Anda di halaman 1dari 10

TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR

DI SUSUN OLEH :

D III KEBIDANAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D III KEBIDANAN
TAHUN 2019
A. Tehnik Menyusui yang Benar
1. Menjelaskan maksud dan tujuan pendkes
2. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu

3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang
rendah agar kaki ibu menggantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).
4. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas
5. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar
areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu).
6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu

7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu
tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di depan, kepala bayi menghadap
payudara
8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan areolanya
10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi : Menyentuh pipi dengan puting
susu atau menyentuh sudut mulut bayi

Cara yang benar

Cara yang salah


11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan cepat kepala bayi
ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu serta sebagian besar areola ke mulut
bayi)
12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang atau menyangga
payudara lagi
13. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui
14. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

15. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan sedikit ASI pada puting
susu dan areola. Biarkan kering dengan sendirinya

cara menyusui yang benar

16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi :


§ Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian punggung ditepuk
perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak bersendawa tunggu 10 – 15
menit)ATAU Bayi ditengkurapkan dipangkuan

Cara menyendawakan bayi

B. Tanda Menyusui sudah benar


1. Bayi tampak tenang
2. Badan bayi menempel pada perut ibu

3. Mulut bayi terbuka lebar

4. Dagu bayi menempel pada payudara ibu


5. Sebagian areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak
6. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
7. Puting susu tidak terasa nyeri
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

9. Kepala bayi agak menengadah

C. Masalah dan penanganan pemberian ASI


1. Puting Susu Nyeri
Pada waktu awal menyusui biasanyanya puting ibu akan terasa nyeri. Bila posisi mulut
bayi dan puting susu ibu sudah benar, maka perasaan nyeri akan hilang (Kristiyansari,
2009).
Penanganannya :
a. Pastikan posisi ibu menyusui sudah benar.
b. Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit guna membantu mengurangi
sakit pada puting susu yang sakit.
c. Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI oleskan di puting susu dan biarkan
payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering

2. Puting Susu Lecet


Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet hingga
kadang-kadang mengeluarkan darah. Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi
menyusui yang salah tapi dapat pula disebabkan oleh trush (candidates) atau dermatitis
(Suradi, 2004).

Penanganan :
a. Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali memberikan obat
lain, sperti krim, salep, dan lain-lain
b. Puting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 1x24
jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam
c. Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk
sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh
d. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI)
untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI

3. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri
disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai
diproduksi dalam jumlah banyak (Suradi,2004).

Penangannya :
a. Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
b. Bila bayi sukar menghisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang
efektif
c. Sebelum menyusui untuk merangsang refleks oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat
untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung
d. Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedem

4. Putting susu Terbenam


dalah kondisi di mana puting seperti ditarik masuk ke dalam sehingga terlihat rata.
Kondisi ini memang dapat terjadi pada beberapa orang, salah satu faktor yang
mempengaruhinya adalah hormon; biasanya dijumpai pada ibu hamil, namun sekitar 10
sampai 20 persen perempuan mengalami kondisi ini karena ‘bawaan’ dari lahir.
Kasus inverted nipple disebabkan oleh masalah yang ada di sambungan jaringan di
bawah puting, ligamen dan kulit.

Penangannya :
a) Bersihkan putting susu
b) Menggunakan spuit 20 cc yang telah dipotong bagian depannya,lalu letakan kearah
putting susu,Tarik pelan pelan selama 30-60 detik
c) Lalu susukan bayi segera mungkin.

5. Mastitis atau Abses Payudara


Mastitis menyebabkan payudara menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri
dan panas, hingga suhu tubuh meningkat. Di dalam payudaraterasa ada masa padat
(lump) dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3
minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu. Ini disebabkan
kurangnya ASI yang dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif. Bisa juga karena
suka menekan payudara dengan jari atau karena tekanan baju/bra.

Penanganannya :
a. Kompres hangat/panas dan pemijatan
b. Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang tidak sakit yaitu stimulasi puting
susu, pijat leher, punggung, dll
c. Pemberian antibiotik : Flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10 hari
d. Bila perlu bisda diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa nyeri\
e. Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin perlu tindakan bedah.

D. Cara Memerah dan Menyimpan Asi


Cara Memerah asi
1. Letakkan tangan kita di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Tempatkan ibu jari di
atas kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengah di bawah sekitar 2,5 -3,8 cm di
belakang puting susu membentuk huruf C. Anggaplah ibu jari berada pada jam 12, dua
jari lain berada di posisi pukul jam 6. Ibu jari dan jari telunjuk serta jari tengah saling
berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa sehingga “gudang” ASI berada di
bawahnya.
2. Tekan lembut ke arah dada tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Payudara yang besar
dianjurkan untuk diangkat lebih dulu. Kemudian ditekan ke arah dada.
3. Buatlah gerakan menggulung dengan arah ibu jari dan jari-jari ke depan untuk memerah
ASI keluar dari gudang ASI yang terdapat di bawah kalang payudara di belakang puting
susu.
4. Ulangi gerakan-gerakan tersebut (1,2,3) sampai aliran ASI berkurang. Kemudian
pindahkan lokasi ibu jari ke posisi lain (misal arah jam 9 dan jari-jari ke arah jam 3,
lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
5. Lakukan pada kedua payudara secara bergantian. Begitu tampak ASI memancar dari
puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar dan berhasil menekan gudang ASI.
Letakkan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperah.

Menggunakan Pompa ASI


Jika menggunakan pompa, alat pompa ASI elektrik adalah cara bantu pemerahan ASI ASI
yang paling baik dan efektif. Hanya saja, harganya relatif mahal. Cara lain yang lebih
terjangkau bila punya dana lebih, yaitu menggunakan poma dengan mekanisma piston atau
pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini memang seperti suntikan, hingga memiliki
keunggulan, yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa
diatur. Sayangnya, pompa-pompa ASI yang ada di Indonesia jarang sekali berbentuk
suntikan, lebih banyak berbentuk corong dan bohlam (squeeze and bulb).
Bentuk squeeze dan bulb tak pernah dianjurkan banyak ahli laktasi dan ASI. Bentuk pompa
seperti ini sulit dibersihkan bagian belakang yang bentuknya menyerupai bohlam karena
terbuat dari karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur, hingga
tak bisa sama/rata.
B. Cara Menyimpan Asi
Tabel Petunjuk Penyimpanan ASI
Tempat penyimpanan Suhu Lama Penyimpanan
Dalam ruangan (ASIP 190 – 260 C 6 – 8 jam di ruangan ber AC
segar) atau 4 jam di ruangan tanpa
AC
Dalam ruangan (ASIP 190 – 260 C 4 jam
beku yang telah
dicairkan)
Kulkas (ASIP segar) < 40 C 2 – 3 hari
Kulkas (ASIP beku yang < 40 C 24 jam
telah dicairkan)
Freezer (lemari es 1 00 sampai -180 2 minggu
pintu
Freezer (lemari es 2 -180 sampai - 3 – 4 bulan
pintu) 200C
Deep Freezer Suhu stabil di - 6 – 12 bulan
200C atau kurang

Anda mungkin juga menyukai