Anda di halaman 1dari 7

24

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Telah dilakukan penelitian mengenai hubungan mean arterial pressure

(MAP) terhadap mortalitas pasien stroke perdarahan di ruang Seruni dan Stroke

Center RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari-Juli 2018. Hasil dari penelitian

yang dilaksanakan pada periode Januari-Juli 2018 didapatkan subjek penelitian

sebanyak 55 orang. Subjek penelitian diambil secara purposive sampling. Data

yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diambil dari rekam medik pasien.

Data kemudian dikumpulkan dan ditabulasi dalam bentuk tabel. Data yang

diambil meliputi hasil pemeriksaan tekanan darah dan mortalitas pasien. Data

hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan mean arterial pressure (MAP) terhadap mortalitas pasien

stroke perdarahan di ruang Seruni dan Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin.

Table 3.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Penelitian Hubungan MAP


terhadap Mortalitas Pasien Stroke Perdarahan Di Ruang Seruni Dan
Stroke Center RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari-Juli 2018
Karakter Sampel Penelitian N rerata Persentase
Usia (tahun)
<50 tahun 23 45,52 41.8%
>50 tahun 32 61,28 58.2%
Jenis Kelamin
Laki-laki 30 54.5%
Perempuan 25 45.5%
Mean Arterial Pressure
< 130 26 140 47.3%
>130 29 110 52.7%
Mortalitas
Hidup 23 41.8%
Meninggal 32 58.2%
Total Responden 55 100%

Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin


25

Setelah pengumpulan data didapatkan, maka dilakukan analisis untuk

mengetahui hubungan MAP dengan mortalitas pada pasien stroke perdarahan

yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin periode Januari-Juli 2018. Pengujian

hipotesa penelitian ini menggunakan uji chi-square dengan bantuan program

SPSS.

Tabel 3.2 Analisis Bivariat Semua Variable Dengan Mortalitas


Mortalitas
Karakter Sampel RO
Hidup Meninggal p
Penelitian (IK 95%)
n=23 n=32
Usia (tahun)
<50 tahun 15 27.3% 8 14.5% 0.293
0.143
>50 tahun 8 14.5% 24 43.6% (0,65-1,326)
Jenis Kelamin
Laki-laki 13 23.60% 17 30.90% 1.000
1.000
Perempuan 10 18.20% 15 27.30% (0.338-2.955)
Mean Arterial
Pressure
< 130 21 38.20% 5 9.10% 0.018
0.000
>130 2 3.60% 27 49.10% (0.003-0.100)
Total Responden 55 42% 58%

Berdasarkan table 3.1 usia rata-rata pasien terbanyak adalah 61,28 tahun.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Misbach di 28 rumah sakit

di Indonesia, dimana usia rata-rata pasien 58,8 tahun. Hasil yang serupa juga

ditemukan pada penelitian yang dilakukan Lisk, D. R dengan pasien stroke

perdarahan intraserebral memiliki usia pasien rata-rata sebesar 58,6 tahun.21,22

Pada table 5.2 menunjukkan angka kematian lebih tinggi pada kelompok

usia > 50 tahun sebesar 43,6% dibanding usia <50 tahun sebesar 14,5%. Semakin

meningkat usia, semakin meningkat kematian akibat stroke. Hal ini sesuai dengan

beberapa penelitian pada pasien stroke perdarahan intraserebral yang menyatakan

bahwa insidensi stroke perdarahan intraserebral meningkat seiring dengan

Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin


26

pertambahan usia dengan peningkatan dua kali lipat setiap sepuluh tahun setelah

usia 55 tahun dan meningkat pesat pada usia lebih dari 60 tahun.23,24,25

Efek proses penuaan pembuluh darah otak meliputi berkurangnya

elastisitas, penebalan membran basalis, disfungsi endotel, dan adanya fluktuasi

dari aliran atau tekanan darah akan berimplikasi pada penyakit degeneratif seperti

hipertensi, aterosklerosis, dan diabetes yang merupakan faktor risiko terjadinya

stroke perdarahan intraserebral. Usia tua merupakan prediktor yang kuat terhadap

prognosis buruk stroke hemoragik termasuk angka rekurensi, perburukan klinis

dan mortalitas. 26,27

Meskipun demikian, dari hasil analisis didapatkan p=0.143 (>0.05) artinya

tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dan mortalitas pada pasien stroke

perdarahan. Hal ini didukung oleh Gebel(2002) dan Zis(2014), yang menyatakan

secara statistik tidak terdapat hubungan antara usia dengan terjadinya kematian

pada stroke perdarahan intraserebral.28,29

Berdasarkan persebaran data pasien yang ditunjukkan pada tabel 3.2,

menunjukkan subyek penelitian yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak 30

orang, dengan kematian sebanyak 17 orang (30,9%), dan yang tidak mengalami

kematian sebanyak 13 orang (23,6%). Angka kematian pada laki-laki (30,9%)

didapatkan lebih tinggi dari perempuan (27,3%). Hal ini sesuai dengan penelitian

Kalkonde dkk(2015) di rural India yang mendapatkan kematian akibat stroke pada

laki-laki (54,35%) lebih tinggi dibanding perempuan (45,65%). Fortunata, Ivone,

& Supantini (2012), bahwa jumlah pasien stroke hemoragik lebih banyak laki-laki

yaitu sebanyak 51,35% dibandingkan perempuan yaitu sebesar 48,65%. Resiko

Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin


27

yang lebih besar tersebut dikarenakan pada laki-laki, lokasi perdarahan akibat

stroke hemoragik terjadi karena perdarahan yang dalam. Kebanyakan penelitian

menunjukkan perbedaan bahwa insidensi laki-laki lebih banyak dibandingkan

dengan perempuan. Hal ini dikarenakan adanya efek neuroprotektif dari hormon

seks pada perempuan saat premenopause, sehingga dapat mengurangi risiko

terkena stroke perdarahan intraserebral sebelum mereka mencapai fase

menopause.31,32

Namun, dari hasil uji analisis diketahui p=1,000 (>0,05) artinya tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan kematian pada pasien

stroke perdarahan, hal ini sesuai penelitian di China oleh Zhou et al, 2014 yang

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara jenis kelamin

perempuan dan laki – laki dalam periode 3, 6 dan 12 bulan terhadap outcome pada

stroke perdarahan.33

Subjek penelitian dengan kategori MAP yang mengalami kematian dengan

jumlah total sebanyak 32 orang (58,2%), dan tidak mengalami kematian sebanyak

23 orang (41,8%). Berdasarkan hasil uji chi square diperoleh nilai p

value sebesar 0,000 (<0,05). Dari hasil tersebut maka Ho dinyatakan ditolak yang

berarti ada hubungan yang signifikan antara MAP dengan peristiwa kematian pada

stroke perdarahan di RSUD Ulin Banjarmasin. Hasil ini sejalan dengan penelitian

Sri Haryuni 2017 ( p =0.000, r=0.895) yang menyatakan terdapat hubungan MAP

dengan mortalitas pasien stroke perdarahan.6

Penelitian yang dilakukan Broderick, et al, (2007) sejalan dengan

penelitian ini dimana Mean Arterial Pressure (MAP) yang tinggi pada pasien

Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin


28

stroke perdarahan intraserebral akan mengalami perluasan hematoma. Volume

hematoma sebagai perkiraan tunggal terkuat kematian dalam 30 hari setelah PIS

(Jauch et al, 2006). Penelitian lain menyebutkan bila MAP > 130 mmHg

merupakan faktor resiko terjadinya kematian (Misbach et al, 2011).10,34

Stroke perdarahan merupakan salah satu penyebab utama kematian dan

kecacatan. Secara keseluruhan angka kematian berkisar antara 30% sampai 52%

pada 30 hari, dan sekitar setengahnya berakhir menjadi kematian dikarenakan

perdarahan intraserebral yang biasanya terjadi dalam 3 hari pertama setelah

perdarahan spontan yang berhubungan dengan tekanan darah MAP yang tinggi.

Hal ini karena perluasan hematom, yang merupakan respon dari refleks hipertensi

sistemik akibat peningkatan tekanan intrakranial. Jika tekanan intrakranial terus

meningkat akan terjadi gangguan pusat vasomotor yang mengakibatkan kematian

dalam beberapa jam. Terdapat kecenderungan terjadinya perdarahan berulang saat

fase akut stroke pada pasien dengan tekanan darah sistemik yang tinggi.

Peningkatan tekanan darah akan mempertahankan tekanan perfusi otak,

tetapi akan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Isi tengkorak dalam

keadaan normal adalah darah (4%), liquor (10%), dan parenkim otak (86%).

Cairan serebrospinal dibentuk dengan kecepatan konstan, 80% atau lebih

diproduksi di pleksus khoroideus sisanya oleh parenkim otak. Tekanan

intrakranial normal adalah 5 – 15 mmHg. Tekanan ini tidak selalu konstan

tergantung dari pulsasi arteri, respirasi dan batuk. Peningkatan salah satu

komponen otak akan dikompensasi oleh penurunan volume lainnya. Bila batas

kompensasi dilewati maka sedikit penambahan volume darah akan menyebabkan

Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin


29

kenaikan tekanan intrakranial. Bila tekanan intrakranial meningkat secara cepat

yang terlihat pada stroke perdarahan, maka akan terjadi perubahan sistemik

(ekstrakranial) seperti hipertensi, gangguan jantung dan iramanya, hipoksemia

arterial, dan edema pulmo neurogenik. Selain itu, takikardi dan atau aritmia kordis

sering terjadi. Suatu peningkatan tekanan intrakranial dihubungkan dengan

peningkatan mortalitas.35

MAP disini bukan merupakan penyebab secara langsung kematian, tetapi

bisa memperkirakan adanya volume perdarahan yang besar, perdarahan

intraventrikel dan penurunan derajat kesadaran, yang kesemuanya itu

berkontribusi terhadap timbulnya peningkatan tekanan intrakranial kemudian bisa

berkembang menjadi herniasi yang merupakan penyebab kematian utama pada

stroke perdarahan.36

Tekanan darah MAP yang tinggi pada saat masuk rumah sakit dapat

digunakan sebagai prediktor yang independen. Semakin besar tekanan darah

sistolik, semakin kuat hubungan terjadinya outcome yang buruk. Tekanan darah

arteri adalah tanda yang paling praktis dan yang paling bermakna dalam

memperkirakan hasil outcome yang buruk. Sangat penting untuk mengurangi

tekanan darah arteri segera setelah terjadinya PIS dan mengontrol serta

mempertahankan tekanan darah arteri tersebut dalam waktu beberapa hari.37

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu tidak dilakukan pemeriksaan

terhadap faktor lain yang bisa mempengaruhi MAP. MAP dipengaruhi oleh faktor

serebral maupun sistemik. Kematian dapat terjadi karena kedua faktor tersebut.

Tekanan darah diambil dari data rekam medis dan tidak terpantau sesaat setelah

Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin


30

pasien terserang stroke hemoragik sehingga kurang mengetahui hubungan yang

kuat antara tekanan darah dengan mortalitas pasien stroke hemoragik. Data rekam

medis yang kurang lengkap sehingga faktor risiko lain dari stroke tidak diteliti

seperti obesitas, aktifitas fisik kurang, diet tidak sehat, merokok, gula darah dan

lipid darah.

Bagian/SMF Saraf RSUD Ulin – FK ULM Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai