Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SEPSIS
A. Definisi
menyebabkan penurunan perfusi organ dan disfungsi organ. Jika disertai dengan
Syok septic adalah suatu bentuk syok yang menyebar dan vasogenik yang
dicirikan oleh adanya penurunan daya tahan vaskuler sistemik serta adanya
penyebaran yang tidak normal dari volume vaskuler (Hudak & Gallo, 1996).
Syok septic adalah infasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai
potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini. Hasilnya adalah keadaan
Menurut M. A Henderson (1992) Syok septic adalah syok akibat infeksi berat,
dimana sejumlah besar toksin memasuki peredaran darah. E. colli merupakan kuman
Syok septik adalah syok yang disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas
yang merupakan bentuk paling umum syok distributif. Pada kasus trauma, syok septik
dapat terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah sakit. Syok septik
terutama terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan kontaminasi
Jadi, dapat disimpulkan bahwa syok septic adalah infasi aliran darah oleh
kehidupan.
B. Etiologi
demikian, agen infeksius lain seperti bakteri gram positif dan virus juga dapat
- Malnutrisi
- Penyakit kronis
- Neutropenia
- Splenektomi
- Prosedur-prosedur operasi
Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang
Pada syok septik hipoksia, sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan
karena toksin kuman. Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar
< 0.5 cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi).
mempunyai gejala takikaridia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan
Infasi Kuman
Pelepasan Indotoksin
SEPSIS
mitokondria
kebutuhan nutrisi
Gangguan
perfusi jaringan
D. Manifestasi Klinis
- Hipotensi
- Takikardi
- Takipnea
- Alkalosis respiratorik
- Curah jantung (CJ) tinggi dengan TVS (Tahanan Vaskuler Vistemik) rendah.
- Hipertermia/hipotermia
- Poliuria
- SDP meningkat
- Hiperglikemia
- Hipotensi
- Takikardia
- Ta kipnea
- Asidosis metabolik
- Hipotermia
- Terjadi mulai dalam uterus dan muncul pada hari-hari pertama kehidupan (20
- Sering terjadi pada bayi prematur, lahir ketuban pecah dini, demam impratu
F. Komplikasi
1. Meningitis
2. Hipoglikemi
3. Aasidosis
4. Gagal ginjal
5. Disfungsi miokard
7. Icterus
8. Gagal hati
10. Kematian
antara lain:
glikonolisis di dalam hati sebagai respon dari puasa/ perubahan seluler dalam
metabolisme
1. WBC > 12.000/mm3 atau < 4.000/mm3 atau 10% bentuk immature
8. APTT > 60
1) Medis
antibiotik diganti dengan antibiotic yang secra lebih spesifik ditargetkan pada
intravena dan kateter urin. Setiap abses harus dialirkan dan area nekrotik
klasifikasi syok. Oleh karena itu suplemen nutrisi menjadi penting dalam
penatalaksanaan syok septic. Suplemen tinggi protein harus diberikan 4 hari dari
awitan syok. Pemberian makan entral lebih dipilih daripada parenteral kecuali
2) Keperawatan
a. Perawat harus sangat mengingat resiko sepsis dan tingginya mortalitas yang
b. Semua prosedur invasive harus dilakukan dengan teknik aseptic yang tepat,
c. Selain itu jalur intravena, insisi bedah, luka trauma, kateter urin dan luka
e. Perawat memantau pasien dengan ketat terhadap reaksi menggigil yang lebih
lanjut.
A. Pengkajian
1) Pengkajian Primer
Airway
- jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
Breathing
- kaji jumlah pernasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
- periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
Circulation
- kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
- pasang kateter
- lakukan pemeriksaan darah lengkap
36oC
Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal
sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan
menggunakan AVPU.
Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat
B. Pola Gordon:
1) Pola persepsi dan pemeliharan kesehatan
Menggambarkan persepsi klien atas kondisi kesehatan yang di alami dan
bagaiman klien memelihara dan menangananinya
2) Pola nutrisi dan metabolic
Perlu di kaji frekuensi makan dan minum, jenis, porsi dan status
antropometri seperti : makanan yang disukai yang dapat mencakup
makanan tinggi garam, lemak dan kolesterol
3) Pola eliminasi
Perlu dikaji baik BAK dan BAB terkait : frekuensi, konsistensi, bau warna
dan keluhan
4) Pola aktifitas dan latihan
Perlu dikaji kemapuan klien dalam melakukan perawatan diri
5) Pola istirahat dan tidur
Perlu dikaji tentang jumlah jam tidur siang, jumlah jam tidur malam,
gangguan tidur dan perasaan waktu bangun
6) Pola kognitif-perseptual
Nyeri atau sakit kepala dan tengkuk
7) Pola persepsi konsep diri
Perlu dikaji terkait citra tubuh, harga diri, ideal diri dan identitas diri
8) Pola hubungan dan peran
Perlu dikaji hubungan klien, perawat, dan lingkungan
9) Pola seksualitas reproduksi
Menggambarkan kepausan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan
seksualitas , dampak sakit terhadap seksualitas
10) Pola mekanisme koping
Kemampuan klien dalam mengatasi masalah terkait dengan penyakit yang
dialaminya
11) Pola nilai dan keyakinan
Perlu di kaji nilai-nilai spiritual klien
C. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : lemah
TTV, BB/TB :
b. Mata
Pasien umumnya mengeluh pandangan kabur.
c. Telinga
Pasien umumnya tidak mengeluhkan gangguan pendengaran yang berkaitan
dengan hipertensi.
f. Leher
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
g. Payudara
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
h. Pernafasan
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
i. Kardiovaskular
nadi teraba cukup kuat, Lansia biasanya mengeluh dadanya berdebar – debar.
Terkadang terasa nyeri dada.
j. Gastrointestinal
Mual dan muntah.
k. Perkemihan
Pada umumnya pasien mengalami proteinuria.
l. Urinaria
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan.
m. Muskuloskeletal
merasakan kesemutan dan keram pada lutut saat cuaca dingin sehingga sulit
berdiri. Tonus otot berkurang, tulang dada, pipi, klavikula tampak menonjol,
terjadi sarkopenia, ekstremitas atas bawah hangat.
n. Sistem endokrin
Pada umumnya pasien tidak mengeluhkan gangguan
D. Diagnosa Keperawatan
preload
kebutuhan oksigen
E. Intervensi Keperawatan
( NOC) (NIC)
- Menunjukkan jalan napas yang - Auskultasi suara nafas , catat adanya suara
paten tambahan
- Mendemostrasikan suara napas - Identifikasi pasien perlunya pemasangan
- Monitor TTV.
( NOC) (NIC)
keperawatan selama ... x 24 jam . - catat adanya tanda dan gejala penurunan
( NOC) (NIC)
menyerap keringat.
tidak mencukupi
( NOC) (NIC)
keperawatan selama ... x 24 jam . - Monitor tekanan darah dan nadi apikal
oksigen
( NOC) (NIC)
keperawatan selama ... x 24 jam . - Kaji hal-hal yang mampu dilakukan klien.
tekanan darah nadi dan respirasi - Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat
( NOC) (NIC)
mengontrol cemas
DAFTAR PUSTAKA
EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Kedokteran UI.