PT. Pupuk Kalimantan Timur adalah perusahaan manufakturing, yang memiliki satu kompleks industri berbasis kimia berskala dunia, terletak di daerah pesisir kota Bontang, Kecamatan Bontang Utara, Pemerintah Kota Bontang, Propinsi Kalimantan Timur . PT. Pupuk Kalimantan Timur memiliki 4 unit pabrik Amoniak dan 5 Unit pabrik Urea berteknologi tinggi dengan proses hemat energi yang memiliki kapasitas produksi terpasang 2.980.000 ton urea dan 1.800.000 ton amoniak cair per tahun. Setiap unit pabrik tersebut, dioperasikan secara tidak terputus (kontinu), 24 jam per hari selama minimal 300 hari kalender per tahun. Sebagaimana pabrik berbasis kimia lainnya, pabrik-pabrik yang dioperasikan oleh PT. Pupuk Kaltim juga mempunyai potensi bahaya yang tinggi. Untuk itu perhatian, ketelitian dan kecermatan yang sangat tinggi dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan operasional pabrik merupakan suatu yang mutlak. Hal ini dimaksudkan agar kelancaran operasional dalam upaya untuk pemanfaatan kapasitas terpasang dari seluruh unit pabrik dapat optimal dan kualitas produk yang dihasilkan, serta kehandalan peralatan, kondisi operasi peralatan, keselamatam kerja, kesehatan kerja, dan kelestarian lingkungan dapat tercapai dan terpelihara secara berkelanjutan. 1.2. Utilitas Utilitas merupakan unit-unit penting sebagai penunjang operasional pabrik. Utilitas Kaltim-3 berfungsi menyediakan kebutuhan-kebutuhan air, steam, listrik, dan udara pada unit ammonia, urea, dan unit utilitas yang terdapat di pabrik Kaltim-3. Selain untuk memenuhi kebutuhan Kaltim-3, hasil dari unit utilitas ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik-pabrik di lingkungan PT Pupuk Kaltim. Unit proses di utility adalah : 1. Unit Cooling Water (unit 1200) 2. Unit Desalinasi (unit 1400) 3. Unit Demineralisasi (unit 1500) 4. Unit Power Generation (unit 1600) 5. Unit Steam Generation (unit 1700) 6. Unit Instrumen Air dan Plant Air (unit 1800) BAB 2 TUJUAN 2.1.Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan ini mengetahui : 1) Mengetahui sumber-sumber bahaya potensial dan faktor resiko 2) Mengetahui upaya pencegahan dan pengendalian terhadap faktor resiko yang berdampak terhadap tenaga kerja, peralatan kerja dan lingkungan kerja. BAB 5 PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka penulis dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1) Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh penulis maka didapatkan bahwa NAB kebisingan yang ada di Utilitas menyebabkan PAK yang paling sering timbul di PT. Pupuk Kaltim adalah penurunan pendengaran. 2) Pada dasarnya pengendalian kebisingan dapat dilakukan terhadap sumber bahaya kebisingan, perjalanan dan penerimaanya. Selain itu dapat juga dengan engineering control, adminitratif, dan langkah terakhir adalah APD. 3) Penggunaan APD yang telah disediakan oleh PT. Pupuk Kaltim kurang maksimal dalam penggunaanya, karena masih banyak tenaga kerja yang tidak menggunakan APD. 5.2. Saran Berdasarkan hasil observasi selama melakukan praktek kerja lapangan penulis memberikan saran sebagai berikut : 1) Mengevaluasi hasil- hasil training tentang hazard identifikasi dan risk assessment yang sudah diberikan kepada karyawan atau tenaga kerja agar untuk mengetahui pemahaman mereka lebih baik secara teori maupun praktek. 2) Melakukan evaluasi kembali terhadap tindakan pengendalian yang sudah dapat dihilangkan atau dikurangi. 3) Sebelum melakukan identifikasi bahaya dan penilaian resiko, semua tenaga kerja yang ada di PT. Pupuk Kaltim diberikan training tentang identifikasi bahaya dan penilaian resiko agar tidak terjadi kesulitan pemahaman. 4) Perlu adanya penertiban penggunaan alat pelindung diri dan adanya sanksi yang tegas bagi pelanggar serta bila perlu dibuat peraturan khusus mengenai hal tersebut sehingga dapat meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya APD.
Bagi perusahaan PT. Pupuk Kaltim penggunaan APD harus diawasi sebaik mungkin dan dalam upaya pengendalian faktor bahaya kebisingan seharusnya pemasangan safety sign diperbanyak dan penempatan yang sudah dilihat oleh tenaga kerja.