“POHON”
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah
Matematika Diskrit.
Disusun Oleh :
KELOMPOK X
SEMESTER VII
PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU KEGURUAN KUSUMA NEGARA JAKARTA
2019
POHON (TREE)
POHON
Pohon sudah lama digunakan sejak tahun 1857, ketika matematikawan inggris
Arthur Cayley menggunakan pohon untuk menghitung jumlah senyawa kimia. Bab
ini membahas pohon dari sudut pandang teori graf. Pohon sebagai struktur data
rekursif merupakan bagian dari perkuliahan Struktur Data.
1. DEFINISI POHON
Pohon (tree) merupakan graf tak-berarah yang terhubung dan tidak memiliki
sirkuit.penting pada pohon: terhubung dan tidak mengandung sirkuit. Pada Gambar
dibawah, hanya G1 dan G2 yang pohon, sedangkan G3 dan G4 bukan pohon. G3 bukan
pohon karena ia mengandung sirkuit a,d,f,a sedangkan G4 bukan pohon karena ia
tidak terhubung(dengan persilangan dua buah sisi – dalam hal ini sisi(a,f) dan sisi
(b,e) – karena titik silangnya bukan menyatakan simpul).
G1 G2 G3 G4
5. G tidak mengandung sirkuit dan penambahan satu sisi pada graf akan
membuat hanya satu sirkuit.
Penyelesaian :
a. Gambar (a) merupakan Pohon, karena gambar tersebut tidak memiliki sirkuit
dan merupakan graf yang terhubung;
b. Gambar (b) merupakan pohon;
c. Gambar (c) bukan merupakan pohon maupun hutan, karena terdapat sirkuit
yakni dari titik v3 v4 v5 v3, dan juga merupakan graf terhubung.
d. Gambar (d) merupakan Hutan, karena bukan merupakan Graf terhubung.
Soal 2:
Tentukan daun dan titik cabang pohon pada gambar di bawah ini.
Penyelesaian :
- Titik v4, v5, v6, v7, v8 derajatnya = 1, jadi titik – titik tersebut merupakan
Daun.
- Titik v1, v2, v3 derajatnya masing – masing >1, maka titik – titik tersebut
merupakan titik cabang.
soal 3:
Sebuah pohon mempunyai 2𝑛 buah simpul berderajat 1, 3n buah simpul berderajat 2,
dan n buah simpul berderajat 3. Tentukan simpul dan sisi di dalam pohon itu.
Penyelesaian:
Menurut Lemma Jabat tangan, jumlah derajat semua simpul di dalam graf adalah 2
jumlah sisi di dalam graf tersebut. Jadi,
Menurut Teorema 9.1, jumlah sisi pada sebuah pohon adalah jumlah simpul minus
satu. Jadi
|𝐸| = (2𝑛 + 3𝑛 + 𝑛) − 1 = 6𝑛 − 1
2. PEWARNAAN POHON
Contoh 1:
Tinjau G1 pda gambar 9.1 simpul – simpul pada G1 akan diwarnai dengan warna
kuning dan biru. Simpul a di pilih pertama kali untuk di beri warna kuning.
Kemudian simpul – simpul tetangga a yaitu b dan c diberi warna biru. Selanjutnya
simpul – simpul yang bertetngga dengan c yaitu d dan e diberi warna kuning.
Selanjutnya simpul yang berteangga dengan e yaitu f berwarna biru.
Contoh 2 dan 3:
Penyelesaian:
2. Berilah pada Gambar pohon di atas G1 pada simpul a diberi warna hitam dan
pada simpul bertetangga (b,c) diberi warna putih, sedangkan pada simpul c
berwarna putih maka yeng bertetangga (d,e) diberi warna hitam, kemudian
pada simpul e berwarna hitam, yang bertetangga (f) di beri warna putih.
3. Contoh pada Gambar G2 pada simpul a di beri warna merah dan pada simpul
bertetangga (b,f) diberi warna hijau, sedangkan pada simpul b berwarna hijau
maka simpul yang bertetangga (d,e) berwarna merah, dan pada simpul e
berwarna merah maka simpul yang bertetangga (c) berwarna hijau.
4. POHON MERENTANG
- Pohon merentang dari graf terhubung adalah upagraf merentang yang
berupa pohon.
- Pohon merentang diperoleh dengan memutus sirkuit di dalam graf.
1. Jumlah ruas jalan seminimum mungkin yang menghubungkan semua kota sehingga
setiap kota tetap terhubung satu sama lain.
Penyelesaian :
Di dalam graf tersebut terdapat satu buah sirkuit, yakni sirkuit dari titik v1 v2
v5 v4 v1, karena pohon merupakan graf yang tidak memiliki sirkuit dan
pohon rentang adalah subgraf yang harus melibatkan semua titik dalam G,
jadi pohon rentang dari Graf tersebut di atas adalah sebagai berikut:
v1 v2 v3 v1 v2 v3
v4 v5 v6 v4 v5 v6
v1 v2 v3 v1 v2 v3
v4 v5 v6 v4 v5 v6
Pohon Merentang Minimum
Algoritma Prim
Misalkan T adalah pohon merentang yang sisi-sisinya diambil dari graf G. Algoritma
Prim membentuk pohon merentang minimum langkah per langkah.pada setiap
langkah kita mengambil sisi 𝑒 dari graf G yang mempunyai bobot minimum dan
bersisian dengan simpul-simpul di dalam T tetapi 𝑒 tidak membentuk sirkuit di dalam
T.
Algoritma Prim :
Algoritma
Cari sisi (p,q) dari E yang berbobot terkecil
T {(p,q)}
for i1 to n-2 do
Pilih sisi (u,v) dari E yang bobotnya terkecil namun
bersisian dengan simpul di T
T T {(u,v)}
endfor
contoh soal :
Kita akan mencari pohon merentang minimum pada graf yang ditunjukkan pada
Gambar 9.7 algoritma Prim.
Penyelesaian:
10 + 25 + 15 + 20 + 35 = 105
Gambar 9.7 (a) Contoh graf untuk algoritma Prim dan Kruskal. (b) Pohon merentang
minimum dari graf pada Gambar.
Tabel pembentukan pohon merentang minimum dengan algoritma Prim
1 10 2
1 (1, 2) 10
1 10 2
2 (2, 6) 25
25
6
1 10
3 (3, 6) 15
3
25
15
1 10 2
4 (4, 6) 20
3
4
25
20
15
1 10 2
5 (3, 5) 35
45 3
35
4
25
5
20 55
15
- Pohon merentang yang dihasilkan tidak selalu unik meskipun bobotnya tetap
sama.
- Hal ini terjadi jika ada beberapa sis iyang akan dipilih berbobot sama.
Contoh Soal :
Gambarkan 3 buah pohon mrentang minimum yang berbeda beserta bobotnya untuk
graf pada Gambar 9.8 dengan menggunakkan algoritma Prim.
Penyelesaian:
Graf di atas memiliki beberapa sisi yang berbobot sama, maka ada kemungkinan
pohon merentang minimumnya lebih dari satu. Tiga buah di antaranya adalah seperti
di bawah ini :
Ketiga buah pohon merentang minimum di atas sama hanya bentuknya yang berbeda,
namun jumlah bobot seluruh sisinya tetap sama, yaitu 36.
Algoritma Kruskal
( Langkah 0: sisi-sisi dari graf sudah diurut menaik berdasarkan bobotnya – dari
bobot kecil ke bobot besar) .
Algoritma
( Asumsi: sisi-sisi dari graf sudah diurut menaik
berdasarkan bobotnya – dari bobot kecil ke bobot
besar)
T {}
while jumlah sisi T < n-1 do
Pilih sisi (u,v) dari E yang bobotnya terkecil
if (u,v) tidak membentuk siklus di T then
T T {(u,v)}
endif
endfor
contoh soal 4:
Tinjau kembali graf pada Gambar 9.7 (a) di atas. Carilah pohon merentang
minimumnya dengan algoritma Kruskal.
Penyelesaian:
Sisi (1,2) (3,6) (4,6) (2,6) (1,4) (3,5) (2,5) (1,5) (2,3) (5,6)
Bobot 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
0 1 2 3 4 5 6
1 (1, 2) 10
1 2
2 (3, 6) 15
1 2 3 4 5
3 (4, 6) 20
1 2 3 5
4
6
4 (2, 6) 25
1 2 3 5
4
5 (1, 4) 30 ditolak
6 (3, 5) 35
1 2
3
5
4
6
45 3
35
4
25
4 (2, 6) 25 5
55 1 2 3 5
20
15
4
6
Bobot = 10 + 25 + 15 + 20 + 35 = 105
Pohon Berakar
Pohon yang satu buah simpulnya diperlakukan sebagai akar dan sisi-sisinya diberi
arah sehingga menjadi graf berarah dinamakan pohon berakar (rooted tree).
b e
a e f
b d
g d d f
a c
c
h e b
g h g h
f a c
Pohon dan dua buah pohon berakar yang dihasilkan dari pemilihan
dua simpul berbeda sebagai akar
Contoh9.5(contohsoal2)
Graph pada Gambar 9.11 (a) adalah pohon berakar dengan akar A karena (1)
bila arah pada sisinya diabaikan, graph hasilnya merupakan pohon, dan (2) A
berderajat masuk 0, dan semua titik lainnya berderajat masuk 1. Cara biasa
untuk menggambarkan graph itu ditunjukkan pada Gambar 9.11 (b).
Titik-titik D, H, E, dan B disebut titik terminal, yaitu titik dengan derajat
keluar 0. Sedangkan titik-titik A, C, F, dan G disebut titik internal, yaitu titik
yang memiliki derajat keluar yang tidak nol.
v1 v4 v5
v3
v7 v8
a. Tingkat titik v1 = v4 = v5 = v6 = 1
Tingkat titik v3 = 2
Tingkat titik v7 = v8 = 3
b. Tinggi pohon = 3
c. Anak v1 = v3 ; orang tua v1 = v2; saudara v1 = v4 v5 v6
d. Gambar pohon dengan akar v1
v1
v2 v3
v4 v5 v6 v7 v8
Tingkat titik v2 = v3 = 1
Tingkat titik v4=v5=v6=v7=v8=2
Tinggi pohon = 2
Anak v1 = v2 v3; orang tua dan saudara v1 tidak ada karena v1 merupakan
akar.
Daftar Pustaka
Munir, Rinaldi.2005. Buku Teks Ilmu Komputer Matematika Diskrit edisi ketiga.
Bandung: Informatika.