BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2014). Sebanyak 4-5 milyar penduduk dunia atau 60-80% mengalami defisiensi
zat besi. Menurut World Health Organization (WHO) Regional Office SEARO
gairah belajar dan konsentrasi (Sasmita, 2015). Sebagian besar penyebab anemia
di Indonesia adalah kekurangan zat besi dalam tubuh karena kandungan zat besi
Kurangnya zat besi pada remaja tanpa diimbangi asupan zat besi yang
janin tidak optimal, berat badan bayi lahir rendah, resiko perdarahan saat
persalinan dan meningkatkan resiko kematian ibu dan bayi (Susanty, 2014). Salah
2015-2019 adalah meningkatnya status kesehatan, gizi dan anak dan Pemberian
Tablet Tambah Darah (TTD) yang diberikan pada remaja putri di SMP dan SMA
1
2
atau sederajat. Program ini sudah dilaksanakan di setiap daerah kota ataupun
Kesadaran mengkonsumsi tablet tambah darah tidak lepas dari informasi dan
faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku konsumsi seseorang (Lestari, 2015).
pengetahuan tentang anemia rendah maka kejadian anemia remaja putri akan
rendah.
darah. Kesadaran remaja dalam upaya pencegahan anemia melalui konsumsi tablet
anemia pada remaja putri. Terdapat hubungan antara perilaku dengan kejadian
anemia pada remaja putri. Perilaku yang kurang baik yaitu siswi lebih banyak
mengonsumsi sayuran dan tidak pernah mengkonsumsi tablet tambah darah. Hal
ini disebabkan karena kesadaran siswi untuk melakukan pencegahan anemia yang
masih kurang.
3
memahami dan mengetahui tentang bahaya anemia pada remaja. Hasil penelitian
Siahan tahun 2017, menyatakan bahwa media vidio lebih efektif dalam
ceramah.
Survei yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Bengkulu pada 500 siswi
Kota Bengkulu tahun 2017 menunjukkan 143 siswi (28,6%) yang mengalami
didapatkan 21 siswi (63,6%) mengalami anemia dari 33 siswi yang diperiksa kadar
perilaku onsumsi tablet tambah darah kepada 10 siswi, dari 10 responden yaitu 4
anemia dan perilaku konsumsi tablet tambah darah yang tidak baik. Hasil
remaja dari sekolah dan tidak mengkonsumsi tablet Fe yang telah diberikan UKS
setiap minggunya.
pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi tablet tambah darah pada remaja di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas masalah dalam penelitian ini adalah
anemia, kurangnya perilaku konsumsi tablet tambah darah dan masih tingginya
angka kejadian anemia pada remaja putri di SMP N 19 Kota Bengkulu dan tidak
melalui media vidio terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi tablet
C. Tujuan
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, tujuan dari
1. Tujuan Umum
pengetahuan tentang anemia, sikap dan perilaku konsumsi tablet tambah darah
2. Tujuan Khusus
2018 kelas IX
2018 kelas IX
perilaku konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri di SMP Negeri
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Akademik
3. Bagi Remaja
dan menjadi acuan bagi remaja agar dapat mencegah terjadinya anemia.
4. Bagi Instansi
faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja serta dapat
E. Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian
remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa
awal, individu yang berada pada masa remaja ini adalah individu dengan
rentang usia 12 sampai dengan 21 tahun dengan tiga pembagian fase yaitu
remaja awal (12-15tahun), remja tengah (15-18 tahun), dan remaja akhir
tahap ini remaja putri masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi
pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis (Yunarsih, 2014).
sangat membutuhkan teman sebaya. Rasa senang akan timbul jika teman
sifat yang sama dengan dirinya, selain itu ia dalam kondisi kebingungan
karena ia tidak tahu harus memilih yang mana peka atau tidak peduli,
ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan
lain, tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
B. Anemia
1. Pengertian
merah (hemoglobin) kurang dari 13,5 g/dL pada pria dan kurang dari 12,0
2. Etiologi
beredar melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah
10
yang belum matur (muda), dapat juga disekresi kedalam darah. Sel
darah yang usianya muda biasanya gampang pecah atau lisis sehingga
merah seperti:
Kondisi ini sel darah merah tidak membuat cukup enzim G6PD
atau enzim yang dihasilkan tidak normal dan tidak bekerja dengan
baik,
b. Kehilangan Darah
2011).
kortikossteroid, alkohol),
3) Gagal ginjal atau racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis),
(diturunkan),
untuk pertumbuhan),
3. Klasifikasi
hemoglobin yang berada dibawah batas normal pada setiap kelompok umur
2016):
13
Ringan 10,0-11,9
Sedang 7,0-9,9
4. Gejala
Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing, mata
penderita anemia ditandai dengan “pucat” pada muka, kelopak mata, bibir,
a. Anemia Ringan
oksigen,
kepala,
(Proverawati, 2011).
b. Anemia Sedang
normal,
14
3) Sulit konsentrasi,
c. Anemia Berat
1) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan
oksigen berkurang,
darah merah,
5. Dampak Anemia
kurangnya oksigen ke sel otot dan sel otak, menurunnya prestasi belajar
adalah:
sumber pangan hewani, seperti hati, ikan, daging dan nabati yang kaya
zat besi seperti sayuran berwarna hijau tua dan kacang-kacangan dalam
Remaja wanita usia 10-19 tahun merupakan salah satu kelompok yang
rawan menderita anemia, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi
lebih tinggi termasuk zat besi. Disamping itu remaja putri mengalami
sementara makanan yang dikonsumsi lebih rendah dari pria, karena faktor takut
besi ini adalah pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, pengetahuan dan
sikap remaja putri tentang anemia, tingkat konsumsi gizi, pola menstruasi, dan
kejadian infeksi dengan kejadian anemia pada remaja putri (Wati dalam
Martini, 2015).
Dampak anemia pada remaja putri yaitu pada masa pertumbuhan mudah
sehingga pada saat akan menjadi calon ibu dengan keadaan berisiko tinggi
(Fransis dalam Martini, 2015). Kurangnya zat besi pada remaja tanpa
diimbangi asupan zat besi yang adekuat akan berlanjut pada masa kehamilan
akan menyebabkan pertumbuhan janin tidak optimal, berat badan bayi lahir
D. Pengetahuan
1. Pengertian
dimasa depan.
2. Tingkatan Pengetahuan
1) Tahu (Know)
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang
yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
3) Aplikasi (Aplication )
4) Analisis (Analysis)
organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan
sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan
6) Evaluasi (Evaluation )
meliputi:
20
a. Pendidikan
b. Media Pembelajaran
Sosial Budaya dan Status ekonomi menjadi salah satu faktor yang
d. Lingkungan
e. Pengalaman
yaitu:
a. Pendidikan
manusia.
22
b. Pekerjaan
langsung.
c. Pengalaman
d. Usia
e. Kebudayaan
perilaku kita
f. Minat
suatu hal dan pada akhirnya dapat diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
g. Paparan informasi
h. Media
4. Pengukuran pengetahuan
kuesioner yang berisikan pertanyaan mengenai isi materi yang diukur dari
penilaian pada penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut, yaitu sebelum
berpengetahuan rendah.
praktik pencegahan anemia kekurangan zat besi yang lebih baik. Jika remaja
defisiensi besi maka pengetahuan ini akan membawa remaja putri untuk
akan timbul respon berupa perilaku atau tindakan dalam upaya pencegahan
E. Sikap
1. Pengertian
diartikan sebagai suatu reaksi atau respon yang muncul dari sseorang
adalah sesuatu yang abstrak karena sikap tidak dapat dilihat atau dirasa
2. Tingkatan Sikap
a. Menerima (Receiving)
25
b. Merespon (Responding)
c. Menghargai (Voluing)
yang ada
3. Sifat Sikap
Sifat sikap terdiri dari sikap positif dan sikap negatif. Sifat positif
sikap yang baik terbukti dapat menciptakan kepatuhan yang baik dalam
kebiasaan konsumsi tablet tambah darah. Sikap yang baik terbukti dapat
darah, sikap yang baik juga memiliki kesadaran yang tinggi mengenai
F. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan
dan sebagainya.
obat desa, dokter atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk juga
memiliki sikap yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena kesadaran
minum tablet tambah darah dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu
faktor dari petugas kesehatan dan faktor dari diri sendiri seperti
G. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
sesuatu sehingga dapat menjaga dirinya lebih menjadi lebih sehat dengan
menguntungkan kesehatan
2. Tujuan
menjadi dua yaitu untuk merubah perilaku individu atau masyarakat dari
perilaku yang tidak sehat atau belum sehat menjadi perilaku sehat,
Media sebagai alat pembelajaran mempunyai syarat antara lain, harus bisa
digunakan antara lain alat bantu lihat (visual), alat bantu dengar (audio)
atau alat bantu dengar dan lihat (audio visual) serta alat bantu dengan
H. Media Vidio
1. Pengertian
disajikan serentak.
31
2. Karakteristik Vidio
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau
keinginan.
32
d. Representasi Isi
pesan agar tidak terlalu verbalistis, mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan
33
daya indera peserta didik maupun instruktur, dapat digunakan secara tepat
terlihat dari tingkat keterlibatan emosi dan sikap siswa pada saat menyimak
pemahaman dan ingatan isi materi bagi siswa yang lemah dalam membaca.
abstrak.
siswa.
Upaya yang dapat dilakukan agar siswi dapat memahami dan mengetahui
Media yang dapat digunakan diantaranya adalah vidio karena informasi yang
dalam vidio dikemas berupa efek gambar yang bergerak dengan alur cerita
yang menarik serta suara sehingga memberikan gambaran yang lebih nyata
(saban, 2017).
35
remaja putri tentang dampak abortus provokatus kriminalis karena media yang
nyata.
2009).
I. Kerangka Teori
Sikap, dan Perilaku Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri
Pendidikan Kesehatan
Media Vidio
Keterangan : Huruf yang bercetak tebal adalah variabel yang akan di teliti
J. Kerangka Konsep
Variabel Luar
1. Minat
2. Paparan
Informasi
K. Hipotesis
pengetahuan, sikap dan perilaku konsumsi tablet tambah darah pada remaja