Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Industri adalah salah satu sektor pembangunan yang mendukung pertumbuhan ekonomi
negara. Berbagai strategi digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk mendukung
pembangunan sektor perindustrian dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
Kebijakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi negara antara lain pembangunan kawasan
industri, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan lain yang menunjang pertumbuhan sektor lain,
misalnya pembangunan destinasi prioritas pariwisata. Kawasan Industri adalah kawasan
tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang
yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri yang telah memiliki izin
Usaha Kawasan Industri (Keppres 41 Tahun 1996). Pembangunan kawasan industri bertujuan
untuk mempercepat pertumbuhan industri di daerah, memberikan kemudahan bagi kegiatan
industri, mendorong kegiatan industri untuk berlokasi di Kawasan Industri, dan meningkatkan
upaya pembangunan industri yang berwawasan lingkungan.
Kebijakan lain yang merupakan dukungan dari pemerintah pusat untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi adalah pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009, KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Pengembangan
KEK ini bertujuan untuk (1) meningkatkan penanaman modal melalui penyiapan kawasan
yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi(2) memaksimalkan kegiatan industri,
ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi, (3)
mempercepat perkembangan daerah, dan (4) sebagai modal terobosan pengembangan kawasan
untuk pertumbuhan ekonomi, antara lain: industri, pariwisata, dan perdagangan sehingga dapat
menciptakan lapangan kerja

Sumber daya manusia adalah salah satu penentu keberhasilan kebijakan untuk
beraktivitas di dalam kawasan tersebut. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai pemasok
tenaga kerja terampil memiliki peran penting dalam kawasan itu. Oleh karena itu, sesuai dengan
nawacita yang telah dicanangkan oleh pemerintah, terutama nawacita kelima sampai dengan
kedelapan yang secara ringkas berisi tentang keinginan untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, keinginan untuk
meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, keinginan untuk
mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik, dan keinginan untuk melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan
kembali kurikulum pendidikan nasional, maka Direktorat Pembinaan SMK meluncurkan program
Bantuan Pengembangan SMK di Kawasan Industri Nasional/Kawasan Ekonomi Khusus kepada
SMK untuk mempersiapkan lulusan yang kompetitif dan memiliki daya saing.
B. Tujuan
1. Mengembangkan SMK yang menyelenggarakan pendidikan berbasis dunia kerja
(experiential education/work-based learning/hand-on experience);
2. Mengembangkan SMK yang menyelenggarakan pendidikan berbasis produksi
(production-based learning) dan menghasilkan barang jadi yang marketable;
3. Meningkatkan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi kepada pembentukan
karakter dan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
BAB II

PROGRAM DAN PERENCANAAN

A. DISKRIPSI PROGRAM YANG DI USULKAN

Kawasan Industri Nasional dan Kawasan Ekonomi Khusus merupakan potensi


bagi SMK untuk menyalurkan lulusannya. Di dalam kawasan tersebut terdapat berbagai
potensi ekonomi dan berbagai potensi jabatan kerja yang dapat dirujuk oleh SMK untuk
menyelaraskan kurikulum sehingga sesuai dengan kebutuhan industri. Ada
kemungkinan, permintaan industri di dalam kawasan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh
SMK penerima dana bantuan karena keterbatasan volume siswa maupun kompetensi
keahlian yang tidak diselenggarakan SMK penerima dana. Jika hal ini terjadi, maka
SMK penerima dana wajib menjalin kerja sama dengan SMK lain yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan industri tersebut.
Untuk mewujudkan program Pengembangan SMK di Kawasan Industri
Nasional/Kawasan Ekonomi Khusus, ada beberapa progam yang di usulkan SMK
ZAINUL HASAN GENGGONG sebagai berikut :
1. Koordinasi Pengembangan Jejaring Kerjasama Industri
2. Analisis Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus
3. Penyelarasan Kejuruan
4. Sinkronisasi Kompetensi Mengajar

B. PROGRAM KERJA

1. Koordinasi Pengembangan Jejaring Kerjasama Industri


Dalam tahapan kegiatan ini dilakukan koordinasi dengan industri Mitra. Sekolah
dapat memulai penjajagan kerja sama untuk mengetahui secara umum jenis industri
yang ada di dalam kawasan dan potensi pekerjaan yang dapat dipenuhi oleh lulusan
SMK untuk seluruh kompetensi keahlian disekolah. SMK disarankan untuk dapat
memulai koordinasi dengan pengelola kawasan dan industri-industri di dalam
kawasan yang telah memiliki kerja sama dengan sekolah.
2. Analisis Kawasan Industri/Kawasan Ekonomi Khusus
Dalam tahapan analisis ini beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:

Penjajagan Kawasan Penjajagan KIN/KEK sebagai langkah awal untuk


kegiatan, dimaksudkan agar sekolah mengenal dan memahami segala hal
terkait dengan KIN/KEK. Penjajagan kawasan diupayakan sekolah dapat
mengenal sistem nilai dan kebijakan kawasan yang berlaku, jumlah dan jenis
industri yang beroperasi dalam kawasan, dan mengenal pola hubungan
industri yang satu terhadap yang lain, sehingga sekolah akan lebih mudah
untuk menyusun strategi kerja sama.
a. Pengumpulan Data
Beberapa hal yang dapat dipertimbangkan untuk mengumpulkan data yang
akan diambil pada setiap industri di KIN/KEK, antara lain:
i. Jenis bidang bisnis industri baik industri utama maupun industri yang
berkaitan dengan industri utama tersebut.
ii. Okupasi/ jabatan kerja, baik pada lini produksi, manajemen, sarana
penunjang seperti operasional dormitory, dan pengelolaan restoran
dan taman.
iii. Tuntutan kompetensi kritis pada kompetensi teknis pada setiap
okupasi, misalnya karakter kerja dan personality.
iv. Peluang fasilitasi Diklat/magang guru
v. Peluang fasilitasi PKL siswa
Data yang sudah dikumpulka kemudian dianalisis oleh tim dari SMK. Hasil
analisis diharapkan memberikan umpan balik rekomendasi sebagai berikut:
1. Industri yang potensial menjadi mitra kerja dalam
pengembangan SMK;
2. Jenis dan jumlah okupasi yang dapat diisi oleh lulusan SMK
3. Kompetensi Keahlian yang relevan, baik yang dibuka di SMK
maupun SMK lain yang menjadi mitra SMK penerima dana
bantuan;
4. Prioritas Kurikulum Kompetensi Keahlian yang harus
diselaraskan.
Rekomendasi hasil analis tersebut selanjutnya akan menjadi acuan untuk
menyusun program pengembangan seperti; penyelarasan kurikulum, analisis
kebutuhan bahan ajar, magang guru, PKL, dan sertifikasi.
3. Penyelarasan Kejuruan
Kurikulum pada Kompetensi Keahlian yang telah ditetapkan menjadi prioritas
pengembangan, selanjutnya diselaraskan bersama SMK, SMK lain yang
merupakan mitra SMK penerima dana bantuan, dan industri mitra yang relevan.
Penyelarasan dalam kegiatan ini dimaknai sebagai upaya untuk memastikan
kurikulum yang diacu menjamin tercapainya tuntutan kompetensi kerja di
industri.

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam penyelarasan kurikulum, adalah:


a. Kedalaman dan keluasan kompetensi;
Setiap mata pelajaran telah dilengkapi dengan kompetensi inti (KI) dan
kompetensi dasar (KD), yang kedalaman dan keluasannya ditelaah apakah
memadai untuk mendukung kompetensi sesuai tuntutan kompetensi kerja di
industri. Dalam penyelarasan ini, industri dan sekolah dapat melakukan
penambahan kompetensi, baik kedalaman maupun keluasan dari kompetensi
yang ada sesuai tuntutan.
b. Metode belajar (delivery);
Pada silabus, setiap KD atau sekumpulan KD oleh sekolah telah ditetapkan
metode pembelajarannya. Sekolah bersama industri mitra perlu melakukan
kaji ulang kesesuaian metode tersebut dengan mempertimbangkan perspektif
industri mitra. Ketidaksesuaian metode pembelajaran yang diterapkan, akan
mempengaruhi kualitas capaian kompetensi hasil belajar.
c. Penggunaan sumber belajar;
Buku sumber atau referensi yang digunakan oleh SMK, banyak diantaranya
yang masih menggunakan buku-buku edisi yang sudah tidak lagi relevan
dengan kekinian. Sedangkan teknologi yang diterapkan oleh industri selalu
berubah mengikuti perkembangan teknologi terkini. Maka sebaiknya, sekolah
dalam penyelarasan kurikulum ini menggali hal tersebut dari perspektif
industri mitranya
d. Penilaian dan Sertifikasi;
Penilaian hasil belajar untuk tujuan sumatif, selama ini masih banyak
dilakukan oleh guru, baik penilaian teori maupun praktik. Sebaiknya sejak
dini sekolah telah melibatkan industri dalam penilaian. Prinsip-prinsip
penilaian pembelajaran berbasis kompetensi, bahwa penilai harus berasal dari
pihak eksternal yang independen. Sehingga keterlibatan industri dalam
penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir masa pendidikan di tahun ke 3 atau
tahun ke 4, tetapi pada setiap tahapan pencapaian kompetensi. Oleh karena itu,
kaidah-kaidah penilaian di industri yang digunakan untuk menilai
karyawannya, mulai dari instrument maupun metode menilai yang digunakan
dapat menjadi rujukan dalam penyelaran ini.

4. Sinkronisasi Kompetensi Pengajar


Pelatihan atau magang guru di industri diperlukan apabila antara kompetensi
guru pengampu dengan tuntutan kompetensi kerja di industri terdapat
kesenjangan. Magang/diklat yang harus dilaksanakan merupakan pemenuhan
kompetensi terhadap kesenjangan tersebut. Sekolah dapat membuat daftar skill
yang harus dilakukan oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Kemudian dibandingkan dnegan skill yang dimiliki oleh guru SMK untuk
menyeleaikan pekerjaan yang sama. Strategi menutup kesenjangan perlu dibuat
untuk guru-guru SMK dengan bantuan dan rekomendasi industri. Peningkatan
kapasitas guru dapat dilakukan melalui:
a. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) dapat berupa:
a. In House Training (IHT)
b. Training of the Trainer (ToT)
b. Magang industry / on the job training (OJT)
c. Sertifikasi kompetensi (certificate of achievement atau certificate
of competent)
d. Sertifikasi asesor untuk metodologi pengujian

Anda mungkin juga menyukai