EPILEPSI
Disusun oleh :
Siti Reni Nuraeni
J.0105.19.037
D. Metode Penyuluhan
Ceramah dan tanya jawab
E. Strategi Penyuluhan
1. Persiapan ( 2 menit )
2. Pembukaan ( 3 menit )
3. Pelaksanaan ( 10 menit )
4. Evaluasi ( 5 menit )
5. Penutup ( 2 menit )
F. Media
Leaflet
G. Kegiatan Penyuluhan
H. Evaluasi
1. Prosedur : Wawancara
2. Jenis : Tanya Jawab
3. Pertanyaan :
a. Apa itu Epilepsi ?
b. Apa penyebab Epilepsi ?
c. Apa upaya yang dilakukan Epilepsi ?
I. Sumber
Anonim. 2008. Epilepsi. www.nersunhas.com. (Diakses 19 Desember 2019).
Dychan. 2008. Epilepsi. www.medicastore.com. (Diakses 19 Desember
2019).
Turana, Yuda. 2007. Epilepsi dan gangguan fungsi
kognitif. www.medikaholistikcom. (Diakses 19 Desember 2019).
Lampiran
A. Definisi
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik kejang
berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan bersifat
reversibel (Dychan, 2008).
Epilepsi merupakan gejala kompleks dari banyak gangguan fungsi otak
yang dikarakteristikkan oleh kejang berulang. Kejang merupakan akibat dari
pembebasan listrik yang tidak terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang
ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas
motorik, atau gangguan fenomena sensori (Anonim, 2008).
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh
gangguan fungsi otak yang bersifat sementara dan paroksismal, yang memberi
manifestasi berupa gangguan, atau kehilangan kesadaran, gangguan motorik,
sensorik, psikologik, dan sistem otonom, serta bersifat episodic (Turana, 2007).
B. Etiologi
Adapun penyebab epilepsi, yaitu: (Piogama, 2009)
1. Epilepsi Primer (Idiopatik)
Epilepsi primer hingga kini tidak ditemukan penyebabnya, tidak ditemukan
kelainan pada jaringan otak, diduga bahwa terdapat kelainan atau gangguan
keseimbangan zat kimiawi dan sel-sel saraf pada area jaringan otak yang
abnormal.
2. Epilepsi Sekunder (Simtomatik)
Epilepsi yang diketahui penyebabnya atau akibat adanya kelainan pada
jaringan otak. Kelainan ini dapat disebabkan karena dibawa sejak lahir atau
adanya jaringan parut sebagai akibat kerusakan otak pada waktu lahir atau
pada masa perkembangan anak, cedera kepala (termasuk cedera selama atau
sebelum kelahiran), gangguan metabolisme dan nutrisi (misalnya
hipoglikemi, fenilketonuria (PKU), defisiensi vitamin B6), faktor-faktor
toksik (putus alkohol, uremia), ensefalitis, anoksia, gangguan sirkulasi, dan
neoplasma.
E. Penatalaksanaan
Tindakan yang dapat dilakukan, antara lain : (Sri D, 2007)
1. Jangan panik karena serangan akan berhenti sendiri
2. Bebaskan jalan nafas, longgarkan baju
3. Bila mulut terbuka, masukkan bahan empuk diantara gigi
4. Bila mulut tertutup jangan dibuka paksa
5. Miringkan kepala agar ludah keluar
6. Jangan memberi minum sebelum klien benar-benar sadar.