Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktikum


Dengan naiknya tingkat kelahiran daripada kematian menyebabkan
pertumbuhan jumlah manusia semakin tahun semakin banyak. Sehingga
permintaan akan kebutuhan manusia semakin meningkat. Hal ini menuntut adanya
pertumbahan dibidang pembangunan sebagai salah satu dari ketiga kebutuhan
utama manusia yaitu tempat tinggal. Hal ini dilakukan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup serta memiliki kebutuhan manusia. Pembangunan tak
hanya dilakukan hanya untuk tempat tinggal saja namun mulai berkembang
seiring dengan permintaan akan kebutuhan manusia. Seperti hanya di Negara
berkembang. Hal ini dilakukan salah satunya untuk kemajuan yang harus dikejar,
ketinggalan ini diusahakan harus dikejar dengan pembangunan di segala bidang.
Pembangunan tersebut dilakukan tak hanya dalam waktu singkat namun dapat
memakan waktu yang sangat lama yang biasa disebut sebagai proyek.

Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka


waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan
dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya
telah digariskan dengan jelas (Soeharto, 2009). Semakin maju peradaban manusia,
semakin besar dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan
penggunaan bahan-bahan (material), tenaga kerja, dan teknologi yang makin
canggih. Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek
harus diselesaikan sebelum atau tepat waktu yang telah ditentukan. Bidang
manajemen proyek tumbuh dan berkembang karena adanya kebutuhan dalam
dunia industry modern untuk mengkoordinasi dan mengendalikan berbagai
kegiatan yang semakin kompleks. Keberhasilan ataupun kegagalan dari
pelaksanaan sering kali disebabkan kurang terencananya kegiatan proyek serta
pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan proyek tidak efisien, hal ini
akan mengakibatkan menurunnya akualitas pekerjaan, dan membengkaknya biaya
pelaksanaan.

Pada praktikum modul 5 kali ini, akan dipelajari sebuah metode perencanaan
dan pengendalian proyek, yang berbicara mengenai bagaimana cara menentukan
sebuah pengendalian waktu serta biaya, guna mendapatkan hasil yang optimal
dalam sebuah perencanaan proyek. Proyek yang akan kami gunakan adalah
pembangunan tambak teknologi intensif. Pembuatan laporan ini ditujukan untuk
mengasah kompetensi mahasiswa dalam hal perencanaan pengendalian proyek.
Diharapkan pembuatan laporan ini dapat membantu mahasiwa teknik industri
ITATS untuk memahami sebuah metode perencanaan dan pengendalian proyek
pada data yang telah tersedia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan waktu penyelesaian proyek ?
2. Bagaimana menentukan lintasan kritis dari network tersebut ?
3. Bagaimana menentukan waktu Free Float, Total Float dan Slack ?

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui cara menentukan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk
penyelesaian proyek.
2. Mengetahui cara menentukan lintasan kritis dari network tersebut.
3. Mengetahui cara mencari waktu Free Float, Total Float dan Slack
menggunakan perhitungan manual dan software.

1.4 Manfaat Praktikum


Manfaat yang yang dapat diambil dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Bagi Peneliti
a. Mampu mengetahui cara perhitungan yang ada dalam mata kuliah
penelitian operasional khususnya mengenai perencanaan dan pengendalian
proyek.
b. Mampu mengetahui dan menerapkan metode yang ada dalam perencanaan
dan pengendalian proyek.
2. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat sebagai sumber referensi dalam mengerjakan praktikum selanjutnya,
khususnya mengenai materi perencanaan dan pengendalian proyek.
3. Manfaat Bagi Pembaca
Meningkatkan pengetahuan pembaca terkait metode perencanaan dan
pengendalian proyek serta mengetahui cara pengolahan data yang dilakukan.

1.5 Batasan Masalah Praktikum


Adapun batasan masalah dalam penelitian kali ini sebagai berikut :
1. Menggunakan metode CPM (critical path method).
2. Data yang didapat berasal dari asisten praktikum.
3. Proyek yang dikerjakan hanya satu.

1.6 Asumsi Praktikum


Adapun asumsi pada penelitian kali ini adalah sebagai berikut :
1. Data yang diperoleh sudah benar.
2. Proyek yang dikerjakan berjalan tanpa ada masalah atau hambatan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Network Planning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan


haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan
atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua
aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang
diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya. Dengan adanya
Network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan
waktu dan biaya yang paling efisien. Pada prinsipnya Network tersebut digunakan
untuk merencanakan penyelesaian berbagai macam pekerjaan/proyek.

Ahyari (1986: 457) menyatakan :


Pada prinsipnya Network Planning digunakan untuk merencakan
penyelesaian berbagai macam pekerjaan, dengan menggunakan Network sebagai
alat perencanaan dapatlah disusun perencanaan yang baik serta dapat diadakan
realokasi tenaga kerja. Adapun keuntungan menggunakan analisis Network adalah
sebagai berikut :

1. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis.


2. Penentuan urutan pekerjaan.
3. Dapat menemukan pekerjaan yang dapat ditunda tanpa menyebabkan
terlambatnya penyelesaian proyek secara keseluruhan sehingga dari
pekerjaan tersebut dapat dihemat tenaga, waktu dan biaya.
4. Dapat menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus segera diselesaikan
tepat pada waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat
mengakibatkan tertundanya penyelesaian secara keseluruhan.
5. Dapat segera mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak tidak
sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal.
6. Dapat segera menentukan pekerjaan-pekerjaan mana yang harus
dikerjakan dengan lembur, atau pekerjaan mana yang harus di sub-
kontrak-kan agar penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat sesuai
dengan permintaan konsumen.

Dari berbagai keuntungan penggunaan Network sebagai perencanaan


tersebut, maka jelaslah bahwa Network sangat membantu manajemen untuk
menyusun perencanaan. Menurut Subagya (2000: 169) “Hubungan antar aktivitas
ditunjukkan dengan network, yaitu jaringan kerja yang menggunakan simbol
lingkaran untuk awal atau akhir aktivitas dan anak panah untuk kegiatan”.

2.2 Penyusunan Diagram Network


Untuk mempermudah penyelesaian proyek secara keseluruhan diperlukan
adanya suatu diagram yang menunjukkan urutan pekerjaan.
Menurut Ahyari (1986: 457-459) :
Diagram Network merupakan proses pekerjaan secara visual. Cara menyusun
Diagram Network :

1. Anak panah (arrow) ( )


Anak panah (arrow) menyatakan kegiatan dengan ketentuan bahwa
panjang dan arah panah tidak mempunyai arti khusus. Pangkal dan ujung
panah menerangkan kegiatan mulai dan berakhir dengan arah kekanan
(positif). Kegiatan harus berlangsung terus dalam jangka waktu tertentu
(duration) dengan pemakaian sejumlah sumber seperti manusia, alat,
bahan, dan dana. Pada umumnya kegiatan diberi kode huruf besar A, B,
dan seterusnya.
2. Lingkaran kecil ( )
Lingkaran kecil menyatakan suatu kejadian atau peristiwa. Kejadian
diartikan sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan.
Umumnya kejadian diberi kode dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya yang
disebut nomor kejadian.
3. anak panah terputus-putus, menyatakan kegiatan semu (dummy). Dummy
sebagai pemberitahuan bahwa terjadi perpindahan satu kejadian ke
kejadian lain pada saat yang sama. Oleh karena itu dummy tidak
memerlukan waktu dan tidak meng-habiskan sumber. Panjang dan arah
dummy tidak mempunyai arti khusus.

Gambar 2.1 Diagram Network


Sumber : Lock dalam Kramadibrata (1999:226)

2. Meghitung Saat Paling Cepat (SPC), SPC adalah saat paling cepat dan setiap
kegiatan berada diantara dua peristiwa dan bila ada beberapa peristiwa maka
dipilih waktu yang paling besar.

SPCi SPCj

i j
Li

Gambar 2.2 Hubungan Kegiatan

Sumber, Yamit (2000: 299)


Keterangan :

SPCi = Saat Paling Cepat untuk memulai kegiatan

SPCj = Saat Paling Cepat untuk menyelesaikan kegiatan

Li = Lama kegiatan

i = Nomer urut kegiatan

Rumus :

SPCj = Maks (SPCi + Li).

3. Menghitung Saat Paling Lambat (SPL), SPL adalah saat paling lambat yang
berada dibagian bawah lingkaran untuk menyelesaikan kegiatan dan untuk
memulai kegiatan, apabila terdapat dua kegiatan atau lebih maka SPL yang
diambil adalah jumlah yang terkecil.

I SPLi Li J SPLj

Gambar 2.3 Hubungan Kegiatan


Sumber, Yamit (2000: 300)
Keterangan :

SPLi = Saat Paling Lambat untuk memulai kegiatan

SPLj = Saat Paling Lambat untuk menyelesaikan kegiatan

Li = Lama kegiatan

i = Nomer urut kegiatan

Rumus :

SPLi = Min (SPLj - Li)


2.3 Konsep Waktu
Salah satu tujuan utama dari manajemen proyek ialah menentukan jadwal
yang memperlihatkan tanggal mu-lai dan berakhirnya tiap kegiatan. Jumlah waktu
yg diperlukan utk menyelesaikan satu kegiatan tidak perlu hrs tergantung pada
jumlah waktu yang dibutuh kan utk menyelesaikan seluruh proyek.
Waktu penyelesaian satu kegiatan harus dianalisis baik-baik utk
menghindari waktu yg terlalu sedikit hingga penyelesaian menjadi terburu-buru
dan waktu yg terlalu longgar hingga penyelesaian kegiatan men-jadi bertele-tele.
Waktu dihitung dlm satuan waktu tertentu seperti hari, minggu, bulan, atau tahun.
1. Waktu Kejadian paling Cepat (WKC) untuk kejadian i adalah waktu
paling cepat, dimana kejadian i terwu-jud sedemikian hingga semua
hubungan sebelumnya yg relevan dengan kejadian i telah selesai
dilaksana-kan.
2. Waktu Kejadian paling Lambat (WKL) untuk kejadian i adalah waktu
paling lambat, dimana kejadian i terwujud tanpa menunda penyelesaian
proyek.

WKC
NK
WKL

3. Waktu mulai paling Cepat (WMC) suatu kejadian ialah waktu tercepat
yang paling mungkin suatu ke-giatan mulai.
4. Waktu selesai paling Cepat (WSC) suatu kejadian ialah waktu tercepat
yang paling mungkin suatu ke-giatan selesai.
5. Waktu selesai paling lambat (WSL) suatu kegiatan adalah waktu paling
lambat suatu kegiatan selesai, tanpa mengganggu waktu penyelesaian
proyek.
6. Waktu mulai paling lambat (WML) suatu kegiatan adalah waktu paling
lambat suatu kegiatan mulai, tanpa mengganggu waktu penyelesaian
proyek (sama dgn waktu kegiatan dikurangi dari WSL).

2.4 Jalur Kritis


Suatu lintasan adalah rangkaian dari sejumlah kegiatan yang mulai dari
kejadian awal dan berhenti pada kejadian akhir. Sedangkan jalur kritis terjadi jika
lintasan dimana tiap kejadian pada lintasan tersebut mempunyai waktu kejadian
paling cepat = waktu kejadian paling lambat.
Sedangkan kegiatan kritis adalah semua keghiayan yang terletak pada jalur
kritis. Dalam suatu diagram jaringan kerja, jalur kritis ini biasanya ditandai
dengan warna khusus. Terdapat juga ketentuan-ketentuan dalam jalur kritis adalah
sebagai berikut:
1. Jalur kritis juga diperkenankan melalui dummy.
2. Jalur kritis tidak perlu hanya terdiri dari satu jalur, tetapi boleh terdiri dari
dua atau lebih jalur.
3. Waktu penyelesaian satu kegiatan kritis tidak boleh melebihi waktu yg
sudah ditentukan, krn keterlambatan kegiatan kritis dpt mengganggu
(memperpanjang) waktu penyelesaian seluruh proyek.

2.5 Waktu Longgar (Slack)


Selisih waktu antara waktu yg diperlukan oleh jalur kritis dgn waktu yg
diperlukan oleh jalur yg lain (tak kritis) disebut slack atau waktu longgar. Artinya
terdapat waktu longgar atau idle time untuk menyelesaikan kegiatan tak kritis
sehingga keterlambatan waktu dalam jalur tak kritis harus diperhitungkan
beberapa lama waktu mengambang yang diperkenankan untuk tiap kegiatan
sehingga jalur kritis tak terganggu.
Dalam tiap diagram jaringan kerja, ada dua jenis waktu longgar, yaitu :
1. Waktu Longgar Total, yaitu waktu maksimum yg tersedia utk
melaksanakan kegiatan (i,j) kurang waktu pelaksanaan kegiatan
bersangkutan. Karena waktu maksimum melaksanakan kegiatan (i, j)
adalah selisih (WSL)ij - (WMC)ij maka :
(WMT)ij = (WSL)ij - (WMC)ij - Wij

2. Waktu Longgar Bebas (WMB)ij adalah selisih antara waktu yang tersedia
untuk kegiatan (i,j) dengan waktu pelaksanaan (Wij), asalkan kegiatan
kegiatan dalam satu jalur hrs dimulai secepat mungkin. Karena waktu
tersedia adalah (WKC)j - (WKC)i maka :
(WMB)ij = (WKC)j - (WKC)I - Wij

2.6 Float
Free Float adalah total waktu tunda aktivitas tanpa memunda mulainya
aktivitas berikutnya. Free Float adalah total waktu tunda aktivitas tanpa menunda
berakhirnya proyek.
Free Float dan Total Float dapat dihitung dengan menggunakan metode
penelususran arah depan atau penelusuran arah belakang. Jika dihitung
menggunakan penelusuran arah belakang (backward) maka harus
mempertimbangkan waktu paling lambat mulainya aktifitas (late start, LS) dan
waktu paling lambat selesainya aktivitas (late finish, LF). Jika menggunakan
penelusuran arah depan (forward) maka harus mempertimbangkan waktu cepat
mulainya aktivitas (early start, ES) dan waktu paling cepat selesainya akvifitas
(early finish, ES).

2.7 Penjadwalan (Time Chart)


Akhir dari suatu rencana jaringan kerja (network) adalah pembuatan satu
jadwal. Jadwal ini berupa time chart yang dituangkan menjadi satu kalender yang
sangat dibutuhkan oleh para pelaksana. Time chart dari rumah dapat dilihat
berikut ini.
Keterangan Gambar :

: Jalur Kritis
: Jalur non Kritis

: Nomor Kegiatan

: Waktu pelaksanaan tiap kegiatan

2.8 Metode CPM (Critical Path Method)


Critical Path Method (CPM) merupakan diagram kerja yang memandang
waktu pelaksanaan kegiatan yang ada dalam jaringan bersifat unik (tunggal) dan
deterministic (pasti), dan dapat diprediksi (Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin,
Mahfud, 2007). CPM dapat dipandang sebagai metode yang menyempurnakan
metode PERT, karena pada CPM telah dilakukan penyederhanaan (Haming,
Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud, 2007).

Teknik CPM menggambarkan suatu proyek dalam bentuk network dengan


komponen aktivitas-aktivitas yang ada di dalamnya. Agar teknik ini dapat
diterapkan, suatu proyek harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pekerjaan-pekerjaan dalam proyek harus menandai saat berakhirnya


proyek
2. Pekerjaan-pekerjaan dapat dimulai, diakhiri, dan dilaksanakan secara
terpisah dalam suatu rangkaian tertentu.
3. Pekerjaan-pekerjaan dapat diatur menurut suatu rangkaian tertentu

Selain ciri-ciri yang harus dimiliki oleh proyek tersebut, untuk membuat suatu
network dengan benar diperlukan sejumlah aturan. Berikut ini adalah aturan-
aturan tersebut :

1. Setiap aktivitas atau pekerjaan ditunjukkan dengan suatu cabang tertentu


2. Antara suatu cabang dengan cabang yang lainnya hanya menunjukkan
hubungan antara aktivitas atau pekerjaan yang berbeda
3. Bila sejumlah aktivitas berkahir pada suatu kejadian maka kejadian ini
tidak dapat dimulai sebelum sejumlah aktivitas yang berkahir pada
kejadian ini selesai
4. Aktivitas dummy digunakan untuk menggabungkan dua buah kejadian,
bila antara suatu kejadian dan kejadian yang mendahuluinya tidak
dihubungkan dengan suatu aktivitas tertentu. Aktivitas dummy ini tidak
mempunyai biaya dan waktu
5. Setiap kejadian diberikan angka, sedangkan setiap aktivitas diberikan
tanda huruf munurut kejadian awal dan kejadian yang mengakhirinya.
Persyaratan urutan pengerjaan harus diperhatikan, karena berbagai
aktivitas tidak dapat dimulai sebelum aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat
dilaksanakan secara bersamaan dan/ atau tidak saling tergantung (Handoko,
2000). Aktivitas mana saja yang harus diselesaikan lebih dahulu sebelum aktivitas
selanjutnya dapat mulai dikerjakan. CPM mengenal beberapa waktu mulai dan
waktu berakhir, antara lain (Handoko, 2000):
1. Earliest Start Time (ES) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu
aktivitas dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu aktivitas yang
diharapkan dan persyaratan ururtan pengerjaan.
2. Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai
suatu aktivitas tanpa penundaan keseluruhan proyek.
3. Earliest Finish Time (EF) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu
aktivitas dapat diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu aktivitas yang
diharapkan.
4. Latest Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat
menyelesaikan suatu aktivitas tanpa penundaan penyelesaian proyek
secara keseluruhan, atau sama dengan LS + waktu kegiatan yang
diharapkan.
Berikut ilustrasi pembuatan network suatu proyek dalam CPM dapat diberikan
contoh pada Gambar 3 sebagai berikut.
A B
1 2 3

Gambar 2.2 Diagram network CPM


Untuk mendapatkan perkiraan waktu penyelesaian yang tercepat atau
minimum kita harus mencari critical path (jalur kritis) dalam network. Critical
Path dapat diperoleh dengan menentukan rangkaian aktivitas yang terpanjang
sejak dari awal sampai ke penyelesaian proyek. Untuk mendapatkan critical path,
perlu diketahui waktu paling awal dimulainya setiap aktivitas. Critical Path
memiliki sifat atau ciri-ciri sebagai berikut (Gitosudarmo, 2002):

1. Critical Path merupakan jalur yang memakan waktu terpanjang dalam


sebuah proses.
2. Critical Path adalah jalur yang tidak memiliki tenggang waktu antara
waktu selesainya suatu tahap aktivitas dengan waktu mulainya suatu
tahap aktivitas yang lain dalam sebuah proses.
Dengan tidak adanya tenggang waktu tersebut maka begitu sebuah
pekerjaan selesai maka harus segera dilanjutkan oleh aktivitas yang berikutnya,
jadi tidak boleh ada waktu istirahat antara selesainya suatu aktivitas dengan
aktiviats berikutnya. Apabila terjadi tenggang waktu atau istirahat maka akan
terjadi penundaan pada penyelesaian dari seluruh proyek.

Pada jalur yang lain yaitu jalur yang tidak kritis maka akan selalu terdapat
tenggang waktu atau waktu istirahat pada setiap proses.Tahap waktu penyelesaian
untuk setiap kejadian dapat dilihat pada gambar berikut :
Keterangan:
EF = waktu penyelesaian
EF
Nomor yang tercepat (earliest finish)
Kejadian
LS = waktu paling lambat
LS
harus dimulai (latest start)

Gambar 2.3 Penggunaan Lingkaran Kejadian untuk Perhitungan

Jika suatu aktivitas mempunyai waktu mulai paling akhir (LS) sama
dengan waktu mulai paling awal (EF), maka aktivitas ini adalah kritis. Karena
EF=LS maka berarti pada jalur itu tidak pernah ada kelonggaran waktu, sebab
setiap saat suatu aktivitas selesai pada saat itu pula aktivitas yang lain harus segera
dimulai (Gitosudarmo, 2002). Rangkaian aktivitas kritis dalam network yang
dimulai dari kejadian awal sampai ke keajadian akhir disebut critical path
(Muslich, 2009).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Flowchart Metode Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian


Tahap
Identifikasi
Masalah Study Literature

Tahap Pengumpulan Data :


Pengumpulan Data didapatkan melalui studi kasus yang diberikan
Data asisten praktikum kepada masing-masing kelompok
praktikum Operasinal Riset.

Pengolahan Data :
Tahap
Pengolahan Data yang kami peroleh kami olah menjadi :
Data 1. Gambar network alur kerja.
2. Perhitungan manual.
3. Total float & free float.
4. Slack.
5. Mengolah dengan software POMQM versi 5.0.

Tahap Analisa
Analisa dan Pembahasan
Data

Tahap
Kesimpulan dan Kesimpulan dan Saran
Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Metode Penelitian


3.2 Tahap-tahap Metode Praktikum
3.2.1 Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian
Menentukan rumusan masalah dalam praktikum sehingga apa yang menjadi
tujuan dari dari praktikum ini dapat tercapai.

3.2.2 Study Literatur


Untuk memperoleh informasi, didapatkan dari kegiatan dari kegiatan belajar
di dalam kelas ataupun perorangan dengan menggunakan materi dari berbagai
sumber dan referensi-referensi.

3.2.3 Pengumpulan Data


Data didapatkan melalui studi kasus yang dibuat dan diberikan asisten
praktikum kepada masing-masing kelompok yang ada.

3.2.4 Pengolahan Data


Melakukan pengolahan data mentah (data yang belum dioalah) untuk
menentukan gambar jaringan kerja, lintasan kritis, total float dan free float.

3.2.5 Analisa dan Interpretasi Data


Melakukan perhitungan waktu mulai cepat, waktu selesai cepat, mulai
lambat, waktu selesai lamban, total float dan free float.

3.2.6 Kesimpulan dan Saran


Setelah melakukan analisa dari pengolahan data yang telah dilakukan
maka kita dapat menarik kesimpulan dari pengolahan data tersebut dan
memberikan saran tentang kegiatan praktikum atau metode yang di digunakan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari data praktikum yang diberikan oleh asisten Praktikum dan sudah kami
olah, dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
lamanya waktu untuk penyelesaikan proyek adalah selama 51 hari.
2. Berdasarkan perhitungan yang telah didapatkan hasil bahawa untuk
lintasan kritis dari proyek adalah kegiatan A-C-E-G-H-J-K-L-M-N-O
3. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa
untuk free float adalah 0 hari, total float adalah 15 hari.

6.2 Saran
Pada teori jaringan kerja, manajemen proyrk harus dapat menentukan waktu
optimal agar proyek tidak berlangsung lama. Sebagai manajer juga harus dapat
menyelesaikan masalah yang dating secara tiba-tiba. Oleh karena itu seorang
manajemen harus memiliki kemampuan dalam teori jaringan kerja proyek agar
perusahaanya dapat menentukan waktu optimal proyek agar tidak berlangsung
lama.

Anda mungkin juga menyukai