PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan open pit ?
2. Bagaimana proses pembuatan dan penambangan pada open pit ?
3. Alat berat apa saja yang umum digunakan pada tambang open pit ?
4. Bagaimana proses reklamasi pada tambang open pit ?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan open pit ?
6. Perusahaan apa saja yang menggunakan metode open pit?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian open pit
2. Menjelaskan proses pembuatan dan penambangan pada open pit
3. Menjelaskan alat berat yang umum digunakan pada tambang open pit
4. Menjelaskan proses reklamasi pada tambang open pit
5. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari open pit
6. Menjelaskan perushaan apa saja yang menggunakan open pit
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Aktivitas Pertambangan pada Tambang Terbuka (Open Pit)
1. Tahap Persiapan
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada awal proses pengambilan atau penambangan
bahan galian terdiri dari tahap persiapan (pra penambangan), Kegiatan tersebut meliputi :
a. Pembuatan Jalan Lintasan
Jalan lintasan berfungsi sebagai jalur lewatnya alat – alat berat ke lokasi tambang,
kemudian dikembangkan sebagai jalan angkut material dari front penambangan ke lokasi
pabrik peremukan. Pembuatan jalan digunakan dengan memakai bulldozer yang nantinya
digunakan pula sebagai pengupasan lapisan penutup.
b. Pembersihan Lahan
Pekerjaan ini dilakukan sebelum tahap pengupasan lapisan tanah penutup dimulai.
Pekerjaan ini meliputi pembabatan dan pengumpulan pohon yang tumbuh pada permukaan
daerah yang akan ditambang dengan tujuan untuk membersihkan daerah tambang tersebut
sehingga kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus terganggu dengan
adanya gangguan tetumbuhan yang ada di daerah penambangan.
3
Kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan bulldozer. Pembersihan
dilakukan pada daerah yang akan ditambang yang mempunyai ketebalan overburden beberapa
meter dengan menggunakan bulldozer dan dilakukan secara bertahap sesuai dengan
pengupasan lapisan tanah penutup.
4
pengupasan berikutnya dapat dilakukan bersamaan dengan tahap produksi, sehingga pola yang
diterapkan adalah seri dan paralel yang bertujuan untuk :
Menghemat investasi dan biaya persiapan.
Menghindari pengotoran endapan batu gamping dari lapisan penutup, sehingga
mempermudah dalam pekerjaan penggalian.
Menghindari terjadinya longsoran dan bahaya angin.
5
2. Operasi Penambangan
Tujuan utama dari kegiatan penambangan adalah pengambilan endapan dari batuan
induknya, sehingga mudah untuk diangkut dan di proses pada proses selanjutnya selanjutnya.
Setelah operasi persiapan penambangan selesai dan pengupasan lapisan tanah penutup pada
bagian atas cadangan terlaksana (arah kemajuan penambangan dari kontur atas ke bawah).
Maka dapat dimulai kegiatan operasi penambangan. Kegiatan penambangan terbagi atas tiga
kegiatan, yaitu pembongkaran, pemuatan dan pengangkutan. Adapun rincian dari ketiga
kegiatan tersebut adalah:
a. Pembongkaran
6
b. Pemuatan
c. Pengangkutan
7
C. Alat yang Digunakan pada Penambangan Metode Open Pit
1. Alat Gali
Backhoe sering juga disebut pull shovel adalah alat dari golongan shovel yang khusus
dibuat untuk menggali material di bawah permukaan tanah atau di bawah tempat kedud
ukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk pondasi bangunan,
lubang galian pipa dan sebagainya.
Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena beckhoe
dapat menggali sambil mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena jangkauan
konstruksinya, beckhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan
memuat hasil galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat
kendali dan under carriagenya.
Menurut alat kendali:
1) Dengan kendali kabel (cable controlled)
2) Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)
Menurut undercarriage nya:
1) Roda rantai (crawler mounted)
2) Roda karet (wheel mounted)
8
b. Power Shovel
Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat yang
disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat
lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk
membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling). Pada umumnya power shovel ini dipasang
di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan
kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing
yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua
hal, ialah shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis
(hydraulic controlled).
c. Dragline
9
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut.
misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Pada umumnya
power shovel sampai dengan kapasitas 2.5 cu-yd dapat diubah menjadi dragline, dengan
melepas boom shovel diganti boom dan bucket dragline.
Untuk beberapa proyek, power shovel atau dragline digunakan untuk menggali tetapi
dalam beberapa hal dragline mempunyai keuntungan yang umumnya disebabkan oleh keadaan
medan dan bahan yang perlu digali. Dragline biasanya tidak perlu masuk ke dalam tempat
galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat bekerja dengan ditempatkan pada
lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang penuh air atau berlumpur Jika
hasil galian terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak perlu masuk ke dalam lubang galian
yang kotor dan berlumpur yang menyebabkan terjebaknya truk tersebut.
Macam dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan truck
mounted. Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil
sehingga floating-nya besar, tetapi kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan
bantuan alat angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan
d. Clamshell
10
Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal mengganti
bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan lepas, seperti
pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga diangkut secara
massa oleh clamshell. Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara vertikal
ke atas, kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di
sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam truk, atau alat-alat angkut lain, atau
hanya menimbun saja. Karena cara mengangkat dan membuang muatan vertikal, maka
clamshell cocok untuk pekerjaan pengisian pada hopper yang lebih tinggi letaknya
2. Alat Muat
a. Loader
Loader adalah alat pemuat material hasil galian/gusuran alat lain yang tidak dapat
langsung dimuatkan ke alat angkut, misalnya Bulldozer, Grader, dll. Pada prinsipnya Loader
adalah alat pembantu untuk memuatkan dari stockpile ke kendaraan angkut atau alat-alat lain,
di samping dapat juga berfungsi untuk pekeriaan awal, misalnya clearing ringan, menggusur
bongkaran, menggusur tonggak kayu kecil, menggali fondasi basement, dan lain-lain. Sebagai
pengangkut material dalam jarak pendek juga lebih baik dari pada Bulldozer, karena pada
Bulldozer ada material yang tercecer, sedang pada Loader material tidak ada yang tercecer.
Macam Loader ditinjau dari alat untuk bergeraknya dibedakan dua macam:
11
2) Loader dengan roda karet (wheel loader)
b. Dragline
Dragline adalah alat untuk menggali tanah dan memuatkan pada alat-alat angkut.
misalnya truk atau ke tempat penimbunan yang dekat dengan tempat galian. Dragline biasanya
tidak perlu masuk ke dalam tempat galian untuk melaksanakan pekerjaannya, dragline dapat
bekerja dengan ditempatkan pada lantai kerja yang baik, kemudian menggali pada tempat yang
penuh air atau berlumpur Jika hasil galian terus dimuat ke dalam truk, maka truk tidak periu
masuk ke dalam lubang galian yang kotor dan berlumpur yang menyebabkan teriebaknya truk
tersebut. Dragline sangat baik untuk penggalian pada parit-parit, sungai yang tebingnya curam,
sehingga kendaraan angkut tidak perlu masuk ke lokasi penggalian. Kerugian dalam
menggunakan dragline untuk menggali ialah produksinya yang rendah, antara 70% – 80%
dibandingkan dengan power shovel untuk ukuran yang sama.
12
Dragline ada tiga tipe ialah crawler mounted, wheel mounted dan truck mounted.
Crawler mounted digunakan pada tanah-tanah yang mempunyai daya dukung kecil sehingga
floating-nya besar, tetapl kecepatan geraknya rendah dan biasanya diperlukan bantuan alat
angkut untuk membawa alat sampai ke lokasi pekerjaan.
c. Clamshell
Clamshell adalah alat gali yang mirip dengan dragline yang hanya tinggal mengganti
bucketnya saja. Clamshell terutama digunakan untuk mengerjakan bahan-bahan lepas, seperti
pasir, kerikil, lumpur dan lain-lainnya. Batu pecah dan batubara dapat juga diangkut secara
massa oleh clamshell. Clamshell bekerja dengan mengisi bucket, mengangkat secara vertikal
ke atas, kemudian gerakan swing dan mengangkutnya ke tempat yang dikehendaki di
sekelilingnya untuk kemudian ditumpahkan ke dalam truk, atau alat-alat angkut lain, atau
hanya menimbun saja. Karena cara mengangkat dan membuang muatan vertikal, maka
clamshell cocok untuk pekerjaan pengisian pada hopper yang lebih tinggi letaknya.
3. Alat Angkut
a. Articulated Dump Truck
13
Articulated Dump Truck disingkat dengan ADT digunakan untuk memindahkan dan
membuang material dengan kapasitas terbatas dan kondisi jalan berlumpur.
b. Off Highway Truck
Sama halnya dengan ADT, Off Highway Truckjuga digunakan untuk memindahkan
material dengan kapasitas yang besar mulai 40 ton sampai 360 ton.
c. Ponton
14
Conveyor belt merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan tanah, pasir, kerikil
batuan pecah beton. Kapasitas pemindahan material oleh belt conveyor cukup tinggi karena
material dipindahkan secara terus menerus dalam kecepatan yang relative tinggi. Bagian dari
belt conveyor adalah belt atau ban berjalan, idler, unit pengendali, pulley, dan struktur
penahan.
e. Dump Truck
Termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut
material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau
yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh
yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini
memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya.
15
E. Reklamasi pada Open Pit
Secara bahasa, reklamasi berasal dari Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya
memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam Kamus Bahasa Inggris-Indonesia
disebutkan arti reclaim sebagai menjadikan tanah (from the sea). Reklamasi yaitu suatu usaha
memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak
sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi agar dapat berfungsi secara optimal
sesuai dengan peruntukannya.
Istilah lain yang berkaitan dengan reklamasi yaitu rehabilitasi lahan dan revegetasi.
Rehabilitasi lahan adalah usaha memperbaiki, memulihkan kembali dan meningkatkan kondisi
lahan yang rusak (kritis), agar dapat berfungsi secara optimal, baik sebagai unsur produksi,
media pengatur tata air maupun sebagai unsur perlindungan alam lingkungan. Revegetasi
merupakan suatu usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang.
Berdasarkan keputusan menteri kehutanan dan perkebunan tentang pedoman reklamasi
bekas tambang dalam kawasan hutan pada Bab 2 Pasal 3 berisi tentang tujuan reklamasi yaitu
untuk memulihkan kondisi kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha
pertambangan dan energi sehingga kawasan hutan yang dimaksud dapat berfungsi kembali
sesuai dengan peruntukannya.
Reklamasi ini menjadi kewajiban bagi perusahaan tambang baik operasional tambang
terbuka (open pit), tambang bawah tanah (underground), tambang placer maupun tambang
bawah laut. Pada tambang terbuka umumnya aktivitas operasional dilakukan dengan membuat
jenjang (bench) kemudian menggaruk dan menempatkan top soil dan overburden ke lokasi
stock mengingat top soil ini suatu saat akan dikembalikan lagi. Tahapan pembuatan jenjang
terus dilanjutkan hingga membentuk cekungan atau kubah terbalik.
Jika cadangan dianggap tidak ekonomis lagi, maka mulailah lahan eks tambang ini
masuk tahap reklamasi untuk mengembalikan fungsi fisik sesuai peruntukannya. Tahap
pertama yaitu tahapan persiapan dengan melakukan perataan lahan (contour leveling) sehingga
nantinya memudahkan penimbunan top soil, menguatkan porositas dalam menyerap air.
Reklamasi memang dapat dilakukan di lahan miring atau lereng meskipun memiliki banyak
kesulitan. Lahan yang kemiringannya sudah diratakan akan memudahkan proses lanjut
reklamasi. Pemadatan lapisan tanah untuk menstabilkan lereng ini dilakukan dengan tractor,
grader atau buldoser (sheep foot roller). Di beberapa lokasi lahan yang curam, maka pemadatan
ini ditarik dengan bulldozer. Setelah tanah dipadat ratakan, maka selanjutnya perlu dibuat
saluran drainase untuk mengatur penyaliran.
16
Tahapan selanjutnya setelah penyiapan lahan adalah proses hydroseeding.
Hydroseeding adalah aktivitas penyebaran atau penyemaian lahan reklamasi dengan bibit
tanaman perintis (umumnya yang digunakan adalah centrocema) yang sebelumnya telah
dicampurkan dengan fertilizer dan aditif lainnya. Penyebaran dilakukan dengan truck hydro
seeder. Hydroseeding ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah sehingga tanaman akan
mendapatkan lingkungan yang baik.
Setelah penyiraman hydroseeding maka tanah akan ditumbuhi oleh tanaman cover
crops seperti centrocema pubescence atau centrocema mole. Tanaman ini akan mengikat
nitrogen dan beberapa mineral aktif lainnya sehingga meningkatkan kesuburan tanah. Untuk
penanaman pohon, maka disusun pembuatan lubang tanam dengan dimensi disesuaikan dengan
kebutuhan. Media tanam yang diperlukan umumnya adalah tanah top soil, pupuk (kompos) dan
fertilizer lainnya. Jarak tanam juga disesuaikan. Untuk memperkuat lahan maka biasanya
ditambahkan jarring (mesh) di sekitar lokasi juga untuk mencegah longsor.
Melakukan penimbunan lahan kemudian menempatkan kembali lapisan tanah yang
subur (top soil) di lahan yang akan direklamasi, ini bertujuan untuk memberikan lapisan
penyubur sehingga memudahkan tanaman untuk tumbuh dan memberikan kekuatan
menyangga tanah karena lahan eks tambang umumnya miskin unsur hara, memiliki porositas
tinggi dan penyerapan air rendah.
17
g. Meningkatnya devisa negara dan pendapatan asli daerah serta menampung tenaga
kerja.
2. Kerugian
a. Para pekerja langsung dipengaruhi oleh keadaan cuaca, dimana hujan yang lebat
atau suhu yang tinggi mengakibatkan efisiensi kerja menurun, sehingga hasil
kerja juga menurun.
b. Kedalaman penggalian terbatas, karena semakin dalam penggalian akan semakin
banyak tanah penutup (overburden) yang harus digali.
c. Timbul masalah dalam mencari tempat pembuangan tanah yang jumlahnya cukup
banyak.
d. Alat-alat mekanis letaknya menyebar.
e. Dapat menyebabkan berbagai pencemaran, baik pencemaran lingkungan,
pencemaran air maupun pencemaran tanah.
Tambang ini meruapakan tambang dengan bahan galian emas dan tembaga yang
dikendalikan oleh Newmont Mining bekerjasama dengan PT Newmont Nusa Tenggara,
tambang ini terletak 1530 km dari timur Jakarta, untuk membuka tambang ini
memerlukan waktu 10 tahun eksplorasi dan mulai memproduksi tahun 2000.
18
2. Grasberg Mine
Grasberg mine adalah tambang emas terbesar dan tambang tembaga kedua terbesar di
dunia, berlokasi di Papua dekat Puncak Jaya (gunung tertinggi di Papua), memilik
19500 pegawai dengan saham yang didominasi oleh PT Freeport Indonesia sebesar
90,64% dan pemerintah Indonesia dengan saham 9,36%, tapi pada Agustus 2017
Indonesia memiliki saham sebesar 51%.
Pengerjaan tambang ini meliputi tambang dengan metode open pit, underground serta
menggunakan 4 konsentrator, pada tambang open pit bias memproduksi lebih dari 67
juta ton biji pada tahun 2006.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penambangan dengan metode tambang terbuka adalah suatu kegiatan penggalian bahan
galian seperti batubara, ore (bijih), batu dan sebagainya di mana para pekerja berhubungan
langsung dengan udara luar dan iklim. Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan
untuk endapan bijih atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah
akan digali ke bagian bawah sehingga akan membentuk cekungan atau pit.
Peralatan yang dipakai pada penambangan secara open pit dapat bermacam-macam
tergantung pada jenis dan keadaan batuan penutup yang akan dibuang. Dalam memilih
peralatan perlu dipertimbangkan kemiringan lapisan batuan dan masa operasi tambang.
Penambangan tipe open pit biasanya dilakukan pada endapan batubara yang mempunyai
lapisan tebal atau dalam dan dilakukan dengan menggunakan beberapa bench.
Setelah semua kegiatan penambangan dilakukan maka akan dilakukan proses reklamasi
dan revegetasi. Tujuan reklamasi yaitu untuk memulihkan kondisi kawasan hutan yang rusak
sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energi sehingga kawasan hutan yang
dimaksud dapat berfungsi kembali sesuai dengan peruntukannya. Reklamasi ini menjadi
kewajiban bagi perusahaan tambang baik operasional tambang terbuka (open pit), tambang
bawah tanah (underground), tambang placer maupun tambang bawah laut.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://goodminingpractice.blogspot.co.id/2011/07/reklamasi-pada-lahan-tambang.html.
Diakses pada tanggal 26 September 2017
21