Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
diberikannya kesehatan kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari dosen
Pengajar HJ. ASNIWATI,S.Pd,.M.Pd. makalah yang diberi tema “HAK DAN
KEWAJIBAN ANAK PASAL 13”
Dalam penulisan makalah ini kami sangat berterimakasih kepada Ibu HJ.
ASNIWATI,S.Pd,.M.Pd yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk
menulisnya. Tidak lupa kepada teman-teman yang turut membantu dalam
penulisan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna oleh karena itu maka
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari teman semua, agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam
lingkungan pendidikan dan dapat menjadi bahan untuk belajar.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tentang anak, misalnya Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak dan Berbagai peraturan lain yang berkaitan dengan
masalah anak. Social Commison dari Economic and Social Council menyatakan,
bahwa:
a. Di Bima, Ceylon dan Pakistan, seorang anak dibawah usia 7 tahun dianggap
tidak melakukan kejahatan;
b. Di Jepang, tindak pidana atau pelanggaran yang dilakukan oleh kurang dari
14 tahun tidak dapat dihukum;
d. Di Bima Ceylon dan Pakistan, seorang anak diantara umur 7 tahun dan
dibawah 12 tahun dan Filipna seorang anak di antara umur 9 tahun dan
dibawah 15 tahun tidak dapat dipertanggungjawabkan atas tindak pidana
yang dilakukannya, apabila ia pada waktu melakukannya belum dapat
menghayati bahwa apa yang dilakukannya adalah salah.
B. Rumusan Masalah
1
3. bagaimana kewajiban dan tanggung jawab terhadap anak dalam UU?
4. Bagaimana cara memberikan perlindungan terhadap anak?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perlindungan Anak
Anak dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara adalah masa depan
bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehinga negara berkewajiban
memenuhi hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang,
berpartisipasi, perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi. Selain
pemerintah masyarakat, keluarga, dan khususnya orang tua berkewajiban dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. Untuk itu
pemerintah mengeluarkan atau mengesahkan undang-undang tentang
perlindungan anak yaitu UU No. 23 Tahun 2002 dengan tujuan perlindungan
terhadap anak memiliki dasar hukum yang kuat, mengingat kita ini hidup dinegara
hukum.
3
anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan
zat adiktif lainya (napza), anak yang menyandang cacat, dan anak korban
perlakuan salah dan penelantaran.
Hak-hak yang dimiliki oleh anak secara jelas diatur di dalam UU No. 23 Tahun
2002. Pasal-pasal yang berkaitan dengan hak yang dimiliki oleh anak diataranya
sebagai berikut.
◦ Pasal 9 (2) jika anak mengalami cacat juga mendapat hak untuk memperoleh
pendidikan luar biasa.
◦ Pasal 11 mengenai hak untuk istirahat dan memanfaatkan waktu luang, serta
berinteraksi dengan teman sebaya, berekreasi, dan berkreasi.
◦ Pasal 13 (1) hak utuk mendapat perlindungan bagi anak yang dibawah orang
tua asuh atau wali.
4
◦ Pasal 15 hak untuk mendapat perlindungan dari kegiatan yang mengancam
nyawanya.
D. Penyelenggaraan Perlindungan
5
didalam pasal yang tersebut diatas terkadang tidak sesuai antara bunyi pasal
dengan praktek dilapangan. Salah satu contoh misalnya, di daerah-daerah pelosok
untuk hal pendidikan yang sudah menjadi hak untuk setiap anak mungkin tidak
seimbang atau kurang layak. Masih banyak daerah-daerah terpencil yang sarana
dan prasarana pendidikan mulai dari gedung belajar, tenaga pendidik, buku, dan
lain-lain, yang kesemuanya dapat dikatakan kurang memadai atau menyebabkan
proses belajar mengajar menjadi terganggu.
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-
baiknya.
(2) Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai
anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun
perkawinan antara kedua orang tua putus.
(1) Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana
pun yang
a. diskriminasi;
c. penelantaran;
e. ketidakadilan; dan
6
f. perlakuan salah lainnya.
(2) Dalam hal orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan segala bentuk
perlakuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka pelaku dikenakan
pemberatan hukuman.
Catatan 1;
Bila belum ada putusan hukum, namun seorang ayah/ibu melarang anak untuk
bertemu orangtuanya, jelas dan tegas tindakan larangan tersebut dapat dianggap
sebgai bentuk kekerasan terhadap mental anak dan larangan tersebut dapat
diindikasikan bahwa si orang tersebut selaku orang tua telah mengabaikan dengan
sengaja kewajibannya dan larangan tersebut juga tergolong sebagai perbuatan
eksploitasi anak untuk memperoleh keuntungan pribadinya karena dengan
demikian secara tidak langsung telah memutus hubungan anak dengan
orangtuanya.
Dalam penjelasan Pasal 13 ayat (1) huruf (c) UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak terdapat penjelasan sebagai berikut :
Untuk itu, orang tersebut dapat dijerat dengan pasal 77 UU No. 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yang menyatakan :
7
a. diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian,
baik materiil maupun moril sehingga menghambat fungsi sosialnya; atau
c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Jadi usaha yang dapat dilakukan tentunya melaporkan masalah tersebut kepihak
kepolisian terdekat yang wilayahnya mencakup keberadaan si anak.
Catatan 2;
Bila sudah ada putusan hukum yang mengatur pembagian waktu asuh bagi ayah
maupun ibu, tapi tetap tidak diperbolehkan bertemu anaknya, hal ini kita bisa
melihat pada pasal dibawah ini.
“Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada
alasan dan/atau aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa pemisahan itu adalah
demi kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir”.
Bahwa kemudian tetap ada larangan, tentunya pihak yang melarang tersebut dapat
diadukan ke pihak berwajib berdasarkan ketentuan-ketentuan UU No. 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak .
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://id-
id.facebook.com/KonsultasiDanDebatHukum/posts/222683377859480
10