PENDAHULUAN
yang terpadu dalam mengukur, menganalisis, dan mengelola deskripsi dan lokasi
data-data kebumian, yang sering disebut sebagai data spasial. Data-data ini berasal
dari berbagai sumber, antara lain satelit-satelit yang mengorbit bumi, sensor-
sensor laut dan udara, dan peralatan ukur di daratan. Data tersebut diolah dengan
dahulu itu dilakukan dalam kurun waktu yang terbilang lama dikarenakan
beberapa faktor salah satunya luas dari lahan hutan tersebut yang menjadi kendala
terbesar dan masalah besar pada saat itu, namun dengan adanya ilmu geomatika
atau biasanya disebut ilmu geodhesi dan kartografi menjadi pemecah persoalan
yang dihadapi dalam pengukuran kawasan hutan yang ada di Indonesia. Dengan
berdasar pada pengelolaan, analisis dan pengukuran data kebumian atau biasa
disebut dengan data spasial ini dijadikan sebagai acuan dalam pengukuran luas
wilayah kawasan hutan yang ada dibumi dengan menggunakan sistem kordinat
yang dimana aturan untuk menentukan posisi atau tempat dimuka bumi.(Rudianto
alat yang disebut pesawat theodolit. Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut
tegak. Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di
dalam theodolit sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon/detik.
Pada dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar
tersebut juga dipasang pada piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi
saifudin, 2016).
Berdasar pada fungsi theodolit itu sendiri yang salah satunya yaitu pada
Maka dari itu pengukuran menggunakan pesawat theodolit ini sangat perlu untuk
menghemat biaya, waktu dan tenaga dalam pengukuran daerah kawasan hutan
bagian serta cara penggunaan dari alat ukur pesawat theodolit sebagai alat bantu
dalam pengukuran dipermukaan bumi dalam hal ini pengukuran plot dengan
Manfaat dari praktikum geomatika ini dengan alat ukur pesawat theodolit
serta mampu mempu mengaplikasikan pengukuran pada plot yang dibuat dengan
2.1 Geomatika
dalam pengukuran tanah (land surveying), pengunderaan jauh GIS, GPS, dan hal
karena itu geomatika sangat fundamental terhadap semua disiplin ilmu kebumian
yang menggunakan data spasial, seperti ilmu ukur tanah, penginderaan jauh (foto
azimuth suatu benda langit. Alat ini mempunyai dua sumbu vertikal, untuk
melihat skala ketinggian benda langit, dan sumbu horizontal untuk melihat skala
theodolit yang menyatakan bahwa theodolit adalah salah satu alat ukur tanah yang
digunakan untuk menentukan tinggi tanah denga sudut mendatar dan sudut tegak.
Berbeda denagan wterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Didalam
theodolit sudut yang dapat dibaca bisa sampai satuan sekon/detik.(fitri herdiyanty,
2017).
Dimana pada dasarnya theodolit merupakan alat bantu ukur tanah yang
terkhusus untuk mengukur sudut dan arah baik itu secara vertikal maupun secara
Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen 1787
terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain
seperti Pesawat Penyipat Datar bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya
teropong pada theodolit, maka theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam
Dari gambaran sederhana tersebut beberapa fungsi dan kegunaan dari alat ukur
theodolit.
3. Visir, berfungsi sebagai garis penghubung titik tengah lensa objektif atau
sebagai pengarah teropong agar objek yang akan diamati akan terletak
centring.
Secara definisi sudut Horizontal adalah sudut yang dibentuk oleh selisih
dari dua arah. Besaran sudut dapat ditentukan dari selisih pembacaan skala
lingkaran yang terdapat pada arah yang berbeda tersebut, baik secara Horizontal
sebagai berikut :
sebagai berikut :
Sudut azimuth merupakan sudut yang dimulai dari arah kutub bumi
berputar searah jarum jam dan diakhiri pada ujung objektif titik bidik. Dengan alat
dititik A dan dititik B maka dapat diukur Azimuth AB.(Teknik Sipil Indonesia,
2015). Sudut asimuth (α), dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
dsini dapat melalui proses hitungan. Pengukuran jarak optis dilakukan dengan alat
ukur theodolit, BTM, sipat datar dan lainnya karena pada alat tersebut dilengkapi
𝛴∆𝑋 𝛴∆𝑌
𝛿𝑥𝑛 = 𝑥 ∆𝑋 dan, 𝛿𝑦𝑛 = 𝑥 ∆𝑌
Σ I ∆X I Σ I ∆Y I
sebagai berikut :
∆𝑋 = 𝑋𝑜 + 𝐾𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑋
∆𝑌 = 𝑌𝑜 + 𝐾𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖 𝑌
2.11 Luas Poligon
sebagai berikut :
3.2 Alat
1. Theodolit
2. Mistar ukur
3. Meteran roll
4. Kalkulator
5. Payung
3.3 Bahan
1. Tali rafia
2. Tallysheet
3. Patok kayu.
1. Melakukan pengukuran poligon dengan titik ikat tepat berada diatas areal.
tersebut.
tengah.
9. Putar nivo 90𝑜 dengan sumbi I sebagai sumbu putar dan gelembung nivo
ditengahkan.
11. Ulangi pekerjaan hingga bila nivo diputar kesemua jurusan gelembung
tetap ditengah.
12. Tempatkan dan stel pesawat 5 m dimuka suatu dinding (Tembok) yang
13. Dengan menggunakan unting pada dinding dibuat titik p vertikal diatas T
14. Pada titik P dan Q dipasang kertas millimeter atau kertas skala mendatar
15. Bidik teropong ke titik T dan putar teropong keatas denagn sumbu II
17. tempatkan pesawat pada titik yang sudah ditentukan (A). Dan steel hingga
18. Arahkan teropong pada titik yang sudah ditentukan, benang silang tepat
19. Jika paku titik tidak kelihatan, dirikan yalon diatas paku tititk B, benang
sekrup kompas hingga skala lingkaran bergerak, dan biarkan sampai diam
21. Baca sudut ukuran yang telah ditentukan misalnya B ( α AB ), = 15𝑜 04’,
lakukan juga pekerjaan tersebut pada titik-titik yang lain (N) dan tentukan
sudut-sudutnya.
4.1 Hasil
= 2250 7’ 1,48”
= 1520 1’ 7,35”
a. Selisih Koordinat ∆X
= 21,8221
= 21,0497
P4 = 22 x Sin1520 1’ 7,35”
= 10,3220
∆X = 0,6264
∑│∆X│ = 147,9376
b. Selisih Koordinat ∆Y
= -2,7913
= -6,3960
= -19,4282
P5 = 20 x Cos 2310 11’ 5,64”
= -13,7897
P6 = 20 x Cos 2310 31’ 53,80”
= -13,6858
P7 = 20 x Cos 2900 30’ 13,91”
= 7,7060
∆Y = 1,1027
∑│∆Y│ = 113,2847
a. Koreksi koordinat X
∑∆𝑋
𝛿Xn = - x ∆X
∑|∆𝑋|
∑𝜹Xn = -0,6264
b. Koreksi koordinat Y.
∑∆𝑌
𝛿yn = - x ∆Y
∑|∆𝑌|
∑ 𝜹Yn = -1,1027
(∆x) = ∆x + ðx
Jumlah (∆x ) = 0
b. Absis terkoreksi (∆Y)
(∆Y) = ∆Y + ðY
Jumlah (∆Y) = 0
a. Koordinat Poligon X
X = Xb + koordinat terkoreksi X
P1 = 86 + 13,785 = 99,7859
P0 = 78,7870 + 7,2130 = 86
b. Koordinat Poligon Y
Y = Yb + koordinat terkoreksi Y
P1 = 86 + 16,9311 = 102,9311
P0 = 65,4290 + 20,5710 = 86
2
Tabel 3. Tabel Hasil poligon X dan Y
PATOK X Y
P0 86 86
P1 99,7859 102,9311
P2 121,5156 100,1126
P3 142,4762 93,6543
P4 152,7545 74,0370
P5 135,5401 60,1131
P6 118,2423 46,2941
P7 97,5488 53,9251
P8 78,7870 65,4290
P0 86 86
PATOK X Y Xn * Yn + 1 Xn +1 * Yn
P0 86 86
8852,0746 8581,5874
P1 99,7859 102,9311
9989,8258 12507,7374
P2 121,5156 100,1126
11380,4584 14263,6628
P3 142,4762 93,6543
10548,5104 14306,1157
P4 152,7545 74,0370
9182,5465 10034,9823
P5 135,5401 60,1131
6274,7069 7107,9112
P6 118,2423 46,2941
6376,2278 4515,9339
P7 97,5488 53,9251
6382,5243 4248,5968
P8 78,7870 65,4290
6775,6820 5626,8940
P0 86 86
∑ 75762,5567 81193,4215
= 75762,5567 + 81193,4215
= -5430,8848
2
= -2715,4324 m
ahmad muhajir, 2017. GEOMATIKA. geomatika. URL
https://belajargeomatika.wordpress.com/2017/11/30/definisi-geomatika/ (accessed
11.27.19).
https://www.academia.edu/14725705/BAB_VII_PENGUKURAN_JARA
https://fitriherdiyanti.wordpress.com/2017/02/25/theodolite/
muhammad daffa shidqi, 2018. laporan theodolit (laporan ilmiah No. 22), laporan
nabila afadah, 2017. uji akurasi I-ZUN DIAL dalam penentuan arah kiblat dengan
malang, malang.
https://www.academia.edu/8825303/Mengukur_Sudut_Horisontal_dan_Jar
http://geomaticsandsurveying.blogspot.com/2015/09/geomatika.html
Rudianto, B., Azwar, R.F., 2018. Aplikasi Survei GPS dengan Metode Statik
Teknik Sipil Indonesia, 2015. pengukuran sudut asimuth. Ilmu Tek. Sipil Indones.
URL https://www.ilmutekniksipilindonesia.com/2015/09/pengertian-