NPM: 1810015410073
Quantity Sourveyor
Dalam dunia konstruksi atau dalam suatu proyek pada umumnya terdiri dari beberapa
proses pekerjaan besar, yaitu : Proses Perencanaan (Planning), Proses Pelaksanaan (Acting), dan
Proses Pengawasan (Supervising). Dalam tahap perencanaan ini seorang Qunatity Surveyor (QS)
bekerja. Quantity Surveyor adalah sebuah profesi yang sudah lama dikenal dan memperoleh
kepercayaan di banyak negara di dunia, khususnya di negara-negara persemakmuran
(commomwealth), seperti di Malaysia namun di Indonesia profesi sebagai Quantity Surveyor
hingga saat ini masih kurang dikenal secara luas. Hal ini disebabkan karena baik pemerintah
maupun perusahaan swasta Indonesia sebagai pengguna jasa belum dan tidak merasa perlu
menggunakan jasa Quantity Surveyor. Selain itu Pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan
masih beranggapan bahwa penggunaan jasa Quantity Surveyor masih sebatas sebagai alternatif
pendekatan saja.
Sejak tahun 80’an jasa Quantity Surveyor mulai banyak digunakan di proyek-proyek konstruksi
di Indonesia yang dilaksanakan oleh swasta. Perkembangan penggunaan jasa Quantity Surveyor
tersebut dipengaruhi oleh berubahnya pendekatan pemberi tugas yang merasa penting untuk
menghitung besarnya pengeluaran (a.l. biaya perolehan tanah, biaya konstruksi, perijinan, dll)
sebelum memulai proyek dan untuk melaksanakan serta menyelesaikan proyek-proyek agar tidak
melebihi pendapatan yang akan diperoleh. Selain itu yang membuat profesi Quantity Surveyor
berkembang adalah semakin mengertinya para pemberi tugas akan konsep ‘Value for Money’
Dalam menyelenggarakan proyek. Penyelenggaraan pendidikan Quantity Surveyor strata D3 di
Indonesia telah dimulai pada tahun 2002, namun hingga saat ini jumlah profesional Quantity
Surveyor di Indonesia masih belum cukup banyak untuk mememenuhi kebutuhan pembangunan
fisik. Saat ini belum ada peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur keterlibatan profesi
Quantity Surveyor dalam sebuah proyek pembangunan. Profesi Quantity Surveyor di negara
tetangga kita Malaysia, cukup populer, mereka mensyaratkan keterlibatan Quantity Surveyor
sejak perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan untuk proyek dengan nilai mulai RM 1
million.
PENGERTIAN
Quantity Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan
volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu
pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa,
dikendalikan dan dipercayakan1.
Quantity Surveying adalah suatu bidang ilmu tentang ekonomi bangunan yang ada kalanya juga
disebut Construction Cost Consulting.
Jasa Quantity Surveyor (QS) dapat mewujudkan accountability terhadap proyek, memberikan
good value for money kepada pemilik proyek yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki
ruang lingkup kerja mulai dari tahap pra tender, tender dan pasca tender. Quantity Surveyor akan
lebih bermanfaat apabila dilibatkan sejak tahap awal proyek/pekerjaan.
Quantity Surveyor membantu Project Manager (PM) menjembatani kebutuhan dan keinginan
setiap pihak yang terlibat. (Client, Arsitek, Kontraktor, dan Engineer (Mekanikal dan Elektrikal))
Dengan memiliki pengetahuan tentang biaya dan tata cara serta prosedur kontrak maka seorang
Quantity Surveyor dapat memberi saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya
pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran biaya yang ditetapkan.
Seorang Quantity Surveyor selain dapat berperan sebagai konsultan profesional dalam membantu
pemilik dari segi keuangan dengan mengendalikan biaya proyek serta menangani aspek legal
pelaksaanaan proyek juga dapat berperan dalam membantu pekerjaan kontraktor sebagai
estimator atau manager kontrak. Dalam hal bertindak sebagai ‘konsultan’ yang memberi saran
tentang biaya pembangunan, maka peran Quantity Surveyor sejalan dengan peraturan pemerintah
yang hingga saat ini masih berlaku yaitu yang berkaitan dengan Keppres 80 tahun 2003 tentang
kewajiban pengguna jasa memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara
keahlian (Pasal 13 ayat 1). Namun sayangnya pasal tersebut tidak menyebutkan secara eksplisit
keahlian yang dituntut.
Rencana pekerjaan (The Project Brief) adalah sebuah dokumen kunci yang berisi arahan, lingkup
pekerjaan dan bentuk kontrak antara pihak-pihak yang terkait. Dalam sebuah proyek konstruksi
dokumen ini menjadi bagian dari rencana pelaksanaan proyek. Selain itu, Studi Kelayakan
(Feasibility studies) dilakukan pada tahap ini untuk memperoleh gambaran dan kelayakan suatu
proyek. Quantity Surveyor memberikan saran kepada owner dari segi ekonomi (Cost Planning,
Estimating, Cost Analysis, Cost-in-use Studies dan Value Management ). Tahap selanjutnya
adalah Perkiraan Awal (Preliminary estimates). Perkiraan awal dalam hal ini adalah pembiayaan
awal diperoleh berdasarkan sketsa awal dari arsitek (data dan sketsa awal).
Menurut Mirza (2009), pendekatan yang digunakan oleh Quantity Surveyor untuk menghitung
volume dan merinci pekerjaan umumnya menggunakan aturan baku dalam bentuk yang biasa
disebut Standard Method of Measurement (SMM); dikarenakan di Indonesia belum memiliki
SMM sendiri maka biasanya mengacu pada:
Pendekatan dengan menggunakan SMM dan harga yang pernah dikerjakan sesuai harga berlaku
saat ini untuk membuat rencana anggaran pada awal kerja dapat dilakukan dengan akurat.
2. Desain
Pada tahap ini seorang Quantity Surveyor diminta mempersiapkan :
Perkiraan biaya secara detil berdasarkan gambar desain dari arsitek,dan perkiraan pembiayaan
ini sebaiknya ditelaah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada klien.
2. Bill of Quantities
Bila tahap desain dan penggambaran selesai, Quantity Surveyor menyiapkan Bill of Quantities
berikut spesifikasinya yang nantinya akan digunakan kontraktor untuk mengikuti tender. Disini
Quantity Surveyor bertindak sebagai seorang profesional pembiayaan. Quantity Surveyor dari
pihak Kontraktor membantu menyiapkan dokumen tender berikut alternatif harga biaya proyek
sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan. Sebuah form atau dokumen perencanaan biaya
perlu disiapkan untuk memonitor dan mengkontrol biaya konstruksi selama tahap konstruksi
berlangsung.
Bill of Quantities berfungsi sebagai berikut :
Sebagai rincian (breakdown) dari harga tender dan berisi informasi dari pihak penender
(tenderers);
Sebuah perkiraan pengukuran dari pekerjaan untuk harga tender yang nantinya akan
digunakan dalam kontrak, merupakan dokumen pengukuran dalam kontrak.
Sebuah dokumen akan nilai setiap item pekerjaan. Dasar untk mengukur nilai pekerjaan
yang telah selesai untuk keperluan hal pembayaran.
Penilaian site/ lapangan proyek tentang status proyek tersebut. Verifikasi pekerjaan proyek yang
akan dilaksanakan oleh kontraktor , yang melibatkan seluruh pihak terkait proyek (Kontraktor,
Arsitek, Engineer, Klien).
2. Dokumen Pembiayaan Berkala (Progress payment)
Dokumen pembayaran berkala (biasanya setiap bulan, tergantung kontrak). Quantity Surveyor
menyiapkan dokumen pembayaran ini dengan persetujuan dari arsitek, engineer, dan client.
Dokumen dikeluarkan untuk pembayaran ke kontraktor secara berkala selama pekerjaan
berlangsung
3. Dokumen Akhir Pembiayaan (Final account)
Dokumen pembiayaan total, diterbitkan di akhir proyek (selesai) dan disyahkan oleh pihak
berwenang (pemerintah/ badan hukum). Sebagai bentuk dokumen kerjasama antara kontraktor
dan client (referensi pengalaman kontraktor).
4. Saran dan masukan kontrak (Contractual advisor)
Quantity Surveyor adalah penasehat profesional dalam proyek konstruksi . Quantity Surveyor
memberikan saran dan masukan dalam pembuatan kontrak kerja konstruksi (jenis, isi/ klausul).
Selain hal-hal di atas, dalam lingkup mengakomodasikan keinginan klien, kemampuan tambahan
seorang Quantity Surveyor dalam sektor tertentu antara lain :
Mampu membuat kesimpulan dengan baik dan akurat kondisi dari aspek-aspek yang ada
Sebagai sumber informasi (information managers)
Sebagai konsultan dalam procurement (consultants for procurement)
Sebagai akuntan konstruksi (accountants for construction)
Sebagai perencana dan pelaksana (strategic planners and implementers)
Mampu mengelola resiko (risk manager)
Quantity Surveyor, juga dikenal sebagai Construction Economist, atau Cost Manager,masuk
dalam satu tim penasehat profesional dalam dunia industri, yang bertugas :
Sebagai seorang Construction Economists, dalam lingkup penilaian kuantitas seorang Quantity
Surveyor menggunakan kemampuannya dalam bidang teknik dan pembiayaan konstruksi untuk
memberikan saran dan masukan kepada klien tentang cara paling ekonomis untuk mencapai
keinginan klien. Di sini, seorang Quantity Surveyor bisa saja menggunakan bermagai macam
metode dan teknik pendekatan, antara lain : Cost Planning, Estimating, Cost Analysis, Cost-in-
use Studies dan Value Management untuk mempersiapkan pembiayaan proyek.
Lingkup Pelayanan (Core services) Quantity Surveyor :
Dalam lingkup Pemerintahan di Indonesia, khususnya di bidang konstruksi belum ada spesifikasi
secara khusus peran seorang Quantity Surveyor sebagai sebuah aspek dan profesi yang diakui.
Namun kegiatan Quantity Surveying ini sudah ada dalam setiap kegiatan proyek konstruksi yang
ada dalam pemerintahan. Diharapkan dengan adanya Quantity Surveyor dalam sebuah tim
proyek konstruksi atau pun industri, proyek bisa berjalan dengan lebih baik, efisien, terkendali
dan sesuai dengan apa yang diinginkan (hasil optimal) klien (owner). Saat ini, profesi Quantity
Surveyor di Indonesia mulai berkembang, terlihat dengan mulai munculnya organisasi
perkumpulan di bidang ini, yaitu Ikatan Quantity Surveyor Indonesia (IQSI). IQSI ini adalah
organisasi profesi bagi Quantity Surveyor atau Praktisi Quantity Surveyor di Indonesia baik bagi
yang bergerak di bidang konsultasi, pengembang, kontraktor, pendidikan ataupun bidang lain
dalam industri konstruksi pada proyek pemerintah ataupun swasta.
Tujuan organisasi profesi ini antara lain :
Profesi Quantity Surveyor sering kali dituntut adanya loyalitas dan integritas terhadap
perusahaan atau badan dimana ia bernaung. Dalam menentukan analisa, item pekerjaan dan
kuantitas sangat memungkinkan untuk melakukan mark up yang dapat merugikan salah satu
pihak. Hal ini tentunya menjadi mudah bagi Quantity Surveyor yang teguh dalam memegang
komitmen terhadap pekerjaannya.
Seringkali dalam sebuah proyek konstruksi yang melibatkan banyak pihak dan kepentingan
(perbedaan persepsi dan interpretasi) timbul berbagai macam konflik dan permasalahan, mulai
dari tahap pra kontrak maupun pasca kontrak. Di sini seorang Quantity Surveyor berkemampuan
untuk bisa memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian konflik ini (dispute
management).
Sumber-sumber sengketa antara lain : Perintah, Nilai tukar, Istilah yang tersirat dalam kontrak,
Jumlah yang berbeda, Kondisi kerja, Perubahan perjanjian, Tahapan pekerjaan, Pekerjaan yang
sudah selesai tapi tidak berfungsi, Memberikan pekerjaan pada pihak lain, Penundaan, dll.
Dalam hal ini perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut dalam kontrak konstruksi yang ada, yang
mungkin saja melibatkan banyak faktor, antara lain : syarat-syarat dan kondisi kontrak, isu
teknologi yang digunakan dalam pembangunan konstruksi, karakter dari pihak yang terlibat
(personel proyek), nilai pembiayaan dan waktu yang tersedia, realisasi keinginan pihak yang
terlibat, faktor lingkungan sekitar proyek, aspek hukum, serta keseriusan masalah dan konflik
sengketa yang muncul itu sendiri. Konflik sengketa dan permasalahan tersebut akan
memunculkan klaim (claim) dari pihak yang merasa dirugikan, baik secara material maupun non
material.
Dasar pengajuan klaim antara lain :
pengurangan nilai
percepatan waktu
kompensasi atas kelalaian kontraktor/penyedia jasa
“Quantity Surveyor sangat diperlukan dalam dunia konstruksi untuk memperoleh hasil
konstruksi dengan tingkat efisiensi optimal, hemat, dan berkualitas serta berwawasan
pembangunan yang berkelanjutan. Keseriusan berbagai pihak khususnya pemerintah untuk
menggunakan Quantity Surveyor sebagai alat yang dapat meningkatkan pembangunan yang lebih
efisien hemat dan berkualitas perlu ditingkatkan dengan langkah-langkah yang terstruktur dan
ditindaklanjuti dengan adanya perbaikan dan peraturan baru yang mendukung dan memanfaatkan
keunggulan Quantity Surveyor dalam sebuah proyek konstruksi maupun industri.
Perlu dimulai adanya spesifikasi dan keterlibatan Quantity Surveyor dalam setiap proyek
pekerjaan konstruksi baik skala kecil, menengah, dan besar untuk meningkatkan efisiensi, dan
kualitas hasil pekerjaan yang optimal di setiap divisi instansi pemerintahan.
Kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan lembaga yang berkaitan
dengan bidang Quantity Surveyor baik yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi profesi,
maupun bidang akademisi harus lebih diintensifkan, terintegrasi dan terstruktur, agar
kemampuan konsultan, pengawas maupun aparat pemerintah meningkat, sehingga pengguna jasa
memperoleh hasil yang optimal.”
1. Malaysia - RISM
2. Australia - AIQS
3. America - AACEI
4. Singapore - SISV
5. Hong Kong - HKIS
6. Sri Lanka - IQSSL
7. Japan - BSLI
8. Canada - CIQS
9. China - CECA
10. New Zealand - NZIQS
11. Fuji - FIQS
12. Brunnei - PUJA
13. South Africa – ASAQS (observer status)
14. Indonesia – IQSI (invited for PAQS meeting in 2010)
Keterampilan Teknis
Keterampilan Berkomunikasi
Keterampilan Interpresonal
Keterampilan Pemimpin
Keterampilan dalam Menyelesaikan suatu masalah
Sikap dan tingkah laku yang harus ada dalam seorang quantity sourveyor:
Berpikir Kritis
Menjaga Sikap
Menjaga Etika
Berpikir Secara Luas
Percaya Diri
Konsisten
Teliti
Disiplin
Kerja Keras
Bertanggung Jawab
Berani mengambil tindakan secara cepat tetapi tidak gegebah
Rapi
Bertutur Kata dengan Baik
Jujur
Rendah Hati
Peduli
Bersikap tenang
Didalam diri Quantity Sourveyors harus memiliki
ATTITUDE
MENJADI PELAJAR
Hal yang paling ditanamkan didalam diri sejak dini adalah ATTITUDE
Kenapa ? karena dalam kondisi dan situasi apapun kita harus mampu menjaga sikap dan etika
karena setiap manusia melihat kita dari bersikap,bertutur kata,berpakaian dll. Di umpamakan
dalam sebuah slogan ANDA SOPAN KAMIPUN SEGAN.