Anda di halaman 1dari 15

(Pengaruh Senam Yoga Terhadap Nyeri Disminore)

Jurnal : Ayu Mustika Dewi

Judul : Pengaruh gerakan yoga terhadap penurunan nyeri disminore.

Pendahuluan

Inti paragraf 1 : masalah remaja yang mengalami menstruasi

Paragraf 2 : Pengertian yoga

Paragraf 3 : Menjelaskan tujuan penetelian.

(pengaruh senam yoga terhadap nyeri disminore)

Jurnal : Melda friska manurung

Judul : Efektifitas yoga terhadap nyeri disminore pada remaja.

Pendahuluan.

Inti Paragraf 1 : Menjelaskan tahap pada masa nifas.

Paragraf 2 : menjelaskan perubahan secara fisiologis,kognitif, maupun psikologis.

Paragraf 3 : Menjelaskan penjelasan disminore.

Paragraf 4 : Pembagian disminore terhadap penyebabnya.

Paragraf 5 : Menjelaskan disminore sekunder dan primer.

Paragraf 6 : menjelaskan angka pravelensi disminore didunia.

Paragraf 7 : Penanganan disminore.

Paragraf 8 : Manfaat yoga.

Paragraf 9 : Observasi tentang penyuluhan

Paragraf 10: Menjelaskan tujuan dari penelitian efektifitas yoga terhadap nyeri
disminore.
(pengaruh senam yoga terhadap nyeri disminore)

Jurnal : Nyna puspita ningrum.

Judul : Efektifitas senam disminore dan yoga untuk mengurangi disminore.

Pendahuluan.

Inti paragraf 1 : Menjelaskn masa remaja

Paragraf 2 : Menjelaskan tanda pubertas dengan permulaan menstruasi dan menjelaskan


pengertin menstruasi.

Paragraf 3 : menjelaskan pengertian disminore.

Paragraf 4 : Klasifikasi disminore.

Paragraf 5 : Menjelaskan angka kejadian disminore di indonesia .

Paragraf 6 : menjelaskan cara mengurangi disminore.

Paragraf 7 : menjelaskan perawatan diri sendiri meliputi obat obatan berupa pelawanan
rasa sakit berlebihan (seperti aspirin).

Paragraf 8: menjelaskan latihan-latihan dan pose-pose yoga terhadap disminore.

Paragraf 9 : menjelaskan teknik relaksasi pada senam yoga.

Paragraf 10: menjelaskan timbulnya masalah disminore pada remaja.


BAB I

PENDAHULUAN.

1.1 Latar Belakang

Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun,dan


merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa (Dawkins,2010).Masa
remaja atau puber adalah suatu tahap dalam perkembangan saat kematangan alat
seksual dan tercapai kemampuan reproduksi (Mighwar,2010). Salah satu tanda
seorang perempuan memasuki masa remaja adalah terjadinya menstruasi
(Ramaiah,2010).
Disminore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi 24 jam
sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24-36 jam meskipun
beratnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama.kram tersebut terutama
dirasakan didaerah perut bagian bawah tetapi dapat menjalar kepunggung atau
permukaan dalam paha,yang terkadang meneyebabkan penderita tidak berdaya
dalam menahan nyerinya tersebut(hendrik,2009).
Disminore disebabkan karena seimbangan hormon progesteron dalam darah,
sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul.disminore dibagi menjadi 2
yaitu,disminore primer dan sekunder.disminore primer adalah nyeri pada saat
menstruasi yang dijumpai tanpa adanya kondisi patologis dari pelvis,sedangkan
disminore sekunder adalah nyeri pada saat menstruasi yang disebabkan oleh
kelainan ginekologi.( Ningrum,2011)
Mengingat prevalensi nyeri haid yang terus meningkat dan terkadang
mengganggu wanita dalam beraktivitas, maka keadaan tersebut akan membuat
individu untuk melakukan berbagai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri yang dialaminya. Cara mengurangi nyeri haid dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi dengan meminum
obat-obatan dan non farmakologi dapat dilakukan kompres hangat atau mandi air
hangat, massage, latihan fisik (exercise), tidur yang cukup, hipnoterapi, distraksi
seperti mendengarkan musik serta relaksasi seperti yoga dan napas dalam (Judha
dkk, 2012).
Yoga ialah aktifitas yang secara nyata dapat menggabungkan bagian
psikologis-fisiologis, sementara kegiatan lainnya beberapa besar lebih mempunyai
efek pada unsur jasmani luar semata

1.1 Rumusan Masalah.


Adakah pengaruh senam yoga terhadap nyeri disminore?.

1.2 Tujuan Masalah


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh senam yoga terhadap nyeri disminore.

1.2.1 Tujuan Khusus.


a. Untuk mengidentifikasi pengaruh senam yoga terhadap nyeri disminore.
b. Untuk mengidentifikasi Tingaktan nyeri dan skala nyeri
c. Untuk Mengidentifikasi jenis jenis yoga.
1.3 Manfaat Penelitian.
1.3.1 Manfaan Teoritis.
a. Mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
kesehatan remaja mengetahui senam yoga dan nyeri disminore.
b. Menambah pengetahuan bagi remaja mengenai pentingnya senam yoga .
1.3.2 Manfaat Praktis.
a. Sebagai sarana informasi kepada tenaga kesehatan terutama remaja
tentang pentingnya melakukan senam yoga
b. Dapat dimanfaatkan sebagai penelitian awal atau sebagai pedoman awala
bagi pihak pihak yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoriti.


2.1.1 Definisi Disminore
Disminore adalah nyeri kram (tegang) daerah perut mulai terjadi pada 24
jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24-36 jam
meskipun beratnya hanya berlangsung selama 24 jam pertama.
2.1.2 Jenis-jenis disminore
Smeltzer(2012) menyebutkan bahwa disminore ada 2 yaitu primer dan
sekunder.
1) Disminore Primer
Disminore primer adalah menstruasi yang sangat nyeri tanpa patologi
pelvis yang dapat diidentifikasi, dapat terjadi pada waktu menarche atau
segera setelahnya.
2) Disminore Sekunder

Disminore sekunder berhubungan dengan kelainan yang jelas,


kelainan anatomis ini kemungkinan adalah haid disertai infeksi,
endometriosis, mioma uteri, polip endometrial, stenosis serviks,IUD juga
dapat merupakan penyebab disminore ini (Bobak, 2011).

2.1.3 Derajat nyeri haid (Disminore)


Riyanto (2012) menyebutkan bahwa derajat disminore ada 4 yaitu derajat 0-3.
1) Derajat 0
Tanpa rasa nyeri dan aktifitas sehari hari tak terpengaruhi.
2) Derajat 1
Nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri, namun aktifitas jarang
terpengaruh.
3) Derajat 2
Nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang nyeri namun aktifitas
sehari hari terganggu.
4) Derajat 3
Nyeri sangat hebat dan tak berkurang walaupun telah menggunakan obat
dan tidak dapat bekerja,kasus ini segera ditangani dokter.
Gambar 1 Skala Intensitas Nyeri menurut Potter (2015)

Skala Keterangan

0 Tidak nyeri

1-3 Nyeri ringan

4-6 Nyeri sedang

7-9 Sangat nyeri,msh bisa di kontrol

10 Sngt nyeri tidak bisa di kontrol

2.1.4 Etiologi
Banyak teori dikemukakan untuk menerangkan penyebab disminore
primer, tetapi tetap belum jelas penyebabnya hingga saat ini. Dahulu
disebutkan faktor keturunan,psikis, dan lingkungan dapat mempengaruhi
penyebab hal itu, namun penelitian dalam tahun-tahun terakhir ini
menunjukkan adanya pengaruh zat kimia dalam tubuh yang yang disebut
dengan prostaglandin.

2.2 Senam Yoga

Yoga ialah aktifitas yang secara nyata dapat menggabungkan bagian


psikologis-fisiologis, sementara kegiatan lainnya beberapa besar lebih mempunyai
efek pada unsur jasmani luar semata, sampai-sampai yoga dapatdi anggap sebagai di
antara filsafat hidup yang dilatar belakangi ilmu pengetahuan yang universal yaitu
pengetahuan mengenai seni pernafasan, anatomi tubuh manusia, pengetahuan tentang
teknik mengatur pernafasan yang disertai senam atau gerak anggota badan, bagaimana
teknik melatih konsentrasi, membulatkan pikiran, dan beda sebagainya (Sani,2015).
Jadi yoga adalahsebuah system yang menyadarkan dan mengirimkan kita ke
pengembangan diri, kesehatan bermunculan batin untuk menjangkau kebahagiaan.
Yoga dapat menambah daya ingat, konsentrasi, mengasah tingkat intelektual,
menyeimbangkan emosi sehingga menciptakan hidup lebih kaya dan bahagia. Yoga
pun membawa kesadaran, kemerdekaan dan pencerahan. Maka dalam kehidupan
modern, tubuh yang menyangga beban jasmani dan stress sehari-hari yang bakal
bertumpuk di unsur tubuh tertentu, dan mengakibatkan sekian banyak ketidak
nyamanan fisik, mental, maupun psikis, sehingga melewati yoga, urusan itu
dibetulkan sebab disebutkan oleh Jung (dalam Krisna,2015) bahwa pelajaran yoga
pun menyentuhjasmani sehingga memunculkan keselarasan antara jasmani dan mental
manusia. Bahkan yoga dapat pun menurunkan stress dan meningkatkan percaya diri,
yang dapat disaksikan pada semua anggota yang telahmengekor yoga, terlihat tenang
dalam menuntaskan masalahnya (Shindu, 2016).

2.2.1 Jenis-Jenis Yoga.

Di bumi ini terdapat ratusan bahkan ribuan macam Yoga. Secara garis
besar dapat dipisahkan dalam empat macam yakni :
1) Jnana Yoga : adalahyoga yang dilaksanakan dengan penekanan pengetahuan.
Praktisi yoga ini berpikir bahwa ketidaktahuan (avidya) adalahpenyebab
utama terjadinya kekeliruan dan kelalaian. Terhapusnya kebodohan, maka
terhapus pula kemiskinan, ketidakadilan, kesewenangan, serta kehancuran
alam semesta. Dengan demikian semakin damai dunia. Semuatersebut
dikarenakan insan tahu bakal hakekat dirinya. Manusia yang tahu hakekat
dirinya, maka dia bakal tahu hakekat Tuhannya.
2) Karma Yoga : adalahyoga yang dilaksanakan penekanan pada tindakan. Para
praktisinya selalu menyimak segala sesuatu yang diperbuatnya,sampai-
sampai tidak memunculkan karma yang membawa pada penderitaan. Para
praktisinya tidak pernah mengeluh menghadapi masalah kehidupan. Semua
masalah di anggap merupakan dampak dari karma yang sudah dibuatnya,
maka mesti diterima dan dihadapi sebagai edukasi dan kasih sayang Ilahi.
3) Bhakti Yoga : adalahyoga yang dilaksanakan dengan penekanan pada bakti
untuk Tuhan, yaitu mengemban perintah dan menjauhi larangan Tuhan.
Semuanya dilaksanakan dengan cinta tanpa mempunyai pamrih apa juga
(termasuk hendak masuk sorga). Kecintaan praktisi Bhakti bermakna luas.
Bukan melulu pada Tuhan, namun pun pada seluruh ciptaanNYA. Mencintai
ciptaan adalahmanifestasi dari menyukai Sang Pencipta tersebut sendiri.
Cinta seorang Bhakta tidak membeda-bedakan ras, suku, bangsa, dan agama.
Tidak membenci yang kurang mampu maupun yang kaya, yang estetis
maupun yang buruk, yang pintar maupun yang bodoh, yang beriman maupun
yang kafir.
4) Raja Yoga : adalahyoga yang dilaksanakan dengan menekankan pada
pengendalian pikiran. Dengan mengendalikan pikiran, maka terkendali
pulaseluruh indra-indra manusia. Hasil dari semua tersebut disebut
Pencerahan, Manunggaling Kawula Gusti (Jw.). Makrifatullah (Is.). Apapun
namanya, bukan sebuah masalah yang patut diperdebatkan. Perkembangan
kemudian, melulu Raja.
2.2.2 Hubungan Yoga dan Kesehatan
Berikut ini ialah penyakit jasmani yang sudah terbukti bisa diperlambat,
dikurangi, bahkan disembuhkan oleh senam yoga:
a) ACIDITY, HEARTBURN (sakit jantung),
b) INTOXICATION (keracunan),
c) ALLERGIES (alergi) ,
d) ALZHEIMER (kondisi medis yang mengakibatkan dementia / penurunan
daya ingat),
e) ANEMIA (kurang darah),
f) ANXIETY (khawatir yg berlebihan),
g) NERVOUS TENSION (tekanan syaraf),
h) ARTHRITIS (sakit persendian),
i) ASTHMA (asma),
j) BACK PAIN (sakit tulang punggung),
k) BRONCHITIS (radang tenggorokan),
l) CANCER (kanker),
m) HIGH BLOOD PRESSURE (tekanan darah tinggi).
2.4 Kerangka Berfikir.

Faktor yang mempengaruhi


nyeri :
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Pengalalaman
d. Tingkat pendidikan

Penyebab :
a. Pelepasan Prostaglandin
b. Peningkatan Frekuensi Nyeri Disminore
Kontraksi Uterus. Penurunan disminore
c. Vasospasme Aerterior
uterus.

Penatalaksanaan Disminore :
a. Latihan Fisik (Olahraga)
- Jalan cepat
- Joging
- Renang
- Senam
- Sepeda jarak jauh
- Merawat rumah
b. Kompres hangat
c. Massase
d. Istirahat Cukup
e. Perubahan diet: Kurangi garam,diuretik
alami.
f. Obat analgesik.

2.5 Kerangka Konsep


Variabel independen Variabel dependen
Remaja putri yang rutin senam yoga Nyeri dismenore

Remaja putri yang jarang senam yoga Nyeri dismenore

2.6 Variabel Penelitian.


1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah Variabel yang nilainya menentukan variabel lain
(Nursalam,2013).pada penelitian ini variabel bebasnya adalah faktor yang dapat
mempengaruhi berat dan ringannya disminore yaitu yaitu pada remaja putri yang
rutin senm yogadan yang jarang senam yoga.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2013).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingat disminore.
2.7 Hipotesa
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan antara tingkat disminore

pada remaja putri anatara yang rutin senam yoga dan jarang senam yoga.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis penelitia.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena ditujukan untuk

menguji hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih mendalam tentang

hubungan-hubungan (Nazir, 2003). Desain penelitian seperti ini merupakan penelitian

observasional karena mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

kesehatan itu terjadi. Berdasarkan waktu penelitian, termasuk dalam penelitian

dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya tiap

subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap

status atau variable subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2003).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al Qodiri

Jember. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai Mei 2012.

3.3 Populasi

Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti

atas keseluruhan objek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu (Sedarmayanti,

2002). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan populasi adalah semua mahasiswi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al Qodiri Jember, dengan ketentuan:

a. Tidak sedang menstruasi

b. Tidak sedang hamil


c. Tidak sedang menderita penyakit akut maupun kronik

Populasi yang memenuhi kriteria tersebut berjumlah 108 mahasiswi,

yang terdiri dari 32 mahasiswi semester 2, 16 mahasiswi semester 4 dan 60

mahasiswi semester 6.

3.5 Sampel dan besar sampel

3.1.3 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu

sehingga dianggap mewakili populasinya. Apabila subjek populasinya besar (>100

orang) maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-

tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari kurun waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek

c. Besar kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya

besar, jika sampelnya lebih besar akan lebih baik (Arikunto, 2006).

3.2.3 Besar Sampel

Besar sampel dari penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus yang

dikembangkan oleh Snedecor dan Cochran (Budiarto, 2003), yaitu:

Zα2 p.q
n =
d2

Dimana :

n = Besar sampel

Zα = Simpangan rata-rata distribusi normal yaitu sebesar 1,96

p = Proporsi kejadian anemia pada wanita berumur 15-45 tahun (WUS) di

Kabupaten Jember pada tahun 2010 yaitu 40,92% (0,4092)

q = (1-p) = (1-0,4092) = 0,5908


d = kesalahan sampling yang masih dapat ditoleransi, yaitu 10%

Sehingga didapatkan besar sampel sebesar :

Zα2 p.q
n =
d2

(1.96) 2 . 0,4092 . 0,5908


=
(0,1) 2

= 92,87

 93

Oleh karena jumlah populasi kurang dari 10.000, maka perlu dilakukan

koreksi terhadap sampel dengan rumus sebagai berikut:

N
nk =
1 + n/N

93
=
1 + 93/108

= 49,97

 50

sehingga diperoleh besar sampel adalah sebanyak 50 mahasiswi.

Dimana : nk = besar sampel setelah dikoreksi

N = jumlah populasi

Tehnik pengambilan sampel dengan proportionel stratified random sampling,

dimana sampel diambil berdasarkan proporsi jumlah mahasiswi dari tingkatan

semester mahasiswi D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al Qodiri Jember.

Jumlah mahasiswi D3 Kebidanan berdasarkan distribusi tingkatan semester dapat

dilihat pada table 3.1.


Tabel 3.1 Proporsi Jumlah Sampel

Tingkat Populasi Persentase Jumlah sampel


Pendidikan (100%)
(semester)
(1) (2) (3) (4)
Semester 2 39 36,2 19
Semester 4 16 14,8 7
Semester 6 53 49 24
Jumlah 108 100 50
Sumber : Data Primer, November 2011

Berdasarkan tabel proporsi jumlah sampel, diketahui bahwa mahasiswi

semester 2 yang menjadi sampel sebanyak 19 mahasiswi, sedangkan semester 4

sebanyak 7 mahasiswi dan dari semester 6 sebanyak 24 mahasiswa.


DAFTAR PUSTAKA
Abbaspour, Z,,. Rostami, M,. & Najjar,Sh.2006. The Effect of Exercise on Priamary
Dysmenorrhea, J Res HealthSci, Vol 6, No 1 :26-31.
Andriyani, A. 2013, Panduan Kesehatan Wanita . Solo : Assalam Group.
Anggraini, FD.2012. Pengaruh Balance Strengthening Exercise Terhadap Aktivitas
Fungsioal pada penderita Osteoarhitis Knee, Skirisi. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Antao, V,. Black, A ,.Burnet, M,.Feldman, K,. Lea, R,.& Robert, M. 2005 Primary
Dysmenorhea Consensus Guideline. SOGC Cinical Practice Guideline, NO
169 : 1117-1130.
Appleon, B. 2006, Stetching and Flexibility-Physiology of Stretching. CMCrosroads.
Armostrong, E. & Sousa, J. 2015 The Esential Guide to The Physical Therapy Aide.
Diaksestanggal 18 Desember 2015 dari
http.//www.oecommons.org/authoring/4081-the-esentisl –guide-to-the-pysical-
therapy-aide/view.
Azwar, A. & Prihanto, J. 2014. Metode penelitian. Tangerang : Binapura Aksara
Publiser.
Baziad, A 2008. Edokrinologi dan Ginekologi edisi 2. Jakarta Media Aeculapius.

Anda mungkin juga menyukai