Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MANDIRI

MANAJEMEN KEUANGAN

KONSEP STRUKTUR MODAL DAN BIAYA MODAL

Nama : Helcho Guswa Lyanzha


NPM : 170910350
Dosen : Renniwaty Siringoringo, S.E., M.Si.
Program Studi : Manajemen Bisnis

ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS PUTERA BATAM
JANUARI 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
penyusunan tugas mandiri ini dapat terselesaikan. Setelah mengikuti rangkaian
pendidikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, menyusun dan menyerahkan
Laporan Akhir pelaksanaan Tugas Mandiri, Penyusun menyadari bahwa
pelaksanaan Tugas Mandiri sangat menentukan kelulusan bagi peserta, maka
dengan segala keterbatasan dan kekurangan penyusun telah berusaha semaksimal
mungkin melaksanakan tugas mandiri dan menyusun laporan akhir ini.
Semoga apa yang telah penyusun lakukan selama ini akan memberikan
hasil yang optimal dan memberikan manfaat penyusun dam pembaca. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan tegur dan sapa serta kritik yang bersifat membangun
dan akan di perbaiki di kemudian hari.
Semoga dengan adanya Tugas Mandiri ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.

Batam, 07 Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
I.1. Latar Belakang...........................................................................................1
I.2. Rumusan Masalah......................................................................................3
I.3. Tujuan Penulisan........................................................................................3
I.4. Manfaat Penulisan......................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KASUS.........................................................5
II.1. Modal Kerja..............................................................................................5
II.2. Teori Struktural Modal..............................................................................5
II.3. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal............................................8
II.4. Biaya Modal..............................................................................................9
II.5. Peran Manajer Terhadap Modal Kerja......................................................10
II.6. Pengelolaan Modal Kerja di PT. Gudang Garam Tbk..............................11
II.7. Pengelolaan Modal Kerja di Perusahaan otomotif di BEI 2009-2012..... 12
BAB III PENUTUP...............................................................................................15
III.1. Kesimpulan..............................................................................................15
III.2. Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Ada tiga hal yang menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan
yang penting: Pertama, keputusan penganggaran modal berakibat besar pada
perusahaan sedangkan penganggaran yang tepat memerlukan perkiraan biaya
modal, kedua, struktur keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus
pendapatan Pengetahuan tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini
diperngaruhi oleh leverage keuangan, akan berguna dalam pengambilan keputusan
dibidang struktur modal, dan ketiga, sejumlah keputusanseperti leasing,
pendanaan kembali, obligasi dan kebijaksanaan modal kerja, semuanya
memerlukan perkiraan biaya modal. Selain itu biaya modal merupakan konsep
penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba
investasi yang harus diperoleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat
menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung
maka investasi itu tidak perlu dilakukan lebih mudahnya, biaya modal merupakan
rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat
pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate"
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para
investornya pada tingkat risiko tertentu. Struktur modal merupakan perimbangan
antara jumlah hutang jangka pendek bersifat permanen, hutang jangka Panjang,
saham preferen dan saham biasa. Struktur modal adalah perbandingan antara
modal asing atau jumlah hutang dengan modal sendiri. Kebijaksanaan struktur
modal merupakan pemilihan antara resiko dan pengembalian yang diharapkan.
Beberapa perusahaan mengalami kemunduran karena struktur modal tidak
mengalami penyesuaian atau suitability antara cara pemenuhan dana dengan
jangka waktu kebutuhannya. Perusahaan perusahaan tersebut harus menanggung
modal yang besar dikarenakan pendanaan dari unsur hutang lebih besar dari pada
modal sendiri, sehingga penggunaan dana yang digunakan untuk aktivitas
operasional perusahaan lebih banyak menggunakan dari unsur hutang.

1
Mengantisipasi hal tersebut, manajer keuangan perusahaan harus berhati – hati
dalam menetapkan struktur modal yang diharapkan perusahaan dapat
meningkatkan nilai perusahaan lebih unggul dalam menghadapi persaingan bisnis,
menghitung profitabilitas dan melakukan pengelolaan struktur biaya dalam
perusahaan. (Moniaga, 2013)
Modal kerja merupakan unsur yang penting bagi perusahaan karena tanpa
modal kerja yang cukup, aktivitas operasional suatu perusahaan tidak dapat
dilangsungkan. Besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan,
sangat dipengaruhi oleh kegiatan usaha perusahaan. Likuiditas dan profitabilitas
sangatlah penting bagi suatu perusahaan, karena digunakan sebagai acuan.
Contoh bahwa modal sangat berpengaruh dalam perusahaan bisa dilihat
dari jurnal penelitian Karina Mentari Putri Subagio, Moch. Dzulkirom AR, Raden
Rustam Hidayat mengenai Analisis Pengelolaan Modal Kerja Dalam Upaya
Meningkatkan Likuiditas Dan Profitabilitas yang bersifat deskriptif. Data yang
digunakan adalah laporan keuangan PT. Gudang Garam Tbk tahun 2014 – 2016
yang meliputi neraca dan laporan laba rugi. Data tersebut masing-masing
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan www.gudanggaramtbk.com.
Setelah dilakukan pengolahan data, hasil penelitian menunjukkan bahwa jika
suatu perusahaan memperbaiki modal kerjanya maka perusahaan dapat
meningkatkan likuiditas dan profitabilitas di perusahaan tersebut. PT. Gudang
Garam Tbk setiap tahun berusaha memperbaiki modal kerjanya walaupun tingkat
likuiditas dan profitabilitasnya masih belum stabil. Tetapi di setiap tahunnya PT.
Gudang Garam Tbk sudah menunjukkan perbaikan modal kerjanya terlihat dari
current ratio yang meningkat di tiap tahunnya. (Subagio, AR, & Hidayat, 2017)
Contoh penelitian kedua dari jurnal Ta’dir Eko Prasetia, Parengkuan
Tommy, dan Ivone S. Saerang mengenai Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan
Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bei.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, yaitu struktur modal,
ukuran perusahaan dan risiko perusahaan. Sampel penelitian adalah perusahaan
otomotif yang terdaftar di BEI periode 2009-2012 dengan jumlah 10 perusahaan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode analisis yang

2
digunakan adalah uji asaumsi klasik dan uji hipotesis serta analisis linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel
independen dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Stuktur modal mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan, ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan, risiko perusahaan mempunyai pengaruh positif tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan. Perusahaan sebaiknya memperhatikan struktur modal,
ukuran perusahaan dan risiko perusahaan sehingga dapat meningkatkan harga
saham dan berdampak pada nilai perusahaan dimata investor. (Prasetia, Tommy, &
Saerang, 2014)

I.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik benang
merahnya bahwa adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut ;
1. Apakah terdapat sturktur modal yang optimum atau paling tidak terletak
dalam satu rentang tertentu untuk suatu perusahaan?
2. Siapa yang membutuhkan pemahaman konsep struktur modal ?
3. Mengapa modal kerja merupakan salah satu unsur yang penting bagi suatu
perusahaan?
4. Darimana saja modal kerja bisa di dapatkan?
5. Bagaimana menentukan modal yang optimal?

I.3. Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul
“Konsep Struktur Modal dan Biaya Modal”, yang berdasarkan pada rumusan
masalah di atas, adalah diketahui digunakan untuk membahasa hal-hal yang sesuai
dengan permasalahan yang diajukan, antara lain;
1. Untuk mengetahui struktur modal yang optimum di suatu perusahaan
2. Untuk mengetahui pemahaman konsep struktur modal sangat di butuhkan di
perusahaan
3. Untuk mengetahui alasan modal kerja sangat penting di perusahaan
4. Untuk mengetahui dari mana sumber untuk mendapatkan modal kerja
5. Untuk mengetahui bagaimana menentukan modal yang optimal agar
menguntungkan bagi perusahaan.

3
I.4. Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini terbagi manfaat secara teoritis
maupun praktis :
a. Manfaat secara teoritis
adalah untuk diketahui bersama bahwa Tersedianya modal kerja yang dapat segera
dipergunakan dalam operasi bergantung pada sifat dari aktiva lancar yang
dimiliki. Tetapi modal kerja harus cukup jumlahnya dalam artian harus dapat
membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Karena
dengan modal kerja yang mencakup akan menguntungkan perusahaan, disamping
memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara efisien, juga perusahaan
tidak akan mengalami kesulitan keuangan.
b. Manfaat secara praktis
Penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun
penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Namun
tidak selalu penggunaan aktiva lancar diikuti dengan perubahan dan penurunan
jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Misalnya aktiva lancar
digunakan untuk melunasi atau membayar hutang lancar, maka penggunaan aktiva
lancar ini tidak akan mengakibatkan jumlah modal kerja menjadi turun karena
penurunan aktiva lancar tersebut diikuti atau diimbangi dengan penurunan hutang
lancar dalam jumlah yang sama. jurnal

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KASUS

4
II.1. Modal Kerja
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai kegiatan
operasional di perusahaan. Modal kerja menyediakan kas yang sesuai dengan
kebutuhan bisnis di perusahaan tersebut. Modal kerja itu berdasar pada perputaran
modal kerja yang optimal. Dapat dijabarkan modal kerja perusahaan itu digunakan
untuk membayar gaji pegawai perusahaan, pembelian bahan mentah untuk
diproduksi, membayar ongkos angkutan, membayar hutang, serta membayar biaya
lainlainnya. Modal kerja yang telah dikeluarkan oleh perusahaan diharapkan dapat
kembali masuk ke perusahaan dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil
penjualan produk yang ada di perusahaan tersebut. Kemudian modal kerja yang
berasal dari penjualan produk tersebut akan dikeluarkan lagi untuk biaya
operasional berikutnya. Demikian, modal kerja terus berputar setiap periode di
dalam perusahaan (Riyanto, 2001:57).
Pengelolaan modal kerja harus dilaksanakan dengan efektif, jika modal
kerja efektif berarti penyediaan modal kerja besarnya sesuai dengan kebutuhan
sehingga modal kerja tidak berlebihan juga tidak berlebihan juga tidak terlalu
kecil agar dapat menghasilkan laba dalam tingkat tertentu. Selain menghasilkan
laba modal kerja harus mampu memenuhi seluruh kewajiban jatuh tempo dari
perusahaan. Pengelolaan modal kerja ini sangat berpengaruh terhadap performa
perusahaan dari segi likuiditas dan profitabilitas, karena keduanya termasuk dalam
unsur yang berhubungan erat dengan kontinuitas pertumbuhan dan profitabilitas.

II.2. Teori Struktur Modal


Untuk mnejlankan usahnaya, perusahaan membutuhkan modal yang
bersumber dari hutang dan modal sendiri (ekuitas). Sumber modal tersebut juga
dapat disebut sebagai sumber pembiayaan atau sumber pendanaan atau sumber
permodalan. Dalam struktur keuangan seluruh sumber utang baik jangka pendek
maupun jangka Panjang dan ekuitas diperhitungkan. Struktur modal dalam
menentukan biaya modal hanya hutang jangka Panjang dan ekuitas saja yang
diperhitungkan. Struktur modal dalam menentukan modal optimal hanya hutang
jangka pendek permanen dan hutang jangka Panjang serta ekuitas yang

5
diperhitungkan. Struktur modal untuk menentukan nilai tambah ekonomis yang
diperhitungkan adalah modal operasi bersih perusahaa. Apabila sumber
pembiayaan perusahaan hanya untuk mendukung modal operasi bersih, maka
struktur modal untuk menentukan nilai tambah ekonomi adalah sama dengan
modal operasi bersih yaitu seluruh sumber pembiayaan dikurangi sumber
pembiayaan yang tidak berbunga yaitu utang usaha dan akrual.
Bagamaina struktur modal perusahaan memengaruhi nilai perusahaan,
tidak terlepas dari pertukaran (trade-off) antara risiko dan pengembalian yang
diharapkan. Dari penjelasan diatas diakui bahwa dengan menggunakan utang
dalam jumlah yang besar akan meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang
saham dan cenderung akan menurunkan harga saham, tetapi dengan menggunakan
utang yang besar akan meningkatkan tingkat hasil modal sendiri yang
diperhitungkan (expected return on equity). Struktur modal yang akan
memaksimumkan nilai perusahaan (memaksimumkan harga saham) adalah jika
terdapat keseimbangan antara risiko dengan pengembalian modal sendiri.
(Sitanggang, 2013)
Munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham (nilai
perusahaan) yang tidak menggunakan hutang maupun yang menggunakan hutang,
akhirnya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai
investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan
penghasilan bersih yang sama dengan tingkat resiko yang sama pula. Dalam
keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, (Modligiani dan Miller 1958).
Modligiani dan Miller menunjukkan bahwa keadaan pasar modal
sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan,
artinya penggunaan hutang maupun modal sendiri akan memberikan dampak yang
sama bagi kemakmuran pemilik perusahaan. Penghematan membayar pajak
merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka sudah tentu nilai perusahaan
yang menggunakan hutang akan lebih besar daripada perusahaan yang tidak
menggunakan hutang. Pada prakteknya terdapat berbagai kritik berkenaan dengan
pendekatan Modligiani dan Miller ini, antara lain :

6
a) Pendekatan Modligiani dan Miller mengasumsikan bahwa tidak adanya biaya
transaksi, maka poses arbitrase boleh dikatakan tanpa biaya, namun dalam realita
bahwa komisi untuk para broker itu cukup tinggi (Brigham et al.1999).
b) Pada awalnya Modligiani dan Miller mengasumsikan bahwa investor dan
perusahaan memiliki akses yang sama terhadap lembaga keuangan. Akan tetapi
para investor besar dimungkinkan memperoleh hutang dengan bunga yang lebih
rendah sedangkan investor individu mungkin harus meminjam dengan tingkat
bunga yang tinggi.
c) Modligiani dan Miller mengasumsikan tidak ada konflik antar pihak dalam
perusahaan atau agency problem yang dapat menimbulkan agency cost yang
sangat besar (Brigham et.al, 1999).
d) Tidak adanya pertimbangan adanya financial distress yang mungkin dihadapi
perusahaan (Bigham et.al ,1999). (Moniaga, 2013)
Struktur Modal Husnan (2000:275), menyatakan struktur modal adalah
perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal
sendiri.Keown, et al (2005:85), struktur modal (capital structure) adalah
perpaduan sumber dana jangka panjang long-term sources of funds yang
digunakan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
memaksimilisasi kekayaan pemehang saham, manajer keuangan harus dapat
menilai struktur modal dan memahami hubunganya dengan risiko, hasil atau
pengembalian nilai. Target dari struktur modal adalah menciptakan suatu
komposisi dari hutang dan modal usaha yang paling tepat dan paling
menguntungkan dari segi hutang dan modal usaha yang paling tepat dan paling
menguntungkan dari segi keuangan. Brigham dan Houston (2001:5), kebijakan
struktur modal melibatkan perimbangan (trade off) antara risiko dan tingkat
pengembalian sebagai berikut:
a. Menggunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang ditanggung
pemegang saham,
b. Menggunakan lebih banyak hutang juga memperbesar tingkat pengembalian
yang diharapkan.

7
Rasio yang umum digunakan untuk melihat pengaruh pinjaman dari
kreditor baik yang digunakan sebagai tambahan modal maupun sumber dana
untuk pembelian aktiva adalah rasio hutang yaitu dilihat dari struktur modal yakni
Debt to Equity Ratio. Kasmir (2009:112), menyatakan bahwa DER merupakan
rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini
dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan
seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk
mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Rumus untuk mencari debt to equity ratio sebagai berikut (Kasmir, 2009:124):
Debt to Equity Ratio = Total Debt (Utang)
Equity (Equitas)
(Prasetia et al., 2014)

II.3. Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal


Bauran pembiayaan atau struktur pembiayaan (struktur keuangan atau struktur
modal) perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Stabilitas penjualan
Rencana penjualan tidak selalu sama dengan realisasinya. Oleh karena itu perlu
dipertimbangkan risiko usaha yang dihadapi perusahaan yaitu risiko atas
perubahan penjualan terhadap laba usaha ditandai dengan tingkat ungkitan
operasional (degree operating leverage – DOL).
2. Posisi pajak perusahaan
Semakin besar posisi pajak perusahaan, maka beban bunga setelah pajak akan
semakin rendah dan perusahaan akan mendapat keuntungan dari penghematan
pajak atas bunga utang perusahaan.
3. Kemmapuan membayar beban bunga
Kemampuan manajemen untuk menghimpun modal dengan persyaratan yang
wajar dalam kondisi yang buruk merupakan waktor yang mempengaruhi
struktur pembiayaan perusahaan.
4. Sikap manajemen menghadapi masa depan
Sikap manajemen dalam menghadapi masa depan dapat dikelompokkan
sebagai sikap konservatif dan sikap agresif.
5. Struktur aktiva

8
Perusahaan yang memiliki komposisi aktiva tetap berwujud yang jumlahnya
beasar, tentu akan mempunyai peluang untuk memperoleh tambahan modal
dengan utang karena aktiva tetap tersebut dapat dijadikan sebagi agunan untuk
memperoleh hutang.
6. Kebijakan dividen
Pecking Order Theory mengamanatkan bahwa penambahan modal harus
dipenuhi dengan urutan mulai dari laba ditahan dan apabila masih belum
mencukupi akan dipenuhi dari hutang dan yang terakhir adalah dengan emisi
saham baru.
7. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dengan kapitalisasi pasar atau penjualan yang besar
menunjukkan prestasi perusahaan. Perusahaan yang besar akan lebih mudah
mendapatkan askes ke sumber dana untuk memperoleh tambahan modal
dengan utang.
8. Umur perusahaan
Perusahaan yang sudah mapan akan mempunyai jejaring yang kuat dengan
Lembaga keungan sehinggan akan lebih mudah untuk memperoleh tambahan
modal dengan utang.
9. Jenis usaha perusahaan
Jenis usaha perusahaan ditandai dengan produk dan jasa yang dihasilkan.

II.4. Biaya Modal


Konsep biaya modal dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya
biaya rill dan penggunaan modal masing – masing sumber dana untuk kemudian
menentukan biaya modal rata – rata atau biasa disebut biaya modal rata - rata
tertimbang atau weight average cost of capital (WACC). Praktek pembiayaan atau
pendanaan yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan
demikian biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan
biaya untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan. (Moniaga, 2013)
Biaya modal (the cost of capital) didefinisikan sebagai tingkat
pengembalian (rate of return) berdasarkan nilai pasar dari suatu korporasi yang
dilihat dari saham beredar (price of the firm’s stock). Dimana para manajer

9
korporasi harus mengetahui kapan dan seberapa besar kebutuhan akan cost of
capital yang diperlukan suatu korporasi, didalam:
1. Pengembalian keputusan untuk anggaran modal (capital budgeting)
2. Membantu untuk memaksimalkan, struktur permodalan
3. Membuat keputusan, apakah melalui leasing, surat hutang dengan pendanaan
kembali surat hutang, didalam menentukan modal kerja korporasi.
The cost of capital dapat dihitung melalui rata-rata tertimbang dari beberapa
komponen modal dilihat dari sisi kanan pos-pos neraca (Balance sheet) yang
menggambarkan hutang (debt), saham perferensi (preffered stock), saham biasa
(common stock) dan laba ditahan (retained earning). (Tampubolon, 2013)

II.5. Peran Manajer Terhadap Modal Kerja


Pengelolaan modal kerja merupakan tanggung jawab utama setiap manajer
atau pimpinan di setiap perusahaan. Manajer harus lebih teliti di dalam
pengawasan terhadap modal kerja agar sumber modal kerja dapat digunakan
secara efektif di masa yang akan mendatang. Manajer juga perlu mengetahui
perputaran modal kerja agar dapat menyusun rencana aktivitas untuk periode
mendatang. Selain mengetahui perputaran modal, seorang manajer harus
menghindari adanya kelebihan atau kekurangan modal kerja. Jika terjadi
kelebihan modal maka akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur dan
berarti mengabaikan kesempatan untuk mendapatkan laba. Selain itu jika
kekurangan modal maka akan
mengakibatkan tingkat kegiatan yang akan dilaksanakan lebih rendah dari yang
direncanakan. Maka dari itu, diperlukan perhitungan yang tepat dalam mengelola
modal kerja agar tercapai keseimbangan yang optimal. (Subagio et al., 2017)
Modal kerja terkait dengan penyediaan kas, piutang, surat berharga serta
persediaan. Likuiditas adalah salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur tinggi atau rendahnya sebuah risiko di perusahaan. Profitabilitas dapat
menilai efektivitas kerja juga untuk memprediksi seberapa besar laba yang akan
diperoleh perusahaan di masa akan datang serta digunakan untuk mengendalikan
variabel-variabel penyebab kenaikan atau penuruan suatu usaha pada periode
tertentu.

10
II.6. Pengelolaan Modal Kerja di PT. Gudang Garam Tbk
PT. Gudang Garam Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
industri rokok. PT. Gudang Garam Tbk sendiri tidak mungkin terlepas dari
kebutuhan pengelolaan modal kerja yang lebih baik dan tentunya sesuai dengan
keperluan yang ada. Kekurangan maupun kelebihan pada modal kerja
menunjukkan bahwa pengelolaan modal kerja di perusahaan tersebut kurang
efektif atau kurang produktif dan pada akhirnya akan menimbulkan kerugian
karena kesempatan memperoleh profitabilitas yang normal telah disia-siakan.
Dalam menjalankan operasional sehari-hari dan pelayanan secara efektif PT.
Gudang Garam Tbk tidak luput dari masalah yang dapat mengganggu pelaksanaan
dari berbagai usahanya dalam meningkatkan likuiditas dan profitabilitas.
Rekapitulasi Efektivitas Pengelolaan Modal Kerja Tahun 2014-2016
Keterangan 2014 2015 2016
Analisis Kas
Cash Turnover 41,05 kali 25,81 kali 47,82 kali
Analisis Piutang
Account Receivable
Turnover 42,54 kali 44,87 kali 36,49 kali
Average Age of
Account Receivable 8 hari 8 hari 9 hari
Analisis Persediaan
Inventory Turnover 1,49 kali 1,47 kali 1,58 kali
Average Age of
Inventory 241 hari 244 hari 227 hari
Sumber : Data diolah, 2017
Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil analisis efektivitas pengelolaan modal kerja,
dapat disimpulkan bahwa pengelolaan modal kerja pada PT. Gudang Garam Tbk
pada tahun 2015 perputaran modal kerja kurang sedikit efektif sehingga analisis
piutang tetap dari yang bermula 42,54 kali menjadi 44,87 kali. Tetapi pada analisis
persediaan menjadi menurun dari yang berawal 1,49 kali menjadi 1,47 kali. Pada
tahun 2016 analisis kas mengalami kenaikan kembali dari 25,81 kali menjadi
47,82 kali. tersebut rendah. Jika net working capital di sebuah perusahaan dari
tahun ke tahun mengalami penurunan maka bisa dikatakan bahwa tingkat

11
likuiditas di perusahaan tersebut menurun. Pada tahun 2015 net working capital
PT. Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan sebesar 3,773,879 dan pada tahun
2016 kenaikan juga terjadi walaupun hanya sedikit. Berdasarkan analisa net
working capital PT. Gudang Garam Tbk ini bisa dilihat bahwa tingkat likuiditas di
perusahaan ini cukup bagus dikarenakan setiap tahunnya net working capital PT.
Gudang Garam Tbk mengalami kenaikan walaupun di tahun 2016 mengalami
kenaikan tidak banyak.
Sumber dan penggunaan modal kerja pada tahun 2014 tidaklah efektif
dikarenakan penggunaan lebih besar dari sumber dana yang tersedia. Pada tahun
2015 sumber dan penggunan modal kerja juga belum efektif tetapi sudah lebih
baik dari tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari PT. Gudang Garam Tbk tahun
2014-2016 yang telah dianalisis dapat diketahui bahwa rasio likuiditas
menunjukkan current ratio, quick ratio, dan cash ratio setiap tahunnya berfluktuasi
yaitu pada tahun 2015 mengalami kenaikan tetapi pada tahun 2016 mengalami
penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2016 perusahaan mengalami
pengelolaan modal kerja yang kurang efektif sehingga terjadilah penurunan di
likuiditas.
Sumber dan penggunaan modal kerja pada tahun 2014 tidaklah efektif
dikarenakan penggunaan lebih besar dari sumber dana yang tersedia. Pada tahun
2015 sumber dan penggunan modal kerja juga belum efektif tetapi sudah lebih
baik dari tahun sebelumnya. (Subagio et al., 2017)

II.7. Pengelolaan Modal Kerja di Perusahaan otomotif di BEI 2009-2012


Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten, nilai pasar
merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsic merupakan
nilai sebenarnya dari saham. Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai
intrinsic saham adalah price book value. Price book value merupakan salah satu
rasio penilaian yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen
menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi dengan cara
membandingkan nilai pasar saham terhadap nilai buku, (Kasmir, 2009:116).

12
Berikut ini disajikan data PBV perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2009 sampai 2012, sebagai berikut:
Tabel Nilai PBV Perusahaan Otomotif yang Terdaftar
di BEI Periode 2009-2012.
Tahun
Perusahaan 2009 2010 2011 2012
Astra Internasional Tbk 3.52 4.48 3.95 3.68
Astra Otoparts Tbk 1.38 2.79 2.78 2.73
Goodyear Indonesia Tbk 0.95 1.23 0.92 1.02
Gajah Tunggal Tbk 0.55 2.27 2.36 1.60
Indospring Tbk 0.28 1.73 1.25 1.20
Indomobil Sukses Internasional 1.96 5.93 3.48 2.68
Tbk
Multi Prima Sejahtera Tbk 0.25 0.62 0.40 1.23
Nipress Tbk 0.23 0.54 0.48 0.45
Prima Alloy Steel Universal Tbk 0.89 0.40 0.56 0.62
Selamat Sempurna Tbk 2.17 2.97 2.92 4.56
Sumber: Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat di IDX, 2013.
Tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai perusahaan berdasarkan price book value
perusahaan otomotif yang terfdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai
2012 mengalami fluktuasi (naik turun). Hal tersebut bisa saja dipengaruhi oleh
struktur modal, ukuran perusahaan dan risiko perusahaan, seperti yang telah
diteliti oleh peneliti sebelumnya. Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh
manager keuangan dalam kaitannya dengan operasional perusahaan adalah
keputusan atas struktur modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan
komposisi utang, saham prefen dan saham biasa yang harus digunakan oleh
perusahaan karena hal ini bisa menjadi sebagai pemilihan alternatif dana eksternal
bagi pembiayaan perusahaan. Bagi sebuah perusahaan keputusan tersebut sangat
dirasa penting karena untuk memperkuat kestabilan keuangan yang dimilikinya,
karena perubahan dalam struktur modal diduga bisa menyebabkan perubahan nilai
perusahaan, (Fahmi, 2011:116).

13
BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
1. Dilihat dari pengelolaan modal di PT. Gudang Garam Tbk terdapat sturktur modal
yang optimum atau paling tidak terletak dalam satu rentang tertentu untuk suatu
perusahaan
2. Pemahaman konsep struktur modal membantu manajer untuk mengidentifikasi
factor utama yang mempengaruhi struktur modal yang optimal, yang terkait
dengan situasi dan kondisi perusahaan yang bersangkutan.
3. Modal kerja merupakan salah satu unsur yang penting bagi suatu perusahaan
karena modal kerja harus cukup jumlahnya dalam artian harus dapat membiayai
pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Karena dengan
modal kerja yang mencakup akan menguntungkan perusahaan, disamping
memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara efisien, juga perusahaan
tidak akan mengalami kesulitan keuangan.
4. Modal kerja bisa di dapatkan dari Hasil operasi perusahaan, Keuntungan dari
penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek), Penjualan aktiva lancar,
dan Penjualan saham atau obligasi

14
5. Struktur modal optimal dicapai pada saat biaya modal minimum dan akan
memaksimumkan harga saham perusahaan tetapi tidak pada saat EPS (pendepatan
per lembar saham) maksimum.
6. Modal yang optimal bisa digunakan untuk membayar gaji pegawai perusahaan,
pembelian bahan mentah untuk diproduksi, membayar ongkos angkutan,
membayar hutang, serta membayar biaya lainlainnya.
7. Cara efektif menganalisis pengelolaan modal kerja untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan pada suatu periode sehingga dapat memberikan gambaran
atau acuan bagi perusahaan untuk menetapkan modal kerja yang lebih efektif,
dapat menggunakan analisis perubahan modal kerja, analisis sumber dan
penggunaan modal kerja, analisis rasio-rasio keuangan.

III.2. Saran
1. Dalam melaksanakan kegiatan usaha, perusahaan perlu mengelola modal kerja
secara efektif agar kegiatan operasional perusahaan sehari-hari dapat berjalan
dengan lancar sehingga perusahaan dapat meningkatkan likuiditas.
2. Perusahaan diharapkan dapat mengelola biaya seefisien mungkin dengan menekan
biaya yang dapat ditekan sehingga perusahaan dapat mengontrol mana biaya-
biaya yang harus dikeluarkan dan mana yang tidak perlu dikeluarkan sehingga
perusahaan dapat meningkatkan penjualan agar laba perusahaan semakin
meningkat setiap tahunnya.
3. Perusahaan diharapkan dapat membuat estimasi laporan keuangan untuk tahun
yang berikutnya agar perusahaan tepat dalam menerapkan kebijakan-kebijakan
dan mendapatkan gambaran biaya-biaya yang akan dibutuhkan untuk satu tahun
mendatang.
4. Manajemen perusahaan, disarankan untuk menentukan struktur modal dengan
menggunakan hutang pada tingkat tertentu (selagi manfaat hutang lebih besar
dibandingkan biaya yang dikeluarkan dari hutang tersebut, maka tambahan hutang
masih diperkenankan) sebagai sumber pendanaanya. Memanfaatkan total aset
perusahaan sebaiknya-baiknya dengan melakukan investasi yang menguntungkan
saja dan melakukan perluasan usaha dengan memanfaatkan kekuatan perusahaan
untuk menembus peluang usaha. Serta harus meningkatkan kinerja perusahaan,
agar para investor tidak menyesal atas investasi yang mereka lakukan. Agar

15
mereka akan terus berinvestasi diperusahaan yang nantinya akan meningkatkan
harga saham dan berdampak baik pada nilai perusahaan dimata investor.

DAFTAR PUSTAKA

Moniaga, F. (2013). Struktur Modàl, Profitabilitas dan Struktur biaya terhadap


nilai perusahaan indutri keramik. Jurnal EMBA, 1(4), 433–442.
Prasetia, T. E., Tommy, P., & Saerang, I. S. (2014). Struktur Modal, Ukuran
Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif
Yang Terdaftar Di Bei. Emba, Vol.2 No.2(2), Hal 879-889.
https://doi.org/ISSN 2303-1174
Prof. Dr. H. Musthafa, S.E., M. M. (2017). Manajemen Keuangan (1st ed.).
Sitanggang, J. P. (2013). Dr.J.P.Sitanggang.pdf. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Subagio, K. mentari putri, AR, M. D., & Hidayat, R. R. (2017). ANALISIS
PENGELOLAAN MODAL KERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN
LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS ( Studi pada PT . Gudang Garam
Tbk Periode 2014-2016 ), 50(1), 24.
Tampubolon, M. P. (2013). Dr. Manahan.pdf. Jakarta: Mitra Wacana Media.

16

Anda mungkin juga menyukai