Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri Staphylococcus aureus yang


mengalami kekebalan terhadap antibiotik jenis metisilin. MRSA mengalami resistensi karena perubahan
genetik yang disebabkan oleh paparan terapi antibiotik yang tidak rasional. Transmisi bakteri berpindah
dari satu pasien ke pasien lainnya melalui alat medis yang tidak diperhatikan sterilitasnya. Transmisinya
dapat pula melalui udara maupun fasilitas ruangan, misalnya selimut atau kain tempat tidur (Nurkusuma,
2009).

Faktor-faktor resiko terjadinya MRSA antara lain lingkungan, populasi, kontak olahraga, kebersihan
individu, riwayat perawatan, riwayat operasi, riwayat infeksi dan penyakit, riwayat pengobatan, serta
kondisi medis (Biantoro, 2008). MRSA diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Healthcare Associated
Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (HA-MRSA) dan Community Aquired Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus (CAMRSA).

Data terbaru tahun 2005 dari Pusat Kontrol Penyakit dan Pencegahan Penyakit menunjukkan bahwa
59,9% dari infeksi terkait Staphylococcus aureus di pusat-pusat kesehatan disebabkan oleh MRSA. Data
dari Pusat Program Surveilans Antimikroba juga menunjukkan terjadinya peningkatan MRSA di antara
Staphylococcus aureus yang diisolasikan dari pasien Intensive Care Unit (ICU) di seluruh dunia.Ditemukan
adanya kejadian MRSA maupun infeksi luka operasi karena bakteri lainnya di rumah sakit besar di
Indonesia termasuk di bangsal perawatan pasien bedah. Beberapa studi juga telah dilakukan yang
menghubungkan antara kejadian MRSA dengan asuhan keperawatan dan

terapi antibiotik (Nurkusuma, 2009). Royal College of Nursing (RCN) membagi area resiko klinis transmisi
MRSA menjadi 4 kategori.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu definisi MRSA ?

2. Apa itu patofisiologi MRSA ?

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi MRSA ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi MRSA.

2. Mengetahui patofisiologi MRSA.


3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi MRSA.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi MRSA

MRSA adalah Staphylococcus aureus (S. aureus) bakteri methicillin-resistant. Organisme ini dikenal untuk
menyebabkan infeksi kulit di samping berbagai jenis infeksi. Ada sebutan lainnya dalam literatur ilmiah
untuk bakteri ini sesuai dengan dimana bakteri diperoleh oleh pasien, seperti komunitas-MRSA (juga
disebut CA-MRSA atau CMRSA), didapat di rumah sakit atau layanan kesehatan MRSA (juga disebut HA-
MRSA atau HMRSA), atau epidemi MRSA (EMRSA). Data statistik menunjukkan bahwa sebanyak 19.000
orang per tahun meninggal akibat MRSA di AS, data yang diberikan oleh CDC pada tahun 2010
menunjukkan jumlah ini telah menurun sekitar 28% dari tahun 2005 hingga 2008, sebagian, karena
praktek pencegahan di rumah sakit dan perawatan di rumah.

Meskipun S. aureus telah menyebabkan infeksi (infeksi Staph) mungkin asalkan umat manusia telah ada,
MRSA memiliki sejarah yang relatif singkat. MRSA pertama kali dicatat pada tahun 1961, sekitar dua
tahun setelah antibiotik methicillin awalnya digunakan untuk mengobati S. aureus dan bakteri menular
lainnya. Resistensi terhadap methicillin adalah karena protein penisilin-mengikat disandikan oleh unsur
genetik bergerak disebut gen resisten methicillin (mecA). Dalam beberapa tahun terakhir, gen terus
berkembang sehingga banyak strain MRSA saat ini resisten terhadap beberapa antibiotik yang berbeda
seperti penisilin, oksasilin, dan amoksisilin (Amoxil, Dispermox, Trimox). HA-MRSA sering juga tahan
terhadap tetrasiklin (Sumycin), eritromisin (E-Mycin, Eryc, Ery-Tab, PCE, Pediazole, Ilosone), dan
klindamisin (Cleocin). Pada tahun 2009, penelitian menunjukkan bahwa banyak gen resisten antibiotik
dan racun yang dibundel bersama-sama dan ditransfer ke bakteri lain, yang mempercepat
pengembangan strain beracun dan tahan dari MRSA. S. aureus kadang-kadang disebut sebagai “super”
karena kemampuannya untuk menjadi resisten terhadap beberapa antibiotik.

2.2 Patofisiologi MRSA

Berdasarkan tempat terjadi infeksi, MRSA dibagi menjadi dua, yaitu health care-associated MRSA (HA-
MRSA) dan community-associated MRSA (CA-MRSA). HA-MRSA adalah infeksi MRSA yang terjadi di
fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit; biasanya berkaitan dengan prosedur invasif (operasi).

CA-MRSA adalah infeksi MRSA yang terjadi di luar fasilitas layanan kesehatan, terjadi pada orang-orang
yang sehat. MRSA menyebar secara langsung lewat kontak kulit dengan luka yang terinfeksi MRSA (skin-
to-skin contact) atau secara tidak langsung lewat peralatan (handuk, alat cukur, dll) yang sudah
terkontaminasi MRSA lalu dipakai lebih dari satu orang. Risikopenyebaran MRSA lebih tinggi pada
tempat-tempat padat seperti asrama, barak tentara, tempat penitipan anak, pengungsian, dan lain-lain.

Perlu diingat bahwa bakteri Staphylococcus aureus dan MRSA dapat berada di kulit tanpa menyebabkan
infeksi atau penyakit. Orang yang menjadi pembawa MRSA ini tetap dalam keadaan sehat (disebut
“carrier”) tetapi dapat menyebarkan MRSA ke orang lain lewat kontak kulit misalnya saat
bersalaman.Ketika kulit menjadi tidak intak (misalnya pada luka bakar dan bekas operasi), MRSA dapat
menerobos pertahanan kulit lalu menyebabkan infeksi.

2.3 Faktor yang mempengaruhi MRSA.

Faktor-faktor resiko terjadinya MRSA antara lain lingkungan, populasi, kontak olahraga, kebersihan
individu, riwayat perawatan, riwayat operasi, riwayat

Anda mungkin juga menyukai