Anda di halaman 1dari 13

Nama: Putri Nikmatulhusna Joesril

NPM: 1810015410073

Mata Kuliah: Keprofesian 1

Dosen : Dr. Wahyudi Putra Utama,BQS.,MT

Pemateri: PROF. DR. SR.Abdul Ghani Khalid

Quantity Sourveyor

Tanggal: Selasa, 19 Maret 2019

RESUME KULIAH UMUM

Dalam dunia konstruksi atau dalam suatu proyek pada umumnya terdiri dari beberapa
proses pekerjaan besar, yaitu : Proses Perencanaan (Planning), Proses Pelaksanaan (Acting), dan
Proses Pengawasan (Supervising). Dalam tahap perencanaan ini seorang Qunatity Surveyor (QS)
bekerja. Quantity Surveyor adalah sebuah profesi yang sudah lama dikenal dan memperoleh
kepercayaan di banyak negara di dunia, khususnya di negara-negara persemakmuran
(commomwealth), seperti di Malaysia namun di Indonesia profesi sebagai Quantity Surveyor
hingga saat ini masih kurang dikenal secara luas. Hal ini disebabkan karena baik pemerintah
maupun perusahaan swasta Indonesia sebagai pengguna jasa belum dan tidak merasa perlu
menggunakan jasa Quantity Surveyor. Selain itu Pemerintah sebagai pihak pembuat kebijakan
masih beranggapan bahwa penggunaan jasa Quantity Surveyor masih sebatas sebagai alternatif
pendekatan saja.

Sejak tahun 80’an jasa Quantity Surveyor mulai banyak digunakan di proyek-proyek konstruksi
di Indonesia yang dilaksanakan oleh swasta. Perkembangan penggunaan jasa Quantity Surveyor
tersebut dipengaruhi oleh berubahnya pendekatan pemberi tugas yang merasa penting untuk
menghitung besarnya pengeluaran (a.l. biaya perolehan tanah, biaya konstruksi, perijinan, dll)
sebelum memulai proyek dan untuk melaksanakan serta menyelesaikan proyek-proyek agar tidak
melebihi pendapatan yang akan diperoleh. Selain itu yang membuat profesi Quantity Surveyor
berkembang adalah semakin mengertinya para pemberi tugas akan konsep ‘Value for Money’
Dalam menyelenggarakan proyek. Penyelenggaraan pendidikan Quantity Surveyor strata D3 di
Indonesia telah dimulai pada tahun 2002, namun hingga saat ini jumlah profesional Quantity
Surveyor di Indonesia masih belum cukup banyak untuk mememenuhi kebutuhan pembangunan
fisik. Saat ini belum ada peraturan yang berlaku di Indonesia yang mengatur keterlibatan profesi
Quantity Surveyor dalam sebuah proyek pembangunan. Profesi Quantity Surveyor di negara
tetangga kita Malaysia, cukup populer, mereka mensyaratkan keterlibatan Quantity Surveyor
sejak perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan untuk proyek dengan nilai mulai RM 1
million.

PENGERTIAN
Quantity Surveyor (QS) adalah sebuah profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan
volume, penilaian pekerjaan konstruksi, administrasi kontrak sedemikian sehingga suatu
pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa,
dikendalikan dan dipercayakan1.

Quantity Surveying adalah suatu bidang ilmu tentang ekonomi bangunan yang ada kalanya juga
disebut Construction Cost Consulting.

Menurut Royal Institution of Chartered Surveyor (RICS), profesi QS didefinisikan sebagai:


‘Profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan volume, penilaian pekerjaan konstruksi,
sedemikian sehingga suatu pekerjaan dapat dijabarkan dan biayanya dapat diperkirakan,
direncanakan, dianalisa, dikendalikan dan dipercayakan’[2]

PERAN QUANTITY SURVEYOR


Peran Quantity Surveyor (QS) antara lain :

1. Memberikan saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya pembangunan/proyek agar


tidak melampaui rencana anggaran yang ditetapkan oleh pemilik proyek (owner)
2. Menangani aspek legal pelaksanaan proyek
3. Membantu pekerjaan Kontraktor sebagai estimator atau manager kontrak.

Jasa Quantity Surveyor (QS) dapat mewujudkan accountability terhadap proyek, memberikan
good value for money kepada pemilik proyek yang dapat dipertanggungjawabkan dan memiliki
ruang lingkup kerja mulai dari tahap pra tender, tender dan pasca tender. Quantity Surveyor akan
lebih bermanfaat apabila dilibatkan sejak tahap awal proyek/pekerjaan.
Quantity Surveyor membantu Project Manager (PM) menjembatani kebutuhan dan keinginan
setiap pihak yang terlibat. (Client, Arsitek, Kontraktor, dan Engineer (Mekanikal dan Elektrikal))
Dengan memiliki pengetahuan tentang biaya dan tata cara serta prosedur kontrak maka seorang
Quantity Surveyor dapat memberi saran yang berkaitan dengan pengendalian biaya
pembangunan/proyek agar tidak melampaui rencana anggaran biaya yang ditetapkan.
Seorang Quantity Surveyor selain dapat berperan sebagai konsultan profesional dalam membantu
pemilik dari segi keuangan dengan mengendalikan biaya proyek serta menangani aspek legal
pelaksaanaan proyek juga dapat berperan dalam membantu pekerjaan kontraktor sebagai
estimator atau manager kontrak. Dalam hal bertindak sebagai ‘konsultan’ yang memberi saran
tentang biaya pembangunan, maka peran Quantity Surveyor sejalan dengan peraturan pemerintah
yang hingga saat ini masih berlaku yaitu yang berkaitan dengan Keppres 80 tahun 2003 tentang
kewajiban pengguna jasa memiliki harga perkiraan sendiri (HPS) yang dikalkulasikan secara
keahlian (Pasal 13 ayat 1). Namun sayangnya pasal tersebut tidak menyebutkan secara eksplisit
keahlian yang dituntut.

PRINSIP KERJA QUANTITY SURVEYOR


Peran seorang Quantity Surveyor (QS) dalam suatu proyek dibagi dalam 2 tahap pekerjaan/fase,
yaitu :

1. Tahap Pra Kontrak


2. Rencana pekerjaan (Project brief)

Rencana pekerjaan (The Project Brief) adalah sebuah dokumen kunci yang berisi arahan, lingkup
pekerjaan dan bentuk kontrak antara pihak-pihak yang terkait. Dalam sebuah proyek konstruksi
dokumen ini menjadi bagian dari rencana pelaksanaan proyek. Selain itu, Studi Kelayakan
(Feasibility studies) dilakukan pada tahap ini untuk memperoleh gambaran dan kelayakan suatu
proyek. Quantity Surveyor memberikan saran kepada owner dari segi ekonomi (Cost Planning,
Estimating, Cost Analysis, Cost-in-use Studies dan Value Management ). Tahap selanjutnya
adalah Perkiraan Awal (Preliminary estimates). Perkiraan awal dalam hal ini adalah pembiayaan
awal diperoleh berdasarkan sketsa awal dari arsitek (data dan sketsa awal).
Menurut Mirza (2009), pendekatan yang digunakan oleh Quantity Surveyor untuk menghitung
volume dan merinci pekerjaan umumnya menggunakan aturan baku dalam bentuk yang biasa
disebut Standard Method of Measurement (SMM); dikarenakan di Indonesia belum memiliki
SMM sendiri maka biasanya mengacu pada:

 Hong Kong Standard,


 Singapore Standard,
 Malaysian standard
 UK Standard maupun
 POMI (Procedure of Measurement International)

Pendekatan dengan menggunakan SMM dan harga yang pernah dikerjakan sesuai harga berlaku
saat ini untuk membuat rencana anggaran pada awal kerja dapat dilakukan dengan akurat.

2. Desain
Pada tahap ini seorang Quantity Surveyor diminta mempersiapkan :

1. Perkiraan biaya secara detail (Detail estimates)

Perkiraan biaya secara detil berdasarkan gambar desain dari arsitek,dan perkiraan pembiayaan
ini sebaiknya ditelaah terlebih dahulu sebelum diserahkan kepada klien.
2. Bill of Quantities
Bila tahap desain dan penggambaran selesai, Quantity Surveyor menyiapkan Bill of Quantities
berikut spesifikasinya yang nantinya akan digunakan kontraktor untuk mengikuti tender. Disini
Quantity Surveyor bertindak sebagai seorang profesional pembiayaan. Quantity Surveyor dari
pihak Kontraktor membantu menyiapkan dokumen tender berikut alternatif harga biaya proyek
sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan. Sebuah form atau dokumen perencanaan biaya
perlu disiapkan untuk memonitor dan mengkontrol biaya konstruksi selama tahap konstruksi
berlangsung.
Bill of Quantities berfungsi sebagai berikut :

 Sebagai rincian (breakdown) dari harga tender dan berisi informasi dari pihak penender
(tenderers);
 Sebuah perkiraan pengukuran dari pekerjaan untuk harga tender yang nantinya akan
digunakan dalam kontrak, merupakan dokumen pengukuran dalam kontrak.
 Sebuah dokumen akan nilai setiap item pekerjaan. Dasar untk mengukur nilai pekerjaan
yang telah selesai untuk keperluan hal pembayaran.

3. Rencana Kerja dan Syarat (Writing of specifications)


Selama tahap desain ini seorang Quantity Surveyor memastikan bahwa biaya proyek tidak
melebihi rencana anggaran yang ada. Penambahan item pekerjaan dan pembiayaan sudah
diperkiraan dan masuk dalam saving pembiayaan.
Spesifikasi merupakan hal yang sangat penting dan vital bagi suplier, pembeli, dan para
pengguna material, produk atau jasa untuk mengerti dan menyetujui semua permintaan dan
syarat yang ada. Spesifikasi merupakan sebuah standar yang biasanya direferensikan oleh
kontraktor atau dokument lelang yang memberikan detail yang diperlukan tentang sebuah
permintaan khusus atau tertentu. Spesifikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah pernyataan akan
permintaah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam procurement dari sumber eksternal. Selain itu
spesifikasi juga merupakan permintaan operasional, permintaan kebutuhan, permintaan jasa dan
output berdasar spesifikasi. Tujuan adanya spesifikasi ini adalah memberikan kejelasan,
keakuratan dan deskripsi yang cukup pada suplier sehingga permintaan dan kebutuhan yang ada
bisa diterjemahkan dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan. Seringkali pihak suplier
juga dilibatkan dalam negosiasi spesifikasi ini.
3. Tender
Quantity Surveyor biasanya terlibat dalam penyiapan dokumen tender. Selain itu seorang
Quantity Surveyor juga terlibat dalam menilai tender dan juga dimintai pendapat, saran dan
masukan mengenai tipe/jenis kontrak ataupun tentang isi klausul/pasal khusus di dalam kontrak
kerja yang akan dilaksanakan. Quantity Surveyor harus mengerti dan mampu membaca gambar
kerja dari arsitek dan enngineer dan pengukuran lapangan sehingga mampu mengukur dan
menghitung secara detil dan akurat. Dari pengukuran itu, Quantity Surveyor bisa menilai harga
elemen-elemen pekerjaan yang ada sesuai dengan harga yang ada di pasaran. Dengan demikian
nilai perkiraan harga tender kontrak dapat dibuat. Hasil ini dapat digunakan klien untuk memilih
penender yang sesuai dan baik.
2. Tahap Pasca Kontrak

1. Penilaian Lahan (Site valuation)

Penilaian site/ lapangan proyek tentang status proyek tersebut. Verifikasi pekerjaan proyek yang
akan dilaksanakan oleh kontraktor , yang melibatkan seluruh pihak terkait proyek (Kontraktor,
Arsitek, Engineer, Klien).
2. Dokumen Pembiayaan Berkala (Progress payment)
Dokumen pembayaran berkala (biasanya setiap bulan, tergantung kontrak). Quantity Surveyor
menyiapkan dokumen pembayaran ini dengan persetujuan dari arsitek, engineer, dan client.
Dokumen dikeluarkan untuk pembayaran ke kontraktor secara berkala selama pekerjaan
berlangsung
3. Dokumen Akhir Pembiayaan (Final account)
Dokumen pembiayaan total, diterbitkan di akhir proyek (selesai) dan disyahkan oleh pihak
berwenang (pemerintah/ badan hukum). Sebagai bentuk dokumen kerjasama antara kontraktor
dan client (referensi pengalaman kontraktor).
4. Saran dan masukan kontrak (Contractual advisor)
Quantity Surveyor adalah penasehat profesional dalam proyek konstruksi . Quantity Surveyor
memberikan saran dan masukan dalam pembuatan kontrak kerja konstruksi (jenis, isi/ klausul).

TINJAUAN KHUSUS QUANTITY SURVEYOR


Kemampuan dasar seorang Quantity Surveyor dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Mengukur dan menilai pekerjaan konstruksi


2. Mengevaluasi hubungan antara waktu dan biaya
3. Memberikan saran dan masukan dalam procurement, implementasinya dan bidang
administrasi
4. Kontrol biaya

Selain hal-hal di atas, dalam lingkup mengakomodasikan keinginan klien, kemampuan tambahan
seorang Quantity Surveyor dalam sektor tertentu antara lain :

 bisa bertindak sebagai seorang project management atas nama klien


 mampu menilai, memperkirakan dan mengelola resiko
 memiliki kepekaan akan aspek legal dan pembiayaan (saran dan masukan akan kontrol
biaya)
 kemampuan presentasi (presentation skills).

Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Quantity Surveyor juga harus memiliki karakteristik


sebagai berikut :

 Mampu membuat kesimpulan dengan baik dan akurat kondisi dari aspek-aspek yang ada
 Sebagai sumber informasi (information managers)
 Sebagai konsultan dalam procurement (consultants for procurement)
 Sebagai akuntan konstruksi (accountants for construction)
 Sebagai perencana dan pelaksana (strategic planners and implementers)
 Mampu mengelola resiko (risk manager)

Quantity Surveyor, juga dikenal sebagai Construction Economist, atau Cost Manager,masuk
dalam satu tim penasehat profesional dalam dunia industri, yang bertugas :

 Menyiapkan pembiayaan suatu proyek


 Memberikan saran dan masukan akan efek/dampak kualitas dari suatu pembiayaan
 Menyiapkan dokumen kontrak (Bills of Quantities and Cost Control Documents)
 Merekomendasikan jenis kontrak dan proses pembayaran terkait waktu dan pembiayaan
 Menyiapkan dan menghitung pajak yang ada

Quantity Surveyor sebagai seorang Konsultan Pembiayaan (Cost Consultant) berperan :

 Memberikan saran pembiayaan dalam pemilihan material alternatif


 Memberikan saran pembiayaan dalam pemilihan metode-metode konstruksi
 Memberikan saran dan masukan akan efek/dampak pembiayaan akan kondisi site
 Memberikan saran dan masukan tentang kelayakan alternatif-alternatif pilihan site

Sebagai seorang Construction Economists, dalam lingkup penilaian kuantitas seorang Quantity
Surveyor menggunakan kemampuannya dalam bidang teknik dan pembiayaan konstruksi untuk
memberikan saran dan masukan kepada klien tentang cara paling ekonomis untuk mencapai
keinginan klien. Di sini, seorang Quantity Surveyor bisa saja menggunakan bermagai macam
metode dan teknik pendekatan, antara lain : Cost Planning, Estimating, Cost Analysis, Cost-in-
use Studies dan Value Management untuk mempersiapkan pembiayaan proyek.
Lingkup Pelayanan (Core services) Quantity Surveyor :

 Perencana Biaya (Cost Planning)


 Life Cycle Costing
 Value Management
 Facilities Management
 Project Management
 Preliminary Cost Advice
 Procurement Methods
 Contractual Advice
 Tendering
 Valuation of Construction Work
 Cost Control & Financial Management
 Financial Claims & Programme Analysis
 Dispute Resolution
 Insurance Advice

Dalam lingkup Pemerintahan di Indonesia, khususnya di bidang konstruksi belum ada spesifikasi
secara khusus peran seorang Quantity Surveyor sebagai sebuah aspek dan profesi yang diakui.
Namun kegiatan Quantity Surveying ini sudah ada dalam setiap kegiatan proyek konstruksi yang
ada dalam pemerintahan. Diharapkan dengan adanya Quantity Surveyor dalam sebuah tim
proyek konstruksi atau pun industri, proyek bisa berjalan dengan lebih baik, efisien, terkendali
dan sesuai dengan apa yang diinginkan (hasil optimal) klien (owner). Saat ini, profesi Quantity
Surveyor di Indonesia mulai berkembang, terlihat dengan mulai munculnya organisasi
perkumpulan di bidang ini, yaitu Ikatan Quantity Surveyor Indonesia (IQSI). IQSI ini adalah
organisasi profesi bagi Quantity Surveyor atau Praktisi Quantity Surveyor di Indonesia baik bagi
yang bergerak di bidang konsultasi, pengembang, kontraktor, pendidikan ataupun bidang lain
dalam industri konstruksi pada proyek pemerintah ataupun swasta.
Tujuan organisasi profesi ini antara lain :

1. Berusaha memberikan persamaan persepsi profesi Quantity Surveyor di Indonesia.


2. Mengembangkan kerja sama aktif dengan organisasi profesi lain di Indonesia untuk
pengembangan pelaksanaan proyek konstruksi di Indonesia.
3. Menyiapkan standar-standar, yang dapat diterima, dipahami dan digunakan bersama
dalam proyek konstruksi di Indonesia.
4. Peningkatan kualitas praktisi Quantity Surveyor di Indonesia
5. Menyiapkan dan mengembangkan sistim kualifikasi dan standarisasi profesi Quantity
Surveyor di Indonesia

Profesi Quantity Surveyor sering kali dituntut adanya loyalitas dan integritas terhadap
perusahaan atau badan dimana ia bernaung. Dalam menentukan analisa, item pekerjaan dan
kuantitas sangat memungkinkan untuk melakukan mark up yang dapat merugikan salah satu
pihak. Hal ini tentunya menjadi mudah bagi Quantity Surveyor yang teguh dalam memegang
komitmen terhadap pekerjaannya.
Seringkali dalam sebuah proyek konstruksi yang melibatkan banyak pihak dan kepentingan
(perbedaan persepsi dan interpretasi) timbul berbagai macam konflik dan permasalahan, mulai
dari tahap pra kontrak maupun pasca kontrak. Di sini seorang Quantity Surveyor berkemampuan
untuk bisa memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian konflik ini (dispute
management).
Sumber-sumber sengketa antara lain : Perintah, Nilai tukar, Istilah yang tersirat dalam kontrak,
Jumlah yang berbeda, Kondisi kerja, Perubahan perjanjian, Tahapan pekerjaan, Pekerjaan yang
sudah selesai tapi tidak berfungsi, Memberikan pekerjaan pada pihak lain, Penundaan, dll.
Dalam hal ini perlu dilakukan penelaahan lebih lanjut dalam kontrak konstruksi yang ada, yang
mungkin saja melibatkan banyak faktor, antara lain : syarat-syarat dan kondisi kontrak, isu
teknologi yang digunakan dalam pembangunan konstruksi, karakter dari pihak yang terlibat
(personel proyek), nilai pembiayaan dan waktu yang tersedia, realisasi keinginan pihak yang
terlibat, faktor lingkungan sekitar proyek, aspek hukum, serta keseriusan masalah dan konflik
sengketa yang muncul itu sendiri. Konflik sengketa dan permasalahan tersebut akan
memunculkan klaim (claim) dari pihak yang merasa dirugikan, baik secara material maupun non
material.
Dasar pengajuan klaim antara lain :

 Dinyatakan dalam kontrak


 Surat dan/atau gambar yang memerintahkan perubahan kerja
 Keharusan yang tidak masuk akal
 Hak untuk menyelesaikan pekerjaan
 Hak untuk dibayar

Kategori klaim meliputi :

1. Dari pemilik/pemberi tugas/pengguna jasa

 pengurangan nilai
 percepatan waktu
 kompensasi atas kelalaian kontraktor/penyedia jasa

2. Dari kontraktor/penyedia jasa

 tambahan waktu pelaksanaan


 tambahan kompensasi
 pengurangan spesifikasi teknis atau bahan

Jenis-jenis klaim antara lain :

 tambahan biaya dan waktu


 biaya overhead
 tambahan waktu
 kompensasi lain
Beberapa hal yang bisa digunakan sebagai jalan keluar dari permasalahan yang muncul antara
lain : mengganti dan memperbaiki dokumen, desain, proses atau metode yang ada untuk
penyelesaian masalah antara pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut. Bila cara-cara
negosiasi tidak berhasil, pihak-pihak yang berseteru bisa mendatangkan pihak ketiga untuk
melakukan arbitrasi dan atau ligitasi. Tahap terakhir bila sengketa masih tetap berlangsung
adalah melewati jalur hukum.
Keterangan : ADR = Alternative Dispute Resolution Techniques ( Penggunaan pendekatan soft
skill dalam penyelesaian masalah dan konflik sengketa)

“Quantity Surveyor sangat diperlukan dalam dunia konstruksi untuk memperoleh hasil
konstruksi dengan tingkat efisiensi optimal, hemat, dan berkualitas serta berwawasan
pembangunan yang berkelanjutan. Keseriusan berbagai pihak khususnya pemerintah untuk
menggunakan Quantity Surveyor sebagai alat yang dapat meningkatkan pembangunan yang lebih
efisien hemat dan berkualitas perlu ditingkatkan dengan langkah-langkah yang terstruktur dan
ditindaklanjuti dengan adanya perbaikan dan peraturan baru yang mendukung dan memanfaatkan
keunggulan Quantity Surveyor dalam sebuah proyek konstruksi maupun industri.
Perlu dimulai adanya spesifikasi dan keterlibatan Quantity Surveyor dalam setiap proyek
pekerjaan konstruksi baik skala kecil, menengah, dan besar untuk meningkatkan efisiensi, dan
kualitas hasil pekerjaan yang optimal di setiap divisi instansi pemerintahan.
Kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan lembaga yang berkaitan
dengan bidang Quantity Surveyor baik yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi profesi,
maupun bidang akademisi harus lebih diintensifkan, terintegrasi dan terstruktur, agar
kemampuan konsultan, pengawas maupun aparat pemerintah meningkat, sehingga pengguna jasa
memperoleh hasil yang optimal.”

Association of Quantity Sourveyors (PAQS)

1. Malaysia - RISM
2. Australia - AIQS
3. America - AACEI
4. Singapore - SISV
5. Hong Kong - HKIS
6. Sri Lanka - IQSSL
7. Japan - BSLI
8. Canada - CIQS
9. China - CECA
10. New Zealand - NZIQS
11. Fuji - FIQS
12. Brunnei - PUJA
13. South Africa – ASAQS (observer status)
14. Indonesia – IQSI (invited for PAQS meeting in 2010)

Kompetensi qualitas setelah tamat qs:

 Keterampilan Teknis
 Keterampilan Berkomunikasi
 Keterampilan Interpresonal
 Keterampilan Pemimpin
 Keterampilan dalam Menyelesaikan suatu masalah

Sikap dan tingkah laku yang harus ada dalam seorang quantity sourveyor:

 Berpikir Kritis
 Menjaga Sikap
 Menjaga Etika
 Berpikir Secara Luas
 Percaya Diri
 Konsisten
 Teliti
 Disiplin
 Kerja Keras
 Bertanggung Jawab
 Berani mengambil tindakan secara cepat tetapi tidak gegebah
 Rapi
 Bertutur Kata dengan Baik
 Jujur
 Rendah Hati
 Peduli
 Bersikap tenang
Didalam diri Quantity Sourveyors harus memiliki

ATTITUDE

MENJADI PELAJAR

KOMTIMEN DAN SEMANGAT

Hal yang paling ditanamkan didalam diri sejak dini adalah ATTITUDE

Kenapa ? karena dalam kondisi dan situasi apapun kita harus mampu menjaga sikap dan etika
karena setiap manusia melihat kita dari bersikap,bertutur kata,berpakaian dll. Di umpamakan
dalam sebuah slogan ANDA SOPAN KAMIPUN SEGAN.

Anda mungkin juga menyukai