Anda di halaman 1dari 2

PENGENDALIAN RESIKO BAHAYA.

Setelah kita ketahui jenis-jenis resiko bahaya di rumah sakit, ternyata seluruh resiko bahaya tersebut
terdapat di rumah sakit. Beberapa contoh sistem pengendalian resiko bahaya yang telah dilakukan
di rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Resiko bahaya fisik
a. Mekanik : resiko yang paling sering terjadi adalah tertusuk jarum dan terpeleset atau menabrak dinding /
pintu kaca. Pengendalian yang sudah dilakukan antara lain: penggunaan safety box limbah tajam,
kebijakan dilarang menutup kembali jarum bekas, pemasangan keramik anti licin pada koridor dan lantai
yang miring, pemasangan rambu “awas licin”, pemasangan kaca film dan stiker pada dinding / pintu kaca
agar lebih kelihatan, kebijakan penggunaan sabuk keselamatan pada pekerjaan yang dilakukan pada
ketinggian lebih dari 2 meter, dan lain-lain.
b. Resiko bahaya radiasi: resiko ini terdapat di ruang radiologi, radio therapi, kedokteran nuklir, ruang cath
lab dan beberapa kamar operasi yang memiliki fluoroskopi / x-ray. Pengendalian yang sudah dilakukan
antara lain: pemasangan rambu peringatan bahaya radiasi, pelatihan proteksi bahaya radiasi, penyediaan
APD radiasi, pengecekan tingkat paparan radiasi secara berkala dan pemantauan paparan radiasi pada
petugas radiasi dengan personal dosimetri pada patugas radiasi.
c. Resiko bahaya kebisingan: terdapat pada ruang boiler, generator listrik dan ruang chiller. Pengendalian
yang telah dilakukan antara lain: substitusi peralatan dengan alat-alat baru dengan ambang kebisingan
yang lebih rendah, penggunaan pelindung telinga dan pemantauan tingkat kebisingan secara berkala oleh
Instalasi Sanitasi Lingkungan Rumah Sakit (ISLRS).
d. Resiko bahaya pencahayaan: resiko bahaya ini terutama di satuan kerja dengan pekerjaan teliti seperti
di kamar operasi dan laboratorium. Pengendalian yang sudah dilakukan adalah pemantauan tingkat
pencahayaan secara berkala oleh ISLRS dan hasil pemantauan dilaporkan ke Direktur, Teknik dan Unit K3
untuk tindak lanjut ruangan yang tingkat pencahayaannya tidak memenuhi persyaratan.
e. Resiko bahaya listrik: resiko bahaya listrik terdiri dari konsleting dan kesetrum. Pengendalian yang telah
dilakukan adalah adanya kebijakan penggunaan peralatan listrik harus memenuhi Standar Nasional
Indonesia (SNI) dan harus dipasang oleh bagian IPSRS atau orang yang kompeten. Peralatan elektronik
di RSUP dr Sardjito secara berkala dilakukan maintenance oleh bagian IPSRS dan seluruh peralatan yang
layak pakai akan diberikan label layak pakai berupa stiker warna hijau, sedangkan yang tidak layak pakai
akan diberikan stiker merah dan peralatan tersebut ditarik oleh bagian IPSRS. Selain itu unit K3 dan IPSRS
secara berkala melakukan sosialisasi ke seluruh satuan kerja tentang perilaku aman dalam menggunakan
listrik di rumah sakit.
f. Resiko bahaya akibat iklim kerja: resiko ini meliputi kondisi temperatur dan kelembaban ruang kerja.
Pemantauan temperatur dan kelembaban dilakukan oleh ISLRS. Acuan dari standar temperatur dan
kelembaban mengacu pada keputusan menteri kesehatan RI no 1402 tahun 2004 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit.
Masalah yang sering muncul adalah temperatur melebihi standar seperti di Instalasi Binatu dan ruang
produksi gizi, karena belum memungkinkan untuk distandarkan pengendalian yang dilakukan dengan
pemberian minum yang cukup. Masalah kelembaban yang tinggi beresiko terjadinya kolonisasi kuman
patogen sehingga meningkatkan angka infeksi baik bagi pasien maupun bagi pekerja. Pengendalian
secara teknis telah dilakukan akan tetapi pada musim tertentu kadang tidak memenuhi persyaratan. Upaya
yang dilakukan untuk menghambat kolonisasi kuman terutama pada ruang perawatan pasien, ICU dan
kamar operasi harus dilakukan desinfeksi ruangan lebih sering dan pemantauan angka kuman secara
berkala.
g. Resiko bahaya akibat getaran: resiko bahaya getaran tidak terlalu signifikan. Dari telaah yang telah
dilakukan unit K3, resiko bahaya getaran ditemukan di bagian taman akibat dari mesin pemotong rumput
dan di klinik gigi akibat dari mesin bor gigi, tetapi tingkat getaran pada ke 2 lokasi tersebut masih dalam
batas yang diijinkan.
2. Resiko bahaya biologi : resiko bahaya biologi yang paling banyak adalah akibat kuman patogen dari
pasien yang ditularkan melalui darah dan cairan tubuh, dropet dan udara. Pengendalian resiko ini telah
dilakukan oleh Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) akan tetapi termasuk dalam area
pemantauan Unit K3. Resiko air borne dissease dikendalikan dengan rekayasa ruangan tekanan negatif
beserta peraturan administratif dan APD. Resiko penularan melalui droplet dikendalikan dengan
menyediakan masker bagi petugas, pengantar pasien dan pasien yang batuk, serta sosialisasi etika batuk
oleh PPI. Resiko blood borne dissease dikendalikasn dengan penggunaan alat-alat single use beserta
persturan administratif dan APD. Selain itu untuk mencegah pe nularan penyakit blood borne dissease
khususnya Hepatitis B dilakukan Imunisasi Hepatitis B dengan perioritas pada karyawan dengan kadar titer
anti HBs < 0,2 u/L terutama yang bekerja pada tindakan invasif terhadap pasien. Selain itu juga telah
dilakukan penanganan paska pajanan infeksi khususnya pada HIV dan Hepatitis B. Bila pekerja atau
peserta didik mengalami kecelakaan kerja berupa tertusuk jarum bekas pasien atau terkena percikan darah
dan cairan tubuh pada mukosa (mata, mulut) atau terkena pada luka, maka wajib melaporkan kepada
penanggung jawab ruangan pada saat itu dan setelah melakukan pertolongan pertama harus segera
periksa ke IGD agar dilakukan telaah dan tindak lanjut paska pajanan sesuai prosedur untuk mengurangi
resiko tertular.
3. Resiko bahaya kimia: resiko ini terutama terhadap bahan kimia golongan berbahaya dan beracun (B3).
Pengendalian yang telah dilakukan adalah dengan identifikasi bahan-bahan B3, pelabelan standar,
penyimpanan standar, penyiapan MSDS, penyiapan P3K, APD dan safety shower serta pelatihan teknis
bagi petugas pengelola B3. Rekayasa juga dilakukan dengan penggunaan Laminary Airflow pada
pengelolaan obat dan B3 lainnya.
4. Resiko bahaya ergonomi: resiko ini banyak terjadi pada pekerjaan angkat dan angkut baik pasien maupun
barang. Sosialisasi cara mengangkat dan mengangkut yang benar selalu dilakukan. Selain itu dalam
pemilihan sarana dan prasarana rumah sakit juga harus mempertimbangkan faktor ergonomi tersebut
terutama peralatan yang dibeli dari negara lain yang secara fisik terdapat perbedaan ukuran badan.
5. Resiko bahaya psikologi: resiko psikologi teidak terlalu kelihatan akan tetapi selalu ada meskipun
kadarnya tidak terlalu mencolok. Upaya yang dilakukan antara lain dengan mengadakan pertemuan antar
satuan kerja, antar staff dan pimpinan dan pada acara-acara bersama seperti saat ulang tahun RS dan
lain-lain yang bertujuan agar terjalun komunikasi yang baik sehingga secara psikologi menjadi lebih akrab
denganharapan resiko bahaya psikologi dapat ditekan seminimal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai

  • Yuni Maria Ndede - WOC CKD
    Yuni Maria Ndede - WOC CKD
    Dokumen1 halaman
    Yuni Maria Ndede - WOC CKD
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • VVVV
    VVVV
    Dokumen2 halaman
    VVVV
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Daftar Nama
    Daftar Nama
    Dokumen3 halaman
    Daftar Nama
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Tugas Keselamatan Pasien &K3 Dalam Keperawatan
    Tugas Keselamatan Pasien &K3 Dalam Keperawatan
    Dokumen8 halaman
    Tugas Keselamatan Pasien &K3 Dalam Keperawatan
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Perawat
    Perawat
    Dokumen10 halaman
    Perawat
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Program Kerja
    Program Kerja
    Dokumen4 halaman
    Program Kerja
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • B
    B
    Dokumen4 halaman
    B
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • B
    B
    Dokumen4 halaman
    B
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • B
    B
    Dokumen3 halaman
    B
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Vdeo
    Komunikasi Vdeo
    Dokumen1 halaman
    Komunikasi Vdeo
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Permohonan Izin Belajar
    Permohonan Izin Belajar
    Dokumen6 halaman
    Permohonan Izin Belajar
    yessy arniza
    Belum ada peringkat
  • Nip DR Erlinda
    Nip DR Erlinda
    Dokumen1 halaman
    Nip DR Erlinda
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Lahat
    Lahat
    Dokumen2 halaman
    Lahat
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Titin A
    Titin A
    Dokumen1 halaman
    Titin A
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Vip 3
    Vip 3
    Dokumen3 halaman
    Vip 3
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • SKP 2017
    SKP 2017
    Dokumen2 halaman
    SKP 2017
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • MTBS Fix Print
    MTBS Fix Print
    Dokumen62 halaman
    MTBS Fix Print
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Label Obat
    Label Obat
    Dokumen1 halaman
    Label Obat
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • VVVV
    VVVV
    Dokumen2 halaman
    VVVV
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen1 halaman
    3
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • 3
    3
    Dokumen1 halaman
    3
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • PK 1
    PK 1
    Dokumen4 halaman
    PK 1
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bu Hera
    Tugas Bu Hera
    Dokumen7 halaman
    Tugas Bu Hera
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Halaman Depan Portofolio
    Halaman Depan Portofolio
    Dokumen4 halaman
    Halaman Depan Portofolio
    jun
    Belum ada peringkat
  • Halaman Depan Portofolio
    Halaman Depan Portofolio
    Dokumen4 halaman
    Halaman Depan Portofolio
    jun
    Belum ada peringkat
  • Beta
    Beta
    Dokumen3 halaman
    Beta
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Laporan Triwulan Okt 19
    Laporan Triwulan Okt 19
    Dokumen13 halaman
    Laporan Triwulan Okt 19
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Biodata Mahasiswa Baru
    Biodata Mahasiswa Baru
    Dokumen1 halaman
    Biodata Mahasiswa Baru
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Standar Ketenagaan
    Bab Ii Standar Ketenagaan
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii Standar Ketenagaan
    Meyzer Aidyl
    Belum ada peringkat