Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Data Pasien

Nama: Ny. VP Status: privat Ruang: Rawat Inap


Usia: 20 Thn Berat Badan: - DPJP : dr.
Alamat Rumah: Surabaya MRS: 15 Oktober 2019
Jenis Kelamin: KRS:

Perempuan

Alergi: - Alkohol: -
Kepatuhan: - Obat-obat tradisional: -
Merokok: - OTC: -
Riwayat Penyakit:
Riwayat Pengobatan:

Diagnosis:

Diarrhoea profuse, febris 3 hari


Alasan MRS: Sebelum MRS BAB 15 kali cair, panas hilang timbul 3 hari ini.
PROFIL TERAPI

Oktober 2019
Parameter Nilai Normal 15 16 17 18

Suhu 36,5-37,5 36 36 36 36

Nadi 80-100 x/menit 65 61 58 56

RR 20-40 x/menit 18 18 18 18

Tekanan Darah <140/90 mmHg 103/58 107/56 101/60 94/53

SPO2 100 100 99 100

DATA KLINIK

TANGGAL (Oktober 2019)


NAMA
Kandungan Rute Regimen
OBAT 15 16 17 18
Pemberian
Tamoliv Paracetamol 500 mg IV Prn √
Diagit Attapulgit 600 mg, PO 1 x 2 AC √ √ √ √
Pectin 50 mg
Baquinor Ciprofloxacin IV 2 x 200 mg √ √ √ √
DATA LABORATORIUM

Oktober
Pemeriksaan Satuan Nilai rujukan
15
Hemoglobin g/dL 11.5-16.5 13.9

Eritrosit 10^6/µL 4.00-5.00 4.53


Hematokrit % 37.0-45.0 40.1
MCV fL 82.0-92.0 88.5

MCH pg 27.0-31.0 30.7


MCHC g/dL 32.0-37.0 34.7
Leukosit 10^3/µL 4.00- 5.71
11.00
Eusinofil % 0.00-3.0 1.2

Basofil % 0.0-1.0 0.2


Neutrofil % 50.0-70.0 73.7
Limfosit % 18.2-47.4 18.6
Monosit % 2.0-8.0 6.3

Trombosit 10^3/µL 150-400 217


SGOT U/L < 31 24.4
SGPT U/L < 31 14.6
Creatinin mg/dL 0.40-1.30 0.7
Natrium mmol/L 136-145 138.3

Kalium mmol/L 3.5-5.1 3.23


Chlorida mmol/L 98-107 102.9
CRP Kuantitatif mg/L <6 8.5
S. Typhi Negatif Negatif
S. Typhi O Negatif Negatif
S. Paratyphi AH Negatif Negatif
S. Paratyphi BH Negatif Negatif
Komentar:

Pasien memiliki nilai CRP Kuantitatif diatas nilai normal, yang menandakan
telah terjadinya infeksi

Pemeriksaan Satuan Nilai Hasil (Oktober


rujukan 2019)
15

Faeces Makroskopis

Warna mg/dL Coklat

Konsistensi mg/dL Lembek


Darah mg/dL Negatif
Lendir mg/dL Negatif
Faeces Mikroskopis
Eritrosit /LPB 0-1 0-2
Leukosit /LPB 0-1 1-3
Amylum Negatif Negatif
Lemak Negatif Negatif
Telur cacing Negatif Negatif
Amoeba Negatif Negatif
Lain-lain Yeast : Positif
Darah Samar
Transferin Negatif Negatif
Hemoglobin Negatif Positif

Komentar :
Berdasarkan data Lab pasien, kondisi pasien saat ini termasuk diare disentri
(keluarnya feses berdarah kotor) dimana dari hasil tes hemoglobin mengeluarkan
hasil positif pada faeses serta nilai leukosit yang tinggi mengidentifikasi adanya
infeksi
ANALISA SOAP

Diarrhea, Febris

S : BAB 15 kali cair,

O : CRP: 8.5 mg/dL

A : Dosis tidak tepat atau Dosis kurang,

P : Monfirmasi ke dokter untuk menaikkan dosis menjadi 2 x 500 mg

Monitoring efektivitas:

CRP: ≤ 6 mg/dL

Baquinor (Ciprofloxacin)

Penggunaan baquinor (Ciprofloxacin) pada pasien ini sebagai antibiotik


profilaksis pada kasus diare infeksius yang dialami pasien. Pemberian
Ciprofloxacin sudah sesuai dengan pustaka ( ACG,2016) dengan dosis 2 x 200
mg, akan tetapi dosis tersebut masih kurang dan tidak sesuai dengan pustaka (DIH
28th) yaitu 2 x 500 mg sehingga perlu dikonfirmasikan ke dokter untuk
meningkatkan dosisnya. Ciprofloxacin bekerja dengan cara menghambat replikasi
DNA bakteri dengan cara mengaggu kerja topoisomerase II selama pertumbuhan
dan reproduksi bakteri. Monitoring efektivitas yaitu penurunan nilai CRP ≤ 6
mg/dL.

Diagit (Attapulgit)

Attapulfit termasuk golongan adsorbent yang bekerja dengan cara melapisi


permukaan mukosa dinding saluran pencernaan sehingga toksin dan
mikroorganisme tidak dapat masuk dan menembus mukosa, selain itu adsorben
juga mengikat bakteri penyebab atau racun, yang kemudian dieleminasi melalui
tinja. Dosis yang digunakan untuk pasien ini yaitu 2 x 600 mg sesuai dengan
pustaka yang perlu dimonitoring yaitu penurunan gejala diare yaitukenaikan
konsistensi faeses dan pengurangan frekuensi BAB.
Tamoliv (Paracetamol 500 mg)
Paracetamol diberikan sebagai antipiretik dimana pasien telah mengalami febris
selama 3 hari, maka perlu diberikan terapi antipiretik. Dosis yang digunakan yaitu
1 x 500 mg secara IV, dosis tersebut sesuai dengan pustaka (DIH 28th).
Paracetamol bekerja dengan menghambat serotonergik di system saraf pusat, efek
antipiretik dihasilkan dari penghambatan pusat pengatur panas di hipotalamus.

Anda mungkin juga menyukai