan dan
tahanan isolasi serta bekerjanya sistem sesuai dengan ketentuan.
d. Daily tank dan storage tank harus diperiksa tidak bocor. Pelampung gelas
penduga air release valve harus bekerja dengan baik khusus untuk storage
tank meter bahan bakar harus bekerja dengan baik dan bilamana telah
mencapai volume minimum akan timbul bunyi alarm.
e. Pompa bahan bakar, pompa listrik maupun pompa tangan harus diuji
bekerja & berfungsi dengan baik.
f. Battey accu dan automatic battery charger harus diperiksa cocok dengan
ketentuan RKS dan brosur serta bekerja baik.
g. Polaritas penyambung kabel harus benar dan terpasang dengan kencang.
h. Tahanan tanah harus cocok dengan RKS yang diminta.
i. Tekanan dalam pipa silincer harus diatur sehingga cocok ketentuan pabrik
dan dapat menghasilkan daya listrik sesuai kapasitas Diesel generator Set.
j. Dalam pengetesan Diesel Generator Set harus diperhatikan hal-hal berikut
ini :
- Frequency harus 50 Hz
- Tegangan fasa-fasa 380 Volt
fasa-netral 220 Volt
- Power factor = 0,8
- Pengetesan dilakukan sebagai berikut :
Pengetesan memakai Load Bank (Domplar).
Pengetesan beban 25%, 50% dan 100% dari net out put yang diminta,
sbb :
# 0 %, dengan waktu 30 menit
# 25 %, dengan waktu 30 menit
# 50 %, dengan waktu 30 menit
# 75 %, dengan waktu 30 menit
# 100 %, dengan waktu 45 menit
# 110 %, dengan waktu 15 menit
# 0 % langsung ke 100 % selama 15 menit
Keseluruhan pengetesan selama 3 jam 15 menit.
Selain beban yang harus diteliti adalah temperatur, tekanan olie dan
lain-lain sesuai standard pabrik.
28
28
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
k. Semua pengujian harus disaksikan oleh Pemberi Tugas dengan membuat
laporan tertulis.
l. Kontraktor sebelum mengadakan testing dan commissioning harus
menyerahkan program load sharing & load shadding kepada Pemberi Tugas
untuk diperiksa & disetujui.
m. Konsumsi bahan bakar dan minyak pelumas selama pengetesan genset
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
n. Untuk pengujian redaman suara baik dari intake air, exhaust air dan rock
wool, dilakukan pada saat malam hari / menjelang dini hari.
31
31
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. Peralatan Pengaturan
Suatu room thermostat yang dilengkapi dengan switch on / off, blower speed
(L-M-H ) dan room temperatur setting akan mengfungsikan unit beroperasi.
32
32
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
(bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau disebutkan pada daftar
peralatan).
Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi
(high pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan
impeller dari alluminium diecast.
Untuk intakefan, bila diperkirakan akan kena air hujan (tempias), harus
dipasang canopy lengkap dengan galvanis wire mesh. Bahan canopy dari
galvanis sheet BJLS 80.
Rangka untuk dudukan fan pada dinding bata dari kayu jati, dengan baut-
baut yang tahan karat.
2 Uraian Sistem
a. Kontrol sistem IU / CU
Menggunakan electronic room thermostat system ( wall mounted ).
Room thermostat (atau return air thermostat) dengan fungsi kerja
kontrol adalah mengatur kecepatan blower / udara ( L-M-H ), Set
Temperatur dan On / Off switch unit .
Bila terjadi kebakaran, unit yang berada pada Lantai dimana terjadi
kebakaran akan Off via Central Control Panel Fire Alarm ( Shunt Trip ), bila
fire detector pada zone dimana unit tersebut berada mendeteksi adanya
kebakaran .
Semua Indoor Unit sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, tetap
beroperasi (On) bila PLN mati (Off) melalui sumber daya Genset, tapi
tidak memberikan udara dingin, karena hanya fungsi blower saja .
33
33
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Untuk semua panel listrik yang menggerakkan fan / blower sistem AC
maupun ventilasi, fan / blower tersebut harus mati bila terjadi kebakaran
melalui sistem
interlock dengan Central Control Fire Alarm (CCFA). Untuk itu panel-panel
dari fan / blower tersebut harus dilengkapi dengan relay yang akan
mematikan blower tersebut melalui CCFA. Harus ada koordinasi antara
instalasi fire alarm dengan instalasi listrik yang menyangkut keperluan
tersebut .
34
34
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Material ducting adalah Baja Lembaran Lapis Seng (BJLS) kelas (L), kwalitas 1
(satu) sesuai standard SNI 07-2053-1995 dengan berat nominal lapisan seng
183 gram/m2.
f. Konstruksi Duct
Konstruksi duct adalah untuk low velocity (medium pressure duct)
dengan static pressure didalam duct sampai 2” WG.
Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau
ditentukan hal-hal yang harus dipenuhi diluar standar tersebut.
Hubungan antara dimensi duct dengan pemakaian sheet metal adalah
sebagai berikut : (kecuali bila dinyatakan lain pada gambar).
Pembuatan ducting harus memakai mesin lockform.
Ukuran sisi terpanjang Galvanized sheet metal
Semua sambungan ducting (sambungan flange, slip joint, pitsburg lock
seam, dan lain-lain) harus betul-betul rapat udara dengan menggunakan
sealant untuk mencegah terjadinya kebocoran udara. Untuk itu
diharuskan penggunaan mesin lockform dalam pembuatan duct.
Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur
dan dikunci pada kedudukannya, sedangkan percabangan kemasing-
masing shop / retail harus memakai volume damper dari type opposed
blade damper yang dapat dikunci kuat (locking quadrant) yang tidak akan
berubah kedudukan damper karena pengaruh aliran. Kondisi ini sangat
diperlukan untuk mengatur
jumlah aliran udara ke masing-masing tempat / ruang sesuai design.
Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14°.
Jika dimensi dari kedua ujung duct berlainan maka untuk ketebalan
ducting (jenis BJLS) diambil berdasarkan ukuran ujung terbesar.
Lubang pengetesan.
Pada main supply dan return duct pada posisi yang diperlukan harus
dibuat lobang pengetesan untuk mengukur temperatur serta static dan
velocity pressure, dan yang ditutup kembali setelah selesai pengetesan,
dengan plastic probe.
Penguatan duct.
Semua duct yang berukuran lebih besar 20" permukaannya harus dibuat
cross broken (patah silang).
Penggantung duct.
Cara penggantungan duct harus sedemikian rupa sehingga praktistidak
terjadi lendutan-lendutan getaran-getaran dan deformasi.
35
35
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Persyaratan penggantungan harus mengikuti :
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Duct Penggantung Besi Trapeze Siku Jarak
--------------------------------------------------------------------------------------------------
s/d 12" iron rod Ø 5/16" 25 x 25 x 3 2 m
s/d 30" iron rod Ø 5/16" 30 x 30 x 3 2 m
s/d 54" iron rod Ø 3/8" 40 x 40 x 3 1,5 m
s/d 84" iron rod Ø 1/2" 40 x 40 x 3 1,5 m
85 s/d keatas 40 x 40 x 5 1,5 m
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail.
Semua elbow harus dari type full radius elbow, jari-jari dalam (R t) sama
dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana harus menggunakan short
radius elbouw (R t lebih kecil dari lebar duct) harus memakai turning
vanes.
Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma
atas dasar (RT) / (RH). Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide
vanes double thickness, sesuai gambar detail. Untuk mengikat konstruksi
penggantung ke beton dipergunakan ramset / dynabolt.
Sambungan flexible
- Pemborong harus memasang sambungan flexible connection dari
bahan double sheet glass cloth tebal min. 0,65 mm fire
resistant ke duct yang masuk / keluar dari fan atau AHU).
- Panjangflexible connection tak lebih dari 15 cm dan tidak
menimbulkan kebocoran pada sambungan.
- Cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan pengecilan luas penampang.
Alumunium Flexible Round Duct
Alumunium flexible round duct dari type 2 lapis alumunium laminate
incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm jenis
fire resistance. Tekanan kerja max. 5 inch H2O. Flexible duct ke diffuser
memakai klem khusus (quick klem) dari bahan plastic.
g. Grille, Register, Diffuser.
Diffuser, Grille dan Register harus terbuat dari bahan alumunium
anodized. Pemasangan diffuser / grille ke plafond harus memakai rubber
sponge tebal 6 mm.
36
36
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Warna untuk Diffuser, Grille dan Register di-anodized dengan warna
akan ditentukan kemudian oleh Arsitek / Interior Designi.
Register adalah grille yang dilengkapi dengan volume damper. Semua
register atau grille dilengkapi dengan blade 2 (dua) arah kecuali bila
diterangkan lain. Grille tanpa memakai volume damper.
Damper dari diffuser / register adalah galvanized iron sheet BJLS 60 tipe :
"Opposed blade damper". Finishing : dicat hitam.
Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara,
serta dapat dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.
Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari diffuser / grille /
register.
h. Plenum
Plenum sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material (BJLS)
sesuai dengan ketentuan yang tersebut terdahulu.
Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3 dan
kalau perlu memakai bracing pada sisi yang paling panjang.
i. Dampers
Volume dampers harus type opposed multi blade damper.
Volume damper yang terpasang di-duct, konstruksi damper dari bahan
BJLS 140 untuk ukuran duct diatas 36” dan BJLS 120 untuk ukuran duct
diatas 20” s/d 36”, BJLS 80 untuk duct s/d 20”. Untuk volume damper
yang berada pada terminal udara (diffuser), dari bahan BJLS 60. Poros
damper pada duct terikat pada baja bulat diameter 10 mm.
Volume damper yang terpasang di-duct harus dilengkapi dengan
petunjuk besarnya bukaan damper dan dapat dikunci kuat pada
kedudukan yang diinginkan. Konstruksi petunjuk bukaan damper ini
demikian rupa sehingga tidak menggangu pemasangan isolasi dan tidak
tertutup oleh isolasi.
j. Louver
Louver dari bahan galvanized atau alluminium sesuai seperti ditentukan
pada gambar, dengan ketebalan 1 mm.
Setiap pemasangan louver harus dilengkapi dengan bird (insect) screen
pada bagian dalamnya. Luas efektif Louver harus lebih besar dari 50%
luas permukaan.
k. Pembersihan Saluran Ducting
Dinding bagian dalam saluran ducting harus dibersihkan dari debu yang
melekat atau menempel dengan alat pembersih yang dibasahi (alat
37
37
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
pembersih harus dari jenis yang tidak meninggalkan debu atau serat
kapas / benang / debu) dengan cara membersihkan lembar per lembar
sebelum dibentuk menjadi saluran ducting.
38
38
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Solder lunak tinlead 50 - 50 tidak boleh dipergunakan solder
tinlead 95-5 dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas
panas.
- Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk
mencegah melentur dan meneruskan getaran mesin kepada
bangunan.
2.07. Pekerjaan Isolasi
1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan isolasi
untuk pipa, ducting dan peralatan yang ditentukan, lengkap dengan material
lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.
2 Material
a. Isolasi Luar (Ducting) :
Glasswoll tebal 1" atau 2, density 24 kg/m³, conductivity 0.26 Btu/h
b. Isolasi Dalam (Ducting / Plenum) :
Glasswoll tebal 1" atau 2, density 32 kg/m³, conductivity 0.26 Btu/h
c. Isolasi Pipa :
Closed cell nitrile ruber, density 64-80 kg/m³, conductivity 0.26
Btu.in/hr.ft2.F
d. Alluminium Foil :
Double sided, reinforced, fire resistant.
e. Adhesive Tape :
Adhesive aluminium foil, fire resistant.
3 Isolasi Luar
a. Ducting supply dan return yang berada dibawah roof (atap) diisolasi dengan
ketebalan 2".
b. Ducting supply dan return yang tidak berada dibawah roof (atap) diisolasi
dengan ketebalan 1".
c. Ducting yang aliran udaranya bersuhu sama dengan udara sekitarnya tidak
perlu diisolasi.
d. Ducting berhubungan dengan udara luar diisolasi dengan ketebalan 2".
e. Cara melekatkan isolasi dengan memakai adhesive klip dan tidak dibenarkan
memakai tali plastik. (lihat gambar detail).
f. Sambungan antara dengan overlap 3".
g. Selanjutnya dibalut dengan alluminium foil sambungan antara overlap 3".
h. Semua sambungan alluminium foil menggunakan alluminium foil adhesive
tape, sehingga betul-betul kedap udara.
39
39
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
i. Dibawah roof (atap) harus diisolasi fibre glass tebal 2" dan dilapisi dengan
alluminium foil dan seperti yang ditunjukan pada gambar detail perencanaan
yang menyertai dokumen ini.
4 Isolasi Dalam (Duct & Plenum)
a. Isoalsi dalam untuk duct dan plenum baik supply maupun return adalah
dimaksudkan untuk menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh
peralatan, duct, fitting dan lain-lain, sehingga tercapai NC ruang yang
dikehendaki.
b. Ukuran ducting dan plenum yang ditunjukan dalam gambar adalah ukuran
lobang laluan udara setelah diisolasi dalam.
c. Isolasi dalam dari ducting adalah fibre glass tebal 1" atau 2" dan dilapisi
dengan glass cloth seperti yang ditunjukan dalam gambar atau dari jenis
yang khusus untuk isolasi dalam dimana salah satu sisi dilapisi dengan black
neoprane compound atau dilapisi dengan glass cloth fire resistant.
d. Isolasi dalam dari plenum sama seperti dengan isolasi dalam dari ducting,
dengan kekecualian tebal isolasi 2" untuk plenum supply dan 1" untuk
plenum return atau seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
5 Isolasi Pipa
a. Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant dan pipa drain kondensat.
b. Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah :
Ø 6,35 s/d 12,7 tebal 3/4” ( 20 mm )
Ø 15.8 s/d 34 tebal 1” ( 25 mm )
c. Ketebalan isolasi pipa drain kondensat :
Ø 20 s/d 50 tebal 1/2” ( 13 mm )
d. Cara melekatkan isolasi kepipa memakai perekat yang dianjurkan pabrik
pembuat isolasi, demikian juga dengan sambungan antara.
40
40
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya berikut detail-detail yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan Pengawas / Konsultan Perencana. Pemborong wajib
mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
Dinas Pemadam Kebakaran
Lembaga Pengujian Bahan
Dinas Keselamatan Kerja
3 Spesifikasi Teknis
Peralatan Listrik
- Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power faktor
minimum 0.8 putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor
tersebut. Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi
standard NEMA (Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).
- Panel
Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga
dan panel-panel kontrol sebaiknya harus dari merek yang sama yang
digunakan pada instalasi listrik. Dalam penawaran harus disebutkan
pembuat panel dan merk komponen yang digunakan.
Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm,
dilengkapi dengan kunci Yale atau setaraf pengecatan dengan cat
dasar dan duco minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan
kemudian.
Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan
tertentu yaitu panel-panel yang dirakit disini haruslah berasal dari
pembuat panel khusus, untuk merk komponen yang dipakai.
Tiap-tiap panel dan unit mesin harus di-grounded. Tahanan
pentanahan harus lebih kecil dari 3 ohm, diujur setelah minimal tidak
hujan 2 hari.
- Panel Starter
Star Delta Starter :
Bila motor kapasitas 7.5 HP keatas.
Direct on Line :
Bila motor kapasitas dibawah 5 HP.
Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp (Green, Red, White),
volmeter serta ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase,
41
41
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
plat nama untuk peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF
dan disconnecting switch bila memakai remote star stop.
- Semua panel star delta dilengkapi dengan :
* Pilot lamp - red, green, white.
* Ampere meter - untuk 3 ph dengan selector phase switch.
* Voltmeter - untuk 3 ph denganselector phase switch.
* Disconnecting switch untuk remote star stop.
2 Umum
a. Kontraktor harus melengkapi sarana untuk peredam suara / getaran dari
peralatan yang menimbulkan sumber suara / getaran yang berlebihan sesuai
seperti ditunjukkan pada gambar ataupun yang tidak terlihat pada gambar
tapi mutlak diperlukan karena Noise Criteria / getaran yang ditimbulkan oleh
unit melebihi dari batasan yang disyaratkan.
b. Kontraktor harus berkoordinasi dengan Kontraktor lainnya dalam
pelaksanaan agar mencegah terjadinya kontak langsung dengan instalasi
lainnya maupun struktur yang bisa menjadi sumber penyebar suara /
getaran.
c. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki tanpa adanya biaya tambahan
bila dalam pemasangannya sarana tersebut rusak karena salah dalam
pemasangan ataupun pemilihan jenis, maupun ukuran.
d. Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih ukuran, type dan jenis dari
sound attenuator (bila ditunjukkan dalam gambar) sehingga penentuan
dynamic insertion loss sesuai dengan kebutuhan demikian juga dengan
isolasi getaran untuk masing-masing peralatan yang akan dipasang. Untuk
itu Kontraktor harus memberikan data-data kepada Pabrik atau Supplier baik
itu data-data teknis dan kemampuan yang berasal dari peralatan maupun
data-data dari lokasi peralatan dan data-data struktur.
42
42
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
3 Spesifikasi Teknis
a. Isolasi Dalam Duct (Internal Duct Lining)
Isolasi dalam dari duct (Internal Duct Lining) dimaksudkan untuk
menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh sumber suara seperti
Fan / Blower IU, sehingga noise level yang didistribusikan ke ruang-ruang
mencapai kriteria perencanaan.
Isolasi dalam dari material fibre glass dengan density 48 kg/m³.
Permukaan bagian luar isolasi dalam dilapis dengan glass cloth dengan
memakai adhesive pin atau dari jenis yang sisi luarnya dilapis dengan
black neoprene compund.
Material isolasi adalah inorganic, non hygroscopie dan
noncombustible.
b. Isolasi Luar Duct (External Duct Lining)
Jalur duct supply maupun exhaust yang menuju atau dari area yang
ditempati dimana kemungkinan bisa terjadi noise breakout dan noise
breakin harus diberi isolasi luar tebal 1" dengan density 32 kg/m³ dan
selanjutnya dilapis aluminium foil.
c. Indoor Unit / Evaporator Blower
Sound power level sesuai seperti yang ditentukan dan berada pada
batas-batas yang normal untuk kapasitas dan static pressure yang
ditentukan.
Bila dalam pemilihan peralatan, ketentuan tersebut dilampui dan
terbukti unit yang dipasang melebihi dari rating Sound Power Level (SPL)
yang ditentukan atau diminta, maka Kontraktor wajib mengganti type
fan terpasang atau karena sesuatu hal harus mengganti unit IU nya tanpa
ada tambahan biaya.
Indoor Unit ( IU ) Menggantung didalam plafon dengan anti vibration
isolator.
Sambungan Indoor Unit ( IU ) ke ducting memakai sambungan flexible
dari jenis lead vinyl, dimana pemasangannya sedemikian rupa dan tidak
menyebabkan gangguan aliran udara.
d. Ventilasi ( Fan / Blower )
Sound power level sesuai seperti yang ditentukan dan berada pada
batas-batas yang normal, untuk kapasitas dan static presssure yang
ditentukan.
Bila dalam pemilihan peralatan, ketentuan tersebut terbukti melebihi
dari rating Sound Power Level (SPL) yang ditentukan atau diminta maka
43
43
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Kontraktor wajib mengganti type fan terpasang tanpa ada tambahan
biaya.
e. Isolasi Getaran
- Peralatan
Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus dinamis balance
antara lain seperti fan dan sejenisnya.
Semua peralatan yang menimbulkan getaran harus menggunakan anti
vibration spring mounting yang dipasang seri dengan neoprane pad.
Pemilihan type, jenis dan static defleksi dari anti vibration mounting
haruslah sesuai dengan jenis peralatan, berat, jumlah tumpuan, dll.
Bila terjadi kerusakan karena pemilihan yang tidak benar dari anti
vibration mounting akan menjadi tanggung jawab Kontraktor tanpa
adanya tambahan biaya.
- Pemipaan
Semua pipa-pipa yang berhubungan dengan peralatan yang
dilengkapi dengan anti vibrasi dan berada di ruang mesin harus
ditumpu / digantung memakai anti vibrasi spring mounting dan
neoprene pad. Jika tidak dispesifikasi, anti vibrasi ini minim
mempunyai static defleksi 25 mm. Minimal 3 penggantung /
penunjang pertama dari pipa yang dari / ke chiller harus
dilengkapi dengan anti vibration (spring mounting dan neoprene).
Semua penggantung / penunjang pipa baik vertikal maupun
horizontal harus dilengkapi dengan neoprene gasket dengan
minimum ketebalan 6 mm.
44
44
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
d. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk /
pedoman pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut .
e. Termasuk pekerjaan pemborong AC untuk menyediakan inertia concrete
block (seperti ditunjukkan dalam gambar rencana) untuk dipasang dibawah
peralatan yang ditentukan.
f. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran
(vibration eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan
getaran yang ditimbulkan oleh mesin-mesin.
g. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan
(support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa
kabel dan duct yang diperlukan.
h. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan
atau penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa,
profil, batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja
yang disetujui.
i. Semua support yang menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-pelat
(flanges) yang kuat pada titik tumpuannya pada lantai.
j. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan
harus berkonsultasi dengan MK dan Pemborong Sipil.
k. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-
dudukan atau penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi
cukup merata sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak
wajar.
l. Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission)
kedalam ruangan-ruangan yang dihuni.
m. Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
n. Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu
untuk memenuhi syarat tersebut.
2 Pengecatan
a. Untuk penggantungan / penyangga setelah dicat dasar harus dicat dengan
cat alluminium.
b. Semua peralatan, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau
karat yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi
dengan warna yang sesuai secara keseluruhan atau warna yang .
45
45
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2.11. Pekerjaan Testing, Adjusting dan Balancing
1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk
seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-
besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-gambar
rencana sehingga sistem betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan rencana.
2 Umum
Pelaksanaan TAB (Testing, Adjusting & Balancing) secara mendasar maksimal harus
mengikuti standard petunjuk NEBB, ASHRAE & SMACNA dengan menggunakan
peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.
3 Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor yang
bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju aliran udara
Pitot tube dengan inclined manometer pada ducting.
Anemometer dan sejenisnya.
Hood untuk mengukur udara pada diffuser.
b. Pengukuran temperatur udara / air
Sling psychrometic.
Thermometer.
c. Pengukuran putaran (rpm)
Tachometer atau sejenisnya.
d. Pengukuran listrik
Voltmeter.
Ampermeter / ampertang.
e. Pengukuran tekanan
Barometer / pressure gauge.
f. Pengukuran laju aliran air (portable field flow meter)
Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting / kedudukan
dari peralatan balancing.
4 Pelaksanaan TAB
a. Secara detail TAB harus dilaksanankan terhadap seluruh system dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai
atau mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam rencana.
46
46
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
b. Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan dalam desain, juga diwajibkan
melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang
tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan
dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data-
data yang diperlukan bagi pihak Maintenance dan Operation.
c. Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap
besaran-besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus
dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya / formnya sudah disetujui
oleh Pengawas.
d. Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
e. Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga Pengawas,
dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga
disaksikan oleh Pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut mananda
tangani.
f. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana
kerja, mengenai prosedur pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian
pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan dengan pihak MK untuk
mendapatkan persetujuannya.
g. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu
bentuk formulir (format) untuk masing-masing jenis pengukuran
yang berisi item-item yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem yang
akan dilakukan pengetesan / pengukuran.
5 Balancing System Distribusi Udara
Prosedure Testing and Adjusting
a. Test dan disesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan design.
b. Test dan catat motor full load amper.
c. Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan
cfm dan fan sesuai design. Lokasi titik pengukuran harus berada pada jarak
yang memungkinkan.
d. Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
e. Test dan disesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
f. Test dan disesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing-masing IU.
g. Test dan catat temp. DB dan WB dari udara masuk dan keluar dari coil dan
yang keluar sesudah fan.
h. Ukur dan sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang
utama.
47
47
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
i. Ukur dan sesuaikan kebutuhan cfm supply dan cfm return masing-masing
ruang di diffuser ataupun grille return dalam batas-batas toleransi yang
diizinkan dengan memamkai alat ukur Hood dan Anemometer.
j. Identifikasi ukuran, type, masing-masing performance dari jenis diffuser
untuk merek yang digunakan.
6 Laporan TAB
Kontraktor harus membukukan laporan hasil testing adjusting dan balancing
(TAB) serta pengukuran ini, dalam suatu buku yang berisi
masing-masing laporan pengetesan berupa suatu bentuk format yang tertata
baik yang isinya detail dan jelas. Isi laporan ini harus diketahui oleh Petugas MK
yang mendampingi Kontraktor M&E selama TAB
2.12. Produk
Bahan dan peralatan yang memenuhi spesifikasi Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan salah satu dari daftar bahan dan peralatan sesuai daftar
dibawah ini. Pemborong baru bisa mengganti peralatan dari produk lain yang
setaraf dengan produk-produk tersebut dibawah ini dan harus ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Pemberi Tugas atau Konsultan Perencana .
48
48
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
SMACNA & AMCA.
Dan lain-lain standard yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang
belum tercantum di atas.
1.3. Instalasi
1 Umum
Semua peralatan danalat Bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan
sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.
2 Landasan Peralatan
49
49
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
1 Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus
mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga Accessories Pipa dan Duct seperti Valve, Trap, Clean Out,
Damper, Filter, Venting dll. Untuk itu Pemborong dalam pemasangannya wajib
memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan dan accessories tersebut,
sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.
2 Disamping itu Pemborong juga harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum
ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (access panel), untuk setiap
peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
3 Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang
diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel
tersebut sehubungan dengan letak peralatan / accessories dan kaitannya
dengan arsitek / interior perlu dibicarakan dengan Direksi untuk disetujui.
1.6. Pengecatan
Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak di-
galvanis harus dicat dasar dan cat finish.
Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak
dan segala kotoran yang melekat. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti
karat dan cat finish terdiri atas 2 lapis cat copolymer. Untuk peralatan-peralatan
yang cat pabriknya rusak / cacat dalam pengangkutan, penyimpanan dan lain
sebagainya, maka harus dicat kembali sesuai aslinya atau warna yang
ditentukan Direksi.
53
53
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2.03. Persyaratan Pemasangan
1 Umum
a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang
dari 50 mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta
penghalang lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan, antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan pada gambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan union atau flange.
f. Sambungan lengkung, reducer dan sambungan-sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti
berikut, kecuali seperti diperlihatkan pada gambar.
i. Dibagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
ii. Dibagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
h. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik
buangan. Drains dan vents harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan.
i. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handle) tidak boleh
menukik.
j. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan
angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah
memanjang.
k. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah
pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-
katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
54
54
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
l. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan
dimana pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok kolom atau
langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, ruang-ruang
kosong diantara sleeves dan pipa-pipa harus dipakal dengan bahan rock-
wool. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan perpipaan yang tersisa
pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau
plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
m. Semua galian, harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
n. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
s/d 40 2.0 3
-------------------------------------------------------------------------------------
Pipa Besi 50 s/d 80 3.0 4
-------------------------------------------------------------------------------------
100 s/d 150 atau lebih 4.0 4
-------------------------------------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
-------------------------------------------------------------------------------------
50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
55
55
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut
ini :
Perubahan perubahan arah.
Titik percabangan.
Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang
sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
Diameter Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sampai ----- 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 10 mm
65 mm s/d 150 mm 12 mm
56
56
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
4 Pemasangan Katup-katup
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi
dan untuk bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
i. Diruang Mesin
----------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Ukuran Katup
----------------------------------------------------------------------
Sampai------- 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
200 mm atau lebih besar 50 mm
-------------------------------------------------------------------
ii. Lain-lain, ukuran katup 20 mm
c. Ventilasi udara otomatis
d. Katup kontrol aliran keatas dan kebawah.
e. Katup pengurang tekanan (pressure reducing valves) untuk aliran keatas dan
kebawah.
f. Katup by-pass.
5 Pemasangan Strainer
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut
ini
a. Katup-katup pengontrol.
b. Pipa hisap pompa.
6 Pemasangan Katup-katup Pelepasan Tekanan
Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan ditempat-tempat yang
mungkin timbul kelebihan tekanan.
7 Pemasangan Katup-katup Pengaman
Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan
sumber tekanan.
8 Pemasangan Ven Udara Otomatis
Vent udara otomatis harus disediakan ditempat-tempat tertinggi dan kantong
udara.
9 Pemasangan Sambungan Fleksibel
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dari
sumber getaran.
57
57
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
10 Pemasangan Pengukur Tekanan
a. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
c. Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang
dilas.
d. Sebelum pekerjaan las dimulai Pemborong harus mengajukan kepada Direksi
contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
e. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi.
f. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
g. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi.
13 Sleeves
a. Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.
58
58
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
c. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis "Flushing
Sleeves".
e. Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau "Caulk".
14 Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan disetiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan
cara-cara / metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing
disingkirkan.
2.04. Pengujian
a. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air
dibawah tekanan tidak kurang dari tekanan kerja ditambah 50% dan tidak
lebih tinggi lagi dalam jangka waktu 1 jam.
b. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.
c. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus)
dari hubungan-hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
2.05. Pengecatan
1 Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
a. Pipa servis.
b. Support pipa dan peralatan konstruksi besi.
c. Flens.
d. Peralatan yang belum dicat dari pabrik.
e. Peralatan yang catnya harus diperbarui.
2 Persyaratan Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi Pengecatan Pengecatan
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
59
59
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Pipa & peralatan dalam plafond Zinchromate primer 2 lapis dan cat akhir
2 lapis
Pipa & peralatan expose Zinchromate primer 2 lapis dan cat akhir
2 lapis
Pipa dalam tanah 2 lapis flincote
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
60
60
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
3.02. Tangki Air Kebakaran ( Fire Water Tank )
1 Tangki air kebakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu
setiap saat.
2 Tangki air kebakaran harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk
memungkinkan pengurasan dan perbaikan.
3 Sumur Hisap ( Suction Well / Suction Pit )
Untuk memperkecil volume air mati setebal 750 mm pada pipa isap pompa,
maka harus dibuat suction pit sedalam 750 -1000 mm untuk setiap tangki.
4 Tangki air kebakaran dapat dibuat dari konstrksi beton, Fibreglass
Reinforced Plastic atau Coated Carbon Steel.
5 Tangki air kebakaran harus mempunyai perlengkapan sbb :
Manhole.
Tangga monyet.
Pipe ven penghubung maupun ven ke udara luar.
Pipa peluap.
Water level indicator.
Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel listrik dsb.
63
63
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2 Outdoor Hydrant Box (class I NFPA) harus terdiri dari peralatan sbb :
- Fibre box outdoor type, ukuran 750 mm L, 1500 mm T & 270 mm D dicat
duco warna merah dengan tulisan warna putih HYDRANT pada tutup yang
dapat dibuka 180 dan dilengkapi stopper.
- Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
- Hydrant valve, chromium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk
valve disesuaikan dengan posisi pipa.
- “JET” Firehouse A-one type size 40 mm x 30 meter termasuk couplings.
- Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm
3.06. Pillar Hydrant
Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan
main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.
Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang dipergunakan oleh Mobil
Dinas Kebakaran Kota.
3.07. Fire Brigade Connection ( Siamesse Connection )
1 Fire pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way
dengan main valve dan branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.
2 Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve
dan outlet coupling yang sesuai dengan standard yang dipergunakan oleh Dinas
Pemadam Kota.
3.08. Pemadam Api Ringan (PAR / PFE)
1 PAR disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni bangunan.
2 Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 buah PAR jenis
Multipurpose Dry Chem.dan kapasitas minimal 3 kg setiap luas 200 m2.
3 Untuk ruang mesin / ruang AHU dan ruang pantry serta ruang elektrikal
disediakan 1 buah PAR jenis CO2 kapasitas minimal 5 kg untuk setiap luas 150
m 2.
4 Untuk ruangan transformator digunakan jenis CO2 kapasitas 25 kg yang
dilengkapi dengan roda.
5 Untuk ruangan Genset digunakan jenis foam kapasitas 25 kg yang dilengkapi
dengan roda.
6 Setiap lokasi penempatan PAR agar diberikan petunjuk atau tulisan yang mudah
dibaca.
7 PAR harus dilengkapi dengan Bracket dan Visual Indicator yang dapat
memperlihatkan jika PAR sudah digunakan.
64
64
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
8 PAR harus standard UL dan telah mendapat pengesahan resmi dari Dinas
Pemadam Kebakaran.
9 Tabung PAR terbuat dari sistem seamless tube dan harus dilengkapi dengan
Safety Valve.
10 PAR harus dilengkapi dengan surat approval atau sertifikat test dari Dinas
Pemadam Kebakaran dan Depnaker.
11 PAR harus dilengkapi dengan sertifikat Pabrik pembuat.
66
66
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
2 Setiap booster pump harus mempunyai paling sedikit 2 pompa dan paling banyak
4 (empat) pompa sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam booster
pump berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
3 Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m 3/jam boleh
mempergunakan Pressure Control System sedangkan untuk laju aliran lebih
besar dari 41 m3/jam harus mempergunakan Flow Monitor Control System.
4 Setiap Booster Pump antara lain terdiri dari peralatan sbb :
Centrifugal pump with motor
Pressure tank membrane pre-charge type
Inlet and outlet headers
Inlet and outlet valves
Check valves against water hammer
Inlet strainers
Power and control panel
Flow regulators
Pressure switch / flow monitor switch
Pressure gauges
Hydraulic connections
Electrical connections
Base frame
68
68
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
Satu pompa bekerja dan yang lain sebagai cadangan. Pergantian pompa yang
bekerja dapat dilakukan dengan memutar Selector Switch.
Apabila muka air ditangki atas turun ke batas “L” maka pompa akan On
sampai muka air naik ke batas “H”,
Pompa tidak bisa bekerja apabila muka air ditangki bawah berada diambang
batas “LL” dan akan bekerja lagi apabila air terisi kembali sampai batas “L”.
5 Spesifikasi Pompa sebagai berikut :
- Type : End suction centrifugal vertical multi stage direct coupled
with electro motor
- Shaft seal : Mechanical
- Casing : Cast Iron / Standard Temperature
- Speed : 1450 rpm
- Base frame : Cast Iron or Steel
- Effisiensi : Minimum 65%
69
69
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Speed : 2900 rpm
- Base frame : Cast Iron or Steel
- Effisiensi : Minimum 65%
4.02. Perpipaan
1 Umum
- Macam perpipaan air limbah adalah air hujan, air limbah saniter dan limbah
dapur.
- Jenis pipa lihat “Spesifikasi Perpipaan”
2. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari atap atau canopy sampai selokan/drainase
kota.
3. Limbah Saniter
Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain closet, urinal,
lavatory dan floor drain, sampai pipa utama ke STP terus air kotor hasil dari STP
yang sudah sesuai standart kota.
4. Limbah Dapur
Perpipaan limbah dapur mulai dari kitchen sink, grating drain, floor drain sampai
pipa utama air kotor melalui grease trap.
70
70
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
4.03. Sumur Periksa
1 Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
2 Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
3 Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus
dibuat beralur sesuai fungsi saluran yaitu lurus, cabang atau selokan.
4 Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa ven.
4.04. Manhole
1 Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
2 Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease
akan terbentuk penahan bau.
3 Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan
untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4 Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
-----------------------------------------------
Outlet diameter Cover diameter
-----------------------------------------------
2” 4”
3” 6”
4” 8”
------------------------------------------------------------
72
72
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
4.08. Floor Clean Out
1 Floor clean out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Water Proof
type.
2 Floor Clean Out terdiri dari :
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type.
- PVC neck.
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection and with flange for
water proofing.
3 Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
muda dibuka dan ditutup.
4.09. Roof Drain
1 Roof drain yang dipergunakan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan
konstruksi water proof.
2 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
buangan.
3 Roof drain harus terdiri dari atas 3 bagian sbb :
- Bitumen coated cast iron body dengan water proof flange.
- Bitumen coated neck for adjustable fixing.
- Bitumen coated cover dome type.
4.10. Canopy Drain
Canopy drain yang dipergunakan disini adalah floor Drain Bucket Trap Type.
(lihat “SPESIFKASI FLOOR DRAIN”)
74
74
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
b. Instalasi dan Instruction Sound System.
c. Connection diagram sound system.
d. Shipping dokumen dari pabrik untuk peralatan sound system yang terpasang
pada proyek ini.
e. Surat dukungan dari princifal yang memegang merk.
f. Foto copy sertifikat Standard Approval sesuai dengan persyaratan dan
peraturan umum.
4 Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang di dalam
bangunan berfungsi dengan baik.
5 Memasang nama-nama zone pada zone modul dan jumlah zone pada panel
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.
3.3. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan
. Syarat-syarat Dasar
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai spesifikasi yang jelas dan
kapasitas yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan rak maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang ada dalam gambar yang sudah baku.
76
76
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
c. Back Ground Music dapat di program untuk Cassette Deck, Radio Tuner atau
CD Player.
d. Memilih sumber suara Back Ground Music yang ingin diperdengarkan di
Public Area dan Corridor
e. Mengirim sumber suara dari Public Address System ke MATV system agar
dapat diperdengarkan dalam kamar melalui peralatan televisi
f. Memilih zone speaker yang ingin diaktifkan
g. Mengambil alih fungsi seluruh speaker yang terpasang di dalam bangunan
untuk keperluan paging atau emergency call, walaupun pada saat sedang
difungsikan sebagai sarana Back Ground Music.
h. Mengembalikan fungsi sistem Tata Suara ke keadaan semula yaitu sebelum
dioperasikan untuk paging atau emergency call
2 Paging
a. Untuk paging, tingkat kuat suara dapat diset dari sentral sistem Tata Suara.
b. Nada-nada yang mengawali paging harus mempunyai nada-nada yang cukup
spesifik.
c. Mic paging diletakkan di Ruang Kontrol
3 Back Ground Musik (BGM)
a. Back ground musik hanya terdengar di Lobby , koridor dan toilet.
b. Alat untuk Back Ground Musik adalah Cassette Player, CD / MP3, Radio.
4 Car Call
a. Car call hanya terdengar di Area Parkir
b. Mic car call diletakan di Lobby Car Call
c. Car call adalah alat untuk Panggilan Supir/Pengendara.
5 Emergency dan Evakuasi
a. Apabila terjadi Alarm dan Alarm Bell terkait berbunyi maka penghuni akan
mendapatkan instruksi dari Ruang Kontrol melalui Sentral Sound System.
b. Pengumuman keadaan darurat dan tanda bahaya
- Keadaan darurat / bahaya misalnya karena adanya gejala sumber
kebakaran, gangguan keamanan atau huru hara, informasi yang
disampaikan berupa penjelasan mengenai situasi, pengarahan untuk
penyelamatan atau tanda bahaya bila keadaan telah betul-betul gawat.
77
77
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Cara penyampaian bisa secara selektif atau all call, selektif dipilih untuk
menghindari kepanikan dan kemacetan pada satu pintu atau jalan keluar.
All call dipilih bila keadaan sudah tidak terkendali lagi.
- Emergency call merupakan prioritas pertama pada sistem ini.
c. Sistem harus dapat menerima sinyal dari sistem Fire Alarm dan dapat
mengeluarkan nada-nada yang spesifik sebagai petunjuk telah terjadi suatu
keadaan darurat.
d. Untuk keperluan Emergency Paging, sistem harus dapat mengaktifkan baik
secara manual melalui operator / fire officer atau otomatis, sinyal
pengumuman peringatan, lalu setelah melalui waktu yang telah
diprogramkan baru dilakukan pengumuman evakuasi.
e. Saat menerima sinyal dari Fire Alarm, sistem harus dapat mengaktifkan
sinyal peringatan ke satu lantai diatas dan satu lantai dibawah lantai yang
bersangkutan untuk mencegah terjadinya kepanikan pada lantai-lantai yang
lainnya.
f. Jika keadaan terjadi karena adanya alarm palsu / False Alarm, maka sistem
harus dapat melakukan pengumuman telah terjadi alarm palsu / False Alarm
78
78
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal
- Trunking kabel digantung dilantai bangunan dengan dynabolt berukuran
1/2” x 2”.
6 Alat Pengeras Suara
Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang sesuai dengan
gambar dimana koordinat yang tepat akan ditentukan dilapangan.
79
79
Spesifikasi Teknis Mekanikal Elektrikal