Anda di halaman 1dari 23

TUGAS FINAL SURVEI :

KEWIRAUSAHAAN

OLEH:

JUSWAN : P3A1 18 073


FADDHITYA HAYARKY ABIDIN : P3A1 18 045
LA FIU : P3A1 18 031

D-III TEKNIK SIPIL


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN

1. Latar Belakang

Usaha ini berawal dari seorang motivator yang sangat memotivasi saya untuk
berani mengambil keputusan serta resiko jika ingin memajukan hidup. Sehubungan
dengan maraknya perbincangan tentang kopi sianida, kami berinisiatif untuk
membangun sebuah Warkop Coffee yang dilengkapi dengan hotspot agar dapat
membangun minat dalam minum kopi sambil mendapat informasi terkini dengan
suasana yang lebih santai, nyaman, dan elegan sambil menikmati hidangan
makanan dan minuman yang kami sediakan. Sebagaimana yang telah kita ketahui,
bahwa sangat banyak sekali masyarakat, seperti orang kantoran, pelajar,
mahasiswa, dan lain-lain yang mempunyai minat dalam minum kopi dan
mengakses dunia internet. Khususnya masyarakat Kendari yang telah menganggap
nongkrong di warkop sebagai gaya hidup. Kondisi ini membuat bisnis warung kopi
memiliki prospek bagus asal dikelola bagus. Dengan adanya Warkop Coffee ini,
kami harapkan dapat memberikan wadah atau tempat buat pelajar, mahasiswa dan
dari semua kalangan masyarakat untuk bersantai sekedar minum kopi atau
mengakses internet. Dan dari informasi-informasi yang saya peroleh dan menurut
pandangan saya usaha ini akan mencapai kesuksesan dan maju. Dalam mendirikan
usaha ini saya membutuhkan tenaga kerja karyawan yang berpenampilan menarik
dan memiliki sopan santun untuk membantu memaksimalkan pelayanan kami
nantinya. Dalam menjalankan usaha ini sangat membutuhkan kemantapan dan
keuletan dalam menjalankannya. Kami juga akan bersungguh-sungguh dalam
mengelola warkop ini sebaik mungkin. Melihat begitu besarnya biaya usaha yang
dibutuhkan, kami tidak akan main-main dalam usaha ini.
2. Tujuan

Bahan ajar mata diklat kewirausahaan dapat diajarkan dan dikembangkan


di sekolah-sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi, dan di berbagai
kursus bisnis. Di dalam pelajaran kewirausahaan para siswa diajari dan ditanamkan
sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar mereka menjadi seorang
wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, di bawah ini diuraikan tujuan dari
kewirausahaan, sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas


2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
3. Membudayakan semangat sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,
handal, dan unggul.
4. Menumbuhkembangakan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
Tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.
BAB II
TEORI – TEORI KEWIRAUSAHAAN

A. Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah Kewirausahaan terdiri atas kata dasar wirausaha yang


mendapat awalan ked an akhiran an, sehingga dapat diartikan kewirausahaan adalah
hal-hal yang terkait dengan wirausaha. Sedangkan wira berarti keberanian dan
usaha berarti kegiatan bisnis yang komersial atau non-komersial, Sehingga
kewirausahaan dapat pula diartikan sebagai keberanian seseorang untuk
melaksanakan suatu kegiatan bisnis.
Dalam bahasa Inggris wirausaha adalah enterpenuer, istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh Richard Cantillon, seorang ekonom Prancis. Menurutnya,
entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order
to combine them”. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya-
Jean Baptista Say menambahkan definisi Cantillon dengan konsep entrepreneur
sebagai pemimpin. Secara umum banyak sekali definisi yang dikemukakan oleh
para ahli, mengenai kewirausahaan, dibawah ini akan saya kemukakan beberapa
pendapat tersebut, yang diambil dari berbagai sumber :
Harvey Leibenstein (1968, 1979), mengemukakan, kewirausahaan mencakup
kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan
perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
Penrose (1963) : Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang
di dalam sistem ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan
kapasitas kewirausahaan.
Frank Knight (1921) : Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi
perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam
menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan
disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti
pengarahan dan pengawasan.
B. Tujuan Kewirausahaan

Seorang sosiologi bernama David McCleland mengemukakan bahwa,


apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2% dari prosetase
keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan, Indonesia sendiri
sampai saat ini menurut sebuah riset jumlah penduduk yang menjadi wirausaha baru
sekitar 0,18%, menurut informasi yang saya baca di internet hari ini tanggal 5 Maret
2012 jumlahnya telah melonjak tajam menjadi maka tidaklah mengherankan
apabila saat ini, kondisi pereekonomian Indonesia tertinggal jauh dari negeara
tetangga yaitu Singapura yang memiliki prosentase wirausaha sebesar 7%,
Malaysia 5%, China 10%, apalagi jika harus dibandingkan dengan negara adidaya
Amerika Serikat yang hampir 13% penduduknya menjadi wirausahawan.
Maka dari itu, dengan ditumbuh kembangkanya pengetahuan seputar
kewirausahaan, akan membangkitkan semangat masyarakat Indonesia khusunya
generasi muda atau mahasiswa, untuk ikut menciptakan lapangan kerja dengan
berwirausaha, tidak hanya menjadi pencari kerja (job seeking). Dengan dilandasi
semangat nasionalisme bahwa bangsa Indonesia harus mampu bersaing dikancah
percaturan perekonomian dunia, maka akan banyak mahasiswa yang termotivasi
untuk meningktakan kualitas dirinya dan mencetuskan ide-ide kretaif dalam bidang
kewirausahaan yang berdaya saing tinggi.
Mengapa dengan semakin banyak wirausahawan disuatu negara akan
meningkatkan daya saing negara tersebut ?, jawabanya saya kira cukup jelas.
Pertama, sebuah negara yang memiliki wirausahawan banyak tentunya akan
mendapatkan penghasilan yang besar dari sektor pajak, atas kegiatan ekonomi yang
mereka lakukan, coba bayangkan apabila suatu negara terlalu banyak pegawai
negeri sipil yang kurang atau bahkan tidak produktif, maka mereka setiap bulan
memakan anggaran negara untuk menggaji mereka, namun sumbangsih mereka
pada perekonimian nasional sangat minim baik dari segi pajak maupun tingkat
konsumsi.
Mari kita lihat contoh lainya, dengan semakin banyak penduduk menjadi
wirausaha, maka ekonomi mereka akan mandiri, tidak akan bergantung pada sistem
ekonomi kapitalis, dalam hal ini pemerintah harus pro aktif menyediakan modal
bagi para pengusaha agar benar-benar produktif dengan bunga yang kompetitif, dan
tidak menghancurkan pengusaha maupun pemerintah, hasil keuntungan usaha
mereka akan disimpan di bank-bank dalam negeri, sehingga perputaran uang
semakin lancar, dengan hal tersebut modal mereka akan bertambah sehingga
mampu menembus pangsa pasar global, yang nantinya menaikkan neraca ekspor-
impor dan akan menambah devisa negara secara signifakan, maka dengan hal
tersebut sangatlah jelas, bahwa kewirausahaan memiliki peran yang sangat penting
untuk menaikkan harkat martabat suatu bangsa dikancah internasional.

Selanjutnya ditinjau dari segi GNP (Gross National Product), apabila semakin
banyak uang yang dihasilkan oleh putra-putri bangsa Indonesia, karena
berwirausaha maka uang yang dihasilkan berpeluang semakin besar, berbeda
dengan gaji yang nominalnya relatif tetap. Akan meningkatkan GNP yaitu
keseluruhan barang dan jasa yang diproduksi warga negara penduduk tersebut
dimanapun berada (di dalam dan luar negeri), dengan meningkatkan GNP ini akan
semakin memperkuat ekonomi nasional secara makro, dan mempercepat roda
pembangunan nasional, karena ketersediaan anggaran semakin meningkat.
Dari beberapa dampak positif kewirausahaan tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dan
secara umum meningkatkan harkat dan martabat pribadi wirausahawan serta bangsa
dan negara, dengan pengetahuan tersebut diharapkan akan semakin banyak warga
negara Indonesia khusunya mahasiswa yang terjun dalam dunia usaha, namun perlu
diperhatikan dalam berusaha harus mengedepankan kejujuran, sehingga apa yang
dihasilkan dapat bermanfa’at bagi masyarakat luas.
C. Teori Kewirausahaan

Seiring berjalanya waktu, kewirausahaan semakin berkembang, maka


lahirlah berbagai macam teori tentang kewirausahaan, akan coba saya uraikan
berbagai teori kewirausahaan, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.Neo Klasik
Teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis,
dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan
perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai
optimal dari variabel keputusan. Jadi pendekatan neoklasik tidak cukup mampu
untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Dalam teori ini kemandirian
sangat tidak terlihat, wajar saja, karena ini memang pada masa lampau dimana
belum begitu urgen masalah kemandirian, namun cukup bisa menjadi teori awal
untuk melahirkan teori-teori berikutnya.

2. Kirzerian Entrepreneur
Dalam teori Kirzer menyoroti tentang kinerja manusia, keuletanya,
keseriusanya, kesungguhanya, untuk swa(mandiri), dalam berusaha, sehingga maju
mundurnya suatu usaha tergantung pada upaya dan keuletan sang pengusaha.
Dari berbagai disiplin ilmu, lahirlah teori kewirausahaan yang dipandang dari sudut
pandang mereka masing-masing, Teori ekonomi memandang bahwa lahirnya
wirausaha disebabkan karena adanya peluang, dan ketidakpastian masa depanlah
yang akan melahirkan peluang untuk dimaksimalkan, hal ini berkaitan dengan
keberanian mengambil peluang, berspekulasi, menata organisasi, dan melahirkan
berbagai macam inovasi. Teori Sosiologi lebih mempelajari tentang, asal-usul
budaya dan nilai-nilai sosial disuatu masyarakat, yang akan berdampak pada
kemampuanya menanggapi peluang usaha dan mengolah usaha, sebagai contoh
orang etnis cina dan padang dikenal sebagai orang yang ulet berusaha, maka fakta
dilapangan menunjukkan, bahwa banyak sekali orang cina dan padang yang meraih
kesuksesan dalam berwirausaha. Selanjutnya teori psikologi, menurut saya teori ini
lebih menekankan pada motif individu yang melatarbelakangi dirinya untuk
berwirausaha, apabila sejak kecil ditanamkan untuk berprestasi, maka lebih besar
kemungkinan seorang individu lebih berani dalam menanggapi peluang usaha yang
diperolehnya.
Yang terakhir adalah teori perilaku, bagaimana seorang wirausahawan harus
memiliki kecakapan dalam mengorganisasikan suatu usaha, memanaje keuangan
dan hal-hal terkait, membangun jaringan, dan memasarkan produk, dibutuhkan
pribadi yang supel dan pandai bergaul untuk memajukan suatu usaha.
BAB III
HASIL SURVEI

Wirausaha 1 :

Namanya adalah kusnawati, ia berusia 49 tahun. Ia mempunyai usaha warkop atau


warung kopi yang bernama WARKOP IDAMAN. Tempatnya berdiri di dekat jl.
Hea mokodompit. Warkop idaman di buka sejak tahun 2005. Warkop ini di buka
dari jam 12.00 wita sampai jam 22.00 wita.Bapak kusnawati mendirikan warkop
ini kerana menilai usaha ini memiliki pasaran yang luas dimana semua kalangan
dari ramaja hingga dewasa bayak yang menyukai kopi. Modal awal yang di
butuhkan untuk membangun warkop ini yaitu lebih dari 100 juta termaksud gedung
dan peralatanya. Keuntungan yang di dapatkan dari warkop ini perbulanya + 3juta
dan pengeluaran perbulannya + 2,5 juta sudh termaksud listrik dan lain-lainya.
Awal di dirikannya warkop ini ramai pengunjung namun sekarang bapak kusnawati
mengatakan warkopnya mulai sepi pengunjung.
Wirausaha 2 :

Namanya adalah febri inaswati ia berusia 25 tahun. Ia mempunyai usaha warkop


bernama MEET-UP CAFE. Tempatnya berdiri di samping Jl. Jend.AH. Nasution.
Meet-up cafe di dirikan sejak 2,5 tahun yang lalu. Cafe ini didirikan dengan alsan
menjanjikan keuntungan besar karena warkop ini tempat kumpulnya anak-anak
muda entah untuk sekedar ngopi antau nongkrong . cafe ini juga menyediakan
fasilitas wifi. Modal awal yang dibutuhkan untuk membangun cafe ini ialah 100
juta termaksud gedung dan peralatanya. Keuntungan yang didapatkan perbulanya
ialah 15juta dan pengeluarannya sekitar 200 ribu/harinya.
Wirausaha 3 :

Namanya adalah Pak Rimba ia berusia 40 tahun. Ia mempunyai usaha warkop yang
bernama WARKOP RIMBA sesuai dengan nama beliau. Tempat ini berdiri di
samping Jl. Jend.AH.Nasution. warkop rimba di buka sejak 3 bulan lalu. Modal
awal yang dibutuhkan untuk membangun warko ini 115 juta termaksud gedung dan
peralatanya. Keuntungan yang didapatkan yaitu 250ribu/harinya dan
pengeluaranya.
BAB IV
PEMBAHASAN WIRAUSAHA

A. Tujuan

1. Meningkatkan Jumlah Wirausahawan yang Berkualitas


Tujuan kewirausahaan yang pertama ini berdasarkan pemikiran apabila seorang
pebisnis, tentu membutuhkan banyak sumber daya manusia yang lain, dalam
membantu membangun suatu kegiatan ekonomi atau industri.

Dengan dilakukan bimbingan yang tepat, sumber daya manusia tersebut tak hanya
bisa diberdayakan kemampuannya saja, melainkan juga bisa dilatih dan
ditumbuhkembangkan agar menjadi calon wirausaha yang lebih berkualitas lagi.

Tujuan dari kewirausahaan tersebut tak menutup kemungkinan apabila suatu hari
nanti, para karyawan atau pegawai yang bekerja bisa mandiri dan membuka
usahanya sendiri, tentunya juga membantu ekonomi warga yang lain.

Setelah tujuan kewirausahaan yang pertama tersebut berhasil terwujud, maka sang
wirausahawan atau pebisnis tersebut bisa dikatakan sudah berhasil dalam
meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas di daerahnya masing-masing.

2. Ikut Serta dalam Memajukan dan Menyejahterakan Masyarakat


Kian sukses dan kian berkembang suatu bisnis, tentu membutuhkan kian banyak
pula sumber daya manusia, untuk ikut serta membantu peranan penting dari
wirausahawan.

Hal ini, tentu berarti kian banyak lapangan pekerjaan yang dibuka bagi masyarakat
setempat, baik itu masyarakat yang memang kekurangan finansial, tidak cocok di
bidang pekerjaan yang sebelumnya, kesulitan ijazah, bahkan pengangguran
sekalipun.
Dengan berkurangnya jumlah pengangguran yang ada di masyarakat, berarti suatu
bisnis sudah berhasil dalam mewujudkan tujuan kewirausahaan, dalam memajukan
dan ikut serta menyejahterakan masyarakatnya.

3. Membudayakan Semangat Wirausaha didalam Masyarakat


Wirausahawan bisa dikategorikan sebagai orang-orang yang mempunyai jiwa yang
tangguh, kompetitif, ide kreatif, inovasi hebat dan pandai dalam mencari peluang
yang ada. Semangat wirausahawan yang tak akan pernah padam tersebut begitu
baik apabila mampu ditularkan kepada masyarakat lain sebagai suatu tujuan
kewirausahaan yang berikutnya.

Tujuan kewirausahaan membudayakan akan semangat wirausaha di lingkungan


masyarakat, yang bisa diwujudkan dengan cara yang begitu sederhana, dengan
bersikap seperti apa adanya seorang manusia biasa, tidak menjadi bos.
Dengan memiliki sikap tersebut, tentu bisa memberikan inspirasi dan membuat
banyak masyarakat yang hatinya tergerak untuk mencoba kegiatan wirausaha
tersebut.

Sikap tangguh dan pantang menyerah tersebut yang sebaiknya lebih diperlihatkan
dan ditonjolkan, agar kewirausahaan mampu membangun semangat orang muda di
masyarakat dan membeikan manfaat bagi khalayak ramai untuk ikut bekerja keras
dan mendapatkan keberhasilan.

4. Menumbuhkan Kesadaran Masyarakat akan Kewirausahaan


Saat ini, orientasi masyarakat di Indonesia ialah sekolah untuk mencari ilmu, belajar
di perguruan tinggi untuk mencari jati diri dan tujuan terakhirnya ialah bekerja.
Kebanyakan seperti itu.

Kebanyakan lagi, mereka ingin bekerja kepada orang, bukan mereka yang
mempekerjakan orang. Jadi, pemikiran orang-orang Indonesia, terlebih bagi remaja
lebih berprinsip untuk bekerja pada orang demi membangun kehidupannya sendiri
dengan penghasilan yang didapat dari bekerja dengan orang.

Dengan adanya contoh atau bukti nyata tersebut, menunjukkan jika Indonesia,
memiliki masyarakat yang masih kekurangan akan kesadaran tentang pentingnya
membuat lapangan pekerjaan dengan cara berwirausaha.

Kebanyakan dari mereka tidak mau berwirausaha ialah takut untuk memulai dan
takut untuk rugi. Padahal, aspek keberhasilan dan kesuksesan baru akan didapat
apabila kita mengalami kegagalan terus-menerus, menyikapinya dan mampu
menutup celah kegagalan tersebut.

Dengan itulah, adanya peran penting kewirausahaan, yang bisa ikut serta membantu
dalam menyadarkan masyarakat di Indonesia, di mana menjadi salah satu bukti jika
wirausahawan adalah orang-orang yang hebat dan tidak boleh dipandang sebelah
mata saja.

Wirausahawan adalah sosok yang mampu meningkatkan ekonomi dan


kesejahteraan warga di sekitar dengan berbagai macam ide-ide brilian mereka.

5. Menyebarluaskan Semangat Inovasi dalam Bermasyarakat


Perlu kita ketahui sekarang ini, masyarakat Indonesia pola pikirnya cenderung
tradisional. Mereka ingin melakukan sesuatu hal, dengan apa yang sudah terjadi
pada zaman dahulu kala.

Padahal, bisa jadi ketentuan pada zaman dahulu itu, bisa benar, atau bahkan bisa
juga salah. Maka dari itu, perlulah adanya semangat inovasi dalam pola pikir yang
harus segera dicanangkan.
Mereka selalu terpaku bekerja ini itu. Mengapa mereka enggan untuk belajar cara
pembuatan atau proses pembuatan, yang barangkali itu bisa menjadi salah satu jalan
kesuksesan mereka?

Contoh saja jika produk jajanan ringan seperti keripik kentang. Apabila kita terpaku
pada dunia atau pola pikir tradisional, hingga saat ini tentu yang muncul hanya
jajanan kentang rasa original saja, yang kebanyakan konsumen akan bosan.

Berbeda apabila memiliki peluang cerdas dan inovasi yang tinggi.


Boleh flashback ke belakang, namun itu sebagai bahan pembelajaran, bukan
sebagai acuan atau tolok ukur. Gunakan ide untuk mewujudkan inovasi yang
terbarukan.

B. Visi dan Misi

Visi : Menjadikan warkop yang mampu berkompetisi secara sehat


dan mempunyai daya saing yang tinggi.

Misi : - Memberikan layanan yang berorientasi pada kepuasan


konsumen.
- Menyajikan makanan dan minuman yang berkualitas dengan harga
terjangkau
- Memberikan pelayanan yang berkelas dan elegan.

C. Peluang

Baiklah, sekarang jika akan mencontoh dari kota yang sudah sangat populer
dengan adanya warkop, maka ada beberapa trik yang bisa dilakukan agar usaha
warkop kamu berjalan sesuai rencana dan tentunya akan membawa keuntungan.
Perhatikan terlebih dahulu siapa kira kira nantinya yang akan singgah di
warkop kamu.
Ada 3 target kosumen yang bisa di jadikan acuan dan untuk merencanakan
strateginya yaitu:

1. Masyarakat Umum
2. Kalangan Remaja
3. Hanya lingkungan sekitar

Dari ketiga target konsumen ini sangat perlu dipahami karena akan menentukan
kelangsungan usaha warung kopi yang akan kamu rintis.

1.Untuk masyarakat umum

Warung kopi yang paling tepat untuk target konsumen ini adalah seperti di
lokasi pasar, pinggiran pasar atau daerah sekitar terminal atau stasiun.
Cukup dengan model warung tenda atau semi permanent sudah dapat dijadikan
lahan usaha. Karena mereka yang singgah kebanyakan hanyalah bersifat mampir
ngopi dan tidak bisa di target sebagai pelanggan tetap.

2.Untuk remaja dan muda mudi

Ini yang akan jauh berbeda dengan target pertama.Saat ini acara ngopi sudah
bukan untuk bapak bapak atau orang tua, kenyataannya banyak remaja muda mudi
yang juga sudah gemar ngopi sambil nongkrong berlama lama.
Untuk warung kopi dengan target kalangan ini maka harus dibuat fasilitas lebih
menarik meskipun konsepnya tetap warung kopi sederhana.
Misalkan saja diberikan jaringan WiFi atau disediakan TV dan lantunan music
untuk memberikan kesan santai bagi pengunjung.
Artinya desain warung kopi kamu minimal harus sudah memiliki tempat yang
bukan sekedar warung tenda atau semi permanent lagi.
3.Warga lingkungan sekitar

Jika akan membuka warung kopi sebagai usaha rumahan, dengan target
konsumen hanya sebatas warga sekitar rumah atau kampung tetangga maka
konsepnya juga akan lain dari yang dua poin di atas.
Warung kopi kamu cukup menggunakan fasilitas di rumah seperti memanfaatkan
teras rumah atau membuat kedai kecil kecilan di sekitar rumah.
Biasanya warung kopi model rumahan ini hanya ramai pada jam jam tententu
setelah masyarakat sudah lepas dari jam sibuk. Mereka memanfaatkan waktu ngopi
sambil mengobrol bersama tetangga dan biasanya juga akan banyak terjadi bisnis
di sini.
Untuk pelengkap hiburan cukup disediakan TV dan memutar chanel berita akan
lebih digemari oleh bapak bapak yang sedang bersantai sambil ngopi.

D. Tantangan

Memulai dan mengoperasikan bisnis sendiri pastinya membutuhkan kerja


keras, menyita banyak waktu, dan menguras emosi. Meskipun keuntungan dalam
berwirausaha menggiurkan, tetapi kemungkinan gagal dalam bisnis merupakan
ancaman yang selalu ada bagi wirausaha.

Berbagai resiko yang berhubungan dengan kegagalan bisnis harus bisa


diterima dan dihadapi oleh wirausaha. Seseorang yang berusaha jika
mengharapkan mendapat keuntungan, maka harus memiliki komitmen dan
pengorbanan dalam menghadapi tantangan yang berupa kerja keras, tekanan
emosional, dan juga resiko.

Secara umum, ada 3 tantangan besar dalam membangun usaha yakni kurang
pengetahuan, keterbatasan dalam budaya, serta kurangnya akses ke layanan
pinjaman.
- Kurang pengetahuan
Pendidikan formal secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan. Namun keterbatasan mendapatkan pendidikan secara formal dapat
dipenuhi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan ataupun workshop.

- Keterbatasan dalam budaya


Budaya partiakal yang melekat dalam kehidupan Indonesia, secara tidak
langsung membatasi ruang gerak perempuan. Namun dewasa ini perempuan dapat
memanfaatkan waktu dan keterbatasan untuk mengaktualisasikan diri menjalankan
usaha tanpa harus mengorbankan perannya dalam menjalankan usaha.

- Kurangnya akses ke layanan pinjaman


Modal merupakan salah satu factor pendukung yang penting dalam
membangun ataupun menjalankan usaha. Kurangnya akses untuk memperoleh
pinjaman ataupun memperoleh investasi dapat membuat seorang wirausahawan
menjadi terbatas ruang geraknya. Hal ini yang sering menjadi penghambat terbesar
seseorang untuk memulai usaha.

Dalam konteks global, tantangan dalam membangun usaha meliputi


ketidakmampuan manajemen, kurangnya pengalaman, lemahnya kendali
keuangan, gagal pengembangan renstra, pertumbuhan tidak terkendali, lokasi
buruk, pengendalian perediaan tidak baik, tidak mampu bertransisi.

- Ketidakmampuan Manajemen;
Kurangnya pengalaman manajemen/lemahnya kemampuan pengambilan
keputusan merupakan masalah utama dari kegagalan usaha. Pemilik usaha kurang
mempunyai jiwa kepemimpinan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat
bisnisnya berjalan.
- Kurang pengalaman;
Pengalaman kerja mengenai operasinal fisik bisnis dan kemampuan
konsep yang cukup, kemampuan memvisualisasi, menhkoordinasi, dan
mengintegrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keseluruhan yang sinergis.

- Lemahnya kendali keuangan;


Kelemahan mendasar yang perlu menjadi perhatian, yakni: kekurangan
modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap pelanggan. Banyak
wirausaha yang memulai bisnis dengan modal kecil dan juga rasa optimistik yang
tinggi, namum kemudian salah menilai uang yang dibutuhkan untuk masuk ke
dalam dunia bisnis. Akibatnya adalah kekurangan modal dalam mendanai
pertumbuhan usaha. Wirausahawan juga kerap kali melakukan kesalahan dengan
menjual produknya secara kredit, tanpa bisa mengendalikannya. Apapun kasusnya,
pemiliki usaha harus bisa mengendalikan penjualan kredit secara hati-hati karena
kegagalan mengelolanya dapat menghancurkan kesehatan keuangan bisnis kecil.

- Gagal pengembangan renstra;


Rencana strategis perlu dikembangkan dalam perusahaan. Alasannya
ialah rencana strategis merupakan petunjuk untuk wirausaha mengenali kekuatan
dan kemampuan usaha, serta segala bentuk rancangan-rancangan pengembangan
produk hingga ke pemasarannya. Pengabaian rencana strategis, sebuah bisnis tidak
memiliki dasar yang berkesinambungan untuk menciptakan dan memelihara
keunggulan bersaing di pasar.

- Pertumbuhan tak terkendali;


Semua pemilik perusahaan pasti mendambakan pertumbuhan terjadi
dalam usahanya. Pertumbuhan yang baik haruslah terencana dan terkendali. Dalam
memulai usaha, laba atau keuntungan yang diperoleh idealnya harus bisa menjadi
laba ditahan untuk kemudian digunakan sebagai pendanaan pengembangan usaha
selanjutnya.
- Lokasi buruk;
Pemilihan lokasi yang tepat untuk menjalankan usaha merupakan salah
satu faktor penting untuk pebisnis. Sangat penting untuk pebisnis melakukan
penelitian, pengamatan, dan perencanaan yang layak. Jangan memilih lokasi hanya
karena ada tempat kosong. Ketidak tepatan lokasi, juga dapat berpengaruh terhadap
lambatnya pertumbuhan bisnis, dan dapat berakibat pada kegagalan.

- Pengendalian persediaan tidak baik;


Dalam bisnis, investaasi yang terbesar yang harus dilakukan manajer
bisnis kecil adalah penyediaan persediaan. Hal ini yang selalu diabaikan oleh para
pelaku bisnis. Penting untuk mempersiapkan stok barang/jasa dalam sebuah bisnis.
Persediaan ini mampu menciptakan pelayanan yang cepat dan memberikan
kepuasan bagi konsumen. Karena kekurangan persediaan dapat mengakibatkan
kekecewaan bagi pelanggan dan kemungkinan akan beralih kepada pesaing yang
dapat memenuhi permintaannya.

- Tidak mampu bertransisi;


Harus mempu melewati tahapan-tahapan kewirausahaan. Namun perlu
diperhatikan bahwa berhasil melewati tahapan awal kewirausahaan bukanlah
jaminan keberhasilan bisnis. Pertumbuhan biasanya memerlukan perubahan gaya
manajemen yang secara drastis berbeda. Pertumbuhan mengharuskan
wirausahawan untuk mendelegasikan wewenang dan melepaskan kegiatan
pengendalian sehari-hari.
E. Resiko

Meskipun bisnis warkop didukung oleh trend yang positif tersebut, tentu
lebih bijak untuk mengetahui apa saja risiko usaha warkop sebelum memulai
Resiko-resiko di antaranya yaitu:
- resiko memilih lokasi
- resiko persaingan pasar
- resiko tdk punya atau salah konsep
- resiko persedian barang

Resiko lainnya yaitu:


Besarnya modal yang dikeluarkan dan lama balik modal
Sepi pengunjung disebabkan karena liburan sekolah atau kuliah
Banyak yang membuka usaha yang sama

F. Detail usaha

Tempat: pertigaan kampus UHO, andonohu, andonohu


Modal Awal: lebih dari 100juta, sudah termasuk Gedung dan lain-lainnya.
Proyeksi Keuntungan
- Pemasukan: kurang lebih 3 juta perbulan
- Pengeluaran: kurang lebih 200 rb perharinya, sudah termasuk listrik dan
keperluan lain-lainnya

G. Rincian
- Meja dan kursi (@ Rp 350.000,00 x 10 set) Rp 4.750.000.00
- Kompor gas + tabung 3 kg, ceret, termos Rp 800.000,00
- Gelas, piring, sendok, garpu Rp 500.000,00+
Total Rp 3.350.000,00
Peralatan di atas mengalami penyusutan setelah digunakan 3 tahun :
1/36 bulan x Rp 3.350.000,00 = Rp 93.000,00/bln
Biaya operasional per bulan
- Bahan baku minuman (kopi, gula, susu, coklat,dll) Rp 3.900.000,00
- Bahan baku makanan (pisang, kentang, camilan,dll) Rp 2.600.000,00
- Bahan bakar gas elpiji 3kg (@ Rp 16.000,00 x 5) Rp 80.000,00
- Gaji tenaga bantu 1 orang Rp 910.000,00
- Biaya listrik, air, dan kebersihan Rp 200.000,00
- Biaya internet (speedy) Rp 250.000,00
- Biaya penyusutan Rp 93.000,00+
Total biaya Rp 8.033.000,00 belum termaksud biaya pembuatan gedung

Omset per bulan


Rata-rata harga kopi Rp 7.000,00 dengan penjualan 40 gelas/hari.
Aneka kopi : @ Rp 7.000,00 x 40 gelas x 26 hari Rp 7.280.000,00
Omset makanan
Kentang goreng : @ Rp 6.000,00 x 10 porsi x 26 hr Rp 1.560.000,00
Pisang bakar : @ Rp 5.000,00 x 10 porsi x 26 hari Rp 1.300.000,00
Aneka camilan : @ Rp 1.000 x 50 bungkus x 26 hr Rp 1.300.000,00+
Total omset Rp 11.440.000,00

Laba bersih per bulan


Rp 11.440.000,00 — Rp 8.033.000,00 = Rp 3.407.000,00

Anda mungkin juga menyukai