Asuhan Kebidanan Ruang Nicu
Asuhan Kebidanan Ruang Nicu
PADA BY. NY” SITI JAMILA “ USIA 3 HARI DENGAN PRETERM DAN
BBLR
DI RSUD dr. H. SLAMET MARTODIRDJO
PAMEKASAN
Disusunoleh :
Nur Lailah
Siti Lailatul Jannah
Imaroh
Sri Wahyu Ningsih
Kelompok : 2 (Dua)
Judul : By. Ny” Siti Jamila “ Usia 3 Hari Dengan Preterm Dan Bblr
Hari : Sabtu
Ruangan : NICU
Mengetahui
LANDASAN TEORI
menurut WHO adalah lahirnya bayi sebelum kehamilan berusia lengkap 37 minggu
(Krisnadi, 2009). Bayi lahir prematur umumnya lebih disebabkan oleh komplikasi
kehamilan yang membuat kandungan ibu dalam rahim lemah sehingga janin harus
segera dilahirkan
Bayi prematur terutama yang lahir dengan usia kehamilan <32 minggu,
mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi,karena mereka mempunyai kesulitan
untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidakmatangan sistem
organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati dan sistem pencernaannya
(Krisnadi, 2009).
Bayi kurang bulan atau prematur biasanya mengalami penyulit dan memerlukan
perawatan yang memadai (Kemenkes RI, 2011).
Dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi prematur terutama yang lahir
dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi,
karena mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar
rahim akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung,
ginjal, hati dan sistem pencernaannya (Prof. DR. dr Sofie R. Krisnadi dkk, 2009).
a) hipotermi,
b) hipoglikemia,
c) hiperglikemia,
d) gangguan perkembangan dan pertumbuhan (Proverawati,2010).
Untuk itu perlu dilakukan perawatan khusus pada bayi BBLR. Hal itu harus segera
dilakukan perawatan seperti alat bantu pernapasan, nutrisi, perawatan intesif inkubator
atau dengan Metode Kanguru. Bila tidak dilakukan perawatan pada bayi BBLR akan
mengakibatkan kesakitan bahkan kematian (Atika Proverawati,2010)
4. keadaan janin.
5. Wanita dengan status ekonomi rendah cenderung memiliki asupan makanan yang
tidak memadai, sanitasi tempat tinggal yang buruk, dan kemampuan untuk mencari
perawatan selama kehamilan yang kurang sehingga dapat mempengaruhi berat lahir
bayi mereka (Perera & Manzur, 2014).
6. Usia ibu ≤ 15 tahun memiliki risiko tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat
rendah
a. anemia
c. preeklamsia/eklamsia,
d. gemelli (kehamilan ganda) dan lainnya sehingga mengakibatkan bayi lahir sebelum
waktunya dengan berat kurang dari 2500 gram. Pendidikan bagi ibu hamil tentang gizi
seimbang, perawatan bayi dengan BBLR, menyusui bayi secara eksklusif diberikan
pada waktu pelaksanaan kelas ibu hamil ditujukan untuk menekan angka kematian
bayi oleh karena BBLR. Pemberian asupan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK) perlu di sosialisasikan dan lebih ditingkatkan pelaksanaannya pada masyarakat
guna kelangsungan hidup bayi agar menjadi generasi yang sehat dan cerdas
(Kemenkes RI, 2017).
Pendidikan bagi ibu hamil tentang gizi seimbang, perawatan bayi dengan BBLR,
menyusui bayi secara eksklusif diberikan pada waktu pelaksanaan kelas ibu hamil
ditujukan untuk menekan angka kematian bayi oleh karena BBLR. Pemberian asupan
gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) perlu di sosialisasikan dan lebih
ditingkatkan pelaksanaannya pada masyarakat guna kelangsungan hidup bayi agar
menjadi generasi yang sehat dan cerdas (Kemenkes RI, 2017).
DAFTAR PUSTAKA
ASKEB TEORI
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu
dilakukan.
e) Panjang badan : Untuk mengetahui kesesuaian antara panjang badan dan umur
kehamilan pada bayi prematur. Normalnya 45 – 50 cm ,panjang badan kurang dari
46 cm
g) Umur : Pada kasus umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
dapat menyebabkan terjadinya bayi prematur.
2) Keluhan utama
Pada kasus bayi baru lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu.
Berisi hari pertama haid terakhir (HPHT), hari perkiraan lahir (HPL), frekuensi
pemeriksaan ante natal (ANC), yang memeriksa, keluhan, imunisasi, golongan darah
ibu dan ayah, ibu hamil beberapa dan keadaan sekarang bagaimana.Pada kasus bayi
premature disebabkan karena hamil dengan hidramnion, hamil ganda dan perdarahan
antepartum.
Untuk mengetahui kebiasaan ibu yaitu pola makan, obat-obatan, jamu, merokok,
minum alkohol dan lain-lain Pada bayi premature biasanya terjadi pada ibu hamil
yang gizinya kurang.
Berisi tentang jenis persalinan, penolong, lama persalinan dari kala I sampai kala IV,
keadaan anak, jumlah air ketuban, dan adakah komplikasi dalam persalinan
B. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang didapatkan dari observasi dan diukur . Hal ini diperoleh
dari pemeriksaan bayi yang meliputi :
1) Pemeriksaan umum
(1) Suhu
Pada bayi prematur frekuensi pernapasan tidak teratur, dan sering timbul apnea
Dinilai kecepatan, irama, kekuatan dalam 1 menit. Denyut jantung normal 120-160
x/menit Pada bayi prematur denyut jantung seperti bayi normal, yaitu 100-140 kali per
menit
kelainan cephal hematom, caputsuccadeneum dan frontale sudah tertutup atau belum
Pada bayi prematur batas dahi dan rambut tidak jelas, rambut lanugo masih banyak
c) Telinga : Adakah kotoran atau cairan, bagaimana tulang rawan daun telinga belum
sempurna pertumbuhanna sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga
g) Dada : Adakah pembesaran buah dada, pernapasan, adakah retraksi, frekuensi bunyi
jantung, adakah kelainan.
h) Abdomen : Bentuk, pembesaran hati dan limfa, tali pusat berdarah atau tidak, jumlah
pembuluh darah pada tali pusat, warna tali pusat, sering tampak peristaltic usus
i) Kulit : Ada atau tidak kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula, luka atau
trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya ruam
popok. Pada bayi premature jaringan subkutan kulit tipis atau kurang.
j) Genetalia : Jika laki-laki apakah testis sudah turun pada skrotum, jika perempuan
apakah labiamayora sudah menutupi labiaminoraPada kasus bayi prematur pada laki-
laki pigmenasi dan rugaepada skrotum kurang, testis belum turun ke dalam skrotum,
untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labiaminora belum tertutup oleh
labiamayora
k) Ekstremitas : Adakah kelainan seperti polidaktili atau syndaktili, adakah tulang yang
retak misalnya clavicula
4) Pemeriksaan reflek
a) Reflekmoro
b) Reflekrooting
c) Refleksuching
Reflek menghisap dengan kuat dalam stimulasi. Pada bayi prematur reflek
menghisap dan menelan belum sempurna.
d) Reflekplantar
Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari diletakkan didasar Jari-jari
kakinya. Pada bayi prematur reflekplantarberkurang
e) Reflektonicneck
Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi. Normalnya reflek
ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar. Pada bayi reflektonic leher lemah.
f) Reflekplamar
Jari bayi melekuk di sekeliling benda dan menggenggamnya seketika bila jari
diletakkan di telapak tangan Pada bayi prematur reflek menggenggam masih lemah
g) Reflekstaping
Kaki bayi bergerak ke atas dan ke bawah bila disentuhkan ke permukaan yang keras.
Pada bayi reflek bayi berkurang
5) Pemeriksaan antropometri
Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri
6) Pola eliminasi
c. Data penunjang
II : INTERPRETASI DATA
Dasar :
Data Subjektif :
Data Objektif :
2. Masalah
Masalah yang sering timbul pada bayi prematur adalah suhu tubuh rendah dan refleks
hisap lemah.
3. Kebutuhan
Obs. TTV
1. HIPOTERMI
2. ASFIKSIA
IV. ANTISIPASI
dengan suhu 350C, bungkus bayi dengan kantong plastik bila perlu
V. INTERVENSI
DX: Bayi ny” S “ usia 1 hari dengan PRETERM dan BBLR
Tujuan jangka panjang : setelah di lakukan asuhan kebiadanan 2x 24 jam di harapkan
kebutuhan O2 terpenuhi dan berat badan bayi meningkat
Kriteria hasil : K/U : baik
BB : Berat badan naik
RENCANA ASUHAN
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
I. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama ibu : Ny” S “ Nama ayah : Tn” M”
Umur : 29 tahun Umur : 33 tahun
Agama :islam Agama :islam
Suku/bangsa :Madura/ indonesia Suku/bangsa :Madura/ indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Pademawu Alamat : Pademawu
2. keluhan utama
Bayi dengan P2001 A001 UK 31-32 minggu T/H/ dengan eklamsia KET:
Jernih tidak ada molase post sc
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan
G III P2001 A001 UK 31-32 minggu T/H/ dengan eklamsia KET: Jernih tidak
ada molase
Jenis persalinan : SC
Ditolong oleh :dokter
B. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Apatis
c. Pemeriksaan Antropometri
PB:32 cm LIKA:28 cm
LILA: 9,5 cm
Mata : simetris, kunjungtiva merah muda, skrela putih, reflek pupil (+)
Hidung : simetris, terpasang O2, tidak ada Scret
Telinga: simetris
Mulut: mukosa bibir kering, oral trush(-), reflek rotting (+), menghisap lemah
Leher: tidak teraba bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
dan tyroid, reflek Tonic neck (+)
Kulit : kemerahan, syanosis (-), ikterus (-)
Dada :simetris, retrasksi(-), whezzing (-), ronchi (-)
Ketiak: tidak ada pembasaran kelenjar limfe
Abdomen: Talpus terawat, Peristaltik usus (+),BU (-)
Genetalia: Testis Belum Turun Ke Skrotum, Penis Berlubang
Ekstremitas
Atas :normal, sindaktil(-) polidaktil (-)tidak odema, palmar grapss (+)
Bawah : normal, tidak sindaktil(-) polidaktil(-) tidak odema, reflek babyskin (+),
sedikit fleksi
Palpasi akral: kering hangat
anus : atresia (-)
d. pemeriksan penunjang
GA :62 mg/dl
HB :21,1 g/dl
WBC :10,070/cmm
RBC : 5,06 +/cmm
HCT : 54,5%
PLT : 200 ribu/cmm
Masalah:bayi di puasakan
Kebutuhan:observasi tanda-tanda abnormal pada bayi,
pertahankan 02,
observasi intek parenteral cairan infus
V. INTERVENSI
DX: Bayi ny” S “ usia 1 hari dengan PRETERM dan BBLR
Tujuan jangka panjang : setelah di lakukan asuhan kebiadanan 2x 24 jam di harapkan
kebutuhan O2 terpenuhi dan berat badan bayi meningkat
Kriteria hasil : K/U : baik
BB : Berat badan naik
Kebutuhan O2 Terpenuhi
RENCANA ASUHAN:
2. Cuci tangan sebelum dan seseudah kontak dengan pasien
R/ menghindari penyakit bersilang antara pasien dan petugas
2. Barihukan keluarga tentang keadaan bayi saat ini
R/ memotivasi keluarga untuk bersikap kooperatif
3. Observasi suhu tiap 2 jam
R/ suhu yang normal akan membuat metabolisme dalam tubuh tetap normal
4. Pertahankan oksigenasi
R/ mencegah terjadinya sesak nafas
5. Observasi terjadinya distress pernafasan
R/ terjadinya distress pernafasan akan memgganggu fungsi organ
6. Observasi tali pusat
R/ antisipasi terjadinya perdarahan tali pusat dan tetanus
7. Observasi tanda-tanda abnormal
R/antisipasi terjadinya hal yang tidak di inginkan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 23-09-2019 jam: 10:30 wib
1. Mencuci tangan sebelum dan seseudah kontak dengan pasien
2. Membarihukan keluarga tentang keadaan bayi saat ini
3. Mengobservasi suhu tiap 2 jam
4. Mempertahankan oksigenasi
5. Mengobservasi terjadinya disstress pernafasan
6. Mengobserasi tali pusat
7. Mengobservasi tanda-tanda abnormal
VII. EVALUASI
Tanggal : 23-09-2019
Jam :10:55 wib
S:
O: K/U : lemah,
Kesadaran : Apatis
TTV : N: 149kali/menit S: 37,1*C RR : 64kali/menit
BB : 980 gram
Terpasang infus D10%
Terpasang 02
Dada sesak (+), retraksi (+), RR=64kali/menit
Bayi di puasakan
A By. Ny” S” usia 3 hari dengan PRETREM &BBLR
P Obserfasi TTV setiap 2 jam
Pertahankan O2
Observasi distres pernafasan
Observasi pemenuhan cairan parenteral
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 24-09-2019
Jam :07:25 wib
S:
O: K/U : lemah,
Kesadaran : Apatis
TTV :N:120x/menit, S:37,5*c, Rr:54x/menit
BB : 960 gram
terpasang infus.
Terpasang 02
Talipusat terawat
Muntah (-), sianosis(-) abd: supel, retensi (+)
A By.Ny. “S” usia 4 hari dengan PRETREM &BBLR
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 25-09-2019
Jam :07:30 wib
S :
O: K/U : lemah,
TTV :N:122x/menit, S:37,3*c, Rr:62x/menit
BB : 940 gram
Terpasang O2 (+),sianosis (-), bayi di puasakan,muntah(-), rawat talpus (+),
A: By.Ny.“S” usia 5 hari dengan PRETREM &BBLR
P: pertahankan O2,
Obserfasi TTV tiap 2 jam
Observasi disstress nafas, observasi muntah
Observasi tanda2 abnormal
Rawat talpus, partahankan infus,
Pertahankan termoregulasi
Sonde ASI/PASI 1- 2cc/ Jam
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 26-09-2019
Jam :07:15 wib
S:
O : K/U :lemah
Kesadaran : Apatis
TTV :N: 124x/menit, S :37,5*c, Rr: 60x/menit,
BB : 942 gram
Sesak (+), O2 1 Liter / mnt,sianosis (-), bayi di puasakan,muntah(-), rawat talpus,
BAB(+), BAK (+)
A: By.Ny. “S” usia 6 hari dengan PRETREM & BBLR
P: Pertahankan termoregulasi, , Observasi TTV tiap 2 jam
Observasi disstress nafas, observasi muntah
Observasi tanda2 abnormal
rawat talpus, Sonde ASI/PASI (12x 6 cc)
pertahankan kehangatan bayi dalam batas normal
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal: 27-09-2019
Jam: 07:40 wib
S:
O : K/U :lemah
Kesadaran : samnolen
TTV :N: 119x/menit, S:37,2*c, Rr:63x/menit,
BB : 942 gram
Terpasang o2 (+),sianosis (-), bayi di puasakan,muntah(-), rawat talpus, BAB(+),
BAK (+), terpasang infus.
A: bayi ny “S” usia 7 hari dengan PRETREM &BBLR
P: Pertahankan termoregulasi, Observasi TTV tiap 2 jam
Observasi disstress nafas, observasi muntah
Observasi tanda2 abnormal
rawat talpus, sonde asi/pasi (12x 10 cc)
pertahankan kehangatan bayi dalam batas normal
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 28-09-2019
Jam : 07:15 wib
S:
O= K/U :lemah
Kesadaran: Apatis
TTV :N: 134x/menit, S:37,4*c Rr: 67x/menit,
O2 (+),sianosis (-), bayi di puasakan,muntah(-), rawat TALPUS, BAB(+), BAK (+)
terpasang infus.
BB= 945 gram
A: By.Ny. “S” usia 8 hari dengan PRETREM &BBLR
P: Pertahankan Termoregulasi, Observasi TTVtiap 2 jam
Observasi disstress nafas, observasi muntah
Observasi tanda2 abnormal
Rawat TALPUS, Sonde ASI/PASI (12x 10 Cc)
Pertahankan kehangatan bayi dalam batas normal