Buku Pedoman Guru Final

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 25

A.

Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat strategis dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga harus dilakukan secara profesional.

Oleh sebab itu, guru sebagai ujung tombak salah satu pelaku pendidikan

haruslah seorang yang profesional. Dengan demikian keberadaan guru dalam

proses pendidikan dapat bermakna bagi masyarakat dan bangsa. Kebermaknaan

guru bagi masyarakat mendorong pada penghargaan yang lebih baik dari

masyarakat kepada guru.

Guru diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk

mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis,

berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan

bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara sebagian besar ditentukan

oleh guru. Agar tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan fungsional guru

dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka mutlak diperlukan

penilaian terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban guru dalam melaksanakan

pembelajaran/pembimbingan, dan atau tugas-tugas tambahan yang relevan

dengan fungsi sekolah. Penilaian kinerja guru dilakukan untuk menjamin

terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan

sekaligus menjaga profesionalitas seorang guru.

Sejatinya, guru adalah bagian integral dari organisasi pendidikan di sekolah

secara menyeluruh. Agar sebuah organisasi termasuk organisasi pendidikan di

sekolah mampu menghadapi perubahan dan ketidakpastian yang menjadi ciri

1
kehidupan modern, Peter Senge (2000) mengingatkan perlunya mengembangkan

sekolah sebagai sebuah organisasi pembelajar. Diantara karakter utama

organisasi pembelajar adalah senantiasa mencermati perubahan internal dan

eksternal yang diikuti dengan upaya penyesuaian diri dalam rangka

mempertahankan eksistensinya.

Oleh sebab itu, dalam konteks sekolah, guru secara individu maupun secara

bersama-sama dengan masyarakat seprofesinya harus didorong untuk menjadi

bagian dari organisasi pembelajar melalui keterlibatannya secara sadar dan

sukarela serta terus menerus dalam berbagai kegiatan belajar guna

mengembangkan profesionalismenya.

Untuk itu, sebagai bentuk aktualisasi tugas guru sebagai tenaga profesional,

maka pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional sebagaimana

diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Undang-Undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan akan menfasilitasi guru untuk dapat mengembangkan

keprofesiannya secara berkelanjutan. Program Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) ini diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara

pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka

miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan

profesinya itu.

Berdasarkan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan

2
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur

utama selain kegiatan pembelajaran/pembimbingan dan tugas tambahan lain

yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang diberikan angka kredit untuk

pengembangan karir guru khususnya dalam kenaikan pangkat/jabatan fungsional

guru. Harapannya melalui kegiatan PKB akan terwujud guru yang profesional

bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas dan tidak

setengah-setengah, tetapi tidak kalah pentingnya juga memiliki kepribadian yang

matang, kuat dan seimbang. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah serta kepemilikan

kepribadian yang prima, maka diharapkan guru terampil membangkitkan minat

peserta didik pada ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penyajian layanan

pendidikan yang bermutu. Mereka mampu membantu dan membimbing peserta

didik untuk berkembang dan mengarungi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi

yang secara cepat berubah sebagai ciri dari masyarakat abad 21. Secara umum,

keterkaitan antara Penilaian Kinerja (PK) Guru, PKB dan pengembangan karir

profesi guru dapat diperlihatkan pada diagram Pembinaan dan Pengembangan

Profesi Guru diuraikan dalam buku pedoman guru bagian lain.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan disusun buku pedoman guru sebagai berikut:

a. Sebagai acuan program pelaksanaan kerja guru selama satu tahun

b. Mencapai standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan.

c. Alat kontrol program kerja guru selama satu tahun

3
d. Memutakhirkan kompetensi yang mereka miliki sekarang dengan apa yang

menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya.

e. Memotivasi guru untuk tetap memiliki komitmen melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional.

f. Mengangkat citra, harkat, martabat profesi guru, rasa hormat dan

kebanggaan kepada penyandang profesi guru.

2. Manfaat

Adapun manfaat buku pedoman guru sebagai berikut:

a. Bagi Siswa: Siswa memperoleh jaminan kepastian untuk mendapatkan

pelayanan dan pengalaman belajar yang efektif untuk meningkatkan

potensi diri secara optimal melalui penguasaan iImu pengetahuan dan

teknologi sesuai dengan perkembangan abad 21 serta memiliki jati diri

sebagai pribadi yang luhur sesuai nilai-nilai keluhuran bangsa.

b. Bagi Guru: sebagai alat evaluasi diri selama satu tahun

c. Bagi Sekolah: Sebagai jaminan terwujudnya sekolah/madrasah sebagai

sebuah organisasi pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan

kompetensi, motivasi, dedikasi, loyalitas, dan komitmen guru dalam

memberikan layanan pendidikan yang berkualitas kepada peserta didik.

C. Program Kerja Guru

1. Menyusun Silabus

a. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi

4
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar (Kunandar, 2011: 244).

Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana

serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun

secara sistematis, memuat komponen-komponen yang saling berkaitan

dalam mencapai penguasaan kompetensi dasar.

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan

pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat

komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan

kompetensi dasar

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau

kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2010:96).

b. Langkah-langkah Pengembangan Silabus

Menurut Trianto, (2010: 99) Langkah-langkah pengembangan silabus

sebagai berikut:

1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji SK dan

KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi.

2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran. Mengidentifikasi materi

pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian KD.

5
3) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran

dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan

proses mental dan fisik dalam rangka pencapaian KD.

4) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator merupakan

penanda pencapaian KD. Indikator digunakan sebagai dasar untuk

menyusun alat penilaian.

5) Menentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar

siswa dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan

menggunakan tes dalam bentuk tertulis.

6) Menentukan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD

didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata

pelajaran per minggu. Alokasi waktu merupakan perkiraan waktu rerata

untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh siswa yang beragam.

7) Menentukan Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada

SK dan KD serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

dan indikator pencapaian kompetensi.

c. Manfaat Silabus

Silabus bermanfaat sebagai pedoman pengembangan perangkat

pembelajaran lebih lanjut, mulai dari perencanaan, pengelolaan kegiatan

pembelajaran dan pengembangan penilaian.

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan

pembelajaran lebih lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran,

pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian.

6
Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran,

kaib rencana pembelajaran untuk satu Standar Kompetensi maupun satu

Kompetensi Dasar.

Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan

pengelolaan kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara

klasikal, kelompok kecil, atau pembelajaran secara individual. Demikian

pula, silabus sangat bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian.

d. Isi Silabus

1) Identitas mata pelajaran

2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

3) kompetensi inti (KI),

4) kompetensi dasar (KD)

5) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,

dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator

pencapaian kompetensi;

6) pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta

didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;

7) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk menentukan pencapaian hasil belajar

8) alokasi waktu

9) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

7
e. Prinsip Pengembangan Silabus

1) Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam

silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

2) Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian

materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik,

intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

3) Sistematis; Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara

fungsional dalam mencapai kompetensi.

4) Konsistensi; Adanya hubungan yang konsisten antara KD, indikator,

materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

5) Kecukupan; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,

sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian

kompetensi dasar.

6) Aktual & Kontekstual; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman

belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan

perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan

nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7) Fleksibel; Keseluruhan komponen silabus dapat mengako-modasi

keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang

terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8
8) Menyeluruh; Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah

kompetensi (Kognitif, afektif, Psikomotor) atu sesuai degan esensi mata

pelajaran masing-masing.

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada hakekatnya RPP merupakan perencanaan jangka pendek

untuk memperkirakan tindakan apakah yang akan dilakukan dalam

pembelajaran, baik oleh guru maupun perserta didik untuk mencapai

suatu kompetensi yang sudah ditetapkan. Dalam RPP harus jelas

Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai oleh peserta didik, apa yang

harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, dan bagaimana

mempelajarinya, serta bagaimana seorang guru mengetahui bahwa

peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek tersebutlah

yang merupakan unsur utama yang harus ada dalam setiap RPP.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdiri dari komponen

program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen

program mencakup KD, materi standar, metode pembelajaran, media

pembelajaran, sumber belajar, dan waktu belajar. Dengan demikian,

RPP merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen

yang saling berhubungan serta berinteraksi satu dengan lainnya, dan

memuat langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai tujuan yaitu

membentuk kompentensi yang sudah ditetapkan.

9
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perencanaan berasal dari

kata dasar rencana yang artinya konsep, rancangan, atau program, dan

perencanaan berarti proses, perbuatan, cara merencanakan. Selain itu,

rencana dapat diartikan sebagai pengambilan keputusan tentang apa

yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, proses

perencanaan harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai

melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian

menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai

tujuan yang di inginkan. Jadi perencanaan adalah proses dasar yang

digunakan untuk memilih salah satu tujuan dan menentukan cakupan

pencapaiannya.

Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

pembelajaran, materi pelajaran, metode pengajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar”.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses dijelaskan bahwa RPP dijabarkan dari silabus untuk

mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD.

Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP

secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, serta memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

10
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembang an fisik serta psikologis peserta didik. Jadi,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah penjabaran silabus

yang menggambarkan rencana prosedur dan pengorganisasian

pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam

Standar Isi. RPP digunakan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan

pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan.

Disamping itu, RPP disusun untuk setiap Kompetensi Dasar yang

dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru

merancang RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan

jadwal di sekolah. Komponen utama RPP adalah tujuan pembelajaran,

materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan

penilaian hasil belajar.

Pengembangan RPP dilakukan sebelum awal semester atau awal

tahun pelajaran dimulai, namun perlu diperbaharui sebelum

pembelajaran dilaksanakan. Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh

guru secara mandiri dan/atau berkelompok di sekolah/madrasah

dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi oleh kepala sekolah/madrasah.

Pengembangan RPP dapat dilakukan oleh guru secara berkelompok

antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasi, difasilitasi, dan disupervisi

oleh dinas pendidikan atau kantor kementerian agama setempat.

Berdasarkan definisi-definisi yang ada di atas, dapat disimpulkan

bahwa perencanaan mengandung paling sedikit 4 unsur yaitu:

11
1) Tujuan yang harus dicapai

2) Strategi untuk mencapai tujuan

3) Sumber dana yang mendukung

4) Implementasi setiap keputusan.

b. Fungsi dan Manfaat RPP

Ada beberapa manfaat perencanaan pembelajaran, diantaranya

adalah: (1). Dengan perencanaan yang matang dan akurat, akan dapat

diprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dicapai. Oleh karena

itu akan terhindar dari keberhasilan yang sifatnya untung-untungan

sebab segala kemungkinan kegagalan sudah dapat diantisipasi oleh

guru. Dalam perencanaan, guru harus paham tujuan apa yang akan

dicapai, strategi apa yang tepat dilakukan sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai, dan dari mana sumber belajar yang dapat digunakan. (2).

Sebagai alat untuk memecahkan masalah dalam proses belajar

mengajar. Dengan perencanaan yang matang, maka segala

kemungkinan dan masalah yang akan timbul dapat diantisipasi

sehingga dapat diprediksi pula jalan penyelesaiannya. (3). Untuk

memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Dengan

perencanaan yang tepat, maka guru dapat menentukan sumber-sumber

belajar yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan

pembelajaran sebab saat ini banyak sekali sumber belajar yang

ditawarkan baik melalui media cetak maupun elektronik. (4).

Perencanaan akan membuat pembelajaran ber langsung secara

12
sistematis. Dengan perencanaan yang baik, maka pembelajaran tidak

akan berlangsung seadanya, tetapi akan terarah dan terorganisir dan

guru dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Disamping pendapat tentang tujuan dan manfaat perencanaan di

atas, terdapat juga beberapa fungsi perencanaan, yaitu : (1). Fungsi

kreatif, Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang

akan dapat memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan

berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan

memperbaiki program. (2). Fungsi Inovatif, Suatu inovasi pasti akan

muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan kesenjangan

antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat

dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara

sistematis, direncanakan dan diprogram secara utuh. (3). Fungsi

selektif, Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi yang

dianggap lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif

ini juga berkaitan dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap

sesuai dengan tujuan pembelajaran. (4). Fungsi Komunikatif, Suatu

perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap

orang yang terlibat, baik guru, peserta didik, kepala sekolah, bahkan

pihak eksternal seperti orang tua dan masyarakat. Dokumen

perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik

mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang

13
dilakukan. (5). Fungsi prediktif, Perencanaan yang disusun secara

benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan terjadi setelah

dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun.

Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan

berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang

akan diperoleh. (6). Fungsi akurasi, Melalui proses perencanaan yang

matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang diperlukan untuk

menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam

pelajaran efektif. (7). Fungsi pencapaian tujuan, Mengajar bukanlah

sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang

utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja,

tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang

baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.

(8). Fungsi kontrol, Mengontrol keberhasilan peserta didik dalam

mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam

suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan

sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh peserta didik dan

dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam

mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.

3. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan

pembelajaran yang akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi

kegiatan tatap muka dan non tatap muka (pengalaman belajar).

14
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para

pendidik, khususnya guru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran

secara profesional.

b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan

oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.

c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki

konsep materi pembelajaran.

d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung

dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar

siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi. Adapun bukti fisik terlampir.

4. Menyusun Alat Ukur/Soal

Jenis penilaian yang dapat digunakan dalam system penilaian berbasis

kompetensi, antara lain sebagai berikut:

a. Kuis, bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang

bersifat prinsip. Biasanya dilakukan sebelum mata pelajaran dimulai,

kurang lebih 15 menit. Kuis dilakukan untuk mengungkap kembali

penguasaan pembelajaran oleh siswa

b. Pertanyaan lisan, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dengan

tujuan memperkuat pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teori.

15
c. Ulangan harian, adalah ujian yang dilakukan setiap saat, misalnya 1 atau 2

materi pokok selesai diajarkan.

d. Tugas individu, yaitu tugas yang diberikan kapan saja, biasanya untuk

memeperkaya materi pembelajaran, atau untuk persiapan program-

program pembelajaran tertentu.

e. Tugas kelompok, yaitu tugas yang dikerjakan secara kelompok (5-7 siswa).

Jenis tagihan ini digunakan untuk menilai kemampuan kerja sama di

dalam kelompok.

f. Ujian sumatif, yaitu ujian yang dilakukan setiap satu standar kompetensi

atau beberapa satuan komptensi dasar.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian sebagai berikut:

a. Untuk mengukur pencapaian kompetensi peseta didik, yang dilakukan

berdasarkan indikator,

b. Menggunakan acuan kriteria,

c. Menggunakan system penilaian berkelanjutan,

d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut,

e. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam pembelajaran

5. Menilai, Mengevaluasi Proses, dan Hasil Belajar

Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur keberhasilan belajar siswa.

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta

didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga

16
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam penilaian.

a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan

untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

6. Menganalisis Hasil Penilaian Pembelajaran

Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses

pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya

terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam rangka

penilaian hasil belajar (rapor) pada semester satu penilaian dapat dilakukan

melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan

dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti pekerjaan rumah (PR), proyek,

pengamatan dan produk.

Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi

nilai rapor semester satu. Pada semester dua penilaian dilakukan melalui

ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan kenaikan kelas dan

dilengkapi dengan tugas-tugas lain seperti PR, proyek, pengamatan dan

produk. Hasil pengolahan dan analisis nilai tersebut digunakan untuk mengisi

nilai rapor pada semester dua.

7. Melaksanakan Pembelajaran Perbaikan dan Pengayaan

Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut

berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedial bagi

17
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan,

dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria

ketuntasan.

Menurut Sobri (2009 :164) pembelajaran remedial adalah suatu

bentuk pembelajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan supaya

menjadi lebih baik. Proses pembelajaran ini bersifat lebih khusus karena

disesuaikan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa.

Proses bantuan lebih ditekan kan pada usaha perbaikan cara-cara belajar, cara

membelajarkan, penyesuaian materi pelajaran, penyembuhan segala hambatan

yang dihadapi.

Sedangkan tujuan pemebelajaran remedial adalah agar setiap siswa dapat

mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagaimana

yang ditetapkan sebelumnya. Dengan pembelajaran remedial ini diaharapkan

agar siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar

yang diharapkan melalui penyembuhan atau perbaikan

Sedangkan pengayaan adalah kegiatan tambahan yang diberikan kepada

siswa yang telah mencapai ketentuan dalam belajar yang diamaksudkan untuk

menambah wawasan atau memperluas pengetahuannya dalam materi

pelajaran yang telah dipelajarinya. Disamping itu pembelajaran pengayaan

bisa diberikan memberikan pemahaman yang lebih dalam dari pada sekedar

standar kompetensi dalam kurikkulum. Dalam hal ini, Mukhtar dan Rusmini

(2009) menguatakan bahwa kegiatan oengayaan merupakan kegiatan yang

relatif bebas, karena bersifat memperluas, memperdalam dan menunjang

18
satuan pelajaran yang diterapkan kepada semua siswa yang sudah tuntas

dalam belajar. Artinya, kegiatan pengayaan ini bukanlah merupakan suatu

kasus yang dialami oleh siswa-siswa yang belum tuntas yang disebabkan oleh

kelambatan, kesulitan atau kegagalan dalam belajar.

Adapun tujuan pengayaan adalah selain untuk meningkatkan pemahaman

dan wawasan tehadap materi yang sedang atau telah dipelajarinya juga agar

siswa dapat belajar secara optimal baik dalam hal pendayagunaan

kemampuannya maupun perolehan dari hasil belajar. Untuk lebih jelasnya

contoh tersebut dapat dilihat dalam lampiran

8. Melaksanakan Tugas sebagai Wali Kelas

Wali Kelas adalah Guru yang membantu kepala sekolah untuk

membimbing siswa dalam mewujudkan disiplin kelas, sebagai manajer dan

motivator untuk membangkitkan gairah/minat siswa untuk beprestasi di kelas.

Wali kelas merupakan guru pengajar yang dibebani tugas-tugas sesuai

mata pelajaran yang diampunya, namun mereka mendapat tugas lain sebagai

penanggungjawab dinamika pembelajaran di dalam kelas tertentu. Sedangkan

tugas pokok wali kelas sebagai berikut: 1) pengelola kelas, 2) mengenal dan

memahami situasi kelasnya, 3) menyelenggarakan administrasi kelas, 4)

menagani hambatan terhadap kelasnya, 5) memotivasi siswa dalam kelasnya,

6) mengerahkan siswa di kelas melakukan kegiatan sekolah, 7) memberikan

masukan dalam menentukan kenaikan kelas, 8) melakukan home visit, 9)

membuat laporan tertulis setiap bulan, 10) mengarahkan siswa agar peduli

19
dengan kebersihan lingkungannya, 11) mengisi dan membagikan laporan hasil

belajar kepada wali siswa, 12) mengajukan saran dan usul kepada pimpinan.

9. Melaksanakan Tugas sebagai Pengawas Kegiatan PTS atau PAS

Untuk mengukur keberhasilan dalam pembelajaran setiap sekolah

melaksanakan kegiatan PTS dan PAS yang melibatkan semua guru sebagai

pelaksana maupun pengawas PTS dan PAS dengan tujuan menjaga

obyektivitas hasil belajar siswa.

10. Melaksanakan Diklat /Workshop/IHT

Pengembangan diri adalah upaya-upaya untuk meningkatkan

profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan

kewajibannya dalam pembelajaran/ pembimbingan termasuk pelaksanaan

tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/ madrasah.

Kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan

kolektif guru untuk mencapai dan/atau meningkatkan kompetensi profesi

guru yang mencakup: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan

profesional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk

mampu melaksanakan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah,

program PKB diorientasikan kepada kegiatan peningkatan kompetensi sesuai

dengan tugas tambahan tersebut (misalnya kompetensi bagi kepala sekolah,

kepala laboratorium, kepala perpustakaan, dsb).

20
Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau

latihan yang bertujuan untuk mencapai standar kompetensi profesi yang

ditetapkan dan/atau meningkatkan keprofesian untuk memiliki kompetensi di

atas standar kompetensi profesi dalam kurun waktu tertentu. Minimal sesuai

dengan waktu yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun

2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Sedangkan

kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan

pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang bertujuan untuk mencapai

standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan.

Kegiatan kolektif guru mencakup: (1) kegiatan lokakarya atau kegiatan

kelompok guru untuk penyusunan kelompok kurikulum dan/atau

pembelajaran; (2) pembahas atau peserta pada seminar, koloqium, diskusi

pannel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain; dan (3) kegiatan kolektif lain

yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.

Kegiatan pengembangan diri yang mencakup diklat fungsional dan

kegiatan kolektif guru tersebut mengutamakan kebutuhan guru untuk

pencapaian standar dan/atau peningkatan kompetensi profesi khususnya

berkaitan dengan melaksanakan layanan pembelajaran. Kebutuhan tersebut

mencakup antara lain (1) kompetensi menyelidiki dan memahami konteks di

tempat guru mengajar; (2) penguasaan materi dan kurikulum; (3) penguasaan

metode mengajar; (4) kompetensi melakukan evaluasi peserta didik dan

pembelajaran; (5) penguasaan teknologi informatika dan komputer (TIK); (6)

21
kompetensi menghadapi inovasi dalam sistem pendidikan di Indonesia,

termasuk UU No 14 Tahun 2005 dan PP No 74 Tahun 2008, dsb; (7)

kompetensi menghadapi tuntutan teori terkini; dan (8) kompetensi lain yang

terkait dengan pelaksanaan tugas-tugas tambahan atau tugas lain yang

relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.

11. Melaksanakan Tugas sebagai Pengawas US atau UN

Untuk mengukur keberhasilan dalam pembelajaran setiap sekolah

melaksanakan kegiatan US atau UN yang melibatkan semua guru sebagai

pelaksana maupun pengawas US atau UN dengan tujuan menjaga

obyektivitas hasil belajar siswa.

12. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam konteks bahasa Indonesia, PKB adalah pengembangan

keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru

untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan

kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus

berimplikasi kepada perolehan angka kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan

fungsional guru. Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun

2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, selain kedua

unsur utama lainnya, yakni: (i) pendidikan; dan (ii) pembelajaran/

pembimbingan dan tugas tambahan dan/atau tugas lain yang relevan; PKB

adalah unsur utama yang kegiatannya juga diberikan angka kredit untuk

pengembangan karir guru. Dalam Permennegpan tersebut juga dijelaskan

22
bahwa PKB mencakup tiga hal; yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah,

dan karya inovatif. Adapun bukti fisik terlampir

Publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang

pendidikan formal. Publikasi ilmiah ini mencakup pembuatan: karya tulis

berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya yang:

 diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk buku yang ber-ISBN dan

diedarkan secara nasional atau telah lulus dari penilaian ISBN,

 diterbitkan/dipublikasikan dalam majalah/jurnal ilmiah tingkat nasional

yang terakreditasi, provinsi, dan tingkat kabupaten/kota,

 diseminarkan di sekolah atau disimpan di perpustakaan.

13. Menyusun Modul atau Diktat

Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi

yang dipersiapkan guru untuk mempermudah/ memperkaya materi mata

pelajaran/ bidang studi yang disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan

belajar mengajar.

Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru.

Publikasi ini mencakup pembuatan modul/diktat pembelajaran per semester

yang digunakan di tingkat: 1) provinsi dengan pengesahan dari Dinas

Pendidikan Provinsi, 2) kabupaten/kota dengan pengesahan dari Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota, dan 3) sekolah/madrasah setempat.

14. Menyusun Makalah Pembelajaran

Makalah sebagai karya ilmiah penelitian non tindakan yang berkaitan

dengan permasalahan dalam pembelajaran terutama yang berhubungan

23
dengan sikap dan hasil belajar pada mata pelajaran tertentu sesuai dengan

kelas atau tingkat yang diampu melalui penerapan metode/strategi atau

alternatif dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran yang

dihadapi para guru sehingga permasalahan dalam pembelajaran dapat diatasi

yang bermuara pada perubahan sikap positif dan hasil belajar siswa.

15. Membuat Jurnal Ilmiah Ber-ISSN

Jurnal adalah publikasi ilmiah yang berisi kumpulan artikel dan pada
umumnya terbit secara reguler, seperti misalnya dua kali atau empat kali
dalam setahun. Naskah artikel yang ditulis untuk jurnal direview atau
dievaluasi oleh tim reviewer sebelum masuk ke meja editorial jurnal.
Reviewer artikel jurnal biasanya lebih dari satu orang yang merupakan pakar
di bidang studi tertentu sesuai dengan topik yang ditulis dalam artikel.
Jurnal ilmiah adalah majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis
Ilmiah) yang secara nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan
iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta
diterbitkan secara berkala.
Jurnal ilmiah diterbitkan sebagai cara atau media diseminasi hasil
penelitian dalam disiplin atau subdisiplin ilmu tertentu. Publikasi jurnal
ilmiah umumnya dalam bentuk artikel meliputi laporan penelitian, review
literatur, proposal mengenai teori yang belum diuji atau artikel opini. Bentuk
artikel yang dipublikasikan sangat tergantung pada kebijakan institusi jurnal
itu sendiri atau penerbit jurnal.
Artikel yang ditulis dalam jurnal ilmiah diproduksi oleh individu
dalam komunitas ilmuwan. Komunitas ilmuwan bisa terdiri dari mahasiswa,
guru, dosen, peneliti, professor, jurnalis dan sebagainya. Penulisan artikelnya
bisa dilakukan secara individual atau kolektif. Secara umum sudah kita
ketahui bahwa artikel yang ditulis harus bersifat ilmiah, artinya diproduksi
melalui proses penelitian yang menerapkan metode ilmiah.

24
Jurnal ilmiah sering pula disebut jurnal akademik. Dalam bahasa
Inggris diterjemahkan sebagai ’scientific journal’ atau ’academic journal’.
Jurnal akademik dapat dideskripsikan sebagai kumpulan artikel ilmiah yang
dipublikasikan secara reguler dalam rangka mendiseminasi hasil penelitian.
1. Syarat administratif Jurnal ilmiah sebagai berikut :
a. Memiliki International Standard Serial Number (ISSN).
b. Memiliki mitra bestari.
c. Diterbitkan secara teratur dengan frekuensi paling sedikit dua kali
dalam setahun, kecuali majalah ilmiah dengan cakupan keilmuan
spesialisasi dengan frekuensi satu kali dalam satu tahun.
2. Manfaat jurnal ilmiah
Beberapa manfaat yang bisa disebutkan di sini antara lain:
a. Sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan. Jurnal ilmiah
merupakan arena diskursus intelektual melalui tulisan.
b. Sebagai basis data kebijakan publik. Kebijakan publik memerlukan
naskah akademik sebagai fondasinya. Jurnal dapat berperan sebagai
dasar ilmiah dibuatnya kebijakan publik. Tanpa dasar ilmiah,
kebijakan publik bisa dikatakan dibuat dengan semena-mena.

Daftar Pustaka

Kunandar. 2011. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press


M. Sobri, Sutikno. 2009. Belajar dan pemebelajaran.Bandung: Prospect
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Permen PAN RB No. 16 Tahun 2009
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan
UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

25

Anda mungkin juga menyukai