Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI HEWAN

MATERI KEHAMILAN DAN MENYUSUI (LAKTASI)

Disusun oleh:
1. Elania Zoela Saputri (1800008049)
2. Dheti Suraningsih (1800008059)
3. Dzaky Salahuddin Rai’if (1800008069)
4. Ira Kusmawati (1800008081)

Dosen Pengampu :
Novi Febrianti, M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah keadaan fisiologis pada suatu waktu tapi hal ini
memerlukan perhatian khusus karena pada saat hamil terjadi perubahan
fisiologis. Proses kehamilan merupakan mata rantai yang
berkesinambungan, pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44
dalam bentuk “autosom” sedangkan yang lain sebagai pembawa tanda seks.
Wanita selalu resesip dengan tanda “kromosom X”, sedangkan laki-laki
dengan dua bentuk kromosom yaitu “kromosom X dan Y”. Bila
spermatozoa kromosom X bertemu maka terjadi kehamilan wanita, sedang
bila kromosom Y maka terjadi kehamilan laki-laki.
Suatu kehamilan akan terjadi jika ada pertemuan antara sperma dan
ovum, setelah itu pertemuan itu akan membentuk zigot yang dalam
beberapa jam telah mampu membela dirinya menjadi dua dan seterusnya.
Dengan terjadinya kehamilan maka seluru system genetalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertmbuhan janin dan rahim.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
haid pertama haid terakhir. Kehamilandibagi dalam 3 triwulan pertama
dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari
bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu
serta perubahan sosiaL didalam keluarga. Pada umumnya kehamilan
berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup
bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi
masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil
akan bermasalah selama kehamilannya (Prawirohardjo, Sarwono, 2002).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Kehamilan?
2. Bagaimana tanda-tanda kehamilan?
3. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan?
4. Bagaimana bentuk-bentuk kehamilan?
5. Bagaimana cara menjaga kesehatan janin selama masa kehamilan?
6. Bagaimana konsep dasar Laktasi?
7. Ayat- ayat al Qur’an apa saja yang memiliki keterkaitaan dengan materi
kehamilan dan menyusui?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kehamilan.
2. Untuk mengetahui tanda-tanda kehamilan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan.
4. Untuk Mengetahui bentuk-bentuk kehamilan.
5. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan janin selama masa kehamilan.
6. Untuk mengetahui konsep dasar laktasi.
7. Untuk mengetahui ayat- ayat al Qur’an yang memiliki keterkaitaan
dengan materi kehamilan dan menyusui.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi
merupakan proses fisiologis dan berkesinambungan. (Marmi, 2011:11). Dan
tidak bisa di pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi
baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai
masalah kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu
berjalan normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik.
Peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan
reproduksi menyatakan bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan
generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu
(Bandiyah, 2009). Pelayanan kesehatan tersebut sangat dibutuhkan selama
periode ini. Karena pelayanan asuhan kebidanan yang bersifat berkelanjutan
(continuity of care) saat di memang sangat penting untuk ibu. Dan dengan
asuhan kebidanan tersebut tenaga kesehatan seperti bidan, dapat memantau
dan memastikan kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin, serta sampai
masa nifas.
B. Tanda-tanda Kehamilan
Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan yang
mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi diagnosis dan evaluasi
kemajuan kehamilan. Tetapi sayangnya proses farmakologis atau
patofisiologis kadang memicu perubahan endokrin atau anatomis yang
menyerupai kehamilan sehingga dapat membingungkan.Perubahan
endokrinologis, fisiologis, dan anatomis yang menyertai kehamilan
menimbulkan gejala dan tanda yang memberikan bukti adanya kehamilan.
- Tanda dugaan hamil atau Trimester 1
1. Amenorea (berhentinya menstruasi)
2. Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3. Ngidam (menginginkan makan tertentu)
4. Syncope (pingsan)
5. Kelelahan
6. Payudara tegang
7. Sering miksi
8. Kontipasi atau obstipasi
9. Pigmentasi Kulit
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini:
a) Sekitar pipi: cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah
dahi, hidung, pipi, dan leher).
b) Sekitar leher tampak lebih hitam.
c) Dinding perut: strie lividae/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), strie nigra, linea alba
menjadi lebih hitam (linea grisae/nigra).
d) Sekitar payudara: hiperpigmentasi aerola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada
tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit putih,
coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada wanita kulit
hitam. Selain itu, kelenjar montgometri menonjol dan
pembuluh darah menifes sekitar payudara (Prawirohardjo,
2010:134).
e) Sekitar pantat dan paha atas: terdapat strie akibat pembesaran
bagian tersebut (Walyani, 2015: 71).
- Tanda kemungkinan hamil (Problem sign) atau Trimester 2
1) Perubahan abdomen, yaitu perubahan ukuran uterus menyebabkan
pertambahan lingkar abdomen secara bertahap.
2) Perubahan uterus. Dimana dalam 12 minggu pertama uterus
berbentuk menjadi bulat kuat, membesar, lunak dan berbentuk
seperti rongga.
3) Tanda hegar menggambarkan perlunakan ekstrem segmen bawah
uterus sampai kedaerah yang dapat dikompresi hampir setipis
kertas (Reeder, dkk. 2011:417).
4) Ballotement. Ketukan mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapt dirasakan oleh tangan
pemeriksa (Ummi, dkk. 2011:72).
5) Perubahan serviks. Pada usia sekitar 8 minggu gestasi, serviks
mulai melunak dan lubang eksternal serviks memperlihatkan
konsistensi atau derajat pelunakan, seperti lobus telinga ataubibir
(dikenal dengan istilah tanda Goodell). Sebagai perbandingan
konsistensi serviks pada wanita yang tidak hamil terasa sama
dengan ujung hidung (Reeder, dkk. 2011:417).
6) Kontraksi Braxton Hicks. Apabila uterus di rangsang atau
distimulasi dengan rabaan akan mudah berkontraksi
(Sulistyawati, 2012:124). Peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya aktomiosin di dalam otot uterus (Ummi, dkk.
2011:72).
- Tanda pasti (positive sign) atau Trimester 3
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan
janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa (Walyani,
2015:73).
1) Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul setelah
kehamilan lanjut diatas empat bulan. Jika dengan ultrasound
bunyi jantung janin dapat didengar pada kehamilan 12 minggu
(Sunarti, 2013:59-60).
2) Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat
melakukan pemeriksaan (Sunarti, 2013:60).
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Menurut (Romauli, 2011) faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
antara lain:
1. Faktor fisik yang terdiri dari status kesehatan, status gizi.
2. Faktor Psikologis, hal ini muncul karena ketidakmatangan di dalam
perkembangan emosional dalam kesanggupan seseoraang untuk
menyesuaikan diri dengan situasi tertentu termasuk kehamilan.
3. Faktor lingkungan, seperti faktor adat/budaya, dll.
4. Faktor Ekonomi, seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, dll.
D. Bentuk-Bentuk Kehamilan
Bentuk-bentuk Kehamilan Menurut (Pieter & Namora, 2010) Bentuk-
bentuk kehamilan antara lain:
1. Hamil Resiko Tinggi merupakan bentuk kehamilan umum, namun
memiliki resiko tinggi baik selama kehamilan dan proses persalinan.
Salah satu contohnya yaitu faktor kondisi bayi meliputi kesehatan fisik
bayi, letak posisi bayi dalam rahim seperti sungsang atau melintang.
2. Hamil Normal merupakan kehamilan yang umum dan normal dialami
oleh setiap wanita tanpa ada kelainan fisik dan psikis.
3. Hamil Pseudoceyis merupakan suatu gejala abnormal psikologis yang
dialami seorang wanita dalam bentuk hamil yang imaginer ataupun palsu.
4. Hamil tidak dikehendaki merupakan kehamilan yang diluar kehendak ibu.
Faktor penyebab hamil tidak dikehendaki antara lain: ibu tidak siap
dalam menghadapi kehamilan, mengikuti pendidikan atau karir, suami
yang tidak menghendaki anak lagi, kebencian kepada suami akibat
perkawinan yang dipaksakan, dll.
5. Hamil Bedrest merupakan beristirahat diatas tempat tidur. Terdapat ibu
hamil yang harus bedrest total, yang mana ibu tidak boleh beranjak sama
sekali dari tempat tidur. Jadi, semua aktivitas ibu hanya dapat dilakukan
di atas tempat tidur, sekalipun untuk mandi maupun buang kotoran.
E. Cara Menjaga Janin Dalam Kandungan
1) Pemeriksaan rutin
Begitu Anda dinyatakan hamil, segeralah menghubungi dokter.
Tujuannya adalah untuk memeriksakan kandungan dan kesehatan Anda.
Pemeriksaan kehamilan secara rutin tiap bulan penting untuk memantau
perkembangan janin dan kesehatan ibu selama mengandung, sehingga
apabila terdapat gangguan, dapat segera diatasi.
2) Asupan Gizi
Kini, Anda harus lebih memerhatikan asupan gizi dari makanan.
Selain diri sendiri, sudah ada bayi di dalam rahim Anda yang juga
membutuhkan gizi. Anda memerlukan tambahan kalori sebanyak 300
kalori per hari. Jika sebelum hamil Anda memerlukan 45 gram protein,
sekarang Anda memerlukan 70 gram protein. Selain itu, kurangi
konsumsi kafein dan alkohol, serta hentikan kebiasaan merokok. Untuk
melengkapi asupan nutrisi, Anda juga disarankan mengonsumsi
suplemen untuk kehamilan.
3) Olahraga
Ibu hamil tetap perlu olahraga secara teratur. Olahraga selama masa
kehamilan akan meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengurangi
rasa sakit, memperbaiki sirkulasi darah di kaki, dan meredakan stres.
Olahraga pada ibu hamil juga akan membantu mengurangi tekanan fisik
pada saat proses persalinan. Selain itu, olahraga ampuh untuk
meningkatkan kadar serotonin, yaitu zat kimia yang berhubungan dengan
suasana hati yang senang. Yang perlu diperhatikan adalah jenis olahraga
yang dipilih. Sesuaikan dengan kondisi kehamilan dan konsultasikan
pada dokter, sebelum mulai rutin berolahraga.
4) Istirahat
Pada kehamilan trimester pertama, biasanya Anda akan merasa
kelelahan. Ini adalah tanda bahwa tubuh perlu istirahat. Kurangi semua
aktivitas dan perbanyaklah istirahat. Jika memungkinkan, Anda bisa
mencoba untuk tidur siang.
F. Laktasi
1. Definisi Laktasi
a. Laktasi adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks
menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu.
b. Dalam Kamus Besar Bahasa indonesia Laktasi adalah pengeluaran
susu dari kelenjar susu
2. Anatomi Payudara
Payudara terletak di dalam fasia superfisialis di daerah pektoral
antara sternum dan axila yang melebar dari kira – kira iga ke dua atau
ketiga sampai ke iga keenam atau ketujuh.
Anatomi payudara yang terletak pada hemithorax kanan dan kiri
dengan batas-batas sebagai berikut :
a. Batas - batas payudara yang tampak dari luar :
1) Superior : iga II atau III
2) Inferior : iga IV atau VI
3) Medial : pinggir sternum
4) Lateral : garis aksilaris anterior
b. Batas - batas payudara yang sesungguhnya :
1) Superior : hampir sampai klavikula
2) Medial : garis tengah
3) Lateral : Bentuk payudara cembung kedepan dengan puting
ditengahnya, yang terdiri atas kulit, jaringan erektil, dan berwarna tua.
Payudara berdiameter 10 – 12 cm dan berat 200 gram (saat tidak hamil
atau menyusui). Konstituen utama payudara adalah sel kelenjar disertai
duktus terkait serta jaringan lemak dan jaringan ikat dalam jumlah
bervariasi. Secara makroskopik ada tiga bagian umum payudara, yaitu :

a. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar


b. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah yang merupakan
daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami
pigmentasi. Ukurannya bermacam – macam dengan diameter 2,5 cm.
Areola berwarna merah muda pada wanita yang berkulit coklat dan
warna tersebut menjadi gelap pada waktu hamil. Pada daerah areola
terdapat beberapa minyak yang dihasilkan oleh kelenjar montgomery
yang berbentuk gelombang – gelombang naik dan sensitif. Fungsi
kelenjar montgomery adalah untuk melindungi dan meminyaki puting
susu selama menyusui.
c. Papilla atau putting, yaitu bagian yang menonjol di puncak areola
payudara dengan panjang ± 6 mm. Papilla tersusun atas jaringan erektil
berpigmen dan merupakan bangunan yang sangat peka.
Secara mikroskopis setiap payudara terdiri dari 15 – 20 lobus dari
jaringan kelenjar. Setiap lobus terbuat dari ribuan kelenjar kecil yang
diseut alveoli atau acini.
a. Alveoli
Bagian yang mengandung sel – sel yang menyekresi air susu.
Setiap alveolus dilapisi oleh sel – sel yang menyekresi air susu yang
disebut acini. Acini mengsekresi faktor – faktor dari darah yang
penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus
terdapat sel – sel miopel yang kadang disebut sel keranjang (basket
cell) atau sel laba – laba (spider cell). Apabila sel ini dirangsang oleh
oksitosin, maka akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke
dalam duktus laktifer.
b. Tubulus Laktifer
Merupakan saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
c. Duktus Laktifer
Merupakan saluran sentral yang merupakan muara beberapa
tubulus laktifer. Lanjutan masing – masing duktus laktifer meluas
dari ampulla sampai muara papilla mammae.
d. Ampulla
Bagian dari duktus lakifer yang melebar dan merupakan tempat
menyimpan air susu. Ampulla terletak di bawah areola.
Selain bagian – bagian di atas, ada bagian – bagian lain yang berperan
pada payudara, di antaranya sebagai berikut :
a. Vaskularisasi Suplai darah (vaskularisasi) ke payudara berasal dari
arteria mammaria interna, arteria mammaria eksterna, dan arteria
– arteria intercostalis superior. Drainase vena melalui pembuluh –
pembuluh yang sesuai dan akan masuk ke dalam vena mammaria
interna dan vena aksilaris.
b. Drainase Limfatik
Drainase limfatik terutama ke dalam kelenjar aksilaris yang
sebagian akan dialirkan ke dalam fissura portae hepar dan kelenjar
mediasanum. Pembuluh limfatik dari masing – masing payudara
berhubungan satu sama lain.
c. Persarafan
Fungsi payudara terutama dikendalikan oleh aktivitas hormon.
Pada kulit terdapat cabang – cabang nervus thoracalis. Selain itu,
terdapat sejumlah saraf simpatis, terutama di sekitar areola dan
papilla mammae.
3. Pembentukan Laktasi
Proses Pembentukan Laktogen terjadi melalui beberapa tahap, antara
lain:
1) Laktogenesis I
Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase
Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu
berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat
progesteron yang tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya.
2) Laktogenesis II
Saat melahirkan keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat
hormon progesteron, estrogen, dan human placental lactogen (HPL)
secara tiba-tiba, tetapi hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini
menyebabkan produksi ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase
Laktogenesis II.
3) Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama
kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika
produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini
dinamakan Laktogenesis III.
4. Hormon yang Mempengaruhi Pembentukan ASI
Hormon – hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah
sebagai berikut :
1) Progesteron
Memengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat
progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini
menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2) Estrogen
Menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat
estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa
bulan selama tetap menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi ASI.
3) Prolaktin
Berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Dalam
fisiologi laktasi, prolaktin merupakan suatu hormon yang
disekresikan oleh glandula pituitari. Hormon ini memiliki peranan
penting untuk memproduksi ASI. Kadar hormon ini meningkat
selama kehamilan. Kerja hormon prolaktin dihambat oleh hormon
plasenta. Peristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses
persalinan membuat kadar. estrogen dan progesteron berangsur –
ansur menurun sampai tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkannya
prolaktin.
4) Oksitosin
Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan
dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah
melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar
alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan
dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
5) Human placental lactogen (HPL)
Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak
HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan
areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam
kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.
5. Jenis- Jenis ASI
Air susu ibu atau ASI ternyata tidak selalu sama kualitasnya saat
keluar, ada yang bentuknya kental, encer atau bahkan sangat encer. Dari
segi warna kadang juga berbeda – beda, ada yang berwarna putih, putih
kekuning – kuningan, dan bahkan juga ada yang berwarna bening seperti
air pada umumnya.
1) Foremilk
ASI yang encer yang diproduksi pada awal proses menyusui
dengan kadar air tinggi mengandung banyak protein, laktosa, serta
nutrisi lainnya, tetapi rendah lemak. Foremilk disimpan pada saluran
penyimpanan dan keluar pada awal menyusui. Foremilk merupakan
ASI yang keluar pada lima menit pertama. ASI ini lebih encer
dibandingkan hindmilk, dihasilkan sangat banyak, dan cocok untuk
menghilangkan rasa haus bayi.
2) Hindmilk
Hindmilk adalah ASI yang mengandung tinggi lemak yang
memberikan banyak zat tenaga/energi dan diproduksi menjelang
akhir proses menyusui. Hindmilk keluar setelah foremilk habis saat
menyusui hampir selesai, sehingga bisa dianalogikan seperti
hidangan utama setelah hidangan pembuka. Jenis air susu ini sangat
kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin. Hindmilk mengandung
lemak 4-5 kali dibanding foremilk. Bayi memerlukan foremilk dan
hindmilk.
6. Kandungan Gizi Pada ASI
Berdasarkan stadium laktasi komposis ASI dibagi menjadi tiga
bagian yaitu kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Ketiga ASI ini
dijabarkan pada penjelasan dibawah ini,
- ASI Kolastrum adalah air susu yang keluar pada hari pertama sampai
dengan hari ke-7. Kolastrum berupa cairan emas yang kaya zat anti
infeksi dan berprotein tinggi dibanding ASI matur serta kadar
karbohidrat dan lemak yang rendah.
- ASI Transisi keluar pada hari ke 10- 14. Air susu ibu transisi adalah
ASI yang keluar setelah kolostrum dengan kadar protein semakin
rendah sedangkan karbohidrat dan lemak semakin tinggi.
- ASI Matur adalah asi yang keluar sekitar hari ke-14 dengan
komposisi yang relatif konstan.
Kandungan air susu ibu antara lain taurin, laktosa, Arachidonic
Acid (AA), Docosahexanoic Acid (DHA), omega 3, omega 6, kolin, dan
triptofan yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal untuk
membantu proses sinaptogenesis dan proses mielinisasi. Taurin, DHA,
dan AA merupakan kandungan yang penting dalam ASI. Taurin adalah
sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi
sebagai neurotransmiter dan berperan penting untuk proses maturasi sel
otak.10 Docosahexanoic Acid dan Arachidonic Acid adalah asam lemak
tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan
untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA
dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan
kecerdasan anak (Saputra, 2016).

7. Manfaat ASI
1) Untuk Bayi
(a) Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang
terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga
bermanfaat bagi ibu.
(b) Komposisi ASI ideal untuk bayi.
(c) Dokter sepakat bahwa ASI menurangi resiko infeksi lambung, usus,
sembelit, dan alergi.
(d) Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit.
2) Untuk Ibu
(a) Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu
untuk kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko
perdarahan
(b) Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa
kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali
(c) Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko
lebih rendah terhadap kanker rahim dankanker payudara.
(d) ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan
mensterilkan botol susu, dot, dsb.
H. Ayat-ayat Al-Qur’an
Kata ‘menyusui’ dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan
“memberikan air susu untuk diminum kepada bayi dari buah dada”.6
Sedangkan dalam bahasa Alquran, setidaknya ada dua term yang digunakan
untuk menunjukkan pada kegiatan yang berkaitan dengan menyusui, yaitu:
Pertama, digunakan kata kerja radhi’a-yardha’u-radhâ’an-radhâ’atan, untuk
menunjukkan makna pada kegiatan menyusui (Nurwahyudi, 2017).
Secara bahasa kata al-radhâ’a bermakna menyusui, baik itu seorang
perempuan atau pun binatang. Sedangkan secara istilah berarti
menyampaikan air susu seorang perempuan kepada mulut bayi yang belum
sampai usianya dua tahun.8 Kata ini terulang sebanyak 10 kali dengan
berbagai derivasinya dalam Alquran dan tersebar dalam 5 surat, yaitu: QS.
Al-Baqarah [2]: 233, QS. Al-Nisâ’ [4]: 23, QS. Al-Hajj [22]: 2, Al-Qashash
[28]: 7 dan 12, QS. Al-Thalâq [65]: 6.9.
Dari beberapa kali pengulangan kata radha’a dan derivasinya yang
sebanyak 10 kali dalam Alquran sebagaimana disebutkan di atas, dalam QS.
Al-Baqarah [2]: 233 lah perintah menyusui pertama kali ditemukan dalam
mushaf Alquran, Allah swt berfirman:

Artinya: “Para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun


penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban
ayah memberikan makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang
ma’ruf”, (QS. Al-Baqarah [2]: 233
Ajaran Islam tentang menyusui pada hakikatnya adalah bentuk nafkah
yang harus diberikan kepada bayi oleh ayah lewat sang ibu dengan secara
persusuan. Ayah berkewajiban memberikan air susu kepada anaknya sesuai
dengan kemampuannya dengan cara memberikan makanan yang bergizi
kepada istrinya yang nantinya memproduksi ASI atau mencarikan
perempuan lain yang sehat jasmani dan rohaninya untuk menyusukan
bayinya jika istrinya berhalangan. Allah berfiman dalam Q.S al-Thalāq(65):
6,

Artinya: “Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat


tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka
untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (isteri-isteri yang
sudah ditalaq) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya
hingga mereka bersalin, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu
untukmu maka berikanlah kepada mereka upahnya, dan musyawarahkanlah
di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya”
(Ismail, 2018).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan terjadi apabila sel ovum dibuahi oleh sel sperma.
Dimana nantinya ovum ini akan berkembang dan membentuk janin dalam
rahim seorang ibu. Kehamilan ini memiliki beberapa stadium yaitu terdiri
dari trimester 1 hingga 3, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kehamilan misalnya saja faktor fisik atau internal dan ada juga faktor
eksternal yaitu faktor lingkungan. Kehamilan juga memiliki beberapa
bentuk kehamilan misalnya saja terdapat kehamilan anggur atau kehamilan
palsa.
Bersamaan dengan proses kehamilan terdapat beberapa hormon yang
aktif dalam proses pembentukan ASI, kandungan yang begitu ideal pada
ASI sangat bermanfaat bagi bayi dan bagi ibu. Oleh karena itu pemberian
ASI sangat dianjurkan untuk di susukan kepada bayi yang baru lahir
hingga umur tertentu. Tidak hanya menurut para medis dan kesehatan,
anjuran pemberian ASI juga tertera dalam ayat-ayat Al-Qur’an misalnya
saja dalam surah QS. Al-Baqarah [2]: 233 yang berisi perintah menyusui
pertama kali yang ditemukan dalam mushaf Alquran, dan masih banyak
ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai kehamilan dan menyusui
(laktasi).
B. Kritik dan Saran
Makalah ini memiliki beberapa kekurangan baik dalam materi
maupun sistem penulisan. Maka dari itu penluis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun agar di peroleh makalah yang baik.
Seomga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Astutik., R.Y. 2014. Payudara dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika, pp. 12-3.
Hani, Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Selemba Medika.
Ismail, H. (2018) “SYARIAT MENYUSUI DALAM ALQURAN (Kajian Surat
Al-Baqarah Ayat 233),” JURNAL At-Tibyan: Jurnal Ilmu Alquran dan
Tafsir, 3(1), hal. 69. doi: 10.32505/tibyan.v3i1.478.
Marmi. 2011. “Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal” . Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nurwahyudi, M. I. (2017) “Konsep Rad{a<’Ah Dalam Al-Quran (Kajian Tafsir
Tematik Ayat-Ayat Tentang Menyusui Bayi Dalam Perspektif Mufassir
Dan Sains),” Qof, 1(2), hal. 103–116. doi: 10.30762/qof.v1i2.922.
Perinasia (Perkumpulan Perinatologi Indonesia). 2013. Bahan Bacaan
Manajemen. Laktasi Cetakan ke-7. Jakarta : Perinasia pp. 3-1 :13.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Romauli S.2011. Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Saputra, A. R. (2016) “Peran Pemberian ASI Eksklusif terhadap Status Gizi dan
Tumbuh Kembang pada Anak Usia Dini Exclusive Breastfeeding Role in
Nutritional Status and Growth of,” 3(1), hal. 30–34.
Sunarsih, T. 2010. KDPK Kebidanan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Anda mungkin juga menyukai