Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK C HB RSUD TEMANGGUNG

STASE KEPERAWATAN ANAK


“DIARE”

Disusun oleh:

Siti Nur Azizah 20194030017

Wahyulianto 20194030031

Nurul Latifah 20194030068

Mazid Ramdhani Firdaus 20194030085

Nadila putri Mayna 20194030018

Sri Yusrian 20194030063


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tutorial dengan baik
dan lancar. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan nabi besar
Kita, Nabi Muhammad SAW. Semoga ajaran yang beliau ajarkan dapat kita amalkan
dalam kehidupan sehari-hari dan kita bisa mendapatkan syafa’at beliau di akhirat
nanti. Aamiin.
Penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan
menyelesaikan stase keperawatan anak Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam penyusunan laporan ini, penulis
banyak mendapatkan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Ibu Rahmah, Ns., M.Kep., Sp.An
selaku penanggungjawab stase anak HB RSUD Kabupaten Temanggung.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari
bahasa maupun teknik penyajiannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan agar laporan ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata
penulis mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan penulis ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Temanggung, 26 November 2019

Kelompok C HB RSUD Temanggung


SKENARIO TUTORIAL

Anak D usia 11 bulan datang ke RSUD Temanggung tanggal 17 november


2019 datang dengan keluhan diare disertai muntah-muntah, BAB cair >3x dalam
sehari, pasien tidak mau makan, pasien terlihat kurus, mata cekung, menagngis rewel,
terlihat ada bekas luka dilengan kanan dengan diameter 3 cm berwarna kehitaman.
Mahasiswa perawat kemudan melakukan pengkajian awal dengan hasil:
Ibu anak D mengatakan, anak D merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara dengan
riwayat persalinan:
1. Anak pertama lahir 1700 gr di RSUD temanggung tahun 2016 dengan
penolong dokter operasi sesar karena KPD dengan usia kehamilan 24 minggu
riwayat asi eksklusif
2. Anak ke dua lahir 2700 gr di RSGS 2018 lahir secara spontan ditolong bidan
usia kehamilan 38 minggu asi eksklusi negatif sejak lahir minum susu
formula karena asi tidak keluar
Ibu anak D mengatakan rutin melakukan kunjungan kehamilan ke bidan tidak
mengkonsumsi obat-obatan selama hamil, tidak memiliki riwayat hospitalisasi
selama mengandung anak D tidak memiliki riwayat sakit sakit dan riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi, diabetes dll.anak D sudah melakukan imunisasi lengkap
kurang imunisasi campak saja, anak D rutin mengikuti posyandu setiap bulan . Anak
D juga tidak memiliki riwayat alergi baik terhadap makanan, bahankimia maupun
obat-obatan. Anak D juga memiliki riwayat hospitalisasi karena diare selama 6 hari
dan dirawat di RS selama satu minggu. Usia ibu 40 tahun pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga pendidikan terakhir SD, sedangkan ayah anak D berusia 39 tahun,
pegawai bengkel pendidikan terakhir SMP. Ibu anak D juga mengatakan tidak
memiliki komplikasi persalinan saat melahirkan anak D, dilakukan IMD selama 1
jam setelah lahirnya anak D tidak ada perbedaan tumbuh kembang yang signifikan
dengan anak pertama anak D mulai bisa berbicazra memanggil ayah nya sejak dua
bulan yangng lalu, belum bisa berjalan, baru mulai rambatan.
Mahasiswa perawat memberikan obat:
Obat oral : zinc sirup 1x1/2, pamol sirup 3x1/2 Liprolac 3x1/2
Obat infus : Ra rehidrasi 60 cc, Kaen 3A 6 tpm, Pamol 6 cc
Obat Injeksi : Ampicilin 150 mg, ondan 3x0,5 mg
Mahasiswa perawat kemudian melakukan pemeriksaan fisik dengan hasil:
TTV: Nadi 101 x/menit; RR 28x/ menit; suhu 37,8; SPO2 98%; BB 5,8 kg, LILA 14
cm; LK 45 cm; teraba hangat, anak D terlihat sedikit batuk, hasil dari pengkajian fisik
yang telah dilakukan pada pasien yaitu:
Kepala Rambut
 Bentuk kepala normal  Penyebaran rambut merata
 Satura sigitalis tepat  Tidak bau
 Gambaran wajah simetris  Tidak rontok
 Warna hitam

Telinga Hidung
 Bentuk normal  Bentuk normal
 Ukuran sama simetris kanan dan kiri  Septumnasi normal
 Warna merah muda  Meatus normal
 Tidak ada lesi  Tidak ada luka
 Tidak ada nyeri tekan
 Telinga tidak ada penumpikan serumen Dada
Mulut  Bentuk dada simetris
 Warna pucat  Tidak ada jejas
 Mukosa kering  Tidak ada luka
 Warna lidah pink  Pergerakan dinding dada simetris
 Tonsil normal  Tidak ada retraksi ruang sela iga
 Tidak ada nyeri tekan
Kuku  Eksapnsi dada simetris kanan dan kiri
 Warna merah muda  Vokal fremitus sama kanan kiri
 CRT 2 detik  Tidak ada massa
 Iktus kordis teraba , tidak ada pergeseran
Abdomen
 Pergerakan dinding simetris Kulit
 Sebaran rambut rata  Kecoklatan
 Tidak ada asites  Lembab
 Tidak ada pigmentasi  Turgor kulit 2 detik
 Tidak ada hernia umbulical
 Tidak ada pelebaran vena
 Tidak ada spider navi
 Pulsasi aorta tidak terlihat
Tutoial Pertemuan ke-1

Nama : An. D Umur : 11 bulan


Agama : Islam Alamat : Pringsurat, Temanggung
Jenis Kelamin : P No. RM : 29XXXX

No. Data Masalah Kep. Pathway More Info Don’t Know Learning Issue Problem Solving
1. DS: Defisien volume Terlampir - - - DIARE
-BAB cair cairan O:
-pasien muntah- - Observasi
muntah N:
- Motivasi
DO: -
-mata tampak cowong E:
-mukosa kering - Edukasi
C:
- Kolaborasi
DS: Diare -tes feses -mengapa pasien -klasifikasi dehidrasi
-an. Diare sudah 6 hari -pengetahuan ibu diberi zinc? Untuk yang disebabkan diare
-an. Rewel terkait dengan cara upaya rehidrasi -pencegahan diare di
membuat susu anak -ada tidak rumah (terkini)
DO: -perawatan alat kontraindikasi -penatalaksanaan diare
- Leukosit tinggi ( makan/ minum anak pemberian zinc? Zinc terkini (farmakologi
itu menjadi dan non farmakologi)
penatalaksanaan diare -EBN
yang efektif untuk -IRK
anak -komplikasi diare
-adakah perbedaan
penatalaksanaan diare
pada usia anak?
Dosis nya yang
menjadi berbeda
karena kebutuhan
cairannya berbeda.
Kalau anak diare usia
<2 tahun,
memperbanyak ASI.
Kalau >2 tahun, ASI
tidak menjadi
prioritas pengobatan.
-bagiamana
penatalaksanaan diare
di rumah? Diberi
oralit, diberi air putih
yang banyak, rebusan
air daaun jambu
merah, minum madu
-Makan MPASI yang
mengandung banyak
cairan seperti sup.
Food, finger, flies,
feses, and fluid .
DO:  Ketidakseimbanga -pola makan sebelum
-mata cekung n nutrisi kurang sakit
-LK 45 cm dari kebutuhan -pengetahuan ibu
-BB 5,8 kg terkait membuat susu
-Pasien tampak kurus anak
DS: -tumbang sesuai usia
-asupan makan kurang -formula gizi yang
diberikan dari gizi
-makanan/ minuman
kesdukaan anak
DO: - Leukosit tinggi (  Risiko infeksi -luka sejak kapan dan
cara mengatasinya
-px dada
auskultasi
HASIL DISKUSI
1. Klasifikasi
 Tanpa dehidrasi: KU-> baik, mata tidak ceukung
 Ringan: haus, rewel, KU-> gelisah, mata cekung, rasa keinginan
minum terus-menerus, turgor kulit lambat
 Sedang: gelisah, kulit lambat,
 Berat: BAB cair, mata cekung bibir kering, panas, lesu, lemah tidak
sadar, malas minum, turgor kulit lambat
Pedoman dari laboratorium/ UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas
Airlangga dalam Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan menjadi:
 a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung
paling lama 3-5 hari.
 b. Diare yang berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
 c. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik
bukan suatu kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang
penyebab dan patogenisisnya multikompleks.

Menghitung kebutuhan cairan

2. Pencegahan di rumah terhadap diare


 Menjaga makanan dan minuman, edukasi dirumah tetap memberikan
ASI, menjaga kebersihan, mencuci tangan
 Anak menyusui 2 tahun pendamping ASI sesuai umur, oralit , masak
makan sayur, imunisasi campak
 Pemberian zinc sulfat tablet, dosis 1 tablet dewasa

3. Penatalaksanaan farmakologi dan non-farmakologi


 Farmakologi
Zink sesuai umur pasien, oralit, terapi rehidrasi, ASI tetap dilakukan,
cairan osmolaritas rendah
 Non farmakologi
Asi ekslusif 2 tahun penuh, kebutuhan Asi sesuai usia 6 bulan 8x
sehari 6-24 bulan asi tetap diberikan dan pendamping asi balita Asi :
bubur, mkan yang lembek, 2 tahun makan sehat 3x sehari, makan
selingan 2x sehari diantara makan, makanan sehat sayur sayuran.
1). Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.
Empat hal penting yang perlu diperhatikan.
a). Jenis cairan
(1) Oral : Pedialyte atau oralit, Ricelyte
(2) Parenteral : NaCl, Isotonic, infuse
b). Jumlah cairan Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang
dikeluarkan.
c). Jalan masuk atau cairan pemeberian
(1) Cairan per oral, pada pasien dehidrasi ringan dan sedang cairan
diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO3, KCL, dan
glukosa.
(2) Cairan parenteral, pada umumnya cairan Ringer Laktat (RL) selalu
tersedia di fasilitas kesehatan dimana saja. Mengenai beberapa banyak cairan
yang diberikan tergantung dari berat ringan dehidrasi, yang diperhitungkan
dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
d). Jadwal pemberian cairan Diberikan 2 jam pertama,selajutnya dilakukan
penilaian kembali status hidrasi untuk menghitung keburtuhan cairan.
(1) Identifikasi penyebab diare
(2) Terapi sistemik seperti pemberian obat anti diare, obat anti mortilitas
dan sekresi usus, antimetik.
2). Pengobatan dietetic Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun
dengan berat badan kurang dari 7 kg jenis makanan :
(a) Susus (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah adan
asam lemak tidak jenuh, misalnyta LLM. Almiron atau sejenis lainnya). 26
(b) Makan setengah padat (bubur) atau makan padat (nasi tim), bila anak
tidak mau minum susu karena dirumah tidak biasa.
(c) Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditermukan
misalnya susus yang tidak mengandung laktosa atau asam lemak yang
berantai sedang atau tidak jenuh (Ngastiyah, 2014).

4. EBN
(Zizah) obat diare pro biotik mengurang diare, dan pembunuhan kuman, zinc
sebagai pembantu untuk proses pertumbuhan sel
(Latifah) pemberian anti biotik, konsumsi zink dan oralit

5. Komplikasi
 Dehidrasi, syok, hipoglikemi, kejang diakibatkan kehilangan cairan
pada anak
 Hipernatremia-> kondisi natrium tinggi karena kekurangan cairan

6. IRK
Al-baqarah 233: Hendaklah ibu menyusui selama 2 tahun penuh
REFERENSI

Faqih , M.U. 2011. Cairan Dan Elektrolit Dalam Tubuh Manusia,


http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia

McCloskey, J. & Gloria M. B. (2000). Nursing Outcome Classificatian (NOC). Second Ed. New
York: Mosby.

McCloskey, J. & Gloria M. B.. (2005). Nursing Intervention Classificatian (NIC). Second Ed.
New York: Mosby.

NANDA. (2011). Diagnosis Keperawatan 2009-2011. Jakarta: EGC.

Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan vol.2. Jakarta: EGC.

Tamsuri, Anas. (2004). Klien Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit: Seri Asuhan
Keperawatan. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai