Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FARMAKOTERAPI TERAPAN

“ACNE VULGARIS”

Dosen Pengampu : Yance Anas, M.Sc., Apt

Disusun oleh :

Eka Intan Kusuma Wardhani 19405021037

Avilia Ayu Setyawati 19405021038

Rengganis Seppatria 19405021039

Bukhori 19405021040

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

2019
KASUS
Seorang pasien, perempuan, usia 25 tahun, menjalani monitoring pengobatan jerawat di suatu
rumah sakit. Pasien sebelumnya mengalami jerawat moderate popular postular dan
mendapatkan pengobatan dengan kapsul tetrasiklin 500 mg (s. 2. dd) dan krim tratinoin 0,05%
(s. 2. dd). Akan tetapi, penggunaan obat tersebut selama 30 hari tidak efektif untuk mengurangi
jerawat pasien. Dokter berdiskusi dengan apoteker mengenaik tindak lanjut pengobatan pasien.
Pertanyaan/Tugas Mahasiswa:
1. Jelaskan berbagai jenis gangguan jerawat dari sisi gambaran penyakit !
2. Jelaskan patofisiologi gangguan jerawat !
3. Jelaskan tatalaksana terapi jerawat !
4. Tetapkan pengobatan lanjutan untuk pasien tersebut lengkap dengan regimen terapinya
!
5. Jelaskan mekanisme aksi obat-obatan yang diserahkan kepada pasien !
6. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan pemberian informasi obat !
1. Berbagai Jenis Jerawat
Blackhead (komedo Hitam) adalah benjolan kecil yang berwarna hitam
dipermukaan kulit wajah. Komedo hitam muncul karena folikel rambut
pada pori yang terbuka tersumbat oleh minyak (sebum) dan sel-sel kulit
mati. Jenis jerawat ini tampak seperti bitnik-bitnik hitam., tidak
menimbulkan rasa sakit atau kemerahan di kulit dan tidak menimbulkan
peradangan.
Whitehead adalah jenis jerawat yang disebabkan penyumbatan
pori-pori oleh minyak dan sel kulit mati. Penyumbatan menutupi
seluruh permukaan teratas pori sehingga pori-pori tertutup.

Papula adalah penonjolan padat, ukuran < 0,5 cm. Kulit disekitar
tonjolan tampak bengkak dan kemerahan serta tidak memiliki
nanah pada puncaknya.

Pustula adalah jerawat yang berupa benjolan yang lebih besar dan
lunak. Bagian dasarnya berwarna kemerahan, puncaknya berwarna
putih atau kekuningan dan berisi nanah

5. Nodula adalah penonjolan padat, ukurannya > 1cm. Jenis jerawat


inflamasi yang terbentuk di bawah kulit dan menimbulkan rasa sakit.
Nodul terlihat seperti papula, tapi lebih dalam dan besar serta tidak
memiliki puncak berwarna putih .

2. Klasifikasi Jerawat
Grade Deskripsi Kualitatif Deskripsi Kuantitatif
I Comedonal Acne Hanya jenis komedo, jumlahnya < 10 diwajah,
tidak terdapat dibagian dagu, tidak menimbulkan
bekas, lesi non-inflamasi.
II Papular Acne Jumlahnya 10-25 papul di wajah dan dagu,
menimbulkan bekas ringan, lesi inflamasi
berukuran < 5 mm.
III Pustular Acne Jumlahnya lebih dari 25 pustul, menimbulkan
bekas moderat, ukurannya sama dengan papul
tetapi dengan inti bernanah.
IV Severe Pustulocystic Acne Berbentuk nodul atau cyst, menimbulkan bekas
yang luas, lesi inflamasi berukuran > 5 mm.
- Recalcitrant Severe Cystic Acne Nodul atau cyst yang meluas.
(Berardi, 2004).
Patofisiologi Jerawat
a. Peningkatan Produksi Sebum oleh Kelenjar Sebasea
Sebum disintesis oleh kelenjar sebasea secara terus-menerus dan disekresikan ke
permukaan kulit melalui pori-pori folikel rambut. Sekresi sebum ini diatur secara
hormonal. Kelenjar sebasea terletak pada seluruh permukaan tubuh, namun jumlah
kelenjar yang terbanyak terdapat pada wajah, punggung, dada dan bahu. Kelenjar
sebasea mensekresikan lipid melalui sekresi holokrin. Selanjutnya, kelenjar ini
menjadi aktif saat pubertas karena adanya peningkatan hormon androgen,
khususnya hormon testosteron, yang memicu produksi sebum. Hormon androgen
menyebabkan peningkatan ukuran kelenjar sebasea, menstimulasi produksi sebum,
serta menstimulasi proliferasi keratinosit pada duktus kelenjar sebasea dan
acroinfundibulum. Ketidakseimbangan antara produksi dan kapasitas sekresi
sebum akan menyebabkan pembuntuan sebum pada folikel rambut (Afriyanti,
2015).
b. Penyumbatan Keratin di Sluran Pilosebaseus
Terdapat perubahan pola keratinisasi folikel sebasea, sehingga menyebabkan
stratum korneum bagian dalam dari duktus pilosebaseus menjadi lebih tebal dan
lebih melekat dan akhirnya akan meimbulkan sembatan pada saluran folikuler. Bila
aliran sebum ke permukaan kulit terhalang oleh masa keratin tersebut, maka akan
terbentuk mikrokomedo dimana mikrokomedo ini merupakan suatu proses awal
dari pembentukan lesi akne yang dapat berkembang menjadi lesi non-inflamasi
maupun lesi inflamasi. Proses keratinaisasi ini dirangsang oleh androgen, sebum,
asam lemak bebas dan skualen (Afriyanti, 2015).
c. Kolonisasi Mikroorganisme di dalam Folikel Sebaseus
Peran mikroorganisme penting dalam perkembangan akne. Dalam hal ini
mikroorganisme yang mungkin berperan adalah Propionilbacterium acnes,
Staphylococcus epidermidis dan Pityrosporum ovale. Mikroorganisme tersebut
berperan dalam kemotaktik inflamasi serta pada pembentukan enzim lipolitik
pengubah fraksi lipid sebum. P.acnes menghasilkan komponen aktif seperti lipase,
protease, hialuronidase dan faktor kemotaktik yang menyebabkan inflamasi. Lipase
berperan dalam menghidrolisis trigliserida sebum menjadi asam lemak bebas yang
berperan dalam menimbulkan hiperkeratosis, retensi dan pembentukan
mikrokomedo (Afriyanti, 2015).
d. Pelepasan Mediator Inflamasi
P. canes mempunyai faktor kemotaktik yang menarik leukosit pilomorfonuklear ke
dalam lumen komedo. Jika leukosit pilomorfonuklear memfagosit P.acnes dan
mengeluarkan enzim hidrolisis, maka akan menimbulkan kerusakan dinding
folikuler dan menyebabkan ruptur sehingga isi folikel (lipid dan komponen keratin)
masuk dalam dermis sehingga mengakibatkan terjadinya proses inflamasi
(Afriyanti, 2015).
3. Tatalaksana Pengobatan Jerawat

(Bagatin et al, 2017).


Dari algoritma diatas, pengobatan untuk moderat papular postular adalah kombinasi
antara oral antibiotik dan topikal. First choice untuk antibiotik oral antaralain :
doksisiklin, limesiklin, minosiklin, tertrasiklin dan eritromisin. Sedangkan untuk
pengobatan topikal yang dapat digunakan antaralain : Benzoil peroksida + Clindamisin;
Benzoil peroksida + Adepalane; Benzoil peroksida + Eritromisin atau Tretinoid +
clindamisin (Begatin, 2017). Antibiotik oral merupakan terapi standart untuk moderat
acne hingga acne yang parah. Terapi tetrasiklin yang didapatkan pasien selama 30 hari
(4 minggu) sebaiknya dilanjutkan minimal selama 2 minggu kedepan, karena evaluasi
pengobatan antibiotik oral dalam kasus jerawat dilakukan pada 6-8 minggu setelah
pemakaian (Dipiro, 2017). Sedangkan untuk terapi topikal dipilihkan benzoil peroksida
+ clindamisin, karena tersedia sediaan kombinasi yaitu Benzolac-CL dipasaran yang
akan memudahkan pasien dalam mengaplikasikan sediaan dibandingkan dalam dua
sediaan terpisah. Benzolac-CL memiliki komposisi benzoil peroksida 5% dan
clindamisin 1,2%. Benzolac-CL digunakan 1 kali sehari pada malam hari (menjelang
tidur).
4. Regimen Pengobatan

Nama Obat Dosis Bentuk Aturan pakai Durasi terapi


sediaan

Tetrasiklin 500 mg Kapsul 1 kapsul tiap 12 jam Dilanjutkan


selama 2 minggu

Benzoil 5% Gel Setiap malam


peroksida (menjelang tidur)
Clindamisin 1,2 %

5. Mekanisme Kerja Obat


a. Tetrasiklin
Bekerja dengan cara mengikat dari ribosom mikroba ke subunit 30S . Setelah difusi
pasif, Tetrasiklin masuk ke ribosom melalui saluran porin kedalam membran
bakteri. Proses transpor aktif juga terjadi didalam sel bakteri. Selama biosintesis
protein, t-RNA baru dengan asam amino akan mencoba mengikat ke situs-A dari
ribosom. Namun, karena situs-A diblokir oleh tetrasiklin, aminoasil-tRNA tidak
dapat mengikatnya. Sehingga tanpa perlekatan berurutan dari tRNA di situs-A,
biosintesis protein tidak dapat terjadi. Dengan menghambat proses biosintesis
protein, tetrasiklin akan menyebabkan kematian sel bakteri (Azman et al, 2011).
b. Benzoil Peroksida
Benzoil peroksida akan diabsorbsi oleh kulit dan dikonversi menjadi asam benzoat.
Asam benzoat ini akan dimetabolisme oleh sistein dikulit dan menghasilkan ROS
yang akan mengoksidasi protein bakteri. Selain itu benzoil peroksida akan
mengurangi lipid, asam lemak bebas dan memiliki aktivitas keratolitik (Matin and
Goodman, 2019).
c. Clindamisin
Bekerja dengan berikatan pada subunit 50S ribosom mikroba dengan tempat ikatan,
kemudian akan berpengaruh dalam pembentukan inisiasi kompleks pada sintesisi
rantai peptida atau berpengaruh pada reaksi translokasi aminoasil (Brooks et al,
1996)
KIE Apoteker dengan Pasien
Apoteker : Resep atas nama Nn. Avilia

Pasien : Iya mas

Apoteker : Saya bicara dengan Mbak Avilia sendiri?

Pasien : iya saya sendiri mas, bagaimana mas?

Apoteker : Baik Mbak Avilia, perkenalkan terlebih dahulu saya Bukhori sebagai Apoteker
disini, ini ada Resep atas nama Mbak Avilia dari dokter Rengganis, dengan
alamat Jl. Menoreh 3 no 3 usia 25 tahun. Apakah betul mbak?

Pasien : Betul sekali mas.

Apoteker : Baik, saya akan menjelaskan aturan dan cara pakai obat nya. Untuk yang
diminum ada Tetrasiklin 500 mg melanjutkan terapi seperti kemarin ya mbak
dengan aturan pakai 2 kali sehari 1 kapsul setelah makan. Harus diminum rutin
sampai habis ya karena ini Antibiotik. Untuk salepnya dari doker Rengganis
diganti Benzolac CL gel ya, nanti dipakai pada malam hari saja menjelang tidur,
tp muka harus dibersihkan terlebih dahulu ya mbak, bisa pakai air hangat yang
ditaruh dihanduk besar untuk antiseptik muka sebelum dioleskan gel nya. Untuk
salep tretinoin yang kemarin masih tidak ya mbak?

Pasien : Oh begitu, baik . Masih sedikit itu mas, bagaimana?

Apoteker : Baik mbak, untuk tretinoin nya dihentikan. Sekarang pakai benzolac CL saja
ya.

Pasien : Oh gitu ya mas, baik .

Apoteker : Baik mbak, bisa diulang aturan dan cara pakai obat nya? Untuk memastikan
apa yang saya sampaikan dapat diterima dengan baik.

Pasien : Baik mas, untuk tetrasiklin nya diminum 2 kali sehari setelah makan dan harus
sampai habis, untuk benzolac cl nya dioleskan pada malam hari saja menjelang
tidur setelah dibersihkan mukanya ya.

Apoteker : Betul sekali mbak, diusahakan untuk selalu menjaga kebersihan muka ya
mbak, apabila berpergian keluar usahakan pakai masker dan memakai pelembab
maupun SPF ya. Untuk sprai sarung bantal guling juga tiap seminggu sekali
diganti karena saat tidur kita tidak tau muka kita menempel di sarung bantal
guling, kurangi konsumsi makanan junkfood gorengan yang dapat memicu
timbulnya jerawat, perbanyak minum air putih dan buah buahan yang
mengandung antioksidan tinggi seperti apel jeruk melon anggur ya mbak,
usahakan olahraga juga agar sirkulasi darah dan oksigen lancar dan membuat
segar kulit kita.

Pasien : Wah terimakasih informasi yang diberikan ya mas bukhori, sangat membantu
sekali.

Apoteker : Baik mbak sama sama, baik apakah ada yang mau ditanyakan lagi mbak?

Pasien : tidak mas, saya sudah jelas.

Apoteker : Baik, terimakasih mbak Avilia, semoga sehat selalu.


DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, R.N., 2015, Acne Vulgaris pada Remaja, J Majority, Vol. 4 (6) : 102-109
Azman, L.S., Rahim, A.A., Fan, S.K., Kadir, M.H.A., Hamid, N.A.A., Muhammad, S.K.,
Wong, A.W., Majid, A.M.A., 2011, The Action Of Tetracycline on Acnes, WebMed
Central Dermatology, 2 (12)
Bagantin, E., Gomez, M.I.A., White, M.F., Kamisnky, A., 2017, Algorithm for Acne : Iberto-
Latin American Consensus, An Bras Demathol, Vol. 92 (5) : 689-693.
Berardi, R., 2004, Handbook of Nonprescription Drugs, Edisi IV, Amerika : American
Pharmacist Assosiation
Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A., 1996, Medical Microbiology 21st Edition, Prentice Hall
International Inc.
DiPiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Poseym L.M., 2017,
Handbook of Pharmacotherapy 10th Edition, New York, McGraw Hill Education
Matin, T and Goodman, M.B., 2019, Benzoyl Perokside, StatPearls

Anda mungkin juga menyukai