Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM LAPORAN HEMODIALISA

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2019


UNIVERSITAS PATTIMURA

ADEKUASI DIALISIS

DisusunOleh:
KELOMPOK 47(C)
Almindo Rafki (2018-84-055)
Zwesty A. Salhuteru (2018-84-058)

Dolan Larwuy (2018-84-064)


Ricky N.D.C Ratu (2018-84-076)

Pembimbing:

1. dr. Siti Hadjar Sp.PD


2. dr. Hans Aipassa

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DI BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan Hemodialisa

dengan baik. Penulisan laporan hemodialisa ini merupakan salah satu tugas

Kepaniteraan Klinik pada Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Pattimura Ambon. Penulis menyadari akan kekurangan dalam

penyusunanlaporanini,olehkarenaitupenulismengharapkankritikdansaranyang

membangun dalam perbaikan laporanini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya.

Ambon, Juli 2019

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Zwesty A Salhuteru

NIM :2018-84-058

Judul : Adekuasi Dialisis

Telah menyelesaikan tugas Laporan Hemodialisa dalam rangka Kepanitraan Klinik


pada Bagian SMF Ilmu Penyakit Dalam di RSUD Dr. M Haulussy, Ambon.

Ambon, Juli 2019


Dokter Muda,

Zwesty A Salhuteru

2018-84-058

Mengetahui,

DokterPelaksana, Pembimbing,

dr.Hans Aipassa dr. Siti Hadjar Sp.PD


NIP.195911272000121001 SIP. 440/1331/Dinkes/2015
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATAPENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BABI PENDAHULUAN .................................................................................. 1

BABII LAPORAN ADEKUATDIALISIS

A. IdentitasdanPersiapanPasien............................................................ 3

B. Primiring ......................................................................................... 5

C. Memulai Punksi ............................................................................... 8

D. ProsesHemodialisis......................................................................... 10

E. PostHemodialisis ............................................................................. 11

F. LampiranPerhitunganAdekuasi ........................................................ 13

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan ........................................................................................... 16

LAMPIRAN .......................................................................................................... 18
BAB I

PENDAHULUAN

Hemodialisis atau hemodialisa (haemodialysis) adalah suatu metode yang diperuntukkan


bagi para penderit agagal ginjal yang berfungsi untuk membuang produk sisa metabolisme seperti
potasium dan urea dari darah. Sisa metabolisme yang tidak dibuang dan menumpuk dalam darah
akan menjadi racun bagi tubuh. Pada penderita gagal ginjal, ginjal mereka sudah tidak dapat
membersihkan darah dari sisa metabolisme. Sehingga dibutuhkan terapi pengganti ginjal untuk
menggantikan fungsi ginjal. Saat ini hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang paling

banyak dilakukan.1
Tahapan gagal ginjal kronik dibagi beberapa cara, salah satunya dengan memperhatikan
faal ginjal yang masih tersisa. Bila faal ginjal yang masih tersisa sudah minimal sehingga usaha-
usaha pengobatan konservatif yang berupa diet, pembatasan minum, obat-obatan, dan lain-lain
tidak memberi pertolongan yang diharapkan lagi, keadaan tersebut diberi nama gagal ginjal
terminal (GGT). Pada stadium ini terdapat akumulasi toksin uremia dalam darah yang dapat
membahayakan kelangsungan hidup pasien. Pada umumnya faal ginjal yang masih tersisa, yang

diukur dengan klirens kreatinin (KKr),tidak lebih dari 5mL/menit/1,73m2.Pasien GGT, apapun
etiologi penyakit ginjalnya, memerlukan pengobatan khusus yang disebut pengobatan atau terapi

pengganti (TP).1
Peralatan untuk terapi hemodialisis terdiri dari dializer, water treatment, larutan dialisat
(konsentrat) serta mesin hemodialisis dengan sistem monitor. Prinsip-prinsip dasar yang
digunakan saat proses hemodialisis ada 2,yaitu dialisis dan ultrafiltrasi (konveksi).Dialisis adalah
suatu proses dimana komposisi zat terlarut dari satu larutan diubah menjadi larutan lain melalui
membran semipermiabel. Molekul-molekul air dan zat-zat terlarut dengan berat molekul rendah
dalam kedua larutan dapat melewati poripori membran dan bercampur sementara molekul zat
terlarut yang lebih besar tidak dapat melewati barier membran semipermiabel. Proses penggeseran
(eliminasi) zat-zat terlarut (toksin uremia) dan air melalui membran semipermiabel atau dializer

berhubungan dengan prose difusi dan ultrafiltrasi (konveksi).2


1
Sebelum HD dilaksanakan haruslah dibuat suatu peresepan (prescription) untuk
merencanakan dosis HD tersebut, dans elanjutnya membandingkannya dengan hasil HD yang telah
dilakukan untuk menilai adekuatnya suatu tindakan HD. Peresepan hemodialisis bersifat
individual, oleh karena setiap penderita HD berbeda dalam hal berat badan, volume distribusi
ureum,jenis dializer yang dipakai, kecepatan aliran darah,kecepatan aliaran dialisat, jenis dialisat,
lama waktu HD, ultrafiltasi yang dilakukan. Telah diketahui bahwa Kt/V urea merupakan
pedoman yang akurat untuk merencanakan peresepan HD serta menilai AHD, dan Urea reduction
ratio =Rasio reduksi ureum (RRU) merupakan pedoman yang sederhana dan prakti suntuk menilai

AHD.2,3

2
BAB II

LAPORAN ADEKUAT DIALISIS


15 SEPTEMBER 2018

A. Identitas dan PersiapanPasien

Jam (WIT) Keterangan

08.00 Pasien tiba di ruangan hemodialisis (pasien datang sendiri)

08.05 Pasien duduk di kursi yang telah disediakan, dan beristirahat sejenak.

Setelah itu mengukur tanda-tanda vital pasien.

08.10 Pasien timbang berat badan dan hasilnya :

 BB Prehemodialisis : 99 kg

08.15 Pengambilan data pasien :

 Nama : Tn. Rumahalo

 Umur : 55 tahun

 Alamat : Hitu

 Hemodialisis ke : 242 kali

 NoRekam Medik : 11-93-16

 TTVTD : 140/80 mmHg

Nadi : 76 kali/menit

Respirasi : 20kali/menit

Suhu : 36,6ºC

 Jenis hubungan sirkulasi yang dipakai adalah cimino tangan kiri

3
 Pasien hemodialisis dalam waktu 4 jam dengan frekuensi 2 x

seminggu(senin-kamis)

 Diagnosis berdasarkan status pasien adalah CKD stadium 5on

HD

08.15 Riwayat anamnesis pasien sebelum dilakukan Hemodialisa:

Pasien masuk RSUD M. Haulussy dengan keluhan sesak nafas. Batuk,

lender tidak ada, disertai demam dan lemas, mual dan muntah tidak ada,

sebelumya kedua kaki tampak bengkak. BAB & BAK lancar.

08.20 Pasien duduk di kursi, sementara menunggu pasien sebelumnya selesai

melakukan hemodialisa

08.20 Suster mempersiapkan alat-alat dan tempat tidur yang akan dipakai oleh

pasien

4
B. Priming

Jam Keterangan
(WIT)

08.25 Mengamati Suster menyiapkan alat dan bahan :

 Dialiser

 Arterial venous blood lines (AVBL)

 NaCl 0,9 % 2kolf

 Infusset

 Heparin inj (Inviclot®  Heparin Sodium 5000IU/ml)

 Spoit 1cc

 Alkohol swab

 Alkohol 70%, Betadine 10% dan Kassa steril

 Wadah penampung

 Mesin HD siap pakai

08.35  Mencuci tangan

 Mengeluarkan peralatan dari pembungkusnya

5
 Menempatkan dialiser pada tempatnya (holder) dengan posisi inlet (merah)

diatas dan outlet (biru)dibawah

 Menghubungkan selang dialisat kedialiser

- Inlet dialisat ke outletdialiser

- Outlet dialisat ke inletdialiser

- Kecepatan dialisat 500ml/menit

- Berikan tekanan negatif 50mmHg

- Biarkan proses ini berlangsung selama 10menit

 Memasang ABL (arterial blood line) dan tempatkan segmen pump pada

pompa darah (blood pump) denganbaik.

 Memasang VBL (venous blood line) dan buble trap (perangkap udara)

dengan posisi tegap (vertikal)

 MembukapenutupyangterdapatdiujungABLdansambungkankedialiser

inlet(merah),demikianjugaujungVBLdansambungkankedialiseroutlet

(biru)

 Menghubungkan selang monitor tekanan arteri (arterial pressure) dan

selang monitor tekanan vena (venouspressure)

 Siapkan NaCl 0,9 % sebanyak 500cc dan masukkan heparin 5000IU

6
 Hubungkan NaCl melalui infus set ke ABL dan pastikan infus set bebas

udara dengan cara mengisinya lebihdahulu.

 Tempatkan VBL dalam penampung tapi hindarkan kontaminasi dengan

penampungnya serta usahakan jangan terendam cairan yangkeluar

 Membalik dialiser sehingga inlet dibawah dan outlet diatas(posisi terbalik)

 Bukalah semua klem yang terdapat pada blood lines, kecuali klem heparin

tetaptertutup

 Alirkan normal salin keujung bloodline arteri dan keluarkan normal saline

kira-kira 50cc lalu klem bloodline arteri

 Hidupkan pompa darah (QB) mulai dengan 100 ml/menit  normal salin

akan mengisi ke seluruh blood line dandialiser

 Isilah buble trap ¾ bagian dan habiskan NaCl 1500 cc  heparin yang

tersisa dalam sirkulasi korporear ± 2000IU

 Sambungkan kedua ujung blood lines (sirkulasi tertutup)

 Meneruskan priming sampai NaCl habis dan sirkuit extra corporeal bebas

udara

 Matikan pompa darah (stop), klem kedua ujung AVBL, kemudian

dihubungkan kedua ujung dengan menggunakan konektor

7
 Merapikan alat-alat

08.45 Priming selesai

C. Memulai Punksi

Jam Keterangan

08.45 Menyiapkan alat dan bahan untuk punksi :

- Spoit 5 cc

- Spoit 10cc

- Kasasecukupnya

- Sarungtangan

- Plesterhipafix

- Gunting

- Duk

- Jarum AVfistula

- Heparin inj (Inviclot®  Heparin Sodium 5000IU/ml)

8
08.55 Menyiapkan pasien untuk punksi

- Pasang duk dibawah siku tangan kiripasien

- Siapkan jarum AV Fistula kemudian diklem

- Lakukan punksi dengan jarum AV Fistula di basilica

antebrachii(cimino)

- Buka klem dan setelah darah kelihatan mengalir sedikit, diklem

kemudian plester tepat pada sayap fistula termasuk pangkal

jarumnya

- Pengambilan darah sampel pre hemodialisa untuk perhitungan

adekuasi

- Siapkan jarum V Fistula kemudian sambungkan dengan spuit

10 cc yang berisi NaCl 0,9% 5cc

- Letakkan duk di atas tempatpunksi

- Melakukan punksi dengan jarum AV Fistula di basilica

antebrachii(cimino)

- Setelah darah kelihatan mengalir sedikit, pastikan aliran darah

tepat dari arteri dengan cara mengaspirasi dan jika sudah

selesai,diklem kemudian pasang kasa diatas bawa sayap jarum

dan diplester. Setelah itu tutup dengan duk.

- Sambungkan dengan blood line arteri dan vena kemudian buka

klem

- Siap menjalani proses hemodialisis

9
D. ProsesHemodialisis

Jam Keterangan

08.55 Pengaturan mesin :

 Atur blood pump (Qb) : 160 ml/mnt

 Waktu hemodialisis : 3jam

 Penarikan : 1.00liter

 Suhu dialisat : 37,40C

 Konduktivitas : 14.9 mS/cm

 TMP : -41mmHg

 Vena pressure : 69 mmHg

 Arterial pressure : -2mmHg

 Ultrafiltrasi : 0,25L/jam

 DP : 112mmHg

Spuit 10 cc yang berisi heparin 3000 IU dipasang ke tempat syring

pump di mesin HD kemudian atur kecepatan syring pump 2.0 ml/jam

09.00 Proses hemodialisis berlangsung

09.05 Pasien beristirahat

10
12.30 Alarm berbunyi tanda NaCl dan heparin di dalamnya telah habis dan

syring pump selesai bekerjamenekan tombol ‘mute’ pada mesin HD

12.30 Beritahu pasien bahwa hemodialisa telah berakhir

E. POST HEMODIALISA

`12.30 Alarm berbunyi, tanda hemodialisa telah selesai. Kemudian mengukur

TTV :

TD : 130/80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Respirasi : 16 kali/menit

Suhu : 36,2 ºC

12.35  Menggunakan sarung tangan.

 Pompa darah dimatikan, klem kanula inlet sebelum dicabut,

sebelumnya dilakukan pengambilan darah sampel post

hemodialisa untuk perhitungan adekuasi, selanjutnya lepas

kanula dari selang inlet dan sambungkan dengan infus NaCl0,9

% dengan menggunakan konektor. Setelah kanula inlet dicabut

ada darah yang keluar dari tempat tusukantempat tusukan

ditekan dengan bantalan pasir selama 15 menit sampai

perdarahan berhenti kemudian dibalut dengan plester hypafix

11
12.50 - Jalankan pompa darah 100 ml/mnt dengan memberisedikit

tekanan pada AVBL. Setelah darah masuk semua, pompa darah

dimatikan dan ujung kanula outlet diklem

12.55 - Kanula outlet dicabut, selanjutnya bekas tusukan diberi tekanan

menggunakan kain kasa steril selama 1 menit dansetelah

perdarahan berhenti, dibalut dengan plester hypafix

13.00 - Semua peralatan hemodialisis dilepaskan darimesin

13.00 - Memberitahu pasien bahwa proses hemodialisis sudahselesai

13.05  Meminta pasien untuk menimbang berat badan:

BB Post hemodialisis : 97 kg

13.05 Pasien pulang, dan diberi dipesan oleh perawat bertugas bahwa jadwal

hemodialisis berikutnya.

12
F. LAMPIRAN PERHITUNGANADEKUASI

HASIL LABORATORIUM TANGGAL 21 JUNI 2019

UREUM (mg/dl)

PRE HEMODIALISA 57

POST HEMODIALISA 38

Rumus perhitungan Adekuasi:

1. Daugirdas.
BB pre dialisis − BB post dialisis
Kt/V= -Ln (R - 0,03) + (4 - 3,5 R) ( )
BB post dialisis

2. URR (Ureum Reduktase Ratio)


post BUN
URR = ( 1 - ) x 100%
pre BUN

Rumus yang digunakan pada pasien ini adalah Ureum Reduktase Ratio.

Diktehui pasien laki-laki usia 55 tahun dengan diagnosa CKD stadium 5 on HD. TD pre

hemodialisa 140/80 mmHg, oedem (-), sesak (-). BB pre hemodialisa 99 kg, dengan kadar pre

Ureum hemodialisa 57mg/dl.Setelah dilakukan hemodilisa selama 4 jam dengan UFG 1,00, UFR

0,25, dan QB 160, dilakukan pengukuran TD post hemodialisa 130/80 mmHg, BB post

hemodialisa 97 kg, kadar post Ureum hemodialisa 38 mg/dl. Maka di hitunglah presentasi adekuasi

dengan menggunakan rumus URR.

13
Konversi Ureum ke BUN.

Ureum (𝑚𝑔/𝑑𝑙)
BUN =
2,1428

57𝑚𝑔/𝑑𝑙
Pre BUN = = 17,7
2,1428

38𝑚𝑔/𝑑𝑙
Post BUN = = 26,6
2,1428

Penyelesaian :

𝑝𝑜𝑠𝑡 𝐵𝑈𝑁
𝑈𝑅𝑅 = 100% 𝑥 (1 − )
𝑝𝑟𝑒 𝐵𝑈𝑁
17,7
𝑈𝑅𝑅 = 100% 𝑥 (1 − )
26,60
𝑈𝑅𝑅 = 100% 𝑥 (1 − 0,67)
𝑈𝑅𝑅 = 100% 𝑥 0,33)
𝑈𝑅𝑅 = 33 %

Jadi didapatkan hasil presentasi adekuasi pada pasien ini adalah 33 %. Berdasarkan standar adekuasi

kecakupan hemodialisa harus > 65%, yang berarti pada pasien ini presentasi adekuasinya HD belum

tercapai (33 %).

Berdasarkan The Renal Physician Association, acuan parameter keberhasilan hemodialysis ditentukan

oleh faktor-faktor berikut:2

1. Umur lebih dari 18tahun.


2. Hemodialisis dilakukan 3 kali per minggu selama 3 hingga 4jam
3. Residual fungsi tidakdiperhitungkan
4. Kt/v diukur tiap bulan minimal 1,2; Urea Reduction Ratio (URR) lebih dari65%
5. Perlu persamaan pengambilan sampeldarah
6. Pemberian dosis saathemodialisis
14
7. Dializer singleuse
8. Kenyamanan / kepatuhan pasien
9. Jenis dialyzer Medium Flux (pori-poribesar)

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hemodialisis atau hemodialisa (haemodialysis) adalah suatu metode yang diperuntukkan

bagiparapenderitagagalginjalstadiumakhiryangberfungsiuntukmembuangproduksisa

metabolisme seperti potasium dan urea dari darah.

2. Sebelum HD dilaksanakan haruslah dibuat suatu peresepan (prescription) untuk

merencanakan dosis HD tersebut, dan selanjutnya membandingkannya dengan hasil HD

yangtelahdilakukanuntukmenilaiadekuatnyasuatutindakanHDyangbersifatindividual.

3. Kt/V urea merupakan pedoman yang akurat untuk merencanakan peresepan HD serta

menilaiAHD,danUrea reduction ratio=Rasio reduksi ureum(RRU) merupakan pedoman

yang sederhana dan praktis untuk menilaiAHD.

4. Kt/Vdikatakanbaikbilakecepatandarah(QB)sesuai(nilai normal 150-180cc/menit, nilai

optimal 200-250 cc/menit), dengan waktu 3 hingga 4 jam dan frekuensi 3 kali seminggu,

serta penggunaan dialyzer jenis High flux dan singleuse.

5. Hasil follow up pasien didapatkan hasil presentasi adekuasi pada pasien ini adalah 33%.
Berdasarkan standar adekuasi kecakupan hemodialisa harus > 65%, yang berarti pada

pasien ini presentasi adekuasinya belum tercapai (33 %).

16
B. Saran

 Pada pasien ini disarankan untuk diet rendah protein dan batasi intake cairan.

 Pada pasien disarankan untuk Hemodialisa selanjutnya dapat dengan QB : 200-250, dengan

durasi 3 kali seminggu dengan waktu 4 jam sehingga dapat diperoleh 12 jam dalam seminggu,

agar proses hemodialisanya dapat tercapai yaitu lebih dari 65%.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

1. PriceSA,Wilson LM.Patofisiologi Konsep Klinis.Proses–proses penyakit.Jilid2.Ed 6.


Jakarta: EGC,2005
2. Perhimpunan Nefrologi Indonesia. Konsesus Dialisis. Edd 1. Cetakan 1. Jakarta: Pernefri,
2003
3. National institute for health and clinical excellence. Treatment methods for kidney failure
hemodialysis. US. Departemen of Health and human Service,2008.

19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai