Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH FARMAKOLOGI

ANTIPIRETIK

DI SUSUN OLEH :

1. M.Faroki
2. Ika Apriliani
3. Sri Handayani
4. Siti Anggraini
5. Weno Adi Muhamat
6. Lia Noveli

Dosen: Zamharira Muslim, M.Farm.Apt.

PRODI KEPERAWATAN (DIII)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU

T.A 2018-2019
ANTIPERITIK
 Pengertian Antipiretik

Antipiretik adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
Sedangkan Analgetik adalah adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa
nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Jadi, Analgetik-Antipiretik adalah adalah
obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang
tinggi.

 Efek Antiperitik
Sebagai antiperitik obt mirip aspirin akan menurunkan susuh bandan hanya
pada keadaan demam. Walaupun kebayakan obat ini memperlihatkan efek
antiperitik in vitro, tidak semuanya berguna sebagai antiperitik karena bersifat
toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama. Fenilbutazon dan
antireumatik lainnya tidak di beranrkan di gunakan sebagai antifiretik atas alasan
tersebut

 Efek Farmakodinamik
Semua obat mirip aspirin bersifat antipirentik, analgesik, dan antiinflamasi.
Ada perbedaan aktivitas di antara obat obat tersebut, misalnya : parasatamol (
asetaminofen) bersifat antipiretik dan analgesik tetapi antiinplamasinya lemah
sekali.
Sebagai mediator nyeri antara lain sebagai berikut:
1. Histamin
Bahan kimia yang di temukan di berberapa sel tubuh menyebabkan banyak
gejalah alergi, seperti filek dan bersin.
2. Serotonin
Hormon atau senyawa kimia yang berfungsi sebagai penghantar pesan (
neurotransmitter) dari satu bagian otak ke bagian otak yang lain nya
3. Plasmokinin
Adalah bahan prokofaktor glikoprotein yang sangat penting bagi
pembentukan tromboplastin
4. Prostaglandin
Asam lemak yang terdiri atas 20 atom c dengan satu cincin berantai lima,
merupakan keturunan asam arakidonat atau yang mirip asam lemak esensial,
hasil metabolisme asam linoleat.
5. Ion Kalium
Suatu unsur kimiah berupa logam keperakan, logam ini mudah bereaksi
baik dwngan oksigen maupun dengan air.
Analogetik di berikan kepada penderita untuk mengurangi rasa yang dapat
di timbulkan oleh berbagai rangsangan mekanis, kimia, den fisis yang
melampaui satu nilai ambang tertentu ( nilai ambang nyeri). Rasa nyeri tersebut
terjadi akibat terlepasnya mediator mediator nyeri ( misalnya bradikinin,
prostaglandin) dan jaringan yang rusak yang kemudian merangsang resetor
nyeri di ujung saraf ferifer ataupun di tempat lain dari tempat tempat ini
selanjutnya rangsangan nyeri di teruskan kepusat nyeri dikortek serebri oleh
saraf sensoris melalui sum sum tulang belakang dan thalamus

 Penggunaan Umum
Digunakan untuk menurunkan demam dengan berbagai penyebab (
infeksi,inflamasi,dan neoplasma).

 Kerja oObat dan Informasi Umum


Antiperitik menurunkan demam dengan mempengaruhi termoregelator
pada ssp dan menghemat kerja prostaglandin secara ferifer.

 Kontraindikasi
Hindari pemakaian aspirin atau ibuprofen pada pasien pasien dengan
gangguan perdarahan ( resiko perdarahan lebih rendah dengan salisilat lainnya).
Aspirin dan salisilat lain harus di hindari pada anak anak dan remaja.

 Perhatian gunakan aspirin atau ibuprofen secara hati hati pada pasien pada
penyakit ulkus. Hindari pemakaian aseptamiofen kronik dosis besar.\
Interaksi aspirin dosis besar dapat menggeser obat lain yg berkaitan kuat
dan protein. Iritasi GI tambahan dg ibu profen,aspirin, dan agens intiimflamasi non
steroid atau glukokortikoid aspirin atau ibuprofen dapat meningkat kan resiko
perdarahan bila di gunakan bersama obat lain yang mempengaruhi hemostatis (
antikuaglan, trombolitik,antineoplastic dan berberapa anti infeksi).

 Implikasi Keperawatan
Pengkajian
Kaji demam, catat adanya gejalah yang menyertainya (diaphoresis,
takikardia, dan malaise).

 Diagnosis Keperawatan Potensial


Resiko tinggi gangguan suhu tubuh ( indikasi). Kurang pegetauhuan sehubungan dg
program pengobatan penyuluhan (pasien/keluarga)
 Implementasi
Pemberian bersama makanan atau antasit dapat menimalkan iritasi GI
(aspirin dan ibuprofen) tersedia dalam bentuk dosisoral dan rektal dan dalam
kombinasi dengan obat lain
 Penyuluhan Pasien/Keluarga
Anjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan dokter bila demam tidak
berkurang dengan dosis rutin atau lebih dari 39,5 C atau berlangsung lebih 3 hari
center for disease control memperingatkan memberi aspirasi pada anak-anak atau
remaja yang menderita varisela (cacar air, atau penyakit virus serupa influenza
karena kemungkinan berhubungan dengan sindrom reye.
 Evaluasi
Efektivitas terapi ditunjukkan dengan pengurangan demam antipiretik yang
terdapat dalam pedoman obat untuk perawat asetaminofen aspirin, kolin dan
magnesium salisilat kolins salisilat ibufropen salsalat.
DAFTAR PUSTAKA

Wijayaningsih Sari, Kartika. 2013. Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta: Trans Info Media
Setiabudy, Rianto. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Gaya Baru
Deglin Hopfer, Judith dan Vallerand Hazard, April. Pedoman Obat Untuk Perawat.
Jakarta: Buku Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai