Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Fisika Terapan III

Departemen Fisika-FST-Universitas Airlangga


Surabaya, 15 September 2012
ISBN:978-979-17494-2-8

KARAKTERISASI IN VITRO DAN IN VIVO KOMPOSIT


ALGINAT - POLI VINIL ALKOHOL – ZnO NANO SEBAGAI WOUND
DRESSING ANTIBAKTERI
Perwitasari F. L. R1, Aminatun2, S. Sumarsih3
1
Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
2
Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
3
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga
Email : perwitasariflr@gmail.com

Abstrak
Kecenderungan penyembuhan luka pada saat ini adalah moist wound healing yang berarti kelembaban
lingkungan di sekitar luka dijaga sehingga dapat mempercepat penyembuhan. Pada penelitian ini telah dibuat
hidrogel alginat-poli vinil alkohol-ZnO nano sebagai wound dressing dan dikarakterisasi secara in vitro dan in
vivo. Pembuatan hidrogel dilakukan dengan cara konvensional mencampurkan semua bahan dalam bentuk
larutan dan dicetak pada plat kaca. Hidrogel alginat dan poli vinil alkohol dibuat dengan menambahkan
konsentrasi ZnO nano yang berbeda (0,25; 0,5; dan 0,75%). Hidrogel alginat-poli vinil alkohol-ZnO nano yang
terbentuk dikarakterisasi menggunakan uji FT-IR, uji antibakteri, dan uji in vivo. Hasil uji FTIR menunjukkan
terbentuknya ikatan antara alginat dan poli vinil alkohol yang dapat ditunjukkan oleh terbentuknya gugus
karbonil dan hidroksil pada bilangan gelombang 1639 cm-1 dan 3423 cm-1. Hasil uji antibakteri menunjukkan
semakin tinggi konsentrasi ZnO nano yang digunakan, semakin luas zona inhibisi pada kultur mikroba uji
Staphylococcus aureus. Nilai MIC didapatkan pada hidrogel dengan konsentrasi ZnO nano 0,25 dan 0,5%,
sedangkan nilai MBC didapatkan pada hidrogel dengan konsentrasi ZnO nano 0,75%. Hidrogel alginat-poli vinil
alkohol-ZnO nano dapat mempercepat penyembuhan luka yang ditunjukkan dari hasil uji in vivo pada mencit
yaitu luka sembuh pada kisaran hari ke-3 hingga hari ke-5 dibandingkan dengan kontrol yang masih belum
sembuh hingga hari ke-7.

Kata kunci : hidrogel, alginat, poli vinil alkohol, ZnO nano, wound dressing, antibakteri

PENDAHULUAN dibandingkan dengan kondisi luka yang kering


Terjadinya peradangan pada luka adalah hal adalah meningkatkan epitelisasi 30-50%,
alami yang sering kali memproduksi eksudat. meningkatkan sintesa kolagen sebanyak 50 %,
Mengatasi eksudat adalah bagian penting dari rata-rata re-epitelisasi dengan kelembaban 2-5 kali
penanganan luka. Selanjutnya, mengontrol eksudat lebih cepat serta dapat mengurangi kehilangan
juga sangat penting untuk menangani kondisi dasar cairan dari atas permukaan luka (Tarigan dan
luka, yang mana selama ini masih kurang Pemila, 2007).
diperhatikan dan kurang diannggap sebagai suatu Alginat sampai saat ini banyak diteliti
hal yang penting bagi perawat, akibatnya bila manfaatnya untuk tekstil medis, terutama sebagai
produksi eksudat tidak dikontrol dapat produk alternatif pembalut luka. Dari penelitian
meningkatkan jumlah bakteri pada luka, kerusakan terdahulu diperoleh membran alginat berdaya serap
kulit, bau pada luka dan pasti akan meningkatkan tinggi, bersifat antibakteri dan dapat mempercepat
biaya perawatan setiap kali mengganti balutan. penyembuhan luka. Keuntungan dari balutan
Keseimbangan kelembaban pada permukaan alginat adalah mengaktifkan ion-ion pada
balutan luka adalah faktor kunci dalam permukaan luka sehingga memberikan suasana
mengoptimalkan perbaikan jaringan, mengeliminasi lembab, mengurangi nyeri, rendah alergi,
eksudat dari luka yang berlebihan pada luka kronik absorbent, dan meningkatkan homeostasis pada
yang merupakan bagian penting untuk permukaan perdarahan. Keuntungan lain dari penggunaan
luka. Untuk itu dikembangkan suatu metode alginat, biaya lebih efektif karena penggantian
perawatan luka dengan cara mempertahankan balutan akan berkurang, balutan dapat diangkat
isolasi lingkungan luka agar tetap lembab dengan dengan menggunakan larutan normal salin. Di
menggunakan balutan penahan kelembaban, yang bandingkan dengan kasa parafin, kualitas
dikenal dengan moist wound healing. Metode ini penyembuhan dengan alginat lebih baik (Haryanto
secara klinis memiliki keuntungan akan dan Sumarsih, 2008).
meningkatkan proliferasi dan migrasi dari sel-sel Sifat kaku dan rapuh merupakan kelemahan
epitel disekitar lapisan air yang tipis, mengurangi dari alginat dan untuk memperbaiki sifat tersebut,
resiko timbulnya jaringan parut dan lain-lain, alginat dapat dicampurkan dengan polimer vinil
disamping itu beberapa keunggulan metode ini yang kompatibel dan fleksibel. Sebagian besar
Prosiding Seminar Fisika Terapan III
Departemen Fisika-FST-Universitas Airlangga
Surabaya, 15 September 2012
ISBN:978-979-17494-2-8

polimer alam, meskipun telah memiliki BAHAN DAN METODE


biokompatibilitas dan biodegradasi, tetapi memiliki 1. Bahan
sifat mekanik yang lemah dan sulit diproses bila Alginat, poli vinil alkohol (PVA), ZnO nano,
dibandingkan dengan polimer sintetis. Telah ada aquades, asam sitrat, bakteri Staphylococcus
beberapa laporan yang meneliti paduan alginat aureus, MSA (Manitol Salt Agar), MHA (Mueller-
dengan polimer sintetis seperti poli vinil alkohol Hinton Agar), MHB (Mueller-Hinton Broth),
(PVA) dan poli etilen oksida (PEO) (Shalumon et mencit.
al., 2010).
PVA merupakan salah satu polimer yang larut 2. Metode
dalam air dan memiliki kemampuan membentuk Paduan 16 gram PVA dan 2 gram alginat
serat yang baik, biokompatibel, memiliki ketahanan dibuat dalam 200 ml larutan, lalu dibagi menjadi
kimia, dan biodegradable. Pada penelitian sampel K, A, B, dan C dengan ditambahkan variasi
Shalumon et al. (2010), PVA dapat berinteraksi komposisi ZnO nano 0%, 0,25%, 0,5%, dan 0,75%.
dengan natrium alginat melalui melalui metode Masing-masing sampel diaduk secara homogen
electrospinning membentuk komposit. Selain itu menggunakan magnettic stirrer pada suhu 70oC
juga diketahui bahwa PVA dapat membentuk gel selama 1 jam. Hidrogel yang terbentuk, dituang lalu
dengan berbagai pelarut. diratakan pada plat kaca yang sudah dilapisi kasa
Salah satu karakteristik yang dibutuhkan steril sebelumnya. Hasil yang didapat dibiarkan
dalam pembuatan penutup luka adalah antimikroba, pada suhu kamar sampai mengering.
diantara material di alam yang memiliki sifat
tersebut salah satunya adalah seng oksida. Partikel 3. Karakterisasi
ZnO berukuran nano memiliki aktivitas Beberapa uji dilakukan, antara lain uji FT-IR,
antimikroba lebih baik dari partikel besar, karena uji antibakteri, dan uji in vivo. Hasil dari masing-
ukuran kecil (kurang dari 100 nm) dan luas masing uji kemudian dianalisa.
permukaan nanopartikel memungkinkan interaksi
yang lebih baik dengan bakteri. ZnO dapat HASIL DAN PEMBAHASAN
mengobati luka ringan, pengurangan inflamasi, dan 1. Hasil Uji FT-IR
anti mikroba (Walton dan Torabinejad, 1998). Interaksi antara alginat dan PVA dalam
Pada penelitian ini penulis hendak paduan dapat ditunjukkan dari ikatan hidrogen yang
memadukan alginat–poli vinil alkohol–ZnO nano terdapat pada hasil FT-IR pada Gambar 1. Gugus
dengan metode pencampuran yang lebih sederhana karbonil (C=O) alginat ditunjukkan pada bilangan
yaitu menggunakan metode hidrogel. Komposisi gelombang 1635 cm-1 dan gugus hidroksil (-OH)
ZnO nano yang digunakan adalah 0,25%; 0,5%; pada bilangan gelombang 3457 cm-1. Gugus
dan 0,75%. Pengamatan pada hewan coba untuk karbonil (C=O) PVA ditunjukkan pada bilangan
mengetahui efek pada proses penyembuhan luka gelombang 1635 cm-1 dan gugus hidroksil (-OH)
juga dilakukan. Harapan dari penelitian ini adalah pada bilangan gelombang 3444 cm-1 (Shalumon et
penulis dapat mensintesis penutup luka yang al., 2011). Spektrum FT-IR pada Gambar 1
memiliki karakteristik antara lain : sifat-sifat merupakan spektrum paduan alginat dan PVA.
biokompatibilitas, memiliki aktivitas antibakteri Gugus karbonil (C=O) alginat-PVA ditunjukkan
dibuktikan melalui uji antibakteri pada mikroba uji pada bilangan gelombang 1640 cm-1 dan gugus
Staphylococcus aureus, dapat menyerap eksudat hidroksil (-OH) pada bilangan gelombang 3426 cm-
1
berlebih yang diamati melalui kondisi hewan coba . Gugus hidroksil yang dihasilkan relatif luas
secara makroskopis, dan dapat mempercepat dimungkinkan akibat beberapa ikatan antarmolekul
penyembuhan luka yang diamati dari hari hidrogen alginat dan PVA. Sedangkan spektrum
penyembuhan. FT-IR hidrogel alginat-PVA-ZnO nano ditunjukkan
pada Gambar 2.

Gambar 1 Spektrum FT-IR alginat-PVA Gambar 2 Spektrum FT-IR alginat-PVA-ZnO 0,75%


Prosiding Seminar Fisika Terapan III
Departemen Fisika-FST-Universitas Airlangga
Surabaya, 15 September 2012
ISBN:978-979-17494-2-8
Gambar 2 merupakan spektrum FT-IR hidrogel alginat-PVA- Metode Pengenceran dalam Tabung
ZnO nano 0,75% yang dipilih untuk mewakili uji FT-IR hidrogel
dengan berbagai variasi komposisi ZnO nano yang dibuat.
Beberapa variasi konsentrasi ZnO nano yang
Gugus karbonil (C=O) alginat-PVA ditunjukkan pada bilangan digunakan dalam penelitian menunjukkan hasil
gelombang 1639 cm-1 dan gugus hidroksil (-OH) pada bilangan yang berbeda pada jumlah koloni yang terbentuk
gelombang 3423 cm-1. Sedangkan ZnO ditunjukkan pada pada kultur uji S. aureus. Penurunan jumlah koloni
bilangan gelombang 560 cm -1 (Shalumon et al., 2010), pada
Gambar 2 ditunjukkan keberadaan ZnO pada bilangan
dibandingkan dengan kontrol menunjukkan adanya
gelombang 613 cm-1. Terdapat sedikit pergeseran bilangan penghambatan pertumbuhan oleh hidrogel alginat-
gelombang yang menunjukkan bahwa ZnO telah berikatan PVA yang mengandung ZnO nano terhadap
dengan senyawa lain dalam hidrogel. mikroba uji. Peningkatan konsentrasi ZnO nano
menyebabkan penurunan jumlah koloni yang
2. Hasil Uji Antibakteri terbentuk.
Metode Cakram Kertas Jumlah koloni mulai menurun dari keadaan
Hasil uji cakram kertas menunjukkan bahwa menyebar (tidak dapat dihitung) menjadi 10 koloni
hidrogel alginat-PVA tanpa ZnO nano sebagai pada sampel alginat-PVA-ZnO nano 0,25% dan
kontrol tidak menunjukkan sifat antibakteri karena menurun dari 10 koloni menjadi 1 koloni pada
tidak terbentuk halo atau zona inhibisi. Sedangkan sampel alginat-PVA-ZnO nano 0,5%. Sehingga
uji antibakteri hidrogel alginat-PVA-ZnO nano pada konsentrasi tersebut dinyatakan sebagai nilai
pada mikroba uji Staphylococcus aureus MIC hidrogel alginat-PVA-ZnO nano terhadap S.
menggunakan metode cakram kertas menunjukkan aureus. Koloni bakteri mulai tidak nampak pada
hasil positif yang berarti terdapat aktivitas sampel alginat-PVA-ZnO nano 0,75%. Sehingga
penghambatan pada pertumbuhan mikroba uji. pada konsentrasi tersebut dinyatakan sebagai nilai
Aktivitas penghambatan ditunjukkan dengan MBC hidrogel alginat-PVA-ZnO nano terhadap S.
terbentuknya zona inhibisi di sekitar cakram kertas aureus.
(paper disc) yang telah diinjeksi hidrogel dan Hidrogel alginat-PVA-ZnO nano mampu
diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. menghambat pertumbuhan mikroba uji pada nilai
Rata-rata diameter zona inhibisi hidrogel MIC 0,25% dan 0,5%, artinya S. aureus merupakan
alginat-PVA-ZnO nano 0,25% sebesar (7,95 bakteri Gram-positif yang rentan terhadap hidrogel
1,95) mm, rata-rata diameter zona inhibisi hidrogel alginat-PVA-ZnO nano. Hal tersebut didukung oleh
alginat-PVA-ZnO nano 0,5% sebesar (9,93 4,26) Shalumon, et al. (2010), yang menyatakan bahwa
mm, rata-rata diameter zona inhibisi hidrogel ZnO nano menunjukkan sifat toksisitas untuk
alginat-PVA-ZnO nano 0,75% sebesar (11,87 beberapa bakteri Gram-positif dan Gram-negatif.
2,89) mm. Pada hasil uji cakram kertas, terlihat Mekanisme antibakteri dapat dilihat dari interaksi
bahwa variasi konsentrasi ZnO nano yang diberikan ZnO nano dengan gugus fosfor dalam DNA,
berpengaruh pada luasan zona inhibisi yang mengakibatkan inaktivasi DNA replikasi, bereaksi
terbentuk di sekitar cakram kertas. Semakin tinggi dengan sulfur yang mengandung protein, sehingga
konsentrasi ZnO nano yang diberikan, semakin luas menyebabkan penghambatan fungsi enzim pada
pula zona inhibisi yang terbentuk. bakteri (Fanny dan Silvia, 2012).

Gambar 3 Koloni Bakteri pada Cawan Petri Hasil Kultur Uji Dilusi Staphylococcus aureus dengan Penambahan Hidrogel Berbagai Variasi
Konsentrasi dan Inkubasi Selama 24 jam
Prosiding Seminar Fisika Terapan III
Departemen Fisika-FST-Universitas Airlangga
Surabaya, 15 September 2012
ISBN:978-979-17494-2-8

3. Hasil Uji In Vivo

Gambar 4 Kondisi luka mencit kelompok P 3. (a) hari ke-1, (b) hari ke-2, (c) hari ke-3, (d) hari ke-4, (e) hari ke-5, (f) hari ke-6, dan (g) hari
ke-7

Pada penelitian ini terdapat perbedaan DAFTAR PUSTAKA


kecenderungan dari hasil aktivitas antibakteri dan Fanny dan Silvia. 2012. Zeolit Nano Partikel untuk
percepatan penyembuhan luka yang diakibatkan Pencegahan Penyebaran Virus Flu
oleh adanya penambahan ZnO dalam hidrogel Burung.
alginat-PVA. Semakin tinggi konsentrasi ZnO http://www.scribd.com/doc/89968408/K3.
nano, semakin tinggi aktivitas antibateri yang Diakses tanggal 20 Juli 2012 pukul 14.35
ditunjukkan dengan semakin luasnya halo (zona WIB.
inhibisi) dan pada hidrogel alginat-PVA dengan Haryanto dan Sumarsih. 2008. Penggunaan Topikal
penambahan ZnO nano 0,75% menunjukkan nilai Alternatif: Adrenalin atau Calsium
MBC yang berarti pada dosis tersebut sudah dapat Alginat.
mematikan bakteri. Hasil yang didapat dari uji http://gibyantowoundostomicontinent.blog
antibakteri berkebalikan dengan percepatan spot.com. Diakses tanggal 10 Desember
penyembuhan luka, semakin tinggi konsentrasi ZnO 2011 pukul 08.17 WIB.
nano justru menyebabkan proses penyembuhan Shalumon, K.T. et al. 2010. Sodium Alginate / Poly
luka pada mencit menjadi semakin lama. (Vinyl Alcohol) / Nano ZnO Composite
Hal ini dimungkinkan karena semakin tinggi Nanofibers for Antibacterial Wound
konsentrasi ZnO nano yang diberikan, semakin Dressings. Elsevier: International Journal
menurun biokompatibilitasnya yang ditunjukkan of Biological Macromolecules 49 (2011)
dari penurunan nilai OD (optical density) sel yang 247–254.
hidup pada uji toksisitas (Shalumon et al., 2010). Tarigan dan Pemila. 2007. Perawatan Luka Moist
Meskipun hidrogel alginat-PVA-ZnO nano 0,75% Wound Healing. Jakarta : Universitas
memberikan respon penyembuhan yang paling Indonesia.
lama dibandingkan dengan variasi konsentrasi Walton, R.E. dan Torabinejad M. 1998. Prinsip dan
dibawahnya (luka sembuh pada hari ke-5), akan Praktik Ilmu Endodonsi, Ed:2. Alih Bahasa
tetapi relatif lebih cepat daripada kelompok kontrol : Narlan Sumawinata dkk. “Principle and
yang sampai hari ke-7 pengamatan, luka masih Practice of Endodontics”. Jakarata : EGC.
belum sembuh. Jika dibandingkan dengan Zulaehah. 2010. Perbedaan Kecepatan
pemakaian obat komersial povidine iodine yang Penyembuhan Luka Sayat antara
memberikan respon penyembuhan luka pada hari Penggunaan Lendir Bekicot (Achatina
ke-13 (Zulaehah, 2010), maka hidrogel alginat- fulica) dengan Povidone Iodine 10%
PVA-ZnO nano 0,75% masih lebih unggul dalam dalam Perawatan Luka Sayat Pada Mencit
mempercepat penyembuhan luka. (Mus musculus).
http://publikasi.umy.ac.id/index.php/psik/a
UCAPAN TERIMA KASIH rticle/view/2495. Diakses tanggal 11 Juli
Terima kasih disampaikan kepada Ibu Ami, 2012 pukul 08.20 WIB.
Ibu Marsih, Nurul Istiqomah, Tri Deviasari, Dewi
Ary Nirmawati, Ima Kurniastuti, Riant Adzandy,
dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya fullpaper ini.

Anda mungkin juga menyukai